• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA: studi kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi kelas XI iis Sma negeri 6 bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA: studi kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi kelas XI iis Sma negeri 6 bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh Tri Wulan Sari

NIM. 1001233

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

oleh Tri Wulan Sari

NIM. 1001233

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Tri Wulan Sari

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung)

Bandung, Oktober 2014

Skripsi ini telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. Hj. Sumartini, MP. NIP. 19590830 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Model Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Divison) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Kemampuan Analisis... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Hasil Penelitian TerdahuluError! Bookmark not

defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

(5)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Uji Validitas... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. 3.6.4 Uji Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Pengolahan Data... Error! Bookmark not defined. 3.10 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.10.2 Uji Homogenitas... Error! Bookmark not defined. 3.10.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark

not defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Deskripsi Lokasi PenelitianError! Bookmark not

defined.

4.1.2 Deskripsi Subjek PenelitianError! Bookmark not defined.

4.1.3 Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division)Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Implementasi Pembelajaran Metode Ceramah ... Error! Bookmark not defined.

(6)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tri Wulan Sari (2014). “Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Kemampuan Analisis Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung)” dibawah bimbingan Dr. Hj. Sumartini, MP.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS di SMA Negeri 6 Bandung. Hal ini ditunjukkan dari data hasil pra-penelitian bahwa, terdapat 71,58% kemampuan analisis siswa kelas XI IIS pada tingkat kategori sedang dan rendah sehingga perlu ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa sebelum diberi perlakuan, setelah diberi perlakuan, dan perbedaan kemampuan analisis siswa pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis. Pengolahan data dilakukan dengan statistika parametrik melalui uji t independent (t-test independent) dan paired t-test. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan, terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan, dan terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

(7)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Tri Wulan Sari (2014). “The Effect of Cooperative Learning Model of Type STAD to Student’s Analyze Ability (Quasi-Experimental Study Subject In Economy Class XI IIS SMA Negeri 6 Bandung)” under the guidance of Dr. Hj. Sumartini, MP.

The main of issue in this study is the lack of student’s analyze ability subjects in economic class XI IIS SMA Negeri 6 Bandung. The data pre-study shows that, there were 71,58% of class XI IIS student’s analyze ability on medium and low-level categories that need to be increased. The study was aimed to know the differences in student’s analyze ability before treatment, after given treatment, and the differences student’s analyze ability in the experiment class before and after a given treatment. This research is a quasi-experimental method is the desain of Nonequivalent Control Group Desain. Taking over of data in this study do by written test. Data processing was performed with statistical parametric through independent t-test and paired t-test. The result shows that, there is no differences student’s analyze ability between in the experiment class with in the control class before treatment, there are differences student’s analyze ability between in the experiment class with in the control class after treatment, and there are differences

student’s analyze ability in the experiment class before and after a given treatment.

(8)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah efektivitas pembelajaran melalui kurikulum. Pengembangan kurikulum dilakukan pemerintah mengingat pentingnya kebutuhan abad 21 dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta demi mengejar ketinggalan dari negara-negara maju.

Perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013 dibuat dalam rangka mempersiapkan peserta didik yang siap

dalam menghadapi masa depan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan dilapangan sangat menentukan keberhasilan kompetensi yang harus

dimiliki peserta didik.

Dalam kurikulum 2013, dijelaskan mengenai kompetensi inti yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran. Kompetensi tersebut terdiri dari empat dimensi yaitu: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pada dimensi pengetahuan, peserta didik jenjang SMA/MA kelas XI diharapkan dapat mencapai kompetensi untuk memahami,

menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Sesuai dengan hal tersebut, salah satu sasaran pembelajaran dalam

Kurikulum 2013 mencakup pengembangan ranah pengetahuan yang dapat diperoleh melalui aktivitas mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),

(9)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan, yaitu mengingat, kemudian

memahami dan mengaplikasikan, ke proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Maka, sesuai dengan rumusan

kompetensi ranah pengetahuan tersebut, kemampuan menganalisis (C4) mulai banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah sejak diberlakukannya Kurikulum 2013 pada kelas X tahun ajaran 2013-2014 di seluruh jenjang pendidikan SMA/MA. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan analisis dengan baik. Pentingnya kemampuan analisis bagi siswa yaitu agar siswa mampu menganalisis informasi atau data yang

diperolehnya untuk kemudian dapat dikaitkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Bagaimanapun idealnya suatu

kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pembelajaran, maka tujuan kurikulum tidak akan tercapai. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan analisis. Proses pembelajaran di dalam kelas lebih banyak diarahkan kepada kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami informasi tanpa dituntut untuk menganalisis informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya

dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan tersebut berlaku pada mata pelajaran ekonomi di SMA. Dalam pembelajaran ekonomi, guru belum sepenuhnya

mengembangkan kemampuan siswa untuk menganalisis (C4). Selama ini, banyak penilaian yang dilakukan guru hanya berfokus pada tiga tingkat kognitif

sebelumnya, yakni: mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Masalah tersebut merupakan hasil dari proses pendidikan kita selama ini yang berakibat pada rendahnya kemampuan siswa untuk berfikir tingkat tinggi dan

mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah, sehingga kemampuan analisis siswa tidak berkembang.

(10)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Menganalisis). Berikut hasil analisis butir soal berupa kemampuan analisis siswa

kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung.

Tabel 1.1

Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Analisis Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014

Kategori Kelas Frekuensi

(Orang)

Sumber: Data pra penelitian, data diolah.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil tes kemampuan analisis siswa dari 95 orang Kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung dengan 5 soal berbentuk C4

(Menganalisis), diperoleh sebesar 6,32% kemampuan analisis siswa berada dalam kategori Sangat Tinggi dengan frekuensi 6 orang, kemudian sebesar 22,10% kemampuan analisis siswa berada dalam kategori Tinggi dengan frekuensi 21

orang, kemudian sebesar 40% kemampuan analisis siswa berada dalam kategori Sedang dengan frekuensi 38 orang, dan sebesar 25,26% kemampuan analisis

siswa berada dalam kategori Rendah dengan frekuensi 24 orang, serta sebesar 6,32% kemampuan analisis siswa berada dalam kategori Sangat Rendah dengan

frekuensi 6 orang. Maka, dari hasil tes pada 95 orang siswa, disimpulkan sebanyak 68 orang siswa atau sebesar 71,58% kemampuan analisis siswa kelas XI

masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pengembangan kurikulum seharusnya memiliki efek ganda bagi hasil pembelajaran. Namun, pada kenyataannya, hal tersebut belum terlihat seperti hasil tes pada siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung yang menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan. Penulis identifikasi dari hasil wawancara

(11)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersifat teacher oriented. Artinya guru cenderung masih menggunakan metode

ceramah dalam proses pembelajaran. Siswa terkesan pasif karena hanya mencatat dan menghafal seluruh materi yang disampaikan. Siswa sudah merasa senang

dengan kondisi menerima materi tetapi tidak biasa memberi pendapat dan menganalisis informasi yang diterima. Kebiasaan ini sudah melekat dan sukar diubah. Siswa bangga dengan nilai yang diperoleh karena dapat mengerjakan soal ulangan namun beberapa hari kemudian materi yang dipelajari tersebut sudah lupa dan kurang manfaatnya untuk kehidupan mereka sehari-hari karena tidak diterapkan. Hal tersebut dinilai kurang efektif sehingga kemampuan analisis siswa

dirasa masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Selain itu, penggunaan model pembelajaran yang aktif dan kreatif di kelas

cenderung jarang dilakukan oleh guru. Guru sibuk untuk mengajar dengan cara menstransfer ilmu di kelas agar intelektual siswa bertambah namun mengabaikan

penggunaan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Akibatnya, siswa jenuh dan bosan sehingga pembelajaran dirasa menjadi sia-sia. Kecerdasan tidak bertambah karena siswa jarang diajak ke arah proses berpikir. Kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas belajar dan kemampuan analisis siswa tidak berkembang. Menurut Karli (2012:56) kegiatan berpikir dapat dilakukan oleh guru melalui proses belajar mengajar dengan melibatkan pikirannya melalui

model pembelajaran. Memilih model pembelajaran disesuaikan dengan jenjang pendidikan, usia dan kultur sosial. Guru bukan mengajarkan apa itu berpikir

namun bagaimana siswa berpikir. Oleh karena itu guru memerlukan model yang tepat untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa.

Dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran ekonomi di kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung menunjukkan gejala:

1. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang aktif dan kreatif.

2. Kurang terjadinya pembelajaran yang menyenangkan.

3. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi di dalam kelas.

(12)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang mengaitkan dengan kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan berbagai gejala tersebut diatas, maka penulis memberikan

solusi untuk pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 6 Bandung pada tahun ajaran 2014-2015 untuk kelas XI IIS dapat menggunakan model cooperative learning tipe STAD (Student Team Achievement Division).

Model cooperative learning tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di dalam kelompok. Setiap kelompok beranggotakan siswa yang heterogen yang berbeda karakteristik, latar

belakang, tingkat akademis maupun jenis kelamin. Adanya perbedaan kemampuan akademik di dalam kelompok dapat menumbuhkan kerjasama dan

saling membantu. Siswa berperan aktif di dalam kelompok melalui interaksi sosial dengan menjadi narasumber bagi siswa lainnya. Siswa yang sudah paham tentang

materi pelajaran dapat membantu siswa yang belum paham.

Penerapan metode kooperatif STAD dapat mengurangi kesulitan belajar siswa melalui diskusi kelompok dan saling bekerja sama antara siswa yang paham dengan materi pembelajaran dengan yang belum paham terhadap materi yang diajarkan (Wirasanti, dkk., 2012: 2). Pembelajaran kooperatif tipe STAD disamping dapat mengubah norma yang berhubungan dengan peningkatan

hasil belajar, juga memberikan keuntungan kepada siswa kelompok bawah maupun siswa kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas

akademik.

Model cooperative learning tipe STAD memungkinkan guru memfasilitasi

dan membimbing siswa melakukan proses pembelajaran dalam kelompok kecil, meningkatkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok. Melalui model cooperative learning tipe STAD, siswa bersama-sama memikirkan, menemukan,

atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperoleh dengan bimbingan dan dorongan dari guru (Anggraini, 2012).

(13)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk kerja sama dalam aktivitas pembelajaran tertentu dengan teman sebayanya

yang diharapkan akan lebih efektif.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung )”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi

perlakuan?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum

diberi perlakuan.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang setelah

diberi perlakuan.

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata

(14)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan mengenai penggunaan model yang akan mempengaruhi kemampuan analisis siswa, juga sebagai kajian lebih lanjut khususnya tentang penerapan model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa.

2. Bagi Guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penggunaan dan panduan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan cara

mengubah metode ceramah dengan model cooperative learning tipe STAD. 3. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kondusif dan efektif sehingga membentuk pribadi siswa yang bukan hanya kaya akan ilmu tetapi

kaya perilaku yang baik, yang peka tehadap lingkungan dengan memberikan solusi pada setiap permasalahan yang ada, baik tentang ilmu ekonominya atau di lingkungan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai

model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang penerapan

(15)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

bagaimana pengaruh penerapan model cooperative learning Tipe STAD (X) variabel bebas terhadap kemampuan analisis siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Priadana dan Muis (2009:16) menyatakan bahwa, penelitian kuasi eksperimen ditujukan untuk memperkirakan kondisi-kondisi eksperimen sesungguhnya dalam suatu kerangka yang tidak memberikan kesempatan pengendalian atau manipulasi semua variabel yang cocok (relevan). Artinya,

penelitian kuasi eksperimen mempunyai variabel kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Sugiyono (2010:116) menjelaskan bahwa, desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dengan desain ini, baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol dibandingkan, meski kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,

(16)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelas/ Kelompok Pre-test Perlakuan (Treatment) Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Sumber: Sugiyono (2010:116)

Keterangan:

O1 = Tes kemampuan analisis siswa pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan

O2 = Tes kemampuan analisis siswa pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan

O3 = Tes kemampuan analisis siswa pada kelas kontrol sebelum diberi perlakuan

O4 = Tes kemampuan analisis siswa pada kelas kontrol setelah diberi perlakuan

(17)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

(18)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Sudijono (2011:67) menyatakan bahwa, yang dimaksud

dengan teknik tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan, atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh

testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Oleh karena itu, instrumen dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk tes objektif (pilihan ganda).

Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat sebelum diberi perlakuan yang bertujuan untuk melihat awal kemampuan analisis siswa (pre-test)

dan pada saat setelah diberi perlakuan (post-test). Tujuan tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan analisis siswa sebagai hasil penerapan model cooperative learning tipe STAD. Setiap tes disusun berdasarkan indikator

kemampuan analisis.

Langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam silabus.

2. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian.

Kisi-kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan

dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok, bentuk pokok uji, dan jumlah soal.

3. Menyusun tes tertulis

Penyusunan tes tertulis harus sesuai dengan kisi-kisi tertulis yang telah dibuat

sebelumnya.

(19)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6 Tahap Pengujian Instrumen Penelitian 1.6.1 Uji Validitas

Priadana dan Muis (2009:112) menyatakan bahwa, validitas data

penelitian ditentukan oleh proses pengukuran data yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudijono (2011:182) bahwa, yang dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya

diukur lewat butir item tersebut.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. Dimana,

angka korelasi diberi lambang rXY dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Arikunto, 2009:72)

Dimana:

rXY = Koefisen korelasi antara variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden penelitian

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden penelitian X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan XY = Jumlah perkalian X dan Y

N = Jumlah responden penelitian

Setelah nilai koefisien korelasi rXY diperoleh, selanjutnya disubstitusikan ke rumus uji-t berikut:

(20)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Adapun dalam pemberian interpretasi terhadap hasil uji t digunakan

degree of freedom (df) sebesar (N-2)= (36-2)= 34 dengan taraf signifikansi 5%

diperoleh ttabel sebesar 1,690. Jika thitung > ttabel, item soal dikatakan valid. Berikut hasil uji validitas instrumen penelitian di SMA Negeri 6 Bandung:

(21)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa instrumen yang digunakan

untuk mengukur kemampuan analisis siswa dalam penelitian ini, terdapat 2 item soal dengan validitas negatif dan tidak layak digunakan untuk dijadikan alat ukur.

Oleh karena itu, 2 item soal tidak valid harus dibuang/ dihilangkan. Sisanya, terdapat 28 item soal valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

1.6.2 Uji Reliabilitas

Suprapto (2013:101) menjelaskan bahwa, reliabilitas tes adalah konsistensi

suatu tes, yaitu konsistensi skor tes bila dilakukan tes beberapa kali pada waktu yang berbeda pada kelompok yang sama akan menghasilkan skor yang sama

untuk setiap individu atau siswa. Apabila skornya selalu berubah-ubah setiap kali dilakukan tes ulang maka koefisien reliabilitas rendah, demikian pula sebaliknya

bila skor tetap untuk setiap peserta tes, maka koefisien reliabilitasnya tinggi. Perhitungan koefisien reliabilitas tes diperlukan untuk mengetahui konsistensi skor yang diperoleh, karena bila skor yang diperoleh berubah-ubah, tes tadi kurang atau tidak dapat dipercaya (reliable) untuk mengukur kemampuan seseorang.

Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Spearman-Brown Model Ganjil Genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor ganjil yang dimiliki oleh masing-masing testee.

2. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genap yang dimiliki oleh masing-masing testee.

3. Mencari koefisien korelasi “r” product moment

. Dalam hal

(22)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Sudijono, 2011:219)

4. Mencari koefisien reliabilitas tes ( ) dengan menggunakan rumus:

(Sudijono, 2011:219) 5. Memberikan interpretasi terhadap .

Adapun dalam pemberian interpretasi terhadap digunakan digunakan degree of freedom (df) sebesar (N-2)= (36-2)= 34 dengan taraf signifikansi 5%

diperoleh rtabel sebesar 0,339. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung < rtabel artinya tidak reliabel.

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai r11/ r hitung = 0,854. Hal ini berarti bahwa 0,854 > 0,339 (rhitung > rtabel). Dengan demikian, instrumen penelitian untuk

mengukur kemampuan analisis siswa dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliabel dan termasuk kedalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

1.6.3 Uji Tingkat Kesukaran

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik dalam mengukur kemampuan analisis siswa pada penelitian ini, disamping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, perlu juga dilakukan uji tingkat kesukaran tiap item soal. Menghitung tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal tes tersebut dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung jawaban yang benar per item soal

2. Memasukkan ke dalam rumus

(Arikunto, 2009: 208) Keterangan:

(23)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun interpretasi indeks kesukaran (P) yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran

Besarnya Nilai (P) Kriteria 1,00 sampai dengan 0,30 Soal Sukar 0,30 sampai dengan 0,70 Soal Sedang 0,70 sampai dengan 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2009:210) Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran Tingkat

Kesukaran Jumlah Soal % Nomor Soal

Mudah 9 30,00 1, 2, 8, 11, 13, 15, 16, 24, 28 Sedang 12 40,00 3, 6, 9, 10, 18, 19, 23, 25, 26, 27, 29, 30

Sukar 9 30,00 4, 5, 7, 12, 14, 17, 20, 21, 22

Sumber: Hasil pengolahan data MS.Excel ’07.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan analisis siswa pada materi ketenagakerjaan, terdapat 9

item soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, terdapat 12 item soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, dan sisanya terdapat 9 item soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar.

1.6.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal yang dapat

membedakan antara siswa yang skornya tinggi dan skornya rendah. Rumus sederhana untuk menentukan indeks daya pembeda adalah:

(24)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Klasifikasi daya pembeda (D) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.6

Kriteria Daya Pembeda Item Soal

Besarnya Nilai D Kriteria mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja

(Arikunto, 2009:210)

Hasil pengujian didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda pada soal-soal yang telah diolah memiliki daya pembeda yang bervariasi sebagaimana

ditunjukkan tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda Daya

Sumber: Hasil pengolahan data MS.Excel ’07.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan

instrumen tes kemampuan analisis siswa, terdapat 1 item soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali, terdapat 7 item soal yang memiliki daya

(25)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembeda dengan kategori cukup, dan sisanya terdapat 8 item soal yang memiliki

daya pembeda dengan kategori jelek. 1.7 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dimana data diperoleh dari hasil tes yang dilakukan dua kali, yaitu:

1. Tes awal (pre-test)

Tes awal (pre-test) dilakukan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan analisis siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan perlakuan (treatment) model cooperative learning tipe

STAD pada kelas eksperimen. 2. Tes akhir (post-test)

Tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan analisis siswa setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan perlakuan (treatment) model cooperative learning tipe STAD pada kelas eksperimen.

1.8 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, prosedur penelitian dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan masalah yang akan diteliti.

b. Melakukan perizinan pada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. c. Melaksanakan pra-penelitian untuk mengetahui data mengenai

kemampuan analisis siswa.

d. Menentukan waktu penelitian, kelas, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan diterapkan dalam

penelitian.

e. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan

analisis siswa.

(26)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

b. Menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda

instrumen penelitan.

c. Melaksanakan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Memberikan tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam setiap pertemuan.

e. Memberikan perlakukan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dan model konvensional/ metode

ceramah pada kelas kontrol.

f. Memberikan tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Pengolahan dan Analisis Data

a. Melakukan penskoran hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

b. Merubah skor mentah menjadi nilai.

c. Menghitung gain pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis data hasil penelitian.

4. Kesimpulan

a. Membuat interpretasi hasil penelitian.

b. Memberikan kesimpulan hasil penelitian.

1.9 Teknik Pengolahan Data 1. Penskoran.

Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1 dan untuk jawaban salah

adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban.

2. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar.

(27)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sudijono, 2011:318) 3. Menghitung Gain

Uji gain yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan analisis siswa pada saat sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Peningkatan pre-test dan post-test

dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:

Selanjutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks gain ternormalisasi berikut ini:

Tabel 3.8

Kategori Tingkat Gain Ternormalisasi

Nilai ‹g› Kategori

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametik. Rumus yang digunakan dalam teknik pengujian normalitas data menggunakan chi kuadrat adalah sebagai berikut:

(28)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2009:124) Mencari nilai chi kuadrat dengan menggunakan rumus tersebut setelah

sebelumnya telah melalui proses sebagai berikut (Riduwan, 2009: 121-124): 1. Mencari skor terbesar dan terkecil

2. Menentukan nilai Rentangan (R), dengan rumus: R = skor terbesar – skor terkecil 3. Menentukan banyak kelas (BK) interval:

BK = 1+ (3,3) log n (Rumus Sturgess)

4. Menentukan panjang kelas interval.

5. Membuat tabel distribusi frekuensi.

No Kelas Interval F Nilai tengah ( )

Jumlah ∑ ∑ )

6. Mencari nilai rata-rata (mean):

̅ ∑

7. Mencari simpangan baku (standar deviasi):

8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukan kelas batas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval di tambah 0,5.

b) Mencari nilai Z-scoreuntuk batas kelas interval dengan rumus:

̅

c) Mencari luas 0-Z dari tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

(29)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikurangi baris ketiga dan seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda

pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada garis berikutnya.

e) Mencari frekuensi yang diharapkan ) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

No Batas Kelas Z Luas O-Z Luas Tiap Kelas Interval

9. Mencari chi kuadrat hitung

10. Membandingkan dan

Dengan α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk) = k-1. Sehingga akan diperoleh kesimpulan jika:

≥ artinya distribusi data tidak normal

≤ artinya distribusi data normal.

3.10.2 Uji Homogenitas

Salah satu syarat dalam menggunakan uji t untuk sampel kecil yaitu suatu kondisi yang disebut homogenitas varian. Hal ini berarti bahwa varian dari kedua sampel yang dibandingkan tersebut harus sama dengan kata lain homogen. Untuk menentukan bahwa kedua sampel tadi sudah homogen, maka digunakan rumus uji

homogenitas sebagai berikut:

(Suprapto, 2013:149) Untuk menguji homogenitas, digunakan tabel distribusi F, dan cara membacanya sama dengan penggunaan tabel distribusi t, hanya derajat kebebasannya (df) = N – 1 yaitu menggunakan N dari sampel terbesar. Penggunaan rasio F ini untuk menentukan pula signifikansi perbedaan antara dua

(30)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Jika Fhitung > Ftabel, berarti Tidak Homogen

- Jika Fhitung < Ftabel, berarti Homogen

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji signifikansi perbedaan antara dua rata-rata (mean) disebut uji t (t test). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji t independen dua

arah (t-test independent) dan paired t-test menggunakan olah data SPSS 19.0. Adapun yang dibandingkan dalam uji hipotesis penelitian ini adalah rata-rata nilai

pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, rata-rata nilai post-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol, serta N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:

̅ ̅

(Kusnendi, 2013: 7) Dimana:

̅ dan ̅ = nilai rata-rata sampel dan = varians sampel

dan = ukuran sampel

Untuk menentukan signifikansi perbedaan antara dua mean tersebut, diperlukan tabel statistik critical value of t. Bila:

- Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

- Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : μ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran

ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.

Ha : μ1 ≠ μ2

(31)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. H0 : μ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.

Ha : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. 3. H0 : μ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Ha : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Keterangan:

(32)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMA Negeri 6 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.

Artinya, kelas XI IIS 3 dan XI IIS 1 memiliki kemampuan analisis yang sama

sebelum diberi perlakuan.

2. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.

Artinya, terdapat peningkatan kemampuan analisis siswa secara signifikan di kelas XI IIS 3 dibanding kelas XI IIS 1 setelah diberi perlakuan.

3. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Artinya, terdapat peningkatan kemampuan analisis siswa secara signifikan di kelas XI IIS 3 setelah diberi perlakuan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan saran atau rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi guru, disarankan dapat menerapkan model cooperative learning tipe STAD dalam proses pembelajaran, karena dapat memotivasi siswa untuk

saling bekerja sama dan membantu teman kelompoknya dalam menguasai materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan kemampuan analisis

(33)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat, baik dalam kelompoknya maupun antar kelompok lainnya saat

presentasi hasil diskusi.

Dalam pembagian kelompok, sebaiknya dipilih oleh guru sehingga siswa

terbagi secara heterogen dan bisa bekerja sama dengan siapa saja teman kelompoknya.

2. Bagi pihak sekolah, disarankan untuk memfasilitasi dan mengikutsertakan guru-guru dalam mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat, baik yang diadakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, maupun instansi-instansi pendidikan yang berkenaan dengan proses

pengajaran dan pembelajaran, sehingga pengetahuan dan inovasi-inovasi guru dalam pembelajaran semakin berkembang yang pada akhirnya kemampuan

analisis siswa semakin meningkat.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat lebih teliti dalam membuat

(34)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W., dan Krathwohl, David R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anggraini, Villia. (2012). “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Kemampuan Komunikasi Tematik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR”. E-jurnal Pelangi STKIP PGRI SUMBAR. 4, (2).

Arifin dan Khanafiyah, S. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Melalui Strategi Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester II Pokok Bahasan Kalor”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. (7), 97-100.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Cet.10. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budiwati, Neti. dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboraturium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, UPI.

Dewi, Sinta Verawati. (2013). “Pengaruh Pembelajaran Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Peningkatan Kemampuan Analisis Dan Sintesis Matematis Siswa SMK”. Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Eggen, Paul., dan Kauchak, Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir, Edisi 6. Jakarta: Indeks.

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Gunawan, Imam. Dan Palupi, Anggarini Retno. Taksonomi Bloom—Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. Handout Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun. 16-40.

Hake, Richard R. (1999). “Analyzing Change/ Gain Scores”. USA: Dept. of Physics, Indiana University. 1-4.

(35)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herdiyanti, Kristi. (2013). “Efektivitas Penggunaan Metode Think Talk Write Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa SMK Rekayasa Perangkat Lunak”. Skripsi pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur Dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ibrahim, R., dan Syaodih, Nana. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Indrianti, Fatia. (2014). Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Bioteknologi Modern Melalui Connected Teaching Berbantuan Multimedia. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kamus Versi Online. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/analisis [5 Mei 2014]

Karli, Hilda. (2012). “Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berfikir”. Jurnal Pendidikan Penabur. 18, (11), 56-66.

Kusnendi (2013). “Uji Beda Dua Rata-Rata Dalam Penelitian Kuasi Eksperimen Control Group Pretest-Posttest Design”. Handout Diskusi Ilmiah Dosen FPEB. Bandung: Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

Lusnayanti, Lusi. (2012). “Penerapan Metode Pembelajaran Know-Want-Learn (K-W-L) untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Fisika dan Mengetahui Profil Kecerdasan Emosional Siswa SMA”. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Novianti, Idha. (2013). “Experimentation Cooperative Learning Student Team Achievement Division (STAD) Type Viewed From Learning Motivation”. Asian Journal of Education and e-Learning. 01, (05), 272-276.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No.32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas PP No.19 tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

(36)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Priadana, H. Moh. Sidik dan Muis, Saludin. (2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pribadi, Benny. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Rauzah. (2010). “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Penguasaan Konsep Ekonomi (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X MAN Indrapuri Kababupaten Aceh Besar)”. Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2009). “Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula”. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik . Bandung: Nusa Media.

Solihatin, Etin., dan Raharjo. (2008). “Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS”. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, Akhmad. (2011). Kemampuan Menganalisis Dalam Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/05/08/kema mpuan-menganalisis-dalam-pembelajaran/ [10 April 2014]

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(37)

Tri Wulan Sari, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suprapto. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: CAPS.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyono., dan Hariyanto. (2012). Belajar Dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thohir, Muhammad. (2009). Revisi Taksonomi Bloom Sebagai Kompleksitas

Fungsi Otak. [Online]. Tersedia:

http://mthohir.wordpress.com/2009/01/26/revisi-taksonomi-bloom-sebagai-kompleksitas-fungsi-otak/ [5 Mei 2014]

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: UPI.

Uno, Hamzah. (2009). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Wirartha, I Made. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI.

Gambar

Tabel 1.1 Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Analisis Siswa  pada Mata Pelajaran
Tabel 3.1    Desain Eksperimen
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kepada guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan dapat mencoba menerapkan model Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Division),

menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi (Studi Kuasi Eksperimen pada

NONO TUNGGONO : Pengaruh Strategi Cooperative Learning Tipe Student Team Achievment Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMK dengan menerapkan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share dalam proses pembelajaran

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Kuasi Eksperimen Dalam Kompetensi Dasar Menganalisis

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Kemampuan Analisis

PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Bungursari Tahun ajaran 2015 – 2016 Pada Materi Mendeskripsikan perbedaan

Oleh karena itu, penulis mengambil judul, “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Talk Write TTW Terhadap Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMK Negeri 4