TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO), Tbk CABANG MEDAN
OLEH :
FERGIETA SANRA 082102136
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dan menyusun Tugas Akhir yang berjudul
“Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan” ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus selaku
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk
membimbing dan mengarahkan Saya sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Teristemewa untuk Ayahanda Muhammad Ramadun dan Ibunda Ida Susanti yang telah setia, sabar, dan tulus mendidik dan membesarkan Saya. Untuk abang terbaik Mirza Febry Sanra, serta kedua adik yang Saya sayangi
5. Bapak/Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi USU yang telah memberikan
perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.
6. Yang selalu menyayangi, mendukung, dan mendo’akan Saya, Muhammad Isvan, terima kasih atas supportnya selama ini. Untuk sepupu terbaik Saya ,
Rangga Yuda Frandhana, serta untuk teman-teman terbaik Saya, Ade, Aioe,
Dita, n Wirdha, teman-teman ”gila-gilaan” Ayura, Cicit, Lincet, Tri, n
Moel, teman-teman seperjuangan HMD Isda n Mega, teman-teman magang (Bowo, Elly, Citra, May, Devi, n Lia), adik-adik ’09 tersayang Depi , Balok,
Arep, Imut, Ayu, n Rani, teman-teman sekelas Grup C ’08 (Diego, Odi, Ucup, Faisal, Didin, Yuni, Ima, Fina, Dina, Tefi, Ies, Maya, Nela, Irfan, dan kawan2 lain yang gak bisa disebutin satu persatu), serta untuk alumni
yang paling baik Eka Aulia ”Abbah” Ramadhan Nst, Syahzam Affandi, dan Ramadhoni Hasibuan, yang telah banyak membantu Saya dalam segala hal, Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka diharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk
menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama penulis.
Medan, Juni 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ……… 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 3
D. Metode Penelitian …... 3
E. Sistematika Pembahasan …... 4
BAB II PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ………... 6
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 9
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang disalurkan 1. Pengertian Kredit ……….. 14
D. Prosedur Pemberian Kredit ………... 32
E. Jaminan yang Disyaratkan ... 39
F. Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah ... 41
G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit …... 42
BAB III ANALISA DAN EVALUASI A. Pelaksanaan Pemberian Kredit ………... 49
B. Bentuk Jaminan yang Diisyaratkan ……….... 50
C. Prosedur Pemberian Kredit ... 51
D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit ……... 52
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 57
DARTAR PUSTAKA ... 58
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Menurut Macleod dalam bukunya The Theory and Practice of Banking
(1856), tugas bank adalah essentially to create credit (semudah mungkin
menciptakan kredit). Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 (Pasal 1 Ayat 1)
bank didefenisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan berbagai penjelasan di atas
disimpulkan definisi bank sebagai berikut : “Bank merupakan salah satu badan
usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa”
Memberikan kredit bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena proses
pemberian kredit yang baik akan menentukan kualitas kredit itu sendiri.
Pengelolaan kredit harus dilakukan sebaik mungkin mengingat kredit merupakan
aset utama yang sekaligus sebagai sumber pendapatan bank. Dari segi ekonomi
sumber usaha perkreditan mempunyai tujuan memanfaatkan simpanan uang yang
ada ditangan masyarakat dengan penyaluran kredit lewat perbankan. Disatu sisi
bidang perkreditan menjadi penyebab utama kegagalan bank, namun disisi lain
sumber utama pendapatan bank berasal dari bidang perkreditan.
Setelah bank telah melakukan penyaluran kredit dengan baik, maka kegiatan
yang harus dilakukan oleh bank adalah kegiatan pengelolaan dan pengawasan
kekayaan yang beresiko, karena aset tersebut dikuasai oleh pihak di luar bank.
Oleh karena itu, suatu pengawasan intern yang baik semakin penting dalam
membantu manajemen untuk mengelola usaha, mencegah terjadinya
penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan bank serta menghambat
kelancaran operasinya.
Dengan melihat begitu pentingnya peranan pengawasan intern terhadap
pemberian kredit, mulai dari proses awal pengajuan kredit oleh nasabah sampai
dengan ke proses realisasi kredit. Maka dengan ini penulis ingin membahas
masalah tersebut dalam sebuah paper dengan judul “SISTEM PENGAWASAN
INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK TABUNGAN
NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN.”
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu kegiatan bank adalah
menyalurkan kredit. Dalam rangka meminimalkan resiko kredit maka diperlukan
suatu pengawasan intern dalam pemberian kredit tersebut. Dengan harapan
pemberian kredit tersebut tidak berpotensi merugikan baik bagi pihak perbankan
maupun bagi pihak nasabah.
Maka dalam merumuskan masalah ini Penulis ingin mengetahui,
“Bagaimana Cara Pelaksanaan Pengawasan Kredit yang Dilakukan Oleh PT.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit dan
penerapannya pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang
Medan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit yang disalurkan serta prosedur
pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Cabang Medan.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat
perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat untuk masa yang akan
datang
2. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi, baik bagi perusahaan
maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan
penelitian ini.
D. Metode Penelitian
Dalam memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
penyusunan paper ini, melalui metode :
1. Sumber data
a. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari
b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber lain
yang mendukung data primer.
2. Metode pengumpulan data
a. Penelitian kepustakaan (library research)
Yaitu penelitian yang melakukan dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan dan keterangan yang dibutuhkan berdasarkan
buku-buku, catatan ilmiah serta tulisan ilmiah yang mempunyai
hubungan dengan paper yang disusun ini.
b. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu penelitian yang langsung dilakukan perorangan atau objek
yang diteliti.
3. Teknik pengumpulan data
a. Interview, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada pihak
yang berwenang untuk memperoleh data tentang sistem
pengawasan intern terhadap pemberian kredit.
b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan
mengadakan pengamatan ke objek penelitian secara langsung.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam penulisan paper ini, penulis memmbuat
sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan
pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk
CABANG MEDAN
Pada bab ini menguraikan sejarah ringkas perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, pengertian dan jenis-jenis
kredit yang disalurkan, prosedur pemberian kredit, jaminan
yang disyaratkan, upaya penanggulan kredit bermasalah,
dan sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini diuraikan mengenai pelaksanaan pemberian
kredit, bentuk jaminan yang disyaratkan, prosedur
pemberian kredit dan sistem pengawasan intern terhadap
pemberian kredit.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab akhir ini, penulis akan memberikan kesimpulan
dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan di PT
BAB II
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN
A. Sejarah Ringkas Perusahaan
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah
Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897
mendirikan Posts Paar Bank, yang kemudian terus hidup dan berkembang hingga
tahun 1939.
Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman
atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam
waktu yang relatif singkat (rush). Namun kemudian keadaan keuangan Posts Paar
Bank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Hindia belanda menyerah
tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Posts Paar
Bank dan mendirikan Tyokin Kyoku yang bertujuan untuk menarik dana dari
masyarakat melalui tabungan.
Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi
kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin
Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama
menjadi Kantor Tabungan Pos. Tugas pertamanya adalah melakukan penukaran
mata uang Jepang dengan ORI, tetapi kegiatannya tidak berumur panjang karena
agresi belanda (Desember 1946) sampai tahun 1949. Kantor Tabungan Pos dibuka
Tanggal 9 Februari 1950, hal yang terpenting bagi sejarah Bank Tabungan
Negara (BTN) adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9 Tahun 1950 yang
mengubah nama “Posts Paar Bank Indonesia” berdasarkan Staasbalt No. 295
Tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian
keuangan di bawah menteri urusan Bank Central. Tanggal 9 Februari 1950
ditetapkan sebagai hari dan tanggal BTN. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU
darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun 1953. Perubahan nama dari
Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada Perpu No.4 Tahun 1964
tanggal 23 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964
tanggal 25 Mei 1964.
Penegasan status BTN sebagai Bank Tabungan milik negara ditetapkan
dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya
(sejak tahun 1964) BTN menjadi BNI unit V (lima). Jika tugas utama saat
pendirian Posts Paar Bank (1897) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak
dalam lingkup perhimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun
1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk
pertamakalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yang
diperinganti sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 yaitu
dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggan 29 April 1992 yang
merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk hukum Bank
Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak nama Bank Tabungan
BTN (Persero). Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House
Coopers, pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5 –
544/MMBU/2002 memutuskan Bank BTN (Persero) sebagai Bank umum dengan
fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.
Visi :
• Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan
Misi :
• Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan
perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi, dan
usaha kecil menengah
• Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
pengembangan produk, jasa, dan jaringan strategis berbasis
teknologi terkini.
• Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang
berkualitas, profesional, dan memiliki integritas tinggi.
• Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk
meningkatkan Shareholder Value
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan yang
ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada dasarnya
mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari
masing-masing karyawan perusahaan.
Struktur organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang
Medan dapat dilihat pada lampiran. Adapun susunan dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
1) Kepala Cabang (Branch Manager)
Melakukan kontrol terhadap seluruh pelaksanaan MTSI
Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi
Melakukan otorisasi sesuai kewenangan yang diberikan
Melakukan service quality level terhadap nasabah-nasabah prima
Melakukan supervisi di dalam menjalankan fungsi manajemen
2) Wakil Kepala Cabang Utama
Melakukan fungsi otorisasi untuk aktifitas financial dan non financial
sesuai ketentuan yang berlaku dan lazim dilakukan serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi
Melakukan monitoring dan evaluasi atas strategi serta pencapaian target
Melakukan sekaligus mensupervisi pemberian Quality Service Level
terhadap nasabah prima
3) Teller
Menerima kas awal hari
Melakukan permintaan uang ke kas besar dan permintaan uang antar teller
Melakukan penyetoran uang ke kas besar
Melakukan pencetakan laporan akhir hari
4) Kepala Layanan Nasabah (Customer Service Head)
Melakukan aktivitas otorisasi sesuai batas kewenangan
Melakukan supervisi untuk terjaganya kualitas pelayanan yang optimal di
unit CS bagi nasabah yang datang maupun melalui telepon atau surat
Melakukan supervisi terhadap layanan administrasi giro, tabungan, dan
deposito.
5) Kepala Layanan Kredit (Loan Service Kredit)
Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya layanan informasi
kredit baik melalui telepon, surat maupun debitur/customer yang datang
langsung dengan baik
Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya Proses Pelunasan
Kredit, pelayanan klaim debitur, dan pelayanan klaim asuransi kredit
Melakukan supervisi dan memastikan pelayanan permohonan pembayaran
6) Kepala Operasi (Operation Head)
Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi nasabah giro dan
proses transaksi pembayaran angsuran kredit
Melakukan supervisi atas kebenaran proses maintenance KPR, Non KPR,
Kredit Umum, biaya Pra Realisasi, dan blokir saldo rekening.
7) Kepala Administrasi Kredit (Loan Administration Head)
Melakukan supervisi dan memeriksa proses OTS atas permintaan unit
terkait dengan baik dan benar sesuai ketentuan bank.
Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan
taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui LPA sesuai ketentuan bank.
Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan
taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui jasa Appraisal sesuai
ketentuan bank.
8) Kepala Umum dan Administrasi (General Branch and Administration Head)
Melakukan supervisi atas proses pengelolaan absensi pegawai, penilaian
pegawai, dan perencanaan pembangunan pegawai.
Melakukan supervisi atas proses pengelolaan administrasi data
kepegawaian
Melakukan supervisi atas proses pengelolaan gaji, tunjangan pegawai dan
9) Sekretaris (Secretary)
Memproses pembuatan dan pengaturan jadwal kegiatan Kepala Cabang,
baik dengan pihak intern maupun ekstern.
Memproses administrasi notula rapat (registrasi, pengarsipan), baik
dengan pihak intern maupun ekstern.
Memproses administrasi surat dan facsimile masuk (registrasi,
pengarsipan, pendistribusian sesuai disposisi dan monitoring) untuk
Kantor Cabang.
Memproses administrasi penyampaian semua surat dan facsimile keluar
(registrasi, pengarsipan) yang ditanda tangani oleh Kepala Cabang.
Mengatur semua kegiatan protokoler dan perjalanan dinas Kepala Cabang
baik dari pihak internal dan eksternal bank.
10) Staf Personalia (Staff Personel)
Proses pengelolaan absensi pegawai, penilaian pegawai, dan perencanaan
pengembangan pegawai
Mengelola administrasi data kepegawaian
Mengelola gaji, tunjangan pegawai, dan pensiunan
11)Kepala Akunting dan Kontrol (Accounting and Control Head)
Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas
transaksi
Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan
Melakukan supervisi atas entry jurnal GL-GL atas transaksi yang
dilakukan oleh unit kerja lain
Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi
operasional bank
12)Accounting and Control Supervisor
Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas
transaksi
Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan
rekening selisih lainnya
Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi
operasional bank
13)Internal Control Staff
Melakukan pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi operasional bank
Melakukan koordinator dalam rangka pemeriksaan pihak Intern dan
Extern
Melakukan pemeriksaan atas penyelesaian suspense dan rekening selisih
lainnya sudah diselesaikan
14)Reporting Staff
Melakukan penyusunan URAP dan RKAP
Melakukan input laporan ke pihak esktern
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari
dimasyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang jual beli
barang dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai tetapi
dengan cara mengangsur. Disini jelas tergambar bahwa pengertian kredit
dalam hal ini adalah dalam arti ekonomi, yaitu “Suatu Penundaan Ekonomi”
artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa
yang akan datang. (Simorangkir, 2000 : 10)
Kata “kredit“ berasal dari bahasa Latin yaitu “credere“ yang
berarti “kepercayaan” (Simorangkir, 2000 : 100). Bila dihubungkan dengan
bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya
meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat
dipercaya, mampu untuk membayar lunas pinjamannya, setelah jangka
waktu yang telah ditentukan. Menurut Undang – Undang Perbankan No. 7
Tahun 1992 tentang Pokok – pokok Perbankan :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan” (Simorangkir, 2000 : 100)
Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan
yang telah ditentukan dan dengan syarat-syarat yang disepakati bersama.
Adapun faktor-faktor kepercayaan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :
Dari Segi Kreditur,
Yaitu si peminjam dana yang akan membayar pinjaman setelah
sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dari Segi Debitur
Yaitu si pemberi dana yang akan menerima pembayaran atas
kredit yang diberinya, jika telah sampai masa yang ditetapkan.
2. Jenis-Jenis Kredit Yang Disalurkan
Dalam operasinya PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Cabang
Medan memberikan jasa-jasa bank kepada nasabah atau masyarakat yang
memerlukan modal dari bank melalui kredit yang diberikan untuk
memperluas usahanya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf
hidupnya.
Dengan menyediakan dana bank melalui kredit para nasabah atau
masyarakat, maka pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha serta
kesempatan kerja akan lebih tercipta. Berdasarkan hal tersebut, jenis-jenis
kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
I. Kredit Perorangan
a. KPR Bersubsidi
KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang baru
pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Ketentuan Umum KPR Bersubsidi :
KPR Bersubsidi disediakan oleh bank dalam rangka memfasilitasi
pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (Rs Sehat/ RSH)
oleh masyarakat berpenghasilan rendah sesuai kelompok sasaran.
Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun/diperbaiki oleh
masing – masing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis
Rs Sehat/RSH dan sesuai dengan batas harga rumah yang dapat
dibeli melalui KPR Bersubsidi.
Ketentuan Khusus :
Kelompok sasaran dengan penghasilan lebih tinggi diperbolehkan
memiliki/membeli rumah dengan batas harga lebih rendah, atau
membangun/memperbaiki rumah dengan total dana pembangunan
yang diperlukan lebih rendah sepanjang tetap menggunakan skim
dan nilai subsidi maksimum yang diperuntukkan bagi masing –
Kelompok sasaran dengan penghasilan lebih rendah diperbolehkan
memiliki/membeli rumah dengan batas harga lebih tinggi dengan
ketentuan nilai subsidi yang diterima mengikuti nilai subsidi
kelompok sasaran di atasnya.
Masa subsidi KPR untuk setiap kelompok sasaran dihitung mulai
saat realisasi KPR hingga berakhirnya masa subsidi yang berlaku
untuk masing – masing kelompok sasaran.
b. Kredit Griya Utama
Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama),
rumah belum jadi ( KGU Indent ), atau rumah take over.
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,
telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja
atau telah menjalankan usaha minimal 1 (satu) tahun, memiliki NPWP
pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21 Form A1
untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta.
Keunggulan dari Kredit Griya Utama adalah : Suku bunga bersaing,
nilai kredit bebas, lokasi marketable, uang muka ringan, jangka waktu
kredit sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover
c. KPR BTN Platinum
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon / calon debitur untuk
membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal (baru/lama)
dengan maksimal kredit > 150 juta.
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,
telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja
atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki
NPWP Pribadi.
Keunggulan KPR BTN Platinum adalah suku bunga bersaing, nilai
kredit bebas, lokasi marketable, uang muka ringan, jangka waktu kredit
sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover
dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran
d. Kredit Pemilikan Apartemen
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon untuk
membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen belum jadi
(KPA Indent), atau apartemen takeover.
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,
telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja
atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki
Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100
juta.
Keunggulan dari Kredit Pemilikan Apartemen adalah suku bunga
bersaing, nilai kredit bebas, lokasi marketable, untuk rumah
baru/lama, uang muka ringan, jangka waktu kredit sampai dengan 15
tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover dengan Asuransi Jiwa
Kredit dan Asuransi Kebakaran
e. Kredit Griya Multi
Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon/calon debitur
perorangan untuk berbagai keperluan.
Persyaratan Tanah dan Bangunan :
Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB)
Izin Mendirikan bangunan (IMB)
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,
Surat Keterangan Berkewarganegaraan Indonesia bagi WNI keturunan,
usia minimal 21 tahun atau telah menikah, usia pemohon tidak lebih
dari 65 tahun, mempunyai pekerjaan tetap atau usaha minimal 1 (satu)
tahun, memiliki NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp 100 juta atau
SPT Pasal 21 Form A1 untuk nilai kredit > Rp 50 juta s/d Rp 100 juta.
Keunggulan dari Kredit Griya Multi adalah nilai kredit bebas,
berlaku, jangka waktu kredit sampai dengan 10 tahun, kredit di-cover
dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran.
f. Kredit Ringan Batara
Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/Instansi dengan agunan
gaji karyawan.
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,
telah berusia 21 tahun atau telah menikah dan pada saat kredit lunas
usia pemohon tidak lebih dari 65 tahun, karyawan dengan status
pegawai tetap minimal 1 (satu) tahun dan masa aktif bekerja pada
perusahaan Penggunan Jasa Batara Payroll Bank BTN, mendapat
rekomendasi dari manajemen perusahaan/pimpinan instansi,
mempunyai penghasilan yang dapat menjamin kelancaran pembayaran
angsuran selama jangka waktu kredit, ada perjanjian kerja sama dengan
perusahaan/Instansi tempat bekerja.
Keunggulan dari Kredit Ringan Batara adalah proses cepat dan
persyaratan ringan, suku bunga bersaing, maksimal kredit sampai
dengan Rp 100 juta, jangka waktu kredit sampai dengan 5 tahun.
g. Kredit Pemilikan Ruko
Fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membeli Rumah Toko
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia,
telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja
atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki
NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21
Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100
juta.
Persyaratan Ruko :
Terletak di areal komersial dan merupakan bangunan permanen
Bangunan sedikitnya dua lantai, dimana lantai dasar digunakan
sebagai tempat usaha/toko sedangkan lantai kedua digunakan sebagai
tempat hunian
Harga jual bebas
Bangunan terletak diwilayah permukiman marketable yang sudah
dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir
Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB)
Izin Mendirikan bangunan (IMB)
Ketentuan Kredit :
Penetapan Maksimum Kredit : 70 % dari nilai agunan
h. Kredit Sewa Griya (KSG)
Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan rumah
di atas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.
Persyaratan Tanah dan Bangunan :
Luas tanah bebas
Bangunan terletak diwilayah pemukiman marketable yang sudah
dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir
Legalitas Tanah : minimal Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)
Bangunan : (i) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan (ii) Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah
Ketentuan Kredit :
Penetapan Maksimum Kredit : 70 % dari nilai taksasi bank atas
RAB
Maksimal Jangka Waktu : 10 Tahun
Suku bunga : Mengikuti bunga pasar
i. Kredit Swadana
Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa
sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun
II.Kredit Umum/Korporasi
a. Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi (KYG)
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada developer
untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek
perumahan mulai dari :
Biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan
finishing; dan
Biaya prasarana dan sarana
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan usaha
yang berbadan hukum dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT., PT. Tbk.),
atau Koperasi yang mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau
perubahannya, telah memiliki semua perizinan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan pembangunan proyek, dan telah menjadi pemegang
rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara.
Ketentuan Kredit :
Maksimal kredit yang dapat diberikan maksimal 80% dari
Jangka waktu maksimal 24 bulan dan dapat diperpanjang dengan
mempertimbangkan past performance debitur dan setelah
dianalisa kelayakannya oleh Bank
Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)
Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, penilaian barang agunan, biaya
asuransi.
Agunan berupa lokasi proyek yang dibiayai
b. Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor)
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor
atau pemborong untuk membantu modal kerja didalam menyelesaikan
pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan
usaha yang berbentuk PT, Koperasi, CV, Firma/Perorangan, telah
memiliki semua perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
jasa pemborongan, dan telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor
Cabang Bank Tabungan Negara.
Check List :
a. Data Perusahaan, seperti : Surat Permohonan Kredit dari
Direksi, Akte pendirian sampai perubahan terakhir, pengesahan
badan usaha dari instansi yang berwenang (a.l. Departemen
Daftar Perusahaan, NPWP, Surat Ijin Usaha Perdagangan/Surat
Ijin Usaha Jasa Konstruksi, ijin lain yang diperlukan),
pengalaman kerja perusahaan, data grup perusahaan (jika ada)
b. Data Personil Perusahaan, seperti : struktur organisasi dan
nama pengurus, Curiculum Vitae Pengurus
c. Data Keuangan, seperti ; laporan keuangan 2 (dua) tahun
terakhir dan tahun berjalan, laporan penilaian agunan oleh
penilai independen untuk permohonan kredit ≥ 2,5 milyar,
rencana aliran kas proyek (cash flow), Rencana Anggaran
Biaya Proyek (RAB) secara keseluruhan, daftar harga satuan
upah, bahan baku, dan peralatan, daftar analisa harga satuan.
d. Data Proyek, seperti : Surat Perjanjian Borongan Pekerjaan,
Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh pemimpin
proyek, aspek-aspek teknis proyek tersebut, rencana jadwal
waktu pembangunan proyek (time schedule), daftar peralatan
yang digunakan dalam proyek dan status kepemilikannya
(milik sendiri atau sewa), daftar jumlah manajer/staf dan
pekerja proyek.
e. Data Lainnya, seperti : surat pernyataan dari pimpinan proyek
dengan tembusan kepada bendaharawan proyek, yang
menyatakan bahwa pembayaran akan disalurkan melalui BTN
untuk keuntungan debitur yang bersangkutan, Pra-kualifikasi
Rekanan Mampu (DRM) dari instansi yang berwenang
misalnya Bina Marga, Departemen PU; Keterangan Barang
Agunan/Jaminan (Agunan tambahan) dan bukti
penguasaannya; Bukti Pemegang Giro Bank BTN; referensi
pihak bank/pihak lain.
Ketentuan Kredit :
Maksimal kredit yang dapat diberikan maksimal 60% dari nilai
kontrak
Jangka waktu maksimal sama dengan jangka waktu penyelesaian
proyek sesuai SPK
Provisi 1% dari maksimal kredit (enmalig)
Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, pengikatan barang
agunan/jaminan, biaya asuransi
Agunan pokok berupa cessie atas tagihan pembayaran yang akan
diterima dari bouwheer sebesar nilai kontrak dan agunan
tambahan yang dipersyaratkan oleh bank
c. Kredit Modal Kerja-Industri Terkait Perumahan
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN dalam rangka
pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor
industri yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat
Persyaratan Pemohon adalah : pemohon adalah badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT
Tbk, Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan, mempunyai
tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau perubahannya, memiliki
perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha/produksi,
sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah menjadi pemegang rekening
giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara.
Ketentuan Kredit :
Untuk Kredit Modal Kerja dapat diberikan maksimal sebesar 70% dari
dari kebutuhan Modal Kerja.
Khusus untuk pemohon CV / Perorangan, maksimal kredit yang dapat
diberikan sebesar Rp 500 juta.
Jangka waktu maksimal 18 bulan.
Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)
Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya
asuransi.
Agunan pokok berupa proyek/usaha yang dibiayai dengan Kredit
d. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam
jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai capital goods,
seperti pendirian pabrik, peluasan, perbaikan perusahaan, dan pembelian
mesin serta pembelian barang modal lainnya. Sektor yang dibiayai
adalah : industri terkait perumahan, infrastruktur/prasarana, jalan, irigasi,
jembatan, listrik, air &gas, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan,
lain-lain sesuai dengan perkembangan dunia usaha dan kemampuan bank.
Tujuan kredit investasi adalah :
1. Memberikan kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat
lebih leluasa dalam mengelola usahanya atau mengembangkan
tingkat penjualan
2. Memberikan jangka waktu kredit yang cukup panjang
3. Memberikan kemungkinan diterapkan suatu grace period dan
pencicilannya
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun
Terbuka/PT. Tbk., Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan
Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau
perubahannya.Memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan
menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan
Negara.
Ketentuan Kredit :
Maksimal sebesar 75% dari dari total biaya investasi.
Jangka waktu maksimal 15 tahun.
Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)
Jaminan diasuransikan secara all risk dengan Banker Clause BTN
Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan,
biaya asuransi.
Agunan pokok berupa proyek yang dibiayai dengan Kredit
Investasi dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank.
e. Kredit Investasi-Industri Terkait Perumahan
Kredit Investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka pembiayaan
investasi khususnya bagi sektor-sektor industri yang terkait dengan
perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor
dimaksud.
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun
Terbuka/PT. Tbk., Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan
Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
perubahannya, memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah
menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan
Negara.
Ketentuan Kredit :
Maksimal sebesar 65% dari dari total biaya investasi.
Jangka waktu maksimal 15 tahun.
Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig)
Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya
asuransi.
Agunan pokok berupa proyek yang dibiayai dengan Kredit Investasi
dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank.
f.Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak dalam
bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usaha mikro,
kecil dan menengah guna pembiayaan usaha produktif.
Sektor usaha yang dapat dibiayai : Industri, Dagang, dan Jasa.
Ketentuan Kredit :
Maksimal kredit s/d Rp 500 juta
Jangka waktu : KUR Modal Kerja maksimal 3 (tiga) tahun dan KUR
Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai oleh bank
Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu sesuai
pertimbangan bank.
g. Non Cash Loan (Garansi Bank)
Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon Garansi Bank
adalah Badan Usaha yang berbadan hukum Indonesia / tidak berbadan
hukum yang berdomisili di Indonesia atau berbentuk Koperasi; telah
menjadi nasabah Bank BTN baik pemegang rekening
Giro/Tabungan/Deposito maupun sebagai nasabah kredit; serta
permohonan Garansi Bank yang diajukan harus jelas memuat penerima
garansi, keperluan Garansi, jumlah/nilai garansi, jangka waktu garansi,
dan perincian jaminan (kontra garansi) yang akan diberikan.
Ketentuan Kredit :
Maksimal nilai Garansi Bank : jumlah yang dibayarkan dikurangi
kontra garansi (berupa setoran tunai / deposito)
Jangka waktu garansi bank paling lama 12 bulan, terhitung sejak
tanggal realisasi Garansi Bank.
D. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur merupakan tata cara/persyaratan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Prosedur pemberian kredit pada Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Cabang Medan meliputi beberapa tahapan, meliputi :
1) Memeriksa Kelengkapan Berkas Permohonan Kredit dan Legalitas
Dokumen
Langkah pertama yang dilakukan analis setelah menerima berkas
permohonan kredit calon debitur adalah memeriksa kelengkapan surat
permohonan kredit sesuai kebutuhan yang diperlukan serta meneliti
keabsahannya.
Untuk permohonan kredit perorangan, seperti KPR Bersubsidi, Kredit
Griya Utama, KPR BTN Platinum, Kredit Pemilikan Apartemen, dan
Kredit Ringan Batara, maka dokumen yang harus dilengkapi diantaranya
adalah Surat Permohonan Kredit yang diajukan kepada Kantor
Cabang/Kepala Cabang yang bersangkutan, KTP (Identitas suami dan
istri), Surat Nikah/Cerai, Kartu Keluarga, Riwayat Hidup, pendapatan
tetap setiap bulan/surat keterangan gaji dari tempat bekerja, copy rekening
giro, deposito, atau tabungan dan No.NPWP
Untuk Kredit Griya Multi dan Kredit Pemilikan Ruko selain berkas-berkas
yang tersebut di atas yang harus dilengkapi juga harus dilengkapi
Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) dan Izin
Untuk Kredit Swa Griya selain berkas-berkas seperti di atas, dokumen lain
yang harus dilengkapi adalah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pembangunan rumah.
Sedangkan untuk jenis Kredit Umum/Korporasi seperti Kredit Yasa Griya,
Kredit Modal Kerja-Kontraktor, Kredit Modal Kerja-Industri Terkait
Perumahan, Kredit Investasi, Kredit Investasi-Industri Terkait Perumahan,
dan Kredit Usaha Rakyat, maka dokumen yang harus dilengkapi adalah
Surat Permohonan Kredit dari Direksi/Kuasa Direksi, Bukti Pemegang
Giro BTN, Akte Pendirian dan Akte Perubahan, Pengesahan Badan Usaha
dari instansi yang berwenang, surat-surat izin perusahaan yang masih
berlaku, copy Pemilikan Jaminan, Surat Kontrak, Struktur Organisasi dan
Manajemen Perusahaan, Riwayat Hidup Pimpinan dan Pengurus, Neraca
Laba dan Rugi, Laporan Arus Kas, Rencana Anggaran Biaya Proyek
secara keseluruhan, serta data-data keuangan lainnya.
Dan jika telah dibuktikan dengan keaslian dokumen-dokumen tersebut,
maka beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal buat bank.
2) Wawancara (Interview)
Interview atau wawancara dengan pemohon kredit atau calon debitur
dilakukan oleh pejabat bank (analis, kepala cabang, atau direksi bank)
sebelum permohonan kredit diajukan, dalam bentuk interview
mengetahui kebenaran dokumen-dokumen perusahaan yang diberikan
melalui keterangan-keterangan yang dijelaskan oleh calon debitur, serta
disini analis juga dapat membuat kesimpulan pendahuluan, apakah kredit
yang diajukan itu layak diproses atau tidak, sehingga dalam pengambilan
keputusan benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah proses wawancara, maka bank akan menyediakan formulir
permohonan kredit yang harus dilengkapi oleh calon debitur. Formulir
tersebut diisi dengan data dan informasi perusahaan secara singkat, antara
lain meliputi : tanda bukti pendirian perusahaan, lokasi, bidang usaha,
manajemen, uraian singkat aspek teknis, produksi, pemasaran, laporan
keuangan beberapa tahun terakhir, pemegang saham, barang jaminan yang
ditawarkan, dan lain-lain.
3) Investigasi/Analisis Kredit
Dalam hal ini analisis kredit yang dilakukan mencakup beberapa hal,
seperti : BI checking/pemeriksaan kredit macet di bank lain, penilaian
calon debitur, analisis keuangan, penilaian jaringan bisnis calon debitur,
analisis jaminan, dan sebagainya.
a. BI Checking / Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain
Informasi ini diperoleh dari Bank Indonesia. Melalui BI Checking
kita dapat mengetahui kualitas kredit calon debitur di bank lain.
Jika calon debitur memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk
masalah. Namun kebalikannya, jika keuangan debitur tidak
mencukupi untuk membayar kewajiban kreditnya di bebarapa
bank, maka permohonan kredit dapat ditolak. Selain itu juga untuk
mengetahui karakter calon debitur dalam memaintenance
keuangannya untuk memenuhi kewajibannya di bank lain. Jika
kwalitas kreditnya di baik lain buruk, maka permohonan wajib
ditolak.
b. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero),Tbk Cabang Medan menggunakan 5 C,
yaitu :
Character (Karakter), yaitu tabiat serta kemauan si pemohon untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah dijanjikan. Penilaian
ini dapat dilakukan dengan interview langsung calon debitur,
interview dengan rekan-rekan bisnisnya, masyarakat lingkungan
tempat tinggal debitur, serta melalui relasi lainnya.
Capacity yaitu penilaian yang sifatnya subyektif tentang
kemampuan perusaan untuk melunasi hutang dan kewajiban
lainnya tepat pada waktunya, sesuai perjanjian, dan hasil usaha
yang diperoleh.
Capital (Modal) yaitu penilaian atas kemampuan keuangan
perusahaan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon
modal sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan, akta pendirian, dan akta perubahan.
Collateral yaitu jaminan atau kemampuan perusahaan untuk
menyerahkan barang jaminan/aktiva perusahaan sehubungan
dengan fasilitas kredit yang diajukan.
Condition of Economy yaitu menganalisis kondisi ekonomi makro
yang meliputi kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan
lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada periode
tertentu, termasuk peraturan pemerintah setempat.
c. Analisa Keuangan
Laporan keuangan yang dibutuhkan meliputi :
Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir dan rekening koran bank lain
3 bulan terakhir, hal ini dimaksudkan untuk melihat:
perkembangan usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir,
ratio-ratio keuangan, kebutuhan permodalan, hutang dan piutang,
kemampuan memperoleh laba, kondisi cash flow 3 bulan terakhir,
volume transaksi.
d. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur
Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan
bisnis calon debitur, ini dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang
untuk lebih memudahkan pihak bank mengetahui omzet atau
volume transaksi dari calon debitur.
e. Analisis/Penilaian Jaminan
Petugas appraisal akan melakukan penilaian jaminan langsung ke
lapangan karena jaminan yang berlaku di Bank Tabungan Negara
adalah tanah dan bangunan. Analisis jaminan ini difokuskan
kepada kemampuan calon debitur untuk menyerahkan barang
jaminan baik dari segi nilai ekonomis maupun nilai yuridis.
4) On The Spot
Dari data-data permohonan kredit dan wawancara yang telah
dilakukan, maka akan dicek kebenarannya melalui peninjauan ke
lapangan. Dalam hal ini akan dilakukan peninjauan atas berbagai objek
usaha calon debitur dan jaminan yang ditawarkan oleh debitur.
Selanjutnya dalam melakukan on the spot ini juga dilakukan
penggalian informasi melalui interview di lapangan tentang berbagai
hal positif maupun negatif calon debitur tersebut.
5) Resiko Perkreditan
Di dalam persetujuan pemberian kredit terkandung resiko yang perlu
dipahami terlebih dahulu dalam proses perencanaan kredit, apakah
resiko tersebut tergolong resiko yang dapat dikendalikan atau resiko
liar. Adapun resiko-resiko yang perlu dipahami dan dipertimbangkan
resiko geografis, resiko politik, resiko ketidakpastian, resiko inflasi,
dan resiko persaingan.
6) Keputusan Kredit
Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis kredit dan
setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat
bank yang terkait melalui komite kredit, maka akan ada keputusan
kredit disetujui atau ditolak. Jika permohonan kredit disetujui , maka
dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan
mencakup : jenis dan maksud kredit; limit dan jangka waktu kredit;
suku bunga dan provisi; jaminan kredit; dan ketentuan lainnya;
biaya-biaya yang harus dibayar.
7) Perjanjian Kredit
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari diputuskannya persetujuan kredit,
maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon debitur
menandatangani perjanjian kredit, mengikat jaminan dengan hipotek
dan surat perjanjian atau pernyataan yang dibutuhkan, melengkapi
laporan-laporan yang disyaratkan, dan diperlukan juga persetujuan
pencairan kredit oleh pejabat yang berwenang. Penandatanganan
dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau juga
dapat dilakukan melalui notaris. Biaya yang timbul atas pengikatan ini
8) Realisasi Kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di Bank
Tabungan Negara. Pihak bank mempersiapkan formulir Permohonan
Pembukaan Fasilitas (PPF) dan formulir Permohonan Pencairan Kredit.
Formulir Persetujuan Kredit dari Komite Kredit beserta PPF dan PPK
diserahkan kepada Kredit Support untuk dibukakan Fasilitas, dan untuk
selanjutnya kepada Bagian Administrasi Kredit untuk dapat dicairkan
pinjaman ke rekening nasabah. Dalam hal ini Bank Tabungan Negara
menerbitkan SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit).
9) Penyaluran/pencairan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai
realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan
tujuan kredit. Pencairan kredit dilakukan ke rekening debitur
masing-masing. Sedangkan pembayaran angsuran pinjaman dilakukan oleh
masing-masing instansi dimana debitur bekerja atau instansi pengelola
dana pensiun setiap bulannya yang langsung disetorkan Bank
Tabungan Negara atau ditransfer melalui bank lain.
E. Jaminan yang Disyaratkan
Jaminan adalah aktiva yang diserahkan kepada bank oleh calon debitur
uang yang dicairkan lewat kredit resiko kerugian, maka pihak bank
membuat pagar pengamanan. Pagar pengamanan yang dibuat berupa
jaminan yang harus disediakan debitur, tujuannya adalah untuk
melindungi kredit dari risiko kerugian.
Persyaratan untuk jaminan kredit adalah :
• Jaminan kredit harus memiliki nilai ekonomis yang memadai, yaitu
dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai lebih besar dari
limit kredit, mudah dipasarkan tanpa mengeluarkan biaya
pemasaran yang berarti, memiliki prospek nilai yang baik, dan
memiliki manfaat ekonomis yang lebih panjang dari jangka waktu
kredit;
• Jaminan kredit harus memiliki syarat atau nilai yuridis, yaitu milik
perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak
berada dalam persengketaan, memiliki bukti-bukti kepemilikan
yang sah, dan memenuhi persyaratn untuk diadakan pengikatan
secara yuridis.
Adapun bentuk jaminan yang disyaratkan pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero), Tbk Cabang Medan adalah berupa benda tak
bergerak seperti tanah dan bangunan. Tanah harus disertai dengan
Sertifikat Hak Milik (SHM), sedangkan bangunan harus disertai
dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Izin Mendirikan
F. Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah
Setiap bank pasti menghadapi kredit bermasalah sekalipun bank
telah melakukan pemeriksaan terhadap calon debitur. Petugas credit
support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur,
yang dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Apakah data
penjualan atau pembelian yang dilakukan adalah benar atau fiktif belaka.
Dan selain itu, pihak bank harus melakukan pemeriksaan kredit macet di
bank lain atau di Bank Tabungan Negara sendiri.
Apabila kredit sudah bermasalah maka bank akan memikirkan dan
mencari upaya untuk menyelamatkannya melalui program penyelamatan
kredit sebelum akhirnya menempuh upaya-upaya penyelamatan kredit
bermasalah yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero),
Tbk Cabang Medan, yaitu :
1. Penjadwalan kembali (Rescheduling) yaitu melakukan perubahan
atau penjadwalan kembali jangka waktu pelunasan kredit.
Upaya penyelamatan kredit dengan jalan penjadwalan kembali
pelunasan kredit terutama dilakukan apabila debitur tidak dapat
melunasi angsuran kredit yang telah jatuh tempo, namun dari hasil
evaluasi bank mengetahui bahwa prospek kondisi keuangan debitur
di masa depan tidak mengkhawatirkan.
2. Persyaratan kembali (Reconditioning) yaitu melakukan perubahan
atas sebagian atas sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian
kredit yang tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal jangka
waktu kreditnya.
3. Penataan kembali (Restructuring) yaitu melakukan peninjauan
kembali atas perjanjian kredit dan bila perlu perjanjian kredit
tersebut ditambahkan atau dikurangi.
4. Kombinasi yaitu merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang
diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi
antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu
diperpanjang modal ditambah.
5. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu
lagi untuk membayar semua utang-utangnya, tindakan bank adalah
menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah.
G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit
Setelah melakukan analisis kredit dengan baik, maka kegiatan yang
harus dilakukan oleh bank adalah kegiatan pengelolaan dan
pengawasan kredit baik yang dilakukan secara administratif maupun
langsung.
lain, karakter calon debitur, dan sebagainya pada prosedur pemberian
kredit. Ketatnya pemeriksaan sebelum pencairan kredit dilakukan
bukan berarti setelah pencairan kredit pengawasan tidak perlu
dilakukan lagi, bahkan lebih ketat dari sebelum pencairan kredit
dilakukan. Hal ini mengingat dana telah diterima oleh debitur,
sehingga monitoring ketat terhadap kemampuan bayar debitur menjadi
perhatian yang sangat khusus.
Secara khusus, prosedur pengawasan kredit dilakukan oleh Unit
Penyalur Kredit (Mortgage and Consumer Lending Unit), Accounting
and Control, Deputy Branch Manager, dan Internal Audit Division,
namun secara moral kewajiban pengawasan tersebut juga melekat pada
bagian lainnya, sehingga meningkatkan kualitas pengawasan kredit
secara berkesinambungan. Secara umum dalam pengawasan kredit di
Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan dilakukan oleh
bagian :
a) Unit Penyalur Kredit (Mortgage and Consumer Lending Unit )
Setiap kredit yang telah dicairkan harus dilakukan pengawasan
oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengawasan termasuk di
dalamnya Unit Penyalur Kredit. Unit Penyalur Kredit ini
melakukan pengawasan berupa :
Ketepatan jumlah pencairan, suku bunga, jangka waktu,
Monitoring terhadap ketepatan pembayaran kewajiban
nasabah, berikut dendanya jika ada
Konsisten terhadap standard prosedur pencairan kredit,
prosedur penetapan bunga kredit, prosedur pemberlakuan
denda, dan prosedur penanganan kredit bermasalah
Jika ditemukan penyimpangan dalam pencairan dan
penyelesaian kredit, maka Unit Penyalur Kredit melaporkan
kepada Pimpinan Cabang untuk diambil langkah perbaikan
dengan tembusan ke Satuan Kerja Audit Intern Kantor
Pusat
b) Accounting and Control
Pengawasan yang dilakukan oleh Unit Accounting and Control
dalam memaintenance debiturnya setelah dilakukan pencairan
adalah :
Memastikan bahwa tidak terjadi penyalahgunaan dana
kredit yang diberikan. Sehingga tujuan utama pemberian
kredit tercapai dan secara keuangan debitur tidak
terganggu.
Monitoring waktu bayar dan kemampuan bayar debitur
setiap bulannya. Accounting and Control harus memiliki
catatan tersendiri mengenai kondisi debiturnya, sehingga
Jika waktu bayar dan kemampuan bayar menunjukkan
gejala, maka secara dini Accounting and Control harus
melakukan pendekatan dan menganalisa debitur secara
mendalam.
Mengeluarkan Surat Peringatan 1, 2, atau 3 jika jadwal
pembayaran kewajiban sudah menunjukkan kualitas yang
buruk.
Melakukan kunjungan ke nasabah atau usaha nasabah
secara periodik untuk memastikan bahwa usaha masih
berjalan dan prospek. Jika dalam proses peninjauan ini
terdeteksi debitur memperlihatkan usaha yang mulai
memburuk, maka Accounting and Control harus membuat
action plan untuk menindaklanjuti kondisi ini.
Memintakan laporan keuangan secara periodik untuk
memastikan kemampuan usahanya menghasilkan laba,
sebagai kelanjutan dari pemenuhan kelancaran pembayaran
kewajiban kepada bank.
Sesering mungkin memonitoring dana debitur di rekening
jika mendekati jatuh tempo pembayaran. Dan sesering
mungkin pula memintakan debitur untuk menyediakan dana
di rekeningnya jika ternyata dana yang dimaksud tidak
Memonitoring kualitas nasabah dari kondisi
kolektibilitasnya di Bank Tabungan Negara setiap
bulannya. Jika kondisi kualitas kreditnya menurun segera
dilakukan investigasi dari sisi keuangan, usaha dan
prospeknya, cash flow usahanya, karakter debitur, dan
sebagainya.
c) Deputy Branch Manager
Pengawasan yang dilakukan pada bagian Deputy Branch Manager
adalah untuk menjaga kualitas debitur. Di unit ini pengawasan
dilakukan secara tidak langsung, melainkan pengawasan dilakukan
dengan memonitoring pengawasan kredit pada divisi lain, apakah
kredit berjalan dengan baik atau tidak. Pada unit Deputy Branch
Manager ini, pengawasan intern dilakukan dengan data-data atau
laporan-laporan yang diperoleh dari unit pengawasan kredit
lainnya tentang kualitas kredit tersebut. Sehingga di unit ini akan
diambil plan action terkait dengan kualitas kredit tersebut. Jika
debitur memiliki pinjaman di bank lain khususnya pinjaman yang
bernilai relative besar, maka secara rutin memonitoring kualitas
pinjaman tersebut, apakah mengalami penurunan kualitas atau
tidak. Unit ini secara periodik akan meninjau jaminan debitur yang
dijaminkan ke bank. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memastikan
kondisi apakah jaminan masih dalam kondisi baik, atau tidak
kepada bank bahwa kondisi jaminan aman untuk mengkover kredit
yang diberikan. Memeriksa dokumen akte pendirian perusahaan
debitur. Apakah terdapat pergantian pengurus yang berakibat
kepada kebijakan perusahaan debitur dalam menjalankan
bisnisnya. Jika terdapat hal demikian maka, maka wajib
dimintakan dokumen akte terbaru, sebagai penanggung jawab
jalannya bisnis dan kewajibannya kepada Bank Tabungan Negara.
Memintakan laporan keuangan debitur kepada marketing setiap 3
bulan sekali. Untuk kredit > 5 milyar rupiah, laporan keuangan
harus diperiksa oleh Auditor independent. Sedangkan pinjaman
lebih kecil dari 5 milyar rupiah laporan keuangan cukup bersifat
internal. Jika kredit telah dalam kondisi buruk atau macet, maka
disiapkan rencana pelelangan atau penjualan jaminan kepada pihak
lain.
d) Internal Audit Division
Keterlibatan Unit Internal Audit Division dalam pengawasan kredit
di Bank Tabungan Negara Cabang Medan tidak bersifat langsung.
Unit ini menganalisa atau melakukan review atas kredit yang telah
dicairkan melalui :
Meriview dan mengaudit proses pencairan kredit dari
Meriview dan mengaudit dokumen-dokumen kredit yang
dipersyaratkan
Meriview dan mengaudit usaha debitur keterkaitannya
dengan kemampuan bayar
Meriview dan mengaudit kualitas kredit debitur untuk
jangka waktu tertentu
Meriview dan mengaudit kebijakan yang diambil
manajemen cabang dalam mengantisipasi risiko kredit dan
mengatisipasi kredit bermasalah
Memprediksi risiko yang timbul atas penyimpangan yang
terjadi terhadap proses pencairan kredit
Memprediksi risiko yang timbul atas kesalahan dalam
penyelesaian kredit bermasalah di Bank Tabungan Negara
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Berawal dari tinjauan terhadap PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
Cabang Medan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
selanjutnya diuraikan suatu analisa dan evaluasi yang difokuskan pada pokok
pembahasan mengenai :
A. Pelaksanaan Pemberian Kredit
Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit,
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Karena Pancasila adalah
dasar falsafah negara kita maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari
keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Sebagaimana diketahui bahwa bank mengemban tugas sebagai agent of
development yang bertujuan turut menyukseskan program pemerintah di
bidang ekonomi dan pembangunan, meningkatkan aktivitas perusahaan agar
dapat menjalankan fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat, dan
memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya. Tujuan pemberian kredit juga tidak terlepas dari
tujuan perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah peningkatan
Dapat dikatakan bahwa hal ini telah dilaksanakan dengan baik oleh
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan yang telah
menyalurkan kreditnya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan kredit.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan membedakan
debitur atas dua golongan yaitu debitur perorangan dan debitur
korporasi/badan usaha dengan persyaratan/berkas-berkas permohonan
kreditnya disesuaikan berdasarkan jenis golongan debiturnya.
B. Bentuk Jaminan yang Disyaratkan
Dalam menerima jaminan kredit PT. Bank Tabungan Negara (Persero),
Tbk Cabang Medan menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh
calon debitur.
Syarat-Syarat tersebut antara lain :
Jaminan kredit tersebut harus memiliki nilai ekonomis yang
memadai,yaitu dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai
besar dari limit kredit, mudah dipasarkan, memiliki nilai stabil atau
memilki prospek nilai yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam
jangka waktu yang telah lama dari jangka waktu kredit.
Jaminan kredit harus memilki syarat atau nilai yuridis yaitu milik
perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak
berada dalam persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti
pemilikan yang sah, memenuhi persyaratan untuk diadakan pengikatan
Bentuk-bentuk jaminan yang diterima terbagi atas 2 golongan yaitu
jaminan utama dan jaminan tambahan. Setiap jaminan yang diberikan oleh
debitur atau calon debitur akan dicek kebenarannya melalui peninjauan
lapangan lokasi kantor, lokasi usaha, bangunan kantor, bangunan tempat usaha
atau pabrik dari segi strukturnya dan lay outnya akan dicek kebenarannya
yang meliputi posisi lokasi apakah ditempat yang strategis atau tidak.
Adapun bentuk jaminan yang diterima oleh PT Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Cabang Medan adalah benda tak bergerak yaitu tanah dan
bangunan yang dilengkapi dengan berkas legalitasnya berupa Sertifikat Hak
Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), dan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB).
Bila debitur atau calon debitur dimasa yang akan datang tidak dapat
melunasi kreditnya, maka pihak Bank Tabungan Negara dapat menyita
barang-barang jaminan tersebut atau menjual barang-barang jaminan tersebut
secara bawah tangan.
C. Prosedur Pemberian Kredit
Dalam setiap keputusan kredit para pejabat/petugas kredit harus
memperhatikan sistem perkreditan yang sehat, meliputi prosedur
permohonan kredit, prosedur analisis kredit, prosedur persetujuan kredit,
prosedur dokumentasi dan administrasi kredit, prosedur pengelolaan serta
kredit harus mengerti, memahami dan menguasai prosedur atau tata cara
pemberian kredit yang sehat.
Pemberian kredit tidak hanya didasarkan hanya pada penilaian atas
permohonan satu transaksi atau satu rekening dari pemohon kredit, namun
penilaian harus secara menyeluruh dan global dari seluruh aspek kredit
dari pemohon kredit. Hasil penilaian atas seluruh aspek kredit dari
pemohon kredit tertuang dalam analisa kredit calon debitur.
D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit
Istilah internal control atau pengawasan intern merupakan istilah
yang paling banyak digunakan, khususnya bagi para akuntan yang banyak
berkecimpung dibidang pemeriksaan dan penyusunan administrasi
perusahaan sehingga istilah pengawasan intern mempunyai pengertian
yang berbeda, tergantung pada orang-orang yang mempergunakannya.
Ada beberapa pengertian sistem pengawasan intern, diantaranya yaitu :
Menurut Mulyadi (2002:180) menyatakan :
Menurut Mulyono (2000:65) menyatakan:
“Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar”.
Sejalan dengan adanya pengertian system pengawasan intern diatas,maka
tujuan pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah :
Agar penjagaan/pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank
dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan baik serta dapat
menghindari terjadinya penyelewengan baik yang dilakukan oleh
oknum atau pihak intern dan ekstrim bank.
Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan
akuntansi dibidang perkreditan serta penyusunan dokumen perkreditan
yang lebih baik.
Karakteristik dari sistem internal control yang baik adalah :
Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan
pertanggungjawaban secara tepat.
Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk
memungkinkan accounting control yang memadai terhdap aktiva,
hutang, pendapatan, dan biaya.
Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari
setiap bagian organisasi.