commit to user
i
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
DENY IRAWAN
F 3308037
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
Tugas akhir yang berjudul “ANALISIS KREDIT MACET PADA PT. BPR DUTA BHAKTI INSANI KANTOR PUSAT CEPU SELAMA 2008, 2009 dan 2010”. Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna untuk mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Akuntansi Keuangan FE UNS
Surakarta,...2011
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Taufiq Arifin, SE. MSc, Ak.
commit to user
iii
Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Tugas Akhir, Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas – tugas dan
memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi
Surakarta,...2011
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Sri Suranta, SE, Msi, Ak. (………..)
Penguji
2. Taufiq Arifin, SE, MSc, Ak. (………..)
commit to user
iv
• Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tetapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna.
• Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
• Kita semua hidup dalam ketegangan dari waktu ke waktu, serta dari hari ke
hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari pahlawan dari cerita kita
commit to user
v Karya tulis ini penulis persembahkan untuk :
• Orang tuaku
• Kakakku, Novi dan Kris
• Pacarku, Puput Saputri
• Sahabat – sahabat dekatku
• Teman-teman kos Arjuna.
commit to user
vi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS KREDIT MACET PADA PT. BPR DUTA BHAKTI INSANI KANTOR PUSAT CEPU SELAMA 2008, 2009 dan 2010”.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat dibutuhkan demi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak dr.Wisnu Untoro, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, MSi, Ak selaku Ketua Program D3 Akuntansi
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Taufiq Arifin, SE, MSc, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Johanes Handoko, selaku Direktur Utama BPR Duta Bhakti Insani
kantor pusat Cepu yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian guna menyusun Tugas Akhir.
5. Ibu Purwati, selaku Manager Operasional yang telah membantu penulis untuk
memperoleh data dalam penelitian.
6. Kedua orang tuaku, berkat restu dan doanya penulis dapat menyelesaikan
commit to user
vii penyelesaian tugas akhir.
8. Buat pacarku Puput Saputri, terima kasih atas bantuan dan memberi semangat
dalam penyelesaian tugas akhir.
9. Buat teman – teman D3 Akuntansi Keuangan Angkatan 2008 terima kasih
unutk kerjasamanya selama ini.
10.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu karena
keterbatasan penulis.
Akhir kata, walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mohon maaf dan berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
commit to user
viii
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
A. Gambaran Umum Tentang BPR Duta Bhakti Insani Cepu ... 1
commit to user
ix
h. Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit ... 42
i. Prosedur Pemberian Kredit ... 46
j. Definisi Analisis Kredit ... 49
k. Kolektibilitas Kredit ... 51
l. Definisi Kredit Macet ... 52
m.Faktor-faktor Penyebab Kredit Macet ... 53
n. Teknik Penyelamatan Kredit Macet ... 54
B. ANALISIS DATA ... 56
C. PEMBAHASAN ... 65
BAB III TEMUAN ... 68
A. Kelebihan ... 68
B. Kelemahan ... 70
BAB IV PENUTUP ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
x
Halaman
commit to user
xi
Halaman
Tabel II.1 Kolektibilitas kredit BPR Cepu tahun 2008... 58
Tabel II.2 Daftar usia debitur BPR Cepu tahun 2008... 59
Tabel II.3 Kolektibilitas kredit BPR Cepu tahun 2009... 60
Tabel II.4 Daftar usia debitur BPR Cepu tahun 2009... 60
Tabel II.5 Kolektibilitas kredit BPR Cepu tahun 2010... 61
Tabel II.6 Daftar usia debitur BPR Cepu tahun 2010... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Tentang BPR Duta Bhakti Insani kantor pusat Cepu
a. Sejarah Perusahaan
PT BPR Duta Bhakti Insani terdiri dari:
1. PT BPR Bina Sejahtera Insani
Jl. Raya Palur Km. 5 No. 49 Palur, Surakarta.
2. PT BPR Rejeki Insani
Jl Kauman No. 61 Pedan, Klaten.
3. PT BPR Duta bhakti Insani
Jl. Pemuda No. 75 Cepu, Blora.
PT Bank Perkreditan Rakyat Insani merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa perbankan, yang berdiri pada tanggal 19 Agustus
1989 dengan badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Dasar hukum pendirian
PT BPR Duta Bhakti Insani adalah;
a) Akta Notaris No. 42 tanggal 13 Desember 1996 tentang Anggaran Dasar
PT BPR Duta Bhakti Insani juncto Akta Notaris No. 14 tanggal 3 Mei
1989 yang dibuat oleh Notaris Anthon Wahjupramono, S.H. dan disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman Republik no. C2-5774NS 01-01-1989 tanggal 24 Juni
1989, dan
Pajak (NPWP) PT.BPR Duta Bhakti Insani yaitu sebagai berikut: Nomor
1.4444.747.8.525, atas nama PT. BPR Duta Bhakti Insani dengan alamat
Jl.Pemuda No.75 Cepu.
b. Tujuan dan Tugas Perusahaan
Maksud dan tujuan PT BPR Duta Bhakti Insani adalah sebagai berikut;
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan Bank
Perkreditan Rakyat sekaligus meningkatkan citra Bank Perkreditan
Rakyat pada umumnya,
2. membantu pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat melalui kredit yang diberikan dan pembinaan
yang dilakukan terhadap para penerima kredit tersebut.
Tujuan pendirian PT BPR Duta Bhakti Insani adalah untuk mengelola
keuangan daerah yaitu sebagai pemegang kas dan membantu meningkatkan
ekonomi dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil di wilayah
provinsi jawa tengah.
Beberapa tugas yang diemban oleh PT BPR Duta Bhakti Insani Jawa
Tengah Pusat Cepu, antara lain;
1. Memberikan layanan prima yang didukung oleh keandalan Sumber Daya
Manusia (SDM) dengan teknologi modern serta jaringan luas,
2. membangun budaya bank dan mempertahankan bank sehat,
3. mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan
kegiatan Retail Banking, dan
Bank.
c. Letak Perusahaan
Letak PT. BPR Duta Bhakti Insani Kantor Pusat Cepu dan dalam
perkembangan terakhir ini PT. BPR Duta Bhakti Insani mampu
mengembangkan usahanya, terbukti telah didirikan satu cabang dan dua
kantor kas yaitu:
1. Kantor Cabang Kudus
Jl. Ahmad Yani, Kudus, Ruko PJKA Blok B1.
2. Kantor Kas Kunduran
Jl. Raya Kunduran (Depan Pasar Kunduran).
3. Kantor Kas Blora
Jl. Gatot Subroto Blora (Kios No.18-A Pasar Kota Blora).
d. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
perusahaan untuk pembagian tugas dan tanggungjawab serta wewenang dari
masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam menjalankan tugasnya. Struktur organisasi yang baik
akan berpengaruh terhadap kelancaran operasional perusahaan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut adalah bagan struktur
1. Direktur Utama
2. Direktur
3. Manajer Pemasaran & Kredit
4. Manajer Operasional
5. Manajer Keuangan
6. Manajer Umum
7. Supervisor Pemasaran
8. Supervisor Kredit
9. Supervisor administrasi operasional & Teller
10. Staf Pemasaran
11. Staf Survey
12. Staf Administrasi Kredit
13. Staf Pembukuan
14. Staf Operasional
15. Staf Teller
e. Deskripsi Jabatan
1. Customer Service
1) Pembukaan Tabungan
a. Melayani nasabah yang datang untuk membuka tabungan.
b. Meminta nasabah untuk mengisi formulir pembukaan tabungan
dan melampirkan fotokopi kartu identitas yang masih berlaku.
c. Mencocokan kesesuaian data yang ada di kartu identitas.
d. Membuka nomor rekening dan menginput data nasabah.
e. Mencetak data nasabah.
f. Mencetak nama dan nomor rekening nasabah pada kartu tabungan.
g. Menyerahkan kartu tabungan ke teller untuk bukti setoran
diberikan kepada nasabah untuk diisi sesuai dengan setoran tunai
yang akan dimasukkan ke tabungan.
h. Menerima kembali kartu tabungan dari teller.
i. Menerima kembali semua dokumen dari manajer operasional.
j. Mengarsip dokumen sebagai berikut :
a) Tembusan bukti setoran : Nasabah
b) Kartu tabungan : Nasabah, untuk disimpan
c) Fomulir pembukaan tabungan : Arsip
d) Kartu tanda tangan (bag.1) : Arsip
e) Kartu tanda tangan (bag.2) : Arsip bagian operasional
f) Fotokopi kartu identitas : Arsip
h) Bukti setoran asli : Head Teller
2) Penutupan tabungan
a. Menerima permohonan dari nasabah untuk menutup tabungan.
b. Meminta nasabah untuk mengisi surat permohonan penutupan
tabungan dan melampirkan fotokopi kartu identitas yang masih
berlaku, serta menyerahkan kartu tabungan.
c. Mencocokkan kartu kesesuaian data yang ada di kartu identitas.
d. Mengambil kartu tanda tangan yang ada dibagian operasional dan
melakukan prosedur pencocokan tanda tangan disurat
permohonan penutupan tabungan dengan yang ada dikartu tanda
tangan (scan).
e. Jika sesuai memeriksa kebenaran saldo pada sistem multiteller dan
memberitahukan kepada nasabah nominal saldo yang dapat
ditarik (yaitu sebesar saldo setelah dikurangi biaya administrasi
penutupan).
f. Menyerahkan bukti pengambilan ke nasabah, memberitahukan
kepada nasabah agar mengisi bukti tersebut sesuai dengan jumlah
saldo yang telah diberitahukan.
g. Mencetak hasil validasi pada kartu tabungan dan membuat jurnal
biaya administrasi penutupan tabungan.
h. Mengambil aplikasi dokumen pembukaan tabungan, kartu tanda
i. Mengecap “Tabungan Ditutup” pada semua dokumen, kecuali
jurnal biaya administrasi penutupan.
j. Memeriksa hasil validasi ke manajer operasional dengan disertai
dokumen kelengkapan penutupan tabungan.
k. Mengarsip semua dokumen kecuali jurnal biaya administrasi
penutupan.
3) Pembukaan deposito
a. Melayani nasabah yang datang untuk membuka deposito.
b. Meminta nasabah untuk mengisi formulir pembukaan deposito dan
melampirkan fotokopi kartu identitas yang masih berlaku.
c. Memberikan permohonan menyimpan uang secara deposito ke
nasabah untuk diisi sesuai dengan jumlah yang akan
didepositokan.
d. Mencocokkan kesesuaian data dengan dokumen asli.
e. Mengetik data di kartu deposito.
f. Menandatangankan kartu deposito ke nasabah.
g. Menginput data nasabah pada sistem multiteller.
h. Menyerahkan bilyet deposito, permohonan menyimpan uang secara
deposito ke teller.
i. Menerima bilyet deposito, permohonan menyimpan uang secara
deposito ke teller.
j. Mencetak bilyet deposito rangkap tiga dan data nasabah.
l. Direksi menyetujui pembukaan deposito dengan menandatangani
bilyet deposito rangkap tiga dan kartu deposito.
4) Perpanjangan deposito
a. Menjalankan proses pembayaran bunga.
b. Menginput data ke komputer.
c. Mencetak nota konfirmasi perpanjangan rangkap dua.
d. Membuat jurnal untuk perpanjangan deposito.
e. Memeriksa jurnal perpanjangan deposito jatuh waktu ke 2 orang
pejabat bank yang berwenang dengan lampiran laporan deposito
jatuh waktu rangkap ke-1 dan ditandai dengan paraf di kolom
‘diperiksa’ dan ‘disetujui’.
f. Mengarsip laporan bunga deposito jatuh waktu rangkap ke-2 dan
nota konfirmasi rangkap ke-2.
g. Menyerahkan nota konfirmasi rangkap ke-1 ke nasabah.
2. Teller
1) Pembukaan tabungan
a. Menerima kartu tabungan dari customer service.
b. Menerima bukti setoran dan uang tunai dari nasabah.
c. Menginput transaksi setoran dan menvalidasi bukti setoran.
d. Mencetak saldo di kartu tabungan.
2) Penutupan tabungan
a. Menerima kartu tabungan dari customer service.
c. Menginput transaksi pengambilan dan menvalidasi bukti
pengambilan.
d. Menyerahkan kartu tabungan ke customer service dan uang tunai
ke nasabah.
3) Pembukaan deposito
a. Menerima permohonan menyimpan uang secara deposito dan
bilyet deposito dari customer service.
b. Menerima uang tunai dari nasabah.
c. Menginput transaksi setoran dan mencetak validasi pada bilyet
deposito.
d. Menyerahkan kembali bilyet deposito dan permohonan menyimpan
uang secara deposito ke customer service.
3. SupervisorAdministrationOperational dan Teller
1) Memegang kas kecil.
2) Memeriksa validasi voucher harian, jurnal serta lampirannya.
3) Memeriksa dari nasabah.
4) Memeriksa perjajian kredit dan kelengkapannya.
5) Menyimpan jaminan asli dan berkas asli di ruang khasanah.
6) Menerima KTP asli, Formulir pelunasan pinjaman, bukti setoran, dan
kartu angsuran yang sudah diotorisasi LUNAS oleh Manajer
operasional dan berkas kredit dari bagian. Legal dan administrasi
7) Menyerahkan jaminan dan KTP asli ke debitur dan meminta debitur
untuk tanda tangan di buku ekspedisi jaminan lunas.
8) Membuat laporan PKM.
9) Membuat laporan pengaduan nasabah (triwulan).
10) Membuat laporan ke LPS (semester).
11) Mengirim laporan dan memantau data.
12) Melakukan pembinaan terhadap staf yang dibawah supervisinya.
4. Manager Operasional, Keuangan dan Umum
1) Memeriksa kembali kesesuaian dan kebenaran data/dokumen
sehubungan dengan pembukuan tabungan, pembukaan deposito,
penutupan tabungan, dan pencairan deposito.
2) Memeriksa jurnal-jurnal harian.
3) Memeriksa dan menandatangani PMK.
4) Memeriksa validasi PMK dan membubuhkan paraf dihasil validasi
tersebut.
5) Melakukan otorisasi setoran dan tarikan baik tunai maupun non tunai
sesuai dengan batas wewenangnya.
6) Manager operasional memberi materai bilyet deposito dan dicap PT
BPR Dinsani, menandatangani serta memintakan persetujuan ke
direktur utama/direktur dengan menyertakan permohonan menyimpan
uang secara deposito, kartu deposito, data nasabah, formulir
pembukaan deposito, fotokopi kartu identitas, dan bilyet deposito
7) Memeriksa dan memantau jumlah uang kas.
8) Memegang kunci khasanah bersama teller.
9) Memeriksa biaya-biaya umum.
10) Bersama supervisor operasional menyimpan dan mengambil jaminan
debitur.
11) Meminta persetujuan kepada direksi setiap pemesanan, permintaan
kebutuhan kantor dari setiap bagian.
12) Mencatat, meyimpan, dan memelihara surat-surat masuk dan keluar
dokumen kantor.
13) Mengatur absensi karyawan.
14) Mengatur kebutuhan catering kantor.
5. Staf Pembukuan
1) Membuat jurnal yang berhubungan dengan bagian pembukuan.
2) Membuat dan mencetak laporan keuangan harian dan laporan
keuangan bulanan.
3) Menerima dan mengecek kebenaran dan kelengkapan jurnal, akun dan
nominal sudah sesuai dengan lampiran dan meninjau kembali validasi
transaksi masing-masing lampiran jurnal.
4) Mencocokkan saldo angsuran.
5) Memperbaharui buku cocokan saldo.
6) Mencetak laporan harian dan memeriksa hasil cetakan.
7) Membuat sub buku besar manual.
9) Mencatat dan memantau voucher atau lampiran yang belum ada.
10) Menulis buku biaya dan memantau biaya yang masih kurang
kelengkapannya.
11) Melakukan proses inventaris dan membuat jurnal untuk penyesuaian
inventaris, gedung, dan penambahan fasilitas gedung.
12) Membuat SSP, SPT, dan bukti potong pajak.
6. Staf Umum
1) Mengantar surat pemberitahuan jatuh tempo.
2) Menandatangankan tanda terima surat pemberitahuan jatuh tempo.
3) Stok dan pesan formulir barang cetakan.
4) Stok alat tulis, permohonan, dan perbaikan inventaris.
5) Mengatur pemakaian kendaraan.
6) Pantau nota bensin (km) dan pemeliharaan kendaraan.
7) Penyediaan dan pengaturan kebutuhan kantor yang lain.
8) Membawahi/mengkoordinir petugas satpam, sopir, dan office boy.
7. Head Teller
1) Pembayaran bunga deposito jatuh tempo tunai.
a. Menerima bukti pengeluaran kas rangkap tiga dan memeriksa cara
pembayaran bunga pada bukti pengeluaran kas.
b.Menyerahkan bukti pengeluaran kas rangkap tiga ke teller.
c.Menerima dan memeriksa hasil validasi bukti pengeluaran kas.
2) Pengambilan tunai
a. Memeriksa ulang hasil validasi pada slip pengambilan.
b. Mendistribusikan slip pengambilan ke bagian pembukuan.
3) Setoran tunai
a. Menerima slip setoran asli dari teller.
b. Memeriksa hasil validasi pada slip setoran.
c. Mendistribusikan slip setoran ke bagian pembukuan.
8. Supervisor Pembukuan
1) Memeriksa pekerjaan staf pembukuan.
2) Memeriksa dan menandatangani nota debit dan nota kredit.
3) Memeriksa laporan pajak.
4) Membuat laporan evaluasi triwulan.
5) Membantu membuat anggaran dan rencana kerja.
6) Melakukan proses administrasi multiteller.
7) Melakukan proses bunga multiteller.
8) Menyiapkan data-data yang diminta oleh pihak lain.
9. Staf Pemasaran
1) Permohonan kredit baru
a. Memberikan penjelasan tentang syarat dan prosedur kredit kepada
calon nasabah.
c. Melakukan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian dokumen dari
permohonan kredit yang diterima sekaligus mengisi formulir
check list.
d. Melakukan wawancara dengan calon debitur.
e. Mendokumentasikan hasil wawancara dan gambar denah lokasi
jaminan di halaman belakang formulir permohonan kredit.
f. Menuliskan kekurangan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
calon debitur pada saat survey pada kertas rangkap 2 (distribusi
untuk 1 lembar untuk calon debitur, 1 lembar untuk petugas
survey).
g. Menuliskan data permohonan kredit di “laporan permohonan kredit
dan keputusan yang diberikan (pemohon baru)”.
h. Memasukkan berkas permohonan kredit yang diterima ke dalam
map berkas/pengelompokkan daerah.
i. Menyerahkan “Laporan Permohonan Kredit dan Keputusan yang
Diberikan (Pemohon Baru)” ke supervisor pemasaran.
j. Menerima putusan kredit serta menginformasikan putusan kredit
beserta biaya realisasi kredit dan kekurangan data kepada calon
debitur.
2) Perpanjangan Kredit
a. Mengevaluasi debitur yang memiliki prospek untuk pengembangan
b. Menyerahkan berkas kredit debitur yang memiliki prospek untuk
pengembangan dan penambahan plafond ke bagian survey dan
analisa kredit untuk di follow up.
3) Pelunasan Kredit Angsuran
a. Mengambil berkas kredit debitur.
b. Melakukan wawancara dengan debitur untuk mengetahui alasan
pelunasan.
c. Mengambil kartu angsuran, kartu tabungan, dan KTP asli.
d. Menyerahkan kartu angsuran ke bagian angsuran dan minta untuk
dihitung jumlah yang harus dilunasi.
e. Menginformasikan dan meminta debitur untuk setor (tabungan) ke
teller sebesar jumlah tersebut.
f. Menginformasikan ke bagian angsuran bahwa debitur telah setor.
g. Menerima kartu angsuran yang sudah diotorisasi LUNAS oleh
manager operasional dari bagian angsuran.
h. Menyerahkan kartu angsuran yang sudah diotorisasi LUNAS,
berkas kredit, dan KTP asli ke bagian administrasi kredit.
4) Pelunasan Kredit Bank
a. Mengambil berkas debitur.
b. Melakukan wawancara dengan debitur untuk mengetahui alasan
pelunasan.
c. Jika debitur tetap ingin melakukan pelunasan, maka petugas
d. Meminta pada bagian administrasi kredit mencetak nota pelunasan
kredit untuk mengetahui jumlah yamg harus dilunasi oleh debitur.
e. Menyerahkan nota pelunasan.
f. Menginformasikan dan meminta debitur untuk setor ke teller
sebesar jumlah tersebut.
g. Menyerahkan bukti setoran, KTP asli, dan berkas kredit ke bagian
administrasi kredit.
10. Supervisor pemasaran
1) Menerima laporan permohonan kredit dan keputusan yang diberikan
dari staf pemasaran.
2) Meninjau kembali permohonan kredit yang diterima pada hari yang
bersangkutan.
3) Membuat usulan untuk perpanjangan kredit (kolektibilitas lancar).
4) Membuat jadwal kunjungan pemasaran dan pembinaan nasabah dan
melaporkan kepada atasannya.
5) Berdasarkan analisa data-data dan informasi yang ada, supervisor
pemasaran melakukan evaluasi dan menyusun program pemasaran
untuk dapat mencapai target yang ditetapkan manajemen baik dari
pengembangan dana maupun penyebaran kredit.
6) Mengkoordinir staf pemasaran dan AO (Account Officer) dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya, serta mengevaluasi dan mem-folow up
hasil kunjungan pemasaran dari staf pemasaran dan AO di lapangan.
8) Membina kerjasama dengan nasabah maupun pihak lain.
11. Staf Survey dan Analisa Kredit
1) Permohonan kredit baru
a. Menerima berkas permohonan kredit dari staf pemasaran.
b. Melakukan tinjauan kembali dan pengecekan dokumen sekaligus
mengisi formulir check list untuk memeriksa kelengkapan
dokumen.
c. Mempersiapkan dan meminta kekurangan dokumen kelengkapan
kredit pada saat survey lapangan.
d. Melakukan survey lapangan.
e. Selain melakukan survey lapangan, petugas survey juga melakukan
cross check data ke pihak lain, misalnya ke tetangga dekat atau
orang yang memiliki hubungan kerja dengan calon debitur, untuk
mengetahui ;
a) Karakter calon debitur,
b) usaha calon debitur, dan
c) harga tanah jaminan (jika jaminan berupa kendaraan, nilai
transaksi didapat dari tempat jual beli kendaraan).
f. Membuat laporan hasil survey dan alasan analisa kredit.
g. Mempresentasikan laporan hasil survey dan analisa permohonan
kredit.
h. Menyerahkan berkas permohonan kredit yang sudah ada
i. Menyerahkan berkas permohonan kredit yang dibatalkan atau
ditolak setelah dijelaskan kepada calon nasabah oleh bagian survey,
ke bagian pemasaran.
j. Atas semua berita acara yang dibuat seksi survey dan analisa kredit
harus diadministrasikan dan diarsip dengan baik.
2) Perpanjangan kredit.
a. Menerima berkas kredit yang direkomendasikan oleh bagian
pemasaran yang memiliki prospek untuk pengembangan atau
penambahan plafond.
b. Mem-follow up berkas kredit tersebut.
12. Staf Legal dan Administrasi Kredit
1) Permohonan Kredit Baru
a. Menerima dan memeriksa berkas putusan kredit dari bagian
pemasaran.
b. Mencatat nama nasabah, plafond, jenis pinjaman, jangka waktu,
biaya realisasi di buku register realisasi kredit.
c. Petugas mempersiapkan dokumen untuk realisasi kredit, yaitu :
a) Surat pengantar ke notaris untuk penandatanganan APHT,
rangkap dua (untuk notaris dan diarsipkan di berkas kredit)
b) Surat pengantar pemasangan asuransi kendaraan.
c) PMK rangkap dua (debitur dan arsip di pembukuan).
Untuk jaminan sertifkat dibuat rangkap tiga ( untuk notaris,
diarsipkam di ruang khasanah, dan diarsipkan di berkas
kredit).
Untuk jaminan BPKB dibuat rangkap dua (diarsipkan
diruang khasanah dan diberkas kredit)
e) Berita acara serah terima jaminan, rangkap tiga (untuk
debitur jika meminta, diarsipka diruang khasanah, dan arsip
di berkas kredit).
d. Melakukan realisasi kredit yang meliputi :
b) Menerima dokumen berupa sertifikat tanah, sebelum
realisasi kredit, sertifikat tanah harus ditinjau kembali ke
BPN oleh notaris untuk plafond jaminan.
Jika jaminan kredit berupa kendaraan, disertai kwitansi
kosong tiga lembar yang sudah ditandatangani atas nama
kendaraan, satu bermaterai, gesekan nomor rangka dan
mesin, faktur kendaraan (jika ada).
b) Menandatangankan dokumen kredit PMK, Surat pengantar
ke notaris, surat kuasa untuk menarik dan menjual
kendaraan (jika ada), kartu angsuran (jika ada) kepada
pejabat bank setelah dilakukan realisasi kredit.
c) Menginput data kredit dengan otorisasi dari pejabat yang
d) Mencetak pencairan pinjaman untuk diperiksa pejabat yang
berwenang dan diarsip.
e) Mencatat jaminan kedalam buku ekspedisi jaminan kredit
dan menyerahkan kepada pejabat yang ditunjuk untuk
pengesahan dan meyimpan berkas dokumen dan jaminan
asli dalam ruang khasanah.
f) Mengarsip berkas kredit menurut nomor rekening pinjaman.
e.Memantau dan menerima kembali berkas-berkas dari notaris.
f. Mencatat realisasi kredit pada buku pantauan penandatanganan
berkas kredit secara urut berdasarkan tanggal realisasi kredit.
(buku pantauan ini berfungsi untuk mementau penandatangan
berkas yang sudah direalisasi).
g.Membuat laporan realisasi kredit baru.
2) Perpanjangan kredit
a.Jika perpanjangan kredit disetujui, mempersiapkan :
a) Formulir permohonan kredit untuk perpanjangan.
b) Blangko akta tambahan rangkap dua untuk jaminan
kendaraan dan rangkap tiga untuk jaminan sertifikat.
b.Menyerahkan formulir-formulir tersebut ke manajer kredit untuk
ditandatangankan ke debitur untuk dijalankan proses PMK oleh
bagian operasional.
c.Menerima kembali dokumen-dokumen untuk perpanjangan kredit
ke program multiteller dengan otorisasi dari pejabat yang
berwenang.
d.Mencetak perpanjangan kredit untuk diperiksa dan diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang.
e.Meng-input dana perpanjangan debitur.
f. Melengkapi berkas perpanjangan kredit dan penandatanganannya.
g.Mengadministrasikan dokumen-dokumen perpanjangan kredit
diberkas kredit.
h.Bertanggung jawab pada proses realisasi perpanjangan kredit.
i. Membuat laporan perubahan kredit.
3) Pelunasan Kredit Angsuran
a. Membuat formulir pelunasan yang ditandatangani debitur dan
meminta debitur mengisi formulir pelunasan pinjaman.
b. Menandatangankan formulir pelunasan ke debitur dan meminta
debitur mengisi pelunasan pinjaman.
c. Meng-input data untuk pelunasan pinjaman.
d. Mengarsipkan berkas pelunasan kredit.
4) Pelunasan Kredit Bank
a. Meng-input data kredit dan mencetak pelunasan pinjaman,
kemudian dicap “LUNAS” oleh teller.
b. Membuat formulir pelunasan yang ditandatangani debitur dan
meminta debitur mengisi formulir pelunasan pinjaman.
d. Meng-input data untuk pelunasan pinjaman.
e. Mengarsipkan berkas pelunasan kredit.
13. Staf Penagihan
1) Staf penagihan lapangan.
a.Melakukan penagihan ke debitur dengan kolektibilitas lancar
dengan tunggakan kurang lancar, diragukan, dan macet.
b.Membuat bukti setoran dari hasil tagihan dan uang hasil tagihan
langsung diberikan ke kasir.
c.Memasukkan data debitur yang ditagih pada formulir data
penagihan dan rekap penagihan harian.
d.Memantau kolektibilitas dan kesanggupan debitur.
e.Melakukan penarikan jaminan (kendaraan) jika terjadi wanprestasi.
2) Staf penagihan administrasi.
a.Membuat laporan akhir bulan :
a) Laporan penyelesaian kredit.
b.Mencetak laporan akhir bulan untuk didistribusikan kepada bagian
yang terkait :
a) Laporan tunggakan bunga.
b) Laporan overdraft.
c) Laporan kolektibilitas.
d) Laporan pinjaman jatuh tempo yang belum dapat
diperpanjang.
14. Supervisor Survey Analisa, Administrasi dan Penagihan
1) Meninjau kembali dan menganalisa laporan hasil survey dan analisa
dari petugas survey.
2) Bersama staf survey dapat melaksanakan survey permohonan kredit
untuk waktu dan plafond tertentu.
3) Membuat usulan keputusan kredit di formulir “analisa, usulan,
keputusan dan realisasi pemberian kredit baru / perubahan”.
4) Memeriksa pembuatan laporan permohonan kredit baru dan
perubahan dari bagian administrasi kredit.
5) Mengkoordinir dan menetapkan strategi penagihan ke debitur dengan
kolektibilitas lancar dengan tunggakan, kurang lancar, diragukan, dan
macet.
6) Melakukan pemantauan secara keseluruhan terhadap pekerja staf
penagihan dalam hal penagihan di lapangan, pelaporan kunjungan,
surat-surat kepada debitur dan meninjau kembali laporan dari staf
penagihan.
7) Memantau secara keseluruhan atas debitur dengan kolektibilitas lancar
dengan tunggakan, kurang lancar, diragukan, dan macet.
8) Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan penagihan.
9) Melakukan pembinaan terhadap staf yang dibawahi supervisi.
15. Manager Pemasaran dan Kredit
2) Membuat usulan keputusan kredit di formulir “analisa usulan,
keputusan, dan realisasi pemberian kredit baru / perubahan”.
3) Menandatangani dokumen kredit (PMK, surat kuasa menarik dan
menjual kendaraan kepada debitur).
4) Menyerahkan berkas kredit ke bagian operasional untuk input data
nasabah.
5) Mengatur pembagian tugas dan pekerjaan supervisor dan staf bagian
kredit.
6) Memonitor dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan pekerjaan
supervisor dan staf bagian kredit.
7) Melakukan evaluasi atas kinerja supervisor dan staf bagian kredit serta
melakukan pembinaan.
8) Melakukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di bagian
kredit sesuai dengan kewenangan dan melaporkan ke direksi.
9) Mengusulkan hal-hal yang diluar kewenangannya kepada direksi.
10)Menghadiri sidang di Pengadilan Negeri.
16. Supervisor Legal dan Administrasi Kredit
1) Meninjau kembali dan memeriksa dokumen-dokumen yang dibuat
oleh staf administrasi.
2) Menyimpan jaminan ke khasanah bersama manager pemasaran dan
kredit.
3) Memeriksa dan memastikan data-data yang diinput telah sesuai dengan
4) Melakukan otorisasi dan koordinasi untuk realisasi, perpanjangan,
perubahan, dan pelunasan kredit.
5) Melakukan pembinaan terhadap staf yang dibawahi supervisi.
17. Supervisor Penagihan
1) Melakukan penagihan ke debitur dengan kolektibiltas lancar dengan
tunggakan, kurang lancar, diragukan, dan macet.
2) Melakukan pemantauan secara keseluruhan terhadap pekerjaan staf
penagihan dalam hal penagihan di lapangan, pelaopran kunjungan, dan
meninjau kembali laporan dari staf penagihan.
3) Memantau secara keseluruhan atas debitur dengan kolektibilitas lancar
dengan tunggakan, kurang lancar, diragukan, dan macet.
4) Membuat rencana target penagihan dan realisasi target.
5) Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan penagihan.
6) Menghadiri sidang di Pengadilan Negeri.
B. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa dilalui lintas pembayaran dan peredaran uang. Peranan bank sebagai
lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan
bank sebagai lembaga keuangan bank, pemberian kredit merupakan kegiatan
utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan menentukan keuntungan
bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang
terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi.
mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengembalian
kredit macet.
Bagi sebuah bank dibandingkan dengan produk atau jasa perbankan
lainnya, pemberian kredit kepada nasabahnya merupakan sumber pendapatan
atau keuntungan yang terbesar. Oleh karena itu sesuai dengan tujuan setiap
perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya dan menjaga kelangsungan
hidupnya maka pemberian kredit merupakan hal yang pasti secara terus
menerus akan dilakukan oleh bank dalam kesinambungan operasionalnya.
Namun di sisi lain, penyaluran dana dalam bentuk kredit dalam nasabah
mengandung resiko tidak kembalinya dana/kredit yang disalurkan tersebut
karena tidak seluruh nasabah yang memperoleh kredit mampu mengembalikan
kredit dengan baik dan tepat waktu yang dijanjikan sehingga dampaknya
terhadap bank ialah menggangu tingkat likuiditas bank tersebut. Resiko kredit
macet dan masalah dapat diperkecil dengan jalan melakukan analisa kredit
secara matang dan mendalam baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif
terhadap setiap permohonan kredit yang diterima oleh bank. Analisa kredit
yang baik sangat menentukan sebagai langkah awal untuk menghindari
terjadinya kredit macet atau bermasalah.
Tujuan utama analisa kredit yang dilakukan oleh sebuah bank adalah untuk
menilai seberapa besar kemampuan dan kesediaan calon debitur untuk
mengembalikan cicilan pokok beserta bunganya sesuai dengan isi perjanjian
rendahnya resiko yang akan ditanggung olehnya bila menyetujui permohonan
kredit yang diajukan oleh calon debitur.
Dalam melakukan analisa kredit, bank akan meneliti berbagai macam
faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon
debitur untuk membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman kepada bank.
Peneliti melakukan penelitian terhadap BPR Duta Bhakti Insani Cepu
sebuah bank perkreditan rakyat yang beroperasi pada tahun 1992. Kegiatan
utama yang dilakukan oleh BPR Duta Bhakti Insani Cepu adalah menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan serta deposito kemudian
menyalurkannya dalam bentuk pinjaman. BPR Duta Bhakti Insani Cepu juga
menerima jaminan dalam bentuk BPKB motor, mobil dan angkot, BPR Duta
Bhakti Insani Cepu melakukan ekspansi pada tahun 2003. Ekspansi yang
dilakukan adalah berupa penanaman modal dalam bentuk pembukaan kantor
cabang untuk meningkatkan jangkauan luas terhadap masyarakat.
Penelitian ini adalah mengenai peranan analisis kredit yang dilakukan
oleh PT. BPR Duta Bhaki Insani terhadap tingkat kemacetan kredit yang terjadi
selama 2008-2010. Pada tahun 2008-2010, jumlah kredit macet pada Bank
Duta Bhakti Insani Cepu mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2008
jumlah kredit macet pada Bank Duta Bhakti Insani Cepu sebesar
Rp.414.120.000,- Berbeda dari tahun sebelumnya pada tahun 2009 mengalami
kenaikan kredit sejumlah Rp.629.365.000,- Mengalami proses perubahan
yang baik pada tahun 2010 jumlah kredit yang dialami oleh Bank BPR Duta
Dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada perusahaan agar
perusahaan dapat melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi dan kemudian
melakukan tindakan koreksi.
Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian dengan judul :
“Analisis Kredit Macet Pada PT. BPR Duta Bhakti Insani Kantor Pusat
Cepu Selama 2008, 2009 dan 2010”
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kebijakan kredit dalam macet pada BPR Duta Bhakti Insani
kantor pusat Cepu?
2. Bagaimana kinerja kredit BPR Duta Bhakti Insani kantor pusat Cepu
menurut aturan Bank Indonesia selama tahun 2008, 2009, dan 2010?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan objektif yang hendak dicapai penulis dalam melakukan penelitian
yang penulis lakukan pada BPR Duta Bhakti Insani Cepu dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kebijakan kredit pada BPR Duta Bhakti Insani kantor
pusat Cepu.
2. Untuk mengetahui kinerja kredit BPR Duta Bhakti Insani kantor pusat
Cepu menurut aturan Bank Indonesia selama tahun 2008, 2009, dan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank
Penelitian ini diharapkan akan memberikan feedback terhadap bank
dan menjadi bahan masukan untuk mengambil tindakan-tindakan
perbaikan yang diperlukan dalam prosedur analisa kredit. Disamping itu
penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pejabat bank,
karena akan menyediakan sarana pengambilan keputusan yang objektif
serta mendukung kegiatan operasional bank.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang perbankan.
3. Bagi Rekan-rekan Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bagi rekan-rekan
yang ingin lebih luas mempelajari perihal yang serupa.
4. Pihak-pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak-pihak lain untuk mengetahui lebih jauh mengenai bank dan permasalahan
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian bank
Pengertian bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku.
Bangku inilah yang dipergunakan oeh bankir untuk melayani kegiatan
operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan
popular menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena
produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Definisi bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998
pokok-pokok perbankan : ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
b. Fungsi Bank
Bank mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perekonomian
suatu negara. Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Pasal 3
tentang Perbankan bahwa fungsi utama bank sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat. Untuk lebih jelasnya dibawah ini peneliti
1. Bank sebagai Penerima Kredit
Menerima dan mengelola simpanan dari masyarakat dalam
bentuk giro, deposito berjangka tabungan, sertifikat deposito maupun
simpanan lainnya.
2. Bank sebagai Pemberi Kredit
Bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada
mereka yang membutuhkan dalam rangka mendorong dan
meningkatkan usaha rakyat pada khususnya serta menggerakkan
roda perekonomian pada umumnya.
3. Bank sebagai Pemberi Jasa
Salah satu tugas utama bank adalah mendorong kelancaran
produksi.
Berdasarkan hal tersebut bank dituntut untuk memberikan jasa-jasa
perbankan yang diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan arus
transaksi keuangan misalnya : transfer garasi bank, tempat penyimpanan
barang berharga.
c. Jenis-jenis Bank
Berdasarkan Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, jenis-jenis bank dapat dibedakan berdasarkan jenisnya,
kepemilikannya, berdasarkan bentuk hukum, kegiatan usahanya, sistem
pembayaran jasa, sedangkan diihat dari segi jenisnya jenis-jenis bank
1. Bank Umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
d. Definisi Kredit
Pengetian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka
ragam, dimulai dari kata “Kredit” yang berasal dari bahasa Yunani
“Credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa Latin
“Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dalam praktek
sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang lebih luas lagi antara
lain :
1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian
atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran
akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang
disepakati.
2. Pengertian yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di
Indonesia, pengertian kredit ini telah dirumuskan dalam bab I,
pasal 2 Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 tahun 1967 yang
berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang
telah ditentukan”.
Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan
kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial,
finansial dan agunan. Kepercayaan dibedakan atas kepercayaan murni
dan kepercayaan reserve.
Kepercayaan murni adalah jika kreditur memberikan kredit
kepada debitornya hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan
lainnya.
Kepercayaan reserve diartikan kreditor menyalurkan
kredit/pinjaman kepada debitor atas kepercayaan, tetapi kurang yakin
sehingga bank selalu meminta agunan berupa materi (seperti BPKB,
sertifikat, ijin usaha, dan sebagainya). Bahkan dalam suatu bank dalam
penyaluran kredit lebih mengutamakan agunan atas pinjaman tersebut.
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tentang perbankan :
Dalam pengertian kredit tersebut di atas terkandung unsur-unsur
kredit sendiri, yaitu unsur :
1. Waktu, yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan
pemberian kredit dan pelunasannya.
2. Kepercayaan, yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur
kepada debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan
mengembalikannya sesuai kesepakatan yang disetujui oleh kedua
pihak.
3. Penyerahan, menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai
ekonomi kepada debitur harus dikembalikannya setelah jatuh tempo.
4. Risiko, menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang
jarak antara saat memberikan dan pelunasannya.
5. Persetujuan/Perjanjian, yang menyatakan bahwa antara kreditur dan
debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu
perjanjian.
e. Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2000: 96) Pemberian suatu fasilitas kredit
mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Tujuan pemberian kredit
tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :
1. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja untuk dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak yang kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan, maka semakin baik, semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.
Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit mengandung suatu
fungsi secara luas. Fungsi kredit secara luas antara lain :
a) Untuk Meningkatkan Daya Guna
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
b) Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari
suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan
c) Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
d) Meningkatkan Peredaran Barang
Kredit dapat memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah
lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah
barang yang beredar.
e) Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat. Dapat pula kredit membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga
meningkatkan devisa negara.
f) Untuk Meningkatkan Gairah Usaha
Bagi penerrima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apalagi bagi nasabah yang modalnya pas-pasan.
f. Jenis-jenis Kredit Bank
Dalam praktek saat ini, secara umum terdapat beberapa jenis kredit
yang diberikan oleh bank kepada para nasabahnya, menurut Hasibuan
(1999:89) jenis kredit dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya,
tujuan/kegunaannya, sektor perekonomian, cara penggunaan, dan
1. Berdasarkan Jangka Waktu
Berdasarkan jangka waktu, kredit dibagi menjadi kredit angka pendek,
kredit jangka menengah dan kredit jangka panjang. Ketiga macam
kredit tersebut diatur dalam pasal 1 huruf d Undang-undang
Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 :
1)Kredit jangka pendek yaitu kredit yang jangka waktunya paling
lama satu tahun saja.
2)Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya antara
satu sampai dengan tiga tahun.
3)Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih
dari tiga tahun.
2. Berdasarkan Tujuan/Kegunaannya
1) Kredit Investasi
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif, tetapi
baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Biasanya kredit ini diberikan grace period, misalnya kredit untuk
perkebunan kelapa sawit, dan lain-lain.
2) Kredit Modal Kerja
Kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha
debitur. Kredit ini bersifat produktif.
3) Kredit Konsumtif
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama
digunakan sendiri bersama keluarganya. Kredit ini tidak bersifat
produktif.
3. Berdasarkan Sektor Perekonomian
Merupakan kredit yang dipandang dari sektor perekonomian dibagi
menjadi kredit pertanian, kredit perindustrian, kredit pertambangan,
kredit ekspor-impor, kredit koperasi, kredit profesi.
4. Berdasarkan Jaminannya
1) Kredit Dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi setiap jaminan yang diberikan si calon debitur.
2) Kredit Tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
3) Jaminan Kredit Bank
Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank,
mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan maka akan
sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan.
Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kredit dapat ditutupi
dimana nilai jaminan, biasanya melebihi nilai kredit maka bank
akan aman. Bank dapat mempergunakan atau menjual jaminan
kredit untuk menutupi kredit apabila kredit yang diberikan
macet. Jaminan kredit juga akan melindungi bank dari nasabah
yang nakal. Hal ini tidak sedikit yang mampu tetapi tidak mau
membayar kreditnya. Yang paling penting dalam jaminan kredit
adalah mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-utangnya,
nasabah akan terikat dengan bank mengingat jaminan kredit
akan disita oleh bank apabila nasabah tidak mampu membayar.
g. Jaminan Kredit
Kasmir (2001:80) mengemukakan bahwa jaminan yang dapat dijadikan
jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut :
1. Dengan Jaminan
1) Jaminan dengan barang-barang seperti :
a. Tanah
b. Bangunan
c. Kendaraan Bermotor
d. Mesin-mesin/peralatan
e. Barang dagangan
f. Tanaman/kebun/sawah
g. Dan barang-barang berharga lainnya
2) Jaminan Surat Berharga
b. Sertifikat obligasi
c. Sertifikat tanah
d. Sertifikat deposito
e. Wesel
f. Promes
g. Surat berharga lainnya
3) Jaminan Orang atau Perusahaan
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan
kepada bank terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit
macet maka orang atau perusahaan yang memberikan jaminan
itulah yang diminta pertanggungjawabannya atau menanggung
resikonya.
4) Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang
diberikan bukan dengan jaminan barang atau surat-surat berharga.
Biasanya diberikan karena kredibilitas perusahaan yang dapat
dipercaya. Kredit ini diberikan untuk perusahaan yang memang
benar-benar bonafid dan profesional, sehingga kemungkinan kredit
tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan
dengan penilaian terhadap ospek usahanya atau dengan
pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
h. Prinsip-prinsip dalam pemberian kredit
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara benar dan sehat bank
menyelidiki melalui analisa kredit pada calon debitur dengan
mengemukakan persyaratn-persyaratan yang dikenal dengan prinsip 5 C, 7
C dan 3 R, yaitu :
1. Prinsip 5 C
a. Chararter
Yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat
atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang
bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya,
keadaan keluarga, dan hobi. Character merupakan ukuran untuk
menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya.
b. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit
yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkannya.
c. Capital
Capital berfungsi untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha
100% artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit
harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal
sendiri.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga
jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai
pelindung bank dari resiko kerugian.
e. Condition
Penilaian kredit hendaknya juga menilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.
Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya
pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih
dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya dengan melihat
prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.
2. Prinsip 7 P
a. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah.
b. Party
Yaitu mengklasifikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan
tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula
dari bank.
c. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuannya dapat
bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan
produktif atau untuk perdagangan.
d. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
bank yang akan rugi akan tetapi nasabah.
e. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
f. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya dari bank.
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh
bank namun melalui suatu perlindungan, perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau jaminan asuransi.
3. Prinsip 3 R, yaitu sebagai berikut :
a. Return/Returning (Hasil yang dicapai)
b. Repayment ( Pembayaran kembali)
c. Risk Bearing Ability (Kemampuan untuk menanggung resiko)
Berdasarkan penjelasan diatas, maksud dari prinsip dalam penilaian
permohonan kredit adalah untuk meletakkan kepercayaan dan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari seperti
kegagalan usaha debitur dan kemacetan total kreditnya, sehingga baik pihak
bank maupun para nasabah dalam melaksanakan kegiatan usahanya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan tidak merugikan kepada salah satu
i. Prosedur Pemberian kredit
Prosedur pemberian kredit merupakan suatu cara yang mengatur
tahapan serta langkah-langkah yang di perlukan didalam pemberian suatu
kredit :
Secara umum tahapan yang sering digolongkan kedalam prosedur
pemberian kredit menurut Thomas (1999:69), adalah sebagai berikut :
1. Permohonan Kredit
Permohonan fasilitas kredit mencakup ;
a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit,
b. permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan,
c. permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah
berakhir jangka waktunya, dan
d. permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat
fasilitas kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan,
perubahan/pengunduran jadwal angsuran.
2. Analisis Kredit
Analisis kredit adalah suatu cara untuk menilai keadaan permohonan
kredit terdiri dari beberapa aspek, yaitu ;
a. Aspek manajemen,
b. aspek pemasaran,
c. aspek teknis,
d. aspek keuangan,
f. aspek AMDAL.
3. Keputusan Kredit
Setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak untuk
mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui atau mengusulkan
fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Apabila usaha tersebut
dianggap layak maka kredit akan dikucurkan. Biasanya ini akan
dituangkan didalam surat keputusan kredit, yang isinya antara lain ;
a. Nama debitur,
b. jenis debitur,
c. tujuan debitur,
d. jangka waktu kredit,
e. jaminan kredit, dan
f. syarat-syarat lainnya.
4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit
a. Pelaksanaan Kredit
Setelah ada kesepakatan antara bank dengan debitur dibuatlah
perjanjian kredit, syarat-syarat umum pemberian kredit dan lampiran.
b. Adminisrasi Kredit
Isi dari administrasi kredit adalah ;
a) Pembukuan kredit,
b) proses pencairan kredit,
d) hal-hal lain yang diperlukan tergantung pada ketentuan
masing-masing bank.
5. Supervisi (pengawasan) dan pembinaan debitur
a. Supervisi (pengawasan) dalam prosedur pemberian kredit ini dibagi
2 macam yaitu;
a) Preventif, awal permulaan didalam memberikan kredit dimana
pihak bank harus bersikap hati-hati dan waspada kepada calon
debitur yang akan diberikan kredit, dan
b) represif, yaitu tugas pengawasan yang laksanakan setelah kredit
cair.
b. Pembinaan debitur dalam pemberian kredit dibagi menjadi 2 macam
yaitu;
a) Aktif, yaitu suatu proses yang dilakukan oleh pihak bank
dimana petugas dari bank tersebut datang ke tempat debitur
untuk melihat keadaan suatu usaha yang dilakukan oleh debitur,
b) pasif, yaitu suatu proses yang dilakukan debitur dengan cara
debitur melaporkan kegiatan keuangan secara rutin kepada bank
baik secara mingguan/bulanan.
Menurut penjelasan di atas, langkah-langkah dalam prosedur
pemberian kredit sangat dibutuhkan agar selama proses pemberian kredit
berjalan dengan lancar karena pihak telah menentukan tahapan yang harus
ditempuh oleh para nasabah agar para kreditnya dapat dicairkan sesuai
Pihak bank melakukan tahapan ini untuk memperoleh suatu
kemudahan dalam pencatatan agar kredit yang diajukan oleh para nasabah
dapat segera diproses dan nasabah dengan dapat menerima kredit yang
diajukan tersebut.
j. Definisi Analisis Kredit
Analisis kredit merupakan peralatan yang sangat penting untuk
pengambilan keputusan yang tepat apakah kredit diberikan atau tidak.
analisis kredit yang baik harus memenuhi persyaratan :
1. Analisis hendaknya lengkap, meliputi semua aspek dan permohonan.
2. Semua aspek tersebut hendaknya dianalisis secara obyektif, dalam arti
semua aspek yang dianalisis hendaknya dapat ditujukan kekuatan
maupun kelemahannya.
3. Analisis mengandung penilaian yang jelas dan tegas, sehingga
memudahkan untuk pengambilan keputusan.
4. Analisis menggunakan metode analisis serta mengusahakan
penggunaan standar pembendung yang normal.
Aspek-aspek dalam analisa penting dibahas untuk dapat menilai dan
mengukur tingkat fleksibilitas. Aspek-aspek ini dijelaskan oleh Suyatno
(1994:46), yang terdiri atas :
1. Analisa Aspek Hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian
dokumen-dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte
2. Analisa Aspek Pemasaran
Yaitu aspek yang menilai prospek usaha nasabah sekarang dan dimasa
yang akan datang.
3. Analisa Aspek Keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam
membiayai dan mengelola usahanya. Dari aspek ini dapat tergambar
berapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan
diperolehnya. Penilaian aspek ini dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan.
4. Analisa Aspek Teknik/operasi
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan
prasarana yang dimilikinya.
5. Analisa Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki
oleh perusahaan baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.
6. Aspek Ekonomi/Sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat,
7. Aspek AMDAL
Merupakan aspek untuk menilai dampak lingkungan yang akan timbul
dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap
dampak tersebut.
k. Pengertian Kolektibilitas
Kolektibilitas kredit adalah suatu pembayaran pokok atau angsuran
bunga pinjaman oleh nasabah sebagaimana terlihat pada tata usaha bank
berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/268/KEP/DIR
tanggal 27 Februari 1998, maka kredit dibedakan menjadi :
1. Lancar (Pass) apabila memenuhi kriteria ;
a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu,
b. memiliki mutasi rekening yang aktif, dan
c. bagian dari kredit yang dijamin dengan uang tunai.
2. Kurang lancar (Substandart), apabila memenuhi kriteria ;
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah
melampaui 90 hari,
b. frekuensi relatif rendah,
c. terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah dijanjikan lebih dari
90 hari,
d. terjadi mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur, dan
3. Diragukan (Doubfull), apabila memenuhi kriteria ;
a. Terdapat tunggakan angsuran, angsuran pokok atau bunga yang telah
melampaui 180 hari,
b. terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari,
c. terjadi cerukan yang bersifat permanen,
d. terjadi kapitalisasi bunga,
e. dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian maupun
pengikatan pinjaman.
4. Macet (Loss), apabila memenuhi kriteria ;
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah
melampaui 270 hari,
b. kerugian operasional dituntut dengan pinjaman baru, dan
c. dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
l. Definisi Kredit Macet
Menurut Hasibuan (1999:115), Kredit macet adalah “Kredit yang
diklasifikasikan pembayarannya tidak lancar dilakukan oleh debitur
yang bersangkutan”.
Kredit macet harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih
besar dapat dihindari. Kredit macet seringkali dipersamakan dengan dengan
kredit bermasalah adalah kredit dengan kolektibilitas macet ditambah
dengan kredit-kredit yang memiliki kolektibilitas diragukan potensi menjadi
secara perlahan-lahan dengan memberikan tanda-tanda (signals) lebih dulu
kepada bank, kecuali terjadi suatu kecelakaan yang menimpa debitur/bidang
usahanya.
m. Faktor-faktor Penyebab Kredit Macet
Hampir setiap bank mengalami kredit macet alias nasabah tidak
mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Kemacetan suatu fasilitas kredit
disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
1. Dari Pihak Perbankan
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek
kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan
perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang
seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Kemacetan suatu
kredit dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan
pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara tidak
objektif.
2. Dari Pihak Nasabah
Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan 2 hal
yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki kemauan
untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang
dibiayai terkena musibah misalnya kebanjiran atau kebakaran.
Untuk mengatasi kredit macet pihak bank perlu melakukan
penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan
dapat dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu
pembayaran atau jumlah ansuran terutama bagi kredit terkena musibah atau
dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk
membayar.
n. Teknik Penyelamatan Kredit Macet
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Rescheduling
Rescheduling dilakukan dengan cara :
a. Memperpanjang Jangka Waktu Kredit
Dalam hal ini kreditur diberikan keringanan dalam masalah jangka
waktu kredit, misalnya perpanjangan waktu kredit dari 6 bulan
menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang
lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Memperpanjang Jangka Waktu Angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu
kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya
kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2. Reconditioning
Reconditioning diakukan dengan cara mengubah berbagai persyaratan
yang ada, seperti :
a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang
pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga samapi waktu tertentu.
c. Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh jika bunga pertahun sebelumnya
dibebankan 17% diturunkan menjadi 15%. Penurunan suku bunga
akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil,
sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
d. Pembebasan bunga
Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah sudah tidak akan mampu lagi membayar
kredit tersebut. Akan tetapi nasabah mempunyai kewajiban untuk
membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
3. Restructuring
Restructuring dilakukan dengan cara :