SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
DiajukanOleh : YUNITA ESTI PRATIWI
1013010172/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO SURABAYA
SKRIPSI
DiajukanOleh : YUNITA ESTI PRATIWI
1013010172/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
PERSONAL PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO
SURABAYA
yang diajukan
Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal :
Mengetahui
Ketua Program Studi
DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA
PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO
SURABAYA
yang diajukan
Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal :
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
PERSONAL PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO
SURABAYA
yang diajukan
Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : 19 Desember 2013
Mengetahui
Ketua Program Studi
DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA
PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO
SURABAYA
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK,
PARTISIPASI PEMAKAI, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL
PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO SURABAYA ”.
Maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk
memperoleh gelar S-1 yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.
Selain itu peneliti jug dapat mencoba menerapkan dan membandingkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan
yang ada di dunia kerja.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan
dan terwujud dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Bapak Dr. HeroPriono, SE, MSi, AK, CA selakuKetua
ProgramStudiEkonomiAkuntansi UPN “Veteran” Jatim.
4. Ibu Dra. Ec. Hj. Sri Hastuti, Msi selaku dosen wali dan juga dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penyusunan skripsi dari
awal hingga akhir tanpa pernah hentinya memberikan semangat dan dukungan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jawa
Timur khususnya Program Studi Akuntansi yang telah banyak memberikan
ilmu yang kelak bermanfaat.
6. Bapak Sudarsono selakuPimpinan Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya
yang telah diberikan izin melakukan penelitian skripsi dari awal hingga akhir .
7. Staff dan karyawan Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya yang juga
banyak membantu memberikan masukan dalam proses penelitian skripsi ini.
8. Bapak Slamet Harianto, alm. Subhanallah bapak, anakmu akhirya bisa
menyelesaikan pendidikan sarjana tepat waktu. Doaku selalu menyertaimu
bapak, engkau sudah tenang di sisi Allah Swt. Amin
9. Ibuku tercinta Weni Astuti, seorang single parent yang tiada hentinya selalu
memberikan suport dan doa. Entah berapa kali tetesan air mata yang kau
keluarkan ibu. Terima kasih Ibu.
10.Eyang Putri tersayang, sosok ibu kedua yang menjadibagian terpenting dalam
hidup saya hingga sampai saat ini. Terima kasih eyang
11. Keluarga di rumah, Om Aan dan Tante Anik yang juga selalu suport dan
12.Ibu Rohani selaku pembina paduan suara Gita Widya Giri terima kasih atas
bantuan yang ibu berikan selama ini. Tetap setia membina paduan suara Ibu.
13.Bapak Ignatius Irwan selaku pelatih paduan suara Gita Widya Giri terimakasih
telah memberikan materi-materi vokal sehingga bergabung di choir bukanlah
hal yang keliru.
14.Sahabat saya Ratna yang selalu menemani setiap saat , tangis canda tawa kita
lewati 4 tahun ini. Banyak kata yang tak sanggup menggambarkan ,terima
kasih sahabat.
15.Sahabat Ardila, terima kasih banyak memberikan keceriaan sejak mengenalmu
sahabat. Jangan pernah lupa waktu yang telah kita lalui bersama. Semoga
kesuksesan selalu menyertai kita.
16. Sahabat Arif, sahabat paling pinter, paling ganteng. Terima kasih sudah sabar
dan tiada hentinya memberikan tawa canda , dan mendengarkan setiap keluh
kesah yang ada. Terima kasih sahabat.
17. Sahabat Dewi dan Ovi. Walaupun kadang waktu yang kita habiskan kurang
banyak tapi momen saat sama kalian adalah momen yang paling dinanti.
18.Teman-teman Angkatan 2010 Akuntansi, mulai dari teman semester 1 kelas E
hingga teman kelas diperkuliahan terakhir semester 7.
19. Teman-teman KKN 28, especiallyRosita terimakasih banyak untuk
bantuanmu kawan. Walau baru kenal saat kkn tapi banyak hal amazing yang
kita bisa ceritakan bersama.
20. Indri , mbak Wanda dan Cece Suci, terima kasih untuk suport dan dukungan
21. Keluargaku dan singer-singer kesayangan dari alumni, senior, junior GWG,
kalianlah keluarga yang tak akan pernah terlupakan. Banyak pengalaman
bergabung di GWG. Teruskan meraih prestasi ya GWG. Go internasional.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
serta masukan yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyusunan
skripsi ini terdapat kesalahan baik sengaja ataupun tidak sengaja.
Surabaya,20 Februari 2014
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1
1.2. RumusanMasalah ... 7
1.3. TujuanPenelitian ... 7
1.4. ManfaatPenelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PenelitianTerdahulu ... 9
2.1.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 13
2.2. LandasanTeori ... 14
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 14
2.2.1.1. Peranan SIA dalam Organisasi Perusahaan ... 15
2.2.1.2. Jenis Sistem Informasi Akuntansi ... 16
2.2.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SIA ... 24
2.2.3.1.Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 25
2.2.3.2. Partisipasi Pemakai (X2) ... 26
2.2.3.3. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3) ... 27
2.2.3.4. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4) ... 27
2.2.4. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap SIA... 28
2.2.5. Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap SIA ... 30
2.2.6. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal terhadap SIA ... 32
2.2.7.Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan terhadap SIA ... 33
2.3. KerangkaPikir ... 34
2.4. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian ... 37
3.2. OperasionalisasidanPengukuranVariabel ... 37
3.2.1. DefinisiOperasional ... 37
3.2.2. Pengukuran Variabel ... 39
3.4.1.Jenis Data ... 47
3.4.2. Sumber Data ... 47
3.4.3. Pengumpulan Data ... 47
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 48
3.5.1. Teknik Analisis ... 48
3.5.2. Uji Hipotesis ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 55
4.1.1. Karakteristik Responden... 56
4.1.2. Deskripsi Data Variabel... 57
4.2. Hasil Penelitian ... 64
4.2.1. Goodness of Fit Outer Model ... 65
4.2.1.1. Uji Convergent Validity ... 65
4.2.1.2. Uji Composite Realibility ... 70
4.2.1.3. Uji Discriminant Validity ... 71
4.2.2Pengujian Hipotesis ... 72
4.2.2.1. Goodness of Fit Inner Model (Uji Model Struktural) ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 80
5.2. Saran ... 80
5.3. Keterbatasan dan Implikasi ... 82
5.3.1. Keterbatasan Penelitian ... 82
5.3.2. Implikasi Penelitian ... 82
PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI, TEKNIK PERSONAL PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA
DARMO SURABAYA
Yunita Esti Pratiwi
Abstrak
Penggunaan informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, teknik personal pemakai, program pendidikan dan pelatihan yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dengan cara menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh responden sedangkan data sekunder dengan cara mencatat data-data yang terkait sebagai pendukung penelitian. Untuk memenuhi tujuan penelitian menggunakan alat uji partial least square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak dan teknik personal pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah
berkembang pesat dibandingkan waktu dulu, misalnya yang terdapat pada
bidang komunikasi. Perkembangan pengolahan data merupakan suatu
pengaruh dari teknologi informasi tersebut. Berbagai macam alat
komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya seperti internet, telepon
seluler, dsb. Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi
Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai Sistem Informasi
Akuntansi dan pemakaian dari Sistem Informasi Akuntansi itu sendiri.
Soegiharto (2001) dan Jen (2002) dalam Almilia (2007), mengemukakan
bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi, antara lain : keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi,
ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan
pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi
departemen sistem informasi.
Persaingan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan
lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan – tekanan
dan bergejolak akibat kemajuan di bidang komunikasi, transportasi, dan
teknologi. Persaingan menjadi global dan tidak mengenal batas. Dengan
itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta,
dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif dan
efisien. Informasi merupakan hal yang kritis bagi perusahaan terutama
dalam hal pengambilan keputusan. Suatu informasi yang baru (atau paling
tidak te;ah ditingkatkan mutu secara besar – besaran) akan menggantikan
sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai. Karena sisten
informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan nama sumber
daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan
(data) menjadi keluaran (informasi) untuk mencapai sasaran perusahaan
dan fungsi sistem akuntansi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat
bantu pencapai tujuan melalui penyediaan informasi.
Sistem informasi akuntansi dapat dinilai kinerjanya, agar tidak
membawa kegagalan dalam perusahaan. Penggunaan informasi diharapkan
dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang
digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan
informasi dan penentu kesuksesan perusahaan. Sistem informasi akuntansi
memberikan manfaat yang besar untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Secara tipikal, suatu sistem dikatakan berhasil jika dipenuhi
persepsi pemakai atas kualitas sistem lebih baik dari sebelumnya atau
kepuasa pemakai informasi meningkat (Susilatri dkk, 2010). Dalam tahap
perancang dan analis sistem informasi dapat mendesain sistem yang
mampu bekerja sama dengan pemakai sistem informasi (user). Agar tidak
ada hambatan dalam pemakaian sistem informasi, maka diusahakan agar
sistem tersebut mudah digunakan dan fleksibel. Karena secanggih apapun
sistem yang dibuat, namun seandainya dalam perencanaan sistemnya tidak
memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya, maka dapat
dipastikan akan terjadi hambatan – hambatan yang disebabkan adanya
ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan pemakainya. Untuk itu
dalam perancangan sistem, sebaiknya pemakai dapat terlibat aktiv,
demikian juga sampai pada proses pengujiannya.
Teknologi komputer juga mempengaruhi sistem pengendalian atas
bekerjanya sebuah sistem. Mungkin banyak orang menduga bahwa
manipulasi tidak akan terjadi dalam perusahaan yang menggunakan
komputer sebagai alat bantu dalam pemrosesan data. Namun beberapa
sumber mengatakan manipulasi komputer merupakan industri baru yang
berkembang pesat bagaikan jamur dimusim hujan. Dengan alasan ini,
secara umum diperlukan suatu tambahan pertimbangan dalam menentukan
resiko pengendalian. Pertimbangan yang patut diperhatikan adalah
pengendalian komputer, yang meliputi pengendalian umum dan
Ada beberapa alasan mengapa pengendalian merupakan hal pokok
dalam sistem informasi yang mengandalkan komputer. Pertama, terdapat
gejala bahwa manajemen semakin sadar sepenuhnya terhadap informasi
dari sistem yang diolah dengan komputer, kecermatan dan kehandalan
laporan merupakan fungsi pengendalian dalam pengolahan data. Kedua,
meningkatnya sumber daya yang dialokasikan pada aktivitas sistem
penggunaan komputer demikian proses pengendalian semakin diperlukan
untuk memperoleh kepastian bahwa sumber daya sumber-nya tersebut
telah digunakan secara efektif. Ketiga, kemungkinan timbulnya
permasalahan pengendalian dalam sistem yang menggunakan komputer
demikian besar. Disamping itu banyak bukti yang menunjukkan
kelemahan sistem pengendalian dalam perusahaan dewasa ini.
Bank DKI cabang Raya Darmo merupakan Bank yang struktur
pemegang saham terbesar 99,86% dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta,
sedangkan 0,14% dimiliki oleh PD Pasar Jaya. Dalam aktivitas perbankan
yang umum dilakukan Bank DKI cabang Raya Darmo adalah keterlibatan
langsung sistem informasi sebagai hal terpenting dalam membantu
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan interaksi dengan nasabah
maupun dengan pemegang saham. PT. Bank DKI cabang Raya Darmo
dengan menggunakan sistem informasi perbankan yaitu DBS-IBS atau
yang disebut dengan Branch Delivery System-Integrated Banking System
diharapkan sistem ini dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem
terintegrasi dengan baik. Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem
informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan dari pemakai sistem
informasi akuntansi itu sendiri (User Accounting Information System
Satisfaction) dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi (User
Accounting Information System Use). Kinerja tersebut dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang meliputi dukungan manajemen puncak, partisipasi
pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan dan
pendidikan pemakai sistem informasi akuntansi (Jen 2002) dalam Almilia
(2007).
Kenyataan yang ada dalam perusahaan, terdapat beberapa
permasalahan yang ada didalam perusahaan, yaitu pertama, sering terjadi
human error seperti terjadi kesalahan staf dalam menyalin dan mengisi
data, kesalahan dalam melakukan perhitungan, kesalahan pengisian nomor
dokumen dan kehilangan atau kerusakan dokumen fisik. Dan banyak
dokumen dengan nama nasabah yang kurang tampak sehingga ketika
mencari dokumen salah satu nasabah akan makin menyulitkan karena
harus mencari satu persatu secara manual. Kedua, para pemakai sering
merasa kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi baru yang
diterapkan perusahaan. Karena sistem baru tersebut belum disosialisasikan
terlebih dahulu kepada para karyawan. Hal ini dapat menyebabkan
terutama dalam segi reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Contohnya :
salah menginput bunga deposito dan menginput nominal.
Namun kesalahan yang paling sering terjadi adalah staf tersebut
salah dalam menginput jenis transaksi. Sebagai contoh yaitu terdapat
nasabah yang melakukan transaksi setor, namun staf tersebut tidak
menginput ke dalam setor melainkan ke dalam sistem tarik tunai. Hal
tersebut mengakibatkan penjurnalan debit dan kredit yang salah serta
berdampak pada saldo akhir yang tidak seimbang atau sama. Karena
adanya kesalahan tersebut, harus dilakukan pengoreksian ulang kesalahan
dengan menjurnal ulang menggunakan jurnal koreksi yang dapat memakan
waktu yang cukup lama.
Berdasarkan uraian diatas yang telah peneliti jelaskan, maka
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya ?
2. Apakah partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya ?
3. Apakah kemampuan teknik personal pemakai berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo
Surabaya ?
4. Apakah program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya
Darmo Surabaya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk membuktikan secara
empiris apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai,
kemampuan teknik personal pemakai, program pendidikan dan pelatihan
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang
Raya Darmo Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Sebagai saran untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori
yang telah diperoleh selama masa studi, serta dapat menambah
pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang
dihadapinya sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
b. Bagi Praktisi
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pengguna yaitu, manajemen dapat memaksimalkan kinerja sistem
informasi akuntansi dalam menghasilkan kualitas informasi untuk
menentukan kebijakan atau langkah yang harus diambil dan diterapkan
oleh perusahaan.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak –
pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan
pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai
berikut :
1. Sari (2012)
Judul :
“ Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya”.
Rumusan Masalah :
“ Apakah faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal
sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada kantor cabang PT.
Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya?”
Hasil Penelitian :
1. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) berpengaruh signifikan
dengan partisipasi pemakai (X1) dalam proses pengembangan dan
operasional sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi
akuntansi (Y) akan meningkat apabila keterlibatan pemakai
2. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi (X2).
3. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) tidak berpengaruh
signifikan terhadap program pelatihan dan pendidikan pemakai
(X3).
2. Indyanti (2009)
Judul :
“ Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi di PT. Wangta Agung I Surabaya”.
Rumusan Masalah :
Apakah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan
kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi PT. Wangta Agung I Surabaya ?
Hasil penelitian :
1. Kinerja sistem informasi akuntansi memiliki hubungan positif
signifikan dengan partisipasi pemakai dalam proses pengembangan
sistem.
2. Kinerja sistem informasi akuntansi memiliki hubungan positif yang
signifikan dengan dukungan manajemen puncak dalam proses
pengembangan dan operasional sistem informasi. Kinerja sistem
informasi akuntansi akan meningkat apabila manajemen puncak
3. Kinerja sistem informasi akuntansi tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kemampuan teknik personal pemakai sistem.
3. Lailaturrokmah (2012)
Judul :
“ Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Rungkut ”.
Rumusan Masalah :
Apakah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan
manajemen puncak, pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. PLN (Persero)
UPJ Rungkut.
Hasil penelitian :
Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan
manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan
secara bersama-sama mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi dan secara parsial faktor program pelatihan dan
pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi sedangkan faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik
personal dan dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh positif
4. Anggraeni (2011)
Judul :
“ Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya”.
Rumusan Masalah :
Apakah faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal,
dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan
berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya ?
Hasil peneltian :
Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengujian hipotesis yang
telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja
sistem informasi akuntansi berpengaruh secara positif signifikan
dengam variabel partisipasi pemakai (X1). Partisipasi pemakai
yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka akan
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan
kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap kemampuan teknik personal (X2),
dukungan manajemen puncak (X3), dan program pelatihan dan
pendidikan (X4).
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan
sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya.
dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang
dimaksudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan
penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hipotesis
informasi pada Kantor Cabang
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya
Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara
Diduga partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT Wangta Agung Surabaya.
3 Lely Yunita
Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT.PLN (Persero) UPJ Rungkut.
4 Oriana
Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya
5 Yunita Esti positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
HЇ = Partisipasi Pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. HЈ = Kemampuan Teknik Personal pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
HЉ = Program Pendidikan dan Pelatihan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem adalah gabungan berbagai elemen yang berinteraksi dan
secara bersama berfungsi untuk mencapai tujuan. Sistem merupakan
kumpulan elemen-elemen yang menimbulkan hubungan satu dengan
lainnya. Bodnar (1995) dalam Almilia (2007).
Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari
seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi
akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu
perusahaan. Agar data keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh
pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data tersebut
perlu disusun dalam bentuk – bentuk yang sesuai. Untuk dapat
menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai
juga, diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan pengolahan data
akuntansi dalam perusahaan.
Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan (1994:3) sistem
informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang
mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan
yang relevan kepada pihak diluar perusahaan ( seperti kantor pajak,
investor, dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen).
Definisi yang lain diberikan oleh Barry E. Cushing yang dikutip
sumberdaya manusia dan modal dalam suatu organisasi, yang bertugas
untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang
diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data transaksi.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan pihak manajerial
dalam pengambilan yang relevan, akurat, dan tepat waktu.
2.2.1.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem
informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat
kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan
dalam aktivitas – aktivitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat
yang langsung tertarik antara lain adalah dari pelanggan, supplier,
pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan
berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.
Dalam pada itu, organisasi adalah sekelompok orang atau unit
yang melakukan kegiatan, termasuk pengambilan keputusan, secara
terkoordinasi guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai suatu sistem,
setiap organisasi menerima berbagai input dan mentransformasikannya
menjadi suatu produk barang dan jasa. Sebuah perusahaan yang bergerak
di bidang manufaktur mentransformasikan bahan baku, upah dan input
lainnya kedalam bentuk produk nyata, seperti misalnya sepatu, mebel,
akan berusaha mencapai tujuannya dengan mengalokasikan sumber
dayanya secara optimal melalui pengambilan keputusan. Informasi,
dengan demikian memiliki nilai ekonomis, sepanjang dapat memberikan
kontribusi kepada pengambilan keputusan alokasi sumberdaya yang
efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan demikian,
informasi merupakan sumber daya organisasi yang paling penting.
( Widjajanto, 2001 : 14).
2.2.1.2. Jenis Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat berbagai macam jenis sistem informasi berbasis
komputer yang dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu (Bodnar dan
Hopwood, 2006:6-8).
1. Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing (EDP)
Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan
pengolahan data dan transaksi – transaksi dalam suatu organisasi.
EDP adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2. SIM (Management Information System)
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan
informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. SIM
menyediakan beragam informasi diluar yang berkaitan dengan
pengolahan data dalam organisasi, misalnya :
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah
ikhtisar penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi prduksi. Kebanyakan dari
informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah
ikhtisar persediaan dan informasi biaya.
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan informasi
untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah
ikhtisar pajak upah, gaji dan informasi manfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan SIM yang menyediakan informasi
untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari
informasi disediakan oleh aplikasi – aplikasi sistem informasi
akuntansi organisasi, misalnya adalah ikhtisar arus kas dan
informasi pembayaran.
3. Sistem Pendukung Keputusan – Decision Support System (DSS)
Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS
mensyaratkan pengguna model – model keputusan dan basis data
4. Sistem Pakar – Expert System (ES)
Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang
memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk
bertindak.
5. Sistem Informasi Executive – Executive Information System (EIS)
Dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak.
EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih informasi yang
telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak.
6. Sistem Informasi Akuntansi
Sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah
data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah SIA lebih luas dari itu
guna mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna
teknologi informasi dan pengembangan sistem.
2.2.1.3. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi selalu berkembang selama masa hidup dan
sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus
mampu menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang
berlaku saat ini, dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut
akan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh
pemakai internal dan pemakai eksternal.
Menurut Wilkinson (1990:12) terdapat beberapa tahap proses
1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang dalam
tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal
proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.
2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis sistem informasi. Tahap
ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari
sistem informasi dan juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.
3. Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya
yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan
dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa
memilih peralatan yang paling sesuai.
4. Implementasi sistem, terdiri dari langkah – langkah seperti
perlengkapan rincian untuk rancangan yang telah disusun,
pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan, penginstalasian dan
penyajian peralatan serta penerapan awal dari sistem itu.
5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan
manajemen dari sistem yang telah disusun. Secara berkala atau
berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem
dan kendala keluaran.
2.2.1.4. Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Akuntansi
Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem
informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi
yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme
atau dengan bantuan komputer. (Baridwan, 1994 :127)
Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau
mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi
prosedur dan pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan
sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit
serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer.
(Baridwan, 1994 : 127).
Gambar.1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Bukti
Transaksi
Laporan
keuangan
Jurnal
Buku
Besar
Buku
Pembantu
Gambar.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta, Hal 128.
2.2.1.5. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam dua
kelompok : a. kelompok internal, dan b. kelompok eksternal. Kelompok
internal meliputi para manajer yang terdapat didalam perusahaan itu
sendiri yang kebutuhannya sangat tergantung pada jenjang organisasi
atau pada fungsi tertentu yang dilaksanakannya. Karakteristik
kebutuhan informasi pada setiap jenjang manajemen yang dibagi
kedalam tiga bagian, yaitu jenjang manajemen bawah (lower), jenjang
manajemen madya (middle), dan jenjang manajemen puncak (top).
Jenjang manajerial terendah informasi yang dibutuhkan lebih banyak
bersifat pengendalian, misalnya informasi untuk mengawasi absensi,
pengendalian barang di gudang, ataupun pengendalian jadwal produksi.
Untuk jenjang yang lebih tinggi akan lebih banyak waktu yang
dibutuhkan untuk perencanaan, misalnya menetapkan strategi
penjualan, perumusan rencana pembukaan cabang baru. Para manajer
yang berada di jenjang lebih bawah cenderung memerlukan informasi
yang bersifat rutin dan terinci. Sedangkan yang berada pada jenjang
yang lebih tinggi cenderung memerlukan informasi yang bersifat
ikhtisar. Manajer yang berada pada jenjang lebih tinggi cenderung
memerlukan informasi yang lebih banyak menyangkut situasi dan
kondisi eksternal. Sedangkan manajemen yang berada pada jenjang
yang lebih bawah akan cenderung memerlukan informasi internal.
Kelompok eksternal pada umumnya memerlukan informasi yang
bersifat umum dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
perhitungan rugi-laba, laporan arus kas, disertai dengan berbagai
penjelasannya. Pengertian umum dalam hal ini adalah dapat
dipergunakan oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusunan informasi
ini didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
pula.(Widjajanto, 2001:14).
2.2.1.6. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson (1990:7) sistem informasi dalam dunia bisnis
dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :
1. Menyajikan informasi yang mendukung operasi harian.
2. Menyajikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan.
Dua tujuan utama menyangkut kepentingan pemakai internal dan
eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal, hampir
semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan
data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya
sebagian.
2.2.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat
dengan cara bagaimana sistem tersebut dapat memproses informasi
dengan baik. Khalil (1997) dalam Almilia (2007) mengukur efektifitas
sistem informasi dengn menggunakan kepuasan pemakai dan
pemakaian sistem. Soegiharto (2001) dalam Almilia (2007) mengukur
kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi
akuntansi kedalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan
pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Choe (1996) dan
Soegiharto (2001) dalam Almilia (2007). Penelitian ini mengukur
kinerja SIA dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai SIA dan
pemakaian SIA itu sendiri oleh para karyawan pada Departemen
Akuntansi, Keuangan dan Perpajakan dalam membantu menyelesaikan
pekerjaan mereka untuk mengolah data – data keuangan menjadi
informasi Akuntansi.
1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan Mignen (1990)
pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam
mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean
(1992) seperti yang dikutip oleh Soegihrto dalam Almilia (2007)
mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan,
penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan
manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan
pemakai.
2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang
dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson
(1984) dalam Almilia (2007) menunjukkan sistem informasi yang
banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem
informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Jahangir et al (2000) dalam Almilia (2007) menunjukkan
perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri
sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan
penelitian mengenai sistem informasi.
2.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam
menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor – faktor yang
merupakan hal diluar sistem akuntansi, tetapi menentukan
keberhasilan dari suatu sistem. Faktor – faktor itu antara lain adalah
perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif,
2.2.3.1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Menurut Jen (2002) dalam Almilia (2007), berpendapat bahwa
semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif
antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
Menurut Supriyono (1986:46) mengemukakan manajemen
puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi
perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam
kesuksesan perusahaan.
Menurut Glueck dan Jauch (1991:68) mengemukakan bahwa
manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada
dipuncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelagsungan hidup
dan keberhasilan perusahaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
dukungan manajemen puncak menurut peneliti adalah dukungan atau
dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan
dan yang bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan
keberhasilan perusahaan.
2.2.3.2. Partisipasi Pemakai (X2)
Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional
memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai
tanggungjawab pencapaian tujuan itu (Davis, 1996:179)
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui
secara luas dan literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan
sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai
tahap implementasi sistem informasi (Setianingsih, 1998:195).
Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam
partisipasi kerja, antara lain :
1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berati
keterlibatan mental dan emosional para pegawai daripada hanya
berupa aktivitas fisik.
2. Motivasi kontribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang-orang
untuk memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk
menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai
tujuan organisasi.
3. Penerimaan tanggungjawab, partisipasi berarti mendorong
orang-orang untuk menerima tanggungjawab dalam aktivitas kelompok.
Partisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang
bertanggungjawab daripada hanya sekedar pelaksana yang tidak
bertanggungjawab.
Dari teori diatas, kenyataan yang dapat kita temui bahwa
suatu sistem informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai
dapat menyampaikan keinginan mereka berkaitan dengan proses
pengembangan sistem.
2.2.3.3. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3)
Menurut Jen (2002) dalam Almilia (2007) berpendapat bahwa
semakin tinggi kemampuan teknik personal SIA akan meningkatkan
kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
kemampuan teknik personal SIA dengan kinerja SIA. Pendekatan
pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan perilaku didasari
pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri
daripada pengalaman orang lain.
Dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah
kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem informasi organisasi.
2.2.3.4 Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)
Sebagai proses pelatihan, departemen personalia dan para manajer
harus menilai kebutuhan, tujuan – tujuan atau sasaran program, isi dan
prinsip – prinsip belajar. Uraian langkah – langkah yang seharusnya
diikuti sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditunjukkan pada orang
yang bertanggungjawab atas program pelatihan harus mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan karyawan dan organisasi agar dapat menentukan
instruktur dalam departemen personalia, langkah-langkah pendahuluan
ini hrus dilakukan untuk mengembangkan suatu program efektif
(Martoyo, 2000:63-64)
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahun dan keahlian
seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk
mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas
baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi
juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru.
Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih
mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin
tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang
terdidik dan terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam melaksanakan
suatu pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan baik dari
produktivitas, baik kuantitas/jumlah maupun kualitas/mutu. Tenaga
kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan
mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktivitasnya
baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan
(Handoko, 2000:103-104).
Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap
tahap siklus pengembangan sistem yang meliputi perencanaan,
perancangan, implementasi dan tanggungjawab atas kelangsungan
hidup dan kesuksesan perusahaan.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian
sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan
keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada
(Jen, 2002:139).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2011) dalam
Jen (2002) menemukan hubungan yang positif atas dukungan
manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak
menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil
penelitian Choe (1996) dalam Jen (2002) yang menemukan adanya
hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara
kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak
dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntasi yaitu teori kelompok. Teori
Kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar
pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan
Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya,
maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin
yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai
pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan
pimpinan kepada bawahan (Thoha, 2004:288).
Menurut Thoha (2004:288) bila manajemen puncak memberikan
dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan
tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan
kepuasan terhadap pemakai informasi tersebut.
Teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para pemimpin yang
memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh
yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk
bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan
pimpinan kepada bawahan.
2.2.5. Pengaruh Partisipasi Pemakai (X2) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan
personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sistem
informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa
Hwang (1999) dalam Jen (2002), mengatakan bahwa keterlibatan
pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka
kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan
memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Teori pendukung keterlibatan/partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh
McGregor (1957) asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut :
a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang
alamiah seperti bermain, bila pekerjaan yang dikerjakan tidak
menyenangkan, mungkin itu karena cara melakukan pekerjaan
tersebut dalam organisasi.
b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat
diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.
c. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk
diterima dilingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi,
seperti juga untuk kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi
kebutuhan pokok dan rasa aman.
d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan
sesuatu tanggungjawab bila mereka memperoleh bimbingan,
pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.
e. Kebanyakan orang mempunyai untuk menyelesaikan masalah secara
Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan keterlibatan
pemakaian sistem informasi akuntansi dapat ditarik kesimpulan bahwa
bentuk dari peran peserta karyawan dalam partisipasi pemakai
mendorong orang-orang untuk menerima tanggungjawab dan mampu
menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi
tersebut adalah untuk menciptakan kepuasan pemakai sistem informasi
(Davis, 1996:162).
2.2.6 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal (X3) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu
atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan
sistem informasi organisasi. Dengan menggambarkan apa yang terjadi
pada mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi
mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku
alternatif dalam situasi yang lain.
Jen (2002) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan
positif antara Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan
yang rendah akan mengakibatkan Kemampuan Teknik Personal
sumber daya atau rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para
karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi
menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem
informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.2.7 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan (X4) terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Pelatihan merupakan suatu proses dimana orang-orang mencapai
kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh
karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi (Mathis
dan Jackson, 2002:5).
Jen (2002:140) menyatakan bahwa sebuah program pelatihan
maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau
meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem
informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut
menjadi lebih puas dan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih
puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan
baik.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan
dan pelatihan pemakai merupakan suatu usaha sosialisasi sebagai
bentuk peningkatan kemampuan dalam memahami dan memakai sistem
informasi akuntansi secara benar dan baik yang dilakukan oleh suatu
pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk
mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta
keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada
peningkatan kinerja.
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori – teori
yang telah dikemukakan maka kerangka pemikiran teoritis dapat
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran
Uji Partial Least Square (PLS)
Dukungan Manajemen
Puncak (X1)
Partisipasi Pemakai
(X2)
Kemampuan Teknik
Personal (X3)
Program Pendidikan dan
Pelatihan (X4)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu
masalah serta untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah diduga bahwa :
H1 = Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi.
H2 = Partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
H3 = Kemampuan teknik personal pemakai berpengaruh positif terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi.
H4 = Program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh positif
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi yang dilakukan oleh karyawan pada PT. Bank DKI Cabang
Raya Darmo Surabaya.
3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat)
variabel bebas (X) yaitu, Dukungan manajemen puncak (X1), partisipasi
pemakai (X2), kemampuan teknik personal pemakai (X3), program
pendidikan dan pelatihan pemakai (X4), dan 1 (satu) variabel terikat (Y)
yaitu Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Adapun definisi operasional dari masing masing variabel tersebut
A. Variabel Bebas
1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Dukungan manajemen puncak adalah suatu dorongan yang
dilakukan oleh sekelompok eksekutif yang terlibat dalam kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pengarahan dan pengawasan dalam pengembangan sistem
informasi (Anggraeni, 2010).
2. Partisipasi Pemakai (X2)
Partisipasi pemakai yaitu perilakuperilaku, penugasan
-penugasan dan aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh pemakai atau
wakil-wakilnya selama proses pengembangan sistem
(Kamto, 2010).
3. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3)
Kemampuan teknik personal pemakai dibedakan kedalam
kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Kemampuan
teknik personal diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat
pendidikan pemakai sistem informasi (Asep, 2006).
4. Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai (X4)
Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu suatu
langkah awal yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan
kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi
B. Variabel Terikat
1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) adalah peniliaian
atas efektifitas sistem informasi akuntansi didalam organisasi
berdasarkan sasaran, standar dari kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya (Mulyadi, 2007:359).
3.2.2 Pengukuran Variabel
Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Setianingsih dan
Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 5 item
pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :
1. Manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap
kinerja.
2. Harapan tinggi terhadap penggunaan sistem informasi.
3. Keterlibatan aktif dalam perencanaan operasi sistem informasi.
4. Keterlibatan diri dalam masalah yang berhubungan dengan
sistem informasi di perusahaan.
5. Kemahiran dalam menggunakan komputer.
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala
yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan
jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban
sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai
7 titik. Dengan pola sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Penilaian yang digunakan adalah, penilaian 1-3 menunjukkan
perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem,
dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak
tidak baik, nilai 4 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang
tinggi, perencaaan operasi sistem, dan penggunaan komputer
untuk kinerja sistem informasi untuk Dukungan Manajemen
Puncak cukup tinggi, nilai 5-7 menunjukkan perhatian tinggi,
harapan tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan
komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak sangat baik.
b. Partisipasi Pemakai (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Soegiarto dalam Setianingsih dan Indriantoro
(1998) dan Anggraeni (2010) dengan 5 item pertanyaan. Indikator
variabel sebagai berikut :
1. Tingkat partisipasi menetapkan kelayakan dalam
2. Prosedur pengendalian dari sistem informasi yang
dikembangkan.
3. Pembuatan pengendalian dan keamanan sistem yang
dikembangkan.
4. Tingkat partisipasi dalam pengujian sistem.
5. Kegiatan pelatihan untuk para pemakai sistem.
Skala pengukuran data yang digunakan adakah skala
interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial
yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan
jawaban sangat poitifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban
sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai
7 titik. Dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan
pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem,
rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi
Pemakai tidak baik, nilai 4 menunjukkan pengembangan,
prosedur pengendalian, keamanan sistem untuk Partisipasi
Pemakai cukup baik, 5-7 menunjukkan pengembangan, prosedur
pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian
c. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Soegiharto dalam Setianingsih dan
Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 4 item
pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :
1. Tingkat kemampuan yang dimiliki dalam menggunakan
sistem.
2. Pengaruh kemampuan spesialis dalam menggunakan sistem.
3. Pengaruh lama bekerja dalam menggunakan sistem.
4. Sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan kualita kerja.
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala
interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial
yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan
jawaban sangat positif terletak di sebelah kanan dan jawaban
sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebelahnya yang
mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat
kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi tidak baik, nilai 4
meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi cukup baik, nilai 5-7 menunjukkan tingkat
kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi sangat baik.
d. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Soegiharto dalam Setianingsih dan
Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 4 item
pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
2. Keuntungan yang didapat dari program pelatihan dan
pendidikan.
3. Masih diperlukannya program pelatihan dan pendidikan di
perusahaan.
4. Pemberian program pelatihan dan pendidikan mengajarkan
cara pemakaian sistem informasi akuntansi yang benar.
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala
interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial
yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan
jawaban sangat positif terletak di sebelah kanan dan jawaban
sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebelahnya yang
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Penilaian untuk poin-poin di atas berasumsi jika responden
cenderung memilih poin 1-3 maka program pelatihan dan
pendidikan pemakai yang dimiliki tidak bagus. Nilai 4 maka
program pelatihan dan pendidikan yang dimiliki cukup baik.
Tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 maka
program pelatihan dan pendidikan dinilai sangat bagus.
e. Kinerja Sistem Informasi (Y)
Variabel ini diukur dengan 16 item pertanyaan yang
dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) yang
terdiri dari 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk
pemakaian sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem. Indikator
variabel sebagai berikut :
Pemakaian Sistem :
1. Kesediaan dalam menggunakan sistem.
2. Dengan sistem informasi, departemen dalam perusahaan
mampu berfungsi dengan baik.
Kualitas Sistem :
1. Ketepatan waktu dalam memperoleh informasi.
2. Sistem laporan yang dihasilkan mampu diandalkan dan
3. Penyajian laporan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Kepuasan Pemakai :
1. Sistem informasi membuat departemen berfungsi lebih baik
2. Hal yang terpenting dalam kesuksesan kinerja departemen
adalah sistem informasi akuntansi.
3. Peningkatan kepuasan kinerja bergantung pada sistem
informasi.
4. Sistem informasi akuntansi memberikan informasi yang
dibutuhkan suatu departemen perusahaan.
5. Penilaian sistem informasi yang ada dalam taraf cukup baik.
6. Adanya kepuasan dalam departemen sehingga hasil yang
diperoleh lebih mudah dan lebih efisien.
7. Tujuan dan misi perusahaan memberikan kontribusi yang
lebih baik.
8. Adanya kesenangan dalam sistem informasi akuntansi yang
ada.
9. Adanya ketertarikan pengguna sistem informasi akuntansi.
10. Kelengkapan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
11. Penyesuaian kondisi sesuai dengan perkembangan kebutuhan
informasi.
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala
interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial