• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X

SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajar 2014-2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

RIYAN NUGRAHA

1106264

DEPARTEMAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Kelas X SMA Negeri 9 Bandung

Tahun Ajaran 2014-2015)

LEMBAR HAK CIPTA

oleh

Riyan Nugraha

1106264

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Riyan Nugraha 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING)

DENGAN MEDIA BLOG

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X

SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M.Pd.

NIP 196704151992032001

Pembimbing II

Halimah, M.Pd.

NIP 198104252005012003

Diketahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S Anshori, M.Si.

(4)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING)

DENGAN MEDIA BLOG

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X

SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

Riyan Nugraha 1106264

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis teks sastra di sekolah khususnya teks cerita pendek, serta untuk melihat keefektifan metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog di kelas X. Metode pembelajaran bauran (blended learning) ini merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan antara teknologi dengan pembelajaran konvensional biasa yang dilengkapi penggunaan media pembelajaran blog sebagai wadah publikasi hasil karya teks cerita pendek siswa. Penggabungan metode pembelajaran ini bertujuan untuk memeroleh makna pembelajaran yang lebih optimal, sehingga lebih memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) proses pembelajaran menulis cerpen di SMAN 9 Bandung, 2) rancangan pembelajaran menulis cerpen siswa SMAN 9 Bandung dengan metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog, 3) proses pembelajaran menulis cerpen dengan metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog, 4) keefektifan penerapan metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi

eksperimental) dengan desain nonequivalent control group. Desain ini melibatkan

dua kelas, satu kelas menempati kelas eksperimen dan satu kelas lagi merupakan kelas kontrol. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan perhitungan kuantitatif, hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis, diperoleh hasil thitung (6,76) > ttabel (1,996) pada taraf kepercayaan 95%

(5)

IMPLEMENTATION BAURAN (BLENDED LEARNING) LEARNING METHODS

WITH MEDIA BLOG

LEARNING IN A SHORT STORY WRITING TEXT (Quasi Experimental Research on Class X SMA Negeri 9 Bandung School Year 2014-2015)

Riyan Nugraha 1106264

ABSTRACT

This research is motivated by lack of student interest in learning to write literary text in school especially the short story text, and for see effectiveness of bauran (blended learning) learning method with media blog on class X. Bauran (blended learning) learning method is a learning method that combine or mixing between a technology with usual convensional learning and be equipped with use of media blog as a container publication of work of the student short story text. incorporation of this learning method aims for gain meaning a more optimal learning,so that making it easier for achievement of learning goals. The purpose of this research is to describe: 1) the process of learning to write short story text in SMAN 9 Bandung, 2) design student learning to write short story text SMAN 9 Bandung, 3) the process of learning to write short story text with implementation of bauran (blended learning) learning methods with a media blog, 4) the effectiveness of the application of a bauran (blended learning) learning methods with a media blog. This research used a quasy experimental research (quasy eksperimental) with nonequivalent control group design. This design involves two classes, one class occupied the experimental class and another class is a class of control. Based on research result that have been processed using quantitative calculation, pretest and posttest result of experimental class and control class is norml and homogeneous distribution. Based on the calculation t test hypotheses, obtained result tcount (6,76) > ttable (1,996) at the level of 95% and dk 70 so that

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini sudah

berkembang sangat pesat dan semakin canggih. Semua aktivitas kehidupan

manusia hampir tidak bisa lepas dari peran serta teknologi. Proses modernisasi

menjadikan manusia bergantung pada teknologi terutama di negara-negara maju,

seperti Amerika, Jepang, Korea, dan negara-negara di Benua Eropa. Teknologi

telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang pertanian, perindustrian,

perikanan, dan bidang pendidikan. Akan selalu ada inovasi atau pembaruan

tenologi secara berkala dan berkesinambungan setiap saat dan manusia harus bisa

menyesuaikan dirinya bahkan harus menguasainya. Kita dapat merasakan dan

menyadari sebagai masyarakat dunia bahwa kehidupan manusia akan bergerak

menuju masyarakat berbasis sains (science based society). Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Johan dalam (Husamah, 2014, hlm. 1) bahwa ICT (information

and communication technology) dalam waktu yang sangat singkat telah menjadi

satu bahan bangunan penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat

modern.

Dalam bidang pendidikan, salah satu langkah perbaikan dan peningkatan

kualitas dan kuantitas pembelajaran khususnya dalam kegiatan pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas adalah dengan penggunaan TIK (Teknologi Informasi

dan Komunikasi) atau ICT (information and communication technology).

Menurut Supriadi (2002) dalam (Yaniawati, 2010, hlm. 5) bahwa keterkaitan

pendidikan dan teknologi akan selalu bersinggungan, karena ada kebutuhan dari

pendidikan untuk senantiasa meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam

pembelajaran dan pengelolaan sistem pendidikan. Komputer dan internet sebagai

hasil sekaligus bagian dari perkembangan IPTEK yang setiap waktu semakin

canggih memiliki banyak sekali manfaat bagi penggunanya jika digunakan

dengan baik dan bijak. Manfaat yang begitu besar dari teknologi masih belum

dirasakan masyarakat indonesia secara keseluruhan. Dalam bidang pendidikanpun

(7)

yang terdapat di kota-kota besar saja, namun hal tersebut berkaitan dan sejalan

dengan salah satu pendapat dari UNESCO yang dikutip dalam (Husamah, 2014,

hlm. 1) bahwa semua negara, baik negara maju ataupun berkembang perlu

mendapatkan ICT, karena melalui hal itu diharapkan dapat diperolehnya generasi

muda yang siap berperan penuh dalam masyarakat modern dan mampu berperan

dalam negara pengetahuan.

Berkaitan dengan dunia belajar mengajar, baik guru maupun siswa akan

memeroleh manfaat yang sangat baik apabila ICT hadir dalam kegiatan

pembelajaran. Guru akan lebih mudah dalam hal menghimpun data siswa, dapat

mendukung dan mempermudah dalam aktivitas keseharian pembelajaran,

memperbaiki efisiensi dan efektivitas pembelajaran, dan dapat membantu dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan guru. Hal tersebut dapat

terealisasikan dengan penerapan metode pembelajaran bauran (blended learning)

yang dalam pengaplikasiannya menggabungkan perangkat teknologi komunikasi

dan informasi (TIK) dengan pembelajaran konvensional dalam kegiatan

pembelajaran. Hal tersebut akan merubah esensi pembelajaran menjadi

pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga dapat membentuk siswa yang

dapat belajar mandiri atau (independent learners), karena aktivitas siswa dalam

kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pembelajaran masa kini dan

masa depan. Peran serta teknologipun dapat membentuk karakter siswa dan dapat

menunjang kreativitas belajar siswa, khususnya dalam kreativitas keterampilan

pembelajaran menulis.

Fenomena di lapangan menyatakan bahwa pendekatan konvensional masih

banyak diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, yakni metode ceramah dan

penugasan. Penerapan pendekatan ini menjadi pemicu kurangnya aktivitas siswa

dalam pembelajaran sehingga siswa merasa cepat bosan. Siswa seringkali hanya

dijejali teori menulis dan mencatatnya, namun tidak mempraktikkan pembelajaran

menulis itu sendiri dalam pembelajarannya secara langsung. Selain itu, konsep

pembelajaran ini telah menekankan siswa untuk tidak bergerak aktif menciptakan

pengalaman belajarnya sendiri. Pembelajaran konvensional cenderung membuat

(8)

Dalam pembelajaran menulis di sekolah, terdapat beberapa jenis teks yang

dipelajari, salah satunya adalah teks cerita pendek. Cerita pendek merupakan salah

satu pembelajaran teks sastra yang kurang diminati oleh siswa, khususnya dalam

keterampilan menulis. Hal tersebut dibuktikan dalam beberapa penelitian yang

terkait dengan pembelajaran menulis cerpen. Alasan yang diungkapkan siswa

cukup beragam diantaranya malas untuk menulis, sulit menemukan ide, sulit

merangkai kata, dan sulit mengembangkan ide cerita karena kurang pengalaman.

Alasan utama yang menjadi pemicu rendahnya minat siswa dalam pembelajaran

menulis teks cerita pendek adalah malas. Kriteria panjang tulisan cerita pendek

yang lebih panjang bila dibandingkan dengan karangan lainnya telah mendorong

siswa untuk malas menulis. Selain itu, tidak jarang mereka menemukan kebuntuan

dan kesulitan menentukkan ide cerita yang memakan waktu paling lama sehingga

pembelajaran menulis teks cerita pendek dirasa sebagai pembelajaran yang sulit

dan membosankan. Tidak hanya itu, keterampilan siswa dalam merangkai

kata-kata secara kreatif untuk menghasilkan sebuah cerita pendek yang menarik dirasa

jauh dari harapan. Masih banyak siswa yang menulis teks cerita pendek dengan

hanya sekadar menulis cerita. Menghadirkan unsur rasa dan estetis (keindahan)

cerita menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan kurangnya

praktik latihan menulis sehingga siswa jauh dari kata terampil menulis.

Inilah yang akan menjadi salah satu faktor penyebab siswa menjadi kurang

terampil dalam menulis. Selain itu, kurangnya penggunaan media pembelajaran

telah menjadikan pembelajaran terkesan monoton. Kegairahan siswa dalam

pembelajaran pun tidak terangsang karena tidak adanya media yang mendukung

pembelajaran.

Hadirnya jaringan internet di tengah-tengah kehidupan saat ini sebagai bagian

dari perkembangan ilmu pengetahuan khususnya teknologi membuat proses

penyebaran informasi dan komunikasi menjadi lebih mudah dan cepat. Oleh

karena itu kesiapan seseorang dalam menyambut era baru ini menjadi hal yang

sangat penting. Menurut Yaniawati (2010, hlm. 6) bahwa teknologi informasi

telah membuka sistem jaringan sosial tanpa batas dalam berbagai kepentingan,

melewati batas budaya, agama, dan ideologi. Internet dapat dijadikan sebagai

(9)

pemadupadanan antara teknologi komputer dan jaringan internet adalah media

sosial blog. Blog hanya dapat diakses melalui perangkat komputer dengan

jaringan internet yang menyertainya. Sekolah-sekolah di perkotaan saat ini sudah

memiliki jaringan internet khusus yang dapat diakses oleh siapapun yang berada

di dalam lingkungan sekolah atau lebih dikenal dengan nama Wifi Signal. Jika

fasilitas yang diberikan sekolah dapat dimanfaatkan dengan baik, khususnya

dalam kegiatan pembelajaran maka hal tersebut akan sangat baik terutama dalam

meningkatkan keterampilan menulis khusussnya dalam menulis cerpen sekaligus

dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa.

Media sosial blog ini memiliki fungsi atau peran ganda dalam kegiatan

pembelajaran. Fungsi dan peran blog yang pertama yaitu sebagai sumber belajar,

sebagai upaya pemasukan, pengenalan hal-hal baru. siswa dapat mengakses akun

blog yang bertema pendidikan untuk mencari materi ajar yang ingin mereka

ketahui atau ingin mereka pastikan apabila materi yang disampaikan oleh guru di

kelas kurang optimal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Yaniawati (2010, hlm.

9) bahwa pemanfaatan teknologi selain sebagai upaya mengatasi permasalahan

teknis pembelajaran, juga sebagai upaya menjawab masalah substansial

pembelajaran yakni sebagai sumber ajar. Selain itu sarana blog ini dapat

mendorong komunitas pendidikan untuk memanfaatkan terjalinnya komunikasi

baik antara siswa dengan sesamanya, siswa dengan gurunya, dan siswa dengan

sumber ajarnya secara lebih efisien dan efektif.

Fungsi dan peran blog dalam pembelajaran yang kedua yaitu sebagai media

pembelajaran. Banyak sekali fitur-fitur multifungsi yang terdapat dalam blog

diantaranya seperti dapat meng-upload foto, dapat meng-upload atau memposting

tulisan, dapat bertukar informasi secara langsung, dapat mempublikasi karya

kepada khalayak luas, serta dapat diakses kapan saja. Hal tersebut menjadi daya

tarik, kelebihan dan menjadi langkah baru bagi kegiatan belajar mengajar baik di

dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Blog sebagai

media pembelajaran ini digunakan untuk membantu kegiatan belajar siswa dalam

pembelajaran menulis cerpen. Siswa dapat mengakses akun blog yang berkenaan

dengan cerpen sebagai rujukan atau contoh seperti apa cerpen yang baik. Siswa

(10)

untuk melakukan hal tersebut atau dapat menggunakan komputer yang terdapat di

sekolah. Semakin sering dan semakin banyak rujukan yang dimiliki siswa, maka

mereka akan mengetahui seperti apa cerpen yang baik dan batasan-batasan yang

harus mereka perhatikan dalam membuat cerpen hasil karya mereka sendiri agar

terciptanya sebuah keorsinilan karya tulis mereka.

Meninjau kembali mengenai metode pembelajaran blended learning, metode

ini adalah sebuah metode pembelajaran yang menggabungkan antara

pembelajaran tatap muka di kelas dengan penggunaan teknologi beserta jaringan

internet dalam kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut materi

pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat disampaikan dengan bantuan

teknologi komputer, sehingga dapat meminimalkan tenaga yang dikeluarkan oleh

guru. Bagi siswa hal ini dapat membatu mereka untuk lebih sering melakukan

latihan, mempertajam dan melatihan keterampilan yang mereka miliki. Ditambah

dengan penggunaan media sosial blog sebagai sarana publikasi dan

pengekspresian hasil karya siswa yaitu teks cerita pendek, khususnya kelompok

siswa dalam kelas eksperimen. Penggunaan metode dan media pembelajaran ini

dapat menjadi peluang yang sangat besar bagi siswa dan menjadi kegiatan yang

sangat bermanfaat.

Alasan yang memperkuat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Bandung

kelas X MIA 5, karena ditinjau dari sisi ekonomi siswa yang berada di kelas

menengah ke atas sehingga setiap siswa memiliki perangkat komputer yang dapat

dibawa kemana-mana atau laptop. Kemudian pihak sekolah juga memberikan

falisitas yang sangat memadai, yaitu adanya proyektor beserta layarnya dan

perangkat pengeras suara di setiap ruang kelas. Pihak sekolah memfasilitasi

dengan adanya jaringan internet (wifi) di seluruh bagian sekolah yang dapat

digunakan kapanpun dan oleh siapapun. Siswa juga diberikan izin untuk

menggunakan teknologi laptop di dalam proses pembelajaran dan boleh

menggunakan perangkat smartphone dengan syarat sebagai alat untuk membantu

proses belajar mereka, dan peneliti mewajibkan siswa memiliki aplikasi KBBI.

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan sejalan dengan penelitian

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rae Dalela (2010) dengan judul “Model

(11)

Blog di Internet”. Penelitian ini menggunakan pendekatan respons pembaca

sebagai variabel dependen atau variabel bebas, keterampilan menulis cerpen

sebagai veriabel independen atau variabel terikat, dan blog sebagai medianya.

Penelitian yang dilakukan oleh Rae Dalela ini bertujuan untuk mengetahui

keefektifan sebuah pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan respons pembaca

dengan menggunakan media blog dalam model pembelajaran menulis cerpen.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukan skor

rata-rata prates dan pascates kemampuan menulis cerpen kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan respons

pembaca berbasis blog di internet, adalah 57,193 dan 76 dengan t hitung (11,261)

> t tabel (2,645) pada derajat kebebasan 82 untuk < 0,05. Artinya setelah diberi

perlakuan, kemampuan siswa dalam menulis cerpen mengalami peningkatan yang

signifikan. Adapun skor rata-rata kemampuan kelas eksperimen dengan kelas

kontrol memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan hasil rata-rata

kemampuan menulis kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni 76 dan 64,878

dengan t hitung (7,871) > t tabel (2,645) pada derajat kebebasan 82 untuk P <

0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan hasil pembelajaran menulis kelas

eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulakn

bahwa penerapan model pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan respons

pembaca berbasis media blog efektif dalam kegiatan menulis cerpen.

Penelitian berikutnya yang berkaitan dan sejalan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Susri Inarti (2013) dengan judul “Pemanfaatan

Media Facebook Fitur Grup Dengan Strategi Kreatif-Produktif Dalam

Pembelajaran Menulis Cerpen”. Penelitian ini menggunakan media facebook fitur

grup dengan strategi kreatif-produktif sebagai variabel dependen atau variabel

bebas, pembelajaran menulis cerpen sebagai variabel independen atau variabel

terikat. Penelitian yang dilakukan oleh Susri Inarti ini bertujuan untuk

memanfaatkan media sosial facebook fitur grup dengan menggunakan strategi

pembelajaran kreatif-produktif dalam pembelajaran menulis cerpen untuk melihat

perebdaan bakat bahasa yang dimiliki siswa dalam menulsi cerpen. Hasil yang

diperoleh penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar menulis

(12)

dibandingkan dengan pembelajaran menggunkan media visual di kelas kontrol.

Hal tersebut dibuktikan dari perbedaan rata-rata nilai pascates kelas eksperimen

84 dan kelas kontrol 79. Dari perhitungan statistik varians dua jalur nilai pascates

diperoleh nilai signifikansi untuk variabel perlakuan sebesar 0,001 < 0,05. Artinya

terdapat perbedaan hasil belajar menulis cerpen yang signifikan antara kelompok

eksperimen yang menggunakan media facebook fitur grup dan kelompok kontrol

yang tidak menggunakan media facebook fitur grup. Nilai signifikansi bakat

bahasa sebesar 0,131, hal tersebut membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan

hasil belajar menulis cerpen yang signifikan antara siswa yang bakat bahasanya

tinggi, sedang, dan rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan media facebook fitur grup dengan strategi pembelajaran

kreatif-produktif efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas penggunaan media sosial dalam

kegiatan pembelajaran yang dimanfaatkan dan diselaraskan penggunaanya

bersama dengan pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat

terbukti memberikan pengaruh yang cukup besar dalam memberikan peningkatan

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen. Penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti kali ini adalah penelitian yang bertujan untuk

mencoba menerapkan sebuah metode pembelajaran yang bernama metode

pembelajaran bauran (blended learning) yang memiliki tujuan untuk

menggabungkan antara pembelajaran konvensional dengan TIK (Teknologi

Informasi Komunikasi) dengan menggunakan media sosial blog dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi pembelajaran menulis cerpen

secara menyeluruh dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

Hal ini menunjukan perbedan dengan dua penelitian sebelumnya yang

menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran dalam penelitiannya, namun

dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan sebuah metode pembelajaran yang

akan terlihat perbedaannya dalam penjelasan yang terdapat pada BAB II

mengenai tinjauan pustaka. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa alasan di atas

penelitian ini mengambil judul “Penerapan Metode Pembelajaran Bauran

(13)

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun

Ajaran 2014/2015).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut.

a. Siswa memerlukan pengalaman yang baik dan banyak dalam

mengekspresikan diri, melatih kreativitas saat menggunakan media sosial

di dunia maya.

b. Siswa memerlukan pengetahuan mengenai cara menyalurkan ide,

gagasan, perasaan dan ekspresi diri melalui keterampilan menulis cerpen.

c. Siswa memerlukan pembimbing dan pelatih dalam pembelajaran menulis

cerpen.

d. Siswa memerlukan sarana penyaluran ide, gagasan, perasaan dan ekspresi

diri.

e. Siswa memerlukan sarana pengganti buku teks sebagai sumber materi

pembelajaran

C. Batasan Penelitian

Penelitian-penelitian mengenai cerpen sudah banyak dilakukan dan cukup

umum. Untuk menjaga dan menghindari pertanyaan dan penafsiran di luar

konteks dan meluas, maka peneliti memberi batasan masalah ini mengenai

penerapan metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog

dalam pembelajaran menulis cerpen kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen dan

menjadi objek penelitian dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelas pembanding.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut rumusan masalah pada

penelitian ini.

(14)

b. Bagaimana rancangan pembelajaran menulis cerpen siswa SMA Negeri 9

Bandung dengan metode pembelajaran bauran dengan media blog?

c. Bagaimana proses pembelajaran menulis cerpen dengan metode

pembelajaran bauran dengan media blog?

d. Apakah penerapan metode pembelajaran bauran dengan media blog

efektif dalam pembelajaran menulis cerpen?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain untuk

mendeskripsikan:

a. profil siswa SMA Negeri 9 Bandung dalam menulis cerpen;

b. rancangan pembelajaran menulis cerpen siswa SMA Negeri 9 Bandung

dengan metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media

blog;

c. proses pembelajaran menulis cerpen dengan metode pembelajaran bauran

(blended learning) dengan media blog;

d. keefektifan penerapan metode pembelajaran bauran (blended learningi)

dengan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen.

F. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan dari penelitian ini bisa tercapai dengan baik, maka diharapkan

penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik bahwa penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam situasi

pembelajaran saat ini. Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Bagi guru

a) Guru dapat mengontrol dan meninjau kegiatan pembelajaran siswa di

luar jam pelajaran dan di luar sekulah.

b) Guru dapat mencari bahan materi pembelajaran dengan mudah

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang sesuai

dengan tuntutan kurikulum dan perkembangan ilmu pengetahuan ke

(15)

c) Guru dapat mengikuti dan berjalan beriringan bersama dengan siswa

dan teknologi komunikasi dan informasi menuju proses kegiatan

pembelajaran yang semakin modern.

d) Guru dapat berinteraksi secara lebih intens dengan siswa agar

memperkecil batasan-batasan antara guru dan siswa, tentu dengan

tetap memerhatikan etika, norma, dan sopan santun.

b. Bagi siswa.

a) Penggunaan dan pemanfaatan media sosial dalam kegiatan

pembelajaran merupakan hal baru bagi siswa, sehingga medsos dapat

digunakan dan dimanfaatkan dalam hal yang lebih positif.

b) Medsos dapat menjadi wadah dan sarana untuk siswa dalam

mengekspresikan kreativitas mereka.

c) Memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri di luar sekolah

tanpa keterbatasan tempat dan waktu.

d) Dapat meningkatkan keterampilan mengolah informasi materi

pelajaran.

G. Definisi Operasional

Peneliti akan mendefinisikan variabel-variabel yang berhubungan dengan

segala sesuatu yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut antara lain sebagai

berikut.

a. Metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog

dalam pembelajaran menulis cerpen

Metode pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog

dalam pembelajaran menulis cerpen dapat diartikan sebagai sebuah metode

pembelajaran yang menggabungkan dan memadupadankan antara

pembelajaran konvensional dengan perangkat teknologi informasi

komunikasi (TIK) dalam sebuah kegiatan pembelajaran dengan bantuan

pemanfaatan media sosial blog sebagai media pengekspresian kreativitas

siswa dalam menulis cerpen. Perangkat TIK sebagai sarana multimedia juga

(16)

juga berfungsi sebagai sumber materi belajar sehingga dapat meminimalkan

penggunaan kertas atau buku catatan dan memaksimalkan sumber materi

pembelajaran yang terlalu bertumpu pada buku teks menjadi materi

pembelajaran yang bersifat virtual.

b. Pembelajaran menulis cerpen

Menulis cerpen merupakan salah satu kecakapan yang harus dikuasai

siswa di sekolah. Cerpen sendiri dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas

menuangkan gagasan, ide, pemikiran, pengalaman, bahkan sebuah peristiwa

menjadi sebuah tulisan cerita atau narasi pendek yang dapat bersifat fiktif

maupun nonfiktif dan memusatkan perhatian cerita pada satu peristiwa

pokok. Keterampilan menulis cerpen dalam penelitian ini sesuai dengan

standar kompetensi dasar dan indikator pencapaian berupa kemampuan

memproduksi teks cerita pendek yang koheren sesuai dengan karakteristik

teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

c. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri atas lima bab. Masing-masing bab berisi hal-hal yang

berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendahuluan, kajian teori,

metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian, simpulan dan

saran, serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Bab satu berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian akan membahas berkenaan

dengan alasan dilakukannya penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian,

yaitu “Penerapan Metode Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dengan

Media Blog dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Kuasi

Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Jaran 2014-2015)”.

Permasalahan yang akan diteliti secara spesifik diuraikan pada bagian rumusan

masalah. Tujuan dan manfaat penelitian menguraikan tentang tujuan dan manfaat

dari penelitian yang akan dilakukan. Struktur organisasi skripsi menguraikan

(17)

Bab dua dalam penelitian ini berisi kajian pustaka berupa konsep teori

mengenai bidang yang dikaji dan kerangka berpikir. Konsep teori yang digunakan

dalam kajian pustaka meliputi teori tentang metode pembelajaran bauran (blended

learning), keterampilan menulis cerpen, media pembelajaran, dan media

pembelajaran blog. Sementara itu kerangka berpikir menjabarkan tentang

pertautan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini.

Bab tiga dalam penelitian ini adalah perancangan metode penelitian yang

akan diaplikasikan, yang meliputi metode penelitian, partisipan, populasi dan

sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumen

penelitian, dan analisis data. Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen

kuasi dengan desain penelitian pretest-posttest control group desain yang

membagi penelitian menjadi dua bagian kelompok, yakni kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu instrumen perlakuan berupa RPP, instrumen tes

berupa soal, dan instrumen penilaian berupa format penilaian menulis cerpen.

Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas

pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, dan pembahasan atau

analisis temuan. Bab ini di dalamnya akan memaparkan hasil penelitian yang telah

diperoleh dari pengambilan data dan penelitian.

Bab lima mencakup kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. Bab ini

menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.

Implikasi dan rekomendasi ditujukan untuk perbaikan-perbaikan dalam penelitian

selanjutnya.

Bagian terakhir dalam skripsi ini adalah daftar pustaka dan

lampiran-lampiran. Daftar pustaka memuat sumber yang pernah dikutip dan digunakan

dalam penulisan skripsi. Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah sebuah riset yang

dilaksanakan melalui ekperimentasi atau percobaan (Ali, 2010, hlm. 84).

Melakukan eksperimentasi menunjukan pada suatu upaya secara sengaja dalam

memodifikasi kondisi yang menentukan munculnya suatu peristiwa, serta

pengamatan dan interpretasi perubahan yang terjadi pada peristiwa itu yang

dilakukan secara terkontrol (Ali, 2010, hlm. 84). Adapun variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Variabel bebas (independent) : Metode pembelajaran bauran

(blended learning) dengan media blog

2) Variabel terikat (dependent) : Keterampilan menulis cerpen

Pemilihan metode penelitian eksperimen dalam penelitian ini dikarenakan

penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan sebuah metode pembelajaran yang

dilengkapi dengan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis

cerpen. Metode yang akan diujicobakan peneliti dalam penelitian ini adalah

metode pembelajaran bauran dengan media blog dalam pembelajaran menulis

cerpen pada siswa SMA Negeri 9 Bandung kelas X tahun ajaran 2014/2015.

Dilakukannya penelitian ini untuk membuktikan efektifitas metode pembelajaran

bauran dengan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen.

Jenis metode penelitian dalam peneliatian ini adalah metode eksperimen

kuasi. Metode eksperimen kuasi dipilih dan digunakan karena yang menjadi objek

penelitian adalah manusia, karena perilaku manusia yang bersifat kompleks.

Digunakannya ekperimen kuasi dalam penelitian ini juga untuk melihat serta

menguji hubungan sebab akibat melalui manipulasi variabel bebas. Penelitian ini

dilakukan pada satu kelas kelompok eksperimen dan kelas kelompok kontrol.

(19)

eksperimen diberikan perlakuan berpa diterapkannya metoe pembelajaran bauran

dengan media blog, sedangkan kelompok kelas kontrol tidak diberi perlakuan

khusus.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonequivalent

Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara acak atau random (Sugiyono, 2006, hlm. 89). Pada

rancangan ini tidak memakai teknik sampel acak. Selain itu, pada rancangan

inipun terdapat dua kelompok subjek yakni kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Desain penelitian ini membagi objek penelitian menjadi dua yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun penggambaran desain

penelitian Nonequivalent Control Group Design adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1

Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

E O1 X O2

K O3 - O4

(Sugiyono, 2006, hlm. 89)

Keterangan:

E : Kelas eksperimen

K : Kelas kontrol

O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen

O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa penerapan metode

pembelajaran bauran (blended learning) dengan media blog dalam

(20)

O3 : Uji awal pada kelompok kontrol

O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol

B. Partisipan

Penelitian penerapan metode pembelajaran bauran dengan media blog dalam

pembelajaran menulis cerpen ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 9 bandung.

SMA Negeri 9 Bandung terletak di jalan LMU 1 Suparmin No. 1 A Kota

Bandung. Pemilihan lokasi serta partisipan penelitian di SMA Negeri 9 Bandung

karena ditinjau dari lingkungan sekolah yang berada di daerah pusat perkotaan.

Lingkungan sekolah yang terletak di tengah pusat perkotaan biasanya terdiri dari

beragam kalangan siswa, sehingga tepat dipilih sebagai populasi untuk

menerapkan metode pembelajaran bauran dengan media blog dalam pembelajaran

menulis cerpen. SMA Negeri 9 Bandung selain letak sekolah yang berada di

tengah pusat perkotaan, juga merupakan salah satu sekolah cluster satu di Kota

Bandung. SMA Negeri 9 Bandung sebagai salah satu sekolah cluster satu ini

berarti memiliki kualitas sekolah yang baik dan ditunjang dengan sarana dan

prasaran yang memadai pula sehingga dapat menjadi salah satu acuan baik dalam

hasil penelitian.

Penelitian penerapan metode pembelajaran bauran dengan media blog dalam

pembelajaran menulis cerpen ini akan diterapkan pada kelas X MIA 5 sebagai

kelas eksperimen dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa pada

kelas eksperimen sebanyak 36 orang, yaitu terdiri dari 23 orang siswa laki-laki

dan 13 orang siswa perempuan. Sementara itu jumlah siswa pada kelas kontrol

yaitu sebanyak 36 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 22 orang

siswa perempuan. Jumlah total siswa yang digunakan sebagai sampel adalah

sebanyak 72 orang dari populasi 319 orang siswa kelas X.

Observer dalam penelitian ini berjumlah dua orang yang merupakan teman

sejawat, yaitu Irene Mutiara Khaeranti dan Siti Restu mariam. Kedua observer ini

merupakan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

sekaligus sebagai guru praktikan PPL mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA

(21)

mengobservasi dan mengawasi aktivitas siswa dan guru dalam proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

9 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Jumlah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri 9 Bandung adalah 319 orang siswa yang terdiri atas 155 orang siswa

laki-laki dan 164 orang siswa perempuan. Berikut ini adalah data sebaran

siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandung.

Tabel 1.2

Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah

Keseluruhan Laki-Laki Perempuan

Siswa Kelas X MIA 1 18 17 35

Siswa Kelas X MIA 2 18 18 36

Siswa Kelas X MIA 3 19 17 36

Siswa Kelas X MIA 4 16 19 35

Siswa Kelas X MIA 5 23 13 36

Siswa Kelas X MIA 6 14 22 36

Siswa Kelas X IIS 1 11 16 27

Siswa Kelas X IIS 2 10 16 26

Siswa Kelas X IIS 3 14 13 27

Siswa Kelas X IIS 4 12 13 25

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 9 Bandung

b. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel

purposif (purposive sampling) karena adanya pertimbangan untuk memilih

kelas dengan siswa yang memiliki kemampuan yang sama atau homogen,

(22)

eksperimen dalam penelitian ini yaitu kelas X MIA 5, sedangkan kelas

kontrol dalam penelitian ini yaitu kelas X MIA 6. Pemilihan kedua kelas ini

didasarkan pada pertimbangan siswanya yang memiliki kemampuan yang

sama atau homogen. Adapun data sebaran peserta didik yang dijadikan

sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 1.3

Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan

Laki-Laki Perempuan

Kelas Eksperimen 23 13 36

Kelas Kontrol 14 22 36

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 9 Bandung

D. Instrumen Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

melalui beberapa tahapan. Tahap awal dalam pengumpulan data penelitian ini

adalah dengan melakukan observasi di SMA Negeri 9 Bandung. Setelah

melakukan observasi dan pengamatan secara langsung di tempat penelitian,

peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk mengadakan penelitian

eksperimen kuasi kelas X dengan mengujikan penerapan metode

pembelajaran bauran dengan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen.

Pada tahap selanjutnya, peneliti akan melakukan tes dan observasi. Data yang

dikumpulkan adalah data pada tes awal dan tes akhir kemampuan menulis

cerpen peserta didik di kelas eksperimen dengan perlakuan penerapan metode

pembelajaran bauran dengan media blog dan data pada tes awal dan tes akhir

kemampuan menulis cerpen peserta didik di kelas kontrol dengan perlakuan

tanpa penerapan metode pembelajaran bauran dengan media blog atau dengan

metode terlangsung. Peneliti juga melakukan pengamatan observasi dengan

(23)

sesudah diberi perlakuan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan

untuk dianalisis selama proses penelitian berlangsung.

a) Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok pembelajaran menulis cerpen.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini berisikan pedoman

pembelajaran yang di dalamnya terdapat langkah-langkah pembelajaran yang

dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses pembelajaran yang

akan berlangsung. Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rasional

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ersifat

produktif atau menghasilkan sebuah karya di samping keterampilan

berbiara yang harus memrhatikan struktur bahasa, ejaan, dan kosakata

yang baik. Untuk merangsang siswa agar aktif dalam kegiatan menulis

diperlukan sebuah penerapan tyang cocok dan penerapan metode

pembelajaran bauran dengan media blog dipilih untuk diujicobakan

kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis teks cerpen.

2. Tujuan

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk melatih siswa dalam

menulis teks cerpen dengan menggunakan metode pembelajaran bauran

dengan media blog.

3. Prinsip Dasar

Pemilihan penerapan metode pembelajaran bauran dengan media

blog oleh peneliti didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Metode pembelajaran bauran dengan media blog diterapkan

karena karena disesuaikan dengan karakter siswa SMA yang sedang

dalam masa puber dan beberapa karakteristik siswa SMAN 9 yang

(24)

2) Metode pembelajaran bauran menggunakan teknologi komputer di

dalam pelaksanaanya sehingga mampu menarik perhatian siswa

dalam pembelajaran menulis teks cerpen.

3)Metode pembelajaran bauran dengan media blog menuntu siswa

untuk memiliki kemampuan yang baik dalam menulis sebuah karya

terlebih dalam menulis teks sastra.

4. Sintaks

Metode pembelajaran bauran adalah sebuah metode pembelajaran

yang memadupadankan antara pembelajaran konvensional dengan

pembelajaran berbasis teknologi, yang di dalamnya terdapat empat

komponen pembelajaran.

1) Komponen pembelajaran konvensional tatap muka

Teknik-teknik yang tedapata dalam pembelajaran konvensional

cukup beragam dan peneliti leluasa untuk memilih teknik

pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis

cerpen. Peneliti dapat membagi siswa untuk belajara mandiri atau

emmbagi menjadi ebebrapa kelompok kecil dalam pembelajaran.

2) Komponen pembelajaran e-learning offline

Siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan

perangkat komputer sehingga dapat meminimalisir penggunaan buku

tulis.

3) Komponen pembelajaran e-learning online

Siswa diharuskan memiliki sebuah akun weblog sebagai sarana

publikasi hasil karya tulis mereka nantinya. Siswa dapat mencari

sumber materi pembelajaran yang lebih jika kurang paham dengan

materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku teks.

4) Komponen pembelajaran m-learning

Siswa dapat menggunakan perangkat mobile seperti smartphone

dalam pembelajaran menulis cerpen. Siswa diperbolehkan

mendengarkan lagu yang mereka sukai sebagai stimulus dalam

menulis teks cerpen agar timbul ide yang kreatif, sehingga karya

(25)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/2

Materi Pokok : Memproduksi Teks Cerita pendek

Alokasi Waktu : 2x pertemuan (4 jam pelajaran)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

responsif, proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai

dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

4.2 Memproduksi teks cerita pendek yang koheren sesuai dengan

(26)

C. Indikator Ketercapaian Kompetensi

4.2.1 Menulis teks cerita pendek sesuai dengan struktur teks yang akan

dibuat.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu menulis teks cerita pendek sesuai dengan struktur

teks yang akan dibuat.

E. Materi Pembelajaran

1. Definisi cerpen

Cerpen adalah cerita atau narasi yang bersifat fiktif (tidak

benar-benar terjadi) dan memusatkan pada satu peristiwa pokok serta

relatif pendek.

2. Unsur intrinsik

a. Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan

juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi

yang diciptakannya.

b. Tokoh dan penokohan

Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam

cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita,

sedangkan penokohan merupakan cara pengarang menampilkan

tokoh atau pelaku.

c. Macam-macam tokoh

1) Tokoh protagonis : tokoh yang berwatak baik, biasanya

sebagai tokoh utama

2) Tokoh antagonis : tokoh dengan watak jahat atau

tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh utama

3) Tokoh statis : tokoh yang selalu tampil sama

sepanjang cerita

4) Tokoh dinamis : tokoh yang berubah-ubah dan

berkembang sepanjang cerita

(27)

Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh

tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang

dihadirkan oleh para pelaku dalam satu cerita. Sementara itu,

pengaluran adalah cara pengarang untuk merangkaikan peristiwa

dalam suatu cerita.

e. Latar/setting

Latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tepat, waktu,

maupun suasana, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.

Latar/setting dalam sebuah cerita pendek terbagi tiga yaitu:

1) latar tempat, berkaitan dengan masalah geografis, misalnya

lokasi peristiwa;

2) latar waktu, berkaitan dengan masalah waktu, misalnya jam,

hari, siang, atau malam;

3) latar suasana, berkaitan dengan suasana yang tercipta,

misalnya menegangkan, mengharukan, menyedihkan, dan

menyenangkan.

f. Sudut pandang (point of view)

Sudut pandang merupakan cara pengarang menampilkan para

pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Terdapat empat sudut

pandang yang biasa digunakan oleh penulis, yaitu:

1) omniscient point of view (sudut pandang penglihatan yang

kuasa atau maha tahu);

2) objective point of view (sudut pandang objektif);

3) point of view (sudut pandang orang pertama “Aku”);

4) point of view (peninjau)

g. Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan cara seorang pengarang menyampaikan

gagasannya dalam menggunakan media bahasa yang indah dan

harmonis, serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat

menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Gaya bahasa ini

dapat berupa diksi, pencitraan, atau majas.

(28)

a. Menentukan ide cerita

b. Menentukan format kerangka karangan (aspek formal cerpen dan

unsur-unsur intrinsik cerpen)

c. Menentukan fokus-fokus yang akan dikembangkan dalam

kerangka karangan

d. Mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks cerita pendek

yang menarik dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik

dan benar serta ejaan Bahasa Indonesia yang tepat.

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran : Pendekatan komunikatif

2. Metode pembelajaran : Metode pembelajaran bauran

(blended learning)

G. Media, Alat, dan Sumber Belajar

1. Media Pembelajaran

a. Weblog

b. Kumpulan film pendek bertemakan percintaan, pertemanan,

persahabatan, dan kasih sayang orang tua.

c. Kumpulan lagu bertemakan percintaan, pertemanan, dan

persahabatan.

d. Kumpulan contoh teks cerita pendek.

2. Alat Pembelajaran

a. Laptop

b. Infokus

c. Pengeras suara/speaker

d. Modem

e. Handphone/smartphone

3. Sumber Pembelajaran

Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X. Ekspresi Diri dan Akademik.

(29)

H. Langkah-langkah Pembelajaran Prinsip Tujuan dan Karakter yang diharapkan Langkah KBM

Guru Siswa

Komponen

pembelajaran

konvensional

(tatap muka).

Melatih siswa

agar fokus kepada

peneliti dalam

pembelajaran.

Guru menjelaskan

gambaran atau ide

dari berbagai

macam subtopik

untuk dijadikan

sebuah judul teks

cerpen.

Setelah

digambarkan lebih

dahulu, siswa

memilih berbagai

tema yang mereka

sukai. Komponen pembelajaran e-learning offline,e-learning online, m-learning. Melatih siswa agar mampu menghasilkan

sebuah karya tulis

teks cerita pendek

yang orisinil. Setelah menjelaskan gambaran dari berbagai subtopik, siswa diharuskan menggunakan perangkat komputer untuk membuat sebuah

teks cerpen. Siswa

diharuskan emmiliki sebuah akun weblog sebagai wadah ekspresi dan publikasi hasil karya tulis mereka. Siswa menulis kerangka cerpen

yang mereka buat

untuk selanjutnya

dikembangkan

menjadi sebuah

karya tulis teks

cerpen secara utuh.

Implementasi Melatih siswa

untuk mencari

Guru menugaskan

siswa untuk

Siswa menulis teks

(30)

sebuah sumber

yang terdapat di

dalam maupun di

luar pembelajaran.

membuat sebuah

teks cerpen.

kemudian

dimasukan ke

dalam akun blog

sesuai dengan panduan dan arahan guru sebagai media publikasi hasil karya tulis mereka. emmasukan ke

dalam akun blog

mereka

masing-masing sesuai

dengan arahan dari

guru. Analisis dan Sintesis Melatih siswa agar mampu menganalisis berbagai macam bacaan sebagai sumber materi pembelajaran. Guru kemudian menugaskan siswa untuk memasukan teks

cerpen ke dalam

akun blog mereka

masing-masing sesuai dengan panduan dan arahan guru sebagai media publikasi hasil karya tulis mereka. Siswa mengikuti

arahan guru untuk

mempublikasikan

hasil teks cerpen

mereka ke dalam

(31)

Penyajian

Hasil Akhir

Melatih siswa

agar mampu

menyajikan hasil

tulisanya dan

membuat siswa

berani dan

percaya diri untuk

mempresentasikan

hasil pekerjaan.

Guru memeriksa

dari berbagai teks

cerpen yang telah

siswa buat dengan

mengoreksi aspek

tulisan dan aspek

kebahasaan.

Siswa memiliki

sebuah karya tulis

yang telah

terpublikasikan ke

dunia jaringan web

yang luas.

Penutup:

1. guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari

2. guru dan siswa saling memberikan umpan balik hasil evaluasi

pembelajaran yang telah dipelajari

3. Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa lembar soal dan lembar

penilaian. Tes kemampuan menulis cerpen dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua tahap, yakni pretest dan posttest. Tes ini dilakukan untuk

mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Jenis

tes yang diberikan pada kedua tahap tersebuat adalah sama. Tahap pretest

diberikan untuk memeroleh data mengenai kemampuan awal siswa dalam

pembelajaran menulis cerpen. Sementara itu tahap posttest diberikan untuk

memeroleh data mengenai kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah

menerapkan metode pembelajaran bauran dengan media blog di kelas

eksperimen dan penerapan pendekatan terlangsung di kelas kontrol.

3.1 lembar soal

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa tes lembar soal. Berikut ini adalah

soal yang dijadikan intrumen tes kemampuan siswa dalam menulis

(32)

Lembar Tes Menulis Cerpen

Nama :

Kelas :

Buatlah sebuah teks cerpen dengan tema bebas dan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut!

1) Cantumkan judul dan nama kalian sebagai penulis!

2) Teks cerpen yang dibuat harus memuat narasi dan dilalog antar

tokoh serta unsur-unsur pembangun teks cerpen.

3) penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) harus tepat.

3.2 Lembar Penilaian

lembar penilaian dalam penelitian ini berupa format kriteria

penilaian menulis cerpen. Dalam format kriteria ini akan dijabarkan

aspek-aspek yang menjadi penilaian dalam menulis cerpen sehingga data

hasil kemampuan siswa dalam menulis cerpen akan dapat diketahui

dengan jelas sebagai kebutuhan penelitian. Adapun kriteria penilaian

[image:32.595.153.511.516.754.2]

menulis cerpen adalah sebagai berikut.

Tabel 1.4

Kriteria penilaian Menulis Teks Cerpen

No Aspek yang Dinilai Skor Deskripsi

1.

Kelengkapan aspek

formal cerpen

5 Jika memuat judul (judul yang

ditulis sebaiknya relevan dengan

isi cerita dan menjadi petunjuk

makna cerita bersangkutan), nama

penulis (peserta didik

mencantumkan namanya dalam

cepen yang dibuatnya), dialog

(menunjukkan percakapan antar

tokoh dalam cerita),dan narasi

(33)

dalam cerpen)

4 Jika hanya memuat tiga aspek,

misalnya hanya memuat judul,

nama penulis, dan dialog. Aspek

formal cerpen kurang lengkap

karena ada salah satu yang tidak

dicantumkan.

3 Jika hanya memuat dua aspek,

misalnya peserta didik tidak

mencantumkan judul dan nama

pengarang.

2 Jika hanya memuat satu aspek,

misalnya hanya memuat salah

satu aspek, hanya narasi.

1 Jika semua aspek tidak ada.

2.

Kelengkapan

unsur-unsur intrinsik

cerpen

15 Jika memuat tema, tokoh,

penokohan, alur, latar, sudut

pandang dan gaya bahasa.

12 Jika salah satu aspek tidak ada,

misalnya tidak memuat tokoh dan

penokohan

9 Jika dua aspek tidak ada, misalnya

tidak memuat tokoh, penokohan

dan latar.

6 Jika tiga aspek tidak ada,

misalnya tidak emmuat tokoh,

penokohan, latar, serta alur cerita.

3 Jika lebiih dari tiga aspek yang

tdak ada, misalnya tidak memuat

tokoh, penokohan, alur, latar, dan

(34)

3.

Kepaduan

unsur-unsur intrinsik

cerpen

20 Jika terdapat kepaduan seluruh

unsur intrinsik cerpen, yang

meliputi tema (ide yang

mendasari cerita), tokoh dan

penokohan (tokoh dalam cerpen

dapat digambarkan berdasarkan

fisik, psikologi, dan sosiologi),

alur (memuat kejadian awal,

tengah, akhir), latar (tempat,

waktu, dan suasana), sudut

pandang, dan gaya bahasa.

16 Jika terdapat salah satu unsur

yang tidak padu, misalnya

penggambaran karakter tokoh

yang tidak padu dengan gaya

bahasa yang digunakan, misalnya

tokoh digambarkan sebagai

seorang pengemis yang tinggal di

perkampungan kumuh namun

bahasa yang digunakan saat

mengobrol sangat intelektual.

12 Jika terdapat dua sampai empat

unsur yang tidak padu, ,isalnya

tema tidak padu dengan

keseluruhan isi cerpen dan sudut

pandang yang ditulis tidak sesuai.

8 Jika terdapat lima unsur yang

tidak padu, misalnya dalam

cerpen tersebut hanya memuat

kepaduan antara tokoh dengan

latar tanpa memerhatikan

(35)

4 Jika tidak ada kepaduan antara

unsur-unsur intrinsik atau struktur

cerpen.

4.

Ketepatan

penggunaan EYD

(Ejaan Yang

Disempurnakan)

10 Jika dalam teks cerpen terdapat

85-100% penggunaan EYD yang

tepat.

8 Jika dalam teks cerpen terdapat

75-84% penggunaan EYD yang

tepat.

6 Jika dalam teks cerpen terdapat

60-74% penggunaan EYD yang

tepat.

4 Jika dalam teks cerpen terdapat

40-59% penggunaan EYD yang

tepat.

2 Jika dalam teks cerpen terdapat ≤

39% penggunaan EYD yang tepat.

Skor maksimal: 50

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan

berdasarkan tabel kategori penilaian tes keterampilan menulis cerpen

sebagi berikut. Nilai = � ℎ�

(36)
[image:36.595.166.459.146.336.2]

Tabel 1.5

Kategori Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek Berdasarkan Skala Nilai

No. Kategori Nilai

1. Sangat Baik 86-100

2. Baik 76-85

3. Cukup 61-75

4. Kurang 41-60

5. Sangat Kurang 0-40

(Diadaptasi dari Nilai Raport Kelas X SMAN 9 Bandung)

4. Instrumen Observasi

Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar observasi

aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan

untuk mengetahui dan memeroleh informasi mengenai sikap dan perilaku

siswa dan guru, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu

kegiatan, dan hasil yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan.

Observasi ini dilakukan oleh observer atau pengamat untuk mengamati

dan menilai kegiatan belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran

bauran dengan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa

kelas X SMA Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Observer mengisi

lembar observasi dengan memberikan catatan pada kolom-kolom yang telah

disediakan. Pengisian catatan ini bedasarkan kondisi yang nyata dan faktual

yang terjadi saat proses belajar mengajar.

4.1Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tabel 1.6

(37)

No Aspek yang Diamati Keterangan

1.

Kemampuan Membuka

Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa.

b. Memberikan motivasi

kepada siswa.

c. Memberikan acuan bahan

yang akan disajikan.

d. Melakukan apersepsi

(mengaitkan pembelajaran

sebelumnya dengan

pembelajaran yang baru).

2.

Implementasi Pendekatan

Pembelajaran

a. Gerak badan tidak

mengganggu perhatian

siswa.

b. Memperhatikan

penggunaan media.

c. Ketepatan dalam

mengoperasikan media.

d. Kecermatan dalam

pemanfaatan waktu.

e. Mobilitas posisi tempat

dalam kelas.

Audio

a. Kejelasan suara dalam

menjelaskan materi dan

berkomunikasi dengan

siswa.

b. Antusiasme dalam

(38)

respon kepada siswa.

c. Memberikan kesempatan

siswa untuk bertanya.

Visual

a. Menayangkan cuplikan film

pendek berbagai tema.

b. Memutar cuplikan lagu

berbagai tema.

c. Menayangkan tata cara

membuat akun Weblog.

Intelektual

a. Penyajian materi ajar sesuai

dengan langkah-langkah

pembelajaran yang tertuang

dalam RPP.

b. Penilaian menggunakan

format yang telah

disediakan.

3.

Kemampuan Menutup

Pelajaran

a. Menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah

dipelajari.

b. Melakukan refleksi (menin

jau kembali pembelajaran

yang telah dilakukan).

c. Merencanakan tindak lanjut

untuk pembelajaran

[image:38.595.133.513.79.697.2]

selanjutnya.

Tabel 1.7

(39)

No Aspek yang Diamati Keterangan

1.

Aktivitas Siswa Selama Mengikuti

KBM

a. Fokus perhatian siswa pada

pelajaran.

b. Siswa memerhatikan penjelasan

materi yang disampaikan oleh

guru.

2.

Implementasi Pendekatan

Pembelajaran

a. Siswa aktif dalam proses

pembelajaran.

Audio

a. Siswa mendengarkan lagu yang

telah disiapkan pendidik.

b. Siswa melakukan tanya jawab

dengan guru.

c. Siswa mempresentasikan hasil

kerjanya di depan kelas.

d. Siswa menanggapi presentasi

temannya dengan santun.

Visual

a. Siswa mengamati cuplikan film

pendek yang disediakan pendidik.

b. Siswa mengamati dan

mencermati uraian materi

pembelajaran tentang definisi,

unsur-unsur intrinsik cerpen, dan

langkah-langkah memproduksi

cerpen yang disampaikan oleh

(40)

Intelektual

a. Siswa mencatat hal-hal penting

selama proses pembelajaran.

b. Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

E. Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya gambaran tentang

langkah-langkah melakukan penelitian yang biasa disebut dengan prosedur penelitian.

Secara garis besar, prosedur dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu

persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data. Adapun penjabaran dari tiga tahap

prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan tahapan perencanaan sebelum

dilaksanakannya penelitian. Tahapan persiapan ini meliputi rumusan masalah,

studi kepustakaan, perumusan hipotesis, dan penentuan model atau desain

penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian

untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian

perlakuan atau treatment terhadap subjek penelitian dan pemberian tes yang

bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan atau

treatment, baik pretest maupun postest. Adapun pelaksanaan penelitian ini

meliputi tahapan sebagai berikut.

a. Pemberian pretest berupa menulis cerpen dengan tema bebas dan

berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dipaparkan dalam

lembar soal. Pretest ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian

ini, yakni pada kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X

MIA 6 sebagai kelas kontrol. Pemberian pretest ini bertujuan

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan atau

(41)

b. Pemberian perlakuan atau treatment dalam pembelajaran menulis

cerpen dengan menerapkan metode pembelajaran bauran dengan

media blog pada kelas eksperimen dan menerapkan pendekatan

terlangsung pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan atau treatment

sebanyak tiga kali. Selain itu pada tahapan ini, peneliti meminta

bantuan teman sejawat (critical friend) untuk menjadi observer

penelitian yang akan mengobservasi aktivitas pendidik dan peserta

didik pada saat pemberian perlakuan atau treatment di kelas

eksperimen.

c. Pemberian postest berupa menulis teks cerpen dengan menggunakan

instrumen soal yang sama pada saat pretest. Postest ini diberikan pada

kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas X MIA 5 sebagai kelas

eksperimen dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol. Pemberian

postest ini bertujuan untuk mengetahi kemampuan siswa dalam

menulis cerpen berdasarkan kemampuan baru yang telah dimilikinya

setelah mendapatkan perlakuan atau treatment sebelumnya.

3. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data ini merupakan tahapan setelah dilakukan

penelitian, yakni mengolah data penelitian. Tahapan ini meliputi pengolahan

dan penyajian informasi, analisis data, pembuatan kesimpulan, serta

pembuatan laporan hasil penelitian.

F. Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik

pengolahan data kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif tersebut diuji dengan

menggunakan statistik (ukuran) yang tepat sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

testi (subjek yang dievaluasi) itu berukuran tinggi-rendah, baik jelek, atau

berhasil-gagal, (Subana, dkk., 2005, hlm. 16). Selain itu, statistik juga berperan

untuk mengujikan suatu hipotesis. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data

dalam penelitian yaitu sebagai berikut.

(42)

Tahap ini merupakan tahap pengolahan awal dari data-data yang telah

diperoleh atau dikumpulkan dari hasil observasi, tes, dan lain-lain.

2. Tahap Pengorganisasian Data

Tahap ini merupakan tahap untuk memilih data-data yang diperlukan dan

sesuai dengan masalah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Data-data

yang dipilih selanjutnya dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Tahap Temuan Hasil

Tahap ini merupakan tahap yang diperoleh setelah dilakukan analisis data

yang dapat memberikan gambaran atau fakta di lapangan. Pada tahap ini,

peneliti akan dapat menyimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Perhitungan data kuantitatif, seperti hasil tes kemampuan menulis teks cerpen

peserta didik akan diolah menggunakan statistik. Hasil perhitungan statistik ini

dapat membuktikan keefektifan pendekatan dan media yang diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks cerpen dan memberikan gambaran yang jelas tentang

hasil dari penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah

pengolahan nilai pretest dan nilai postest kemampuan menulis siswa dengan

menggunakan perhitungan statistik.

1) Menilai dan menganalisis data tes awal dan tes akhir. Langkah-langkah

analisis datanya adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis teks cerpen yang telah dibuat siswa.

b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3  Sampel Penelitian
Tabel 1.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

MODEL CONCEPTUAL CHANGE PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Taking into account that the customs activity is also recognised as a key to effectively fulfilling the duties entrusted to other state bodies such as those in the area of

2012 ne’ ebé forenese informasaun detalladu kona-ba objetivu Governu ninian no despesas husi Ministériu, Fundu no distritus no mos projetu. doadór sira, disponivél

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi