• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR HARGA, MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK HEMAVITON DI GEDANGAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FAKTOR HARGA, MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK HEMAVITON DI GEDANGAN SIDOARJO."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

S

S

K

K

R

R

I

I

P

P

S

S

I

I

JUDUL

PENGARUH FAKTOR HARGA, MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK HEMAVITON

DI GEDANGAN SIDOARJO Disusun Oleh

EFENDI TAUFIK EFENDI TAUFIK 0412010397/FE/EM

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 27 Mei 2011

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Muhadjir Anwar, MM Dr. Muhadjir Anwar, MM

Pembimbing Pedamping Sekretaris

Drs. K. Eko Pranoto. SE, MM Dr. Ec. Pandji. S, MM

Anggota

Dr. Ec. Herry. P, MM

M

Meennggeettaahhuuii

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Harga, Merek, dan Kualitas Terhadap Minat Beli Produk Hemaviton di Gedangan Sidoarjo”.

Penulisan proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi dan untuk memperoleh gelar Sarjana S1 Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., yang telah meluangkan waktu guna membantu, mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini

(3)

6. Bapak, Ibu dan keluargaku dan semua teman-teman yang selalu memberikan doa dan restunya kepada penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang menbangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya proposal ini.

Surabaya, Mei 2011

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR GAMBAR ………. vi

DAFTAR TABEL ………. vii

ABSTRAKSI ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……….... 1

1.2. Perumusan Masalah ……… 5

1.3. Tujuan Penelitian ……… 6

1.4. Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ………. 7

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen ………... 8

2.2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 8

2.2.3. Pengertian Minat Beli ………. 15

2.2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli .. 17

2.2.5. Pengaruh Fktor Harga Terhadap Minat Beli ……. 23

(5)

2.2.7. Pengaruh Faktor Kualitas Produk Terhadap

Minat Beli ……….. 26

2.3. Kerangka Konseptual ……….. 28

2.4. Hipotesis ……… 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasonal dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional ………. 30

3.1.2. Pengukuran Variabel ……… 32

3.2. Teknik Penentuan Sampel ……… 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ………... 34

3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1. Asumsi Model ( SEM ) ………. 35

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubngan Kasualitas ….. 38

3.4.3. Pengujian Model Dengan One Step Approach …. 38 3.4.4. Pengujian Model Two Step Approach ………….. 38

3.5. Evaluasi Model ………. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ……….. 44

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden …………. 47

4.2.2. Deskripsi Variabel Harga (X1) ……… 49

4.2.3. Deskripsi Variabel Merek (X2) ………... 50

4.2.4 Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X3) ………… 51

(6)

4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ……… 53 4.3.2. Evaluasi Atas Outlier ……….. 54 4.3.3. Deteksi Multicollolinierity dan Singularity ……… 55 4.3.4. Uji Validitas dan Reabilitas ……… 55 4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ….. 59 4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kasual ……... 61

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli ……… 63 4.4.2. Pengaruh Merek Terhadap Minat Beli …………... 64 4.4.3. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli … 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ……… 67

5.2. Saran ……….. 67

(7)

PENGARUH FAKTOR HARGA, MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PRODUK HEMAVITON

DI GEDANGAN SIDOARJO

Efendi Taufik

Abstraksi

Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan faktor harga, merek, dan kualitas produk yang diduga mempengaruhi minat beli dalam membeli produk Hemaviton. Faktor harga memang merupakan faktor yang mempengaruhi minat beli dalam menentukan pembelian sebuah produk Hemaviton. Harga adalah suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Faktor merek juga mempengaruhi minat beli dalam membeli produk Hemaviton. Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Selain harga dan merek, faktor kualitas produk juga mempengaruhi minat beli dalam membeli produk Hemaviton. Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh harga, merek dan kualitas produk terhadap minat beli produk Hemaviton.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Harga (X1), Merek (X2) dan kualitas produk (X3). Skala pengukuran variabel menggunakan skala

semantic differensial. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli dan pengguna produk suplemen hemaviton. Jenis data penelitian adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh sebagai tanggapan dari kuesioner yang disebarkan kepada responden dan juga hasil dari wawancara dengan pihak-pihak yang mendukung penelitian ini. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel harga, merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan positif terhadap variabel minat beli.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sektor industri yang cukup pesat dewasa ini membawa

perubahan kepada pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan hidup

masyarakat akan barang konsumsi. Oleh kerena itu, produksi

barang-barang konsumsi juga mengalami kemajuan pesat, yang pada akhirnya

menyebabkan melimpahnya barang-barang konsumsi dan jasa dipasaran yang

selanjutnya akan melahirkan persaingan antar produsen.

Terlalu banyaknya pekerjaan dan aktivitas yang tinggi menyebabkan

masyarakat memerlukan minuman untuk mengembalikan stamina dan

semangat agar dapat melakukan aktivitasnya kembali. Oleh karena itu, banyak

bermunculan minuman – minuman bersuplemen yang dapat membantu

memelihara kesehatan tubuh, menyegarkan badan, dan membantu

metabolisme tubuh untuk menghasilkan stamina yang baru setelah melakukan

aktivitas. Minuman – minuman bersuplemen yang dapat meningkatkan

stamina tersebut diantaranya adalah : Enervon C, Hemaviton, Redoxon, CDR,

dan Sangobion.

Bagaimana dengan perilaku mengkonsumsi multivitamin di

masyarakat kita? Saat ini tingkat konsumsi multivitamin masyarakat lumayan

baik. Parameter itu dapat dilihat dari survey yang dilakukan MARS Indonesia

di Jakarta dan Surabaya bahwa hampir 64,7% masyarakat di kedua kota besar

tersebut mengkonsumsi multivitamin dalam tiga bulan terakhir. Yang lebih

(9)

terakhir rata – rata mereka mengkonsumsi multivitamin lebih dari 10 kali

dengan porsi 61,9% untuk masyarakat Jakarta dan 33,4% untuk masyarakat

Surabaya.

Lalu merek multivitamin mana yang paling sering dikonsumsi oleh

masyarakat kedua kota tersebut? Terdapat lebih dari 45 merek multivitamin

yang sekarang beredar di pasaran, namun hanya sekitar 10 merek saja yang

mampu bersaing memperebutkan ceruk pasar.

Peringkat pertama berhasil diraih Enervon C dengan total porsi 17,9%.

Menempel ketat di belakangnya adalah Hemaviton (17,0%), lalu Redoxon

(16,6%), CDR (11,5%), Ester C (5,2%), Sangobion (3,9%), Supradyn (2,1%),

Sakatonik Liver (1,8%), Fatigon (1,7%), dan Natur E (1,7%). Sedangkan

merek – merek lain porsinya di bawah 1,5%.

Tabel 1.1. Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi

Tabel. Multivitamin yang Paling Sering Dikomsumsi

Merek Multivitamin Total Jakarta Surabaya

Enervon C 17,9% 17,9% 17,7%

Dari kesepuluh merek di atas, Enervon C, Ester C, Sangobion, dan

(10)

Supradyn, Fatigon dan Natur E unggul di Surabaya. Sementara CDR berbagi

angka yang sama untuk kedua kota tersebut yaitu 11,5%.

Alasan mereka mengkonsumsi multivitamin matoritas karena ingin

meningkatkan stamina tubuh (63,7%) ketimbang sekadar untuk meningkatkan

daya tahan tubuh (56,4%), penyembuhan dari sakit (6,4%), ataupun ingin

menambah darah (1,1%).

Tabel 1.2. Data Penjualan Hemaviton Dari Tahun 2006 – 2009

Jumlah Penjualan No Bulan

2006 2007 2008 2009

1 Januari 450 375 475 510

TOTAL 5.055 4.065 3.975 4.255

Sumber : Apotik Mulia Farma

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, terlihat adanya penurunan data penjualan.

Penurunan menandakan adanya minat beli yang rendah. Kecenderungan minat

beli yang rendah disebabkan oleh faktor : Harga, Merek, dan Kualitas Produk.

Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana mereka menggunakan

dan mengatur pembelian barang. Swastha dan Handoko (2000 : 10)

mendefisinikan perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

(11)

penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Apabila suatu usaha pemasaran tidak

memperhatikan perilaku konsumen atas keinginan produk yang dibutuhkan,

maka perusahaan akan mengalami penurunan penjualan yang disebabkan

menurunnya minat beli konsumen atas produk yang dijual oleh perusahaan.

Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan faktor harga, merek, dan kualitas

produk yang diduga mempengaruhi minat beli dalam membeli produk

Hemaviton.

Faktor harga memang merupakan faktor yang mempengaruhi minat

beli dalam menentukan pembelian sebuah produk Hemaviton. Harga adalah

suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang

ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikikan atau penggunaan suatu barang

atau jasa, (Tjiptono 1995 : 151). Harga yang rendah merupakan sebab utama

sebuah produk dibeli, meskipun kualitasnya rendah. Karena, konsumen

menyadari untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang baik tentunya

memiliki harga yang mahal. (Tom, 1998).

Faktor merek juga mempengaruhi minat beli dalam membeli produk

Hemaviton. Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau

kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan

dari produk pesaing. (Kotler, 2002 : 460), Fakta yang ditemukan dalam

penelitian ini yang menyatakan bahwa merek sebagai atribut produk

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur keputusan pembelian,

berarti didukung oleh teori ini. Secara empirik hasil penelitian ini mempunyai

(12)

menyatakan bahwa secara parsial merek mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Selain harga dan merek, faktor kualitas produk juga mempengaruhi

minat beli dalam membeli produk Hemaviton. Kualitas produk adalah

keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau pelayanan yang berpengaruh pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang

tersirat, (Kotler, 1997 : 49). Kualitas produk didefinisikan sebagai sesuatu

yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipaka,

atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

(Kotler, 2006). Didalam mengembangkan sebuah produk, produsen harus

menentukan mutu yang akan mendukung posisi produk itu di pasaran. Mutu

dapat didefinisikan sebagai memberikan yang lebih besar atau lebih unggul

dalam suatu produk sebagai pembanding dengan alternative bersaing dari

pandangan pasar. (Garvin, 1998: Zeithami, 1988 dalam Sethi, 2000). Mutu

juga merupakan konsep sentral dalam strategi pemasaran karena dapat

membangun kepuasan konsumen.

Dengan melihat latar belakang diatas, peneliti membuat judul

“Pengaruh Faktor Harga, Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Produk Hemaviton Di Gedangan Sidoarjo”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas maka perumusan

masalah dalam hal ini adalah :

A. Apakah faktor harga mempengaruhi minat beli produk Hemaviton ?

(13)

C. Apakah faktor kualitas produk mempengaruhi minat beli produk

Hemaviton ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap minat beli produk

Hemaviton.

B. Untuk menganalisis pengaruh merek terhadap minat beli produk

Hemaviton.

C. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat beli

produk Hemaviton.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai

berikut :

 Bagi Peneliti

Disamping sebagai tugas akhir yang menjadi syarat untuk

menyelesaikan program studi S1 juga untuk mengetahui kebenaran teori

yang didapat selama kuliah serta menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan yang dapat dipakai sebagai bekal jika terjun ke masyarakat.

 Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan sebagai bahan

pertimbangan dimasa akan datang dalam menerapkan strategi pemasaran.

Penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai studi banding

oleh peneliti lain yang ingin meneliti masalah yang sama, serta

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dipakai sebagai masukan adalah :

 Ujianto Abdurachman (2004) Melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Faktor-faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli

Konsumen Sarung Sarung di Jawa Timur”. Tehnik yang digunakan

untuk mencari penyelesaian masalah adalah Analisis REGRESI Linier

Berganda. Berdasarkan hasil uji linier berganda baik uji F dan uji T

disimpulkan bahwa semua faktor-faktor yang meliputi kualitas,

referensi, merek, dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada

konsumen Sarung di Jawa Timur.

 Didit Darmawan (2004) dengan judul “ Pengaruh Varibel Psikologis,

Harga, dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli

Produk Minuman Suplemen.” Dalam penelitian ini menggunakan

analisis Struktural Equation (SEM). Bahwa dari penelitian ini

diperoleh variabel psikologis, harga, dan kelompok acuan berpengaruh

(15)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Keinginan dan kebutuhan konsumen akan suatu produk dan jasa

selalu berubah – ubah secara terus – menerus, hal ini yang menjadi

pertimbangan bagi seorang manajer pemasaran selalu mempelajari

perilaku konsumen dan memberikan kepuasan semaksimal mungkin

sehingga perusahaan dapat menciptakan bauran yang tepat.

Menurut Lamp ( 2001 : 188 ) perilaku konsumen menggambarkan

bagaimana konsumen membuat keputusan – keputusan pembelian dan

bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau

jasa.

Menurut Swastha dan Handoko ( 2000 : 10 ) mengemukakan

perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang–barang

dan jasa – jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan kegiatan tertentu.

Sedangkan menurut Mowen dan Minor ( 2002 : 6 ) perilaku

konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying

units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumen, dan

pembuangan barang dan jasa, pengalaman dan ide-ide.

2.2.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sebelum konsumen melaksanakan keputusan pembelian ada

(16)

pembelian. (Kotler dan Amstrong, 2001 : 196 ) Pembelian konsumen

secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik kebudayaan, social, pribadi, dan

psikologis.

2.2.2.1 Faktor – Faktor Kebudayaan

Faktor budaya memiliki pengaruh paling luas dan paling dalam

terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan, Faktor –

factor tersebut meliputi :

1. Kebudayaan

Kebudayaan adalah Hal yang paling mendasar yang mempengaruhi

keinginan dan perilaku konsumen. Menurut Lamp elemen yang sering

didefisinikan dalam budaya adalah nilai – nilai yang terkandung di

dalamnya, yang menyangkut keyakinan yang dibagi melalui suatu

kehidupan sosial dengan bentuk spesifik yang dikenal sebagai kepribadian

(personality).

2. Sub Budaya

Setiap kebudayaan mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau

kelompok – kelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub budaya

adalah sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat yang sama –

sama memiliki makna budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan

kognisi. Sub budaya meliputi : kewarganegaraan, agama, kelompok ras,

(17)

3. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan

bertahan dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan

jenjang dan anggota dalam setiap jenjang itu memiliki minat dan tingkah

laku yang sama. Setiap kelas sosial memiliki beberapa karakteristik

diantaranya ; orang – orang yang berada dalam kelas sosial tertentu

cenderung bertingkah laku serupa, kelas sosial seseorang dapat diukur dari

( jabatan, kekayaan, pendapat, pendidikan, Dll ), kelas sosial bersifat

elastis, artinya kelas sosial bawah dapat naik menjadi kelas sosial atas dan

sebaliknya.

2.2.2.2 Faktor – Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor

sosial seperti : kelompok referensi, keluarga, peran dan status.

1. Kelompok Referensi

Kelompok referensi terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku

seseorang. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh kelompok acuan

mereka sekurang – kurangnya melalui tiga jalur, diantaranya :

kelompok mengharapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup

baru, kelompok juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi

seseorang, dan kelompok juga menciptakan tekanan untuk mengikuti

kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan

(18)

2. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh

disbanding dengan kelompok – kelompok lain. Keluarga memainkan

peranan dan selama dalam pembentukan sikap dan perilaku konsumen.

Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar dalam kaitannya dengan

pembelian produk dan jasa, oleh karena itu manajer pemasaran

berkepentingan mempelajari perilaku anggota terutama dalam

melakukan pembelian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut Peter dan Olson ( 2000 : 112 ) ada bebrapa peran keluarga

dalam pengambilan keputusan :

 Pemberi pengaruh (Influencers) memberikan informasi bagi

anggota keluarga lainnya tentang suatu produk atau jasa.

 Penjaga pintu (Gatekeepers) mengontrol aliran informasi yang

masuk ke dalam keluarga.

 Pengambilan keputusan (Deciders) memiliki kekuasaan apakah

suatu produk atau jasa akan dibeli atau tidak.

 Pembeli (Buyers) adalah orang yang akan membeli produk atau

jasa.

 Pengguna (Users) mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa.

 Pembuang (Disposers) akan membuang suatu produk atau

(19)

3. Peranan dan Status

Kedudukan seseorang dalam suatu kelompok ditentukan

berdasarkan peran dan status, dimana peran meliputi kegiatan yang

diharapkan akan dilakukan seseorang. Masing-masing peran

menghasilkan status yang mencerminkan penghargaan umum oleh

masyarakat sesuai dengan statusnya yang dimiliki, sehingga orang

membeli produk atau jasa dengan tujuan untuk mengkomunikasikan

statusnya dalam masyarakat.

2.2.2.3 Faktor – Faktor Pribadi

Keputusan seseorang dalam membeli juga dipengaruhi oleh

karakteristik individu termasuk usia dan tahapan siklus hidup, pekerjaan,

ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep

1. Usia dan tahapan daur hidup

Pembelian akan suatu barang dan jasa seseorang selalu

berubah-ubah dalam hidupnya. Selera seseorang dalam mengberubah-ubah barang dan

jasa yang mereka beli seringkali dipengaruhi oleh usia. Para pemasar

seringkali menetapkan pasar sasaran mereka berdasarkan tahap siklus

hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana

pemasaran untuk setiap tahapnya.

2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Pemasar mencoba mengidentifikasikan kelompok –

kelompok pekerja yang memiliki minat yang rata – rata lebih tinggi

(20)

(2001 : 207). Sebuah perusahaan bahkan dapat berspesialisasi

menghasilkan produk – produk yang dibutuhkan satu kelompok

pekerjaan tertentu.

3. Ekonomi

Pembelian produk seseorang sangat besar dipengaruhi keadaan

ekonominya. Mereka cenderung melakukan pembelian berdasarkan

tingkat pendapatan yang dimiliki. Keadaan ekonomi seseorang terdiri

dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan kekayaan yang

dimiliki, kemampuan meminjam dan sikap terhadap pengeluaran

lawan.

4. Gaya Hidup

Orang – orang yang berasal dari sub budaya, kelas social, dan

pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang cukup berbeda.

Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan

pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang, (Kotler,

1997 : 157) gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan

lingkungannya.

5. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian tiap orang yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku

membelinya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yagn unik,

yang menghasilkan tanggapan yang relative konsisten da menetap

(21)

Sedangkan konsep diri adalah bagaimana konsumen mempersepsikan

diri mereka sendiri yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan dan

evaluasi diri.

2.2.2.4Faktor – Faktor Psikologis

Menurut Lamp factor psikologis menentukan bagaimana menerima

dan berinteraksi dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang

diambil. Pilihan – pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh

empat faktor psikologis yaitu ; motivasi, perspsi, pembelajaran, keyakinan

dan sikap.

1. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

mengarahkan seseorang agar dapat mencari kepuasan terhadap

kebutuhan itu. (Kotler, 1999 : 245). Motif yang ada pada seseorang

akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan

mencapai sasaran kepuasan. (Mowen Minor, 2002 : 205). motivasi

didefinisikan sebagai keadaan yang diaktivasi atau yang digerakkan

dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan, hal ini

termasuk dorongan, keinginan, harapan dan minat.

2. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap umtuk melakukan suatu

perbuatan dan bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu

adalah dipengaruhi oleh persepsi terhadap sesuatu yang dihadapi.

(22)

memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk

membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Sedangkan

menurut Sunarto (2004 : 94) persepsi adalah proses yang digunakan

seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasikan masukan – masukan informasi guna menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti.

3. Pembelajaran

Hampir semua perilaku konsumen merupakan hasil pembelajaran

(learning) yang merupakan proses penciptaan perubahan perilaku

melalui pengalaman dan latihan (2001 : 231). Proses belajar

berlangsung melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan

penguatan yang saling mempengaruhi.

4. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai

sesuatu, pemasaran tertarik pada keyakinan yang dirumuskan

seseorang mengenai produk yang mempengaruhi perilaku pembeli.

Sebuah sikap yang menggambarkan penilaian perasaan dan

kecenderungan yang relative konsisten dari seseorang atas sebuah

obyek atau gagasan. Sikap menempatkan seseorang dalam sebuah

kerangka pemikiran mengenai suka atau tidaknya. (Kotler, 2001 : 218).

2.2.3 Pengertian Minat Beli

Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat

(23)

beli adalah kecenderungan tingkah laku seseorang karena rasa tertarik oleh

sekelompok aktifitas tertentu. (Guilford, 1997 : 20). Rasa tertarik ini

menyebabkan seeorang menaruh perhatian dan mencari atau berusaha

mendapatkan obyek yang sesuai dengan minatnya. Jelas bahwa daya tarik

sangat berperan dalam usaha seseoarang untuk mencapai suatu tujuan

karena didalam minat terkandung unsure dan perhatian, sehingga kemauan

yang terdapat dalam minat itu bukan kemauan yang dipaksa, akan tetapi

merupakan kemauan yang disertai perasaan senang.

Minat beli diartikan sebagai dorongan yang berasal dari dalam diri

individu yang mampu membuat individu melakukan tindakan pembelian,

minat beli timbul karena adanya kebutuhan pribadi, keinginan, tuntutan

masyarakat, pengaruh-pengaruh dari iklan serta pikiran dan perasaan

terhadap produk tersebut.

Dari pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

minat beli adalah pikiran seseorang yang merupakan dorongan yang

bersifat intrinsik yang mampu membuat seseorang secara sadar menaruh

perhatian terhadap suatu barang atau jasa karena dia merasa bahwa barang

atau jasa tersebut mempunyai sangkut paut dengan dirinya.

Dengan kata lain, minat beli dapat timbul dari

kebutuhan-kebutuhan pribadi (individual needs) dan tuntutan masyarakat (social

demands) serta dari pikiran dan perasaan terhadap barang atau jasa yang

dinginkan (timbul dari dalam diri individu tersebut atau dapat juga berasal

(24)

Indikator-indikator Minat Beli adalah, (Augusty, 2006 : 206)

sebagai berikut :

1. Intensi pencarian informal, informasi mengenai suatu produk

2. Keinginan segera membeli, keinginan untuk membeli atau memiliki

produk.

3. Keinginan Preferensial, produk tertentu inilah yang diinginkan dan

bersedia mengabaikan yang lainnya.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman

terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap

dalam perilaku membeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat

beli merupakan faktor penting untuk proses perilaku pembelian secara

keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi oleh

banyak faktor yaitu harga, merek, serta kualitas produk. (Abduracman,

2004 : 40).

2.2.4.1Faktor - Faktor Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk memperoleh barang dan jasa. Masalah kebijakan harga juga turut

menentukan keberhasilan permasalahan produk. Kebijakan dapat

dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh produsen, oleh

grosir dan retailer (pedagang eceran), Banyak strategi harga dapat

(25)

interved pricing. Dalam hal ini produsen mencoba menetapkan harga

eceran tertinggi (HET). Setelah HET ditetapkan, produsen mencoba

mengkalkulasi harga untuk retrailer, harga untuk grosir,dan akhirnya harga

untuk pabrik. Dengan demikian, produsen menetapkan value added atau

nilai tambah untuk masing-masing lembaga penyalur dan mengawasi

harga jual produknya.

Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh

produsen, tergantung keadaan produknya. Strategi adalah :

1. Skiming Price

Adalah menetapkan harga setinggi-tingginya. Strategi ini hanya

mungkin, apabila produknya diarahkan kepada konsumen yang

berpenghasilan tinggi, dan ini merupakan produk baru yang sangat

istimewa. Untuk memperoleh produk tersebut, telah dikeluarkan biaya

eksperimen dan laboratorium yang sangat tinggi. Kemudian, harga

barang-barang tersebut berangsur-angsur diturunkan.

2. Penetrasion Price

Bertujuan meneroboskan produk ke pasar, karena banyak barang

sejenis yang sudah ada dipasar. Oleh sebab itu produsen mencoba

merebut pasar dengan harga rendah.

3. Live and Let Live Policy (strategi yang mencoba mengikuti harga

pasar)

Walaupun misalnya produsen dapat menghasilkan barang dengan

harga pokok rendah, dan mampu menjualnya dengan harga yang lebih

(26)

baik baginya mengikuti harga pasar, karena ada kekhawatiran jika

harga diturunkan akan timbul perang harga dan ini sangat berbahaya.

Penetapan harga biasanya berdasarkan suatu kombinasi barang

secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memaksa.

Harga adalah jumlah uang atau ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa. (Tjiptono, 1995 : 151).

Pada saat ini dalam mengukur nilai barang melalui suatu

pertukaran digunakan uang. Jumlah uang yang digunakan mencerminkan

tingkat harga dari suatu barang. Dimana harga yang dibayarkan oleh

pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang sudah diberikan penjual.

Beberapa tujuan penetapan harga produk antara lain :

a. Mendapatkan laba maksimum.

Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar

daya beli konsumen, semakin besar kemungkinan penjual

mendapatkan laba.

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau

pengembalian pada penjual untuk menutupi investasi secara

berangsur-angsur.

c. Mencegah atau mengurangi persaingan.

Dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini bisa diketahui bila para

penjual menawarkan barang dengan harga yang sama.

(27)

Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bila

kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih longgar.

Indikator-indikator harga adalah sebagai berikut, (Abdurachman,

2004 : 40) :

1. Harga relatif murah, harga yang ditawarkan murah.

2. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk.

Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga

merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh konsumen

sebelum melakukan pembelian.

2.2.4.2. Faktor - Faktor Merek

Merek adalah nama, istilah, symbol, rancangan atau kombinasi dari

hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau

jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari

produk pesaing. (Kotler, 2002 : 460).

Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten

memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.

Merek dapat memiliki 6 level pengertian :

1. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes

memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik,

dirancang dengan baik,tahan lama, bergengsi tinggi.

2. Manfaat : suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak

membeli atribut, mereka memberi manfaat. Atribut “tahan lama” dapat

(28)

mobil baru setiap beberapa tahun”. Atribut “mahal” mungkin

diterjemahkan sebagai manfaat emosional, “mobil ini membuat saya

merasa penting dan dihargai”. Atribut “dibuat dengan baik”

diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, “saya aman

seandainya terjadi kecelakaan”.

3. Nilai : Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi,

Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

Pemasar merek harus mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana

mencari nilai-nilai ini.

4. Budaya : Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili

budaya Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5. Kepribadian : Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.

Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa

yang memerintah (binatang), istana yang agung (obyek). Jika merek

merupakan orang, binatang atau suatu obyek, apa yang dipikir oleh

kita.

6. Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

Indikator – indikator merek adalah sebagai berikut, (Abdurachman,

2004 : 40) :

2. Merek mudah diingat oleh pelanggan

3. Merek mudah dibedakan oleh pelanggan

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek dapat

(29)

2.2.4.3. Faktor - Faktor Kualitas Produk

Kualitas dan mutu merupakan hal yang perlu mendapat perhatian

utama dari perusahaan. Setiap produk harus memiliki tingkat kualitas yang

baik, karena akan membantu usaha untuk meningkatkan atau

mempertahankan posisi produk itu dalam pasar sasarannya.

Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau fungsinya,

termasuk didalamnya daya tahan, ketidak ketergantungan pada produk

lain. Selain itu kualitas ditinjau dari beberapa hal, antara lain kemasan,

rasa, bentuk, warna dan lain-lain.

Kualitas adalah keseluruhan cirri serta sifat dari produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau yang bersifat. (Kotler, 1997 : 49).

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang

menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan meksud untuk apa

produk itu diproduksi.

Konsumen mempunyai persepsi terhadap keseluruhan kualitas atau

mutu atas keunggulan suatu produk berkenan dengan maksud yang

diharapkan. Artinya kemampuan dari suatu hasil yang diterima konsumen

selama mengkonsumsi produk benar-benar sudah sesuai fungsinya dengan

yang diharapkan atau belum. Bila sudah sesuai dengan harapan, persepsi

tentang kualitas produk akan positif.

Mengidentifikasi indikator yang dapat digunakan untuk

menganalisis karakteristik kualitas barang, (Mowen dan Minor, 2002 : 91),

(30)

1. Kinerja

2. Daya tahan

3. Estetika

Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas

sangat diperhatikan konsumen dalam melakukan pembelian.

2.2.5. Pengaruh Faktor Harga Terhadap Minat Beli

Harga sebuah produk akan mempengaruhi program pemasaran

perusahaan. Penetapan harga bagi sebuah produk merupakan faktor yang

mempengaruhi strategi pemasaran, karena harga mempengaruhi posisi

persaingan dan peningkatan laba perusahaan. (Stanton, 1995 : 113 dalam

Fatihudin 2004 : 16 ).

Harga merupakan aspek penentu yang diperhatikan oleh penjual

dalam usaha memasarkan produknya. Dari sisi pembeli harga merupakan

salah satu aspek yang ikut menentukan pilihan untuk memenuhi

kebutuhan. Harga sebuah produk dapat ditetapkan atas dasar biaya,

permintaan ataupun persingan. Harga dalam bauran pemasaran

satu-satun6ya unsure yang dapat menghasilkan pendapatan produsen.

(Fatihuddin, 2004 : 17).

Faktor harga merupakan faktor yang mempengaruhi minat beli

dalam menentukan pembelian produk. Harga yang rendah merupakan

sebab utama sebuah produk dibeli, meskipun kualitasnya rendah. Karena,

konsumen menyadari untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

(31)

merupakan faktor penting dan merupakan sebuah batasan penelitian,

karena faktor harga tidak menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan

pembelian. (Wee, 1993). Tetapi, konsumen akan memilih sebuah produk

jika memiliki kelebihan mengenai harga dengan kualitas yang

baik,konsumen akan berfikir ulang jika akan pindah ke produk lainnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara harga terhadap minat beli.

2.2.6. Pengaruh Faktor Merek Terhadap Minat Beli

Penentuan merek dagang yang dipasarkan merupakan salah satu

teknik kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini

karena merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau

kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

membedakan dari produki pesaing. Oleh karena itu merek dapat

mempengaruhi konsumen dalam minat belinya terhadap suatu produk.

Bahwa merek selain mempermudah konsumen mengisentifikasi produk

atau jasa, merek juga dapat membuat pembeli yakin akan memperoleh

mutu barang yang sama jika mereka melakukan pembelian. oleh Stanton,

Y.Lamarto (1991 : 270).

Bahwa dalam suatu proses pengambilan keputusan cenderung

dipengaruhi oleh asosiasi merek (brand). Aaker, 1997 : 210). Merek adalah

(32)

diharapkan dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dan

membedakannya dari milik pesaing.

Mengenai variabel merek memegang peranan penting dalam

pemasaran. Merek tidak hanya sekedar symbol namun sebenarnya merek

adalah ekuitas bagi perusahaan. Berkenaan dengan ekuitas merek, Aaker

yang dikutip oleh Tjiptono (2000) mengembangkan konsep ekuitas merek

yang menyatakan bahwa sebuah merek bisa memiliki posisi yang sangat

kuat dan menjadi modal atau ekuitas, apabila merek tersebut memiliki

empat faktor utama, yaitu brand awareness (dikenal secara luas oleh

konsummen), strong brand association (memiliki asosiasi merek yang

baik), perceived quality (dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk

yang berkualitas), dan brand loyalty (memiliki pelanggan yang setia).

Fakta yang ditemukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa merek

sebagai atribut produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

struktur keputusan pembelian, berarti didukung oleh teori ini. Secara

empirik hasil penelitian ini mempunyai persamaan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Purnomo, 2000) yang menyatakan bahwa secara

parsial merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

(33)

2.2.7. Pengaruh Faktor Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Dalam proses pengembangan suatu produk harus ditetapkan derajat

kualitas tertentu bagi produknya karena hal itu dapt mempengaruhi minat

beli konsumen terhadap suatu produk. Bahwa mutu sangat erat

hubungannya dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Sebelum membeli suatu produk, konsumen akan memutuskan tentang

bentuk produk yang diputuskan dengan mutu produk. Oleh Stanton (1996 :

269).

Kualitas dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para

konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya.

Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan

dalam bauran pemasaran. Bagi calon pemakai kualitas produk ini memang

harus dikomunikasika dengan baik kareana dapat membangun minat

pelanggan untuk membeli produk yang dimaksud. Bahwa kualitas produk

merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli. (Bernard

NM, 2004).

Kualitas produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat

ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipaka, atau

dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. (Kotler,

2006). Didalam mengembangkan sebuah produk, produsen harus

menentukan mutu yang akan mendukung posisi produk itu di pasaran.

Mutu dapat didefinisikan sebagai memberikan yang lebih besar atau lebih

unggul dalam suatu produk sebagai pembanding dengan alternative

(34)

Sethi, 2000). Mutu juga merupakan konsep sentral dalam strategi

pemasaran karena dapat membangun kepuasan konsumen.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara kualitas produk terhadap minat beli, maka semakin tinggi

kualitas produk akan berpengaruh terhadap tingginya minat beli

(35)
(36)

2.3. HIPOTESIS

Berdasarkan perumusan masalah diatas dan landasan teori yang

digunakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Harga berpengaruh positif terhadap minat beli produk Hemaviton.

b. Merek berpengaruh positif terhadap minat beli produk Hemaviton.

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasinal

Definisi operasi variabel penelitian adalah untuk memberikan

petunjuk tentang bagaimana suatu variabel penelitian diukur. Variabel –

variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Harga (XI)

Merupakan jumlah uang atau ukuran lainnya (termasuk barang dan

jasa lainnya) yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh atau

memiliki sebuah produk. Indikator Harga, Menurut Abduracman (2004

: 40)

(X1.1) : Harga yang ditawarkan kompetetif

(X1.2) : Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk

Merek (X2)

Merupakan nama, istilah, tanda, simbol rancangan atau kombinasi dari

hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau

jasa seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari

produk pesaing. Indikator Merek, Menurut Abdurachman (2004 : 40).

(X2.1) : Merek mudah diingat oleh pelanggan

(38)

Kualitas Produk (X3)

Suatu kemampuan yang dimiliki dari sebuah produk guna memenuhi

kepuasan, keinginan, dan kebutuhan dalam diri konsumen.. Indikator

kualitas produk, Menurut Mowen dan Minor (2002 : 91).

(X3.1) : Kinerja Produk

Tingkat absolut barang dan jasa pada atribut kunci yang

diidentifikasi para pelanggan. Sejauh mana produk atau jasa

digunakan dengan benar. Jumlah atribut yang ditawarkan.

Kemampuan pegawai untuk menangani masalah dengan baik.

(X3.2) : Daya tahan

Rentang kehidupan produk dan kekuatan umum. Berapa lama

pemakaian terakhir hemaviton sejak digunakan atau sebelum

teknologi kadaluwarsa.

(X3.3) : Estetika

Pengertian yaitu penampilan fisik barang, daya tarik

penyajian produk, kesenangan atmosfir dimana jasa atau

produk yang diterima.

Minat Beli (Y)

pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk

tertentu atau tingkah laku seseorang karena rasa tertarik oleh

sekelompok aktifitas tertentu. Indikator variabel Minat Beli, Menurut

Augusty (2006 : 206),adalah :

(Y1) : Intensitas pencarian informasi, mencari informasi mengenai

(39)

(Y2) : Keinginan segera membeli, keinginan untuk segera membeli dan

memiliki suatu produk yang telah diinginkan sebelumnya

(Y3) : Keinginan Preferensial, keinginan membeli dan memiliki suatu

produk rela mengabaikan produk yang lainnya walaupun sejenis

3.1.2 Pengukuran variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

interval dengan menggunakan metode Semantic Differental Scale yaitu

metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian lima butir

yang menyatakan verbal dua kutub (bipolar). Sedangkan arah

pengukurannya menggunakan interval yaitu dengan memberikan skor pada

jawaban yang dipilih responden, contoh sbb :

1 3 5

Dimana tanggapan atau jawaban tesebut dinyatakan dengan memberi skor

yang berbeda dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing –

masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju ,nilai 3

netral dan nilai 5 sangat setuju.

3

3.2Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang diamati. Yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk suplemen

(40)

b. Sampel

Sampel penelitian menggunakan tehnik non probabilitas dengan

metode Purposive sampling, yaitu tehnik untuk penentukan sampel

yang dilakukan berdasarkan pertimbangan – pertimbangan kriteria atau

ciri – ciri tertentu yang mewakili kriteria dari populasi. Karakteristik

sampel penelitian ini antara lain semua pembeli dan pernah

mengkonsumsi yang ditemui pada saat dilakukan pengambilan sampel

oleh peneliti, konsumen yang dianggap cocok peneliti disini adalah

laki-laki dan wanita yang berumur 17 tahun keatas. Ukuran sampel

minimum adalah sebanyak 5 observasi untuk setiap estimasi

parameter. Dengan demikian bila estimated parameternya berjumlah

20, maka jumlah sampel minimum adalah 100. jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 100 – 200 responden berdasarkan pertimbangan

pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2000 : 48) sebagai

berikut:

 100 – 200 sampel untuk tehnik maximum Likehood estimation

 Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5 – 10 jumlah parameter yang diestimasi

 Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali

5-10. Bila terdapt 20 indikator, besar sampelnya antara 100 – 200.

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100

(41)

3.3Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis data

Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan menyebarkan

kuisoner kepada responden. Sedangkan data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari dalam perusahaan.

b. Sumber data

Sumber data yang diambil adalah hasil dari jawaban responsen.

c. Pengumpulan data

1 Metode Kuisioner

Teknik pengumpulan data yang memberikan daftar pertanyaan

kepada responden untuk memperoleh informasi langsung.

2 Metode Wawancara

Yaitu teknik dengan melakukan Tanya jawab secara langsung

dengan pihak – pihak yang bersangkutan.

3 Dokumentasi

Pengumpulan data dengan mencacat dokumen yang berkaitan

dengan penelitian untuk bukti adanya permasalahan.

3.4 Tehnik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur part (

Part Analisis ) atau Structural Equation Model ( SEM ) merupakan

kumpulan tehnik analisis statistik memungkinkan pengujian suatu

hubungan antara satu atau lebih variabel independen dengan satu atau

(42)

yang rumit tersebut dibangun antara satu atau beberapa variabel dengan

satu atau beberapa variabel independent, Masing-masing variabel

dependen dan independent dapat terbentuk konstruk yang dibangun dari

beberapa variabel dependen, (Ferdinand,2000). Model pengukuran

variabel bebas (faktor harga, merek dan kualitas) dan variabel terikat

(minat beli) menggunakan Confirmatory Factor Analisis. Sedangkan

penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikat menggunakan koefisien jalur.

3.4.1 Asumsi Model ( SEM )

Pada permodelan SEM terdapat asumsi – asumsi yang harus

dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang

dianalisis adalah sebagai berikut :

1 Ukuran Sampel

Ukuran sample yang harus dipenuhi dalam permodelan ini adalah

minimum berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan 5

perbandingan observasi untuk estimated parameter, maka minimum

sample yang harus digunakan adalah sebanyak 100 sampel.

2. Evaluasi Normalitas Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi

normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk

permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat data

gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode – metode

(43)

scatterplots dengan memilih pasangan data dan melihat pola

penyebarannya untuk menduga ada atau tidaknya linieritas. Uji

normalitas menggunakan Critical ratio yang diperoleh dengan

membagi koefisien sample dengan standart errornya dan skewness

value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai

statistic untuk menguji normalitas tersebut sebagai Z – value yang

dihasilkan melalui rumus berikut ini :

Nilai – z = Skewness

6

N

Dimana N adalah ukuran sampel

Bila nilai – z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa

distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan

tingkat signifikan yang dikehendaki.

3. Evaluasi Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim

baik secara unvariat maupun multivariate yaitu yang muncul karena

kombinasi karakteristik yang dimilikinya terlihat jauh berbeda dengan

observasi lainnya. Outliers ini muncul empat dalam empat kategori yaitu

karena kesalahan prosedur, karena keadaan yang benar – benar khusus

yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain, karena adanya

suatu alas an tetapi peneliti tidak dapat mengetahui apa penyebabnya atau

tidak ada penjelasan mengenai sebab – sebab munculnya nilai ekstrim

(44)

dikombinasikan dengan variabel lain, kombinasinnya menjadi tidak

lazim. Maka inilah yang disebut dengan Multivariate Outliers.

4. Evaluasi Multicolinearity dan Singularity

Multicolinearity dan Singularity dapat dideteksi dari determinan

matriks kovarians. Nilai determinan kovarians yang sangat kecil

memberi indikasi hadirnya problem multikoliniearitas atau

singularitas. Pada umumnya program SEM ini akan segera

memberikan Warning setiap kali terdapat indikasi multikolinearitas

atau singularitas ditemukan dalam data, maka salah satu treatment

yang dapat diambil adalah dengan menciptakan Composite Variabel.

5. Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas menyangkut tingkat yang dicapai oleh sebuah indicator

dalam menilai suatu akuratnya pengukuran atas apa yang harus diukur.

Sedangkan reabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator – indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat

sampai dimana masing – masing indikator – indikator itu

mengidentifikasi sebuah konsturk umum. Karena indikator

multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel / construct

akan diuji dengan melihat loading factor dan hubungan antara setiap

observed variabel dan latent variabel. Sedangkan reabilitas diuji

dengan construct reability dan variabce dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Construct – Reability = (  standardize loading )2

(45)

Variance – Extracted =  Standardize loading2

 Standardize loading2 + j

Standardize loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01,

dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression

weights terhadap setiap butir indikator. Sementara j dapat dihitung

dengan formula j = 1- (standardize loading)2.

3.4.2 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausalitas

Pengaruh langsung koefisien jalur dapat diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical

Ratio) yang sama dengan nilai t hitung labih besar daripada t table yang

berarti signifikan.

3.4.3 Pengujian Model dengan One Step Approach

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural

parameter – parameternya diestimasi secara bersama – sama.

Kemungkinan terbesar disebabkan terjadinya interaksi antara

measurenment model dan structural model yang diestimasi secara bersama

– sama ( One Step Approach to SEM ). One step approach to SEM

digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta

validitas dan reliabilitas data sangat baik.

3.4.4. Pengujian Model Two Step Approach

Two Step Approach to Structural Equation Modelling ( SEM )

(46)

dibuat. Two Step Approach digunakan untuk mengatasi sampel data yang

kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir intrumasi yang digunakan (

Hartline dan Farrel, 1996 ), dan keakuratan reliabilitas indicator –

indikatro terbaik dapat dicapai dalam model Two Step Approach ini. Two

Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model

pengukuran dan model structural pada One Steo Approach ( Hair et, Al,

1998 ) yang dilakukan dalam Two Step Approach to SEM adalah estimasi

terhadap measurement model dan estimasi terhadap struktural model.

3.5 Evaluasi Model

Dalam SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur

atau menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks kesesuaian cut

off value untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat

diterima atau ditolak adalah :

1. X2 CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah

likelihood ratio chi – square ini bersifat sangat sensitive terhadap

besarnya sampel yang digunakan. Karena bila jumlah sampel

cukup besar ( lebih dari 200 ), statistik chi – square ini harus

didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang

baik bila nilai chi-square rendah. Semakin kecil nilai X2 semakin

baik model itu ( karena dalam uji beda chi-square, X2 = 0, berarti

benar – benar tidak ada perbedaan, HO diterima ) Karena tujuan

(47)

sesuai dengan data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X2 yang

kecil dan signifikan.

Chi-square bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil atau

terlalu besar. Pengguna chi – square hanya sesuai ukuran sampel antara

100 – 200 bila ukuran diluar itu, uji signifikan akan menjadi kurang

reliable.

2 RMSEA – THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF

APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indexs yang dapat digunakan

mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai

RMSE menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model

diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama

dengan 0,08 merupakan indexs untuk dapat diterimanya model, yang

menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degress of

freedom.

3 GFI – GOODNESS OF FIT INDEXS

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Indexs

kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam

matriks kovarians sampel yang dijelaskan kovarians matriks populasi

yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non statistical yang

mempunyai rentang nilai antar 0 ( poor fit ) sampai dengan 1,00 (

perfect fit ). Nilai tertinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “

(48)

4 AGFI – ADJUST GOODNESS OF FIT INDEKS

AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah

bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,09

GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi

tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai

sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik ( good

overall model fit ). Sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95

menunjukkan tingkatan cukup ( adequate fit ) ( Huliand et al, 1996 ).

5 CMIN – DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah

model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square,

X2 dibagi DF nya sehingga disebut X2 relatif. Nilai X2 relatif kurang

dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit

antara model dan data. Nilai X2 relatif yang tinggi menandakan adanya

perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi

dan diobservasi.

6 TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah alternatif yang membandingkan model yang

diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan

sebagai acuan untuk diterimannya sebuah model adalah penerimaan >

(49)

7 CFI – COMPARATIF FIT INDEKS

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, semakin

mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very

good fit ). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95.

Keunggulan indeks ini besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran

sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan

sebuah model. Indeks CFI identik dengan Relatif Non Certrality Indeks

( RNI ) yang diperoleh dari rumus berikut ini :

CFI = RNI = 1 – C - d

Cb – db

Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d

adalah degress of fredomnya, sementara Cb dan db adalah

diskrepansi dan degress of freedom dari baseline model yang

dijadikan pembanding. Dengan demikian indeks – indeks dapat

digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model adalah seperti

(50)

Table I. Goodness of Fit Indices

Goodness Of

Indeks Keterangan Cut-of Value

X2-Chi-Square

Menguji apakah covarians populasi yang

diestimasi sama dengan covarians sample

(apakah model sesuai dengan data )

Diharapkan, 1 s/d 5

atau paling baik

diantara 1 dan 2

Probability

Uji signifikan terhadap perbedaan matrix

covariance data dan matrix covariance yang

diestimasi

Minimal 0,1 atau 0,2

atau > 0,05

RMSE Mengkompensasi kelemahan Chi-Square

pada sampel besar < 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians

dalam matrix sampel yang dijelaskan oleh

matrix covarians populasi yang diestimasi (

analog dalam R2 dalam regresi ).

> 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF > 0,90

CMIN/DF Kesesuaian antara data dan model < 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji

terhadap baseline model. > 0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitif

terhadap besarnya sampel dan kerumitan

model.

> 0,94

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Hemaviton diawali dengan cita-cita menjadi perintis suplemen

kesehatan berbasis multivitamin buatan bangsa Indonesia dengan harapan

dapat membantu mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik dan masa

depan yang cerah. Sejarah hemaviton Range dimulai pada tahun 1977 dengan

diluncurkannya hemaviton, suplemen dengan komposisi lengkap vitamin dan

mineral untuk meningkatkan stamina bagi pria dan wanita.

Seiring perjalanan waktu, hemaviton senantiasa berusaha untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, dengan cara menyempurnakan

komposisi produk dan juga dengan berinovasi untuk mengembangkan produk

yang menawarkan benefit baru sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Maka

pada tahun 1996, diluncurkankah line extension baru, yaitu hemaviton Action,

multivitamin bagi pria dan wanita dengan formulasi khusus untuk membantu

memberikan tenaga dan kesegaran.

Khusus untuk konsumen wanita yang sangat memperhatikan

kesehatan dan penampilannya, pada tahun 1997 hemaviton memperluas

(52)

formula antioksidan untuk meredam radikal bebas yang dapat merusak

jaringan kulit. Pada tahun yang sama, hemaviton juga meluncurkan hemaviton

Energy Drink, minuman penambah energi dalam bentuk ready-to-drink.

Untuk konsumen yang menyukai minuman penambah stamina

dengan bentuk yang praktis, maka mulai tahun 2001 diluncurkanlah

hemaviton Jreng, suplemen kesehatan untuk membantu menjaga stamina dan

untuk kesegaran tubuh berbentuk serbuk dalam sachet. Selanjutnya, pada

tahun 2004 formulasi hemaviton semakin disempurnakan dengan

diluncurkannya hemaviton Stamina Plus, multivitamin untuk menjaga stamina

dan juga daya konsentrasi. Produk terbaru dalam range hemaviton adalah

hemaviton C1000 yang diluncurkan pada tahun 2007, minuman kesehatan

untuk memenuhi kebutuhan vitamin C pria dan wanita aktif dengan pilihan

bentuk serbuk dan ready-to-drink dalam botol.

Untuk senantiasa menjaga kualitas, semua produk hemaviton telah

didaftarkan ke Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dan diproduksi

di fasilitas dengan teknologi tinggi yang memenuhi standar regulasi CPOB

(Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Badan POM (Pengawasan Obat dan

(53)

Hemaviton sangat bersyukur karena masyarakat Indonesia

menyambut produk-produknya dengan positif. Hal ini dibuktikan dengan

dengan diterimanya berbagai penghargaan nasionel seperti Indonesia

Customer Satisfaction Award (ICSA) dari tahun 2001-2007, Indonesian Best

Brand Award (IBBA) pada tahun 2003-2006, 2008 dan Top Brand Award

tahun 2000-2008. Berbagai penghargaan yang diterima tersebut tidak

membuat hemaviton terlena. Hal ini justru menjadi pemacu semangat dan

sumber inspirasi untuk senantiasa menjaga kualitas dan berinovasi agar

kepuasan konsumen yang telah diraih dapat terjaga.

Dengan demikian, hemaviton dapat terus melanjutkan karyanya untuk

(54)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen produk suplemen

hemaviton yang berdomisili di wilayah Sidoarjo.

1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang

responden dapat diperoleh gambaran responden dalam penelitian ini yang

dikelompokkan berdasar jenis kelaminnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki – laki 77 77

2 Perempuan 23 23

Total 100 100 Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin laki-laki yang

ditunjukkan dengan jumlah sebanyak 77 orang atau sebesar 77%,

sedangkan sisanya adalah responden yang berjenis kelamin perempuan

dengan jumlah sebanyak 23 orang atau sebesar 23%.

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang

responden, diperoleh informasi mengenai karakteristik responden

(55)

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%) Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini konsumen produk suplemen hemaviton yang

berdomisili di wilayah Sidoarjo yang berusia antara 26 sampai dengan 30

tahun sebanyak 27 orang atau sebesar 27%, kemudian yang berusia lebih

dari 31 tahun sebanyak 26 orang atau sebesar 26%, sedangkan yang berusia

17 sampai 20 tahun sebanyak 25 orang atau sebanyak 25%, dan yang

berusia antara 21 hingga 25 tahun hanya sebanyak 22 orang atau 22%.

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang

responden, diperoleh informasi mengenai karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Pegawai Negeri 23 23

2 Pegawai Swasta 26 26

3 Wiraswasta 34 34

4 Lain-lain 17 17

(56)

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini adalah bekerja sebagai wiraswasta dengan jumlah yang

tercatat adalah sebanyak 34 orang atau sebesar 34%, sedangkan terbanyak

kedua adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yang

ditunjukkan dengan jumlah sebanyak 26 orang atau sebanyak 26%, dan

sisanya adalah responden yang bekerja sebagai pegawai negeri dengan

jumlah sebanyak 23 orang atau sebesar 23% dan responden yang memiliki

pekerjaan selain yang disebutkan diatas berjumlah 17 orang atau sebesar

17%

4.2.2. Deskripsi Variabel Harga (X1)

Harga merupakan pengorbanan riil materiil yang diberikan oleh

konsumen untuk memperoleh atau memiliki hemaviton. Berdasarkan hasil

penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden yang berjumlah 100

orang, diperoleh sebaran jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.4.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Harga(X1)

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 5 Total

1 Harga produk hemaviton relative lebih murah jika dibandingkan dengan produk suplemen lainnya

0 2 30 56 12 100

2 Harga produk hemaviton yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produknya

0 6 30 52 12 100

total 0 8 60 108 24

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan sebaran jawaban yang telah dijabarkan diatas dapat

(57)

menyatakan setuju terhadap pernyataan tentang harga yang diajukan, hal

tersebut dibuktikan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban

pada skor 4 dengan total skor sebanyak 108 jawaban. Situasi ini semakin

mempertegas bahwa harga produk hemaviton relative lebih murah jika

dibandingkan dengan produk suplemen lainnya dan harga produk hemaviton

yang ditawarkan juga sesuai dengan kualitas produknya.

4.2.3. Deskripsi Variabel Merek (X2)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol rancangan atau

kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari

produk pesaing. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan

kepada responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dan dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.5.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Merek(X2)

Skor Jawaban No Pertanyaan

1 2 3 4 5 Total

1 Merek produk hemaviton lebih mudha diingat dibanding produk suplemen lain oleh konsumen

0 1 35 53 11 100

2 Merek produk hemaviton mudah dibedakan dengan produk suplemen lain oleh konsumen

0 5 31 51 13 100

total 0 6 66 104 24

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Tabel diatas menunjukkan sebaran jawaban yang mengarah positif,

dimana sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang

Gambar

Tabel 1.1. Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi
Tabel 1.2. Data Penjualan Hemaviton Dari Tahun 2006 – 2009
gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode – metode
Table I. Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Dari hasil kesimpulan ke empat tipe kepribadian diatas peserta didik yang mempunyai tipe kepribadian berbeda mempunyai kelemahan metakognisi yang berbeda pula

Mereka menuntut kepada negara untuk memberikan penjelasan resmi mengapa mereka bisa menjadi korban kejahatan politik; menuntut pemulihan nama baik lewat pengakuan

Meskipun kegiatan PKM ini hanya merupakan suatu langkah kecil, tapi karena dilakukan dengan kepedulian yang besar dari anggota SEMA, semoga dapat dirasakan

Begitu juga dengan Grafik Daya Turbin vs Efisiensi Turbin yaitu untuk setiap variasi diameter nozzle dan diameter runner memiliki kecenderungan yang sama yaitu semakin

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna melengkapi syarat ujian akhir dan sekaligus persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1)

Tindakan yang seyogyanya dilakukan direksi bank BJB dalam pengelolaan perbankan dikaitkan dengan penerapan prinsip kolektif kolegial adalah selain tugas-tugas atau