• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Rakhmat Septianda (0807733)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR

RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Oleh

Rakhmat Septianda 0807733

Karya Ilmiah Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

©rakhmatseptianda 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

(3)

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR

RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP.19650614 199001 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Toto Subroto, M.Pd NIP. 19620808 198703 1 002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR

RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Oleh

Rakhmat Septianda 0807733

Penelitian ini diangkat berdasarkan hambatan yang muncul di lapangan. Bahwa penerapan model pembelajaran secara langsung, peneliti kira kurang efektif untuk mengajarkan materi renang untuk jumlah peserta didik yang banyak.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang berbeda dari penerapan model pembelajaran cooperative learning dan direct teaching terhadap penguasaan gerakan renang gaya dada pada kelas VIII di SMPN 43 Bandung.

Populasi dari penelitian ini merupakan siswa angakatan VIII sebanyak 280. Sampel pada penelitian ini menggunakan siswa-siswi kelas VIII hasil dari pengambilan sampel secara random sampling sebanyak 30 peserta didik.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan modifikasi penilaian gerakan renang gaya dada. Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan di sekolah dan di kolam renang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperiment dan desain penelitiannya menggunakan desain penelitian Posttest-Only Control Design.

Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata dari penerapan model pembelajaran

cooperative sebesar 40,16 dan model pembelajaran direct sebesar 37,1. Hasil analisis data

ternyata nilai t hitung (2,61) lebih besar atau diluar daerah penerimaan Ho dari t tabel (1,701) maka dari itu Ho ditolak.

Maka kesimpulan yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran cooperative

learning dan direct teaching adalah terdapat perbedaan yang signifikan. Saran untuk

penelitian kedepan agar dapat menambah jumlah sampel lebih banyak dan menyiapkan fasilitas yang mendukung khusus untuk materi aktivitas air.

(5)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

MODEL APPLICATION COMPARISON WITH DIRECT INSTRUCTION MODEL COOPERATIVE LEARNING ON THE RESULTS OF LEARNING

DADA STYLE POOL CLASS VIII SMPN 43 BANDUNG By

Rakhmat Septianda 0807733

This research was appointed by the obstacles that arise in the field. That the direct application of learning models, researchers think less effective to teach swimming to the amount of material that many learners.

The purpose of this study was to determine whether there is a different effect from the implementation of cooperative learning model learning and direct teaching to mastery breaststroke swimming movements in class VIII SMPN 43 Bandung.

Population of this research is the students angakatan VIII as much as 280. The sample in this study using students of class VIII results of sampling random sampling of 30 learners.

The instrument used in this study using a modified assessment breaststroke swimming movements. Implementation of the treatment carried out in schools and in the pool. The method used is the method of experiment and research design research design Posttest-Only Control Design.

The study states that the average of the application of cooperative learning model of 40.16 and direct learning model of 37.1. Results of the data analysis turns t value (2.61) is greater than or outside the reception area of Ho of t table (1.701) therefore Ho rejected.

Then the conclusions derived from the application of the teaching model of cooperative learning and direct teaching is that there is a significant difference. Suggestions for future research in order to increase the number of samples and prepare more specifically for facilities that support the water activity of the material.

(6)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang tak dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil dalam melakukan aktifitas fisik dan meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Karena melalui Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan gerak dasar yang mendukung sikap (afektif) dan perilaku (behavioral) hidup bersih dan gerak (psikomotorik) serta kesegaran jasmani. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh jhon dewey dalam Lutan (2008, hlm. 95) mengatakan bahwa:

Dalam kehidupan, pendidikan mempunyai andil besar. Definisi pendidikan sebagai rekontruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami dalam kehidupan individu sehingga segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, sehingga bahan pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya di SMP menekankan pada kegiatan bermain dalam rangka pembentukan kebiasaan hidup sehat serta membantu peserta didik mencapai pertumbuhan ke arah yang optimal.

Renang merupakan bagian dari pokok bahasan aktivitas akuatik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) dengan tujuan memberikan berbagai keterampilan renang kepada siswa. kita ketahui bersama bahwa berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Badruzaman (2007, hlm.

13) mengemukakan bahwa “Pengertian renang secara umum adalah the floatation

of an object in a liquid due to its buoyancy or lift.”. Yang artinya renang secara

(7)

Swimming is the method by which humans (or other animals) move themselves through water. Artinya suatu cara dilakukan orang atau binatang untuk menggerakan tubuhnya di air. serta suatu aktivitas manusia atau binatang yang dilakukan di air, baik di kolam renang, sungai, danau, maupun lautan, dengan berupaya untuk mengangkat tubuhnya untuk mengapung agar dapat bernafas dan bergerak baik maju maupun mundur Olahraga renang mencakup 4 gaya, yaitu gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Proses pembelajaran renang lebih banyak menekankan pada keterampilan dasar berenang, sehingga siswa menjadi lebih terampil dalam berenang. Tetapi juga, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran renang, terutama siswa yang sama sekali tidak memiliki dasar keterampilan renang.

Gaya dada merupakan salah satu gaya dalam renang. Dapat dikemukakan bahwa gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Proses belajar yang dilakukan di sekolah khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani hendaknya didukung dengan berbagai aplikasi model pembelajaran yang bervariasi, karena model pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran di sekolah turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran.

(8)

3

Tabel 1.1 Materi pembelajaran renang atau aktivitas akuatik masuk dalam kurikulum 2013 tingkat sekolah menengah. (sumber: Kementerian Pendidikan

Dan Kebudayaan 2013)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan: a. Pembiasaan perilaku berdoa

sebelum dan sesudah pelajaran b. Selalu berusaha secara

maksimal dan tawakal dengan hasil akhir

c. Mempraktikkan kebiasaan baik dalam berolahraga dan latihan 2. Menghargai dan menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kemajuan diri sendiri dan orang lain, lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.10 Membedakan dua teknik dasar gaya renang melalui penambahan gaya yang telah dikuasai sebelumnya

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

(9)

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan renang ketika Ujian Tengah Semester (UTS) yang penulis lakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung serta informasi yang diperoleh dari guru pendidikan jasmani pada bulan maret 2015, bahwasanya penulis mengamati masih banyak siswa yang belum memahami teknik gerakan renang gaya dada dengan baik. Misalkan dari jumlah siswa kelas VIII-B sebanyak 30 orang, hanya 5 orang (16,67%) yang bisa melakukan teknik gerakan renang gaya dada dengan baik. Dan 25 orang (83,33%) yang masih belum dapat melakukan teknik gerakan renang gaya dada. Secara umum kesalahan atau kesulitan yang dialami siswa pada saat melakukan renang gaya dada ialah pada teknik gerakan kakinya. Dimana tungkai dan pergelangan kedua kaki peserta didik masih kaku pada saat melakukan tarikan kedua tungkai kaki bagian bawah sehingga mereka sangat sulit untuk melakukan gerak menginjak dan menendang yang menyebabkan kedua kaki tidak bertemu lurus ke belakang. Maka akibatnya siswa kurang menguasai keterampilan dalam melakukan teknik gerakan renang gaya dada sesuai dengan yang diperhatikan peneliti pada saat observasi.

Untuk mengukur konteks sejauh mana siswa sudah bisa atau tidak dalam renang atau materi lainya, menurut pendapat ahli ini berhubungan dengan kata belajar, belajar menurut Kimble (dalam Mahendra, 2009, hlm 155) mendefinisikan belajar sebagai “a relatively permanen change in behavioral potentiality that occurs as a result of reinforced practice”. Dari pendapat para ahli tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, konteks siswa bisa atau tidaknya renang adalah kemampuan diri seseorang untuk melakukan gerakan atau kegiatan terhadap tugas atau emban yang dilakukan dengan baik dan sesuai perintah atau tugas. Dalam artian, apabila siswa ditugaskan renang gaya dada dengan tugas jarak 50 m. Maka kategori siswa bisa adalah haruslah melakukan gerakan gaya dada dengan benar dan baik serta mencapai jarak misalkan 50 m.

(10)

5

Ini disebabkan selama ini guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajarannya menggunakan metode demonstrasi atau direct teaching, yaitu guru setelah memberikan penjelasan kepada siswanya langsung mempraktekkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun dampak dari apa yang diterapkan guru selama ini yaitu bahwasanya tidak semua siswa akan mudah memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Karena tidak semua siswa menaruh perhatian yang penuh terhadap apa yang disampaikan dan dipraktekkan oleh gurunya.

Selain penyebab teknik renang gaya dada siswa menurun, penyebab lainnya adalah dari banyaknya jumlah siswa dalam kelas VIII. maka menyebabkan tidak terkontrolnya seluruh siswa oleh guru pada saat pelajaran renang di kolam renang dan siswa tidak sepenuhnya mendapatkan perhatian keseluruhan oleh guru. Itulah mengapa siswa banyak yang tidak memahami teknik renang gaya dada dengan baik. Selain itu juga, guru hanya memusatkan perhatian pada murid laki-laki saja, sedangkan murid perempuan jarang sekali diperhatikan oleh guru. Ini disebabkan oleh murid yang malas untuk berenang dan juga rasa segan guru terhadap murid perempuan untuk belajar renang.

Melihat dari latar permasalahan di atas, bahwasanya keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan dan mensiasati model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa pada dasarnya bertujuan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa dapat termotivasi dan meraih prestasi belajar yang optimal. Kita ketahui bersama bahwa model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani begitu banyak. menurut Metzler dalam Gunawan (2012, hlm. 35) menjelaskan bahwa:

There are seven instruction models that have shown to be effective in teaching physical education: Direct Intruction model, personalized for

(11)

Dari pembahasan di atas menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yaitu: (1) model pembelajaran langsung (2) model pembelajaran personal (3) model pembelajaran kerjasama (4) model pembelajaran pendidikan olahraga (5) model pembelajaran kelompok (6) model pembelajaran inkuiri (7) model pembelajaran taktis. Dari tujuh model pembelajaran yang disebutkan, berdasarkan permasalahan dan kekurangan pembelajaran pada pembahasan sebelumnya serta kedekatan konsep teaching

games for understanding dan teaching games model peneliti memilih cooperative

learning model sebagai pembanding dari model pembelajaran langsung oleh guru

sebelumnya.

Model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin dalam Gunawan (2012, hlm. 28) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.” Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual, maupun secara kelompok. Pada dasarnya, menurut Metzler (2000, hlm. 45) dijelaskan bahwa:

Cooperative learning is a set of related instructional strategies that share the common attributes given by the primary developer Robert Slavin (1983): team rewards, individual accountability, and equal opportunity for success for all students

Kedua model pembelajaran tersebut model direct instruction dan

cooperative learning keduanya akan memberikan pengaruh yang signifikan

(12)

7

mengetahui model pembelajaran mana yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran khususnya renang gaya dada. Maka berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction dan cooperative

learning. Dengan tujuan model pembelajaran manakah yang memberikan hasil

yang lebih signifikan dalam proses pembelajaran renang gaya dada di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 43 Bandung. Dari uraian di atas maka penulis merancang penelitian ini dengan judul “perbandingan penerapan model direct instruction dengan model cooperativr learning terhadap hasil pembelajaran

renang gaya dada pada kelas VIII SMPN 43 bandung.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan peneliti dapatkan berdasarkan hasil observasi pembelajaran di SMPN 43 bandung diantaranya:

1. Dari jumlah siswa kelas VIII rata-rata hanya 5 orang (16,67%) yang bisa melakukan teknik gerakan renang gaya dada dengan baik. Dan sisanya (83,33%) yang masih belum dapat melakukan teknik gerakan renang gaya dada

2. Guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajarannya menggunakan metode demonstrasi atau direct teaching, yaitu guru setelah memberikan penjelasan kepada siswanya langsung mempraktekkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya.

3. Tidak semua siswa akan mudah memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Karena tidak semua siswa menaruh perhatian yang penuh terhadap apa yang disampaikan dan dipraktekkan oleh gurunya.

(13)

pelajaran renang di kolam renang dan siswa tidak sepenuhnya mendapatkan perhatian keseluruhan oleh guru

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan hasil pembelajaran renang gaya dada antara

direct instuction model dengan cooperative learning model pada siswa kelas VIII

di SMPN 43 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hasil yang ingin dicapai atau ditemukan oleh peneliti sendiri. Menurut Suharsimi Arikunto (1993, hlm. 43)

mengemukakan bahwa “tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang

menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.” Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah:

Mengetahui perbedaan hasil pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas VIII di SMPN 43 Bandung antara model pembelajaran direct intruction dan

cooperative learning model.

E. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat dari penelitian ini diantaranya;

1. Secara teoritis: untuk memperoleh wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang direct instruction model dan cooperative learning

model bagi peneliti dalam mengembangkan model pembelajaran

lainnya.

(14)

9

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan maka penulis perlu membatasi beberapa istilah dan sesuai dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pembelajaran renang gaya dada yang menggunakan

direct instruction model dan cooperative learning model terhadap

hasil pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas VIII di SMPN 43 Bandung.

2. Kriteria penilaian pada direct instruction model dan cooperative

learning model dilihat pada hasil pembelajaran dari hasil akhir nilai

tes renang gaya dada tiap kelompok.

3. Peserta didik adalah seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam mungkin dan memiliki tujuan untuk masa depan.

4. Pembelajaran adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.

G. Struktur Organisasi Penulisan

Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab. Adapun uraian mengenai isi dari penulisan setiap babnya adalah sebagai berikut:

1. Dalam BAB I pendahuluan berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan awal dari penyusuna skripsi ini. Bab ini tersusun atas latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Selanjutnya BAB II mengenai Kajian pustaka, Kerangka pemikiran, dan Hipotesis tentang model pembelajaran direct teaching dan cooperative learning, renang gaya dada. Bab ini berfungsi untuk landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan.

(15)

subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik yang digunakan untuk menganisis yang didapat.

4. Selanjutnya BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang dua hal utama, yaitu pengolahan dan analisis data (untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. Untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian) serta pembahasan atau analisis temuan (untuk mendiskusikan hasil temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas dalam BAB II).

(16)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Adapun lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian ini, bertempat di Kolam Renang Bikasoga Bandung beralamat di Jl. Suryalaya Indah No 1-3 Buah Batu Bandung. Untuk waktu frekuensi pertemuan penelitian sebulan minimal sebanyak dua kali. Menurut pendapat (Sarwono & Ismaryati, 1999, hlm 40) bahwa

“Frekuensi jumlah waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 pertemuan latihan atau 2-4 pertemuan latihan per minggu”. Namun dalam kenyataan di lapangan, menunjukan bahwa situasi pembelajaran aktivitas air belum dapat diterapkan secara padat. Namun perkembangan pembelajaran tidak tergantung pada jumlah sedikitya pertemuan. namun peneliti menerapkan setiap pertemuan dengan materi pembelajaran yang padat. Hal ini disebabkan karena kapasitas dan terbatasnya kemampuan peneliti dalam mengkordinir biaya pertemuan aktivitas air di kolam renang. Penelitian ini berakhir apabila melihat dari hasil peningkatan pembelajaran siswa. Apabila selama 12 kali pertemuan tersebut siswa telah mengalami perubahan atau peningkatan, maka sampel siap untuk diambil data tes akhir lapangan.

Untuk memecahkan suatu permasalahan penelitian perlu adanya data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti dalam mendukung tercapainya suatu tujuan penelitian. Disinilah peran populasi dalam penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh data dan informasi sesuai dengan tujuan yang akan diteliti. Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki karakteristik tertentu, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 55) bahwa, “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan

waktu yang kita tentukan”. Lebih lanjut Arikunto (2006, hlm. 130)

mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah “Keseluruhan

(17)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN 43 Bandung.

Sampel merupakan bagian kecil dari populasi, tetapi dapat mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 91) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa sampel merupakan wakil atau sebagian data dari populasi yang diambil untuk diteliti dan dijadikan sumber data selanjutnya. Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN 43 Bandung.

Dari pemaparan di atas pengambilan sampel dari penelitian ini penulis menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak, berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Individu-individu tersebut memiliki peluang yang sama, bila mereka memiliki karakteristik yang sama. Adapun jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak 30 peserta didik.

Bagan 3.1 Pembagian pembagian sampel

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian posttest-only control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain Model pembelajaran koperatif

15 siswa

Model pembelajaran langsung 15 siswa

(18)

49

tidak. Kelompok yang diberik perlakuan disebut kelompok eksperiment dan yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya: jika terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperiment dan kelompok kontrol,

maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Bagan 3.2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design (Sugiyono, 2011, hlm. 76)

Keterangan:

R : Sampel diacak secara random X : Perlakuan yang diberikan peneliti O2 : Hasil sampel yang diberikan perlakuan O4 : Hasil sampel yang tidak diberikan perlakuan

R

X

O2

(19)

Dari gambar diatas ada pula langkah-langkah yang akan penulis laksanakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagan 3.3 langkah-langkah penelitian

Penjelasan langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Menentukan populasi

2. Menentukan sampel secara random sampling Treatment kelompok model

pembelajaran koperatif

Treatment kelompok model pembelajaran langsung Populasi

Sampel

Tes akhir Tes akhir

Pengumpulan data

Pengolahan dan Analisis data

(20)

51

3. Membagi sampel kedalam dua kelompok a. Kelompok model pembelajaran koperatif b. Kelompok model pembelajaran langsung

4. Melakukan proses pembelajaran atau perlakuan pada sampel 5. Melakukan tes akhir

6. Mengolah data

7. Melakukan pengujian hipotesis

8. Mengambil kesimpulan dari hasil data yang diperoleh penulis

C. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu atau untuk mencari jawaban. Metode penelitian pada dasarnya adalah suatu cara yang digunakan untuk membuktikan, mengungkapkan, menyimpulkan permasalahan menjadi suatu jawaban dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan secara sistematis. Metode atau cara yang ditempuh dalam upaya memecahkan masalah dalam penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Ada banyak cara atau metode yang digunakan dalam penelitian, penggunaan metode tersebut tergantung dari permasalahan serta jenis penelitian yang hendak dilakukan dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Dalam hal ini berarti metode memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Menurut Sukmadinata (2005, hlm 52) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang di dasari asumsi dasar, pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu yang

(21)

terkendalikan.” Sesuai pernyataan yang telah dikemukakan diatas, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan maka penulis perlu membatasi beberapa istilah dan sesuai dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pembelajaran renang gaya dada yang menggunakan

direct instruction model dan cooperative learning model terhadap

hasil pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas VIII di SMPN 43 Bandung.

2. Kriteria penilaian pada direct instruction model dan cooperative

learning model dilihat pada hasil pembelajaran dari tes hasil akhir

nilai tes renang gaya dada tiap kelompok.

3. Peserta didik adalah seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam mungkin dan memiliki tujuan untuk masa depan.

4. Pembelajaran adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat untuk mengukur data. Instrument dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum SMP yang akan menjadi alat bantu dalam menilai proses penelitian selama mengikuti proses pembelajaran gerakan renang gaya dada yang diberikan kepada siswa kelas VIII pada pembelajaran renang gaya dada di SMPN 43 Bandung. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 92) mengemukakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati.” Sehingga instrument diperlukan untuk mengumpulkan data

(22)

53

a. Menentukan jadwal penelitian, yaitu pada bulan April sampai dengan Mei 2015. Penelitian dilakukan 12 kali pertemuan.

b. Menentukan waktu dan tempat penelitian, yaitu dilakukan diluar jam pelajaran pendidikan jasmani setiap hari sabtu pada pukul 08.00–12.00. tempat pelaksanaan dilakukan di Jl. Suryalaya Indah No 1-3 Buah Batu Bandung.

c. Kriteria penilaian tes gerakan renang gaya dada ini merujuk pada skala penilaian yang dikemukakan oleh Schembri (1989:16) yaitu:

Tabel 3.1 Skala Penilaian (dalam Syuhud perpustakaan upi.edu (2013, hlm 34)

Rating Scale

Score Characteristics

5

4

3

2

1

Performed with completed assurance and control. Excellent

technique and form. Fluid movement.

Very good, minor errors of form and position. Ndeviation from text.

Good control.

Good. Essential features demonstrated performance looked safe,

even thougt minor error of form were present.

Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the

requirements of the written text.

Not recognizable due to poor execution or omissions. Unsafe.

Can’t to control. Bad Move and technic, many failed demonstrated performance

Poor demonstrated performance Dont understand about

Technique

Keterangan:

Skor 5 :Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan lancar.

(23)

pelanggaran dari ketentuan.

Skor 3 :Baik. Hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil. Skor 2 :Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan dari

ketentuan yang ditulis.

Skor 1 :Tak dapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang. Tidak aman.

Ada pun format tes kisi-kisi yang digunakan untuk keterampilan gerakan renang gaya dada adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 format analisis penilaian tes gerak dasar renang gaya dada dalam penelitian unila (Budi Setiadi:2009, hlm 73)

No Gerakan Kriteria

Penilaian

Bobot Nilai Nilai Akhir 5 4 3 2 1

1 Sikap Awal

1. Posisi badan tegak lurus di bawah start box dengan satu kaki ditekuk menempel tembok 2. Kedua tangan di samping badan 3. Pandangan lurus ke atas

2 Pelaksanaan

1. Posisi badan streamline pada saat

meluncur dan berenang

2. Kedua tangan mendorong secara Bersamaan

3. Kedua kaki menendang secara Bersamaan

4. Ketepatan saat mengambil nafas 5. Koordinasi seluruh gerakan renang

gaya dada

3 Sikap Akhir 1. Tangan menyentuh tepi kolam 2. Posisi badan kembali tegak lurus

(24)

55

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Renang Gaya Dada (Budi Setiadi:2009)

Kiteria Aspek yang dinilai Kriteria

penilaiaan

Gerakan Lengan

Melakukan gerakan tangan lurus ke depan dengan sikut tertekuk.

1 Menarik kedua telapak tangan ke luar (kira-kira 30

cm).

2 Membengkokkan kedua siku sedikit dan lengan

bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan kebelakang dengan kuat sampai segaris bahu.

3

Melakukan putaran kedua telapak tangan kearah dalam, sampai kedua telapak tangan bertemu di bawah dada, kedua siku mengikuti rapat di bawah dada.

4

Melakukan gerakan tangan idorong ke depan lurus, usahakan kedua lengan releks dan dalam posisi horizontal.

5

Gerakan Kaki

Melakukan tarikan tumit kearah pantat saja, melakukan dorongan ke belakang saja

1 Melakukan tarikan tumit dan dekat

dengan pantat, melakukan dorongan ke belakang dan jari-jari kaki menghadap keluar

2

Melakukan tarikan tumit kearah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin kearah pantat, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar dan kaki disepakkan pada saat bersamaan.

3

Melakukan tarikan tumit ke arah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin kea rah pantat dan lutut berdampingan dan tumit rapat.

Melakukan dorongan ke belakang, jarijari kaki

(25)

menghadap keluar, kaki disepakkan ke belakang dan diputar secara bersamaan.

Melakukan tarikan tumit kea rah pantat dan mengangkat kaki sedekat mungkin ke arah pantat dan lutut masih berdampingan dan tumit tidak terlalu rapat satu dan yang lain, melakukan dorongan ke belakang, jari-jari kaki menghadap keluar, kaki disepakkan ke belakang dan diputar secara bersamaan. dengan gerakan kaki dibuka lebar-lebar.

5

Pernapasan

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line

1 Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi

badan tidak strime line dan mulut di buka lebar

2 Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi

badan tidak strime line dan mulut di buka lebar

3 Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi

badan tidak strime line,

mulut di buka lebar dan dapat mengambil nafas secara bebas

4

Gerakan kepala mengangkat ke depan posisi badan tidak strime line,

mulut di buka lebar, dapat mengambil nafas secara bebas dan menghembuskan udara dari mulut secara tepat (explosive)

5

Kepala Kepala naik, tangan dan kaki ke bawah 1 Kepala naik, tubuh turu ke bawah 2

F. Teknik Pengumpulan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan tes hasil penguasaan gerakan renang gaya dada pada sampel penelitian. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata ( ̅) dari setiap kelompok data dengan rumus : ̅ =∑

(26)

57

̅ : Rata-rata suatu kelompok n : Jumlah sampel

Xi : Nilai data

∑ � : Jumlah sampel suatu kelompok

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :

� = √∑ − ̅� −

Keterangan tanda dalam rumus diatas adalah : S : Simpangan baku yang dicari n : Jumlah sampel

∑ − ̅ : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji lilifors. Untuk prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…Zn dengan menggunakan rumus :

= ��− �̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)

4. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (Z.Z1)

5. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…Zn∑ . Jika proporsi ini dinyatakan S(Z1), maka :

� � =� � � , , … , �∑ �

6. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. 7. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

(27)

8. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

9. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan : � =� � � � �� � � � � �

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf

nyata (α) = 0,05.

10.Pengujian signifikan peningkatan hasil pembelajaran, Menguji kesamaan dua rata (satu pihak). Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) dapat menggambarkan bahwa terdapat perbedaan atau tidak mengenai hasil penguasaan gerak renang gaya dada di SMPN 43 Bandung. Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya harus berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal dan homogen maka rumus statistik yang digunakan yaitu uji t, dengan rumus sebagai berikut:

= ̅ − ̅ √�� +��

Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2), melalui rumus sebagai berikut :

� = � − � − � − �� + � −

Keterangan tanda dalam rumus : t : Nilai t yang dicari (thitung) S2 : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel kelompok 1 n2 : Jumlah sampel kelompok 2

(28)

59

S12 : Variansi kelompok 1 S22 : Variansi kelompok 2

Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional sederhana. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t < t1-α, dalam hal lain tolak hipotesis, dengan peluang pada (α = 0,95) dengan dk = (n1+n2-2).

G. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu upaya mengolah data menjadi informasi yang dilakukan dalam suatu kegiatan dengan cara diteliti, dipelajari dan memeriksa serta membandingkan data dan membuat interpertasi yang diperlukan dalam penelitian. Sehingga data yang dihasilkan dapat diindentifikasi suatu permasalahnya yang kemudian masalah tersebut dirumuskan dengan jelas dan benar. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu:

1. Data Kuantitatif yang berwujud hasil belajar siswa, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan statistika deskriptif.

(29)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan sama dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Dengan demikian dapat dipaparkan kesimpulan sebagai berikut:

Dalam perjalanan penelitian, peneliti memperoleh simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh terhadap pembelajaran renang khususnya. Hal ini terlihat dalam praktek di lapangan siswa dapat belajar secara kooperatif dalam pemanfaatan kelompok kecil, dimana proses ini memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. jadi dapat digambarkan seperti suatu kelompok yang sedang membangun dan saling tolong menolong satu sama lain.

Seperti jika ada anggota yang tidak bisa melakukan gerakan kaki gaya dada, mereka mengajari rekannya tersebut sampai berhasil, lalu mereka melakukan tugas gerak berikutnya tanpa ada yang tertinggal. Hingga sampai pada keseluruhan gerakan renang gaya dada dan menyiapkan kelompoknya untuk dites oleh guru. dari keuntungan model cooperative inilah membuktikan model pembelajaran cooperative memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada model direct teaching dalam pembelajaran renang gaya dada di SMPN 43 Bandung.

B. Saran

(30)

68

1. Bagi seluruh pengajar atau guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk materi gerakan renang gaya dada.

2. Semoga hasil penelitian dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun praktik bagi semua lapisan masyarakat yang konsen terhadap kemajuan pendidikan jasmani.

3. Bagi Siswa

(31)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii UCAPAN TERIMA KASIH ... iii DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN ... ix DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian ... 1 B.Identifikasi Masalah ... 7 C.Rumusan Masalah Penelitian ... 8 D.Tujuan Penelitian ... 8 E. Manfaat Penelitian ... 8 F. Defini Istilah ... 9 G.Struktur Organisasi Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISI PENELITIAN

A.KAJIAN PUSTAKA

(32)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Sampel ... 47 B.Desain Penelitian ... 48 C.Metode Penelitian ... 51 D.Defini Operasional ... 52 E. Instrument Penelitian ... 52 F. Teknik Pengumpulan Data ... 56 G.Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskriptif Data

1. Data Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir ... 60 2. Uji Normalitas ... 60 3. Hasil Uji Homogenitas ... 63 3. Hasil Uji Hipotesis ... 64 B. Pembahasan Hasil Penemuan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 67 B.Saran ... 67

(33)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Materi pembelajaran renang atau aktivitas akuatik masuk dalam

kurikulum 2013 tingkat sekolah menengah. ... 1 Table 2.1 Lima Fase Model Pembelajaran Langsung (Direct Teaching) ... 33 Tabel 2.2 Fase-Fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 38 Tabel. 2.3 Perbedaan Hasil Belajar Renang Gaya, diterapkan menggunakan direct instruction dan cooperative learning ... 45 Tabel 3.1 Skala Penilaian (dalam Syuhud perpustakaan upi.edu (2013, hlm 34)52 Tabel 3.2 format analisis penilaian tes gerak dasar renang gaya dada dalam

penelitian unila (Budi Setiadi:2009, hlm 73) ... 53 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Renang Gaya Dada (Budi Setiadi:2009) ... 54 Tabel 4. 1 Deskripsi Data Rata-rata Tes Renang Gaya Dada ... 59 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Skor Rata-rata Menggunakan Uji Liliefors

Kelompok Model Kooperatif ... 60 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Rata-rata Menggunakan Uji Liliefors

(34)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kedudukan proses belajar (ahmad furqon: psikologi belajar:

(35)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gaya Bebas atau The Crawl Stroke ... 18

Gambar 2.2 Gaya Punggung atau The Back Crawl Stroke ... 18

Gambar 2.3 Gaya Kupu atau The Dolphin Butterfly Stroke ... 19

Gambar 2.4 Gaya Kupu atau The Breast stroke ... 20

Gambar 2.5 Posisi tubuh gaya dada ... 20

Gambar 2.6 Gerakan Layangan dada ... 21

Gambar 2.7 Gerakan Sapuan... 22

Gambar 2.8 Awalan sapuan dalam... 22

Gambar 2.9 Gerakan tungkai dada ... 23

Gambar 2.10 Tendangan luar dan dalam ... 23

Gambar 2.11 Pengambilan nafas... 24

(36)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR

Satuan Pendidikan : SMPN 43 Bandung

Kelas/Semester : VIII/1

Mata Pelajaran : Pendidikan jasmani

Tema/Topik : Aktivitas Aquatik (Renang gaya dada)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1,3,5,7,9,11)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan:

a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir c. Mempraktikkan kebiasaan baik dalam berolahraga dan latihan

2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kemajuan diri sendiri dan orang lain, lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran.

3.10 Membedakan dua teknik dasar gaya renang melalui penambahan gaya yang telah dikuasai sebelumnya

4. 8 Mempraktikkan keterampilan dua teknik dasar gaya renang melalui penambahan gaya yang telah dimiliki dengan koordinasi yang baik dengan jarak tertentu

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Kognitif

a. Menjelaskan gerak dasar kaki yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

b. Menjelaskan gerak dasar lengan yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

c. Menjelaskan cara mengambil nafas yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

2. Afektif

a. Menunjukan sikap selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir

(37)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Psikomotor

a. Mempraktikan gerak dasar kaki yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

b. Mempraktikan gerak dasar lengan yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

c. Mempraktikan cara mengambil nafas yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

D. Tujuan

1. Kognitif

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat:

a. Menjelaskan gerak dasar kaki yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

b. Menjelaskan gerak dasar lengan yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

c. Menjelaskan cara mengambil nafas yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

2. Afektif

a. Menunjukan sikap selalu berusaha pada saat melakukan gerak dasar pembelajaran renang

b. Menunjukan sikap menbantu teman pada saat naik kepermukaan

c. Menunjukkan perilaku tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemajuan diri sendiri

dan orang lain, lingkugan sekitar, serta penggunaan sarana prasarana pembelajaran aktivitas akuatik

3. Psikomotor

a. Melakukan pembelajaran gerakan gerak dasar kaki yang menyerupai gerakan gaya dada

dalam renang.

b. Melakukan pembelajaran gerakan gerak dasar lengan yang menyerupai gerakan gaya dada

dalam renang

d. Melakukan gerakan cara mengambil nafas yang menyerupai gerakan gaya dada dalam

renang

E. Materi

Pembelajaran gerakan kaki dengan kedua tangan dipegang. Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

a) Sikap telungkup, kedua tangan lurus ke depan dipegang teman dan kedua kaki lurus ke belakang.

b) Kemudian lakukan gerakan kaki gaya dada seperti pembelajaran pertama. Lakukan pembelajaran dalam jarak 8–10 meter dengan ulangan 2–3 kali.

Peserta didik diminta mengamati dan merasakan koordinasi gerakan yang dilakukan, lalu temukan pola yang paling sesuai buat mereka.

Pembelajaran gerakan lengan di air. Cara melakukan gerakan lengan di air adalah sebagai berikut.

a) Bentuk pembelajarannya sama dengan pembelajaran di darat

b) Sekarang pembelajarannya di air yang dangkal

(38)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang paling sesuai buat mereka.

Pembelajaran gerakan lengan dipegang teman. Cara melakukan gerakan lengan dengan dipegang adalah sebagai berikut.

a) Posisi badan terlentang

b) Lalu temanmu memegang kakimu c) Hingga posisi badanmu lurus d) Kedua tangan lurus ke depan e) Kepala agak sedikit di atas air

f ) Lakukan pembelajaran ini dalam jarak 8–10 meter g) Pembelajaran ini diulangi 2–3 kali.

Pembelajaran gerakan tangan dan pengambilan napas . Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

a) Sikap telungkup dengan kedua kaki lurus ke belakang dipegangi oleh teman dan kedua tangan lurus ke depan.

b) Lakukan gerakan yang dimulai dengan kedua telapak tangan dibuka ke samping, dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah dada.

c) Putar kedua telapak tangan bersamaan dengan menekan ke bawah permukaan air dan akhir putarannya di bawah dagu.

d) Gerakan selanjutnya, kembali pada sikap pertama. Lakukan Pembelajaran dalam jarak 8 – 10

meter dengan ulangan 2 – 3 kali.

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Tugas Guru Tugas Siswa

Pendahuluan

-Mengucapkan salam kepada

siswa

-Berdoa

-Cek siswa, pastikan dalam

keadaan sehat

-Apabila ada yang sakit

diperlakukan secara khusus (siswa duduk di pinggir kolam sambil

-Guru memperhatikan siswa

-Siswa berganti pakaian

-Berbaris empat shaf

-Berdoa

-Pemanasan dengan bentuk permainan yang

kontekstual

Permainan polo air.

Keterangan:

 Pemanasan dengan bentuk permainan

menyerupai polo air (permainan

modifikasi ) berada pada kolam

kedalaman 1meter

 Dalam permainan siswa dibagi menjadi

2 tim

 Dimana dalam masing-masing tim

(39)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan membawa bola ke bagian batas pertahanan lawan.

Inti -Mengamati perkembangan

perilaku siswa

-Pada gerakan yang spesifik

guru dapat

mendemontrasikannya terlebih dahulu

-Guru memberi kebebasan

kepada siswa untuk

a. Pembelajaran gerakan kaki renang gaya

dada

b. Pembelajaran gerakan lengan renang

gaya dada

c. pembelajaran cara mengambil nafas

renang gaya dada

d. Siswa melakukan pembelajaran renang

melalui permainan dalam air yang telah dimodifikasi.

Formasi permainan dalam air hasil modifikasi

(40)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Siswa melakukan permaianan yang

telah didesign oleh guru hasil

modifikasi permainan dalam air dengan peraturan sebagai berikut:

 Siswa di bagi menjadi 3 kelompok

 Setiap kelompok berbaris 1 banjar

ada jarak dengan teman , posisi berada pada pinggir kolam

 Tugas siswa atau setiap kelompok

berlomba mengambil benda (bola) yang berada pada tengah kolam

secara bergantian dengan

menggunakan teknik renang gaya dada dengan tolakan awal pada pinggir kolam

 Tingkat kesulitan terus

ditingkatkan

 Setelah permainan selesai siswa diberi

kesempatan untuk mencoba atau melatih gerak dasar tersebut melalui latihan drill dengan formasi sebagai berikut :

 Siswa melakukan latihan gerak dasar

renang yang menyerupai gerakan gaya dada :

 Setiap siswa melakukan gerak

dasar renang yang menyerupai

gaya dada dibantu oleh

temannya yang berada

disamping siswa yang

melakukan.

 Siswa melakukan gerakan

tersebut secara bolak balik

(41)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu .

 Guru melakukan pengamatan terhadap

peningkatan kualitas gerakan yang dilakukan siswa setelah melakukan drill

dan sekaligus menilai proses

pembelajaran yang dilakukan siswa.

Penutup -Guru bertanya kepada siswa

yang berkenaan dengan materi yang telah diberikan

-Guru memimpin pelemasan

-Menjelaskan manfaat

pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik

-Memimpin doa

-Bersalaman dengan siswa

-Menjawab pertanyaan dari guru

-Melakukan pelemasan

-Mendengarkan penjelasan manfaat

pelemasan

-Berdoa

-Bersalaman dengan guru

-Siswa berganti pakaian

10 menit

G. Model pembelajaran

1. Model pembelajaran : Direct instruction

H. Bahan dan alat pembelajaran

1. Buku referensi

Buku guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.

Nugraha, Eka, dkk, 2010, Didaktik Metodik Pengajaran Renang, Jurusan Pendidikan Olahraga, Prodi PJKR, UPI Bandung

2. Alat

Kolam renang, peluit

I. Evaluasi

a. Penilaian Pengetahuan 1. Petunjuk Penilaian

Setelah mempelajari materi renang gaya dada, guru melakukan evaluasi pada aspek kognitif melalui pertanyaan langsung yang diajukan kepada siswa dengan butir soal sebagi berikut:

(42)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jelaskan bagaimana cara melakukan mengambil nafas yang menyerupai gerakan gaya dada dalam renang

Skor maksimal 16 point

Kriteria Penilaian (Pengetahuan/Pemahaman)

Skor 4: jika peserta didik mampu menjawab pertanyaan dengan lengkap dan jelas.

Skor 3: jika peserta didik mampu menjawab pertanyaan dengan lengkap akan tetapi kurang jelas.

Skor 2: jika peserta didik mampu menjawak pertanyaan dengan kurang lengkap dan kurang jelas.

Skor 1: jika peserta didik tidak mampu menjelaskan

b. Penilaian Keterampilan

1. Petunjuk Penilaian

Penilaian yang dilakukan guru berupa observasi, dimana selama pelaksanaan guru melihat proses siswa dalam melakukan teknik gerakan renang gaya dada dalam permainan maupun dalam proses latihan.

Skor maksimal : 16 point

Kriteria

Skor maksimal : 12 point

kriteria:

Penilaian Keterampilan Gerak Nilai Akhir

(43)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(skor Kognitif) + (Skor Keterampilan) + (Skor Afektif spiritual)

NA =

Jumlah skor maksimal ( 44 poin)

MENGETAHUI, GURU MATA PELAJARAN

KEPALA SEKOLAH

... Rakhmat Septianda

(44)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelas/Semester : XII / 1

Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12)

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,

gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan:

a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir c. Mempraktikkan kebiasaan baik dalam berolahraga dan latihan

2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kemajuan diri sendiri dan orang lain, lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran.

3.10 Membedakan dua teknik dasar gaya renang melalui penambahan gaya yang telah dikuasai sebelumnya

4. 8 Mempraktikkan keterampilan dua teknik dasar gaya renang melalui penambahan gaya yang telah dimiliki dengan koordinasi yang baik dengan jarak tertentu

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan pengertian renang gaya dada

2. Menjelaskan teknik renang gaya dada

3. Menerapkan sikap kerjasama, tanggung jawab , percaya diri, dan keberanian.

4. Melakukan Latihan gerakan koordinasi teknik renang gaya dada dengan posisi awalan meluncur

(badab , kaki, dan tangan lurus terlungkup mengapung di air), gerakan tangan membuka seperti gerakan heart kepala naik mengambil nafas, gerakan tangan kembali lurus, dan kemudian kaki bergerak tekuk, membuka, dan lurus. Gerakan ini di ulangi beberapa kali sampai dapat berenang di garis finish sejauh 10 meter.

D.Tujuan Pembelajaran

(45)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Siswa dapat melakukan Latihan awalan atau meluncur teknik renang gaya dada sebanyak tiga

kali pengulangan dengan posisi badan terlungkup di air meluncur tangan dan kaki lurus .

 Siswa dapat melakukan Latihan gerakan lengan teknik renang gaya dada sebanyak lima kali

pengulangan dengan posisi tangan tekuk, buka, dan lurus kembali (membentuk putaran heart di dalam air)

 Siswa dapat melakukan Latihan gerakan nafas teknik renang gaya dada sebanyak lima kali

pengulangan dengan posisi ketika melakukan gerakan tangan membuka kepala naik untuk mengambil nafas (posisi ini dilakukan ketika melakukan gerakan tangan)

 Siswa dapat melakukan Latihan gerakan kaki teknik renang gaya dada sebanyak lima kali

pengulangan dengan posisi dari gerakan kaki lurus , tekuk, membuka, dan kembali lurus lagi.

 Siswa dapat melakukan Latihan gerakan koordinasi teknik renang gaya dada dengan posisi

awalan meluncur (badab , kaki, dan tangan lurus terlungkup mengapung di air), gerakan tangan membuka seperti gerakan heart kepala naik mengambil nafas, gerakan tangan kembali lurus, dan kemudian kaki bergerak tekuk, membuka, dan lurus. Gerakan ini di ulangi beberapa kali sampai dapat berenang di garis finish sejauh 10 meter.

E. Materi Pembelajaran Renang gaya dada

Gaya dada (breast stroke) atau sering disebut gaya katak dalam renang adalah gaya yang paling mudah dipelajari. Namun, dari segi kecepatan, gaya ini menjadi yang paling lambat dibanding tiga gaya lain, yaitu gaya bebas, gaya punggung, dan gaya kupukupu. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada yang dilakukan secara benar memerlukan teknik pernapasan yang teratur dengan wajah terbenam pada waktu meluncur.

F. Metode dan Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Kooperatif

2. Saling menilai sesama teman (Resiprocal)

G.Langkah-langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Pembelajaran KONSEP Gambar Waktu

1. PENDAHULUAN a. Berbaris

Peserta didik dikelompokan menjadi 3 kelompok perbarisan.

b. Berdo’a

Berdo’a sesuai dengan kepercayaan dan

agama masing-masing. c. Apersepsi

1) Guru membuka pelajaran dengan salam “

Assalamuallaikum warahmatullahiwa

barakatuh”

2) Menanyakan kesehatan peserta didik.

3) Bila ada peserta didik yang tidak

berangkat mencari tahu alasannya dan memberi motivasi peserta didik.

4) Menyampaikan materi dan tujuan

pembelajaran.

(46)

Rakhmat Septianda, 2015

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA KELAS VIII SMPN 43 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pemanasan

1) Peserta didik melakukan joging/lari

mengelilingi kolam renang sebanyak 1 putaran

2) Setelah itu dilanjutkan pemanasan statis

(Streching). Dimulai dari gerakan kepala menuju ke arah kaki, masing-masing bagian dengan hitungan 1x8.

o Peregangan dimulai dari gerakan kepala

di tekan kedepan, atas, ke samping kanan dan kiri.

o Satu tangan lurus kedepan, dan tangan

satunya memegang ujung jari tangan ditarik kebelakang bergantian kanan dan kiri.

o Kedua tangan saling mengait kemudian

di tarik keatas, kesamping kanan, kiri, kedepan, kebawah, dan kebelakang.

o pegangan tangan dengan kedua tangan

ditekuk didepan dada di tarik pendek 2 kali dan panjang 2 kali.

o Tangan membentuk letter i kemudian di

ayun bergantian keatas dan kebawah.

o Tangan membentuk letter s dibelakang

badan di ayun bergantian keatas kaki, bergantian kiri dan kanan.

o Kaki kanan di tekuk kebelakang di

pegang kedua tangan, telapak kaki menempel di pantat ( berdiri dengan satu kaki bergantian kaki kiri dan kanan).

3) Peserta didik melakukan pemanasan

dengan permainan “ hijau-hitam” di dalam kolam renang.

Cara bermain:

a) Siswa dibagi menjadi 2 baris

b) Baris pertama diberi nama hijau, yang

kedua hitam

c) Saling membelakangi

d) Apabila guru memberi aba-aba hijau,

maka hijau yang berlari di air. Dan sebaliknya ketika hitam yang disebut maka hitam yang berlari

e) Selanjutnya mengikuti aba-aba guru.

Gambar

Tabel 1.1 Materi pembelajaran renang atau aktivitas akuatik masuk dalam
Tabel 3.1 Skala Penilaian (dalam Syuhud perpustakaan upi.edu (2013, hlm 34)
Tabel 3.2 format analisis penilaian tes gerak dasar renang gaya dada dalam
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Renang Gaya Dada

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan

[r]

[r]

[r]

Hal ini terbukti dari kemampuan siswa memperhatikan sebuah tayangan video dari audiovisual dan tidak mengobrol saat penayangan video, serta siswa mampu membuat

[r]

Hal yang terjadi dalam dinamika arus lalu lintas yaitu ketika sistem stabil diganggu, sistem akan mengatur dirinya kembali ke keadaan stabil, namun dengan kondisi yang

IN COLOMBIANA (2011) MOVIE DIRECTED BY OLIVIER MEGATON: A PSYCHOANALYTIC APPROACH.