• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KARATE NOMOR KATA : Studi Eksperimen Mahasiswa PJKR UPI Pada Perkuliahan Pembelajaran Karate Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KARATE NOMOR KATA : Studi Eksperimen Mahasiswa PJKR UPI Pada Perkuliahan Pembelajaran Karate Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

KARATE NOMOR KATA

(Studi Eksperimen Mahasiswa PJKR UPI Pada Perkuliahan Pembelajaran Karate

Tahun Ajaran 2012/2013)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Sidang

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Muhammad Nur Alif 0900169

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Penerapan Model

Cooperative

Learning Tipe STAD

Terhadap Proses dan Hasil

Pembelajaran Karate Nomor Kata

Oleh

Muhammad Nur Alif

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhammad Nur Alif 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH PENERAPAN MODELCOOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KARATE

NOMOR KATA

(StudiEksperimenMahasiswa PJKR UPIPadaPerkuliahanPembelajaran Karate Tahun Ajaran 2012/2013)

Skripsi ini telahdisahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Drs. Andi Suntoda S, M.Pd NIP. 195806201986011002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI

(4)

ii

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Muhammad Nur Alif (0900169). “PENGARUH PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP PROSES DAN

HASIL PEMBELAJARAN KARATE NOMOR KATA(Studi Eksperimen

Mahasiswa PJKR UPI Pada Perkuliahan Pembelajaran Karate Tahun Ajaran 2012/2013). Pembimbing I Dr.Hj.Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing II Drs. Andi Suntoda S, M.Pd.

Dalam rangka meningkatkan penguasaan keterampilan kata dalam pembelajaran karate diperlukan model pembelajaran yang harus diterapkan oleh seorang pengajar. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model

cooperative learning tipe STAD. STAD merupakan salah satu tipe kooperatif

yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative learningtipe STAD terhadap proses dan hasil pembelajaran karate nomor kata.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PJKR UPI Bandung yang mengikuti perkuliahan pembelajaran karate tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak menggunakan teknik random sampling sebanyak 50 mahasiswa yang dibagi ke dalam dua kelompok (eksperimen dan kontrol). Analisi statistik yang digunakan adalah analisis uji t dengan kesamaan dua rata-rata satu pihak.

Hasil pengujian menunjukan bahwa bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Kriteria

Dalam hal ini t hitung berada pada daerah penolakan Ho, jadi Ho ditolak dan H1

diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari model cooperative

learning tipe STAD terhadap proses dan hasil pembelajaran karate nomor kata.

(5)

iii

ABSTRACT

Muhammad Nur Alif (0900169) “THE INFLUENCE OF STAD

COOPERATIVE LEARNING MODEL APPLICATION TO KARATE

KATA LEARNING OUTCOME” (PJKR UPI Student Experimental Study

at The Karate Class Batch 2012/2013). Mentor I Dr. Hj. Tite Juliantine. M,Pd, Mentor II Drs. Andi Suntoda S. M,Pd.

In order to improve the mastery of Karate Kata learning, takes a teaching method that is applied by physical education teachers. One of them can use STAD cooperative learning model. STAD is one type of cooperative that emphasizes on the activities and interaction among students to motivate each other and help each other in the material master. This study aimed to determine the influence of STAD cooperative learning model application to Karate Kata learning

The method used in this study is the experimental method. The population in this study is PJKR UPI Student at The Karate Class Batch 2012/2013. 50 people samples using random sampling techniques, which are divided into two groups (experimental and control groups). Each group numbered 25 people. Statistical analysis used was t test analysis with an average similarity of the two parties.

The test results showed that Thitung is greater than Ttabel. The criteria In this

case t is in the rejection region H0, so H0 is rejected and H1 is accepted, which

means there is a significant effect of STAD cooperative learning model of the process and outcomes of Karate Kata learning.

Keywords : STAD Cooperative learning model, Learning Outcome, Karate and

(6)

vii Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ...Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1.5. Batasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORITIS ...Error! Bookmark not defined.

2.1. Hakikat Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.2. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.3. Model-Model Pembelajaran dalam Pendidikan JasmaniError! Bookmark not defined.

2.4. Model Cooperative Learning... Error! Bookmark not defined.

2.4.1. Pengertian Model Cooperative Learning Error! Bookmark not defined.

2.4.2. Prinsip-Prinsip Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.4.3. Karakteristik Model Cooperative Learning ... Error! Bookmark not

defined.

2.4.4. Tujuan Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.4.5. Strategi Model Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.4.6. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning ... Error!

Bookmark not defined.

2.4.7. Macam-macam Model Cooperative Learning ... Error! Bookmark not

(7)

viii

2.5. Model Cooperative Learning Tipe STAD ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD . Error! Bookmark

not defined.

2.5.2. Langkah-Langkah Cooperative Learning Tipe STAD. Error! Bookmark

(8)

viii Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.5.3. Keunggulan dan Kekurangan Model Cooperative Learning Tipa STAD .

... Error! Bookmark not defined.

2.6. Hakekat Olahraga Karate ... Error! Bookmark not defined.

2.6.1. Sejarah Karate ... Error! Bookmark not defined.

2.6.2. Definisi Karate ... Error! Bookmark not defined.

2.6.3. Pandangan Tentang Olahraga Karate ... Error! Bookmark not defined.

2.6.4. Teknik Dasar Karate (Kihon) ... Error! Bookmark not defined.

2.7. Nomor dalam Olahraga Karate ... Error! Bookmark not defined.

2.7.1. Nomor Kumite (Perkelahian Bebas) ... Error! Bookmark not defined.

2.7.2. Nomor Kata ... Error! Bookmark not defined.

2.8. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam

Pembelajaran Karate nomor Kata ... Error! Bookmark not defined.

2.9. Anggapan Dasar ... Error! Bookmark not defined.

2.10. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

3.1. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2. Desain dan Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5. Uji Intrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1. UJi Validitas Alat Tes ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2. Uji Reliabilitas Alat Tes ... Error! Bookmark not defined.

3.6. Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

3.6.1. Menghitung Rata-Rata (mean) ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2. Standar Deviation (Simpangan Baku) ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.6.4. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.6.5. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL DANPENGOLAHAN DATA ...Error! Bookmark not defined.

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(9)

ix

4.3. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1. Uji Validitas Butir Tes ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4. Pengolahaan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku .. Error! Bookmark

not defined.

4.4.2. Hasil Penghitungan Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.4. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (satu pihak) ... Error!

Bookmark not defined.

4.5. Diskusi Penemuan ... Error! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DANSARAN ...Error! Bookmark not defined.

5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...Error! Bookmark not defined.

SURAT KEPUTUSAN (SK) ... 73

PROGRAM PEMBELAJARAN ... 74

INSTRUMEN (LEMBAR OBSERVASI) ... 75

HASIL UJI INSTRUMEN ... 76

DATA NILAI PRETEST DAN POSTES ... 77

HASIL ANALISIS DATA ... 78

GERAKAN KATA ... 79

DOKUMENTASI ... 80

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 81

(10)

x Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai

komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut meliputi : tujuan,

materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus

diperhatikan oleh pengajar dalam memilih dan menentukan model-model

pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Sudjana, (1989: 28)menerangkanbahwa :

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.

Dalam proses belajar tujuan yang diharapkan tidak hanya satu aspek

yang berkembang, melainkan menyeluruh baik terkait dengan pengetahuan

sikap atau pun tingkah laku. Seperti yang disampaikan Syaiful dan Aswan dalam sujana (2004 : 10) bahwa “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan

tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi”.

Maka dari itu belajar merupakan proses perubahan tingkah laku secara

keseluruhan setelah melakukan interaksi dengan lingkungan dan melalui

tahapan belajar, yang di dalamnya terkandung pengalaman-pengalaman

dan proses pembiasaan dalam upaya memperoleh perubahan tersebut.

Salah satu cara menanamkan prilaku positif dengan nilai-nilai

kehidupan yang ada adalah melalui proses pembelajaran pendidikan

(12)

2

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dapat dipelajari siswa. Dalam hal ini, terdapat materi bela diri dalam

pendidikan jasmani. Salah satu materi dalam beladiri adalah karate.

Olahraga bela diri karate sekarang merupakan salah satu cabang

olahraga yang sudah mulai memasyarakat. Hampir semua kalangan sudah

mengenal olahraga yang berasal dari negara Jepang tersebut, banyak orang

mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedua terbesar setelah

Jepang yang notabennya adalah negara asli dari lahirnya seni beladiri

karate. Sagitarius (2008:1) menjelaskan bahwa :

Seni beladiri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan Cina” kemudian Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote : Tangan Cina) dalam kanji Jepang menjadi “Karate” (Tangan Kosong).

Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa karate merupakan seni

beladiri yang menggunakan tangan kosong untuk mempertahankan diri.

Dalam hal pembelajaran, karate merupakan cabang olahraga yang sudah

mulai masuk ke ranah pendidikan jasmani, hal itu terbukti dengan adanya

kompetensi dasar yang mengharuskan siswa untuk dapat mempraktikan

variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan olahraga bela diri

lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai keberanian, kejujuran,

menghormarti lawan dan percaya diri. Dengan adanya kompetensi dasar

tersebut, maka seorang guru setidaknya harus mengetahui tentang materi

pembelajaran olahraga beladiri karate walaupun guru tersebut bukan

merupakan seorang praktisi beladiri.Adanya mata kuliah baru tentang

pembelajaran karate di jurusan Pendidikan Olahraga bermaksud agar

seorang guru penjas mampu menguasai dan memahami tentang

karakteristik olahraga beladiri karate baik itu teknik, nilai-nilai yang

terkandung di dalam bela diri karate maupun tentang peraturan

pertandingannya.

Banyak yang beranggapan bahwa belajar beladiri karate sangatlah

(13)

3

para pengajar karate yang masih memiliki paradigma bahwa pembelajaran

karate hanya bisa dilakukan dengan model konvensional saja misalnya.

Karena kurangnya inovasi dalam proses pembelajarannya, proses dan hasil

pembelajaran menjadi kurang maksimal. Dalam situasi perkuliahan,hal

tersebut disebabkan oleh kondisi kelas yang kurang kondusif karena

keterbatasan pengajar dan banyaknya mahasiswa yang mengikuti mata

kuliah pembelajaran karate. Sehingga dalam proses pembelajarannya,

pengajar sangat sulit memantau kemampuan dari setiap mahasiswanya.

Ketika hal ini terus berkelanjutan, maka hasil dari pembelajaran menjadi

kurang maksimal.Selain hal tersebut, ketika tidak ada perubahan/inovasi

dalam proses pembelajarannya yang diterapkan, maka proses interaksi

antara mahasiswa menjadi sangat kurang. Tidak terjalinnya kerjasama

untuk menguasai suatu materi yang diberikan oleh pengajar dan proses

saling memotivasi agar tercapainya tujuan pembelajaran menjadi tidak

terlaksana. Sehingga nilai-nilai positif yang terkandung dalam pendidikan

jasmani menjadi tidak tersampaikan secara maksimal. Hal tersebut

dikarenakan proses pembelajaran hanya terpaku pada satu fokus, yaitu

pengajar yang dalam kondisi perkuliahan sangatlah terbatas karena ketidak

sesuaian antara jumlah pengajar dengan jumlah mahasiswa yang ada.

Dalam seni beladiri karate terdapat tiga teknik yang harus dikuasai,

salah satu diantaranya adalah teknik memperagakankata.Kata menurut

Sagitarius (2008:108) :

Merupakan bentuk rangkaian yang terdiri dari serangan dan tangkisan. Kata dalam istilah kita adalah jurus, dalam karate bersifat baku yaitu gerakan dan alur gerakan (embusen) sudah ditetapkan sehingga tidak dapat dirubah atau di modifikasi sesuai keinginan kita”.

Dalam pembelajaran kata harus terdapat keseragaman gerak dalam

proses pembelajarannya, sehingga hasil dari pembelajaran karate bisa

terlihat dari penampilan katayang baik oleh individu-individu yang

(14)

4

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperagakankataterlihat sangat indah. Maka dari itu perlu adanya

kerjasama antara setiap individu yang melakukannya.

Penulis beranggapan bahwa ketika ada perubahan/inovasi dalam proses

pembelajarankata dalam perkuliahan pembelajaran karate, maka bukan hal

yang mustahil jika hasil pembelajaran dalam pembelajaran karate bisa

dimaksimalkan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang

ada.Hal tersebut menginspirasi penulis agar dapat menerapkan salah satu

dari model-model pembelajaran. Model yang dilihat dapat diterapkan

dalam proses pembelajaran karate adalah model cooperative learning tipe

STAD.karena dalam model cooperative learning tipe STAD akan terjadi

pengulangan-pengulangan gerak dalam suatu kelompok yang bertujuan

agar di dalam kelompok tersebut terjalin kerjasama antara anggotanya

sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat ditampilkan

untuk mendapatkan apresiasi yang baik dari pengajar maupun dari

kelompok lain sehingga terjadinya persaingan yang positif, dengan

munculnya motivasi tersebut secara disadari maupun tidak disadari

mahasiswa akan lebih sering mengulang gerakan sehingga dapat

membantu dalam memperbaiki gerakan kata.

Ketika para mahasiswa dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 4

sampai 6 orang anggota, maka proses pembelajaran kata akan lebih

terkontrol, karena sebelumnya para mahasiswa sudah diberi pemahaman

tentang bagaimana cara menampilkan kata dengan indikator-indikator

yang sudah dijelaskan. Ketika terdapat kesalahan gerak misalnya,

mahasiswa dapat saling mengingatkan ketika ada teman satu kelompok

meraka yang melakukan kesalahan dalam menampilkan gerakan kata.

Dengan adanya motivasi dari pengajar, maka akantimbul rasa bersaing

yang positif diantara paramahasiswa, sehingga mereka akan berusaha

dengan keras agar timnya bisa menampilkan gerakan katadengan baik.

Dengan begitu, timbul keinginan dalam diri para mahasiswa untuk dapat

(15)

5

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori

konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam

belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual

menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks,

memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu

(Soejadi dalam Isjoni, 2012:15)

Menurut Slavin (2005 : 26), pembelajaran kooperatif menggalakkan

siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini

memungkinkan adanya pertukaran ide dalam suasana yang tidak terancam.

Sedangkan menurut Roger,dkk (dalam Miftahul Huda, 2011:29).

Pembelajarankooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir olehsuatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasisecara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiappembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggotanya yang lain. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.

Dalam model cooperative learning tipe STADjuga terdapat banyak

hal-hal yang membantu siswa agar lebih mudah menerima materi yang

diberikan. Ketika dalam satu kelas besar siswa dibagi menjadi beberapa

tim, maka dalam tim tersebut akan terjadi interksi yang positif untuk

membangun motivasi diantara para siswa. Salah satu prinsip dasar

motivasi terpenting dalam pembelajaran kooperatif adalah bahwa

tujuan-tujuan kooperatif menciptakan norma-norma kelompok yang mendukung

pencapaian tinggi. Pada dasarnya, argumen terhadap pendapat ini bahwa

intensif kooperatif memotivasi para siswa untuk mencoba saling

berinteraksi satu sama lain untuk melakukan tugas-tugas akademik, dan

oleh sebab itu membuat para siswa merasa bahwa teman sekelas mereka

(16)

6

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

normatif ini telah ditemukan dalam kajian-kajian di luar tradisi

pembelajaran kooperatif menjadi unsur yang berpengaruh besar terhadap

pencapaian para siswa (Coleman,1961; Brookover dkk 1979) dalam Slavin

(2005 : 54).

Berdasarkan teori-teori yang sudah dikemukakan di atas sudah

sangat jelas bahwa model cooperative learningtipe STAD dapat

diterapkan dalam pembelajaran olahraga beladiri karate. Karena pada

dasarnya dalam pembelajaran karate, siswa dituntut agar dapat

bekerjasama untuk menguasai materi yang diberikan oleh pengajarnya.Hal

ini yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk menerapkan model

cooperative learning dikalangan mahasiswa PJKR yang sedang mengikuti

perkuliahan pembelajaran karate.

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa model pembelajaran kooperatif

sangatlah penting diterapkan dalam pembelajaran karate, sehingga dapat

mengoptimalkan proses dan hasil pembelajarannya. Dilihat dari latar

belakang yang telah diungkapkan penulis tertarik untuk meneliti tentang “PengaruhPenerapan Model Cooperative Learning Tipe STADTerhadap Proses dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata “.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah penelitian ini

harus dirumuskan terlebih dahulu, sebab jika masalah yang dirumuskan

terlalu umum dan luas akan mengaburkan batas-batas sehingga dapat

menyulitkan peneliti. Oleh karena itu perumusan masalah sangat

diperlukan dalam sebuah penelitian. Secara umum penerapan model

pembelajaran sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran karate.

Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis menjelaskan

rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh model cooperative learning tipe STAD

(17)

7

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus atau masalah yang telah diungkapkan diatas, maka

secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh penerapan model cooperative learning tipe STAD terhadap

proses dan hasil pembelajaran karate nomor kata.

1.4.Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitin ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat

dari penelitian ini diantaranya :

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pikiran untuk

bahan pengajaran dan pembelajaran dalam perkuliahan pembelajaran

karate di program studi PJKR UPI khususnya dan untuk dunia

pendidikan jasmani dan olahraga pada umumnya.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan sistem

model pembelajaran materi karate nomor kata. Agar dapat tercapai

sistem pengajaran yang diharapkan dan berhasil.

1.5.Batasan Penelitian

Atas dasar pertimbangan penulisan maka perlu adanya pembatasan yaitu

ruang lingkup penelitian. Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup

masalah agar penelitian lebih lanjut terarah, dengan demikian memperoleh

gambaran yang jelas apabila penelitian itu dianggap selesai dan berakhir.

Adapun pembatasan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan

pengaruh dan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model cooperative

learning tipe STAD dan yang menjadi variabel terikat adalah proses

dan hasil pembelajaran karate nomor kata.

(18)

8

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Populasi penelitian adalah mahasiswa PJKR UPI yang mengikuti

perkuliahan pembelajaran karate yang berjumlah 130 orang.

4. Sampel penelitian adalah mahasiswa PJKR UPI yang mengikuti mata

kuliah pembelajaran karate yang dibagi menjadi kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang berjumlah 50 orang. Penulis mengambil

sampel dengan cara random sampling.

5. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan kataberdasarkan

kriteria penilaian kata menurut WKF(World karate federation) rule of

competition(2011:29).

6. Lokasi penelitian ini adalah kampus UPI Bandung JL. Dr. Setiabudi

No 299 Bandung.

1.6.Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap operasionalyang digunakan

dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah – istilah dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Model pembelajaran menurut Sugiyanto(2008) dalam Trianto

(2011:115) adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran

dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran.

2. Model cooperative learning menurut Slavin (2005:34) adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen.

3. Model cooperative learning tipe STAD menurut Slavin

(19)

9

belajar yang terdiri atas 4 sampai 6 orang yang berneda-bedat

tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.

4. Model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran

karate nomor kata merupakan pembelajaran secara

berkelompok, dimana mahasiswa dibagi ke dalam beberapa

kelompok yang beranggotakan 4 sampai 6 orang untuk

mempelajari gerakan kata yang baik dan benar. Dalam

mempelajari gerakan kata membutuhkan proses kerjasama

dalam kelompok agar hasil dari pembelajaran kata dapat

terlihat secara maksimal.

5. Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin processus

yang berarti berjalan kedepan. Kata ini memiliki konotasi

urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu

sasaran atau tujuan. Proses menurut Chaplin (1972) dalam

sudjana (1989 : 21) adalah suatu perubahan yang menyangkut

tingkah laku atau kejiwaan. Proses pembelajaran kata dengan

menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat

terlihat pada saat mahasiswa berada dalam masing-masing

kelompoknya. Dalam kelompok tersebut diharapkan dapat

terjalin interaksi positif berdasarkan teori kerjasama tim demi

tercapainya hasil pembelajaran kata yang diharapkan sesuai

kriteria yang sudah ditetapkan.

6. Hasil belajar menurut Sudjana (2004: 22) adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Hasil pembelajaran dalam penelitian ini merupakan

peningkatan keterampilan pembelajaran kata dengan

menerapkan model cooperative learning tipe STAD sesuai

dengan kriteria penilaian kata menurut wkf rule competitioan.

7. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam

(20)

10

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimayati

& Mudjiono dalam Trianto (2011 : 13).

8. Karate menurut Oyama (1996) dalam Sujoto (2002: 1) adalah

suatu teknik untuk membela diri dengan tangan kosong atau

tanpa senjata.

9. Kata menurut Sagitarius (2008: 108) merupakan bentuk

rangkaian yang terdiri dari serangan dan tangkisan. Kata dalam

istilah kita adalah jurus, dalam karate bersifat baku yaitu

gerakan dan alur gerakan (embusen) sudah ditetapkan sehingga

(21)
(22)

42 Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkandata dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu hasil dari

penelitian harus diujimelalui metode yang diterapkan. Sehingga dari

penerapan metode akan diketahuiapakah tujuan penelitian berhasil atau gagal.

Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana(2005:25) bahwa “metode penelitian

merupakan rangkaian cara atau kegiatantelaksanaan penelitian yang didasari

oleh asumsi-asumsi dasar, pandanganpandanganfilosofis dan ideologis,

pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Hal inidiperkuat dengan adanya teori

dari para ahli yang mengemukakan metode sebagaisuatu cara untuk

mengetahui pencapaian tujuan penelitian kita, yang diungkapkanoleh

Surakahmad (1990) yang dikutip dari Darsono (2011:52), sebagai berikut:

Metode adalah suatu cara utama yang dipergunakan untukmencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, denganmempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelahpenyelidikan, perhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian sertadari situasi penelitian.

Dalam suatu penelitian terdapat banyaknya metode penelitian yang

berbedasatu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan hingga rumusan

masalah yang akanditeliti. Maka perlu adanya perbandingan lurus antara

rumusan masalah yang hendak diteliti dengan metode penelitian yang

digunakan. Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan,

metode tersebut adalah metode historis, deskriptif dan eksperimen.

Dalam hal ini penulis memilih menggunakan metode penelitian

eksperimen, karen pada dasarnya metode penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mencarihasil penelitian melalui treatment

(23)

43

cooperative learning tipe STAD terhadap proses dan hasil pembelajaran karate

nomor kata.

Sugiyono (2010:56), menjelaskan bahwa Penelitian eksperimen adalah

penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan

pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang

ketat. Hal tersebut diperkuat oleh oleh Arikunto (2002:4) yang menerangkan

bahwa

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yg bisa mengganggu.

Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa eksperimen adalah

suatu penelitain secara langsung untuk mendapatkan informasi atau jawaban

dari objek dengan perlakuan (treatment) tertentu yang diberikan pada objek

tersebut.

3.2.Desain dan Prosedur Penelitian

Sugiyono (2012:3) mengemukakan “metode penelitian merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”Pelaksanaanya peneliti membuat 2 kelompok, yang pertama kelompok eksperimen dan yang kedua kelompok kontrol. Kedua kelompok

tersebut diberi pretest dan posttest yang sama, perbedaannya pada kelompok

eksperimen memperoleh perlakuan dengan menggunakan model cooperative

learning tipe STAD sedangkan pada kelompok kontrol tidak memperoleh

perlakuan.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan desain

(24)

44

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono (2012: 112) menggambarkan sebagai berikut:

R O1 X1 R O2

R O3 X2 R O4

Gambar 3.1

Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design (Sugiyono, 2012: 112)

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kontrol

O1&O3 : Tes Awal (Pre-test)

O2 : Tes Akhir (Post-test) kelompok eksperimen

O4 : Tes Akhir (Post-test) kelompok kontrol

X1 : Treatment Kel Eksperimen

X2 : Treatment Kel Kontrol

Dari desain yang telah dikemukakan di atas, tes dilakukan dua kali O1 dan

O3 sebagai tes awal dan sesudah diberikan perlakuan dilakukan O2 dan O4

sebagai tes akhir.Tanda X adalah kelompok yang diberikan perlakuan yaitu

penerapan model cooperative learning tipe STAD.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan

memperagakan kata 1 (Heian Sodan) yang diukur ialah penguasaan gerak

dasar karate dalam kata (kihon) sesuai dengan kriteria penilaian kata yang

telah ditetapkan. Adapun prosedur penelitian dalam upaya pengambilan data,

(25)

45

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian (Sugiyono 2012:70)

Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut di atas dari sebelum

penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahapan I

A. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

TES KETERAMPILAN KATA

KELOMPOK A

(TRETMENT)

Model Cooperative Learning Tipe STAD

KELOMPOK B

(KONTROL)

Model Konvensional

TES AKHIR

TES KETERAMPILAN KATA

(26)

46

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Menentukan tempat yang akan dijadikan tempat pelaksanaan

penelitian.

C. Menghubungi pihak jurusan dan dosen mata kuliah pembelajaran

karate

D. Membuat surat izin penelitian

E. Menentukan sampel penelitian.

F. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Tahapan II

A. Memberikan pretest pada sampel penelitian untuk mengetahui

keadaanawal..

B. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yaitu dengan

menerapkanmodel cooperative learning dan menerapkan model

pembelajaran konvesional pada kelompok control.

C. Memberikan post test pada sampel penelitian untuk mengetahui

apakah adapeningkatan hasil belajar terhadap materi yang

disampaikan setelahdiberikan perlakuan.

3. Tahapan III

A. Mengolah dan menganalisis data hasil post test

B. Menganalisis hasil penelitian

C. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

pengolahan datauntuk menjawab permasalahan penelitian

3.3.Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian untuk memperoleh sebuah data, maka

diperlukansebuah data yang disebut populasi. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiriatas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2012:80).

(27)

47

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

PJKR yang sedang mengikuti perkuliahan pembelajaran karate yang

berjumlah 130 orang mahasiswa dari populasi tersebut akan dijadikan sampel

sebanyak 50 mahasiswa dengan perhitungn 40% dari seluruh populasi yang

ada. Tentang pengambilan sampel sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:

134), bahwa “.... jika subyeknya banyak (lebih dari 100 orang), sampel dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih,...”.

Tabel 3.1

Prosentase Populasi dan Sampel

POPULASI SAMPEL PROSENTASE

Mahasiswa PJKR 2011 yang mengikuti mata kuliah

pembelajaran karate (sebanyak 130 orang)

50 orang 40 %

Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik random

sampling. Sugiyono (2009: 120) menjelaskan tentang teknik random

sampling yaitu: “teknik pengambilan sampel secara acak tapi memberikan

peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel”. Prosedur random sampling yaitu dengan cara mengundi

calon sampel. Dengan demikian setiap subyek dari populasi mendapat

kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.

Untuk menentukan kelompok mana yang diberi treatment (perlakuan)

yang terdiri dari 25 orang siswa yang diberi treatment (perlakuan) dan 25

orang siswa sebagai kelompok control maka terlebih dahulu dilakukan tes

awal yaitu tes hasil lompatan pada lompat jauh, untuk kemudian dilakukan

penyusunan rangking dan penjodohan dengan tujuan membentuk yang lebih

(28)

48

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes sebagai alat

pengumpulan datanya.Tes adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk

memperoleh data yangobjektif tentang hasil belajar siswa. (Nurhasan dan

Hasanudi, 2007 : 3) dalam Sugih (2011:52). Tes dalampenelitian ini berupa

tes rangkaian gerak kata 1 (heian Sodan) sebagai alatpengumpulan datanya.

A. Kriteria Penilaian

a. Bentuk Kuda-Kuda

Zenkutsu Dachi

1. Berat badan berada di kaki depan.

2. Kaki belakang lurus

3. Kaki depan dan belakang tidak pada satu garis

Kokutsu Dachi

4. Berat badan bertumpu di kaki belakang

5. Kaki depan dan belakang berada dalam satu garis

b. Bentuk Pukulan

1. Kepalan tangan rapat tidak berongga

2. Bentuk lengan lurus ke arah sasaran

3. Posisi badan tegak menghadap kedepan

4. Posisi tangan yang tidak aktif berada di atas pinggang

5. Pukulan bertenaga (Power pukulan)

c. Bentuk Tangkisan

Gedan Barai

1. Tangan lurus satu kepal di atas lutut kaki depan

Age Uke

2. Posisi tangan menangkis di atas kepala

3. Lengan ditekuk 90o

Sotouke

4. Bentuk tangan rapat terbuka dengan jempol ditekuk

5. Lengan ditekuk 90o

d. Keseragaman Gerak

(29)

49

2. Kesamaan ritme gerak

3. Kembali keposisi awal pada saat selesai menampilkan kata

4. Gerakan dilakukan tanpa aba-aba

5. Ekspresi saat menampilkan kata

B. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Keterampilan Kata

KRITERIA PENILAIAN KATA NILAI

A. Bentuk Kuda-Kuda

Zenkutsu Dachi

1. Berat badan berada di kaki depan. 1

2. Kaki belakang lurus 1

3. Kaki depan dan belakang tidak pada satu garis 1

Kokutsu Dachi

4. Berat badan bertumpu di kaki belakang 1

5. Kaki depan dan belakang berada dalam satu garis 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria A 5

B. BENTUK PUKULAN

1. Kepalan tangan rapat tidak berongga 1

2. Bentuk lengan lurus ke arah sasaran 1

3. Posisi badan tegak menghadap kedepan 1

4. Posisi tangan yang tidak aktif berada di atas pinggang 1

5. Pukulan bertenaga (Power pukulan) 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria B 5

C. BENTUK TANGKISAN

Gedan Barai

1. Tangan lurus satu kepal di atas lutut kaki depan 1

Age Uke

2. Posisi tangan menangkis di atas kepala 1

3. Lengan ditekuk 90o 1

(30)

50

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Bentuk tangan rapat terbuka dengan jempol ditekuk 1

5. Lengan ditekuk 90o 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria C 5

D. KESERAGAMAN GERAK

1. Tidak mendahului teman satu regunya ketika menampilkan kata 1

2. Kesamaan ritme gerak 1

3. Kembali keposisi awal pada saat selesai menampilkan kata 1

4. Gerakan dilakukan tanpa aba-aba 1

5. Ekspresi saat menampilkan kata 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria D 5

TOTAL SKOR 20

3.5. Uji Intrumen

Data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran, selanjutnya

diolah dan dianalisis untuk menguji instrumen penelitian ini. Tujuan yang

ingin dicapai dengan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke

dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan, sehingga

hubungan-hubungan yang ada dalam masalah penelitian ini dapat dimengerti dan diuji.

Adapun labgkah-langkah untuk menganalisis data sebagai berikut :

3.5.1. UJi Validitas Alat Tes

Arikunto (2002:211 )menyatakan bahwa“validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. ”Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butirsoal) dikatakan valid apabila

mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item

menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan

cara analisis butir tes. Jika diuraikan, langkah kerja yang dilakukan dalam

rangka mengukur validitas instrumen tes adalah sebagai berikut :

(31)

51

2) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisisan butir tes.

3) Memberikan skor (scoring) terhadap butir-butir yang perlu diberi

skor.

4) Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir

yang diperoleh untuk setiap sampel. Dilakukan untuk

mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya.

5) Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

butir tes.

Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada

pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y).

Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data

digunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar

yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

 

X : skor tiap butir angket dari tiap responden

Y : skor total

∑X : jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

∑Y : jumlah skor total seluruh butir angket dari tiap responden N : banyaknya data

7) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil

perhitungan (rhitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat

dalan tabel (rtabel).

(32)

52

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilairhitung yang diperoleh akan dikonsultasikan dengan harga

rproduct moment pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Bila

rhitung> rtabel maka item tersebut dinyatakan valid.

3.5.2. Uji Reliabilitas Alat Tes

Reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2002: 221) adalah suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik, Pengujian

reliabilitas menggunakan rumus korelasi product moment yaitu dengan

mengkorelasikan prolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan

genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan

genap, untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown sebagai berikut :

Keterangan :

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi product moment antara butir tes gasal dan genap (rxy))

Tabel 3.3

Interprestasi derajat reliabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000-0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,200-0,400 Derajat reliabilitas rendah

0.400-0,600 Derajat reliabilitas cukup 0,600-0,800 Derajat reliabilitas tinggi 0,800-1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

(Suharsimi arikunto, 2002:

(33)

53

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap instrumen yang diperoleh oleh sampel b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang

diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing sampel.

d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing sampel.

e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total.

Tabel 3.4

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total

No. Sampel X X2

f. Menghitung koefisen Alfa

g. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi

product moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung ri> r xy, maka instrumen

dinyatakan reliabel

Hasil perhitungan ri dibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata α = 5 %.

Kriteria adalah sebagai berikut:

Jika r hitung> r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Jika r hitung

r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan

menggunakan bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen.

Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini.

Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk

yang dapat dimengerti dan ditafsirkan.

3.6.1. Menghitung Rata-Rata (mean)

Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus

(34)

54

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

̅ ∑

̅ = skor rata-rata yang dicari ∑ = jumlah nilai data

n = jumlah sampel

3.6.2. Standar Deviation (Simpangan Baku)

Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menujukan

tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan

reratanya, simbol simpangan baku populasi (σ atau σn) sedangkan untuk

sampel (s, sd atau σn-1)

Rumus untuk kelompok kecil :

S

=

∑ ̅

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

n∑ ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3.6.3. Uji Normalitas

Penulis menggunakan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui

normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis

menggunakan uji normalitas dengan metode lilifors. Langkah kerja uji

normalitas dengan metode lilifors menurut Ating Somantri dan Sambas Ali

Muhidin (2010: 89) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

(35)

55

7. Bandingkanempirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut

dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.

3.6.4. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah

untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang

homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office

Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh> Ft, maka H0 menyatakan

varians homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.

Rumus uji statisik yang digunakan adalah :

Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians :

1. Inventarisasi data

2. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat.

3. Membuat hipotesis statistik.

4. Mencari Fhitung.

5. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.

6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

7. Kesimpulan.

3.6.5. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan

penelitian

2) Gunakan statistik uji yang tepat

3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul

4) Berikan kesimpulan

(36)

56

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam

penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui

perbedaan dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Pengolahan data

dilakukan dengan ketentuan:

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t

Statistik uji yang digunakan adalah

̅ ̅

dengan

Keterangan:

̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen. ̅ :Rata-rata skor pretes kelas kontrol.

: Simpangan baku kelas eksperimen.

: Simpangan baku kelas kontrol.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah

H0 :Tidak terdapat pengaruh model cooperative learning tipe STAD

(37)

57

H1 :Terdapat pengaruh model cooperative learning tipe STAD

terhadap proses dan hasil pembelajaran karate nomor kata

(38)

67 Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisi data, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Model cooperative learning tipe STAD memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap proses dan hasil pembelajaran karate nomor kata,

karena hasil dari penerapan model cooperative learning menujukan

peningkatan keterampilan gerak dasar kata dalam pembelajaran karate.

Selain itu, dalam proses pembelajaran kata dengan menggunakan model

cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan interaksi positif di

dalam sebuah kelompok.

5.2. Saran

Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

A. Model cooperative learningtipe STAD dapat menjadi pilihan yang

tepat untuk para pengajar di sekolah maupun di tingkat perguruan

tinggi dalam menghadapi kelas besar pada proses pembelajaran karate

nomor kata.

B. Melalui model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran

kata, mahasiswa akan lebih berinteraksi dalam bertukar pikiran untuk

berusaha menguasai materi kata yang diberikan oleh pengajar.

C. Melalui model cooperative learning yang diterapkan dalam materi

pembelajaran kata di tingkat sekolah , akan meningkatkan nilai-nilai

kehidupan yang terkandung dalam pendidikan jasmani seperti

kerjasama, menghargai kawan, bersedia berbagi tempat, dan menjaga

keselamatan diri dan teman.

D. Mengingat masih kurangnya penelitian tentang beladiri karate dalam

(39)

68

agar dapat lebih meningkatkan hasil pembelajaran sesuai tujuan

pendidikan jasmani.

E. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani

kesehatan dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang

model-model pembelajaran dan pembelajaran karate, penulis

menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang

lebih relevan, agar hasilnya lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu

pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga

hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas

(40)

69 Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abduljabar. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI

Anita Lie. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Arikunto, Suharsimi, (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :PT Rineka Cipta.

________________ , (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.

________________ , (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.

_________________, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin.(2006).Aplikasi Statistika Dalam

Penelitian. Bandung: Cv Pustaka Setia.

Danardono, (2010). Kata. Jakarta. Tidak diterbitkan.

Dimayanti, Mudjiono, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, (1994). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Huda Miftahul, (2011). Cooperatif Learning. Jakarta : Pustaka Pelajar

Isjoni, (2012). Cooperative Learning. Bandung : ALFABETA

Junaedi, (2007). Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : PT Rineka Cipta

Metzler W Michael, (2000). Instructional Models For Physical Education.

Munandir, (2001). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta : Rajawali Press.

Nakayama, (1970), Best Karate 2. Jepang : Bunkyoku.

_________, (1979), Best Karate 5. Jepang : Bunkyoku.

(41)

70

Muhidin, Sambas Ali, (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung : Karya Andika Utama.

Sagitarius, (2008). Modul Karate. Bandung : FPOK UPI.

Sugiono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

_______, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Slavin E Robert, (1995). Cooperatif Learning Teori, Riset, Dan Praktik. Bandung :Nusa Media.

_____________, (2005). Cooperatif Learning Teori, Riset, Dan Praktik. Bandung :Nusa Media.

Sujoto, J.B, (1996). Teknik Oyama Karate Seri Kihon. Jakarta : Elex Media Komputindo.

__________, (2002). Teknik Oyama Karate Seri Kihon. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Suryo, subroto B, (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sudjana, Nana, (1989). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset

_____________, (2004). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset

TiteJuliantine, (2011). Model-Model Pembelajaran. Bandung : FPOK UPI

Trianto, (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : BUMI AKSARA.

______, (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : BUMI AKSARA.

UPI.2012.Pedomen Penulisan Karya Ilmiaah : UPI BANDUNG

WKF Rule Of Competition, (2009)

(42)

71

Muhammad Nur Alif, 2013

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Sumber Skripsi:

Luguzt Agyl.(2011) Dampak Latihan Stabilisasi dan Fleksibilitas Panggul

Terhadap Penampilan Kata (saifa-Goju Ryu) Pada Cabang Olahraga Karate. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugih Gunawan ,(2012) Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung

Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Seni Tunggal Baku Pencak Silat Di Kelas VII Mts Al-Inayah Kota Bandung.

Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Moch Bara Nugraha, (2012) Pengaruh Modifikasi Media Pembelajaran Penjas

Terhadap Penguasaan Gerak Dasar Lompat JauhSDN Sukapura 1 Bandung. Bandung.Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet :

Sugiyanto. (2008). Model Pembelajaran [Online]. Tersedia :Pend-

ekonomi.blogspot.com/2012/07/definisi-dan-jenis-model-pembelajaran.html?m=1 [31 Oktober 2012]

Latfrahmanto.blogspot (2011). Definisi Pengaruh [Online]. Tersedia : Latfrahmanto.blogspot.com/2011/10/definisi-pengaruh [31 Oktober 2012]

Gambar

gambaran yang jelas apabila penelitian itu dianggap selesai dan berakhir.
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design
Gambar 3.2  Langkah-Langkah Penelitian
Tabel 3.1 Prosentase Populasi dan Sampel
+4

Referensi

Dokumen terkait

Skills Needed at Different Managerial Levels Human Skills Conceptu al Skills Technical Skills Top Managers Middle Managers Low-Level Managers. *Dark color = necessary to

10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan

(5) Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.. Dalam latar belakang pendidikan seumur hidup,

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Transmisi menerima torsi dari mesin dan memberikan torsi sebesar RT ke poros penggerak dan poros penggerak memberikan reaksi torsi sebesar RT pada transmisi dengan arah

Kompetensi guru reguler dalam melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pembahasan Pengaruh Kepribadian Karyawan dan Persepsi Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement .... Pembahasan Pengaruh Kepribadian Karyawan terhadap Employee Engagement

Faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi Pendidikan karakter adalah faktor berlatar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru, kesiapan, kemampuan,