• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Pungki Martinaningsih

NIM: 091134018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Pungki Martinaningsih

NIM: 091134018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat-Nya.

Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu.

(Mzm 115:1)

Kedua orang tuaku Petrus Bukirdi dan Cornelia Suminarti yang senantiasa mendoakan, memperhatikan dan mencukupi segala kebutuhanku

Kakakku Puri, adik-adikku Paul dan Pius yang menjadi motivasi bagiku

Kepada Dosen pembimbing yang selalu membantu dan memberi pengarahan

(6)

v

MOTTO

“Doa mampu mengubah segalanya”

“Kamu tidak pernah sendiri, syukuri setiap pekerjaan yang kamu

lakukan, kerjakan dengan senang hati, ada banyak orang setia

medukung dan mendampingi kamu”

“Setiap pilihan pasti ada banyak rintangan namun percaya dan

jangan khawatir pasti akan ada jalan”

“Tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai apa yang yang kau

impikan”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

Martinaningsih, Pungki (2013): Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintergrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN kelas IV semester gasal, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk yang dikembangkan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar yang digunakan adalah modifikasi model pengembangan bahan ajar Jerold E. Kemp dan langkah-langkah penelitian R and D yang dikembangkan oleh Borg dan Gall yang meliputi 7

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter yaitu karakter cerdas (sikap cermat, tepat dan cepat) dan menghargai (sikap mau mendengarkan orang lain) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan berbicara kelas IV SD semester gasal. Bahan ajar yang dikembangkan mendapat kualitas baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dua guru bahasa Indonesia kelas IV SD dan 10 siswa kelas IV SDN Banteng. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk yang memperoleh skor 4,072

dan termasuk kategori “baik” ditinjau dari aspek: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan berbahasa yaitu berbicara, (5) topik dan (6) metodologi.

(10)

ix

ABSTRACT

Martinaningsih, Pungki (2013). The Developing Of Instructional Materials Which Is Integrated With Character Education For Speaking Skill On Indonesian Language Subject in 4th Grade of Odd Semester of Primary School. Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher Education Program of Sanata Dharma University

This research aimed (1) to describes the procedure of the developing of instructional materials which is integrated with character education for speaking skill on Indonesian language subject in 4th grade of odd semester of primary school, (2) to describes validation result of the product’s quality of developed product.

This research used research and development methods. The procedure that is used was modified procedure between Jerold E. Kemp’s instructional materials development model and research & development method that is developed by Borg and Gall. The modified procedure was divided into 7 step, there were (1) potential and problem, (2) data collection, (3) product design (prototype), (4) validation of the design, (5) revision of the design, (6) the trial design, (7) revision of the design until the produce final product design of instructional material. Subjects in the trial design were 10 students of 4th grade in Banteng state-owned primary school that was done on Mei 2013.

The result of this research was an instructional materials which is integrated with character education include smart (do accurately, exactly, quickly) and appreciate (want to listening other people) characters for speaking skill on Indonesian language subject in 4th grade of odd semester of primary school. The developed instructional materials got good quality and proper to use in Indonesian learning in 4th grade of odd semester of primary school based on validation of an Indonesian learning teacher expert, an education characters expert, two fourth grade Indonesian teachers and 10 students of 4th grade of Banteng state-owned

primary school. It was showed by the value of the product’s average that got score 4,072 and this product belong to “good” category, concerned from some aspect such as (1) objectives and approach, (2) design and the arrangement, (3) contents, (4) Indonesia language skill that is speaking skill, (5) topic and (6) methodology.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Ka rakter Untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segala kerendahan

hati, penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas

bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses

penyusunan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing II, yang telah

mengarahkan saya selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd dan Rusmawan, S.Pd, M.Pd,, selaku

validator yang telah memberikan saran untuk perbaikan kualitas produk

yang dikembangkan.

6. Theresia Suntari, S.Pd.SD selaku kepala sekolah SDN Banteng yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Ibnu Masruri, S.Pd dan L. Agung Purwoko, S.Pd selaku guru bahasa

Indonesia kelas IV yang telah memberikan masukan dan saran sehingga

penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

8. Siswa kelas IV SDN Banteng tahun ajaran 2012/2013 yang telah

mendukung pelaksanaan penelitian.

9. Para dosen PGSD, yang selalu mendampingi serta mendidik penulis selama

(12)

xi

10. Sekretariat PGSD, yang telah ramah dalam memberikan informasi dan

kemudahan dalam berbagai urusan administrasi sehingga penulis tidak

menghadapi rintangan yang berarti.

11. Orangtuaku Petrus Bukirdi dan Cornelia Suminarti, yang selalu memberikan

dukungan, doa maupun dukungan secara materiil demi terselesaikannya

skripsi ini.

12. Saudara-saudaraku, Puri, Paul dan Pius yang menjadi motivasiku untuk

menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas pengertian dan dukungannya.

13. Sahabat-sahabatku “nepo plus”: Yoyo, Sambat, Gita, Broto, Juminten. 14. Teman-teman seperjuangan: Yoyo, Ricka, Deny, Jani, Reta, Domi, Windy,

Wulan, Fr. Gorius, Intan yang selalu memberikan semangat dan keceriaan

serta selalu memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman PGSD’09 kelas B yang selalu memberi warna dan tawa selama perkulihan yang membuat kehidupan kuliah menjadi lebih

bermakna.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak

kekurangan, untuk itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

1.6.1 Karakter yang Dikembangkan ... 7

1.6.2 Komponen Bahan Ajar ... 8

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter ... 10

(14)

xiii

2.1.1.3Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 12

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 17

2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 17

2.1.2.2Keterampilan Berbicara ... 17

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter ... 19

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 21

2.1.4.1Identifikasi Masalah Pembelajaran ... 21

2.1.4.2Analisis Siswa ... 21

2.1.4.3Analisis Tugas ... 22

2.1.4.4Merumuskan Indikator ... 22

2.1.4.5Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 22

2.1.4.6Strategi Pembelajaran ... 22

2.1.4.7Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 23

2.1.4.8Pelayanan Pendukung ... 23

2.1.4.9Evaluasi Formatif ... 23

2.1.4.10Evaluasi Sumatif ... 23

2.1.4.11Revisi Perangkat Pembelajaran ... 23

(15)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil Penelitan ... 39

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 39

4.1.2 Deskripsi Produk Awal (Prototipe) ... 39

4.1.2.1 Silabus dan RPP ... 40

4.1.3.1Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 45

4.1.3.2Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 47

4.1.3.3Data Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV ... 49

4.1.3.4Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 51

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konversi Nilai Skala Lima ... 36

Tabel 2. Hasil Konversi Nilai Skala Lima ... 38

Tabel 3. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa Inonesia dan Revisinya ... 45

Tabel 4. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisinya ... 47

Tabel 5. Komentar Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SD ... 50

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 24

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 68

Lampiran 2. Surat Izin Wawancara ... 69

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ... 70

Lampiran 4. Hasil Wawancara ... 71

Lampiran 5. Silabus ... 72

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 74

Lampiran 7. Instrumen Validasi Pakar dan Guru Bahasa Indonesia ... 91

Lampiran 8. Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 95

Lampiran 9. Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 99

Lampiran 10. Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 103

Lampiran 11. Instrumen Validasi Lapangan ... 111

Lampiran 12. Hasil Validasi Lapangan... 113

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia... 123

Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 125

Lampiran 15. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 127

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ... 131

Lampiran 17. Resume Hasil Validasi Pakar dan Guru Bahasa Indonesia... 141

Lampiran 18. Resume Hasil Validasi Lapangan ... 141

Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 142

Lampiran 20. Foto Validasi Lapangan di SDN Banteng ... 143

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)

tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, serta (6) spesifikasi

produk yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih

lanjut, Kemendiknas telah mencanangkan gerakan nasional berupa pendidikan

karakter (2010-2025) melalui keputusan pemerintah Republik Indonesia oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Mei tahun 2010 tentang

gerakan nasional pendidikan karakter (Suyadi, 2013: 2). Hal ini menunjukkan

bahwa pendidikan perlu disertai dengan pembentukkan karakter yang selanjutnya

akan membentuk kepribadian dan identitas bangsa. Pembentukan karakter

sebaiknya dilakukan sejak usia dini agar karakter tersebut kuat tertanam dalam

diri anak-anak hingga dewasa. Seperti pepatah “belajar ketika masih kecil ibarat mengukir di atas batu sedangkan belajar ketika sudah dewasa seperti mengukir di

atas air”. Oleh karena itu, pendidikan di sekolah dasar menjadi jenjang yang pas dalam membentuk karakter seseorang. Salah satu cara menanamkan karakter

adalah melalui aktivitas pembelajaran yang ada di sekolah. Karakter tersebut

dapat diintegrasikan melalui aktivitas pembelajaran pada suatu mata pelajaran.

(20)

Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran pokok yang termuat

dalam kurikulum pendidikan nasional mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Materi Bahasa Indonesia mengandung 4 keterampilan pokok yaitu mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan karakter dapat mudah

dikuasai melalui pembelajaran Bahasa Indonesia karena dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia terdapat 4 keterampilan pokok yang dapat mencerminkan

karakter seseoarang. Pranowo mengungkapkan bahwa bahasa merupakan

cerminan kepribadian seseorang yang nampak dari ungkapan pikiran atau

perasaannya melalui tidak bahasa baik verbal maupun nonverbal (2009: 3).

Dari keempat keterampilan bahasa tersebut, berbicara menjadi satu

kemampuan berbahasa yang sering dan hampir digunakan oleh semua orang

untuk berkomunikasi. Seperti diungkapkan oleh Elizabeth B. Hurlock (1978: 180)

komunikasi dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa seperti isyarat,

ungkapan emosional, bicara atau bahasa tulisan, tetapi komunikasi yang paling

umum dan paling efektif dilakukan dengan bicara. Komunikasi terjadi karena ada

interaksi dua arah antara pembicara dan pendengar. Dalam berkomunikasi,

berbicara merupakan suatu keharusan dan modal yang mampu menunjukkan

karakter diri. Berbicara dapat menunjukkan karakter seseorang melalui cara ia

berbicara atau mendengar apa yang sedang ia bicarakan. Untuk itu, seseorang

yang berkomunikasi harus pandai berbicara, ia harus bisa berbicara secara cermat

dan tepat dalam menggunakan bahasa agar informasi yang disampaikan dapat

dimengerti dengan jelas serta dibutuhkan sikap menghargai untuk mampu

(21)

karena pisau, luka di hati karena kata” yang artinya artinya berhati-hatilah dalam berkata-kata, karena dapat melukai perasaan orang lain. Selain berhati-hati dalam

berkata, seseorang juga harus mau mendengarkan orang lain yang sedang

berbicara agar tidak melukai perasaan orang lain. Berbicara sebagai salah satu

keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan, tentu

seorang guru membutuhkan bahan ajar dalam prakteknya.

Bahan ajar menjadi perangkat pembelajaran yang wajib ada dalam sebuah

aktivitas belajar. Sukmadinata (2009: 3) menyebutkan bahwa bahan ajar menjadi

salah satu komponen utama kurikulum. Bahan ajar digunakan oleh guru dan siswa

sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan. Tidak hanya sebatas pengetahuan

namun bahan ajar yang digunakan harus bisa mengakomodasi pembelajaran yang

menanamkan nilai-nilai, sikap serta perilaku karena salah satu fungsi pendidikan

nasional adalah untuk membentuk karakter. Artinya bahwa aktivitas pembelajaran

harus melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, bahan

ajar yang digunakan sebaiknya memuat berbagai aktivitas belajar yang mampu

mengintegrasikan berbagai karakter dan berfokus pada siswa.

Pada 6 Desember 2012, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas

IV SDN Banteng terkait dengan pendidikan karakter dan bahan ajar Bahasa

Indonesia. Guru memahami pendidikan karakter anak sebagai pendidikan yang

membentuk karakter. Guru berpendapat bahwa pendidikan karakter perlu

dikembangkan untuk mendasari anak membentuk kepribadian bangsa. Guru

mengatakan bahwa karakter-karakter untuk membentuk kepribadian bangsa

tersebut sudah dimiliki oleh leluhur kita sesuai jiwa Pancasila yang menurut guru

(22)

Guru memberi contoh seorang siswa yang seringkali tidak memperhatikan atau

berbicara dengan teman lain ketika guru sedang mengajar. Menurut guru,

beberapa karakter sudah tersirat dalam tujuan pembelajaran. Guru sudah berusaha

mengembangkan materi ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

Namun, guru masih tetap membutuhkan adanya bahan ajar Bahasa Indonesia

yang terintergrasi dengan pendidikan karakter yang sudah jadi dan siap pakai

seperti buku paket.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas maka peneliti ingin menyusun

bahan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter yaitu karakter cerdas yang

meliputi sikap cermat, tepat dan cepat serta karakter menghargai yaitu sikap mau

mendengarkan orang lain untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal. Bahan ajar yang akan dikembangkan

merupakan bahan ajar berbasis aktifitas siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

2. Bagaimana hasil validasi kualitas produk “Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

2. Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk “Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Berbicara

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal.”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Penelitian ini memberikan pengalaman dan melatih mahasiswa dalam

mengembangkan sendiri bahan ajar terutama bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia SD kelas IV semester gasal.

2. Bagi guru

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh

guru sebagai bahan ajar yang terintergrasi dengan pendidikan karakter untuk

keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV

semester gasal. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan inspirasi guru untuk

mengembangkan sendiri bahan ajar yang terintergrasi dengan pendidikan karakter.

3. Bagi siswa

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh

(24)

keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV

semester gasal.

4. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi SDN Banteng terkait

dengan penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R & D) dan

produk bahan ajar khususnya bahan ajar yang terintergrasi dengan pendidikan

karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD

kelas IV semester gasal.

5. Bagi Prodi PGSD

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi prodi PGSD Universitas

Sanata Dharma terkait dengan penelitian dan pengembangan (Research and

Development/ R & D) dan produk/bahan ajar khususnya bahan ajar yang

terintergrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.5 Batasan Istilah

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada penelitian ini merupakan usaha sadar manusia

untuk membangun karakter dalam diri manusia yang melibatkan pengetahuan,

perasaan dan tindakan. Pada penelitian ini akan mengambil dua karakter pokok

dari 25 karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Nasional yaitu cerdas dan menghargai. Cerdas dalam penelitian ini

(25)

dan cepat. Menghargai dalam penelitian ini dimaknai sebagai sikap mau

mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.

2. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap

kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, indikator, tujuan

pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman

materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

3. Keterampilan Berbicara

Berbicara adalah keterampilan menyampaikan informasi melalui bahasa

lisan. Keterampilan berbicara pada penelitian ini terkait dengan kemampuan

seseorang melakukan komunikasi kepada orang lain dengan menyampaikan

informasi secara cermat, tepat dan cepat kepada orang lain.

1.6 Spesifikasi Produk

1.6.1 Karakter yang Dikembangkan dalam Bahan Ajar

Karakter yang dikembangkan dalam bahan ajar adalah karakter cerdas

yaitu sikap cermat, tepat dan cepat. Sikap cermat yang ditanamkan dalam bahan

ajar ini adalah teliti atau seksama dalam menyusun kata-kata membentuk kalimat

sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda, cermat dalam merangkai kalimat

secara runtut. Kaitannya dengan materi dalam bahan ajar yang dikembangkan

maka cermat dapat dipahami sebagai kecermatan dalam membaca sebuah denah.

Tepat artinya ketepatan dalam memilih kata (diksi) untuk menyatakan sesuatu

serta tepat dalam menyampaikan sebuah informasi. Kaitannya dengan materi

(26)

mendeskripsikan suatu tempat sesuai dengan denah. Cepat artinya dalam waktu

singkat. Kaitannya dengan materi dalam bahan ajar maka cepat dimaknai sebagai

kemampuan seseorang menjelaskan deskripsi suatu tempat dalam jangka waktu

tertentu yang sudah ditentukan.

1.6.2 Komponen Bahan Ajar

Produk yang akan dihasilkan layaknya buku paket mata pelajaran siswa

yang di dalamnya memuat unsur pokok meliputi uraian materi, kegiatan siswa,

pos tes, refleksi, dan tindakan siswa. Isi bahan ajar disusun mencakup dua

pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri dari beberapa bagian. Isi bahan

ajar untuk masing-masing pertemuan meliputi: halaman SKKD, indikator dan

tujuan pembelajaran, halaman apersepsi, halaman uraian materi, halaman kegiatan

siswa, halaman pos tes, halaman refleksi, halaman tindakan siswa. Isi bahan ajar

dilengkapi dengan halaman rangkuman materi, halaman soal evaluasi, halaman

kunci jawaban, halaman pedoman penilaian dan pedoman penilaian akhir,

halaman glosarium dan halaman daftar pustaka setelah semua materi untuk

pertemuan pertama dan kedua selesai diuraikan. Bahan ajar diberi sampul depan

dan belakang.

1.6.3 Rumusan Indikator

Indikator dikembangkan dalam tiga ranah kemampuan yaitu kognitif,

afektif (karakter) dan psikomotorik sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar (SKKD). Rumusan tujuan pembelajaran meliputi unsur ABCD

(27)

1.6.4 Bahan Ajar Berbasis Aktifitas Siswa

Produk yang akan dihasilkan berisi kegiatan siswa yang dapat

mengakomodasi siswa menanamkan nilai karakter dan membuat siswa belajar

secara mandiri. Semua siswa diberi kesempatan untuk berbicara melalui aktivitas

yang sudah dirancang. Pembelajaran menggunakan pembelajaran kontektual

melalui bermacam-macam metode, antaralain: ceramah, tanya-jawab, diskusi,

pengamatan dan demonstrasi. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi,

(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan (1) kajian teori, (2) penelitian yang relevan, (3)

kerangka berpikir dan (4) pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter

2.1.1.1Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan menurut UU No. 2 tahun 2003 adalah upaya sadar dan

terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar

tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif,

berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (Suyadi, 2013: 4). Berdasarkan

uraian diatas, penulis memaknai pendidikan sebagai usaha sadar manusia untuk

memanusiakan diri dan kehidupannya.

Helen G. Douglas dalam Samani mengungkapkan bahwa “Character isn’t inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, thought, action by

action”. Artinya karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara bersinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi

pikiran, tindakan demi tindakan (Samani, 2013: 41). Pusat Bahasa Depdiknas

mengartikan karakter sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain (Suyadi, 2013: 5). Suyanto dalam

tulisan bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter mendefinisikan karakter sebagai

cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk

hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan

(29)

merupakan ciri khas individu yang membedakan seseorang dengan orang lain

yang dibangun melalui pikiran dan perbuatan/ perilaku/tindakan.

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta

didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,

pikir, raga serta rasa dan karsa (Samani, 2012: 45). Menurut Lickona pendidikan

karakter mencakup tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan, mencintai

kebaikan dan melakukan kebaikan (Suyadi, 2013: 6). Sementara Fakry Gaffar

mengungkapkan bahwa dalam pendidikan karakter terdapat tiga ide pikiran

penting, yaitu proses transformasi, ditumbuhkembangkan dalam kepribadian dan

menjadi satu dalam perilaku (Kesuma, 2011: 5). Dari ketiga teori diatas,

mengandung makna bahwa pendidikan karakter dalam prosesnya melibatkan

pengetahuan (pikir, mengetahui kebaikan, proses transformasi), perasaan (hati,

rasa, mencintai kebaikan, ditumbuhkembangkan dalam kepribadian) dan tindakan

(karsa, melakukan kebaikan, menjadi satu dalam perilaku).

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah usaha sadar manusia untuk memanusiakan diri dan

kehidupannya dengan membangun karakter dalam diri manusia yang melibatkan

pengetahuan, perasaan dan tindakan dalam perilaku sehari-hari.

2.1.1.2Tujuan pendidikan karakter

Samani (2012: 45) mengungkapkan tujuan pendidikan karakter adalah

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sepenuh hati. Kesuma, dkk (2011: 9), menjelaskan bahwa

(30)

mengembangkan nilai–nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai–nilai yang dikembangkan. Narwanti (2011: 17) menyimpulkan bahwa melalui

pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri

meningkatkan dan mengggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari.

Berdasarkan uraian tujuan pendidikan di atas maka penulis meyimpulkan

bahwa tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan nilai-nilai kebaikan

kepada peserta didik sehingga menjadikan mereka individu yang berkarakter dan

mewujudkannya nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari.

2.1.1.3Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada

satuan pendidikan maka Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi 25 nilai

karaker yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan

nasional, yaitu: (1) kereligiusan (2) kejujuran (3) kecerdasan (4) tanggung jawab

(5) kebersihan dan kesehatan (6) kedisiplinan (7) tolong menolong (8) berpikir

logis, kritis, kreatif dan inovatif (9) kesantunan (10) ketangguhan (11)

kedemokratisan (12) kemandirian (13) keberanian mengambil resiko (14)

berorientasi pada tindakan (15) berjiwa kepemimpinan (16) kerja keras (17)

percaya diri (18) keingintahuan (19) cinta ilmu (20) kesadaran akan hak dan

kewajiban diri dan oran lain (21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial (22)

menghargai karya dan prestasi orang lain (23) kepedulian terhadap lingkungan

(31)

menyebutkan nilai-nilai karakter menjadi 30 butir karakter diantaranya (1) adil (2)

amanah (3) pengampunan (4) antisipatif (5) arif (6) baik sangka (7) kebajikan (8)

keberanian (9) kebijaksanaan, (10) cekatan (11) cerdas (12) cerdik (13) cermat

(14) pendaya guna (15) demokratis (16) dermawan (17) dinamis (18) disiplin (19)

efisien (20) empan papan (21) empati (22) fair play (23) gigih (24) gotong

royong,(25) hemat (26) hormat (27) ikhlas (28) inisiatif (29) inovatif dan (30)

kejujuran.

Semua karakter di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa kategori.

Menurut Koesoema (2011: 124), nilai-nilai karakter dapat berupa nilai yang

bersifat individual personal maupun yang lebih sosial. Pada penelitian ini, peneliti

mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan karakter cerdas dan

menghargai. Karakter cerdas merupakan nilai karakter yang berhubungan dengan

diri sendiri dan karakter menghargai merupakan nilai karakter yang berhubungan

dengan sesama.

1) Cerdas

Menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Tim Reality, 2008: 171)

cerdas adalah tajam pikiran, sempurna akal dan pikirannya (mudah mengerti dan

memahami). Cerdas merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu

tugas secara cermat, tepat, dan cepat (Kemendiknas: 2011). Sementara dalam

Grand Design Pendidikan Karakter dijelaskan bahwa cerdas merupakan

kemampuan berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan

(Samani, 2012: 51). Hidayatullah (2010: 81) mendefinisikan cerdas adalah pintar

dan cerdik, cepat tanggap dalam menghadapi masalah, cepat mengerti jika

(32)

penulis mengartikan cerdas sebagai kemampuan berpikir dan bertindak secara

cermat, tepat dan cepat.

Menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Tim Reality, 2008: 172)

cermat adalah seksama, teliti, berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu.

Kecermatan merupakan salah satu indikator kalimat efektif. Yang dimaksud

cermat dalam kalimat efektif adalah kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran

ganda dan tepat dalam pemilihan kata (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 1985 :

120).

Menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Tim Reality, 2008: 629) tepat

adalah betul atau lurus arahnya (jurusannya), kena benar pada sasaran, tidak ada

selisih sedikitpun persis, jitu. Tepat dalam Bahasa Indonesia meliputi pemilihan

kata (diksi). Diksi maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan

sesuatu. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat

apa yang ingin disampaikan baik lisan maupun tulisan (Arifin, Zaenal dan Amran

Tasai, 1985 : 150). Menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Tim Reality,

2008:169) cepat adalah dalam waktu singkat, lekas.

Dari berbagai referensi diatas maka disimpulkan karakter cerdas yang

ingin dikembangkan adalah kemampuan seseorang mengerjakan tugas cara

cermat, tepat dan cepat. Sikap cermat yang ditanamkan dalam bahan ajar ini

adalah teliti atau seksama dalam menyusun kata-kata membentuk kalimat

sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda, cermat dalam merangkai kalimat

secara runtutKaitannya dengan materi dalam bahan ajar yang dikembangkan maka

cermat dapat dipahami sebagai kecermatan dalam membaca sebuah denah. Tepat

(33)

dalam menyampaikan sebuah informasi. Kaitannya dengan materi dalam bahan

ajar yang dikembangkan maka tepat dapat diartikan tepat dalam mendeskripsikan

suatu tempat sesuai dengan denah. Cepat artinya dalam waktu singkat. Kaitannya

dengan materi dalam bahan ajar maka cepat dimaknai sebagai kemampuan

seseorang menjelaskan deskripsi suatu tempat dalam jangka waktu tertentu yang

sudah ditentukan.

2) Menghargai

Menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Tim Reaality, 2008:278)

menghargai adalah menentukan harga, memberi harga pada sebuah barang,

menaksir harganya, menghormati, mengindahkan, menilai penting, dan

memandang sangat sempurna. Dalam Six Pillar of Charater Education sebuah

lembaga swasta yang menangani pendidikan karakter di Amerika serikat

menguraikan beberapa perilaku yang menunjukkan sikap menghargai atau

menghormati (respect) (Samani,2012:55) sebagai berikut:

1. Perlakukanlah orang lain seperti halnya engkau ingin diperlakukan.

2. Jadilah orang yang beradap dan sopan.

3. Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh orang lain.

4. Jangan menghina orang atau memperolok-olokkan atau memanggil orang

dengan julukkannya.

5. Jangan pernah mengancam atau mamalak orang lain.

6. Jangan menilai orang sebelum engkau mengenalnya dengan baik.

Salah satu uraian di atas menunjukkan bahwa mendengarkan apa yang

dikatakan orang lain merupakan perilaku yang mencerminkan sikap menghargai.

(34)

dapat diartikan sebagai suatu sikap mau mendengarkan orang lain. Sementara

Furqon (2010: 84) mendefinisikan penuh perhatian sebagai sikap menunjukkan

penghargaan terhadap seseorang dengan jalan memberikan perhatian penuh

terhadap apa yang dikatakannya. Definisi tersebut menunjukkan bahwa sikap

menghargai dapat dilakukan dengan jalan memberikan perhatian penuh terhadap

apa yang dikatakan orang lain. Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan bahwa

sikap mendengarkan orang lain yang sedang berbicara dapat digunakan sebagai

indikator sikap menghargai. Berikut ini indikator orang yang aktif sebagai

pendengar. (Riyanto, dkk., 2012: 158):

1. Memberikan perhatian penuh kepada si pembicara.

2. Menatap atau memandang si pembcara.

3. Terbuka dan bersikap empatik.

4. Menciptakan suasana yang nyaman sebagai pendengar.

5. Mencoba untuk mengerti tujuan atau maksud si pembicra

6. Mencoba untuk memilah-milah mana opini dan mana yang merupakan fakta.

7. Menilai dan mempertimbangkan, tidak segera menarik suatu kesimpulan.

8. Melenyapkan lamunan atau angan-angan kosong ketika menjadi pendengar.

9. Mendengarkan sungguh-sungguh sebelum mencoba untuk menanggapi si

pembicara.

(35)

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa

kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa (Santosa, dkk.,

2009: 5.18). Pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa

memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan

sehari-hari (Santosa, dkk., 2009: 6.1). Pembelajaran bahasa di SD mempunyai

peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap serta

kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk perkembangan selanjutnya.

Pengajaran di SD bukan saja untuk berkomunikasi melainkan juga untuk

menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya (Akhadiah, dkk.,

1991: 11).

Berdasarkan KTSP (2008: 317) ruang lingkup mata pelajaran Bahasa

Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Standar kompetensi dan

kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi

pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian (KTSP, 2008: 330).

2.1.2.2Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek kemampuan

berbahasa dalam ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia (Depdiknas:

(36)

kompetensi yang harus dicapai dalam ruang lingkup kurikulum KTSP. Berbicara

merupakan bahasa lisan yang seringkali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Hurlock menjelaskan bahwa bicara adalah bentuk bahasa yang

menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan

maksud (Hurlock, 1978: 178). Berbicara menurut Tarigan (2008: 16) adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-katauntuk

mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Tarigan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Dari pernyataan di

atas tersirat bahwa berbicara juga melibatkan seorang pembicara karena dalam

berbicara ada orang lain sebagai pendengar atau penyimak sehingga dapat

dipahami bahwa berbicara akan menciptakan suatu komunikasi.

Senada dengan Greene dan Petty dalam Tarigan mengungkapkan bahwa

keterampilan-keterampilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif

banyak persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif (Tarigan,

2008: 3-4). Darmastuti (2006: 2) mengungkapkan komunikasi adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (pembicara/ komunikator)

kepada orang lain (pendengar/ penyimak/ komunikan). Eugene Ehrlich dalam

(37)

1. Kontak mata. Kontak mata adalah kontak yang terjadi antara mata seorang

komunikator dengan mata seorang komunikan ketika mereka melakukan

tindak komunikasi.

2. Berbicara agak keras agar cukup terdengar. Volume suara komunikator harus

terdengar oleh semua komunikan sehingga komunikan dapat mendengar

pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator.

3. Jangan terlalu cepat. Gunakan kecepatan rata-rata supaya setiap orang

(komunikan) mampu untuk menerima dan memahami pesan apa yang

pembicara (komunikator) sampaikan.

4. Ucapkan setiap kata dengan jelas. Setiap kata yang keluar dari mulut harus

menghasilkan kata-kata yang jelas.

5. Hilangkan kebiasaan latah. Kebiasaan latah akan mengurangi rasa percaya

pendengar terhadap pembicara. Kredibilitas pembicara akan menjadi turun.

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan pikiran secara efektif maka pembicara harus memahami makna

segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan (Taringan, 2008: 16). Kegiatan

berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan

disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau

memahami isi pesan itu. Pesan adalah apa yang diinformasikan atau informasi apa

yang disampaikan dalam proses komunikasi (Darmastuti, 2006: 1).

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pend. Karakter

Bahan ajar menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk mendukung

(38)

Based Training dalam Prastowo (2012: 16) mendefinisikan bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pannen dalam Prastowo (2012: 17)

mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang

disusun secara sistematis, yang digunakan untuk guru dan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Sementara Prastowo (2012: 28) berpendapat bahwa bahan

ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan dan

berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara sistematis. Berdasarkan

beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang tersususn

sistematis dan digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter merupakan

serangkaian materi ajar yang mengkonstruksi dan menumbuhkan nilai-nilai atau

karakter dengan topik atau sub-topik tertentu. Bahan ajar tersebut memungkinkan

peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan

menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai dengan nilai yang diharapkan.

Sejalan dengan pemikiran Hasan, dkk. (2009: 13) bahwa nilai-nilai karakter tidak

diajarkan tetapi dikembangkan, hal ini mengandung makna bahwa materi

nilai-nilai karakter bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-nilai-nilai-nilai itu tidak dijadikan

pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu

konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa

Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni,

dan ketrampilan). Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan

(39)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program

Pembelajaran (RPP) yang sudah ada (Hasan, dkk., 2010: 11).

Pengembangan bahan ajar pada penelitian ini dikembangkan dengan

mengintergrasikan karakter cerdas (cermat, tepat dan cepat) dan karakter

menghargai (mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara) yang

ditanamkan melalui berbagai aktifitas belajar.

2.4.1 Model Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian dari pembelajaran. Joyce & Weil

berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran (bahan ajar) dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011: 133). Kemp dalam Trianto

(2009: 180-186) memaparkan bahwa dalam mengembangkan suatu bahan ajar

diperlukan beberapa tahap, yaitu:

2.1.4.1 Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara

tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan

baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang

digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

2.1.4.2Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

(40)

maupun kelompok. Analisis ini dapat dijadikan gambaran untuk menyiapkan

perangkat pembelajaran.

2.1.4.3Analisis Tugas

Menurut Kemp dalam Triyanto (2009: 181), analisis tugas adalah

kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pelajaran. Analisis tugas

meliputi:analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan

untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran

(RP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

2.1.4.4Merumuskan Indikator

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan

identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan – pernyataan apa yang dilakukan siswa setelah selesai melakuakan pembelajaran. indikator dirumuskan

berfungsi sebagai: (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran; (b) kerangka

kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (c) panduan

siswa dalam belajar.

2.1.4.5Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya

proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar.

2.1.4.6Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai

dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode dan

(41)

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan format meliputi materi ajar,

lembar kerja siswa (LKS), rencana pelajaran dan evaluasi.

2.1.4.7Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Pemilihan media dan sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis

tujuan, karakteristik siswa, dan tugas seperti telah diuraikan sebelumnya, maka

memilih alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang

terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.

2.1.4.8Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung tidak berhubungan langsung dengan substansi

pengembangan perangkat namun sangat menentukan keberhasilan pengembangan

perangkat. Pengembangan perangkat membutuhkan anggaran atau dana, fasilitas,

bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, penyelesaian tahap perencanaan dan

pengembangan.

2.1.4.9Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan

pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim

pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai

sasaran. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan

pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program

terpakai secara luas.

2.1.4.10Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan – tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian

(42)

2.1.4.11Revisi perangkat pembelajaran

Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki

rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukkan dan penilaian

yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi

terbatas dan uji coba terbatas sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran

dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di

sekolah. Berikut bagan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut

Kemp (Morrison, 2005).

Gambar 1. Bagan Pengembangan Perangkat Model Kemp yang Direvisi.

Menurut Kemp untuk memulai mendesain suatu perangkat pembelajaran

dapat dimulai dari unsur mana saja. Sebelum perangkat pembelajaran tersebut

digunakan perlu direncanakan waktu dan segala sesuatu yang akan digunakan

untuk proses pembelajaran. Selama implementasi perangkat pembelajaran tersebut

dilakukan evaluai formatif dan dilakukan evaluasi sumatif terhadap perangkat

pembelajaran sejauhmana perangkat tersebut dapat menukur ketercapaian tujuan

(43)

sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran untuk

ketercapaiannya tujuan pembelajaran.

Suatu bahan ajar perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana bahan ajar

tersebut efektif. Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur untuk

mengevaluasi suatu bahan ajar. Unsur tersebut meliputi: aims and objectives,

desaign and organization, language contents, skills, topic, methodology, teacher’s

book, practical consideration (1995:3).

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan

yaitu sebagai berikut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Yunita mahasiswa PGSD USD dengan

judul “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Keterampilan Berbicara

Bahasa Indonesia Kelas V SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode R and D (Research and Development)

atau penelitian dan pengembanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara Bahasa Indonesia kelas

V SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta semester genap tahun ajaran

2011/2012 dikembangkan dengan kualitas yang sangat baik dan layak untuk

digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester genap

berdasarkan validasi dari pakar materi pembelajaran, pakar media, guru

Bahasa Indonesia kelas V SD Tarakanita Bumijo, dan siswa kelas V SD

(44)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bernadeta Lisa Andika Permatasari

mahasiswa PBSID USD dengan judul “Pendidikan Karakter Terintegrasi

Dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII Semester 1 dan

2”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian dan

pengembanan (Research and Development atau R and D). Hasil penelitian

ini adalah produk berupa buku teks pembelajaran berbicara Bahasa

Indonesia kelas VII yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Produk

yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk pembelajaran.

Berdasarkan kedua penelitian yang sudah pernah dilakukan di atas, maka

penulis mencoba melakukan penelitian menggunakan metode yang sama yaitu

Research and Development (R and D) dengan mengembangkan produk berupa

bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter meliputi karakter cerdas

dan menghargai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester

gasal.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan perlu diisi dengan

pendidikan karakter. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin

dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah namun harus

lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan karena menanamkan karakter bukan

proses yang mudah. Oleh karena itu pendidikan karakter perlu diberikan sejak dini

(45)

untuk menanamkan karakter pada diri seseorang. seperti pepatah “belajar ketika masih kecil ibarat mengukir di atas batu sedangkan belajar ketika sudah dewasa

seperti mengukir di atas air”. Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek yang termuat dalam mata pelajaran Bahasa Indoesia sering dan hampir dilakukan

oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kemampuan

berbicara menjadi salah satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta

didik. Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar dalam praktiknya. Pada

penelitian relevan sebelumnya dipaparkan mengenai sebuah pengembangan

produk berupa multimedia interaktif dan buku teks untuk keterampilan berbicara

pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Kedua penelitian tersebut berhasil

mengembangkan produk menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R

and D).

Berdasarkan pernyataan di atas maka penelitian ini mencoba

mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk

keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui aktifitas

siswa. Dalam pembuatan bahan ajar ini peneliti akan menggunakan

langkah-langkah Research and Development (R&D) Langkah-langkah pengembangan

bahan ajar menggunakan metode Research and Development (R&D) dari model

Borg dan Gall dengan subyek uji coba siswa kelas IV SDN Banteng. Instrumen

pengumpulan data meliputi pengumpulan data untuk bahan ajar dan instrumen

penelitian. Validitas bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran Bahasa

Indonesia, pakar pendidikan karakter, dua guru bahasa Indonesia kelas IV dan 10

(46)

ajar yang dikembangkan diharapkan bisa layak pakai sebagai bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis aktifitas siswa.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter dalam keterampilan berbicara, kompetensi

dasar mendeskripsikan secara liasan suatu tempat sesuai denah?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca, keterampilan berbicara,

kompetensi dasar mendeskripsikan secara liasan suatu tempat sesuai denah

menurut pakar bahasa Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan berbicara, kompetensi dasar mendeskripsikan

secara liasan suatu tempat sesuai denah menurut pakar pendidikan

karakter?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan berbicara, kompetensi dasar mendeskripsikan

secara liasan suatu tempat sesuai denah guru kelas IV SD?

2.4.5 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan berbicara, kompetensi dasar mendeskripsikan

secara liasan suatu tempat sesuai denah menurut siswa kelas IV SDN

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan,

(3) uji coba produk, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, serta

(6) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah Metode

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development atau R and D). Metode

penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Dalam penelitian ini dibutuhkan analisis kebutuhan untuk menghasilkan produk

tertentu. Produk tersebut akan diuji cobakan untuk mengetahui kualitas produk

sesuai spesifikasi produk yang ingin dikembangkan dan direvisi untuk

memperoleh produk yang lebih efektif.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Borg

dan Gall yang diadaptasi oleh Sugiyono (Sugiyono, 2012:298). Langkah-langkah

penelitian dan pengembangan terdiri dari 10 langkah. Peneliti hanya akan

menggunakan 7 tujuh langkah pengembangan karena peneliti hanya akan

melakukan uji coba produk secara terbatas.

3.2 Prosedur Pengembangan

Peneliti akan menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar yang

dimodifikasi dari model pengembangan bahan ajar Jerold E. Kemp dan

(48)

memodifikasi langkah pengembangan bahan ajar menjadi 7 langkah yaitu tahap

(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4)

validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai

menghasilkan desain produk final bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter yaitu karakter cerdas dan menghargai pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan berbicara kelas IV semester gasal

SDN. Berikut bagan langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang digunakan

oleh peneliti hasil modifikasi dari model pengembangan bahan ajar Jerold E.

Kemp dan langkah-langkah penelitian R and D yang dikembangkan oleh Borg dan

Gall:

(49)

3.2.1 Langkah 1 : Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah dengan

melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan

wawancara langsung kepada guru Bahasa Indonesia kelas IV di SDN Banteng.

Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang

terjadi di lapangan yang menyangkut ketersediaan bahan ajar Bahasa Indonesia

yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

3.2.2 Langkah 2 : Pengumpulan Data

Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai data awal untuk menganalisis

kebutuhan terkait pendidikan karakater dan bahan ajar yang digunakan oleh guru.

Hasil wawancara akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan

produk yang dikembangkan. Sedangkan pengumpulan data untuk desain dan

materi bahan ajar dilakukan melalui kajian dokumen dan browsing internet terkait

dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal untuk

keterampilan berbicara serta karakter cerdas dan menghargai.

3.2.3 Langkah 3 : Desain Produk (Prototipe)

Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar dan

materi yang akan diuraikan dalam bahan ajar. Desain awal bahan dimulai dengan

membuat silabus dan RPP terkait keterampilan berbicara yang terintegrasi dengan

karakter cerdas dan menghargai. Setelah membuat silabus dan RPP dilanjutkan

dengan menyusun kerangka bahan ajar yang meliputi merancang tampilan bahan

(50)

ajar meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), indikator dan

tujuan yang akan dicapai, materi bahan ajar serta soal evaluasi.

Pada langkah ini peneliti masih mengumpulkan bahan yang akan

digunakan untuk materi bahan bahan ajar. Selanjutnya, peneliti menyusun

instrumen evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan

penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,

peneliti juga akan menentukan strategi pengajaran dan kegiatan belajar yang akan

digunakan yang termuat dalam bahan ajar. Setelah semua bahan ajar terkumpul,

langkah berikutnya adalah menyusun bahan ajar sesuai dengan rancangan

tampilan bahan ajar dan urutan isi yang telah ditentukan.

3.2.4 Langkah 4 : Validasi

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap

desain produk (prototipe) yang sudah jadi. Produk yang telah dikembangkan akan

divalidasi oleh empat orang pakar yang terdiri dari pakar pembelajaran Bahasa

Indonesia, pakar pendidikan karakter dan dua guru Bahasa Indonesia atau guru

kelas IV. Salah satunya adalah guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN Banteng.

Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian

dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan. Dari kritik dan saran

tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan

(51)

3.2.5 Langkah 5 : Revisi Desain

Setelah mendapatkan kritik dan saran, maka tahap selanjutnya adalah

melakukan revisi produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi

dilakukan untuk memperbaiki kekurangan produk yang sudah divalidasi oleh

pakar.

3.2.6 Langkah 6 : Uji Coba Desain

Produk yang sudah direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para

pakar selanjutnya digunakan dan diujicoba lapangan. Uji coba akan dilakukan

secara terbatas kepada 10 siswa kelas IV SDN Banteng. Setelah melakukan uji

coba, siswa diberi kuisioner (validasi lapangan) untuk menilai apakah produk

yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba merupakan evaluasi

sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

3.2.7 Langkah 7 : Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah uji coba produk. Produk akan direvisi

berdasarkan masukan dari siswa yang ikut dalam uji coba produk. Hasil dari revisi

produk ini akan menjadi desain produk final bahan ajar Bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter yaitu karakter cerdas dan menghargai

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan berbicara kelas IV

semester gasal SDN Banteng.

(52)

3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba

Uji coba dilakukan secara mandiri oleh peneliti dengan praktik mengajar

10 siswa kelas IV SDN Banteng menggunakan desain produk bahan ajar. Siswa

akan dibagikan desain produk bahan ajar selama kegiatan pembelajaran.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SDN Banteng

Tahun Pelajaran 2013/2014.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada penelitian pengembangan ini menggunakan

instrumen validasi yang berupa kuisioner. Kuisioner digunakan sebagai alat untuk

menilai produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter meliputi

karakter cerdas dan menghargai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

keterampilan berbicara kelas IV semester gasal yang ditujukan kepada pakar yaitu

pakar Bahasa Indoneia, pakar pendidikan karakter dan dua guru Bahasa Indonesia

atau guru kelas IV serta siswa kelas IV SDN Banteng. Nilai akhir penilaian

kuesioner dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter,

dua guru kelas IV dan 10 siswa akan digunakan sebagai bahan masukan untuk

(53)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah wawancara, validasi pakar (expert judgment) dan validasi

lapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru. Wawancara bertujuan

untuk survei kebutuhan. Wawancara yang dilakukan berpedoman pada

pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti. Data yang diperoleh

disusun untuk mendapatkan informasi terkait pendidikan karakter dan

ketersediaan bahan ajar Bahasa Indonesia yang digunakan guru untuk mencapai

pembelajaran.

Validasi dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap validasi pakar (expert

judgment) dan validasi lapangan. Validasi pakar dilakukan oleh pakar

pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter dan dua guru bahasa

Indonesia dengan mengisi kuesioner kualitas bahan ajar. Validasi lapangan

dilakukan oleh 10 siswa kelas IV SDN Banteng dengan mengisi kuesioner

persepsi siswa terhadap kualitas bahan ajar.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk bahan ajar. Data

penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa

komentar yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar

pendidikan karakter, dua guru Bahasa Indonesia, dan 10 siswa kelas IV SDN

Banteng. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui

kelayakan produk yang dihasilkan. Data kuantitatif berupa berupa skor dari

(54)

dianalisis dengan statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif

dengan skala lima. Konversi yang dilakukan terhadap data kualitatif

menggunakan acuan konversi pada pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP),

seperti pada tabel berikut ini (Sukardjo 2008:101)

Tabel 1. Konversi Skala Lima

Interval Kategori

X > ̅̅̅ + 1,80 Sbi Sangat Baik

̅̅̅+ 0,60 Sbi< X ≤ ̅̅̅ + 1, 80 Sbi Baik

̅̅̅ –0,60 Sbi < X ≤ ̅̅̅ + 0,60 Sbi Cukup Baik

̅̅̅ –1,80 Sbi < X ≤ ̅̅̅– 0,60 Sbi Kurang Baik

X ≤ ̅̅̅ – 1,80Sbi Sangat Kurang Baik Keterangan:

Rerata ideal ( ̅) : ⁄ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal).

Simpangan baku ideal : ⁄ (skor maksimal ideal – skor minimal ideal. X : Skor aktual

Skala penilaian untuk menilai bahan ajar yang dikembangkan,diberikan

lima pilihan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan

sangat kurang baik (1).

Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan

menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif

(55)

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5

Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (̅ ) : 1/2 (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat

kurang baik.

Kategori sangat baik = X> ̅̅̅ + 1,80 SBi

= X> 3+ (1,80. 0,67)

= X> 3 + (1,21)

= X> 4,21

Kategori baik = ̅̅̅+ 0,60SBi < X≤ ̅̅̅ + 1,80SBi

= 3 + (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (1,80. 0,67) = 3 + (0,40) < X≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X≤ 4,21

Kategori cukup baik = ̅̅̅ - 0,60SBi < X≤ ̅̅̅ + 0,60SBi

= 3 - (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (0,60. 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅̅̅ - 1,80SBi < X≤ ̅̅̅ - 0,60SBi

= 3 - (1,80. 0,67) < X ≤ 3 - (0,60. 0,67) = 3 - (1,21) < X≤ 3 - (0,40)

Gambar

Tabel 4. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisinya ......................  47
Gambar 2. Langkah Pengembangan Bahan Ajar ...........................................  31
Gambar 1. Bagan Pengembangan Perangkat Model Kemp yang Direvisi.
Gambar 2. Bagan langkah pengembangan bahan ajar yang digunakan oleh peneliti
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

Kandungan kromium yang melebihi baku mutu limbah pada limbah cair yang dihasilkan oleh Industri Elektroplating X, dikarenakan logam yang telah dilakukan pelapisan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

[r]

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota