• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO), Tbk CABANG MEDAN

OLEH :

FERGIETA SANRA 082102136

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi dan menyusun Tugas Akhir yang berjudul

“Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan” ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus selaku

Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk

membimbing dan mengarahkan Saya sehingga Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Teristemewa untuk Ayahanda Muhammad Ramadun dan Ibunda Ida Susanti yang telah setia, sabar, dan tulus mendidik dan membesarkan Saya. Untuk abang terbaik Mirza Febry Sanra, serta kedua adik yang Saya sayangi

(3)

5. Bapak/Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi USU yang telah memberikan

perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.

6. Yang selalu menyayangi, mendukung, dan mendo’akan Saya, Muhammad Isvan, terima kasih atas supportnya selama ini. Untuk sepupu terbaik Saya ,

Rangga Yuda Frandhana, serta untuk teman-teman terbaik Saya, Ade, Aioe,

Dita, n Wirdha, teman-teman ”gila-gilaan” Ayura, Cicit, Lincet, Tri, n

Moel, teman-teman seperjuangan HMD Isda n Mega, teman-teman magang (Bowo, Elly, Citra, May, Devi, n Lia), adik-adik ’09 tersayang Depi , Balok,

Arep, Imut, Ayu, n Rani, teman-teman sekelas Grup C ’08 (Diego, Odi, Ucup, Faisal, Didin, Yuni, Ima, Fina, Dina, Tefi, Ies, Maya, Nela, Irfan, dan kawan2 lain yang gak bisa disebutin satu persatu), serta untuk alumni

yang paling baik Eka Aulia ”Abbah” Ramadhan Nst, Syahzam Affandi, dan Ramadhoni Hasibuan, yang telah banyak membantu Saya dalam segala hal, Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka diharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk

menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama penulis.

Medan, Juni 2011

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ……… 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 3

D. Metode Penelitian …... 3

E. Sistematika Pembahasan …... 4

BAB II PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ………... 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 9

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang disalurkan 1. Pengertian Kredit ……….. 14

(5)

D. Prosedur Pemberian Kredit ………... 32

E. Jaminan yang Disyaratkan ... 39

F. Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah ... 41

G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit …... 42

BAB III ANALISA DAN EVALUASI A. Pelaksanaan Pemberian Kredit ………... 49

B. Bentuk Jaminan yang Diisyaratkan ……….... 50

C. Prosedur Pemberian Kredit ... 51

D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit ……... 52

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DARTAR PUSTAKA ... 58

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Menurut Macleod dalam bukunya The Theory and Practice of Banking

(1856), tugas bank adalah essentially to create credit (semudah mungkin

menciptakan kredit). Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 (Pasal 1 Ayat 1)

bank didefenisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan berbagai penjelasan di atas

disimpulkan definisi bank sebagai berikut : “Bank merupakan salah satu badan

usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa”

Memberikan kredit bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena proses

pemberian kredit yang baik akan menentukan kualitas kredit itu sendiri.

Pengelolaan kredit harus dilakukan sebaik mungkin mengingat kredit merupakan

aset utama yang sekaligus sebagai sumber pendapatan bank. Dari segi ekonomi

sumber usaha perkreditan mempunyai tujuan memanfaatkan simpanan uang yang

ada ditangan masyarakat dengan penyaluran kredit lewat perbankan. Disatu sisi

bidang perkreditan menjadi penyebab utama kegagalan bank, namun disisi lain

sumber utama pendapatan bank berasal dari bidang perkreditan.

Setelah bank telah melakukan penyaluran kredit dengan baik, maka kegiatan

yang harus dilakukan oleh bank adalah kegiatan pengelolaan dan pengawasan

(7)

kekayaan yang beresiko, karena aset tersebut dikuasai oleh pihak di luar bank.

Oleh karena itu, suatu pengawasan intern yang baik semakin penting dalam

membantu manajemen untuk mengelola usaha, mencegah terjadinya

penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan bank serta menghambat

kelancaran operasinya.

Dengan melihat begitu pentingnya peranan pengawasan intern terhadap

pemberian kredit, mulai dari proses awal pengajuan kredit oleh nasabah sampai

dengan ke proses realisasi kredit. Maka dengan ini penulis ingin membahas

masalah tersebut dalam sebuah paper dengan judul “SISTEM PENGAWASAN

INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN.”

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu kegiatan bank adalah

menyalurkan kredit. Dalam rangka meminimalkan resiko kredit maka diperlukan

suatu pengawasan intern dalam pemberian kredit tersebut. Dengan harapan

pemberian kredit tersebut tidak berpotensi merugikan baik bagi pihak perbankan

maupun bagi pihak nasabah.

Maka dalam merumuskan masalah ini Penulis ingin mengetahui,

“Bagaimana Cara Pelaksanaan Pengawasan Kredit yang Dilakukan Oleh PT.

(8)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit dan

penerapannya pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang

Medan.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit yang disalurkan serta prosedur

pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Tabungan Negara

(Persero), Tbk Cabang Medan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat

perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat untuk masa yang akan

datang

2. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi, baik bagi perusahaan

maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan

penelitian ini.

D. Metode Penelitian

Dalam memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam

penyusunan paper ini, melalui metode :

1. Sumber data

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari

(9)

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber lain

yang mendukung data primer.

2. Metode pengumpulan data

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu penelitian yang melakukan dengan cara mengumpulkan

bahan-bahan dan keterangan yang dibutuhkan berdasarkan

buku-buku, catatan ilmiah serta tulisan ilmiah yang mempunyai

hubungan dengan paper yang disusun ini.

b. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan perorangan atau objek

yang diteliti.

3. Teknik pengumpulan data

a. Interview, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada pihak

yang berwenang untuk memperoleh data tentang sistem

pengawasan intern terhadap pemberian kredit.

b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan

mengadakan pengamatan ke objek penelitian secara langsung.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan paper ini, penulis memmbuat

sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa

(10)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan

pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk

CABANG MEDAN

Pada bab ini menguraikan sejarah ringkas perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, pengertian dan jenis-jenis

kredit yang disalurkan, prosedur pemberian kredit, jaminan

yang disyaratkan, upaya penanggulan kredit bermasalah,

dan sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini diuraikan mengenai pelaksanaan pemberian

kredit, bentuk jaminan yang disyaratkan, prosedur

pemberian kredit dan sistem pengawasan intern terhadap

pemberian kredit.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab akhir ini, penulis akan memberikan kesimpulan

dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan di PT

(11)

BAB II

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah

Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897

mendirikan Posts Paar Bank, yang kemudian terus hidup dan berkembang hingga

tahun 1939.

Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman

atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam

waktu yang relatif singkat (rush). Namun kemudian keadaan keuangan Posts Paar

Bank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Hindia belanda menyerah

tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Posts Paar

Bank dan mendirikan Tyokin Kyoku yang bertujuan untuk menarik dana dari

masyarakat melalui tabungan.

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi

kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin

Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama

menjadi Kantor Tabungan Pos. Tugas pertamanya adalah melakukan penukaran

mata uang Jepang dengan ORI, tetapi kegiatannya tidak berumur panjang karena

agresi belanda (Desember 1946) sampai tahun 1949. Kantor Tabungan Pos dibuka

(12)

Tanggal 9 Februari 1950, hal yang terpenting bagi sejarah Bank Tabungan

Negara (BTN) adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9 Tahun 1950 yang

mengubah nama “Posts Paar Bank Indonesia” berdasarkan Staasbalt No. 295

Tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian

keuangan di bawah menteri urusan Bank Central. Tanggal 9 Februari 1950

ditetapkan sebagai hari dan tanggal BTN. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU

darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun 1953. Perubahan nama dari

Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada Perpu No.4 Tahun 1964

tanggal 23 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964

tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BTN sebagai Bank Tabungan milik negara ditetapkan

dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya

(sejak tahun 1964) BTN menjadi BNI unit V (lima). Jika tugas utama saat

pendirian Posts Paar Bank (1897) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak

dalam lingkup perhimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun

1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk

pertamakalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yang

diperinganti sebagai hari KPR bagi BTN.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 yaitu

dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggan 29 April 1992 yang

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk hukum Bank

Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak nama Bank Tabungan

(13)

BTN (Persero). Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House

Coopers, pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5 –

544/MMBU/2002 memutuskan Bank BTN (Persero) sebagai Bank umum dengan

fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

Visi :

• Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan

perumahan

Misi :

• Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan

perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi, dan

usaha kecil menengah

• Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

pengembangan produk, jasa, dan jaringan strategis berbasis

teknologi terkini.

• Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang

berkualitas, profesional, dan memiliki integritas tinggi.

• Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan

prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk

meningkatkan Shareholder Value

(14)

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan yang

ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada dasarnya

mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

masing-masing karyawan perusahaan.

Struktur organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang

Medan dapat dilihat pada lampiran. Adapun susunan dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1) Kepala Cabang (Branch Manager)

 Melakukan kontrol terhadap seluruh pelaksanaan MTSI

 Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi

 Melakukan otorisasi sesuai kewenangan yang diberikan

 Melakukan service quality level terhadap nasabah-nasabah prima

 Melakukan supervisi di dalam menjalankan fungsi manajemen

2) Wakil Kepala Cabang Utama

 Melakukan fungsi otorisasi untuk aktifitas financial dan non financial

sesuai ketentuan yang berlaku dan lazim dilakukan serta dapat

dipertanggungjawabkan.

 Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi

 Melakukan monitoring dan evaluasi atas strategi serta pencapaian target

(15)

 Melakukan sekaligus mensupervisi pemberian Quality Service Level

terhadap nasabah prima

3) Teller

 Menerima kas awal hari

 Melakukan permintaan uang ke kas besar dan permintaan uang antar teller

 Melakukan penyetoran uang ke kas besar

 Melakukan pencetakan laporan akhir hari

4) Kepala Layanan Nasabah (Customer Service Head)

 Melakukan aktivitas otorisasi sesuai batas kewenangan

 Melakukan supervisi untuk terjaganya kualitas pelayanan yang optimal di

unit CS bagi nasabah yang datang maupun melalui telepon atau surat

 Melakukan supervisi terhadap layanan administrasi giro, tabungan, dan

deposito.

5) Kepala Layanan Kredit (Loan Service Kredit)

 Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya layanan informasi

kredit baik melalui telepon, surat maupun debitur/customer yang datang

langsung dengan baik

 Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya Proses Pelunasan

Kredit, pelayanan klaim debitur, dan pelayanan klaim asuransi kredit

 Melakukan supervisi dan memastikan pelayanan permohonan pembayaran

(16)

6) Kepala Operasi (Operation Head)

 Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi nasabah giro dan

proses transaksi pembayaran angsuran kredit

 Melakukan supervisi atas kebenaran proses maintenance KPR, Non KPR,

Kredit Umum, biaya Pra Realisasi, dan blokir saldo rekening.

7) Kepala Administrasi Kredit (Loan Administration Head)

 Melakukan supervisi dan memeriksa proses OTS atas permintaan unit

terkait dengan baik dan benar sesuai ketentuan bank.

 Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan

taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui LPA sesuai ketentuan bank.

 Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan

taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui jasa Appraisal sesuai

ketentuan bank.

8) Kepala Umum dan Administrasi (General Branch and Administration Head)

 Melakukan supervisi atas proses pengelolaan absensi pegawai, penilaian

pegawai, dan perencanaan pembangunan pegawai.

 Melakukan supervisi atas proses pengelolaan administrasi data

kepegawaian

 Melakukan supervisi atas proses pengelolaan gaji, tunjangan pegawai dan

(17)

9) Sekretaris (Secretary)

 Memproses pembuatan dan pengaturan jadwal kegiatan Kepala Cabang,

baik dengan pihak intern maupun ekstern.

 Memproses administrasi notula rapat (registrasi, pengarsipan), baik

dengan pihak intern maupun ekstern.

 Memproses administrasi surat dan facsimile masuk (registrasi,

pengarsipan, pendistribusian sesuai disposisi dan monitoring) untuk

Kantor Cabang.

 Memproses administrasi penyampaian semua surat dan facsimile keluar

(registrasi, pengarsipan) yang ditanda tangani oleh Kepala Cabang.

 Mengatur semua kegiatan protokoler dan perjalanan dinas Kepala Cabang

baik dari pihak internal dan eksternal bank.

10) Staf Personalia (Staff Personel)

 Proses pengelolaan absensi pegawai, penilaian pegawai, dan perencanaan

pengembangan pegawai

 Mengelola administrasi data kepegawaian

 Mengelola gaji, tunjangan pegawai, dan pensiunan

11)Kepala Akunting dan Kontrol (Accounting and Control Head)

 Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas

transaksi

 Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan

(18)

 Melakukan supervisi atas entry jurnal GL-GL atas transaksi yang

dilakukan oleh unit kerja lain

 Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi

operasional bank

12)Accounting and Control Supervisor

 Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas

transaksi

 Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan

rekening selisih lainnya

 Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi

operasional bank

13)Internal Control Staff

 Melakukan pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi operasional bank

 Melakukan koordinator dalam rangka pemeriksaan pihak Intern dan

Extern

 Melakukan pemeriksaan atas penyelesaian suspense dan rekening selisih

lainnya sudah diselesaikan

14)Reporting Staff

 Melakukan penyusunan URAP dan RKAP

 Melakukan input laporan ke pihak esktern

(19)

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan

1. Pengertian Kredit

Istilah kredit bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari

dimasyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang jual beli

barang dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai tetapi

dengan cara mengangsur. Disini jelas tergambar bahwa pengertian kredit

dalam hal ini adalah dalam arti ekonomi, yaitu “Suatu Penundaan Ekonomi”

artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa

yang akan datang. (Simorangkir, 2000 : 10)

Kata “kredit“ berasal dari bahasa Latin yaitu “credere“ yang

berarti “kepercayaan” (Simorangkir, 2000 : 100). Bila dihubungkan dengan

bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya

meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat

dipercaya, mampu untuk membayar lunas pinjamannya, setelah jangka

waktu yang telah ditentukan. Menurut Undang – Undang Perbankan No. 7

Tahun 1992 tentang Pokok – pokok Perbankan :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan” (Simorangkir, 2000 : 100)

Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan

(20)

yang telah ditentukan dan dengan syarat-syarat yang disepakati bersama.

Adapun faktor-faktor kepercayaan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :

 Dari Segi Kreditur,

Yaitu si peminjam dana yang akan membayar pinjaman setelah

sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.

 Dari Segi Debitur

Yaitu si pemberi dana yang akan menerima pembayaran atas

kredit yang diberinya, jika telah sampai masa yang ditetapkan.

2. Jenis-Jenis Kredit Yang Disalurkan

Dalam operasinya PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Cabang

Medan memberikan jasa-jasa bank kepada nasabah atau masyarakat yang

memerlukan modal dari bank melalui kredit yang diberikan untuk

memperluas usahanya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf

hidupnya.

Dengan menyediakan dana bank melalui kredit para nasabah atau

masyarakat, maka pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha serta

kesempatan kerja akan lebih tercipta. Berdasarkan hal tersebut, jenis-jenis

kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

(21)

I. Kredit Perorangan

a. KPR Bersubsidi

KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang baru

pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam kelompok

masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Ketentuan Umum KPR Bersubsidi :

 KPR Bersubsidi disediakan oleh bank dalam rangka memfasilitasi

pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (Rs Sehat/ RSH)

oleh masyarakat berpenghasilan rendah sesuai kelompok sasaran.

 Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun/diperbaiki oleh

masing – masing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis

Rs Sehat/RSH dan sesuai dengan batas harga rumah yang dapat

dibeli melalui KPR Bersubsidi.

Ketentuan Khusus :

 Kelompok sasaran dengan penghasilan lebih tinggi diperbolehkan

memiliki/membeli rumah dengan batas harga lebih rendah, atau

membangun/memperbaiki rumah dengan total dana pembangunan

yang diperlukan lebih rendah sepanjang tetap menggunakan skim

dan nilai subsidi maksimum yang diperuntukkan bagi masing –

(22)

 Kelompok sasaran dengan penghasilan lebih rendah diperbolehkan

memiliki/membeli rumah dengan batas harga lebih tinggi dengan

ketentuan nilai subsidi yang diterima mengikuti nilai subsidi

kelompok sasaran di atasnya.

 Masa subsidi KPR untuk setiap kelompok sasaran dihitung mulai

saat realisasi KPR hingga berakhirnya masa subsidi yang berlaku

untuk masing – masing kelompok sasaran.

b. Kredit Griya Utama

Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama),

rumah belum jadi ( KGU Indent ), atau rumah take over.

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,

telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja

atau telah menjalankan usaha minimal 1 (satu) tahun, memiliki NPWP

pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21 Form A1

untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta.

Keunggulan dari Kredit Griya Utama adalah : Suku bunga bersaing,

nilai kredit bebas, lokasi marketable, uang muka ringan, jangka waktu

kredit sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover

(23)

c. KPR BTN Platinum

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon / calon debitur untuk

membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal (baru/lama)

dengan maksimal kredit > 150 juta.

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,

telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja

atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki

NPWP Pribadi.

Keunggulan KPR BTN Platinum adalah suku bunga bersaing, nilai

kredit bebas, lokasi marketable, uang muka ringan, jangka waktu kredit

sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover

dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran

d. Kredit Pemilikan Apartemen

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon untuk

membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen belum jadi

(KPA Indent), atau apartemen takeover.

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,

telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja

atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki

(24)

Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100

juta.

Keunggulan dari Kredit Pemilikan Apartemen adalah suku bunga

bersaing, nilai kredit bebas, lokasi marketable, untuk rumah

baru/lama, uang muka ringan, jangka waktu kredit sampai dengan 15

tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover dengan Asuransi Jiwa

Kredit dan Asuransi Kebakaran

e. Kredit Griya Multi

Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon/calon debitur

perorangan untuk berbagai keperluan.

Persyaratan Tanah dan Bangunan :

 Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB)

 Izin Mendirikan bangunan (IMB)

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,

Surat Keterangan Berkewarganegaraan Indonesia bagi WNI keturunan,

usia minimal 21 tahun atau telah menikah, usia pemohon tidak lebih

dari 65 tahun, mempunyai pekerjaan tetap atau usaha minimal 1 (satu)

tahun, memiliki NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp 100 juta atau

SPT Pasal 21 Form A1 untuk nilai kredit > Rp 50 juta s/d Rp 100 juta.

Keunggulan dari Kredit Griya Multi adalah nilai kredit bebas,

(25)

berlaku, jangka waktu kredit sampai dengan 10 tahun, kredit di-cover

dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran.

f. Kredit Ringan Batara

Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/Instansi dengan agunan

gaji karyawan.

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,

telah berusia 21 tahun atau telah menikah dan pada saat kredit lunas

usia pemohon tidak lebih dari 65 tahun, karyawan dengan status

pegawai tetap minimal 1 (satu) tahun dan masa aktif bekerja pada

perusahaan Penggunan Jasa Batara Payroll Bank BTN, mendapat

rekomendasi dari manajemen perusahaan/pimpinan instansi,

mempunyai penghasilan yang dapat menjamin kelancaran pembayaran

angsuran selama jangka waktu kredit, ada perjanjian kerja sama dengan

perusahaan/Instansi tempat bekerja.

Keunggulan dari Kredit Ringan Batara adalah proses cepat dan

persyaratan ringan, suku bunga bersaing, maksimal kredit sampai

dengan Rp 100 juta, jangka waktu kredit sampai dengan 5 tahun.

g. Kredit Pemilikan Ruko

Fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membeli Rumah Toko

(26)

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,

telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja

atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki

NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21

Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100

juta.

Persyaratan Ruko :

 Terletak di areal komersial dan merupakan bangunan permanen

 Bangunan sedikitnya dua lantai, dimana lantai dasar digunakan

sebagai tempat usaha/toko sedangkan lantai kedua digunakan sebagai

tempat hunian

 Harga jual bebas

 Bangunan terletak diwilayah permukiman marketable yang sudah

dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir

 Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB)

 Izin Mendirikan bangunan (IMB)

Ketentuan Kredit :

 Penetapan Maksimum Kredit : 70 % dari nilai agunan

(27)

h. Kredit Sewa Griya (KSG)

Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan rumah

di atas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.

Persyaratan Tanah dan Bangunan :

 Luas tanah bebas

 Bangunan terletak diwilayah pemukiman marketable yang sudah

dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir

 Legalitas Tanah : minimal Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)

 Bangunan : (i) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan (ii) Rencana

Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah

Ketentuan Kredit :

 Penetapan Maksimum Kredit : 70 % dari nilai taksasi bank atas

RAB

 Maksimal Jangka Waktu : 10 Tahun

 Suku bunga : Mengikuti bunga pasar

i. Kredit Swadana

Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa

sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun

(28)

II.Kredit Umum/Korporasi

a. Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi (KYG)

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada developer

untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek

perumahan mulai dari :

 Biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan

finishing; dan

 Biaya prasarana dan sarana

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan usaha

yang berbadan hukum dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT., PT. Tbk.),

atau Koperasi yang mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara

Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau

perubahannya, telah memiliki semua perizinan yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan pembangunan proyek, dan telah menjadi pemegang

rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara.

Ketentuan Kredit :

 Maksimal kredit yang dapat diberikan maksimal 80% dari

(29)

 Jangka waktu maksimal 24 bulan dan dapat diperpanjang dengan

mempertimbangkan past performance debitur dan setelah

dianalisa kelayakannya oleh Bank

 Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)

 Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, penilaian barang agunan, biaya

asuransi.

 Agunan berupa lokasi proyek yang dibiayai

b. Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor)

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor

atau pemborong untuk membantu modal kerja didalam menyelesaikan

pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan

usaha yang berbentuk PT, Koperasi, CV, Firma/Perorangan, telah

memiliki semua perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

jasa pemborongan, dan telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor

Cabang Bank Tabungan Negara.

Check List :

a. Data Perusahaan, seperti : Surat Permohonan Kredit dari

Direksi, Akte pendirian sampai perubahan terakhir, pengesahan

badan usaha dari instansi yang berwenang (a.l. Departemen

(30)

Daftar Perusahaan, NPWP, Surat Ijin Usaha Perdagangan/Surat

Ijin Usaha Jasa Konstruksi, ijin lain yang diperlukan),

pengalaman kerja perusahaan, data grup perusahaan (jika ada)

b. Data Personil Perusahaan, seperti : struktur organisasi dan

nama pengurus, Curiculum Vitae Pengurus

c. Data Keuangan, seperti ; laporan keuangan 2 (dua) tahun

terakhir dan tahun berjalan, laporan penilaian agunan oleh

penilai independen untuk permohonan kredit ≥ 2,5 milyar,

rencana aliran kas proyek (cash flow), Rencana Anggaran

Biaya Proyek (RAB) secara keseluruhan, daftar harga satuan

upah, bahan baku, dan peralatan, daftar analisa harga satuan.

d. Data Proyek, seperti : Surat Perjanjian Borongan Pekerjaan,

Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh pemimpin

proyek, aspek-aspek teknis proyek tersebut, rencana jadwal

waktu pembangunan proyek (time schedule), daftar peralatan

yang digunakan dalam proyek dan status kepemilikannya

(milik sendiri atau sewa), daftar jumlah manajer/staf dan

pekerja proyek.

e. Data Lainnya, seperti : surat pernyataan dari pimpinan proyek

dengan tembusan kepada bendaharawan proyek, yang

menyatakan bahwa pembayaran akan disalurkan melalui BTN

untuk keuntungan debitur yang bersangkutan, Pra-kualifikasi

(31)

Rekanan Mampu (DRM) dari instansi yang berwenang

misalnya Bina Marga, Departemen PU; Keterangan Barang

Agunan/Jaminan (Agunan tambahan) dan bukti

penguasaannya; Bukti Pemegang Giro Bank BTN; referensi

pihak bank/pihak lain.

Ketentuan Kredit :

 Maksimal kredit yang dapat diberikan maksimal 60% dari nilai

kontrak

 Jangka waktu maksimal sama dengan jangka waktu penyelesaian

proyek sesuai SPK

 Provisi 1% dari maksimal kredit (enmalig)

 Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, pengikatan barang

agunan/jaminan, biaya asuransi

 Agunan pokok berupa cessie atas tagihan pembayaran yang akan

diterima dari bouwheer sebesar nilai kontrak dan agunan

tambahan yang dipersyaratkan oleh bank

c. Kredit Modal Kerja-Industri Terkait Perumahan

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN dalam rangka

pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor

industri yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat

(32)

Persyaratan Pemohon adalah : pemohon adalah badan usaha yang

berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT

Tbk, Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan, mempunyai

tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang

ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau perubahannya, memiliki

perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha/produksi,

sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah menjadi pemegang rekening

giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara.

Ketentuan Kredit :

 Untuk Kredit Modal Kerja dapat diberikan maksimal sebesar 70% dari

dari kebutuhan Modal Kerja.

 Khusus untuk pemohon CV / Perorangan, maksimal kredit yang dapat

diberikan sebesar Rp 500 juta.

 Jangka waktu maksimal 18 bulan.

 Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)

 Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya

asuransi.

 Agunan pokok berupa proyek/usaha yang dibiayai dengan Kredit

(33)

d. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam

jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai capital goods,

seperti pendirian pabrik, peluasan, perbaikan perusahaan, dan pembelian

mesin serta pembelian barang modal lainnya. Sektor yang dibiayai

adalah : industri terkait perumahan, infrastruktur/prasarana, jalan, irigasi,

jembatan, listrik, air &gas, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan,

lain-lain sesuai dengan perkembangan dunia usaha dan kemampuan bank.

Tujuan kredit investasi adalah :

1. Memberikan kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat

lebih leluasa dalam mengelola usahanya atau mengembangkan

tingkat penjualan

2. Memberikan jangka waktu kredit yang cukup panjang

3. Memberikan kemungkinan diterapkan suatu grace period dan

pencicilannya

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan

usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun

Terbuka/PT. Tbk., Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan

Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara

Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau

perubahannya.Memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan

(34)

menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan

Negara.

Ketentuan Kredit :

 Maksimal sebesar 75% dari dari total biaya investasi.

 Jangka waktu maksimal 15 tahun.

 Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)

 Jaminan diasuransikan secara all risk dengan Banker Clause BTN

 Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan,

biaya asuransi.

 Agunan pokok berupa proyek yang dibiayai dengan Kredit

Investasi dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank.

e. Kredit Investasi-Industri Terkait Perumahan

Kredit Investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka pembiayaan

investasi khususnya bagi sektor-sektor industri yang terkait dengan

perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor

dimaksud.

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan

usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun

Terbuka/PT. Tbk., Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan

Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara

(35)

perubahannya, memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan

kegiatan usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah

menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan

Negara.

Ketentuan Kredit :

 Maksimal sebesar 65% dari dari total biaya investasi.

 Jangka waktu maksimal 15 tahun.

 Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)

 Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya

asuransi.

 Agunan pokok berupa proyek yang dibiayai dengan Kredit Investasi

dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank.

f.Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak dalam

bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usaha mikro,

kecil dan menengah guna pembiayaan usaha produktif.

Sektor usaha yang dapat dibiayai : Industri, Dagang, dan Jasa.

Ketentuan Kredit :

 Maksimal kredit s/d Rp 500 juta

 Jangka waktu : KUR Modal Kerja maksimal 3 (tiga) tahun dan KUR

(36)

 Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai oleh bank

 Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu sesuai

pertimbangan bank.

g. Non Cash Loan (Garansi Bank)

Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon Garansi Bank

adalah Badan Usaha yang berbadan hukum Indonesia / tidak berbadan

hukum yang berdomisili di Indonesia atau berbentuk Koperasi; telah

menjadi nasabah Bank BTN baik pemegang rekening

Giro/Tabungan/Deposito maupun sebagai nasabah kredit; serta

permohonan Garansi Bank yang diajukan harus jelas memuat penerima

garansi, keperluan Garansi, jumlah/nilai garansi, jangka waktu garansi,

dan perincian jaminan (kontra garansi) yang akan diberikan.

Ketentuan Kredit :

 Maksimal nilai Garansi Bank : jumlah yang dibayarkan dikurangi

kontra garansi (berupa setoran tunai / deposito)

 Jangka waktu garansi bank paling lama 12 bulan, terhitung sejak

tanggal realisasi Garansi Bank.

(37)

D. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur merupakan tata cara/persyaratan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan tertentu. Prosedur pemberian kredit pada Bank Tabungan Negara

(Persero), Tbk Cabang Medan meliputi beberapa tahapan, meliputi :

1) Memeriksa Kelengkapan Berkas Permohonan Kredit dan Legalitas

Dokumen

Langkah pertama yang dilakukan analis setelah menerima berkas

permohonan kredit calon debitur adalah memeriksa kelengkapan surat

permohonan kredit sesuai kebutuhan yang diperlukan serta meneliti

keabsahannya.

Untuk permohonan kredit perorangan, seperti KPR Bersubsidi, Kredit

Griya Utama, KPR BTN Platinum, Kredit Pemilikan Apartemen, dan

Kredit Ringan Batara, maka dokumen yang harus dilengkapi diantaranya

adalah Surat Permohonan Kredit yang diajukan kepada Kantor

Cabang/Kepala Cabang yang bersangkutan, KTP (Identitas suami dan

istri), Surat Nikah/Cerai, Kartu Keluarga, Riwayat Hidup, pendapatan

tetap setiap bulan/surat keterangan gaji dari tempat bekerja, copy rekening

giro, deposito, atau tabungan dan No.NPWP

Untuk Kredit Griya Multi dan Kredit Pemilikan Ruko selain berkas-berkas

yang tersebut di atas yang harus dilengkapi juga harus dilengkapi

Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) dan Izin

(38)

Untuk Kredit Swa Griya selain berkas-berkas seperti di atas, dokumen lain

yang harus dilengkapi adalah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), Izin

Mendirikan Bangunan (IMB), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

pembangunan rumah.

Sedangkan untuk jenis Kredit Umum/Korporasi seperti Kredit Yasa Griya,

Kredit Modal Kerja-Kontraktor, Kredit Modal Kerja-Industri Terkait

Perumahan, Kredit Investasi, Kredit Investasi-Industri Terkait Perumahan,

dan Kredit Usaha Rakyat, maka dokumen yang harus dilengkapi adalah

Surat Permohonan Kredit dari Direksi/Kuasa Direksi, Bukti Pemegang

Giro BTN, Akte Pendirian dan Akte Perubahan, Pengesahan Badan Usaha

dari instansi yang berwenang, surat-surat izin perusahaan yang masih

berlaku, copy Pemilikan Jaminan, Surat Kontrak, Struktur Organisasi dan

Manajemen Perusahaan, Riwayat Hidup Pimpinan dan Pengurus, Neraca

Laba dan Rugi, Laporan Arus Kas, Rencana Anggaran Biaya Proyek

secara keseluruhan, serta data-data keuangan lainnya.

Dan jika telah dibuktikan dengan keaslian dokumen-dokumen tersebut,

maka beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal buat bank.

2) Wawancara (Interview)

Interview atau wawancara dengan pemohon kredit atau calon debitur

dilakukan oleh pejabat bank (analis, kepala cabang, atau direksi bank)

sebelum permohonan kredit diajukan, dalam bentuk interview

(39)

mengetahui kebenaran dokumen-dokumen perusahaan yang diberikan

melalui keterangan-keterangan yang dijelaskan oleh calon debitur, serta

disini analis juga dapat membuat kesimpulan pendahuluan, apakah kredit

yang diajukan itu layak diproses atau tidak, sehingga dalam pengambilan

keputusan benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah proses wawancara, maka bank akan menyediakan formulir

permohonan kredit yang harus dilengkapi oleh calon debitur. Formulir

tersebut diisi dengan data dan informasi perusahaan secara singkat, antara

lain meliputi : tanda bukti pendirian perusahaan, lokasi, bidang usaha,

manajemen, uraian singkat aspek teknis, produksi, pemasaran, laporan

keuangan beberapa tahun terakhir, pemegang saham, barang jaminan yang

ditawarkan, dan lain-lain.

3) Investigasi/Analisis Kredit

Dalam hal ini analisis kredit yang dilakukan mencakup beberapa hal,

seperti : BI checking/pemeriksaan kredit macet di bank lain, penilaian

calon debitur, analisis keuangan, penilaian jaringan bisnis calon debitur,

analisis jaminan, dan sebagainya.

a. BI Checking / Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain

Informasi ini diperoleh dari Bank Indonesia. Melalui BI Checking

kita dapat mengetahui kualitas kredit calon debitur di bank lain.

Jika calon debitur memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk

(40)

masalah. Namun kebalikannya, jika keuangan debitur tidak

mencukupi untuk membayar kewajiban kreditnya di bebarapa

bank, maka permohonan kredit dapat ditolak. Selain itu juga untuk

mengetahui karakter calon debitur dalam memaintenance

keuangannya untuk memenuhi kewajibannya di bank lain. Jika

kwalitas kreditnya di baik lain buruk, maka permohonan wajib

ditolak.

b. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero),Tbk Cabang Medan menggunakan 5 C,

yaitu :

 Character (Karakter), yaitu tabiat serta kemauan si pemohon untuk

memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah dijanjikan. Penilaian

ini dapat dilakukan dengan interview langsung calon debitur,

interview dengan rekan-rekan bisnisnya, masyarakat lingkungan

tempat tinggal debitur, serta melalui relasi lainnya.

 Capacity yaitu penilaian yang sifatnya subyektif tentang

kemampuan perusaan untuk melunasi hutang dan kewajiban

lainnya tepat pada waktunya, sesuai perjanjian, dan hasil usaha

yang diperoleh.

 Capital (Modal) yaitu penilaian atas kemampuan keuangan

perusahaan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon

(41)

modal sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis

laporan keuangan, akta pendirian, dan akta perubahan.

 Collateral yaitu jaminan atau kemampuan perusahaan untuk

menyerahkan barang jaminan/aktiva perusahaan sehubungan

dengan fasilitas kredit yang diajukan.

 Condition of Economy yaitu menganalisis kondisi ekonomi makro

yang meliputi kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan

lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada periode

tertentu, termasuk peraturan pemerintah setempat.

c. Analisa Keuangan

Laporan keuangan yang dibutuhkan meliputi :

Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir dan rekening koran bank lain

3 bulan terakhir, hal ini dimaksudkan untuk melihat:

perkembangan usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir,

ratio-ratio keuangan, kebutuhan permodalan, hutang dan piutang,

kemampuan memperoleh laba, kondisi cash flow 3 bulan terakhir,

volume transaksi.

d. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur

Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan

bisnis calon debitur, ini dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang

(42)

untuk lebih memudahkan pihak bank mengetahui omzet atau

volume transaksi dari calon debitur.

e. Analisis/Penilaian Jaminan

Petugas appraisal akan melakukan penilaian jaminan langsung ke

lapangan karena jaminan yang berlaku di Bank Tabungan Negara

adalah tanah dan bangunan. Analisis jaminan ini difokuskan

kepada kemampuan calon debitur untuk menyerahkan barang

jaminan baik dari segi nilai ekonomis maupun nilai yuridis.

4) On The Spot

Dari data-data permohonan kredit dan wawancara yang telah

dilakukan, maka akan dicek kebenarannya melalui peninjauan ke

lapangan. Dalam hal ini akan dilakukan peninjauan atas berbagai objek

usaha calon debitur dan jaminan yang ditawarkan oleh debitur.

Selanjutnya dalam melakukan on the spot ini juga dilakukan

penggalian informasi melalui interview di lapangan tentang berbagai

hal positif maupun negatif calon debitur tersebut.

5) Resiko Perkreditan

Di dalam persetujuan pemberian kredit terkandung resiko yang perlu

dipahami terlebih dahulu dalam proses perencanaan kredit, apakah

resiko tersebut tergolong resiko yang dapat dikendalikan atau resiko

liar. Adapun resiko-resiko yang perlu dipahami dan dipertimbangkan

(43)

resiko geografis, resiko politik, resiko ketidakpastian, resiko inflasi,

dan resiko persaingan.

6) Keputusan Kredit

Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis kredit dan

setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat

bank yang terkait melalui komite kredit, maka akan ada keputusan

kredit disetujui atau ditolak. Jika permohonan kredit disetujui , maka

dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan

mencakup : jenis dan maksud kredit; limit dan jangka waktu kredit;

suku bunga dan provisi; jaminan kredit; dan ketentuan lainnya;

biaya-biaya yang harus dibayar.

7) Perjanjian Kredit

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari diputuskannya persetujuan kredit,

maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon debitur

menandatangani perjanjian kredit, mengikat jaminan dengan hipotek

dan surat perjanjian atau pernyataan yang dibutuhkan, melengkapi

laporan-laporan yang disyaratkan, dan diperlukan juga persetujuan

pencairan kredit oleh pejabat yang berwenang. Penandatanganan

dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau juga

dapat dilakukan melalui notaris. Biaya yang timbul atas pengikatan ini

(44)

8) Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang

diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di Bank

Tabungan Negara. Pihak bank mempersiapkan formulir Permohonan

Pembukaan Fasilitas (PPF) dan formulir Permohonan Pencairan Kredit.

Formulir Persetujuan Kredit dari Komite Kredit beserta PPF dan PPK

diserahkan kepada Kredit Support untuk dibukakan Fasilitas, dan untuk

selanjutnya kepada Bagian Administrasi Kredit untuk dapat dicairkan

pinjaman ke rekening nasabah. Dalam hal ini Bank Tabungan Negara

menerbitkan SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit).

9) Penyaluran/pencairan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai

realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan

tujuan kredit. Pencairan kredit dilakukan ke rekening debitur

masing-masing. Sedangkan pembayaran angsuran pinjaman dilakukan oleh

masing-masing instansi dimana debitur bekerja atau instansi pengelola

dana pensiun setiap bulannya yang langsung disetorkan Bank

Tabungan Negara atau ditransfer melalui bank lain.

E. Jaminan yang Disyaratkan

Jaminan adalah aktiva yang diserahkan kepada bank oleh calon debitur

(45)

uang yang dicairkan lewat kredit resiko kerugian, maka pihak bank

membuat pagar pengamanan. Pagar pengamanan yang dibuat berupa

jaminan yang harus disediakan debitur, tujuannya adalah untuk

melindungi kredit dari risiko kerugian.

Persyaratan untuk jaminan kredit adalah :

• Jaminan kredit harus memiliki nilai ekonomis yang memadai, yaitu

dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai lebih besar dari

limit kredit, mudah dipasarkan tanpa mengeluarkan biaya

pemasaran yang berarti, memiliki prospek nilai yang baik, dan

memiliki manfaat ekonomis yang lebih panjang dari jangka waktu

kredit;

• Jaminan kredit harus memiliki syarat atau nilai yuridis, yaitu milik

perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak

berada dalam persengketaan, memiliki bukti-bukti kepemilikan

yang sah, dan memenuhi persyaratn untuk diadakan pengikatan

secara yuridis.

Adapun bentuk jaminan yang disyaratkan pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero), Tbk Cabang Medan adalah berupa benda tak

bergerak seperti tanah dan bangunan. Tanah harus disertai dengan

Sertifikat Hak Milik (SHM), sedangkan bangunan harus disertai

dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Izin Mendirikan

(46)

F. Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah

Setiap bank pasti menghadapi kredit bermasalah sekalipun bank

telah melakukan pemeriksaan terhadap calon debitur. Petugas credit

support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur,

yang dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Apakah data

penjualan atau pembelian yang dilakukan adalah benar atau fiktif belaka.

Dan selain itu, pihak bank harus melakukan pemeriksaan kredit macet di

bank lain atau di Bank Tabungan Negara sendiri.

Apabila kredit sudah bermasalah maka bank akan memikirkan dan

mencari upaya untuk menyelamatkannya melalui program penyelamatan

kredit sebelum akhirnya menempuh upaya-upaya penyelamatan kredit

bermasalah yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero),

Tbk Cabang Medan, yaitu :

1. Penjadwalan kembali (Rescheduling) yaitu melakukan perubahan

atau penjadwalan kembali jangka waktu pelunasan kredit.

Upaya penyelamatan kredit dengan jalan penjadwalan kembali

pelunasan kredit terutama dilakukan apabila debitur tidak dapat

melunasi angsuran kredit yang telah jatuh tempo, namun dari hasil

evaluasi bank mengetahui bahwa prospek kondisi keuangan debitur

di masa depan tidak mengkhawatirkan.

(47)

2. Persyaratan kembali (Reconditioning) yaitu melakukan perubahan

atas sebagian atas sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian

kredit yang tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal jangka

waktu kreditnya.

3. Penataan kembali (Restructuring) yaitu melakukan peninjauan

kembali atas perjanjian kredit dan bila perlu perjanjian kredit

tersebut ditambahkan atau dikurangi.

4. Kombinasi yaitu merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang

diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi

antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu

diperpanjang modal ditambah.

5. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah

benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu

lagi untuk membayar semua utang-utangnya, tindakan bank adalah

menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah.

G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit

Setelah melakukan analisis kredit dengan baik, maka kegiatan yang

harus dilakukan oleh bank adalah kegiatan pengelolaan dan

pengawasan kredit baik yang dilakukan secara administratif maupun

langsung.

(48)

lain, karakter calon debitur, dan sebagainya pada prosedur pemberian

kredit. Ketatnya pemeriksaan sebelum pencairan kredit dilakukan

bukan berarti setelah pencairan kredit pengawasan tidak perlu

dilakukan lagi, bahkan lebih ketat dari sebelum pencairan kredit

dilakukan. Hal ini mengingat dana telah diterima oleh debitur,

sehingga monitoring ketat terhadap kemampuan bayar debitur menjadi

perhatian yang sangat khusus.

Secara khusus, prosedur pengawasan kredit dilakukan oleh Unit

Penyalur Kredit (Mortgage and Consumer Lending Unit), Accounting

and Control, Deputy Branch Manager, dan Internal Audit Division,

namun secara moral kewajiban pengawasan tersebut juga melekat pada

bagian lainnya, sehingga meningkatkan kualitas pengawasan kredit

secara berkesinambungan. Secara umum dalam pengawasan kredit di

Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan dilakukan oleh

bagian :

a) Unit Penyalur Kredit (Mortgage and Consumer Lending Unit )

Setiap kredit yang telah dicairkan harus dilakukan pengawasan

oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengawasan termasuk di

dalamnya Unit Penyalur Kredit. Unit Penyalur Kredit ini

melakukan pengawasan berupa :

 Ketepatan jumlah pencairan, suku bunga, jangka waktu,

(49)

 Monitoring terhadap ketepatan pembayaran kewajiban

nasabah, berikut dendanya jika ada

 Konsisten terhadap standard prosedur pencairan kredit,

prosedur penetapan bunga kredit, prosedur pemberlakuan

denda, dan prosedur penanganan kredit bermasalah

 Jika ditemukan penyimpangan dalam pencairan dan

penyelesaian kredit, maka Unit Penyalur Kredit melaporkan

kepada Pimpinan Cabang untuk diambil langkah perbaikan

dengan tembusan ke Satuan Kerja Audit Intern Kantor

Pusat

b) Accounting and Control

Pengawasan yang dilakukan oleh Unit Accounting and Control

dalam memaintenance debiturnya setelah dilakukan pencairan

adalah :

 Memastikan bahwa tidak terjadi penyalahgunaan dana

kredit yang diberikan. Sehingga tujuan utama pemberian

kredit tercapai dan secara keuangan debitur tidak

terganggu.

 Monitoring waktu bayar dan kemampuan bayar debitur

setiap bulannya. Accounting and Control harus memiliki

catatan tersendiri mengenai kondisi debiturnya, sehingga

(50)

 Jika waktu bayar dan kemampuan bayar menunjukkan

gejala, maka secara dini Accounting and Control harus

melakukan pendekatan dan menganalisa debitur secara

mendalam.

 Mengeluarkan Surat Peringatan 1, 2, atau 3 jika jadwal

pembayaran kewajiban sudah menunjukkan kualitas yang

buruk.

 Melakukan kunjungan ke nasabah atau usaha nasabah

secara periodik untuk memastikan bahwa usaha masih

berjalan dan prospek. Jika dalam proses peninjauan ini

terdeteksi debitur memperlihatkan usaha yang mulai

memburuk, maka Accounting and Control harus membuat

action plan untuk menindaklanjuti kondisi ini.

 Memintakan laporan keuangan secara periodik untuk

memastikan kemampuan usahanya menghasilkan laba,

sebagai kelanjutan dari pemenuhan kelancaran pembayaran

kewajiban kepada bank.

 Sesering mungkin memonitoring dana debitur di rekening

jika mendekati jatuh tempo pembayaran. Dan sesering

mungkin pula memintakan debitur untuk menyediakan dana

di rekeningnya jika ternyata dana yang dimaksud tidak

(51)

 Memonitoring kualitas nasabah dari kondisi

kolektibilitasnya di Bank Tabungan Negara setiap

bulannya. Jika kondisi kualitas kreditnya menurun segera

dilakukan investigasi dari sisi keuangan, usaha dan

prospeknya, cash flow usahanya, karakter debitur, dan

sebagainya.

c) Deputy Branch Manager

Pengawasan yang dilakukan pada bagian Deputy Branch Manager

adalah untuk menjaga kualitas debitur. Di unit ini pengawasan

dilakukan secara tidak langsung, melainkan pengawasan dilakukan

dengan memonitoring pengawasan kredit pada divisi lain, apakah

kredit berjalan dengan baik atau tidak. Pada unit Deputy Branch

Manager ini, pengawasan intern dilakukan dengan data-data atau

laporan-laporan yang diperoleh dari unit pengawasan kredit

lainnya tentang kualitas kredit tersebut. Sehingga di unit ini akan

diambil plan action terkait dengan kualitas kredit tersebut. Jika

debitur memiliki pinjaman di bank lain khususnya pinjaman yang

bernilai relative besar, maka secara rutin memonitoring kualitas

pinjaman tersebut, apakah mengalami penurunan kualitas atau

tidak. Unit ini secara periodik akan meninjau jaminan debitur yang

dijaminkan ke bank. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memastikan

kondisi apakah jaminan masih dalam kondisi baik, atau tidak

(52)

kepada bank bahwa kondisi jaminan aman untuk mengkover kredit

yang diberikan. Memeriksa dokumen akte pendirian perusahaan

debitur. Apakah terdapat pergantian pengurus yang berakibat

kepada kebijakan perusahaan debitur dalam menjalankan

bisnisnya. Jika terdapat hal demikian maka, maka wajib

dimintakan dokumen akte terbaru, sebagai penanggung jawab

jalannya bisnis dan kewajibannya kepada Bank Tabungan Negara.

Memintakan laporan keuangan debitur kepada marketing setiap 3

bulan sekali. Untuk kredit > 5 milyar rupiah, laporan keuangan

harus diperiksa oleh Auditor independent. Sedangkan pinjaman

lebih kecil dari 5 milyar rupiah laporan keuangan cukup bersifat

internal. Jika kredit telah dalam kondisi buruk atau macet, maka

disiapkan rencana pelelangan atau penjualan jaminan kepada pihak

lain.

d) Internal Audit Division

Keterlibatan Unit Internal Audit Division dalam pengawasan kredit

di Bank Tabungan Negara Cabang Medan tidak bersifat langsung.

Unit ini menganalisa atau melakukan review atas kredit yang telah

dicairkan melalui :

 Meriview dan mengaudit proses pencairan kredit dari

(53)

 Meriview dan mengaudit dokumen-dokumen kredit yang

dipersyaratkan

 Meriview dan mengaudit usaha debitur keterkaitannya

dengan kemampuan bayar

 Meriview dan mengaudit kualitas kredit debitur untuk

jangka waktu tertentu

 Meriview dan mengaudit kebijakan yang diambil

manajemen cabang dalam mengantisipasi risiko kredit dan

mengatisipasi kredit bermasalah

 Memprediksi risiko yang timbul atas penyimpangan yang

terjadi terhadap proses pencairan kredit

 Memprediksi risiko yang timbul atas kesalahan dalam

penyelesaian kredit bermasalah di Bank Tabungan Negara

(54)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berawal dari tinjauan terhadap PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

Cabang Medan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka

selanjutnya diuraikan suatu analisa dan evaluasi yang difokuskan pada pokok

pembahasan mengenai :

A. Pelaksanaan Pemberian Kredit

Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit,

yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Karena Pancasila adalah

dasar falsafah negara kita maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari

keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk

mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Sebagaimana diketahui bahwa bank mengemban tugas sebagai agent of

development yang bertujuan turut menyukseskan program pemerintah di

bidang ekonomi dan pembangunan, meningkatkan aktivitas perusahaan agar

dapat menjalankan fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat, dan

memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat

memperluas usahanya. Tujuan pemberian kredit juga tidak terlepas dari

tujuan perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah peningkatan

(55)

Dapat dikatakan bahwa hal ini telah dilaksanakan dengan baik oleh

PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan yang telah

menyalurkan kreditnya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan kredit.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan membedakan

debitur atas dua golongan yaitu debitur perorangan dan debitur

korporasi/badan usaha dengan persyaratan/berkas-berkas permohonan

kreditnya disesuaikan berdasarkan jenis golongan debiturnya.

B. Bentuk Jaminan yang Disyaratkan

Dalam menerima jaminan kredit PT. Bank Tabungan Negara (Persero),

Tbk Cabang Medan menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh

calon debitur.

Syarat-Syarat tersebut antara lain :

 Jaminan kredit tersebut harus memiliki nilai ekonomis yang

memadai,yaitu dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai

besar dari limit kredit, mudah dipasarkan, memiliki nilai stabil atau

memilki prospek nilai yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam

jangka waktu yang telah lama dari jangka waktu kredit.

 Jaminan kredit harus memilki syarat atau nilai yuridis yaitu milik

perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak

berada dalam persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti

pemilikan yang sah, memenuhi persyaratan untuk diadakan pengikatan

(56)

Bentuk-bentuk jaminan yang diterima terbagi atas 2 golongan yaitu

jaminan utama dan jaminan tambahan. Setiap jaminan yang diberikan oleh

debitur atau calon debitur akan dicek kebenarannya melalui peninjauan

lapangan lokasi kantor, lokasi usaha, bangunan kantor, bangunan tempat usaha

atau pabrik dari segi strukturnya dan lay outnya akan dicek kebenarannya

yang meliputi posisi lokasi apakah ditempat yang strategis atau tidak.

Adapun bentuk jaminan yang diterima oleh PT Bank Tabungan Negara

(Persero), Tbk Cabang Medan adalah benda tak bergerak yaitu tanah dan

bangunan yang dilengkapi dengan berkas legalitasnya berupa Sertifikat Hak

Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), dan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB).

Bila debitur atau calon debitur dimasa yang akan datang tidak dapat

melunasi kreditnya, maka pihak Bank Tabungan Negara dapat menyita

barang-barang jaminan tersebut atau menjual barang-barang jaminan tersebut

secara bawah tangan.

C. Prosedur Pemberian Kredit

Dalam setiap keputusan kredit para pejabat/petugas kredit harus

memperhatikan sistem perkreditan yang sehat, meliputi prosedur

permohonan kredit, prosedur analisis kredit, prosedur persetujuan kredit,

prosedur dokumentasi dan administrasi kredit, prosedur pengelolaan serta

(57)

kredit harus mengerti, memahami dan menguasai prosedur atau tata cara

pemberian kredit yang sehat.

Pemberian kredit tidak hanya didasarkan hanya pada penilaian atas

permohonan satu transaksi atau satu rekening dari pemohon kredit, namun

penilaian harus secara menyeluruh dan global dari seluruh aspek kredit

dari pemohon kredit. Hasil penilaian atas seluruh aspek kredit dari

pemohon kredit tertuang dalam analisa kredit calon debitur.

D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit

Istilah internal control atau pengawasan intern merupakan istilah

yang paling banyak digunakan, khususnya bagi para akuntan yang banyak

berkecimpung dibidang pemeriksaan dan penyusunan administrasi

perusahaan sehingga istilah pengawasan intern mempunyai pengertian

yang berbeda, tergantung pada orang-orang yang mempergunakannya.

Ada beberapa pengertian sistem pengawasan intern, diantaranya yaitu :

Menurut Mulyadi (2002:180) menyatakan :

(58)

Menurut Mulyono (2000:65) menyatakan:

“Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar”.

Sejalan dengan adanya pengertian system pengawasan intern diatas,maka

tujuan pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah :

 Agar penjagaan/pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank

dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan baik serta dapat

menghindari terjadinya penyelewengan baik yang dilakukan oleh

oknum atau pihak intern dan ekstrim bank.

 Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan

akuntansi dibidang perkreditan serta penyusunan dokumen perkreditan

yang lebih baik.

Karakteristik dari sistem internal control yang baik adalah :

 Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan

pertanggungjawaban secara tepat.

 Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk

memungkinkan accounting control yang memadai terhdap aktiva,

hutang, pendapatan, dan biaya.

 Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari

setiap bagian organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak

Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

Abstrak: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

1998 (UU Perbankan) mendefnisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara banj dan pihka lain yang dibiayai untuk mengembalikan

Pengertian kredit menurut Sastradipoera (2004:151) dikemukakan bahwa “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan (yang dipersamakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan

Berdasarkan Undang-Undang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan ata kesepakatan