MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KETUA KELAS MELALUI PEMBERIAN LAYANAN KONTEN
BRAINSTORMING DI SMP NEGERI 1 SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
T.A. 2013/2014
SKRIPSI
Oleh:
KURNIA SIHOTANG NIM 1103151031
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
BRAINSTORMING DI SMP NEGERI 1 SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
T.A. 2013/2014
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh:
KURNIA SIHOTANG NIM 1103151031
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas Melalui Pemberian Layanan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei
Bamban Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2013/2014.”
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIMED, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku Pembantu Dekan I,
Bapak Drs. Aman Simaremare, MS selaku Pembantu Dekan II dan Bapak
Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan
3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.
4. Prof. Dr. Sri Milfayetty MS. Kons, S.Psi Selaku Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi
dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Nurmaniah, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan bantuan dalam menghadapi permasalahan yang
penulis hadapi selama proses perkuliahan.
6. Prof. Dr. Asih Menanti, MS, S.Psi. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah
memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
7. Dra. Nuraini, MS. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan
pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
8. Dr. M. Rajab Lubis, MS Selaku Dosen Nara Sumber yang telah
9. Sudariyono, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei Bamban
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan observasi
dan penelitian.
10.Muliater Siallagan, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei
Bamban dan Drs. Rambio Manalu selaku Koordinator BK SMP Negeri 1
Sei Bamban yang telah memberikan bantuan dan sambutan yang sangat
hangat selama penulis melakukan penelitian.
11.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
yang selama ini telah memberikan dan mengajarkan ilmu dan pengetahuan
kepada penulis.
12.Teristimewa untuk Ayahanda Ridwan Sihotang dan Ibunda Erpe Br.
Tamba (Ayah dan Ibu Juara Satu Seluruh Dunia) yang telah berjuang keras
membesarkan dan memberikan dukungan yang tiada henti-hentinya
kepada penulis baik berupa materi maupun moril, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi sampai ke jenjang sarjana pendidikan ini.
13.Tak lupa pula untuk adik semata wayang Samuel Tua Sihotang yang
sangat penulis kasihi, yang merupakan saudara dalam suka dan duka,
teman bertengkar yang hampir setiap saat memberikan semangat kepada
penulis untuk selalu dan selalu berusaha menjadi seorang kakak yang
membanggakan.
14.Terkhusus juga untuk seluruh keluarga besar Op. Erik Sihotang. Untuk
Bapatua, Inangtua, Namboru, Amangboru, Uda, Inanguda, kakak-kakak,
abang-abang juga adik-adik yang selalu menguatkan keyakinan penulis
dalam mencapai impian bahkan disaat impian itu terasa terlalu jauh.
Keluarga yang selalu memberikan semangat, dukungan, nasihat yang tiada
henti-hentinya untuk penulis sehingga dapat mencapai jenjang pendidikan
sarjana ini. Menjadi bagian dari keluarga besar ini merupakan kebanggaan
tersendiri untuk penulis.
15.Untuk seluruh sahabat di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan’10, khususnya kelas BK Reguler C yang telah menjadi teman suka dan duka
menyediakan telinganya untuk mendengar setiap keluhan-keluhan penulis
bahkan sampai saat ini. Semoga persahabatan kita tidak pernah pudar.
16.Terkhusus kepada sahabat-sahabat luar biasa yang selalu memberikan
penghiburan dan semangat kepada penulis selama ini, Terimakasih Sari
Bernadetta Lumban Gaol, Juli Aryna Perangin-angin, Winda Crystiani
Dewi Surbakti dan Nova Rotua Hutagalung, atas persahabatan tulus yang
kita jalani selama ini. Menjadi bagian dari kisah kegilaan dan kewarasan
kita adalah kebahagiaan bagi penulis. Tidak lupa juga untuk Bahgie
Mahtonami, San Putra, Annisa Arummaisyah, Siti Mukminah Sinaga, dan
Epi Sariaty yang telah dengan sabarnya membantu penulis untuk
memahami bagian-bagian tersulit dalam penyusunan skripsi ini sampai
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
17.Untuk teman sekamar yang sekarang menjadi teman serumah Vivin
Rismawati. Teman satu perjuangan yang telah dengan sabar
mendengarkan keluhan dari penulis dan senantiasa memberikan semangat
yang tidak henti-hentinya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Tuhan Yang Maha
Kuasa yang dapat membalas budi baik semuanya. Amin.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dalam memperkaya ilmu pendidikan di bidang Bimbingan Konseling.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 25 Agustus 2014 Penulis,
i
ABSTRAK
Kurnia Sihotang. 1103151031. Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas Melalui Pemberian Layanan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban Kab. Serdang Bedagai T.A 2013/2014
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas dapat ditingkatkan dengan pemberian layanan penguasaan konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban Kab. Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 orang ketua kelas yang memiliki sikap kepemimpinan demokratis yang rendah. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui penyebaran angket. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang terdiri dari 2 siklus, siklus I memiliki 2 kali pertemuan dan siklus II memiliki 3 kali pertemuan. Pada setiap 2 pertemuan terakhir dari masing-masing siklus, peneliti melakukan penilaian segera (Laiseg) dan penilaian jangka pendek (Laijapen). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas dapat ditingkatkan dengan pemberian layanan konten brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas sebelum mendapatkan perlakuan dalam kategori sedang yaitu 48.79%. Pada akhir siklus I meningkat menjadi 72.12%. Dan pada akhir siklus II menunjukkan kategori baik yaitu 78.48%. Sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa layanan penguasaaan konten brainstorming mengalami peningkatan sebesar 29.69%.
Berdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi layanan penguasaan konten teknik brainstorming dapat meningkatkan sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban dapat diterima. Saran dari peneliti adalah bahwa layanan konten brainstorming sangat efektif dalam meningkatkan sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas sehingga selanjutnya peneliti berharap kepada para guru BK agar dapat mengembangkan layanan konten brainstorming sebagai tindak lanjut untuk mengembangkan sikap kepemimpinan siswa terutama ketua kelas.
Keyword: Sikap, Kepemimpinan Demokratis, Ketua Kelas, Layanan Penguasaan konten, Brainstorming
vi Lembar Persetujuan Hasil Revisi Skripsi
Abstrak ... i
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
2.1.1 Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas ... 14
2.1.1.1 Pemimpin ... 14
2.1.2 Layanan Penguasaan Konten ... 30
2.1.2.1 Pengertian Layanan Penguasaan Konten... 30
2.1.2.2 Tujuan Layanan Penguasaan Konten ... 32
2.1.2.3 Teknik Layanan Penguasaan Konten ... 33
2.1.2.4 Komponen Layanan Penguasaan Konten ... 34
2.1.2.5 Asas Layanan Penguasaan Konten ... 35
2.1.2.6 Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten ... 36
2.1.3 Teknik Brainstorming ... 37
2.1.3.1 Pengertian Brainstorming ... 37
2.1.3.2 Tujuan Dan Manfaat Brainstorming ... 37
vii
2.1.3.4 Langkah-Langkah Teknis Brainstorming... 38
2.1.3.5 Peraturan Dalam Brainstorming ... 39
2.1.3.6 Kelebihan Brainstorming ... 41
2.1.3.7 Layanan Konten Brainstorming ... 41
2.1.4 Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Ketua Kelas Melalui Pemberian Layanan Konten Brainstorming... 42
2.2 Kerangka Berpikir ... 46
2.3 Hipotesis Penelitian ... 48
BAB III Metode Penelitian ... 49
3.1 Jenis Penelitian ... 49
3.2 Subjek Penelitian ... 49
3.3 Desain Penelitian ... 50
3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 56
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.6 Teknik Analisis Data ... 60
3.7 Uji Coba Instrumen ... 62
3.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 64
BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 65
4.1 Keadaan Fisik Sekolah ... 65
4.2 Hasil Penelitian ... 66
4.2.1 Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ... 66
4.2.2 Deskripsi Siklus I... 68
4.2.3 Deskripsi Siklus II ... 76
4.3 Pembahasan Penelitian ... 85
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 91
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ... 51
Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ... 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ... 59
Tabel 4.1 Hasil Analisis Instrumen Angket seluruh ketua kelas ... 67
Tabel 4.2 Hasil Analisis Instrumen angket sebelum layanan ... 67
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 68
Tabel 4.4 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus I ... 75
Tabel 4.5 Jadwal Pertemuan Pemberian Layanan Konten ... 77
Tabel 4.6 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus II ... 82
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ... 50
Gambar 3.2 Dokumentasi Prasiklus ... 181
Gambar 3.3 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 181
Gambar 3.4 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 182
Gambar 3.5 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 182
Gambar 3.6 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 183
Gambar 3.7 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 183
Gambar 3.8 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 184
Gambar 3.9 Dokumentasi Siklus II Pertemuan I ... 184
x
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Angket ... 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Sikap Kepemimpinan ... 95
Lampiran 2 RLBK Layanan Penguasaan Konten ... 99
Lampiran 3 APKK Penilaian Pelaksanaan Pemberian Layanan ... 123
Lampiran 4 Daftar Hadir Siswa Siklus I/II ... 156
Lampiran 5 Data Awal ... 162
Lampiran 6 Data Observasi siklus I ... 164
Lampiran 7 Data Observasi Siklus II ... 165
Lampiran 8 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 166
Lampiran 9 Laiseg ... 167
Lampiran 10 Laijapen ... 172
Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Angket ... 174
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Angket ... 175
Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Angket ... 178
Lampiran 14 Dokumentasi ... 181
Lampiran 15 Surat Penelitian ... 187
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ... 51
Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ... 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ... 59
Tabel 4.1 Hasil Analisis Instrumen Angket seluruh ketua kelas ... 67
Tabel 4.2 Hasil Analisis Instrumen angket sebelum layanan ... 67
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 68
Tabel 4.4 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus I ... 75
Tabel 4.5 Jadwal Pertemuan Pemberian Layanan Konten ... 77
Tabel 4.6 Hasil Observasi penerapan brainstorming siklus II ... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ... 50
Gambar 3.2 Dokumentasi Prasiklus ... 181
Gambar 3.3 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 181
Gambar 3.4 Dokumentasi Siklus I Pertemuan I ... 182
Gambar 3.5 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 182
Gambar 3.6 Dokumentasi Siklus I Pertemuan II ... 183
Gambar 3.7 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 183
Gambar 3.8 Dokumentasi Siklus I Pertemuan III ... 184
Gambar 3.9 Dokumentasi Siklus II Pertemuan I ... 184
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Angket ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Sikap Kepemimpinan ... 95
Lampiran 2 RLBK Layanan Penguasaan Konten ... 99
Lampiran 3 APKK Penilaian Pelaksanaan Pemberian Layanan ... 123
Lampiran 4 Daftar Hadir Siswa Siklus I/II ... 156
Lampiran 5 Data Awal ... 162
Lampiran 6 Data Observasi siklus I ... 164
Lampiran 7 Data Observasi Siklus II ... 165
Lampiran 8 Jadwal Pelaksanaan Layanan Konten ... 166
Lampiran 9 Laiseg ... 167
Lampiran 10 Laijapen ... 172
Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Angket ... 174
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Angket ... 175
Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Angket ... 178
Lampiran 14 Dokumentasi ... 181
Lampiran 15 Surat Penelitian ... 187
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang
memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut.
Tercapai atau tidaknya tujuan dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh
kinerja dari seorang pemimpin organisasi. Pemimpin adalah nahkoda yang akan
membawa keberuntungan bagi organisasi atau justru mendorong organisasi ke
jurang kegagalan. Karena perannya yang sangat sentral, pemimpin organisasi
haruslah seseorang yang benar-benar memiliki kemampuan untuk memimpin
sebuah organisasi. Sekolah sebagai salah satu organisasi yang sangat kompleks
dan unik sangat memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dari seluruh elemen
yang terlibat didalamnya. Di dalam sekolah ada beberapa organisasi-organisasi
lagi yang terbentuk, misalnya saja OSIS. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
adalah salah satu organisasi terbesar yang didukung oleh organisasi-organisasi
kecil lainnya misalnya saja organisasi kelas. Kelas adalah salah satu organisasi
terkecil dibawah naungan OSIS dan diawasi oleh sekolah. Organisasi kelas
dipimpin oleh seorang ketua kelas, dibantu oleh perangkat kelas dan dibimbing
oleh seorang wali kelas.
Ketua kelas adalah seorang siswa yang dipercaya untuk memimpin kelas.
Seorang ketua kelas dapat dipilih melalui pemilihan suara dan kesepakatan para
kelas antara lain : 1) Membawahi bidang-bidang yang ada pada organisasi kelas.
2) Merencanakan dan menyusun serta memutuskan segala kebijaksanaan yang
akan ditetapkan untuk dilaksanakan setiap bidang. 3) Bertanggung jawab penuh
atas jalannya organisasi kelas. 4) Memberikan arahan dan masukan kepada
anggota organisasi kelas (http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_perwakilan_kelas)
Ketua kelas juga memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan
setiap rapat pertemuan yang berkaitan dengan kepentingan kelas dan juga
menetapkan kebijakkan dan mengambil keputusan berdasarkan hasil musyawarah
bersama. Keputusan inilah yang akan menentukan kemajuan ataupun kemunduran
kelasnya. Oleh karena tanggungjawabnya yang begitu besar di dalam kelas,
seorang ketua kelas haruslah memiliki sikap kepemimpinan yang baik agar dapat
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik pula.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain
(Maxwell, 1995:1). Sedangkan sikap kepemimpinan demokratis adalah tindakan/
pernyataan seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mendorong dan
mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama secara demokratis
(Samuel Tjihardji, 2012:19). Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas adalah tindakan/ penyataan
yang harus dimiliki oleh seorang ketua kelas sebagai pemimpin organisasi kelas
untuk dapat mempengaruhi, mendorong dan mengarahkan anggotanya demi
mencapai tujuan bersama secara demokratis. Karena bertugas untuk
mempengaruhi, mendorong dan mengarahkan anggotanya, seorang ketua kelas
sekitarnya. Jamal Ma’mur Asmaini (2012:16) mengemukakan bahwa ketua kelas
haruslah memiliki kriteria sebagai seorang pemimpin yang memiliki sikap
kepemimpinan di dalam dirinya diantaranya adalah komunikatif, cerdas,
bertanggungjawab dan percaya diri. Sikap kepemimpinan ini terutama terlihat
disaat seorang ketua kelas harus menjalankan tugasnya dalam mengkoordinasikan
setiap rapat dan pertemuan yang berkaitan dengan kepentingan kelas. Dengan
sikap kepemimpinannya, ketua kelas akan tampil sebagai pemimpin yang disegani
oleh anggotanya, dapat merangsang ide-ide kreatif dari anggota dan menghasilkan
suatu keputusan yang didukung oleh seluruh kelas dan dipercaya dapat mencapai
tujuan bersama.
Seorang ketua kelas yang memiliki sikap kepemimpinan di dalam dirinya
memiliki keberanian dan percaya diri untuk tampil di hadapan anggotanya untuk
mengkomunikasikan visi dan misi untuk mencapai tujuan mereka. Seorang ketua
kelas juga dapat merangsang ide-ide kreatif yang baru dari para anggotanya yang
akan digunakan untuk memajukan kelas. Ketua kelas sebagai pemimpin haruslah
menghargai pendapat dari anggotanya dan menghindarkan rapat dari
perdebatan-perdebatan yang akan memecahkan keutuhan organisasi kelas. Untuk itulah sikap
kepemimpinan (leadership) sangat mutlak diperlukan oleh seorang ketua kelas.
Memiliki sikap kepemimpinan atau leadership di dalam organisasi mempunyai
manfaat yang sangat besar bagi seorang ketua kelas yakni dapat menjadikan ketua
kelas mengerti tentang cara menempatkan diri yang baik dalam mengerjakan
tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya. Selain itu, memiliki sikap pemimpin
kehidupan sehari-hari.
Namun kenyataannya masih banyak ditemukan ketua kelas yang masih
sangat kurang terbiasa dalam berkomunikasi. Ini sangat terlihat di saat ketua kelas
memimpin rapat yang akan membahas mengenai kepentingan kelas. Ketua kelas
ini mencoba menghindar karena tidak terlalu berani untuk berbicara di depan
forum. Para ketua kelas ini masih belum dapat merangsang ide-ide dari seluruh
anggota rapat dan hanya puas dengan ide-ide dari orang-orang tertentu saja.
Sehingga seluruh potensi yang ada di dalam kelas tidak terlalu tereksplorasi untuk
memajukan kelas. Belum lagi timbul perdebatan yang cukup sengit karena para
anggota kelas saling mengecam ide dari anggota yang lain sehingga akhirnya
suara di dalam kelas pecah menjadi beberapa kelompok. Kalau sudah seperti itu,
ketua kelas pun cenderung merasa terjepit karena salah satu solusi yang akan
dijadikan keputusan sudah pasti tidak diindahkan oleh kelompok lain. Pada
akhirnya rapat ditutup tanpa keputusan yang jelas. Semua itu merupakan
gambaran dari rendahnya sikap kepemimpinan yang dimiliki seorang ketua kelas
yang mengakibatkan monotonnya suatu hubungan antar anggota di dalam kelas.
Jamal Ma’mur Asmani (2012:60) mengemukakan bahwa ciri fungsional
seorang pemimpin yang melekat dalam kepemimpinannya salah satunya adalah
ketegasan dalam mengambil keputusan. Dan ketegasan itu harus didukung oleh
sifatnya yang inovatif, kreatif, konstruktif juga demokratis dan ahli dalam
berkomunikasi. Seorang pemimpin membuat keputusan dengan penuh rasa
tanggungjawab dan memahami keadaan serta kemauan anggotanya. Sejalan
seorang pemimpin (Jamal Ma’mur Asmani, 2012:63), beberapa diantaranya
menyatakan bahwa pemimpin harus dapat mendorong kerjasama tim dan tidak
mementingkan diri sendiri. Pemimpin juga bersikap adil, menghargai oranglain
dan sangat terbuka terhadap ide-ide dan pandangan baru juga tidak takut untuk
mengakui kesalahan dan berdaptasi demi perubahan. Hal-hal inilah yang
diharapkan harus dimiliki oleh seorang ketua kelas yang memiliki sikap
kepemimpinan di dalam dirinya.
Berdasarkan fakta di lapangan dalam Program Pengalaman Lapangan
Terpadu yang dimulai tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 27
november 2013 serta pengamatan langsung selama tiga bulan dengan siswa dan
wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 1 Sei Bamban
ditemukan kenyataan bahwa hampir 65% (13 dari 21 ketua kelas) di SMP Negeri
1 Sei Bamban tidak dapat memimpin kelasnya dengan baik terutama di dalam
rapat kelas. Para ketua kelas ini terlihat masih takut dan menghindar ketika
diminta untuk memimpin kelas guna memutuskan suatu keputusan yang
menyangkut kepentingan kelas. Misalnya saja dalam menyambut Hari Guru, kelas
membicarakan mengenai kreativitas apa yang akan ditampilkan kelas untuk
memeriahkan acara sekolah, souvenir apa kira-kira yang akan diberikan untuk
wali kelas dan kapan kira-kira penyerahan souvenir itu. Ketua kelas terlihat tidak
terlalu mengerti bagaimana caranya memimpin rapat terutama untuk merangsang
ide-ide kreatif dari para anggota kelas sehingga banyak sekali anggota rapat yang
pasif dan hanya mengangguk-angguk tidak peduli dengan jalannya rapat. Para
ketua kelas juga masih terkesan bercanda dan menggunakan bahasa yang
akhirnya keputusan rapat berakhir tidak jelas dan persiapan acara pun
acak-acakan.
Pemandangan berbeda terlihat di kelas lain yang memiliki ketua kelas
dengan sikap kepemimpinan demokratis yang baik. Ketua kelas ini sangat piawai
memimpin dan mengarahkan jalannya rapat sehingga semua anggota kelasnya
bebas mengeluarkan ide kreatifnya, ide-ide ini ditampung oleh sekretaris kelas
dan akhirnya bersama-sama dirundingkan untuk memilih ide yang dianggap
sesuai dengan kondisi kelas. Terjadi perdebatan kecil namun dapat dinetralisir
oleh ketua kelas. Hasilnya benar-benar terlihat sangat matang. Kelas ini memiliki
persiapan acara yang baik ketika menampilkan kelasnya untuk memeriahkan Hari
Guru. Mereka memutuskan menampilkan tarian daerah dan benar-benar telah
memikirkan semua detail-detailnya. Mulai dari kostum, property sampai souvenir
untuk wali kelasnya. Semua anggota kelas terlihat sangat puas dan tidak ada yang
merasa dirugikan. Contoh ini menunjukkan bahwa sikap kepemimpinan
demokratis dalam diri ketua kelas sangat menentukan sikap dari semua anggota
kelasnya. Pemimpin kelas yang baik akan dapat mengeksplorasi seluruh
kemampuan dari anggotanya dan merangsang mereka untuk bekerja baik di dalam
tim, sedangkan ketua kelas yang tidak memiliki sikap kepemimpinan cenderung
pasif dan tidak berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anggotanya.
Kowalski dkk (2008: 25-46) mengemukakan bahwa rendahnya sikap
kepemimpinan demokratis dipengaruhi oleh banyak faktor yang kemudian
dikelompokkan menjadi 2 faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
dengan bagaimana seorang ketua kelas melihat dirinya sebagai seorang pemimpin.
Faktor ini juga berkaitan erat dengan faktor eksternal, yaitu faktor yang
mempengaruhi sikap kepemimpinan seseorang dari luar dirinya. Misalnya saja,
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sebagai tempat seseorang pertama kali
mendapatkan pendidikan moral sangat menentukan pertumbuhan sikap
kepemimpinan didalam dirinya. Seorang ketua kelas yang jarang didengarkan
pendapatnya di dalam keluarga, sering dilecehkan dan dianggap tidak layak
mengeluarkan pendapat tentu saja akan sangat mempengaruhi self image dan self
esteemnya dan akan kesulitan untuk menerima amanah sebagai pemimpin. Begitu
pula sebaliknya dengan ketua kelas yang berasal dari keluarga yang sangat
demokratis. Tentu akan sangat mempengaruhi self image dan self esteemnya dan
tercermin ketika ia diminta untuk mengkomunikasikan idenya sebagai pemimpin.
Disamping faktor keluarga, sekolah sebagai tempat siswa berinteraksi dengan
teman sebayanya juga tidak kalah penting dalam mempengaruhi tumbuhnya sikap
kepemimpinan di dalam diri siswa. Sekolah sebagai tempat belajar dan juga
berinteraksi memberikan siswa banyak pengalaman yang akan dijadikan sarana
belajar dan membentuk karakter-karakter di dalam diri seorang siswa yang akan
menjadi seorang pemimpin.
Apabila rendahnya sikap kepemimpinan demokratis di dalam diri ketua
kelas ini dibiarkan begitu saja tentu akan memberikan dampak yang tidak baik
bagi diri ketua kelas itu sendiri dan anggota yang dipimpinnya. Karena ketua
kelas sebagai pemimpin kelas akan menjadi teladan yang ditiru oleh anggotanya.
Ketua kelas yang baik tentu akan mengarahkan anggotanya ke arah yang lebih
dalam diri ketua kelas ini memerlukan perhatian lebih dan penanganan khusus
dari sekolah supaya para ketua kelas dapat memiliki sikap yang lebih baik dan
dapat menjalankan tugasnya sebagaimana seharusnya. Terutama disini adalah
peran guru bimbingan dan konseling sangatlah penting, dimana guru bimbingan
dan konseling memiliki ketrampilan khusus yaitu kemampuan psikologis dan
kemampuan konseling. Guru bimbingan konseling juga dibantu dengan banyak
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan guru bimbingan dan
konseling dapat menangani masalah yang berkaitan dengan ketua kelas dan
mengembangkan potensi ketua kelas itu sendiri.
Telah diketahui bahwa sudah pernah ada upaya dari guru bimbingan
konseling di sekolah SMP Negeri 1 Sei Bamban seperti menasehati, memberikan
layanan informasi dan menempatkan para ketua kelas di dalam organisasi OSIS
untuk merangsang sikap kepemimpinan demokratis mereka, tetapi masih kurang
efektif dan tuntas. Jika ini belum efektif maka perlu ada upaya lain yang harus
dilakukan pembimbing atau konselor sekolah seperti memberikan layanan
penguasaan konten dengan teknik Brainstorming, karena lebih meningkatkan
keaktifan konseli dalam berpikir serta memahami persoalan selama sesi layanan.
Para ketua kelas pun bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung di
dalam sebuah proses pembelajaran dengan teman-temannya sesama ketua kelas.
Layanan penguasaan konten adalah suatu layanan bantuan kepada individu
(siswa) baik sendiri maupun berkelompok untuk menguasai kemampuan atau
kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno, 2004:2). Layanan
untuk menguasai konten tertentu seperti nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan
yang terkait di dalamnya. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan
mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah di dalamnya
(Mugiarso (2006 :61). Layanan penguasaan konten dilakukan di dalam kelas
seperti proses pembelajaran pada umumnya namun dengan kondisi yang lebih
santai dengan konten yang difokuskan untuk dikuasai oleh konseli. Jadi layanan
penguasaan konten memungkinkan peserta didik mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya yang dia perlukan mengenai konten tersebut dan
memungkinkannya mendapatkan pelatihan langsung mengenai konten tersebut.
Rostiyah N.K (2008:73) mengemukakan bahwa Brainstorming adalah
teknik sumbang saran dari semua anggota organisasi. Teknik ini mengutamakan
demokrasi dalam menyampaikan pendapat melalui persidangan yang relative
kecil. Brainstorming adalah suatu teknik kreativitas kelompok untuk menemukan
solusi terhadap persoalan khusus yang dihadapi dengan mengumpulkan sejumlah
paparan ide secara spontan dari masing-masing anggota. Paparan ide dari anggota
kelompok kemudian dikumpulkan dan didiskusikan kembali untuk mendapatkan
ide yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan kelompok. Berbeda dengan teknik
diskusi lain, Brainstorming adalah teknik yang terbuka terhadap ide seperti
apapun yang dikeluarkan oleh anggota kelompok. Di dalam Brainstorming semua
ide dihargai sebagai suatu kreativitas dan tidak dikritik sehingga semua anggota
kelompok bebas untuk mengemukakan pendapatnya tanpa harus tertekan dengan
pemikiran apakah ide tersebut akan dicela atau tidak
Brainstorming adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu ketua kelas sebagai konseli untuk menguasai teknik Brainstorming
yang dapat membantu mereka dalam memimpin rapat dan menguasai kelas ketika
harus memimpin suatu rapat.
Melalui pelaksanaan layanan penguasaan konten teknik brainstorming
ketua kelas dapat mendapatkan informasi sebanyak-sebanyaknya dan pelatihan
langsung dalam memimpin rapat dengan suasana yang menyenangkan dan tanpa
tekanan. Para ketua kelas juga dapat saling bertukar pikiran mengenai
kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam memimpin rapat kelas. Setelah menguasai
teknik Brainstorming, para ketua kelas diharapkan dapat merangsang ide-ide
kreatif dari para anggotanya dengan menekan seminim mungkin efek perdebatan.
Sehingga akhirnya para ketua kelas ini dapat menciptakan iklim kelas yang baik
dengan para anggotanya dan akhirnya meningkatkan sikap kepemimpinan di
dalam diri mereka masing-masing.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis menganggap
penting untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Sikap
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Ketua kelas sebagai pemimpin kelas belum berani tampil di depan orang
banyak
2) Ketua kelas masih kurang memiliki pengetahuan mengenai inovasi-inovasi
dalam memimpin kelas terutama dalam memimpin rapat
3) Ketua kelas masih kurang mampu merangsang ide-ide kreatif dan
memaksimalkan potensi dari anggota kelas demi memajukan kelas.
4) Ketua kelas masih kurang mampu mengendalikan rapat sehingga sering
terjadi perdebatan yang kurang mencerminkan nilai-nilai pendidikan di
antara anggota kelas
5) Guru Bimbingan Konseling belum menerapkan layanan penguasaan
konten dengan teknik Brainstorming, sementara layanan konten tersebut
penting untuk diterapkan.
1.3Batasan Masalah
Keterbatasan penulis dalam waktu dan untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan
pada “Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas melalui
Pemberian Layanan Penguasaan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
“Apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas dapat ditingkatkan dengan
pemberian layanan penguasaan konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei
Bamban Kab. Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2013/2014 ?”
1.5Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1) Tujuan Umum
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : “Untuk Meningkatkan Sikap
Kepemimpinan Demokratis Ketua Kelas melalui Pemberian Layanan
Penguasaan Konten Brainstorming di SMP Negeri 1 Sei Bamban Kab.
Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2013/2014”
2) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas di
SMP Negeri 1 Sei Bamban sebelum pemberian layanan penguasaan
konten brainstorming
b) Untuk mengetahui sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas di
SMP Negeri 1 Sei Bamban setelah pemberian layanan penguasaan
konten brainstorming
c) Untuk membuktikan apakah sikap kepemimpinan demokratis ketua
kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban dapat ditingkatkan melalui
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah ilmu
pengetahuan dalam bidang psikologi pendidikan dan bimbingan khususnya
mengenai layanan penguasaan konten teknik brainstorming dan sikap
kepemimpinan demokratis ketua kelas.
2) Manfaat Praktis
Adapun Manfaat Penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut : (a)
bagi siswa/i : diharapkan mendapatkan penambahan pengetahuan mengenai
sikap kepemimpinan demokratis dan menerapkannya dalam memimpin kelas,
(b) bagi para guru Bimbingan dan Konseling : sebagai bahan masukan dalam
menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling khususnya
pemberian layanan penguasaan konten untuk meningkatkan sikap
kepemimpinan demokratis siswa terutama dalam diri ketua kelas, (c) bagi
sekolah : sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan pelaksanaan program layanan penguasaan konten pada
para siswa, dan (d) bagi peneliti lain : sebagai salah satu bahan referensi dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap kepemimpinan
demokratis ketua kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban T.A 2013/2014 meningkat
dengan diterapkannya layanan konten brainstorming. Hal ini dapat dilihat dari
hasil instrument angket sikap kepemimpinan demokratis ketua kelas yang
mengalami peningkatan di setiap siklusnya yakni, sebelum tindakan hanya
memperoleh rata-rata 48,79%, selanjutnya setelah di berikan layanan pada siklus
I, sikap kepemimpinan para ketua kelas mulai mengalami peningkatan menjadi
72.12%. Pada akhir siklus II ini hasil yang didapat oleh semua para ketua kelas
sudah mencapai kategori baik dengan rata-rata 78.48%. Hasil ini meningkat
29,69% dibandingkan sebelum diberikan layanan penguasaan konten
brainstorming. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
pemberian layanan konten brainstorming dapat meningkatkan sikap
kepemimpinan demokratis ketua kelas di SMP Negeri 1 Sei Bamban T.A.
2013/2014
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal–hal sebagai berikut :
5.2.1 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi sarana penambahan
dapat menerapkannya dalam memimpin kelas terutama dalam memimpin
rapat.
5.2.2 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi bahan masukan oleh guru
BK dalam menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling
khususnya pemberian layanan penguasaan konten untuk meningkatkan
sikap kepemimpinan demokratis siswa terutama dalam diri ketua kelas.
5.2.3 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi alternatif bagi sekolah dalam
mengambil kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan program
layanan penguasaan konten pada para siswa.
5.2.4 Hasil penelitian ini disarankan untuk menjadi sebagai salah satu bahan
referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan topik yang
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
DePorter, B. 2004. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Dewi, R. 2012. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Hantoro, Eri. 2010. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Layanan Penguasaan Konten Pada siswa kelas XI IA 1 Di SMA PGRI 1 Sragen Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: UNNES.
Jovanka. 2012. Teknik Brainstorming, (online), (http://rahaj3n9.wordpress.com/
2011/05/02/analisis-sumbang-saran/ diakses tanggal 13 Februari 2014).
Keating, Charles J. 1991. Kepemimpinan: Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
Pratika, Meka. 2013. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Bentuk Organisasi Siswa Dalam Meningkatkan Sikap Kepemimpinan (Leadership) Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: UNIMED.
Prayitno. 2004. Layanan Penguasaan Konten (Seri Layanan Konseling). Padang: BK FIP Universitas Negeri Padang.
Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Asdi Mahasatya.
Prayitno. 2014. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Ghalia Indonesia.
Rawlinson, J. Geoffrey. 1989. Creative Thinking and Brainstorming. Jakarta: Binarupa Aksara.
Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Tjiharjadi, Semuil. 2012. To Be A Great Effective Leader. Yogyakarta: Andi Offset.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.