• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA

ANIMASI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

ANJAR DARAJAT

0802743

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ii Anjar Darajat, 2013

PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA

ANIMASI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN

Oleh

Anjar Darajat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Anjar Darajat 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindugi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANJAR DARAJAT

PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA

ANIMASI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M. Si.

NIP. 196512301992021001

Pembimbing II,

Hj. Tina Safaria, M. Si.

NIP. 197303172001122002

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. H. Riandi, M.Si

(4)

iv Anjar Darajat, 2013

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penguasaan Konsep dan Motivasi

Belajar Siswa SMA dalam Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Media Animasi

pada Konsep Sistem Pernapasan” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada

bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2012

Yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

Pembelajaran dengan menggunakan media animasi sebagai sumber belajar utama pada materi sistem pernapasan subkonsep pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh manusia yang dilakukan siswa kelas XI menggambarkan penguasaan konsep dan motivasi belajar yang baik. Peningkatan rata-rata nilai pretest ke posttest mencapai 22,88 point dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 19,23%. Persentase peningkatan rata-rata jumlah siswa yang menjawab benar pada pretest-posttest menggambarkan media pembelajaran animasi lebih dominan dalam membantu meningkatkan kemampuan kognitif mengingat (C1) dan memahami (C2) dengan peningkatan 52,20% (C1) dan 11,11% (C2) daripada kemampuan aplikasi (C3) dan analisis (C4). Skor rata-rata angket motivasi belajar keseluruhan yaitu sebesar 2,99 dari skor maksimal 4,00 dan menunjukkan kategori baik. Aspek motivasi belajar ARCS (Keller, 1978) yang paling muncul dalam pembelajaran menggunakan media animasi adalah kepuasan (satisfaction) dan perhatian (attention) dilihat dari rata-rata skor angket yang diperoleh yaitu masing-masing 3,12 dan 3,03 yang tergolong dalam kategori motivasi belajar yang baik.

(6)

Anjar Darajat, 2013

ABSTRACT

Learning activity using animations as a primary learning media for respiratory system concept, specifically for sub-concept of O2 and CO2 gas exchange in the human body are doing by students in XI class indicate a good categories for concepts mastery and learning motivation. The increase in the average value of pretest to posttest reached 22.88 points with the percentage of students who achieved KKM is 19.23%. The increasing of percentage in the average number of students who answered correctly on the pretest-posttest illustrates that animation learning media better improve cognitive ability to remember (C1) and understanding (C2) with an increase percentage 52.20% (C1) and 11.11% (C2 ) rather than the ability of application (C3) and analysis (C4). Overall average scores for learning motivation questionnaire is equal to 2.99 of a maximum score of 4.00 and indicate a good category. Aspects of motivation ARCS (Keller, 1978) that appeared the most in the learning activity using animations media is satisfaction and attention as can be seen from the average scores obtained by questionnaire, respectively 3.12 and 3.03 were classified in good category of learning motivation.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN ... 7

A. Penguasaan Konsep ... 7

B. Motivasi Belajar ... 10

C. Media Pembelajaran Animasi ... 14

(8)

Anjar Darajat, 2013

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Definisi Operasional... 22

B. Metode dan Desain Penelitian ... 24

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian... 28

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Kegiatan Pembelajaran... 35

B. Penguasaan Konsep ... 38

1. Penguasaan Materi Ajar ... 39

2. Pencapaian Kognitif ... 46

C. Motivasi Belajar ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 78

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Kegiatan Pembelajaran... 29

Tabel 3.2 Rentang Skor Rata-rata dan Kategori Motivasi Belajar... 30

Tabel 3.3 Rekapitulasi Soal Pretest/Posttest ... 31

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kegiatan Pembelajaran ... 36

Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 38

Tabel 4.3 Jumlah Siswa dengan Jawaban Benar untuk Setiap Butir Soal ... 40

Tabel 4.4 Ketercapaian Indikator Pembelajaran ... 41

Tabel 4.5 Jumlah Siswa dengan Perbaikan Jawaban untuk Soal Tipe C1 ... 46

Tabel 4.6 Jumlah Siswa dengan Perbaikan Jawaban untuk Soal Tipe C2 ... 48

Tabel 4.7 Jumlah Siswa dengan Perbaikan Jawaban untuk Soal Tipe C4 ... 52

Tabel 4.8 Jumlah Siswa dengan Perbaikan Jawaban untuk Soal Tipe C3 ... 53

Tabel 4.9 Rekapitulasi Skor Angket Motivasi Siswa ... 55

Tabel 4.10 Perolehan Skor Rata-rata Siswa untuk Aspek Perhatian ... 57

Tabel 4.11 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Positif Aspek Perhatian ... 58

Tabel 4.12 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Negatif Aspek Perhatian ... 60

Tabel 4.13 Perolehan Rata-rata Skor Siswa untuk Aspek Relevansi ... 61

Tabel 4.14 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Positif dan Negatif Aspek Relevansi ... 62

(10)

Anjar Darajat, 2013

Tabel 4.16 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Positif

Kategori Percaya Diri ... 64

Tabel 4.17 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Negatif

Kategori Percaya Diri ... 65

Tabel 4.18 Perolehan Rata-rata Skor Siswa untuk Aspek Kepuasan ... 66

Tabel 4.19 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Positif

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale ... 16

Gambar 2.2 Proses Pertukaran Gas-gas Respirasi ... 19

Gambar 2.3 Proses Pengangkutan Gas CO2 ... 20

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Pembelajaran ... 27

Gambar 4.1 Tampilan Animasi Kedua yang Menggambarkan Struktur Hb yang mengikat molekul O2 ... 45

Gambar 4.2 Tampilan Animasi Keempat yang Menggambarkan Peranan Molekul O2 sebagai Akseptor Terakhir Elektron pada Transfer Elektron ... 47

Gambar 4.3 Tampilan Animasi Pertama tentang Fungsi Hidung terhadap Udara Pernapasan yang Masuk ke Paru-paru ... 49

Gambar 4.4 Tampilan Animasi Keempat tentang Pelepasan CO2 pada Tahapan Siklus Krebs ... 50

Gambar 4.5 Tampilan Animasi Kedua tentang Proses Difusi Dipengaruhi oleh Tekanan Parsial Gas ... 51

Gambar 4.6 Tampilan Animasi Ketiga tentang Penangkapan Molekul O2 oleh Eritrosit pada Alveolus ... 51

Gambar 4.7 Diagram Persentase Pilihan Jawaban untuk Pernyataan Positif ... 55

(12)

Anjar Darajat, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

A. Rekapitulasi Data Pretest/Posttest dan Angket Motivasi Belajar ... 78

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 81

C. Instrumen Penelitian... 93

1. Soal Pretest-Posttest ... 93

2. Angket Motivasi ... 103

3. Lembar Kerja Siswa ... 109

4. Rubrik Pembelajaran ... 113

D. Gambar Tampilan Animasi ... 117

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan yang mengandung kegiatan interaksi

antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, et al, 2003). Optimalisasi

proses komunikasi dalam pembelajaran membutuhkan alat bantu komunikasi

sebagai sumber belajar siswa. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber

belajar (Rustaman, et al, 2003).

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa bentuk

komunikasi tidak dapat berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan

pesan. Bentuk-bentuk stimulus yang dapat dipergunakan sebagai media,

diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak

atau tidak, tulisan dan suara yang direkam (Sanaky, 2011).

Kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian menonjol, sehingga

penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pembelajaran dan

pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan. Penggunaan

alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga pendidikan, audio, visual, dan

audio-visual serta perlengkapan sekolah serta perlengkapan kerja lainnya,

(14)

2

Anjar Darajat, 2013

Konsep Sistem Pernapasan, khususnya sub konsep proses pertukaran gas

O2 dan CO2 dalam tubuh manusia merupakan konsep yang kompleks dan rumit.

Data hasil ulangan harian siswa di SMAN 1 Sumedang pada tahun 2011 untuk

konsep respirasi menunjukkan, dari 27 siswa yang mengikuti ulangan harian

hanya 11 siswa (40,74%) saja yang memenuhi KKM dengan batasan nilai sebesar

75. Nilai rata-rata kelas hasil ulangan harian tersebut adalah 70,85 dengan nilai

tertinggi 86 dan nilai terendah 53. Komposisi soal tersebut memuat 37,5% soal

tentang sub konsep pertukaran gas O2 dan CO2.

Menurut Rustaman et al. (2003), media dapat mengatasi hal-hal yang

terlalu kompleks dan terlalu rumit untuk diamati seperti sistem listrik pada

pesawat terbang, sistem aliran darah atau susunan tubuh binatang, ini semua dapat

mempergunakan film slide, film, TV, video, gambar, foto. Pada proses

pembelajaran sub konsep proses pertukaran gas O2 dan CO2 tersebut diperlukan

media pembelajaran yang dapat menggambarkan proses tersebut sehingga dari

proses yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret, misalnya menggunakan media

animasi.

Media animasi merupakan media gambar bergerak yang dilengkapi

dengan suara biasanya menggambarkan suatu proses atau peristiwa tertentu.

Animasi tergolong ke dalam jenis media pembelajaran audio-visual karena

merupakan perpaduan gambar yang dilihat secara visual dengan suara (audio).

Fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat

(15)

3

pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut

(Livie dan Lentz, 1982 dalam Sanaky, 2011).

Peranan media animasi yang dinyatakan oleh Hamalik (1994) dalam

Warpala (2010) diantaranya yaitu siswa dapat mengamati suatu kejadian yang

merupakan hasil rekaman. Agar dapat menarik motivasi siswa, maka gambar

tersebut harus merupakan kombinasi antara gerakan, kata-kata, musik dan warna.

Media animasi ini dapat menampilkan gambar-gambar secara berurutan dari suatu

peristiwa seperti pada kejadian yang sebenarnya. Bogiages dan Hitt (2008) dalam

Warpala (2010) menambahkan peningkatan minat, pemahaman, dan keterampilan

bekerja dalam kelompok merupakan bagian dari nilai tambah pemanfaatan

animasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Penguasaan Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMA

dalam Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Media Animasi pada Konsep Sistem

Pernapasan. Hal tersebut mencermati dari pentingnya peranan media animasi

dalam pembelajaran konsep Sistem Pernapasan, khususnya pada sub konsep

pertukaran gas O2 dan CO2 serta dalam meningkatkan penguasaan konsep dan

motivasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diusung dalam skripsi ini adalah, “bagaimana penguasaan

konsep dan motivasi belajar siswa SMA dalam kegiatan pembelajaran

(16)

4

Anjar Darajat, 2013

lebih rinci dari rumusan masalah tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan

penelitian yakni sebagai berikut.

1. Bagaimana kategori hasil penilaian proses pembelajaran siswa pada konsep

sistem pernapasan dengan menggunakan media animasi berdasarkan

kesesuaiannya dengan prosedur pembelajaran yang telah direncanakan?

2. Bagaimana penguasaan konsep siswa mengenai sistem pernapasan pada

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media animasi?

3. Bagaimana motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran mengenai

sistem pernapasan dengan menggunakan media animasi?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan tertentu agar lebih mengarah pada

tujuan dan rumusan masalah yang ditentukan. Berikut ini batasan masalah

penelitian ini.

1. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA sebanyak satu kelas di

SMAN 1 Sumedang.

2. Kategori penilaian proses pembelajaran adalah suatu hasil penilaian kegiatan

pembelajaran oleh para observer menggunakan rubrik yang berisi aspek-aspek

yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan fokus guru dan

fokus siswa.

3. Penguasaan konsep yang diukur adalah pada konsep sistem pernapasan

khususnya sub konsep mekanisme pertukaran O2 dan CO2 dalam paru-paru

(17)

5

dalam sel tubuh sehingga dihasilkan CO2 (respirasi aerob) secara kognitif

menggunakan intrumen berupa soal pretest dan posttest. Jenjang kognitif

untuk soal pretest dan posttest berkisar antara C1 hingga C4.

4. Motivasi belajar yang diukur adalah motivasi belajar menurut John Keller

(1987) yang terdiri dari empat aspek, yaitu perhatian (attention), relevansi

(relevance), percaya diri (confidence), dan kepuasan (statisfaction) siswa

terhadap pembelajaran menggunakan media animasi pada konsep sistem

pernapasan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan melihat dari rumusan masalah dan

pertanyaan penelitian yang telah ditentukan antara lain.

1. Mendeskripsikan kategori hasil penilaian proses pembelajaran siswa pada

konsep sistem pernapasan dengan menggunakan media animasi berdasarkan

kesesuaiannya dengan prosedur pembelajaran yang telah direncanakan.

2. Mendeskripsikan kemampuan penguasaan konsep siswa pada kegiatan

pembelajaran mengenai sistem pernapasan dengan menggunakan media

animasi.

3. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran mengenai

(18)

6

Anjar Darajat, 2013 E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentu akan menghasilkan sesuatu temuan berupa hasil

penelitian dalam bentuk fakta-fakta yang terjadi terkait konsep dan teori yang

akan diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

diantaranya:

1. Penguasaan konsep siswa akan terukur sehingga dapat diketahui hubungan

antara penggunaan media animasi dengan penguasaan konsep siswa.

2. Karakteristik motivasi siswa terhadap pembelajaran biologi pada konsep

sistem pernapasan dengan menggunakan media animasi dapat diketahui secara

lebih detail sehingga dapat dikembangkan untuk ketepatan penggunaan media

animasi ini.

3. Memberikan bentuk pembelajaran yang berbeda dengan menggunakan media

animasi sehingga memberikan suasana belajar yang berbeda dan

meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa.

4. Menjadi bahan rujukan untuk penggunaan media animasi dalam kegiatan

pembelajaran biologi.

5. Menjadi bahan rujukan bagi pengembangan keilmuan pendidikan khususnya

yang berhubungan dengan media animasi, penguasaan konsep dan motivasi

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang

terkait dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Penguasaan konsep

Penguasaan konsep yang dimaksud adalah pencapaian pengetahuan secara

kognitif pada konsep sistem pernapasan subkonsep proses pertukaran gas O2 dan

CO2 (respirasi eksternal-internal dan respirasi aerob), mencakup jenjang kognitif

C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (aplikasi) dan C4 (analisis). Data

penguasaan konsep siswa diperoleh melalui pengisian soal pretest-posttest berupa

soal objektif (pilihan ganda) dengan jenjang kognitif yang telah disesuaikan dari

jenjang C1 hingga C4. Peningkatan penguasaan konsep siswa secara umum dilihat

dari gain perolehan nilai pretest ke posttest.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang dimaksud merujuk pada motivasi belajar menurut

John Keller (1987). Keller menuturkan bahwa motivasi belajar dibangun atas

empat aspek perilaku, diantaranya perhatian (attention), relevansi (relevance),

kepercayaan diri (confidence) dan kepuasan (satisfaction) yang biasa disebut

dengan metode ARCS. Data motivasi belajar siswa diperoleh melalui pengisian

(20)

23

Anjar Darajat, 2013

belajar menurut Keller (1987). Motivasi belajar siswa akan tinggi seiring dengan

tingginya pencapaian aspek-aspek motivasi belajar tersebut.

3. Media Pembelajaran Animasi

Media pembelajaran animasi yang digunakan berupa tayangan gambar

bergerak dengan penjelasan proses secara audio dalam bahasa Inggris. Animasi

yang digunakan berjumlah empat tayangan, masing-masing menampilkan organ

yang terlibat dalam proses respirasi, proses pertukaran O2 dan CO2 dalam alveoli

di paru-paru ke dalam kapiler darah dan dari kapiler darah ke dalam sel di

jaringan, proses pengangkutan O2 dari paru-paru ke jaringan tubuh serta

penggunaan O2 dalam respirasi seluler di jaringan tubuh sehingga menghasilkan

CO2. Mayoritas sebanyak 3 tayangan animasi didapatkan dengan cara mengunduh

melalui website YouTube dan sisanya merupakan animasi yang diproduksi oleh

Mc Graw Hill.

4. Konsep Sistem Pernapasan

Konsep sistem pernapasan yang dimaksud dalam penelitian ini secara

khusus dibatasi hanya pada sub konsep mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2

pada alveolus di paru-paru ke dalam kapiler darah (respirasi eksternal),

pertukaran O2 dan CO2 dari kapiler darah ke sel-sel di jaringan tubuh (respirasi

internal) serta proses repirasi aerob yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2

dalam sel-sel di jaringan tubuh. Jadi media animasi digunakan dalam kegiatan

pembelajaran pada saat penjelasan materi mengenai respirasi eksternal-internal

dan respirasi seluler saja untuk membantu siswa dalam menguasai konsep dan

(21)

24

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif

tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel

bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya (Sukmadinata, 2005).

Fenomena atau kondisi yang ingin digambarkan dalam penelitian ini yaitu

penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa ketika melakukan pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran berupa media animasi untuk materi

pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh manusia (respirasi eksternal-internal dan

respirasi seluler). Siswa tidak diberikan perlakuan apapun dalam pembelajaran

dan tidak pula digunakan kelas pembanding, hanya saja kegiatan pembelajaran

dirancang untuk menggunakan media animasi sebagai media utama yang

memberikan informasi dan materi ajar. Hasil akhir yang diharapkan dari

penelitian ini adalah berupa data profil yang lengkap mengenai penguasaan

konsep dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan media

animasi khususnya pada siswa yang menjadi subjek penelitian sehingga dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam penggunaan media animasi sebagai media

utama dalam pembelajaran.

Penelitian didesain untuk dilakukan kepada siswa kelas XI dengan

konsentrasi jurusan IPA sebanyak satu kelas dengan jumlah siswa 26 orang. Data

(22)

25

Anjar Darajat, 2013

didapat melalui pengisian instrumen berupa angket, soal pretest-postest, lembar

observasi dan LKS. Pengambilan data dilakukan sebelum, selama dan setelah

proses pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dirancang untuk dilakukan

selama empat jam pelajaran atau dua kali pertemuan. Berikut ini rincian

langkah-langkah kegiatan pembelajaran selama dua kali pertemuan.

Pertemuan I

1. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan siswa diminta untuk mengisi soal

pretest.

2. Kegiatan pembelajaran didampingi oleh dua orang observer yang bertugas

untuk mengisi lembar observasi kegiatan pembelajaran.

3. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan apersepsi untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan mengaitkan konsep yang akan diajarkan dengan

konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

4. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri atas tiga sampai

lima orang siswa kemudian setiap kelompok diberi LKS untuk diisi untuk

membantu siswa dalam belajar.

5. Animasi yang digunakan dalam pembelajaran yaitu sebanyak empat animasi

dan pada pertemuan I hanya ditayangkan tiga animasi saja, sisanya

ditayangkan pada pertemuan II

6. Pada kegiatan inti guru pertama-tama menampilkan tayangan animasi tentang

proses jalannya udara pernapasan melalui organ pernapasan beberapa kali,

(23)

26

7. Animasi kedua dan ketiga yang ditampilkan yaitu tentang pertukaran O2 dan

CO2 dalam tubuh manusia ditayangkan beberapa kali, kemudian siswa

mengisi LKS bagian B dan C.

8. Siswa mendiskusikan hasil pengisian LKS dengan kelompok lainnya.

Pertemuan II

1. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan II juga didampingi oleh dua orang

observer yang bertugas untuk mengisi lembar observasi kegiatan

pembelajaran.

2. Pada kegiatan apersepsi guru mengingatkan kembali tentang pembelajaran di

pertemuan sebelumnya.

3. Siswa kembali berkumpul dalam kelompok diskusi yang sebelumnya telah

dibuat.

4. Siswa menjelaskan kembali tentang proses yang dipelajari melalui media

animasi pada pertemuan I.

5. Pada kegiatan inti siswa menyimak animasi terakhir mengenai proses respirasi

seluler dan kaitannya dengan respirasi eksternal-internal, kemudian kembali

melengkapi LKS bagian D secara berkelompok.

6. Siswa menyimpulkan konsep yang didapat dari kegiatan pembelajaran secara

keseluruhan dari pertemuan I hingga pertemuan II.

7. Terakhir siswa diminta untuk mengisi soal posttest dan angket motivasi

sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran.

Secara singkat, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada

(24)

27

Anjar Darajat, 2013

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Pembelajaran (sumber : dokumentasi pribadi)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumedang yang berlokasi di

Jalan Prabu Geusan Ulun No. 39 Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan dilakukan

selama dua kali pertemuan yaitu tepatnya pada tanggal 12 dan 15 Mei 2012.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA di Kabupaten Sumedang

dan sebagai sampel penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 2 di SMAN 1 Sumedang

sebanyak satu kelas. Keseluruhan siswa berjumlah 32 siswa, namun yang hadir

saat kegiatan pembelajaran selama dua kali pertemuan hanya sejumlah 26 siswa

saja. Siswa-siswa dalam satu kelas ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan

dibantu media animasi untuk konsep sistem pernapasan pada subkonsep

pertukaran gas O2 dan CO2. Siswa mengisi

pretest

Kegiatan apersepsi Siswa dibagi ke dalam kelompok Setiap kelompok mendapatkan LKS Siswa mempelajari pengisian LKS Siswa menyimak tayangan animasi berulang kali Siswa membuat dekripsi proses dan

mengisi LKS

Siswa melakukan diskusi kelas tentang

LKS dan deskripsi

Siswa menyimpulkan konsep

(25)

28

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan beberapa jenis instrumen penelitian. Berikut

ini diuraikan secara rinci beberapa instrumen yang digunakan diantaranya.

1. Soal Pretest dan Posttest

Soal pretest dan posttest yang dimaksud adalah soal evaluasi yang

diberikan di awal dan di akhir proses pembelajaran untuk mengukur hasil belajar

secara kognitif. Soal yang dikerjakan siswa berupa soal test objektif sejumlah 20

soal pilihan ganda (multiple choice) dengan tipe C1, C2, C3 dan C4 menurut

jenjang kognitif pada taksonomi Bloom (1956). Soal ini telah mengalami uji coba

sebelumnya dan memiliki tingkat kesukaran yang beragam, yaitu sangat mudah

sejumlah 3 butir soal, mudah 4 butir soal, sedang 11 butir soal serta

masing-masing 1 butir soal sukar dan sangat sukar.

Penyusunan soal dilakukan dari tingkat kesukaran yang paling mudah

hingga sangat sulit menurut hasil uji coba paket soal sebelumnya. Perbedaan

untuk soal pretest dan postest terletak pada susunan butir soalnya saja dengan

tetap mempertahankan urutan tingkat kesukarannya.

Dari data hasil belajar ini dapat dijadikan sebagai data acuan untuk melihat

penguasaan konsep secara langsung dan gambaran motivasi belajar siswa secara

tidak langsung.

2. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah rubrik untuk menilai

(26)

29

Anjar Darajat, 2013

observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Rubrik penilaian kegiatan

pembelajaran berisi tentang kriteria-kriteria proses dalam kegiatan pembelajaran

yang terbagi atas dua fokus pengamatan yaitu fokus guru dan fokus siswa.

Kriteria-kriteria kategori fokus guru merupakan kriteria-kriteria yang

seharusnya dilakukan seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dari

mulai kegiatan awal, kegiatan inti hingga kegiatan penutup. Untuk kriteria-kriteria

fokus siswa merupakan hal-hal yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Apabila seluruh kriteria ini terpenuhi maka kegiatan

pembelajaran yang dilakukan merupakan kegiatan pembelajaran yang sangat baik.

Sistem skoring yang digunakan untuk penilaian rubrik yaitu skala 1-3.

Skor total yang didapat kemudian dibuat total nilai sehingga didapatkan nilai

akhir sebagai ukuran kategori kegiatan pembelajaran yang didapat. Berikut ini

rentang nilai beserta kategori penilaian kegiatan pembelajaran.

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Kegiatan Pembelajaran (Arikunto, 2010)

Nilai Total Penilaian Kegiatan Pembelajaran

100 – 86 Sangat baik

85 – 66 Baik

65 – 46 Cukup

< 45 Kurang

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa ini berisi materi dan pertanyaan-pertanyaan yang

menuntun siswa agar lebih memahami konsep pernapasan dari tayangan animasi

yang ditampilkan selama kegiatan pembelajaran. Penyusunan LKS ini dilakukan

sedemikian rupa sehingga dapat bersesuaian dengan tayangan animasi yang

(27)

30

4. Angket Motivasi

Angket motivasi yang digunakan adalah angket yang ditujukan kepada

siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan media animasi. Angket ini dibuat berdasarkan teori

motivasi ARCS menurut John Keller (1987) yang memuat sejumlah 36

pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Terdapat dua jenis pernyataan

yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan empat aspek motivasi yang

berbeda yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), percaya diri

(confidence) dan kepuasan (satisfaction).

Skoring untuk pernyataan positif adalah 4 point untuk SS, 3 point untuk S,

2 point untuk TS dan 1 point untuk STS. Cara skoring dilakukan sebaliknya untuk

pernyataan negatif. Nilai angket secara keseluruhan diambil dari skor rata-rata

angket kemudian dibuat rentang untuk pencapaian kategori motivasi.

Tabel 3.2 Rentang Skor Rata-rata dan Kategori Motivasi Belajar (Keller, 1987)

Skor rata-rata Kategori

1,00 - 1,49 Kurang baik

1,50 – 2,49 Cukup baik

2,50 – 3,49 Baik

3,50 – 4,00 Sangat baik

E. Proses Pengembangan Instrumen

Pada tahap pra-penelitian dilakukan penyusunan proposal penelitian serta

kelengkapan alat, bahan dan berbagai macam instrumen penelitian. Proses

penyusunan instrumen dilakukan secara bertahap melalui diskusi dengan dosen

(28)

31

Anjar Darajat, 2013

Instrumen-instrumen yang dibuat beberapa kali dilakukan revisi sehingga

bersesuaian dengan kegiatan pembelajaran. Selain oleh dosen pembimbing,

intrumen ini pun diperiksa kelayakannya oleh para dosen ahli dari segi materi dan

kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judging. Instrumen bisa digunakan dalam

pengambilan data penelitian apabila telah melewati proses perbaikan dari hasil

koreksi pada tahapan judging serta telah melalui tahapan uji coba instrumen

kepada subjek yang serupa dengan subjek penelitian. Akan tetapi tidak semua

instrumen melalui tahapan uji coba. Hanya paket soal yang digunakan dalam

pretest-posttest saja yang diujicobakan.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Soal Pretest/Posttest

No. Jenjang

Kognitif Soal

Jumlah Soal

f %

1. C1 (mengingat) 7 35 2. C2 (memahami) 9 45 3. C3 (aplikasi) 2 10 4. C4 (analisis) 2 10

Jumlah 20 100

(a) Persentase Jenjang Kognitif Soal

No. Tingkat

Kesukaran

Jumlah Soal

f %

1. Sangat Mudah 3 15

2. Mudah 4 20

3. Sedang 11 55

4. Sukar 1 5

5. Sangat Sukar 1 5

Jumlah 20 100

(b)Persentase Tingkat Kesukaran Soal

No. Daya Pembeda

(%) Kategori

Jumlah Soal

f %

1. 0 Kurang baik 1 5

2. 11,11 Kurang baik 3 15

3. 22,22 Kurang baik 1 5

4. 33,33 Baik 6 30

5. 44,44 Baik 1 5

6. 55,56 Baik 4 20

7. 66,67 Baik 3 15

8. 100 Baik 1 5

Jumlah 20 100

(c) Persentase Daya Pembeda Soal

Kegiatan uji coba soal pretest/posttest dilakukan kepada 32 siswa kelas XI

di SMA Negeri 3 Bandung. Analisis hasil uji coba soal dilakukan dengan

(29)

32

soal, namun hanya 20 saja yang akhirnya dapat digunakan. Hal ini berdasarkan

pertimbangan besaran daya pembeda soal dari hasil analisis yang dilakukan.

Hasil analisis menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh adalah 14,19

dengan simpangan baku 3,33. Korelasi xy 0,13 dan reliabilitas atau keajegan

paket soal bernilai 0,23. Hasil analisis secara lengkap untuk soal-soal yang

digunakan dalam kegiatan pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan sebelum, selama dan setelah kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama dua kali

pertemuan. Pada pertemuan pertama dilakukan posttest dan pengisian setengah

bagian LKS. Pada pertemuan kedua LKS kembali dikerjakan sampai dengan

selesai kemudian ditutup dengan pengisian posttest dan angket motivasi.

Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai

materi respirasi yang akan diajarkan. Data ini diperlukan untuk mengetahui

kemajuan penguasaan konsep yang dicapai melalui kegiatan pembelajaran

menggunakan media animasi dari hasil pretest ke posttest.

Kegiatan pembelajaran dinilai oleh dua orang observer untuk setiap

pertemuan melalui pengisian rubrik observasi. Data ini digunakan sebagai data

pelengkap yang menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

berjalan dengan baik sehingga data penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa

(30)

33

Anjar Darajat, 2013 G. Analisis Data

Terdapat tiga jenis data yang didapat melalui instrumen-intrumen yang

digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan media animasi ini. Data

tersebut berupa data keberlangsungan kegiatan belajar dari rubrik observasi

pembelajaran, data penguasaan konsep dari hasil pretest-posttest dan data

motivasi belajar dari angket motivasi. Analisis yang digunakan terhadap data-data

tersebut lebih mengarah pada interpretasi hasil rata-rata skor/nilai yang didapat

dari masing-masing jenis data.

Pada data hasil penilaian kegiatan pembelajaran yang didapat melalui

pengisian rubrik observasi, hanya dilakukan pemberian skor sesuai kriteria yang

telah ditentukan sebelumnya. Hasil skoring dari setiap observer untuk setiap

pertemuan dijumlahkan dan diambil rata-rata skor untuk setiap pertemuan dan

pertemuan secara keseluruhan. Skor yang didapat diinterpretasikan untuk

mengetahui kategori kegiatan pembelajaran yang dilakukan menurut rentang nilai

total yang telah ditentukan sebagai data pendukung terhadap pencapaian

penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran menggunakan

media animasi.

Penyajian data hasil pretest-posttest dilakukan dengan melihat kemajuan

nilai yang didapat siswa dari pretest ke posttest. Kemajuan nilai siswa ini ditinjau

pula dari perbaikan jawaban siswa dari pretest ke posttest untuk setiap butir soal.

(31)

34

kognitifnya sehingga dapat dilihat kecocokan antara media animasi dengan

jenjang kognitif yang mampu ditingkatkan pencapaiannya oleh media animasi

tersebut.

Data motivasi belajar dari angket motivasi yang diberikan, dianalisis

menurut kategori motivasi Keller (1987). Hasil jawaban yang didapat

dikelompokkan menurut kategori dan jenis pernyataannya kemudian dilakukan

interpretasi dari jumlah jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS)

dan sangat tidak setuju (STS) yang didapatkan untuk masing-masing kategori dan

jenis pernyataan tersebut. Berdasarkan angket motivasi juga disajikan rata-rata

skor motivasi siswa secara keseluruhan dan dikategorikan menurut rentang

(32)

Anjar Darajat, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran menggunakan media animasi yang dilakukan siswa

kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sumedang secara umum memperlihatkan hasil

yang positif, baik untuk penguasaan konsep maupun motivasi belajar siswa.

Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh observer juga

menunjukkan perolehan nilai kategori baik untuk kegiatan pembelajaran yang

dilakukan selama dua kali pertemuan.

Proses dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tujuan

pembelajaran termasuk pencapaian penguasaan konsep dan motivasi belajar.

Kategori baik untuk kegiatan pembelajaran ini memperkuat bahwa data yang

diperoleh untuk profil penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa benar-benar

sebagai hasil penggunaan media animasi dalam pembelajaran dan dapat

memperkecil kesalahan data yang diakibatkan oleh proses kegiatan pembelajaran

yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Adanya peningkatan rata-rata nilai pretest ke posttest menggambarkan

pembelajaran dengan menggunakan media animasi dapat meningkatkan

penguasaan konsep siswa dalam materi sistem pernapasan khususnya subkonsep

pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh manusia. Walaupun persentase siswa

yang dapat mencapai nilai KKM sampai akhir posttest sedikit dan masih ada

(33)

72

animasi yang digunakan dalam pembelajaran cenderung dapat meningkatkan

penguasaan materi, karena dengan menggunakan media animasi siswa belajar

dengan menggunakan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus serta media

ini memperhatikan suatu proses yang bergerak (simulasi proses) sehingga lebih

mudah untuk memahami materi.

Bila dikelompokkan menurut jenjang kognitifnya, soal tipe C1 dan C2

adalah kelompok soal yang mengalami peningkatan jumlah siswa yang menjawab

benar. Media animasi ternyata lebih baik dalam meningkatkan kemampuan

mengingat dan memahami daripada kemampuan aplikasi dan analisis sehubungan

dengan fungsi animasi sebagai media untuk mendeskripsikan proses yang abstrak

menjadi lebih konkret.

Motivasi belajar siswa yang diukur menggunakan angket motivasi secara

keseluruhan juga menggambarkan keadaan yang baik. Aspek motivasi belajar

(Keller, 1987) yang paling muncul dalam pembelajaran menggunakan media

animasi ini adalah kepuasan (satisfaction) dan perhatian (attention), tapi rata-rata

skor yang diperoleh keempat aspek motivasi belajar ARCS tersebut masih dalam

rentang kategori motivasi belajar yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa media

animasi dapat merangsang motivasi belajar siswa dengan baik khususnya dalam

menjaga perhatian siswa selama pembelajaran dan siswa merasa sangat puas

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk subkonsep pertukaran gas O2 dan

(34)

73

Anjar Darajat, 2013 B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian yang dilakukan ternyata media

animasi berperan baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat

pembelajaran lebih menarik sehingga siswa merasakan suasana yang berbeda saat

belajar. Dengan begitu, untuk menjaga semangat belajar siswa selama kegiatan

pembelajaran, menggunakan tayangan animasi sebagai media pembelajaran dapat

dijadikan salah satu solusi yang baik. Akan tetapi perlu diperhatikan beberapa hal

dalam penggunaannya, diantaranya berkaitan dengan waktu penayangan, kondisi

kelas dan kejelasan tampilan animasi yang digunakan. Media animasi juga hanya

efektif dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami saja, jadi

diperlukan penekanan yang mendalam atau penggunaan media pembelajaran

pelengkap lainnya apabila siswa dituntut untuk menguasai kemampuan kognitif

yang lain.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahasa yang digunakan dalam

media animasi yang digunakan. Siswa ternyata kesulitan dalam memahami media

animasi yang berbahasa Inggris sekalipun di sekolah kategori RSBI. Perlu

ditambahkan subtitle dalam bahasa Indonesia atau dibuat animasi dalam versi

Indonesia. Media animasi ini sangat menarik bagi siswa dan dapat meningkatkan

semangat belajar. Sangat disayangkan apabila isi dari media animasi tidak

dipahami hanya dikarenakan kendala penggunaan bahasa.

Skripsi ini pun disadari masih terdapat banyak kekurangan terutama dalam

kegiatan penelitian menyangkut rancangan penelitian yang dilakukan. Penelitian

(35)

74

kegiatan pembelajaran, jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada

pertemuan pertama dan kedua berbeda sehingga banyak data yang tidak lengkap

dan akhirnya tidak terpakai. Lebih baik jika sampel yang diambil lebih dari satu

kelas, untuk menghindari terjadinya kekurangan data walaupun tidak salah jika

data yang digunakan sedikit jumlahnya apabila metode penelitian yang digunakan

sudah baik dan benar.

Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu, soal

pretest-posstest dan angket motivasi belum merata dari komposisi kategori yang

diujikannya baik itu menurut jenjang kognitif untuk soal pretest-posttest maupun

menurut kategori aspek motivasi untuk angket. Soal pretest-posttest akan lebih

baik jika komposisi soal C1, C2, C3 dan C4-nya merata atau bahkan ditambah

dengan soal C5 dan C6 sehingga jenjang kognitif yang tergambar lebih luas.

Begitupula dengan pernyataan pada angket motivasi. Komposisi pernyataan

dengan kategori attention, relevance, confidence dan satisfaction jumlahnya harus

sama dalam pernyataan positif dan negatif. Hal ini akan lebih memudahkan untuk

menentukan kemunculan kategori yang satu bila dibandingkan dengan kategori

(36)

Anjar Darajat, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Campbell, N. A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Ferdinand P., F. dan Moekti A. 2009. Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hamid, H. 2009. Retensi dan Pemahaman Konsep. [online]. Tersedia :

http://zaifbio.wordpress.com/2011/11/24/retensi-dan-pemahaman-konsep/. [14 Januari 2012].

Hamoraon. 2010. Model ARCS Keller. [online]. Tersedia

:http://www.vilila.com/2010/10/model-arcs-keller.html. [22 Desember 2011].

Hartoto. 2009. Penelitian Deskriptif. [online]. Tersedia :http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.pdf. [21 Desember 2011].

Keller, J. 2000. How to Integrate Learner Motivation Planning into Lesson Planning: The ARCS Model Approach. [online]. Tersedia :

http://www.arcsmodel.com. [9 September 2012].

Keller, J. 2006. What Is Motivational Design?. [online]. Tersedia: http://www.arcsmodel.com. [9 September 2012].

Kistinnah, I dan Endang S. R. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA/MA untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

(37)

76

O’Day, D. H. 2006. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, High-Quality Teaching Animations. [online]. Tersedia: http://www.cellbiologyeducation.com. [12 Februari 2011].

Poulsen, A., et all. 2008. ARCS Model of Motivational Design. [online]. Tersedia: http://www.torreytrust.com/images/ITH_Trust.pdf. [9 September 2012].

Rahmattullah, M. 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar. [online]. Tersedia :

http://jurnal.upi.edu/file/17-Muhammad_Rahmattullah.pdf. [22 Desember 2011].

Riandi. 2002. Media Pembelajaran Biologi. [online]. Tersedia

:http://upi.edu/JurusanPendidikanBiologi/Media_pembelajaran_biologi.pdf. [18 November 2011].

Rustaman, N.Y., et al. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Sanaky, H.A.H. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kaukaba.

Santyasa, I W. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_ SEKOLAH/194704171973032-MULIATI_PURWASASMITA/ MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf. [19 Maret 2012].

Shellnut, B.J. 1998. John Keller A Motivating Influence in The Field of Instructional System Design. [online]. Tersedia :

http://peoplelearn.homestead.com/Keller.Bio.pdf. [22 Desember 2011].

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Tirman. 2009. Motivasi dalam Pembelajaran. [online]. Tersedia

:http://tirman.wordpress.com/motivasi-dalam-pembelajaran. [22 Desember 2011].

Warpala, I W.S. 2010. Media Pembelajaran : Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi, dan Karakteristiknya. [online]. Tersedia

(38)

77

Anjar Darajat, 2013

Wijaya S.,A. 2006. Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis Internet untuk Materi Struktur dan Fungsi Sel. [online]. Tersedia

Gambar

Tabel 4.19 Rekapitulasi Jawaban Angket Motivasi untuk Pernyataan Positif
gambar diagram alur proses pembelajaran berikut ini.
Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Pembelajaran (sumber : dokumentasi pribadi)
Tabel 3.1 Kategori Penilaian Kegiatan Pembelajaran (Arikunto, 2010) Nilai Total Penilaian Kegiatan Pembelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN TANPA MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DALAM.. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA MATERI POKOK

Perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa yang diajar menggunakan multimedia (animasi) dan media charta pada materi sistem ekskresi pada manusia di kelas XI SMA Negeri

Hal ini menunjukan penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi lebih baik daripada

Animasi 3 Dimensi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem Dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia Pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB.. Universitas Pendidikan Indonesia

Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan manusia, antara kelas eksperimen yang

VALIDITAS DAN KETERLAKSANAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBAHASA INGGRIS BERBASIS METAKOGNITIF PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA.. VALIDITY AND PRACTICALITY OF

Buku pengayaan biologi materi sistem pernapasan manusia untuk siswa SMA/MA kelas XI semester II yang telah dikembangkan berdasarkan hasil penilaian 3 dosen ahli materi, 3 dosen

Model pembelajaran Project Based Learning yang berbasis proyek sangat cocok digunakan pada materi sistem pernapasan pada manusia karena materi sistem pernapasan pada manusia banyak