• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DI PUSAT KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS KELAMIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DI PUSAT KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS KELAMIN."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pusat kebugaran (fitness center) merupakan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas untuk kegiatan olahraga rekreatif dan prestatif melalui program latihan yang menggunakan bobot-bobot besi sebagai alat bantunya. Program latihan pendukung lainnya pada pusat kebugaran jasmani, diantaranya berupa program latihan senam aerobik, senam bahasa tubuh (body language) dan program latihan lainnya.

Pada dasarnya orang mempunyai motivasi untuk melakukan suatu latihan dalam olahraga tertentu di sebuah tempat kebugaran jasmani atau tempat olahraga, disini saya ingin meneliti bagaimana motivasi seseorang melakukan latihan senam aerobik dipusat kebugaran jasmani dilapangan Sabuga ITB bandung yang di tinjau dari segi usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik laki laki di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik perempuan di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia muda di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia tua di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

(2)

KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS

KELAMIN

(Lapangan Sabuga ITB Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

HAMADA

0900174

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DI PUSAT

KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS

KELAMIN

Oleh :

Hamada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan

Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

© H

amada

2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari, 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DIPUSAT KEBUGARAN JASMANI DITINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS KELAMIN

(Pusat Kebugaran Jasmani Sabuaga ITB bandung) Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1,

Drs. Hendi Suhendi Pawaka. NIP 195803021985111002

Pembimbing 2,

Arif Wahyudi, Spd. NIP 197405202001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI

(5)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

E. Pembatasan Penelitian ...……….…… F. Batasan Istilah...………...

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR dan HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Teoritis... 1. Motivasi ...

a. Pengertian Motivasi ...

b. Fungsi Motivasi... B. Hakikat Senam Aerobik

(6)

3. Komponen Kebugaran Jasmani………

D. Latihan Kebugaran Jasmani……….

1. Prinsip-prinsip Kebugaran Jasmani……….

2. Kebugaran Jasmani Dalam Dimensi Hakikat Kebutuhan

Manusia………

E. Anggapan Dasar………..

F. Hipotesis………..

BAB III DESAIN PENELITIAN

A. Metode Penelitian …….…....……….………... B. Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik ...

1. Sumber Data... 2. Populasi dan Tekhnik Penampilan Sampel ... C. Populasi ...

1. Tekhnik Penarikan Sampel……… 2. Tekhnik dan Alat Pengumpulan

Data………...

3. Pengujian Instrumen Penelitian………. D. Uji Validitas ... E. Uji Reabilitas………

F. Uji Persyaratan Analisis Data……….. G. Uji Normalitas ... H. Uji Homogenitas ...………...… I. Tekhnik Analisis Data………...

J. Tekhnik Analisis Data Deskriptif……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...…………

B. Visi dan Misi………

C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian………

D. Uji Validitas……….

E. Uji Reabilitas………

F. Deskripsi Hasil Penelitian………. G. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik Laki-laki……

(7)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik

Perempuan……….

I. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik Usia Muda… J. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik Usia Tua……… K. Diskusi Penemuan………..…….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..………...

B. Saran……..………..………...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

50 52 54 56

(8)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya olahraga sangat digemari oleh seluruh masyarakat dunia

sehingga menjadi satu kebudayaan bagi bangsa dunia. Istilah olahraga jika ditinjau dari asal kata, terdiri dari dua kata yaitu kata “Olah” dan “Raga.” Arti dari kedua kata tersebut diterangkan oleh Dirjen PLS dan Olahraga (1977:23) di dalam

http://www.dikti.go.id.adalah sebagai berikut:

Olahraga terdiri dari dua kata yaitu kata olah dan raga, kata olah di sini berarti mengolah, meramu, mengurus, memasak, atau mematangkan serta membina materi yaitu bahan atau potensi. Kata raga bukan berarti semata-mata berarti badan, tetapi terdiri dari raga badag dan raga halus. Antara raga badag dan raga halus atau lazimnya dikenal dengan jasmani dan rohani yang tidak dapat terpisahkan atau dibagi.

Dalam Kepres No. 131 Tahun 1982 didalam http://www.scribd.com. dijelaskan, “Olahraga mempunyai arti yang seluas-luasnya yang meliputi segala kegiatan dan usaha untuk mendorong, membimbing, membangkitkan,

mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani.’

Menurut Internasional Council of Sport and Physical Education (ISCPE) yang

dikutip oleh Rusli Lutan (1992:17) sebagai berikut:

1. Setiap perjuangan fisik yang mengandung setiap permainan dan berisi

perjuangan dengan diri sendiri atau orang lain, atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam disebut olahraga.

2. Kalau kegiatan ini meliputi juga pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat jiwa sportif. Tidak mungkin olahraga dalam arti sebenarnya tanpa “Fair Play”.

(9)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Untuk melengkapi pengertian olahraga yang telah dijelaskan tersebut,

terdapat beberapa ciri khas dalam olahraga yang penulis rangkai dari penjelasan

Rusli Lutan (1992:12-15) sebagai berikut:

a. Olahraga ditekankan pada kegiatan jasmani yang berwujud keterampilan gerak, daya tahan, kekuatan, kecepatan, jadi dalam olahraga yang lebih dominan adalah kegiatan jasmani

b. Olahraga sebagai realitas. Olahraga dilakukan dalam suasana yang tidak sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam melakukan olahraga merupakan suatu yang nyata.

c. Prinsip prestasi dalam olahraga. Mengenai tanda-tanda prinsip prestasi dalam olahraga adalah:

a) Peragaan kemampuan jasmani ditunjukkan secara maksimal b) Kegiatan olahraga dilakukan secra sukarela

c) Tidak bertujuan untuk menghancurkan lawan

d. Aspek sosial dari olahraga, dalam melakukan olahraga akan memungkinkan terjadi interaksi dan sosial yang akan membentuk kelompok social.

Dari penjelasan di atas mengenai ciri-ciri olahraga berarti olahraga

merupakan kegiatan fisik yang lebih dominan, kegiatan yang nyata terdapat prinsip

prestasi, dan terdapat aspek sosial.

Partisipasi seseorang dalam kegiatan memiliki tujuan yang ingin di capai.

Demikian pula kegiatan olahraga, seseorang mungkin melakukan olahraga dengan

tujuan untuk kesehatan, sedangkan orang lain untuk rekreasi atau mendapatkan

kesenangan dan kepuasan. Berkenaan dengan hal tersebut, Giriwijoyo (1995:8)

menjelaskan tentang pembagian jenis olahraga sebagai berikut:

Olahraga dibagi menjadi:

a. Olahraga profesi yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan mata pencaharian b. Olahraga prestasi yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan pencapaian prestasi maximal dalam suatu cabang olahraga dan merupakan jenis-jenis olahraga pertandingan.

c. Olahraga rekreasi yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan kegembiraan dan menghilangkan ketegangan.

d. Olahraga kesehatan yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan pemeliharaan dan atau peningkatan derajat kesehatan.

(10)

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hakikat olahraga adalah mengolah raga melalui aktivitas fisik yang teratur, bertujuan

dan dilakukan dengan sadar dan sengaja melalui dukungan aspek psikis.

Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985:47)

menjelaskan sebagai berikut:

Bermacam-macam tujuan olahraga ialah: a. Untuk mencari kesenangan (rekreasi) b. Untuk mengisi waktu luang

c. Untuk kesehatan tubuh d. Untuk physical fitness

e. Untuk penyembuhan dan pengobatan f. Untuk pembentukan tubuh/sikap g. Untuk mencapai prestasi

h. Untuk prestise

i. Untuk mencari nafkah

j. Untuk alat untuk mencapai pendidikan

Dari kedua pendapat tersebut, seseorang melakukan olahraga memiliki tujuan

tertentu seperti untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasaan atau rekreasi,

pendidikan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan, prestise serta mata

pencaharian. Dari tujuan – tujuan tersebut pusat kebugaran jasmani merupakan salah

satu cara untuk mencapai tujuan – tujuan diatas.

Pusat kebugaran (fitness center)Harsono (1988:23) menjelaskan “Pusat

kebugaran merupakan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas untuk kegiatan

olahraga rekreatif dan prestatif melalui program latihan yang menggunakan

bobot-bobot besi sebagai alat bantunya. Program latihan pendukung lainnya pada pusat

kebugaran jasmani, diantaranya berupa program latihan senam aerobik, senam

bahasa tubuh (body language) dan program latihan lainnya”.

Program latihan senam aerobik sebagai salah satu program yang diminati

oleh para member pusat kebugaran merupakan indikasi semakin diterimanya

olahraga senam aerobik sebagai salah satu wahana pemenuhan kebutuhan

masyarakat. Hal ini dikarenakan olahraga senam aerobik tidak saja bermanfaat secara

(11)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Pelaksanaan program latihan senam aerobik di pusat kebugaran ini

didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan kesehatan, peningkatan prestasi, baik

prestasi kerja maupun prestasi olahraga, dan juga didasarkan atas kebutuhan rekreasi

dalam hal penyediaan waktu luang untuk individu yang sehari-harinya sibuk.

Keberadaan pusat kebugaran melalui program latihan senam aerobik dalam

pola kehidupan masyarakat menciptakan fenomena baru terutama menyangkut

keberagaman kebutuhan masyarakat yang nampak dalam aktivitasnya. Sebagian

masyarakat memanfaatkan program senam aerobik sebagai sarana untuk memenuhi

kebutuhannya. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan

fisiologis, rasa aman, aktualisasi diri, harga diri, serta kebutuhan akan cinta dan

ketergantungan.

Berbagai cara dilakukan oleh setiap individu untuk memenuhi segala

kebutuhan, salah satunya dengan menjadi anggota tetap dan anggota tidak tetap pusat

kebugaran. Indikasi meningkatnya keinginan masyarakat akan derajat kesehatan

yang tinggi, penampilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang lebih

luas dalam lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat semakin

beragam sehingga membutuhkan tempat atau wahana yang dapat menyalurkan serta

memenuhi kebutuhan tersebut.

Pusat kebugaran sebagai produk atau komoditi membutuhkan pengelolaan

yang baik, karena berkaitan dengan minat dan ketertarikan para konsumen sebagai

pengguna sarana dan prasarana tersebut. Banyaknya pusat kebugaran yang didirikan

dan semakin banyak program-program latihan yang ditawarkan memungkinkan para

konsumen untuk memilih pusat kebugaran yang sesuai dan dapat memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya.

Berkenaan dengan adanya persaingan antar pusat kebugaran untuk menarik

minat konsumen, maka penerapan fungsi manajemen dalam bisnis perlu ditangani

secara profesional. Hampir di setiap pelosok wilayah Kota Bandung berdiri pusat

kebugaran dengan berbagai skala, mulai dari yang kecil sampai yang besar dan

(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah

penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik laki laki di

pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic perempuan

di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

3. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia muda

di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

4. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia tua di

pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic laki – laki dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

2. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic

perempuan dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

3. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic usia

muda dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

4. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic usia

tua dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut:

(13)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan,

khususnya bagi disiplin ilmu manajemen pendidikan, kepelatihan olahraga,

sosiologi olahraga dan faal olahraga.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum dan

proses belajar mengajar manajemen olahraga, sosiologi olahraga dan faal

olahraga.

c. Informasi bagi manajemen pusat kebugaran dalam mengatur strategi

perusahaan terutama berkaitan dengan tujuan para pengunjung mengikuti

kegiatan latihan senam aerobik.

2. Secara praktis:

a. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan kegiatan senam aerobik.

b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan kegiatan olahraga, baik di

lingkungan masyarakat pendidikan maupun masyarakat umum.

c. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti atau mahasiswa dalam

menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan manajemen olahraga,

sosiologi olahraga dan faal olahraga.

E. Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu diberikan pembatasan agar dalam pelaksanaannya

tidak menyimpang dari masalah dan tujuan penelitian. Mengenai pembatasan

masalah penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998:36) sebagai berikut:

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pusat kebugaran yang dijadikan obyek penelitian adalah pusat kebugaran yang

berskala menengah ke bawah yang berada di wilayah Kota Bandung.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi dan tujuan para pengunjung

(14)

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kegiatan latihan senam aerobik.

4. Populasi penelitian ini adalah para peserta latihan senam aerobik di pusat

kebugaran jasmani.

F. Batasan Istilah

Dalam bagian ini penulis kemukakan batasan dan definisi istilah yang

digunakan atau yang menjadi kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini.

Batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Harsono (1988:250) mengemukakan bahwa “motivasi adalah ujud

yang tidak nampak pada orang dan yang tidak bisa kita amati secara langsung”.

2. Pusat Kebugaran Jasmani adalah tempat yang mengelola dan menyediakan

sarana dan prasarana latihan kebugaran jasmani yang meliputi alat-alat

latihan yang bersifat manual dan mesin serta fasilitas penunjang lainnya

seperti ruang istirahat, kantin dan lain-lainnya.

3. Senam Aerobik menurut Tangkudung (2004:5) adalah serangkaian gerak

yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga

(15)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

DESAIN PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini

berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim

(2001:64) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002:309) bahwa: “Metode

deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

adanya pada saat penelitian dilakukan.”

Dari beberapa pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa

pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, data

(16)

kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan

penelitian tercapai seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pedoman tersebut, maka penulis akan melakukan pengamatan

untuk memperoleh data penelitian sesuai dengan tujuan penelitianya itu untuk

mendeskripsikan Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran

Jasmani Sabuga.

B. Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik

Motivasi peserta latihan aerobik dalam penelitian ini diukur melalui

indikator yang meliputi : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan latihan, c)

Persistensi pada tujuan kegiatan latihan, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan

dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk

mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang

dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari

kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Uraian dari indikator motivasi peserta latihan aerobik tersebut secara lebih

rinci akan dibahas dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik

Variabel Indikator Ukuran Skala Item Soal

(17)

28

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(18)

latihan. untuk selalu

Sumber : Abin Syamsuddin Makmun, (2003:40) dalam PsikologiKependidikan

1. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber-sumber dimana data yang

diperlukan untuk penelitian tersebut diperoleh, baik secara langsung berhubungan

dengan objek penelitian maupun secara tidak langsung. Adapun sumber data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari Peserta Latihan

(19)

30

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data sekunderdalampenelitianiniadalahpelatih, peserta,

kepustakaansertadokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

2. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

C. Populasi

Populasi di dalampenelitianiniadalahpeserta latihan senam aerobik di Pusat

Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung :

Tabel 3.1

Daftar Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

Peserta Latihan Senam Aerobik Jumlah Peserta

Total 155orang

Sumber :Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

1. Teknik Penarikan Sampel

Sampel merupakan bagian dari unit populasi penelitian, dalam penelitian

sampel harus dapat mewakili dari populasi yang ingin diteliti. Sampel penelitian

menurut Suharsimi Arikunto (2002:107), menyatakan bahwa:

Untuk sekedar ancer amcer, maka bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari seratus maka dapat diambil antara 10% - 15% sedangkan untuk subjeknya kurang dari 100 dapat diambil 20%-25% atau lebih.

Dari hasil penelitian sementara diperoleh data jumlah peserta latihan

senam aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung. Maka pengambilan

sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (random sampling). Peneliti

(20)

dan proposional dengan proses sederhana, tidak melibatkan parameter populasi

yang tidak diketahui, serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam

penerimaan penyebaran sampel. Untuk menentukan ukuran sampel minimal yang

represintatif untuk pengujian hipotesis tersebut, penentuan sampel dari populasi

yang ada, dengan menggunakan rumus slovin, menurut Husein Umar (2000:146),

dengan menggunakan rumus seperti berikut:

(Riduwan, 2005:65)

Keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan

N = Ukuran populasi

e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir

(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah

sebesar 10%)

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapat sampel mahasiswa

sebagai berikut:

n =

n =

= 60,78 ≈ 70

Dengan demikian penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel

(21)

32

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang representatif, selanjutnya sampel tersebut dalam penyebaranya dibagikan

secara proposional.

Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang terpilih

sebagai sample maka digunakan rumus sebagai berikut:

n

1

=

x n

0

(Al-Rasyid, 1994:80)

Keterangan:

n1 = banyaknya sampel masing-masing unit

n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit

∑ = jumlah populasi dari seluruh unit

Dengan demikian hasil perhitungan keseluruhan dapat diperhitungkan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Sampel Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

No. Peserta Latihan Jumlah

Peserta Perhitungan Sampel

1 Laki-laki 55 (55/155) x 70 25

2 Perempuan 100 (100/155) x 70 45

3 Usia muda 60 (60/155) x 70 27

4 Usia tua 95 (95/155) x 70 43

Sumber: Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dilihat bahwa jumlah sampel

yang akan diambil di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung sebanyak 70

(22)

dalam sampel, maka setiap proporsi sampel yang akan menjadi wakil tiap kategori

dipilih melalui pengundian.

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner/angket. Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui

penyebaran kuesione untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan

dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum. Adapun langkah-langkah

penyusunan angket ini yakni sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang

digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, yaitu:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

2) Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori

Model Likert. Skala likert menurut Moh. Nazir (2003:338), merupakan suatu

skala untuk mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal dengan menggunakan

ukuran ordinal (dibuat ranking).

Faisal (2007:142), menambahkan pendapatnya bahwa skala likert biasa

(23)

34

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang memiliki ciri-ciri sikap tertentu yang ingin diteliti dengan dihadapkan

pada beberapa pernyataan “positi” dan “negatif” (dalam jumlah yang berimbang)

dan beberapa pernyataan tersebut dijawab dengan beberapa alternatif jawaban

“Sangat Setuju”, “Setuju”, “Ragu-Ragu”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak

Setuju.”

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Kurang Setuju (KS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

3) Melakukan uji coba angket

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan angket yang

akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket.

Selain itu dalam penelitian ini diperlukan studi kepustakaan yang dapat

dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan

erat dengan masalah yang diteliti yang dilakukan selama penyusunan skripsi.

Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari

buku-buku (literatur) dan pemilihan teori-teori yang ada hubungannya dengan

(24)

3. Pengujian Instrumen Penelitian D. Uji Validitas

Di dalam penelitian ini, ujivaliditasyang akandigunakan

yaituteknikkorelasiproduct moment yang dikemukakan oleh Pearson,karena untuk

mengetahui keeratan daridua variabel yang memiliki skala pengukuran minimal

interval dengan rumus sebaga iberikut:

 

rxy (Sambas Ali Muhidin, 2006:231)

Keterangan :

rx1y = Koefisienkorelasibutir

X = Jumlahskor total item

Y = Jumlahskor total item

N = Jumlahrespondenuji coba

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada

responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya

responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan

yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang

responden.

(25)

36

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang

sudah diisi pada tabel pembantu.

6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

7) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil

perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang

terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada

derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang

dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db

= 20-2 = 18 dan = 5%.

9) Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan

nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid

(26)

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada

kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel 2007. Setelah rhitung, kemudian dibandingkan

dengan nilai rtabel dengan taraf nyata () = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%

dengan db=n-2. Jika thitung >ttabel maka item tersebut dinyatakan signifikan (valid)

dan sebaliknya jika thitung <ttabel maka item tersebut dinyatakan tidak signifikan

(tidak valid).

E. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dariinstrumen

dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun

dilakukan dalam waktu yang berbeda. Jadi “uji reliabilitas instrument

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument

sebaga ialat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya”,

UepTatang Sontanidan Sambas Ali Muhidin (2010:123).

Penguji anreliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus

alpha cronbach (r1 1) dibawahini :

UepTatang S dan Sambas Ali M (2010:123)

Rumusvarians yang digunakanyaitu :

 (varians sko rtiap butir soal)

(27)

38

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

11

r = realibilitas instrument atau koefisien korelasi atau koefisien alpha

2 i

 = jumlah varians butir

2 t

 = varians total

n = jumlahre sponden

k = banyaknya butir soal

Kriteria reliablitas adalah sebagai berikut :

a. Jika r11 >r table berarti reliabel

b. Jika r11 <r table berart itidak reliabel

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1) Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang

(28)

6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

7) Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh

masing-masing responden.

8) Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9) Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.

10)Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

11)Menghitung nilai koefisien alfa.

12)Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi

yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi

pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang

dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db =

20-2 = 18 dan = 5%.

13)Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan

nilai tabel r.

Kriterianya: 1. Jika r hitung > r tabel, maka reliabel, 11

F. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.

F. Uji Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa

(29)

40

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses

selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data

tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik

non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas

dengan uji Liliefors. Kelebihan dari teknik ini adalah penggunaan/perhitungannya

yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4

(Harun Al Rasyid,2004). Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors

menurut (Sambas dan Maman, 2009:73), sebagai berikut :

1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6) Menghitung Theoritical Proportion.

7) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8) Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis

statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004): H0 : X mengikuti distribusi normal

H1 : X tidak mengikuti distribusi normal

H. Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang

(30)

bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut

Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:295), adalah:

1) Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3) Menghitung varians gabungan.

4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett.

6) Menghitung nilai X2

7) Menentukan nilai dan titik kritis. 8) Membuat kesimpulan.

1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga

karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan

penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,

atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a)

mendeskripsikandata, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang

karakteristikpopulasi. Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka

(31)

42

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan

data.

b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap

pertanyaanyang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut

variabel-variabelyang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode

atau skor untuk setiapopsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang

ada.

d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel

indukpenelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel

rekapitulasisecara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun

tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik yaitu teknik analisis data deskriptif.

J. Teknik Analisa Data Deskriptif

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

(32)

no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi para

peserta latihan senam aerobik di pusat kebugaran jasmani ditinjau dari faktor usia

dan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi peserta senam aerobik di pusat

kebugaran jasmani ditinjau dari jenis kelamin.

Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain

penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan

mean, median atau modul.

Berkaitan dengan analisis data deskriptif tersebut maka langkah-langkah

yang akan ditempuh dengan menggunakan bantuan Software Excel 2007, yaitu:

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap

alternative jawaban yang tersedia.

2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden.

3. Buatlah table distribusi frekuensi.

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi

No. AlternatifJawaban Frekuensi Persentase

1 SangatSetuju/Selalu/SangatPositif 2 Setuju/Sering/Positif

3 Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral/TidakTahu 4 TidakSetuju/HampirTidakPernah/Negatif 5 SangatTidaksetuju/TidakPernah/SangatNegatif

4. Buat grafik dengan penyajian data melalui tabel, kemudian

dipresentasikan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran minat

(33)

44

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Selain mendeskripsikan data melalui penyajian table dan membuat grafik,

penulis mendeskripsikan data dengan merata-ratakan sko rjawaban

responden kemudian dikonsultasikan pada criteria skala penafsiran yang

mengacu pada kategori tertentu yang dikembangkan dalam skala Likert.

Interpretasiskor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini

menggunakan rumus interval (skalaLikert).

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang

diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval

pertamasampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4

Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua

memilikibatas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval

keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2.

Selanjutnyadisajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak efektif Sangat Rendah 1,8 – 2,5 Tidak efektif Rendah 2,6 – 3,3 Cukup Efektif Cukup tinggi 3,4 – 4,1 Efektif Tinggi

4,2 – 5 Sangat Efektif Sangat tinggi

(34)
(35)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik laki-laki yang meliputi

indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi

pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam

menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk

mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan

yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai

dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara

statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data

angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 72%. Hal ini mengandung arti

bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik laki-laki sudahtinggi.

2. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik perempuan yang meliputi

indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi

pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam

menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk

mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan

(36)

dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara

statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data

angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 84%. Hal ini mengandung arti

bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik perempuan sudah tinggi.

3. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia muda yang

meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c)

Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan

kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan

pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai

dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk

(output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap

sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari

hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 81%. Hal

ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia

muda sudah tinggi.

4. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia tua yang

meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c)

Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan

kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan

pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai

dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk

(output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap

(37)

60

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 78%. Hal

ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia

tua sudah tinggi.

B. Saran

Variabel motivasi pada peserta latihan aerobik laki-laki menunjukkan

persentase yang terendah dari yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah

satu upaya untuk meningkatkan motivasi peserta latihan aerobik laki-laki adalah

dengan melalui aktivitas latihan seperti meningkatkan keinginan pesertadalam

melaksanakan latihan, meningkatkan pengaturan waktu yang tepat dalam berlatih

agar mencapai keberhasilan, meningkatkan kemauan peserta untuk menambah

(38)

Abin Syamsuddin Makmun, (2004), Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Anik Ghufron, dkk. 2007. Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan

dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembaga Pendidikan UNY

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembang Penelitian UNY

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, (2006), Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Biro Humas dan Hukum. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 3 tahun 2005

Tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Echols. J.M- dan Shadily. H. 1993. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Faizal Sanapiah, (2007), Format – Format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Giriwijoto, Y. S. S. 1992. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Buku Perkuliahan Mahasiswa

FPOK-IKIP Bandung

Giriwijoyo, Santosa. 1991. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung

Giriwijoyo, Santosa. 1995. Olahraga dan Kesehatan. Bandung : FPOK-UPI

Giriwijoyo, Santosa. 2004. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK-Bandung

Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi : PT Gramedia Pustaka Utama

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV.

Tambak Kusuma

(39)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Husdarta. JS & M. Saputra, Y. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Depdiknas

Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi. Bandung : PT Gramedia Pustaka Utama

______. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

PPLPTK. Kamus Besar Bahasa Indonesia tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa, 2nd edn, Jakarta, Balai Pustaka, 1993

Lutan, R. (2002), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di

Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas: Dirjen Dikdasmen Bekerejasama dengan Dirjen

Olahraga

Moeloek, Dangsina. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Nasution S. 1991. Metode Research. Bandung : Jemmais

Nurhasan, (1998). Hand out Statistik. Bandung: FPOK UPI Bandung

Nurhasan, (2000). Tes dan Pengukuran. Bandung: FPOK UPI Bandung

Rusli, Lutan. 1992. Manusia dan Olahraga : Seri Bahan Kuliah Olahraga ITB. Bandung :

ITB dan FPOK UPI-Bandung

Rusli, Lutan. 1991. Krisis Global Pendidikan Jasman : Reinpretasi Hasil Kongres World

Summit on Physical Education. Makalah. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Sambas Ali Muhidin dan Maman A. (2009), Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam

Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sidibyo, Setyobroto.1989. Psikologi Olahraga. Jakarta : PT Anem Kosong Anem

Sudjana. 1989. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.

Sajoto M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek

(40)

Baru Algensindo.

Sadoso Sumosardjuno. 1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta : Pustaka

Karya Grafita Utama.

Suapandi, Kemal Johana. 1990. Pengantar Sosiologi Olahraga. Bandung : FPOK IKIP

Bandung.

Surakhmad. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remadja Rosdakarya.

Tangkudung, James. 2004. Ilmu Faal (Fisiologi). Jakarta : CerdaS Jaya.

http://radarsukabumi.com/p=7885

www.dikti.go.id/olahraga.html

http://www.healthcarecenter.com/aerobic-sport.html

http://www.websteronlinedictionary.com/oxygen.html

http://www.websteronlinedictionary.com/system-of-physical.html

http://www.scribd.com/doc/146625606/DASAR-%E2%80%93-DASAR-OR

http://www.scribd.com/doc/146625606/DASAR-%E2%80%93-DASAR-OR

Gambar

Tabel 3.1 Motivasi Peserta Latihan Senam  Aerobik
Tabel 3.1 Daftar Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga
Tabel 3.2 Sampel Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Angket
+4

Referensi

Dokumen terkait

mentioned above, there are at least three weaknesses or disadvantages of the regionalism trading system has been pointed out by Wleslaw Michalak (1998); firstly, the

Paper disini masih akan mengkaji dan mengeksplorasi ide dari desain perkotaan yang berkelanjutan dengan menguji identitas dari kawasan Masjid Sunan Ampel dan

Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan Kegiatan Bimtek Penulisan Karya Ilmiah

The beakers contain either temporary hard water (water with dissolved calcium and hydrogen carbonate), distilled water or permanent hard water (water with dissolved calcium

Sutris Triyanto (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil pengolahan data dari kuesioner keputusan pelanggan dengan menggunakan perhitungan Indeks Kepuasan

Bogor Pasar Anyar merupakan salah satu tempat pilihan para PKL berjualan. karena letaknya yang strategis berada di pusat kota dan mudah dalam

Kajian tentang pemanfaatan bentonit termodifikasi sebagai pengisi di dalam matriks epoksi telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan komposisi pengisi

[r]