• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KETUA KELAS MELALUI PEMBERIAN LAYANAN KONTEN BRAINSTORMING DI SMP NEGERI 1 SEI BAMBAN KAB. SERDANG BEDAGAI T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KETUA KELAS MELALUI PEMBERIAN LAYANAN KONTEN BRAINSTORMING DI SMP NEGERI 1 SEI BAMBAN KAB. SERDANG BEDAGAI T.A 2013/2014."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KETUA KELAS MELALUI PEMBERIAN LAYANAN KONTEN

BRAINSTORMING DI SMP NEGERI 1 SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

T.A. 2013/2014

SKRIPSI

Oleh:

KURNIA SIHOTANG NIM 1103151031

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

BRAINSTORMING DI SMP NEGERI 1 SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

T.A. 2013/2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

KURNIA SIHOTANG NIM 1103151031

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas Melalui Pemberian Layanan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei

Bamban Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2013/2014.”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

UNIMED, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku Pembantu Dekan I,

Bapak Drs. Aman Simaremare, MS selaku Pembantu Dekan II dan Bapak

Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan

3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. Sri Milfayetty MS. Kons, S.Psi Selaku Dosen Pembimbing

Skripsi, yang telah memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi

dalam penyusunan skripsi.

5. Dra. Nurmaniah, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan motivasi dan bantuan dalam menghadapi permasalahan yang

penulis hadapi selama proses perkuliahan.

6. Prof. Dr. Asih Menanti, MS, S.Psi. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

7. Dra. Nuraini, MS. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan

pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

8. Dr. M. Rajab Lubis, MS Selaku Dosen Nara Sumber yang telah

(8)

9. Sudariyono, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei Bamban

yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan observasi

dan penelitian.

10.Muliater Siallagan, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei

Bamban dan Drs. Rambio Manalu selaku Koordinator BK SMP Negeri 1

Sei Bamban yang telah memberikan bantuan dan sambutan yang sangat

hangat selama penulis melakukan penelitian.

11.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

yang selama ini telah memberikan dan mengajarkan ilmu dan pengetahuan

kepada penulis.

12.Teristimewa untuk Ayahanda Ridwan Sihotang dan Ibunda Erpe Br.

Tamba (Ayah dan Ibu Juara Satu Seluruh Dunia) yang telah berjuang keras

membesarkan dan memberikan dukungan yang tiada henti-hentinya

kepada penulis baik berupa materi maupun moril, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi sampai ke jenjang sarjana pendidikan ini.

13.Tak lupa pula untuk adik semata wayang Samuel Tua Sihotang yang

sangat penulis kasihi, yang merupakan saudara dalam suka dan duka,

teman bertengkar yang hampir setiap saat memberikan semangat kepada

penulis untuk selalu dan selalu berusaha menjadi seorang kakak yang

membanggakan.

14.Terkhusus juga untuk seluruh keluarga besar Op. Erik Sihotang. Untuk

Bapatua, Inangtua, Namboru, Amangboru, Uda, Inanguda, kakak-kakak,

abang-abang juga adik-adik yang selalu menguatkan keyakinan penulis

dalam mencapai impian bahkan disaat impian itu terasa terlalu jauh.

Keluarga yang selalu memberikan semangat, dukungan, nasihat yang tiada

henti-hentinya untuk penulis sehingga dapat mencapai jenjang pendidikan

sarjana ini. Menjadi bagian dari keluarga besar ini merupakan kebanggaan

tersendiri untuk penulis.

15.Untuk seluruh sahabat di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan’10, khususnya kelas BK Reguler C yang telah menjadi teman suka dan duka

(9)

menyediakan telinganya untuk mendengar setiap keluhan-keluhan penulis

bahkan sampai saat ini. Semoga persahabatan kita tidak pernah pudar.

16.Terkhusus kepada sahabat-sahabat luar biasa yang selalu memberikan

penghiburan dan semangat kepada penulis selama ini, Terimakasih Sari

Bernadetta Lumban Gaol, Juli Aryna Perangin-angin, Winda Crystiani

Dewi Surbakti dan Nova Rotua Hutagalung, atas persahabatan tulus yang

kita jalani selama ini. Menjadi bagian dari kisah kegilaan dan kewarasan

kita adalah kebahagiaan bagi penulis. Tidak lupa juga untuk Bahgie

Mahtonami, San Putra, Annisa Arummaisyah, Siti Mukminah Sinaga, dan

Epi Sariaty yang telah dengan sabarnya membantu penulis untuk

memahami bagian-bagian tersulit dalam penyusunan skripsi ini sampai

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

17.Untuk teman sekamar yang sekarang menjadi teman serumah Vivin

Rismawati. Teman satu perjuangan yang telah dengan sabar

mendengarkan keluhan dari penulis dan senantiasa memberikan semangat

yang tidak henti-hentinya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Tuhan Yang Maha

Kuasa yang dapat membalas budi baik semuanya. Amin.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan-kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya dalam memperkaya ilmu pendidikan di bidang Bimbingan Konseling.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 25 Agustus 2014 Penulis,

(10)

i

ABSTRAK

Kurnia Sihotang. 1103151031. Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas Melalui Pemberian Layanan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban Kab. Serdang Bedagai T.A 2013/2014

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas dapat ditingkatkan dengan pemberian layanan penguasaan konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban Kab. Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 orang ketua kelas yang memiliki sikap kepemimpinan demokratis yang rendah. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui penyebaran angket. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang terdiri dari 2 siklus, siklus I memiliki 2 kali pertemuan dan siklus II memiliki 3 kali pertemuan. Pada setiap 2 pertemuan terakhir dari masing-masing siklus, peneliti melakukan penilaian segera (Laiseg) dan penilaian jangka pendek (Laijapen). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas dapat ditingkatkan dengan pemberian layanan konten brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas sebelum mendapatkan perlakuan dalam kategori sedang yaitu 48.79%. Pada akhir siklus I meningkat menjadi 72.12%. Dan pada akhir siklus II menunjukkan kategori baik yaitu 78.48%. Sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa layanan penguasaaan konten brainstorming mengalami peningkatan sebesar 29.69%.

Berdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi layanan penguasaan konten teknik brainstorming dapat meningkatkan sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban dapat diterima. Saran dari peneliti adalah bahwa layanan konten brainstorming sangat efektif dalam meningkatkan sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas sehingga selanjutnya peneliti berharap kepada para guru BK agar dapat mengembangkan layanan konten brainstorming sebagai tindak lanjut untuk mengembangkan sikap kepemimpinan siswa terutama ketua kelas.

Keyword: Sikap, Kepemimpinan Demokratis, Ketua Kelas, Layanan Penguasaan konten, Brainstorming

(11)

vi Lembar Persetujuan Hasil Revisi Skripsi

Abstrak ... i

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

2.1.1 Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas ... 14

2.1.1.1 Pemimpin ... 14

2.1.2 Layanan Penguasaan Konten ... 30

2.1.2.1 Pengertian Layanan Penguasaan Konten... 30

2.1.2.2 Tujuan Layanan Penguasaan Konten ... 32

2.1.2.3 Teknik Layanan Penguasaan Konten ... 33

2.1.2.4 Komponen Layanan Penguasaan Konten ... 34

2.1.2.5 Asas Layanan Penguasaan Konten ... 35

2.1.2.6 Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten ... 36

2.1.3 Teknik Brainstorming ... 37

2.1.3.1 Pengertian Brainstorming ... 37

2.1.3.2 Tujuan Dan Manfaat Brainstorming ... 37

(12)

vii

2.1.3.4 Langkah-Langkah Teknis Brainstorming... 38

2.1.3.5 Peraturan Dalam Brainstorming ... 39

2.1.3.6 Kelebihan Brainstorming ... 41

2.1.3.7 Layanan Konten Brainstorming ... 41

2.1.4 Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Ketua Kelas Melalui Pemberian Layanan Konten Brainstorming... 42

2.2 Kerangka Berpikir ... 46

2.3 Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III Metode Penelitian ... 49

3.1 Jenis Penelitian ... 49

3.2 Subjek Penelitian ... 49

3.3 Desain Penelitian ... 50

3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 56

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.6 Teknik Analisis Data ... 60

3.7 Uji Coba Instrumen ... 62

3.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 64

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 65

4.1 Keadaan Fisik Sekolah ... 65

4.2 Hasil Penelitian ... 66

4.2.1 Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ... 66

4.2.2 Deskripsi Siklus I... 68

4.2.3 Deskripsi Siklus II ... 76

4.3 Pembahasan Penelitian ... 85

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ... 51

Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ... 59

Tabel 4.1 Hasil Analisis Instrumen Angket seluruh ketua kelas ... 67

Tabel 4.2 Hasil Analisis Instrumen angket sebelum layanan ... 67

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 68

Tabel 4.4 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus I ... 75

Tabel 4.5 Jadwal Pertemuan Pemberian Layanan Konten ... 77

Tabel 4.6 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus II ... 82

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ... 50

Gambar 3.2 Dokumentasi Prasiklus ... 181

Gambar 3.3 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 181

Gambar 3.4 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 182

Gambar 3.5 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 182

Gambar 3.6 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 183

Gambar 3.7 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 183

Gambar 3.8 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 184

Gambar 3.9 Dokumentasi Siklus II Pertemuan I ... 184

(15)

x

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Angket ... 50

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Sikap Kepemimpinan ... 95

Lampiran 2 RLBK Layanan Penguasaan Konten ... 99

Lampiran 3 APKK Penilaian Pelaksanaan Pemberian Layanan ... 123

Lampiran 4 Daftar Hadir Siswa Siklus I/II ... 156

Lampiran 5 Data Awal ... 162

Lampiran 6 Data Observasi siklus I ... 164

Lampiran 7 Data Observasi Siklus II ... 165

Lampiran 8 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 166

Lampiran 9 Laiseg ... 167

Lampiran 10 Laijapen ... 172

Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Angket ... 174

Lampiran 12 Perhitungan Validitas Angket ... 175

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Angket ... 178

Lampiran 14 Dokumentasi ... 181

Lampiran 15 Surat Penelitian ... 187

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ... 51

Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ... 59

Tabel 4.1 Hasil Analisis Instrumen Angket seluruh ketua kelas ... 67

Tabel 4.2 Hasil Analisis Instrumen angket sebelum layanan ... 67

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 68

Tabel 4.4 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus I ... 75

Tabel 4.5 Jadwal Pertemuan Pemberian Layanan Konten ... 77

Tabel 4.6 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus II ... 82

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ... 50

Gambar 3.2 Dokumentasi Prasiklus ... 181

Gambar 3.3 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 181

Gambar 3.4 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 182

Gambar 3.5 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 182

Gambar 3.6 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 183

Gambar 3.7 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 183

Gambar 3.8 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 184

Gambar 3.9 Dokumentasi Siklus II Pertemuan I ... 184

(19)

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Angket ... 50

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Sikap Kepemimpinan ... 95

Lampiran 2 RLBK Layanan Penguasaan Konten ... 99

Lampiran 3 APKK Penilaian Pelaksanaan Pemberian Layanan ... 123

Lampiran 4 Daftar Hadir Siswa Siklus I/II ... 156

Lampiran 5 Data Awal ... 162

Lampiran 6 Data Observasi siklus I ... 164

Lampiran 7 Data Observasi Siklus II ... 165

Lampiran 8 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 166

Lampiran 9 Laiseg ... 167

Lampiran 10 Laijapen ... 172

Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Angket ... 174

Lampiran 12 Perhitungan Validitas Angket ... 175

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Angket ... 178

Lampiran 14 Dokumentasi ... 181

Lampiran 15 Surat Penelitian ... 187

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut.

Tercapai atau tidaknya tujuan dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh

kinerja dari seorang pemimpin organisasi. Pemimpin adalah nahkoda yang akan

membawa keberuntungan bagi organisasi atau justru mendorong organisasi ke

jurang kegagalan. Karena perannya yang sangat sentral, pemimpin organisasi

haruslah seseorang yang benar-benar memiliki kemampuan untuk memimpin

sebuah organisasi. Sekolah sebagai salah satu organisasi yang sangat kompleks

dan unik sangat memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dari seluruh elemen

yang terlibat didalamnya. Di dalam sekolah ada beberapa organisasi-organisasi

lagi yang terbentuk, misalnya saja OSIS. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

adalah salah satu organisasi terbesar yang didukung oleh organisasi-organisasi

kecil lainnya misalnya saja organisasi kelas. Kelas adalah salah satu organisasi

terkecil dibawah naungan OSIS dan diawasi oleh sekolah. Organisasi kelas

dipimpin oleh seorang ketua kelas, dibantu oleh perangkat kelas dan dibimbing

oleh seorang wali kelas.

Ketua kelas adalah seorang siswa yang dipercaya untuk memimpin kelas.

Seorang ketua kelas dapat dipilih melalui pemilihan suara dan kesepakatan para

(22)

kelas antara lain : 1) Membawahi bidang-bidang yang ada pada organisasi kelas.

2) Merencanakan dan menyusun serta memutuskan segala kebijaksanaan yang

akan ditetapkan untuk dilaksanakan setiap bidang. 3) Bertanggung jawab penuh

atas jalannya organisasi kelas. 4) Memberikan arahan dan masukan kepada

anggota organisasi kelas (http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_perwakilan_kelas)

Ketua kelas juga memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan

setiap rapat pertemuan yang berkaitan dengan kepentingan kelas dan juga

menetapkan kebijakkan dan mengambil keputusan berdasarkan hasil musyawarah

bersama. Keputusan inilah yang akan menentukan kemajuan ataupun kemunduran

kelasnya. Oleh karena tanggungjawabnya yang begitu besar di dalam kelas,

seorang ketua kelas haruslah memiliki sikap kepemimpinan yang baik agar dapat

menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik pula.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain

(Maxwell, 1995:1). Sedangkan sikap kepemimpinan demokratis adalah tindakan/

pernyataan seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mendorong dan

mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama secara demokratis

(Samuel Tjihardji, 2012:19). Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas adalah tindakan/ penyataan

yang harus dimiliki oleh seorang ketua kelas sebagai pemimpin organisasi kelas

untuk dapat mempengaruhi, mendorong dan mengarahkan anggotanya demi

mencapai tujuan bersama secara demokratis. Karena bertugas untuk

mempengaruhi, mendorong dan mengarahkan anggotanya, seorang ketua kelas

(23)

sekitarnya. Jamal Ma’mur Asmaini (2012:16) mengemukakan bahwa ketua kelas

haruslah memiliki kriteria sebagai seorang pemimpin yang memiliki sikap

kepemimpinan di dalam dirinya diantaranya adalah komunikatif, cerdas,

bertanggungjawab dan percaya diri. Sikap kepemimpinan ini terutama terlihat

disaat seorang ketua kelas harus menjalankan tugasnya dalam mengkoordinasikan

setiap rapat dan pertemuan yang berkaitan dengan kepentingan kelas. Dengan

sikap kepemimpinannya, ketua kelas akan tampil sebagai pemimpin yang disegani

oleh anggotanya, dapat merangsang ide-ide kreatif dari anggota dan menghasilkan

suatu keputusan yang didukung oleh seluruh kelas dan dipercaya dapat mencapai

tujuan bersama.

Seorang ketua kelas yang memiliki sikap kepemimpinan di dalam dirinya

memiliki keberanian dan percaya diri untuk tampil di hadapan anggotanya untuk

mengkomunikasikan visi dan misi untuk mencapai tujuan mereka. Seorang ketua

kelas juga dapat merangsang ide-ide kreatif yang baru dari para anggotanya yang

akan digunakan untuk memajukan kelas. Ketua kelas sebagai pemimpin haruslah

menghargai pendapat dari anggotanya dan menghindarkan rapat dari

perdebatan-perdebatan yang akan memecahkan keutuhan organisasi kelas. Untuk itulah sikap

kepemimpinan (leadership) sangat mutlak diperlukan oleh seorang ketua kelas.

Memiliki sikap kepemimpinan atau leadership di dalam organisasi mempunyai

manfaat yang sangat besar bagi seorang ketua kelas yakni dapat menjadikan ketua

kelas mengerti tentang cara menempatkan diri yang baik dalam mengerjakan

tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya. Selain itu, memiliki sikap pemimpin

(24)

kehidupan sehari-hari.

Namun kenyataannya masih banyak ditemukan ketua kelas yang masih

sangat kurang terbiasa dalam berkomunikasi. Ini sangat terlihat di saat ketua kelas

memimpin rapat yang akan membahas mengenai kepentingan kelas. Ketua kelas

ini mencoba menghindar karena tidak terlalu berani untuk berbicara di depan

forum. Para ketua kelas ini masih belum dapat merangsang ide-ide dari seluruh

anggota rapat dan hanya puas dengan ide-ide dari orang-orang tertentu saja.

Sehingga seluruh potensi yang ada di dalam kelas tidak terlalu tereksplorasi untuk

memajukan kelas. Belum lagi timbul perdebatan yang cukup sengit karena para

anggota kelas saling mengecam ide dari anggota yang lain sehingga akhirnya

suara di dalam kelas pecah menjadi beberapa kelompok. Kalau sudah seperti itu,

ketua kelas pun cenderung merasa terjepit karena salah satu solusi yang akan

dijadikan keputusan sudah pasti tidak diindahkan oleh kelompok lain. Pada

akhirnya rapat ditutup tanpa keputusan yang jelas. Semua itu merupakan

gambaran dari rendahnya sikap kepemimpinan yang dimiliki seorang ketua kelas

yang mengakibatkan monotonnya suatu hubungan antar anggota di dalam kelas.

Jamal Ma’mur Asmani (2012:60) mengemukakan bahwa ciri fungsional

seorang pemimpin yang melekat dalam kepemimpinannya salah satunya adalah

ketegasan dalam mengambil keputusan. Dan ketegasan itu harus didukung oleh

sifatnya yang inovatif, kreatif, konstruktif juga demokratis dan ahli dalam

berkomunikasi. Seorang pemimpin membuat keputusan dengan penuh rasa

tanggungjawab dan memahami keadaan serta kemauan anggotanya. Sejalan

(25)

seorang pemimpin (Jamal Ma’mur Asmani, 2012:63), beberapa diantaranya

menyatakan bahwa pemimpin harus dapat mendorong kerjasama tim dan tidak

mementingkan diri sendiri. Pemimpin juga bersikap adil, menghargai oranglain

dan sangat terbuka terhadap ide-ide dan pandangan baru juga tidak takut untuk

mengakui kesalahan dan berdaptasi demi perubahan. Hal-hal inilah yang

diharapkan harus dimiliki oleh seorang ketua kelas yang memiliki sikap

kepemimpinan di dalam dirinya.

Berdasarkan fakta di lapangan dalam Program Pengalaman Lapangan

Terpadu yang dimulai tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 27

november 2013 serta pengamatan langsung selama tiga bulan dengan siswa dan

wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 1 Sei Bamban

ditemukan kenyataan bahwa hampir 65% (13 dari 21 ketua kelas) di SMP Negeri

1 Sei Bamban tidak dapat memimpin kelasnya dengan baik terutama di dalam

rapat kelas. Para ketua kelas ini terlihat masih takut dan menghindar ketika

diminta untuk memimpin kelas guna memutuskan suatu keputusan yang

menyangkut kepentingan kelas. Misalnya saja dalam menyambut Hari Guru, kelas

membicarakan mengenai kreativitas apa yang akan ditampilkan kelas untuk

memeriahkan acara sekolah, souvenir apa kira-kira yang akan diberikan untuk

wali kelas dan kapan kira-kira penyerahan souvenir itu. Ketua kelas terlihat tidak

terlalu mengerti bagaimana caranya memimpin rapat terutama untuk merangsang

ide-ide kreatif dari para anggota kelas sehingga banyak sekali anggota rapat yang

pasif dan hanya mengangguk-angguk tidak peduli dengan jalannya rapat. Para

ketua kelas juga masih terkesan bercanda dan menggunakan bahasa yang

(26)

akhirnya keputusan rapat berakhir tidak jelas dan persiapan acara pun

acak-acakan.

Pemandangan berbeda terlihat di kelas lain yang memiliki ketua kelas

dengan sikap kepemimpinan demokratis yang baik. Ketua kelas ini sangat piawai

memimpin dan mengarahkan jalannya rapat sehingga semua anggota kelasnya

bebas mengeluarkan ide kreatifnya, ide-ide ini ditampung oleh sekretaris kelas

dan akhirnya bersama-sama dirundingkan untuk memilih ide yang dianggap

sesuai dengan kondisi kelas. Terjadi perdebatan kecil namun dapat dinetralisir

oleh ketua kelas. Hasilnya benar-benar terlihat sangat matang. Kelas ini memiliki

persiapan acara yang baik ketika menampilkan kelasnya untuk memeriahkan Hari

Guru. Mereka memutuskan menampilkan tarian daerah dan benar-benar telah

memikirkan semua detail-detailnya. Mulai dari kostum, property sampai souvenir

untuk wali kelasnya. Semua anggota kelas terlihat sangat puas dan tidak ada yang

merasa dirugikan. Contoh ini menunjukkan bahwa sikap kepemimpinan

demokratis dalam diri ketua kelas sangat menentukan sikap dari semua anggota

kelasnya. Pemimpin kelas yang baik akan dapat mengeksplorasi seluruh

kemampuan dari anggotanya dan merangsang mereka untuk bekerja baik di dalam

tim, sedangkan ketua kelas yang tidak memiliki sikap kepemimpinan cenderung

pasif dan tidak berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anggotanya.

Kowalski dkk (2008: 25-46) mengemukakan bahwa rendahnya sikap

kepemimpinan demokratis dipengaruhi oleh banyak faktor yang kemudian

dikelompokkan menjadi 2 faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(27)

dengan bagaimana seorang ketua kelas melihat dirinya sebagai seorang pemimpin.

Faktor ini juga berkaitan erat dengan faktor eksternal, yaitu faktor yang

mempengaruhi sikap kepemimpinan seseorang dari luar dirinya. Misalnya saja,

lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sebagai tempat seseorang pertama kali

mendapatkan pendidikan moral sangat menentukan pertumbuhan sikap

kepemimpinan didalam dirinya. Seorang ketua kelas yang jarang didengarkan

pendapatnya di dalam keluarga, sering dilecehkan dan dianggap tidak layak

mengeluarkan pendapat tentu saja akan sangat mempengaruhi self image dan self

esteemnya dan akan kesulitan untuk menerima amanah sebagai pemimpin. Begitu

pula sebaliknya dengan ketua kelas yang berasal dari keluarga yang sangat

demokratis. Tentu akan sangat mempengaruhi self image dan self esteemnya dan

tercermin ketika ia diminta untuk mengkomunikasikan idenya sebagai pemimpin.

Disamping faktor keluarga, sekolah sebagai tempat siswa berinteraksi dengan

teman sebayanya juga tidak kalah penting dalam mempengaruhi tumbuhnya sikap

kepemimpinan di dalam diri siswa. Sekolah sebagai tempat belajar dan juga

berinteraksi memberikan siswa banyak pengalaman yang akan dijadikan sarana

belajar dan membentuk karakter-karakter di dalam diri seorang siswa yang akan

menjadi seorang pemimpin.

Apabila rendahnya sikap kepemimpinan demokratis di dalam diri ketua

kelas ini dibiarkan begitu saja tentu akan memberikan dampak yang tidak baik

bagi diri ketua kelas itu sendiri dan anggota yang dipimpinnya. Karena ketua

kelas sebagai pemimpin kelas akan menjadi teladan yang ditiru oleh anggotanya.

Ketua kelas yang baik tentu akan mengarahkan anggotanya ke arah yang lebih

(28)

dalam diri ketua kelas ini memerlukan perhatian lebih dan penanganan khusus

dari sekolah supaya para ketua kelas dapat memiliki sikap yang lebih baik dan

dapat menjalankan tugasnya sebagaimana seharusnya. Terutama disini adalah

peran guru bimbingan dan konseling sangatlah penting, dimana guru bimbingan

dan konseling memiliki ketrampilan khusus yaitu kemampuan psikologis dan

kemampuan konseling. Guru bimbingan konseling juga dibantu dengan banyak

layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan guru bimbingan dan

konseling dapat menangani masalah yang berkaitan dengan ketua kelas dan

mengembangkan potensi ketua kelas itu sendiri.

Telah diketahui bahwa sudah pernah ada upaya dari guru bimbingan

konseling di sekolah SMP Negeri 1 Sei Bamban seperti menasehati, memberikan

layanan informasi dan menempatkan para ketua kelas di dalam organisasi OSIS

untuk merangsang sikap kepemimpinan demokratis mereka, tetapi masih kurang

efektif dan tuntas. Jika ini belum efektif maka perlu ada upaya lain yang harus

dilakukan pembimbing atau konselor sekolah seperti memberikan layanan

penguasaan konten dengan teknik Brainstorming, karena lebih meningkatkan

keaktifan konseli dalam berpikir serta memahami persoalan selama sesi layanan.

Para ketua kelas pun bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung di

dalam sebuah proses pembelajaran dengan teman-temannya sesama ketua kelas.

Layanan penguasaan konten adalah suatu layanan bantuan kepada individu

(siswa) baik sendiri maupun berkelompok untuk menguasai kemampuan atau

kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno, 2004:2). Layanan

(29)

untuk menguasai konten tertentu seperti nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan

yang terkait di dalamnya. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan

mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah di dalamnya

(Mugiarso (2006 :61). Layanan penguasaan konten dilakukan di dalam kelas

seperti proses pembelajaran pada umumnya namun dengan kondisi yang lebih

santai dengan konten yang difokuskan untuk dikuasai oleh konseli. Jadi layanan

penguasaan konten memungkinkan peserta didik mendapatkan informasi

sebanyak-banyaknya yang dia perlukan mengenai konten tersebut dan

memungkinkannya mendapatkan pelatihan langsung mengenai konten tersebut.

Rostiyah N.K (2008:73) mengemukakan bahwa Brainstorming adalah

teknik sumbang saran dari semua anggota organisasi. Teknik ini mengutamakan

demokrasi dalam menyampaikan pendapat melalui persidangan yang relative

kecil. Brainstorming adalah suatu teknik kreativitas kelompok untuk menemukan

solusi terhadap persoalan khusus yang dihadapi dengan mengumpulkan sejumlah

paparan ide secara spontan dari masing-masing anggota. Paparan ide dari anggota

kelompok kemudian dikumpulkan dan didiskusikan kembali untuk mendapatkan

ide yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan kelompok. Berbeda dengan teknik

diskusi lain, Brainstorming adalah teknik yang terbuka terhadap ide seperti

apapun yang dikeluarkan oleh anggota kelompok. Di dalam Brainstorming semua

ide dihargai sebagai suatu kreativitas dan tidak dikritik sehingga semua anggota

kelompok bebas untuk mengemukakan pendapatnya tanpa harus tertekan dengan

pemikiran apakah ide tersebut akan dicela atau tidak

(30)

Brainstorming adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling yang

membantu ketua kelas sebagai konseli untuk menguasai teknik Brainstorming

yang dapat membantu mereka dalam memimpin rapat dan menguasai kelas ketika

harus memimpin suatu rapat.

Melalui pelaksanaan layanan penguasaan konten teknik brainstorming

ketua kelas dapat mendapatkan informasi sebanyak-sebanyaknya dan pelatihan

langsung dalam memimpin rapat dengan suasana yang menyenangkan dan tanpa

tekanan. Para ketua kelas juga dapat saling bertukar pikiran mengenai

kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam memimpin rapat kelas. Setelah menguasai

teknik Brainstorming, para ketua kelas diharapkan dapat merangsang ide-ide

kreatif dari para anggotanya dengan menekan seminim mungkin efek perdebatan.

Sehingga akhirnya para ketua kelas ini dapat menciptakan iklim kelas yang baik

dengan para anggotanya dan akhirnya meningkatkan sikap kepemimpinan di

dalam diri mereka masing-masing.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis menganggap

penting untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Sikap

(31)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Ketua kelas sebagai pemimpin kelas belum berani tampil di depan orang

banyak

2) Ketua kelas masih kurang memiliki pengetahuan mengenai inovasi-inovasi

dalam memimpin kelas terutama dalam memimpin rapat

3) Ketua kelas masih kurang mampu merangsang ide-ide kreatif dan

memaksimalkan potensi dari anggota kelas demi memajukan kelas.

4) Ketua kelas masih kurang mampu mengendalikan rapat sehingga sering

terjadi perdebatan yang kurang mencerminkan nilai-nilai pendidikan di

antara anggota kelas

5) Guru Bimbingan Konseling belum menerapkan layanan penguasaan

konten dengan teknik Brainstorming, sementara layanan konten tersebut

penting untuk diterapkan.

1.3Batasan Masalah

Keterbatasan penulis dalam waktu dan untuk menghindari

kesimpangsiuran dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan

pada “Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas melalui

Pemberian Layanan Penguasaan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei

(32)

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

“Apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas dapat ditingkatkan dengan

pemberian layanan penguasaan konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei

Bamban Kab. Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2013/2014 ?”

1.5Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Tujuan Umum

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : “Untuk Meningkatkan Sikap

Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas melalui Pemberian Layanan

Penguasaan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban Kab.

Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2013/2014”

2) Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas di

SMP Negeri 1 Sei Bamban sebelum pemberian layanan penguasaan

konten brainstorming

b) Untuk mengetahui sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas di

SMP Negeri 1 Sei Bamban setelah pemberian layanan penguasaan

konten brainstorming

c) Untuk membuktikan apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua

kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban dapat ditingkatkan melalui

(33)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah ilmu

pengetahuan dalam bidang psikologi pendidikan dan bimbingan khususnya

mengenai layanan penguasaan konten teknik brainstorming dan sikap

kepemimpinan demokratis ketua kelas.

2) Manfaat Praktis

Adapun Manfaat Penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut : (a)

bagi siswa/i : diharapkan mendapatkan penambahan pengetahuan mengenai

sikap kepemimpinan demokratis dan menerapkannya dalam memimpin kelas,

(b) bagi para guru Bimbingan dan Konseling : sebagai bahan masukan dalam

menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling khususnya

pemberian layanan penguasaan konten untuk meningkatkan sikap

kepemimpinan demokratis siswa terutama dalam diri ketua kelas, (c) bagi

sekolah : sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan yang

berhubungan dengan pelaksanaan program layanan penguasaan konten pada

para siswa, dan (d) bagi peneliti lain : sebagai salah satu bahan referensi dalam

(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap kepemimpinan

demokratis ketua kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban T.A 2013/2014 meningkat

dengan diterapkannya layanan konten brainstorming. Hal ini dapat dilihat dari

hasil instrument angket sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas yang

mengalami peningkatan di setiap siklusnya yakni, sebelum tindakan hanya

memperoleh rata-rata 48,79%, selanjutnya setelah di berikan layanan pada siklus

I, sikap kepemimpinan para ketua kelas mulai mengalami peningkatan menjadi

72.12%. Pada akhir siklus II ini hasil yang didapat oleh semua para ketua kelas

sudah mencapai kategori baik dengan rata-rata 78.48%. Hasil ini meningkat

29,69% dibandingkan sebelum diberikan layanan penguasaan konten

brainstorming. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa

pemberian layanan konten brainstorming dapat meningkatkan sikap

kepemimpinan demokratis ketua kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban T.A.

2013/2014

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal–hal sebagai berikut :

5.2.1 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi sarana penambahan

(35)

dapat menerapkannya dalam memimpin kelas terutama dalam memimpin

rapat.

5.2.2 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi bahan masukan oleh guru

BK dalam menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling

khususnya pemberian layanan penguasaan konten untuk meningkatkan

sikap kepemimpinan demokratis siswa terutama dalam diri ketua kelas.

5.2.3 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi alternatif bagi sekolah dalam

mengambil kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan program

layanan penguasaan konten pada para siswa.

5.2.4 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi sebagai salah satu bahan

referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan topik yang

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

DePorter, B. 2004. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Dewi, R. 2012. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Hantoro, Eri. 2010. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Layanan Penguasaan Konten Pada siswa kelas XI IA 1 Di SMA PGRI 1 Sragen Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: UNNES.

Jovanka. 2012. Teknik Brainstorming, (online), (http://rahaj3n9.wordpress.com/

2011/05/02/analisis-sumbang-saran/ diakses tanggal 13 Februari 2014).

Keating, Charles J. 1991. Kepemimpinan: Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.

Pratika, Meka. 2013. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Bentuk Organisasi Siswa Dalam Meningkatkan Sikap Kepemimpinan (Leadership) Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: UNIMED.

Prayitno. 2004. Layanan Penguasaan Konten (Seri Layanan Konseling). Padang: BK FIP Universitas Negeri Padang.

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Prayitno. 2014. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Ghalia Indonesia.

Rawlinson, J. Geoffrey. 1989. Creative Thinking and Brainstorming. Jakarta: Binarupa Aksara.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Tjiharjadi, Semuil. 2012. To Be A Great Effective Leader. Yogyakarta: Andi Offset.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

(37)

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ...........................................
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan .........................................................
Gambar 4.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Angket ............................ 50
Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ...........................................
+3

Referensi

Dokumen terkait

proses penilaian adalah informasi mengenai miskonsepsi yang dialami siswa. 2) dalam jurnalnya mendefinisikan miskonsepsi.. sebagai konsep yang berbeda dari sudut pandang

IDENTIFIKASI TINGKAT AKTIVITAS GUNUNG GUNTUR PERIODE OKTOBER-NOVEMBER 2015 BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DAN SEBARAN HIPOSENTER - EPISENTER GEMPA VULKANIK.. Universitas

For checking visibility constraints, meaning to check which building elements are visible based on the rays from the cameras to the reconstructed points, a voxel grid with cells of

The KVP request style allows to specify trimming or slicing using the following syntax: dimension [ , crs ] ( intervalOrPoint ). However the equivalent trimming and slicing

I am working on to implement Web Feature Service (WFS) version 2.0 to our IMS products but I could not find test data for WFS version 2.0?. And there is no any compliant that taken

(2008) calculated a single spatial probability distribution from mobile phone data using a statistical approach and determined that 'inherent similarity in travel

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Medan oleh Simanulang (2012) didapatkan hasil dari 25 responden (52%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik

Dalam terjadinya piutang pada koperasi Janur Kuning dilihat dari adanya warung yang telah menjadi anggota dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh koperasi.