• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus Pada Industri Tempe Di Kelurahan Kedung Baruk).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus Pada Industri Tempe Di Kelurahan Kedung Baruk)."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus Pada Industri Tempe Di Kelurahan Kedung Baruk)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

STEFANI VINDIANTIKA

0813015003/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR

(2)

(Studi Kasus Pada Industri Tempe Di Kelurahan Kedung Baruk)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh :

STEFANI VINDIANTIKA

0813015003/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR

(3)

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan limpahan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul

“APLIKASI PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL

RUMAHAN (Studi Kasus Pada Industri Tempe di Kelurahan Kedung

Baruk)”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sangat sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa, maupun bimbingan yang telah diberikan.

Atas terwujudnya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

5. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.

6. Bapak dan Ibu serta staf pengajar Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Akuntansi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan serta wawasan yang cukup sehingga penulis mampu menyelesaikan kegiatan akademik sampai dengan menyusun skripsi sebagai tugas akhir studi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Biro AdmikUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bantuan dalam perolehan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku papa Soetanto dan mama Hermin Susilowati dan kakak Silvia Fransiska serta Adikku Anisa Natasia yang telah memberikan doa dan semangat moril maupun materil.

9. Semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

(5)

(Studi Kasus Pada Industri Tempe di Kelurahan Kedung Baruk)

Oleh :

Stefani Vindiantika

Abstraksi

Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia dewasa ini dirasakan sangat memprihatinkan.Kehadiran para usaha kecil ternyata sangat membantu masyarakat dalam memenuhi keperluannya sehari-hari, mengurangi tingkat pengangguran.Banyak dari mereka yang bertahan bertahun-tahun dalam menjalankan kegiatan usaha ini, sehingga usaha kecil dapat tumbuh dan berkembang di masa krisis ekonomi ini. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi industri kecil rumahan. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan industri kecil rumahan antara lain keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga dan lain-lain. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha industri kecil rumahan terhadap akuntansi.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan survey pendahuluan dan survey lapangan. Analisis data,dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengusaha industri kecil rumahan tersebut sebenarnya telah sadar pentingnya pencatatan keuangan dalam sebuah usaha. Namun yang dilakukan oleh pengusaha industri kecil rumahan tersebut masih sangat sederhana, yaitu pada keluar dan masuknya uang.

(6)

(Industrial Case Study On Tempe In Kelurahan Kedung Baruk)

By

Stefani Vindiantika Abstraction

Economic conditions of society Indonesia today felt very apprehensive.The presence of the small business turned out to be very helpful in meeting the requirements of everyday society, reducing the unemployment rate.Many of those who survived the years in running business activities, so that small businesses can grow and develop in times of economic crisis. Accounting information have an influence that is essential for the achievement of the success of the effort, including a small home-based industry. Accounting information can become a reliable basis for making decisions in the management of home-based small industries development decisions, among others, the development of market prices and others. On the basis of such thinking research aims to find out the financial record-keeping applications in small home-based industries and to know to what extent industrial entrepreneurs of small home-based understanding of accounting.

This research is a qualitative research approach with case studies.This research requires interaction between the researcher and the object of research is to understand the realities of interactive objects. Data collection techniques used by survey introduction and survey of the field. Data analysis, conducted at the time of data collection in progress and upon completion of data collection within a certain period.

From the results of research it was concluded that the small home-based industry entrepreneurs are aware of the importance of record keeping has actually been in a financial effort. However that is done by a small home-based industry entrepreneurs is still very simple, i.e. at the exit and entry of money.

(7)

1.1. Latar Belakang

Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia dewasa ini dirasakan sangat memprihatinkan. Industrialisasi dan urbanisasi di daerah perkotaan seringkali disertai dengan kemiskinan. Sementara itu krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan pendapatan rendah, daya beli masyarakat rendah, harga barang-barang dan kebutuhan pokok mengalami kenaikan, kemampuan berproduksi menurun, pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat, dan bertambahnya penduduk miskin. Kehadiran para usaha kecil ternyata sangat membantu masyarakat dalam memenuhi keperluannya sehari-hari, mengurangi tingkat pengangguran. Banyak dari mereka yang bertahan bertahun-tahun dalam menjalankan kegiatan usaha ini, sehingga usaha kecil dapat tumbuh dan berkembang di masa krisis ekonomi ini (Waspada, 2003: 1).

Banyak yang berpendapat bahwa rendahnya produktivitas industri kecil disebabkan oleh kurang pengetahuan dalam teknologi produksi, kendala dalam ketercukupan sumber daya (manusia dan finansial) lemahnya kemampuan manajemen menurut Tambunan dalam Chrismardani dan Setiyarini (2008 : 1).

(8)

hidupnya dalam rangka pencapaian kesejahteraan. Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada dimuka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaaan industri. (www.shvoong.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Adapun beberapa potensi industri kecil yang sebagian besar masih dikelola secara sederhana sebagai elemen kekuatan dan potensi perekonomian nasional, dapat dijabarkan sebagai berikut: pertama, jumlah industri kecil dalam perekonomian nasional terhitung sangat besar, baik sebagai produsen, distributor, maupun konsumen (Purnama, 2010 : 178).

Kedua, kegiatan produksi dan distribusi dalam industri kecil menampung sebagian besar angkatan kerja. Pada masa mendatang, tersedianya jumlah tenaga kerja ini diharapkan mampu menopang industri kecil mewujudkan produk unggulan. Hal ini tentunya tanpa mengabaikan prinsip pembuatan produk yang berdaya saing (competitive advantage) dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memadai (Purnama, 2010 : 178).

(9)

kecil cukup tinggi, sehingga tidak terlalu terpengaruh terhadap naik turunnya nilai dolar. Hal ini membuka peluang pasar barang-barang hasil industri kecil sebagai produk ekspor. Apabila jika ekonomi di negara-negara tujuan ekspor mengalami pertumbuhan yang cukup baik (Purnama, 2010 : 178).

Keempat, jarang terjadi perselisihan pekerja/ friksi perburuhan, sehingga produksi tetap berjalan lancar. Karena tenaga kerja yang mereka gunakan kebanyakan adalah keluarga, kerabat dekat, atau paling jauh tetangga dekat. Rasa saling pengertian antara pekerja dengan usaha juga mendukung perkembangan industri kecil. Kelima, karena sifatnya yang kecil, maka usaha rakyat relatif tahan terhadap berbagai perubahan yang cepat. Kelenturan ini tidak dimiliki oleh usaha besar (Purnama, 2010 : 178). Yang dimaksud industri kecil dalam hal ini adalah IKRT (industri kecil rumah tangga).

(10)

pentingnya peranan IKRT dalam membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan (Kuncoro, 2007 : 366)

Masalah utama dalam pengembangan industri kecil rumahan yaitu mengenai pengelolaan keuangan dalam usahanya tersebut, karena pengelola yang baik memerlukan keterampilan akuntansi yang baik pula oleh pelaku bisnis industri kecil rumahan. Padahal dengan adanya laporan keuangan akan memungkinkan pemilik memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistematis.

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi industri kecil rumahan. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan industri kecil rumahan antara lain keputusan-keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga dan lain-lain.

(11)

tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi konkret keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada asumsi semata.

Industri tempe di Kelurahan Kedung Baruk ini para pelaku usahanya adalah gakin (warga miskin) yang sebagian besar pengangguran dan kurang mengetahui ketrampilan akuntansi dengan baik. Dalam survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pelaku usaha hanya mencatat pengeluaran dan pemasukan saja, selain itu dari pihak kelurahanpun mengatakan bahwa banyak dari pelaku usaha industri tempe ini para pelakunya memiliki sumber daya yang kurang dan berakibat pada pencatatan keuangannya. Berikut hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada industri kecil rumahan milik Ibu Sunarti yaitu kue tempe Mowo Roso:

 Apakah ibu sudah melakukan pencatatan keuangan ?

 Sudah mulai awal.

 Seperti apa pencatatan yang ibu lakukan ?

 Pencatatannya yaitu pembelanjaan, pemasukan, penjualan.

(12)

 Seberapa penting pencatatan keuangan dilakukan pada industri ibu?  Penting, penting sekali jadi kita tahu berapa keuntungan kita per

bulan, kalau rugi berapa rugi kita per bulan.

 Apakah penggunaan pencatatan keuangan dapat mengontrol keuangan/

kinerja industri/ usaha ibu ?

 Ya segalanya mbak, untuk mengontrol keuangan, untuk tahu

keuntungan kita, anak-anak (karyawan) mendapat gaji berapa dalam sebulan. Kan kita gajiannya bukan bulanan jadi keuntungannya kita bagi sama rata sesudah kita ambil untuk kas.  Pencatatan keuangan ibu seperti apa ?

 Ada buku buku, untuk global penjualan dengan pembelian jadi

dua buku. Ada buku belanja satu bulan seperti tepung, telur (bahan baku) ada sendiri pembukuannya.

 Siapa yang bertugas melakukan proses pencatatan keuangan ?

 Andriani sama Jarwati selaku sekretaris

 Dari mana mengetahui cara pencatatan tersebut ?

 Dari belanja, bon-bon belanja. Kita itu istilahnya satu kelompok

(13)

 Apa saja produk yang ibu jual ?

 Kue basah yang kita ambil yang laku aja, seperti : donat dari

tempe, sama roti kukus, sama kroket, sama keripik tempe, sama rolade.

 Pemasaran kue basah ibu dimana saja ?

 Kita titipkan di warung-warung, belum ke pasar karena itu masih

langka orang belum mengenal jadi seperti dienyek.  Kalau ada pemakaian pribadi dicatat/ tidak transaksinya ?

 Wah kita tidak pernah memakai privasi/ pribadi.

Berdasarkan latar belakang yang disajikan di atas, penting untuk mengadakan penelitian untuk membantu memudahkan pelaku industri kecil tempe dalam mencatat setiap kegiatan usaha yang terjadi dan menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul

“Aplikasi Pencatatan Keuangan pada Industri Kecil Rumahan” (Studi

Kasus pada Industri Tempe di Kelurahan Kedung Baruk)

1.2. Fokus Penelitian

(14)

 Masalah sumber daya manusia (SDM)

Umumnya pemilik atau orang-orang yang bergelut dibidang industri kecil rumahan hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang industri kecil rumahan, sehingga banyak industri kecil rumahan yang tidak berkembang hingga menjadi besar. Padahal sebenarnya hal tersebut bisa diatasi dengan mengikuti seminar-seminar ataupun pelatihan-pelatihan tentang industri kecil rumahan sehingga para pemilik atau orang-orang yang bergelut dibidang industri kecil rumahan tersebut dapat mengembangkan usahanya hingga menjadi besar dan berkembang.

 Masalah pemasaran

Pemasaran merupakan hal yang cukup penting dibidang industri kecil rumahan karena pemasaran biasanya menjadi “ penolong “ bagi suatu industri. Dengan adanya pemasaran industri kecil rumahan bisa dikenal oleh masyarakat luas, sehingga dapat menambah keeksistensian industri tersebut.  Masalah akuntabilitas

(15)

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi fokus penelitian dalam hal ini adalah seberapa jauh pelaku industri kecil rumahan melakukan aplikasi pencatatan keuangan.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalah dapat disimpulkan, yaitu : Bagaimana aplikasi pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan ?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aplikasi pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha industri kecil rumahan terhadap akuntansi.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi industri kecil rumahan

Hasil ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau hasil ini diharapkan juga mampu memberikan bahan masukkan untuk lebih mengetahui pentingnya akuntabilitas industri kecil rumahan.

2. Bagi universitas

(16)

3. Bagi peneliti

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian pada industri kecil telah banyak dilakukan oleh peneliti pendahulu. Peneliti tersebut meneliti tentang industri kecil dari berbagai sudut pandang.

Pendapat penelitian dari Pinasti (2007), Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi.

(18)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Pemasaran merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap kinerja perusahaan.

Menurut peneliti yang lainnya dari Purnama (2010), Motivasi Dan Kemampuan Usaha Dalam Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu Di Jawa Timur). Dilihat dari kemapuan indikator dalam menjelaskan variabel, variabel motivasi usaha dengan indikator motif (keinginan pengusaha untuk berusaha), harapan (kesempatan yang diperoleh karena tercapainya tujuan usaha) dan insentif (imbalan yang diperoleh karena menjalankan usaha). Ketiga indikator tersebut secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel motivasi usaha dan dari ketiga indikator tersebut yang paling mampu menjelaskan variabel usaha adalah harapan (kesempatan yang diperoleh karena tercapainya tujuan usaha), kemudian motif (keinginan pengusaha untuk berusaha), dan yang paling akhir adalah insentif (imbalan yang diperoleh karena menjalankan usaha).

Dilihat dari hubungan antar variabel motivasi usaha, kemampuan usaha dan keberhasilan usaha. Dari hasil pengujian ini menunjukan bahwa motivasi usaha dengan indikator motif (keinginan pengusaha untuk berusaha), harapan (kesempatan yang diperoleh karena tercapainya tujuan usaha) dan insentif (imbalan yang diperoleh karena menjalankan usaha) berpengaruh positif terhadap kemampuan usaha dan keberhasilan usaha (Purnama, 2010).

(19)

tersebut memakai metode penelitian kuantitatif. Peneliti merasa ada suatu hal yang menarik di balik permasalahan yang telah dikemukan oleh peneliti terdahulu, apabila menggunakan sudut pandang yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Sudut pandang yang dipakai oleh peneliti untuk meneliti objek saat ini adalah metode penelitian kualitatif.

Penelitian yang dilakukan sekarang ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu, yang terletak pada waktu dan metode penelitian. Oleh karena itu, penelitian sekarang bukan replikasi dari penelitian terdahulu, tetapi merupakan penjabaran penelitian sebelumnya.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Akuntansi

Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa lembaga yang terkait, menurut Yadiati (2007 : 1) pengertian tersebut antara lain:

1. Accounting Principle Board (APB) dalam statement No. 4 disebut :

(20)

2. American Institute Of Certified Public Accountants (AICPA) dalam accountants terminology bulletin No. 1 tahun 1953, menyatakan :

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya.

3. Paul grady dalam ARS no. 7 AICPA, 1965, mendefinisikan :

Akuntansi merupakan suatu Body Of Knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan oleh manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterimanya.

4. Kieso and Weygandt, menyatakan :

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi pada pihak yang berkepentingan.

(21)

knowledge. Dan pengertian yang keempat sebagai sebuah sistem yang mengolah input berupa kejadian-kejadian ekonomi dari kesatuan usaha.

2.2.2. Perlakuan Akuntansi Untuk Industri Kecil

Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industri kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya, dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku, dimana menurut SAK ETAP dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (SAK ETAP 2009 : 19-35) paragraf 4.5-8.2, yaitu:

1. Neraca

Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.

2. Laporan Laba-rugi

(22)

a. Pendapatan; b. Beban keuangan;

c. Bagian dari laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;

d. Beban pajak; e. Laba atau rugi neto.

Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan : a. Laba atau rugi untuk periode;

b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas ;

c. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan;

d. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :

i. Laba atau rugi ;

(23)

iii. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus :

a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan;

b. Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

(24)

Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu tansaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, maka manajemen juga harus menggunakan pertimbangannya (judgement) untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang (SAK ETAP 2009 : 36-37) paragraf 9.4 :

a. Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan

b. Andal yaitu dalam laporan keuangan yang :

i. Menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu entitas;

ii. Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya; iii. Netral, yaitu bebas dari bias;

iv. Mencerminkan kehati-hatian; dan

v. Bersifat lengkap dalam semua hal yang material.

Dalam membuat pertimbangan seperti yang telah dijelaskan di paragraf 9.4, manajemen harus mengacu dan memepertimbangkan penerapan sumber-sumber berikut (SAK ETAP 2009 : 37) paragraf 9.5 :

a. Persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait; dan

(25)

Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh : penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan) dan tidak dialokasikan kembali antara berbagai fungsi dalam entitas. (SAK ETAP 2009 : 24 ) paragraf 5.6

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2008 : 1.2) paragraf 09, Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisahan tugas yang terbatas harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai komputer, dikarenakan mereka dapat melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :

a. Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber b. Memasukkan data ke dalam sistem

c. Menjalankan komputer d. Mengubah program file

e. Menjalankan/ mendistribusikan keluaran f. Mengubah sistem operasi

Hal-hal yang disebutkan di atas adalah bukti bahwa pemisahan tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko pengendalian.

Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (2008 : 2.7) paragraf 02, sebagai berikut : a. Konsentrasi dari pemilik dan/ atau manajemen senior

(26)

c. Pencatatan yang tidak terlalu rumit ; dan/ atau d. Pengendalian tingkat entitas yang tidak rumit

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Krismiaji (2005 : 4), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Widjajanto (2001 : 4) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai fomulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.

Bodnard dan Hopwood (2006 :3) sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.

(27)

2.2.3.1.Pengertian Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 2), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Handayani dalam Rampai (1994 : 27), sebuah sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dan mempengaruhi (biasa disebut subsistem), yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hall (2001 : 5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Sedangkan menurut Widjayanto (2001 : 1), sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan dengan yang lainnya, dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

2.2.3.2. Pengertian Informasi

(28)

diproses oleh sebuah sistem informasi akuntansi. Sedangkan, informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.

Data adalah informasi yang disimpan dan dapat digunakan sewaktu-waktu di gunakan oleh penggunanya. Sedangkan informasi adalah sesuatu data yang dikumpulkan untuk mengambil suatu keputusan. (www.perbedaan.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. (www.wikipedia.org) diunduh tanggal 01/12/11.

Menurut Wilkinson (1993 : 3), data adalah fakta, angka, bahkan simbol mentah, secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemprosesan. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.

(29)

2.2.3.3. Karakteristik Informasi

Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 12), karakteristik informasi yang berguna meliputi hal-hal berikut:

1. Relevan

Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambilan keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.

2. Andal

Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.

3. Lengkap

Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4. Tepat Waktu

Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambilan keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.

5. Dapat dipahami

(30)

6. Dapat diverifikasi

Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

2.2.4. Pengertian Industri

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Daryanto, 1997 : 282), industri adalah perusahaan atau pabrik yang menghasilkan barang-barang.

Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan. (www.shvoong.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari pengertian tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. (www.geografi-bumi.blogspot.com) diunduh tanggal 01/12/11.

(31)

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. (www.organisasi.org) diunduh tanggal 01/12/11.

Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja (industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. (www.wikipedia.org) diunduh tanggal 01/12/11.

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 41/M-IND/PER/6/2008, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Industri kecil berdasarkan nilai investasinya adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. (www.indonesiakreatif.net) diunduh tanggal 09/12/11.

(32)

Industri besar berdasarkan nilai investasinya adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi di atas Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan. (www.indonesiakreatif.net) diunduh tanggal 09/12/11.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi : (www.geografi-bumi.blogspot.com) diunduh tanggal 01/12/2011.

1. Industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 4 orang.

2. Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang.

3. Indutri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.

4. Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.

2.2.5. Industri Kecil

Industri kecil merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah). (www.geografi-bumi.blogspot.com) diunduh tanggal 01/12/11.

(33)

kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2.2.6. Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. (www.lenamawarniyunanda.blogspot.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi. (www.putracenter.net) diunduh tanggal 01/12/11.

(34)

baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. (www.revolsirait.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru. (www.teddywirawan.wordpress.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. (www.teddywirawan.wordpress.com) diunduh tanggal 01/12/11.

Menurut Suryana (2006 : 2), kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang menuju sukses.

Menurut Kristanto (2009 : 1), kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).

(35)

manajemen pengambilan resiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk mobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik.

Menurut Sumarsono (2010 : 3), kewiraswastaan atau entrepreneurship adalah suatu intangible culture, suatu kemampuan struktural non fisikal yang mampu menggerakkan sosok fisikal.

2.2.7. Teori-teori yang berhubungan dengan aplikasi pencatatan keuangan pada

industri kecil rumahan

1. Teori motivasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Herzberg yaitu teori motivasi pemeliharaan, terdapat dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi. Faktor-faktor penyebab kepuasan kerja (job satisfaction) mempunyai pengaruh pendorong bagi prestasi dan semangat

(36)

2. Teori pengharapan

Teori pengharapan menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat diperjelaskan dengan kenyataan : para karyawan menentukan terlebih dahulu apa perilaku mereka yang dapat dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari perilakunya. Individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha mereka akan mengarah ke prestasi tinggi, suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, dan bahwa hasil-hasil tersebut akan menjadi pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka sehingga kepuasan dapat tercapai dengan maksimal menurut Vroom (Handoko, 2003 : 263).

3. Teori keadilan

Teori keadilan mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara : 1) masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaanya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, 2) hasil-hasil (penghargaan-penghargaan) yang mereka terima, seperti mereka juga membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama (Handoko, 2003 : 267).

4. Teori pertimbangan sosial

(37)

hasil perubahan dalam memercayai suatu objek. Teori ini menjelaskan bahwa manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap individu jika mau memahami struktur yang menyangkut orang lain dan membuat pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa usaha untuk menyebabkan suatu perubahan utama di dalam sikap kemungkinan akan gagal, sebab perubahan tersebut akan menghasilkan ketidaknyamanan bagi si subjek (Ikhsan dan Ishak, 2008 : 47).

5. Teori kepemilikan

(38)

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aplikasi pencatatan keuangan bagi pelaku usaha industri kecil rumahan yaitu industri tempe. Dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa mengontrol objek penelitian. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, serta berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Sugiyono,2005 : 180). Adapun karateristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut (Yuhertiana, 2009 : 4-7) :

(39)

2. Melihat pada setting dan manusia sebagai suatu kesatuan, secara holistik (utuh). Penelitian kualitatif memandang sebuah realita sosial secara holistik, menyeluruh dan utuh, dengan menggunakan pola pikir holistik pula. Berpikir holistik berarti dengan menggunakan berbagai aspek dengan menyadari aktivitas berfikir sebagai aktivitas gabungan antara dimensi-dimensi spiritual (moral, etika, tujuan hidup), psikososial (motivasi, empati), rasional dan fisikal (eksekusi, implementasi, menerima feedbacks). Kecerdasan pada dimensi-dimensi tersebut dilabeli dengan istilah SQ (spiritual), EQ (emosional), IQ (rasional), dan PQ (fisikal). (http:/www.itpin.com/blog/). Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang berdasarkan pada pola pikir reduktif, melakukan penyederhanaan pada sebuah sistem sosial yang sebenarnya amatlah kompleks.

3. Memahami perilaku manusia dari sudut pandangan mereka sendiri-verstehen. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan empati pada orang yangditeliti dalam upaya memahami bagaimana mereka melihat beberapa hal dalam kehidupan. Pemahaman mengandung makna pemahaman dari dalam (verstehen) yang mempunyai arti bahwa peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memahami permasalahan dari dalam konteks masalah yang diteliti, oleh karena itu peneliti kualitatif tidak mengambil jarak dengan yang diteliti.

(40)

kehidupan sosial. Proses awal, getting in, mendekati informan, mencoba memahami latar belakangnya dan mengapa informan berpendapat dan berperilaku demikian. Terlebih lagi pada proses getting along, ber-relasi untuk dapat menjaga kepercayaan sehingga memahami benar-benar objek yang diteliti adalah lebih penting daripada hasil penelitian itu sendiri.

5. Bersifat humanities. Peneliti mencoba memahami secara pribadi orang yang diteliti dan ikut mengalami apa yang di alami orang yang diteliti dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang peneliti mencoba memahami berbagai tekanan yang diterima oleh auditor baik dari rekan sekerja, atasan klien (auditee). Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti dapat dipahami betapa informan tersebut sering dihadapakan pada situasi tidak menyenangkan yang mengharuskannya bersikap, sehingga karena prinsip tegasnya justru malah karirnya terhambat.

(41)

apabila tidak diteliti maka akan timbul kerugian. Oleh karena itu untuk posisi ini minimal harus mengerti bagaiman pencatatan pemasukan diperoleh, terlebih jika sumber daya manusia yang berada dalam posisi ini sedikit mengerti tentang akuntansi. Interaksi dan komunikasi antara pemilik dan tenaga kerja/ karyawan bagian keuangan dengan tempat atau lingkungan dimana unit usaha tersebut berdiri (place), kemudian berapa lama unit tersebut telah lama beroperasi akan menghasilkan suatu situasi sosial tertentu.

Dengan menggunakan metode kualitatif maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena metode ini baru, tetapi memang permasalahan lebih tepat datanya dengan metode kualitatif. Dengan metode kualitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif. Dengan metode kualitatif hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat empiris dan terukur.

3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti (Acknowledge)

(42)

akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi dipedesaan (Kuncoro, 2007 : 363).

Kedelai telah menjadi bagian makanan sehari-hari bangsa Indonesia selama lebih dari 200 tahun. Saat ini sebagian besar kedelai yang dikonsumsi masyarakat telah melalui proses pengolahan. Proses pengolahan telah merubah bahan baku kedelai menjadi berbagai produk pangan olahan. Pengolahan kedelai dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu dengan fermentasi dan tanpa fermentasi. Pengolahan melalui fermentasi akan menghasilkan kecap, oncom, tauco, dan tempe. Sedangkan bentuk olahan tanpa melalui fermentasi adalah susu kedelai, tahu, tauge dan tepung kedelai (Nurhayati, 2011 : 1). Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan masyarakat yang semakin kreatif maka olahan tempe berupa tepung tempe dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yaitu donat, rollade, kue kering nastar dsb.

Kebanyakan dari pengusaha kecil hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang/ utang. Namun pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang sesuai dengan standar akuntansi. Meskipun tidak dapat dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal akhir mereka setiap tahun yang hampir sama jumlahnya jika kita mencatat dengan sistem akuntansi.

(43)

manusia, keuangan dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini akan membahas dimensi keuangan tersebut, karena disadari atau tidak dimensi keuangan sering tidak mendapat perhatian yang serius dan hanya memperhatikan bagaimana mendapat untung yang sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.

Masalah pengelolaan keuangan dari para pengusaha terganjal oleh masalah sumber daya manusia perihal pengetahuan mereka mengenai akuntansi, ilmu akuntansi dianggap suatu yang merepotkan dan sulit. Penelitian ini juga akan mencari tahu pemahaman mereka mengenai pentingnya pencatatan dan pelaporan keuangan.

Kondisi terakhir ini menimbulkan pertanyaan di dalam penulis, yaitu bagaimana aplikasi pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan? Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan.

3.3. Informan

(44)

mencatat, mengikhtisarkan dan penafsiran transaksi keuangan yang terjadi di industri tersebut sebab hal-hal peneliti sebutkan diatas adalah termasuk suatu informasi yang berguna bagi industri tersebut untuk bertindak demi kelangsungan usaha mereka dan suatu aturan yang digunakan untuk mengukur kinerja.

3.4. Lokasi Penelitian

Tempat dimana penelitian nantinya akan berlangsung bejumlah lima tempat. Perinciannya sebagai berikut, lokasi pertama yaitu kue tempe “Mowo Roso” berada di jalan Kedung Baruk Gg.16 No.6 industri milik ibu Sunarti, lokasi kedua yaitu tempe ibu Haji Mas yang beralamat di jalan Kedung Asem Gg.10 No.9, “Tempe Enak” milik ibu Sriminarni yang berlamat di jalan Kedung Asem Gg.8 No.8 merupakan lokasi ketiga. Lokasi ke empat beralamat di jalan Kedung Baruk No.66 yang bernama ” Tegar Mandiri” milik kelompok ibu Listiyani. Industri tempe “kelompok 19” milik ibu Nurmasita yang berada di jalan Kedung Asem Gg.12 No.2 yaitu dan lokasi yang kelima

3.5. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data

(45)

1. Sumber data utama (primer)

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber di dalam perusahaan, seperti bukti pembukuan transaksi dan struktur kepemilikan usaha.

2. Sumber data yang kedua (sekunder)

Sumber data yang kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi kepustakan, dengan menggunakan dokumentasi dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan peninjauan dan penelitian

secara umum pada unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sehingga masalah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data penelitian di survey pendahuluan ini ada dua proses kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

a. Proses memasuki lokasi (getting in)

(46)

b. Ketika berada dilokasi penelitian (getting along)

Ketika berada dilokasi penelitian, peneliti melakukan hubungan pribadi dan membangun kepercayaan pada subjek penelitian (informan). Hal ini karena kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh akurasi dan komprehensivitas data penelitian.

2. Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data pendukung yang akurat dan relevan, dilakukan dengan :

a. Wawancara secara formal maupun informal dengan pihak-pihak yang terkait dengan industri tersebut, dengan demikian peneliti sebagai instrumen dituntut bagaiman membuat responden lebih terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi atau data.

Untuk mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya terutama yang berkaitan dengan informasi sebagai jawaban terhadap permasalahan penelitian, sehingga terjadi semacam diskusi, obrolan santai, spontanitas (alamiah) dengan subjek peneliti sebagai pemecah masalah dan peneliti sebagai timbulnya permasalahan agar muncul wacana detail. Wawancara diharapkan berjalan tidak teratur (terbuka, bicara apa saja) dalam garis besar yang terstuktur (mengarah menjawab permasalahan penelitian) b. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokemen

(47)

c. Studi kepustakaan, berupa pengumpulan data-data literatur yang relevan dengan permasalahan ini digunakan sebagai landasan teori.

3.6. Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai setelah di analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel (Sugiono, 2005 : 91-99).

1. Data reduction (reduksi data)

(48)

2. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk data, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

3. Verification (menarik kesimpulan)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7. Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara (Sugiono, 2005 : 122 – 125) :

1. Perpanjangan pegamatan

(49)

maupun yang baru. Dengan perpanjangan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaliknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. 2. Meningkatkan ketekunan

Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

(50)

3. Triangulasi

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Industri kecil merupakan industri yang memiliki peranan sangat penting dalam perekonomian di Indonesia terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi dan lain-lain. Namun industri kecil yang di dominasi oleh usaha-usaha berskala sangat kecil (usaha mikro) dihadapan dengan masalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Ciri yang melekat pada para pelaku usaha mikro tersebut adalah tingkat pendidikan yang rendah. Rendahnya tingkat pendidikan pada pelaku industri kecil menjadikan wawasan bisnis mereka menjadi sempit, semangat kewirausahaan yang rendah dan tidak mempunyai atau mengenal manajemen usaha (Purnama, 2010 : 177).

(52)

kualitasnya rendah, tidak mengenal pembukuan keuangan dan sebagainya (Purnama, 2010 : 177).

Penelitian ini akan membahas permasalahan yaitu mengenai aplikasi pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan yang merupakan permasalahan yang dihadapi usaha-usaha mikro. Penelitian ini disusun dengan mengambil objek penelitian di lima lokasi. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap dan mendalam sehingga peneliti merasa bahwa tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha industri kecil rumahan terhadap akuntansi ini telah tercapai.

4.2. Sejarah Informan Industri Kecil Rumahan

4.2.1. Industri Kue Tempe Kelompok Ibu Sunarti (Mowo Roso)

Industri yang dikoordinasi oleh Ibu Sunarti adalah produksi kue olahan tempe. Ibu Sunarti memberi nama “Mowo Roso” untuk industrinya. Awal berdiri kue tempe yaitu tahun 2010 bulan Januari, dimana Ibu Sunarti selaku ketua kader Posyandu mempunyai program makan bersama untuk anak-anak yang diadakan satu bulan sekali berupa kue ataupun nasi dan sayur dengan lauk-lauknya yang terdiri dari tempe, tahu dan ikan.

(53)

kue olahan dari tempe Ibu Sunarti itu muncul. Ibu Sunarti mempunyai ide untuk mengolah tempe menjadi kue kering maupun kue basah dan ternyata anak-anak yang mengikuti program posyandu sangat menyukainya. Tidak sampai disitu saja Ibu Sunarti mengikuti berbagai lomba dengan pengembangan-pengembangan ide yang sejalan dengan waktu. Dari lomba inilah Ibu Sunarti mendapat juara pertama “Pahlawan Ekonomi”.

Dengan modal dan alat-alat dari dana pribadi Ibu Sunarti terus mengembangkan dan mencoba memasarkan ke masyarakat umum. Namun sampai saat ini terdapat permasalahan yang dihadapi oleh ibu Sunarti yaitu masalah pemasaran.

4.2.1. Industri Tempe Milik Ibu Haji Mas

Ibu Haji Mas merupakan pemilik dan pelaksana industri kecil rumahan produksi tempe. Produksi awal industri tempe Ibu Haji mas yaitu sebanyak satu kilogram sampai dua kilogram per hari pada awal 2008. Saat ini sudah meningkat sebanyak lima puluh kilogram per hari. Dengan modal awal dari dana pribadi dan alat sumbangan dari Kecamatan serta keinginan Ibu Haji Mas yang ingin membuka usaha sendiri maka dimulailah industri tempe ini.

(54)

untuk saat ini mulai dikembangkan tempe dengan berbagai rasa misalnya tempe rasa keju, ayam bawang dan daun jeruk purut. Ibu Haji Mas berharap produknya lebih dikenal oleh masyarakat.

4.2.2. Industri Tempe Milik Ibu Sriminarni (Tempe Enak)

Awal usaha milik Ibu Sriminarni yaitu pada tahun 2009 dengan alat dan modal sumbangan dari UPN. Pengetahuan produksi tempe Ibu Sriminarni diperoleh dari pelatihan yang diadakan di Sidoarjo. Dengan alat dan modal serta pelatihan yang telah diperoleh maka Ibu Sriminarni memulai usaha ini . Sampai saat ini produksi tempe terus meningkat walaupun tidak terlalu banyak yaitu sebanyak enam sampai tujuh kilogram per hari. Pemasaran tempe ibu Sriminarni ini dengan dititipkan di warung-warung sayur daerah setempat. Produk tempe Ibu Sriminarni ini diberi nama “Tempe Enak”.

4.2.3. Industri Tempe Kelompok Ibu Listiyani (Tegar Mandiri)

(55)

Dengan mengikuti pelatihan di Kecamatan inilah pengetahuan membuat tempe didapat. Selain pelatihan dari Kecamatan, Ibu Listyani dan kelompoknya juga memperoleh modal awal sebesar Rp 150.000,00 dan alat produksi berupa pemecah (mesin giling), irik, dan dandang. Produksi awal industri kelompok Ibu Listyani ini sebesar tiga kilogram per hari dan sampai saat ini sudah meningkat sebanyak dua puluh kilogram per hari. Untuk pemasaran dari industri tempe kelompok Ibu Listyani ini yaitu dengan keliling dan ada yang mengambil di tempat untuk dijual di warung-warung sayur.

4.2.4. Industri Tempe Milik Ibu Nurmasita (Kelompok 19)

(56)

4.3.1. Pencatatan Keuangan Oleh Industri Kecil Rumahan

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000) dalam Pinasti (2007). Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, mengajukan permohonan kredit, dan lain-lain.

Sub bab ini merupakan jawaban dari mini research question pertama mengenai apakah dalam menjalankan usahanya, Ibu Sunarti melakukan pencatatan keuangan. Dalam wawancara dengan ibu Sunarti diketahui bahwa pencatatan keuangan sudah dilakukan, tetapi apabila ingat saja.

Berikut pemaparan yang diungkapkan oleh Ibu Sunarti pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 10:59 :

“ kadang diterapkan, kadang tidak mbak. Nek lupa ndak ” (kalau

lupa tidak)

(informan Ibu Sunarti)

(57)

(informan Ibu Haji Mas)

Berdasarkan pemaparan tersebut, ibu Haji Mas mengatakan bahwa tidak melakukan pencatatan keuangan dengan alasan bahwa setiap hasil penjualan dipakai sendiri dan tidak melibatkan orang lain sehingga tidak memerlukan pencatatan keuangan, walaupun produksinya terus meningkat sebanyak lima puluh kilogram.

Informan selanjutnya yaitu ibu Sriminarni. Masih dengan pertanyaan yang sama, berikut pemaparan ibu Sriminarni pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 12:25 :

“ tidak, dulu pernah sekarang tidak pernah ”

(informan Ibu Sriminarni)

Berdasarkan pemaparan di atas menyatakan bahwa ibu Sriminarni pernah melakukan pencatatan keuangan pada awal produksi, dan untuk saat ini tidak pernah melakukan pencatatan keuangan. Alasan Ibu Sriminarni tidak melakukan pencatatan keuangan karena produksinya tidak banyak. Koordinator industri tempe “Tegar Mandiri” yaitu Ibu Listyani merupakan informan selanjutnya. Dengan pertanyaan yang sama yaitu apakah anda melakukan pencatatan keuangan, berikut pemaparan ibu Listyani pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 13.05 :

(58)

pengeluaran tempe trus kita ada pemasukan dari tempe, kita waktu

membeli alat-alat ini ya kita catet kok. Jadi tiap kita belanja mesti kita

catet, misalnya tanggal brapa beli apa, kedelai harganya brapa soale

kedelai hargae naik turun. Trus kita misalnya LPG, LPG habis berapa,

tanggal berapa belinya, kita catet plastiknya tanggal berapa, kita catet

semuanya mbak soalnya terbatas ini memorinya jadi kita pakai ini dari

awal sebelum diperintahkan oleh ketua komunitas, saya sudah mencatat

semuanya biar ga lupa. Kita namanya kelompok dan biar ga eker-ekeran

gitu lho…….semua yang terjadi mesti kita catet ”

(informan Ibu Listyani)

Berdasarkan pemaparan Ibu Listyani di atas dijelaskan bahwa Ibu Listyani telah melakukan pencatatan keuangan yaitu setiap pengeluaran dan pemasukan yang terjadi setiap harinya walaupun hanya sederhana, dan pencatatan ini dilakukan oleh Ibu Listyani sebagai pengingat setiap pengeluaran dan pemasukan yang terjadi selain itu untuk mencegah perselisihan antara satu dengan lainnya karena industri tempe Tegar Mandiri ini didirikan secara kelompok.

(59)

(informan Ibu Nurmasita)

Menurut keterangan Ibu Nurmasita, beliau tidak pernah melakukan pencatatan keuangan dalam industrinya dengan alasan karena sibuk dan tidak adanya waktu.. Berdasarkan pemaparan dari kelima pemilik industri kecil rumahan, hanya satu pemilik yaitu Ibu Listyani yang melakukan pencatatan keuangan dari awal berdiri sampai saat ini yaitu pencatatan hasil produksi tempe yang sudah jadi, pengeluaran tempe yang diambil oleh para pelanggan, pengeluaran untuk membeli bahan-bahan tambahan dan absensi anggota.

Sedangkan untuk dua orang pemilik industri kecil rumahan tempe yaitu Ibu Sunarti dan Ibu Sriminarni hanya awal usaha melakukan pencatatan keuangan sedangnya untuk sekarang tidak pernah melakukan pencatatan keuangan. Untuk dua orang pemilik industri kecil rumahan lainnya yaitu Ibu Haji Mas dan Ibu Nurmasita tidak pernah melakukan pencatatan keuangan sama sekali.

4.3.2. Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi Industri Kecil Rumahan

(60)

industri besar pencatatan yang sesuai Standart Akuntansi Keuangan mutlak dilakukan.

Sedangkan untuk industri yang berskala kecil pencatatan keuangan yang baik dan benar tentu akan sangat berperan di dalam perkembangan dan kelangsungan usahanya. Disini peneliti ingin mengetahui seberapa penting pencatatan keuangan dilakukan bagi industri kecil rumahan.

Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang pertama yaitu Ibu Sunarti sebagai koordinator industri kue tempe. Peneliti bertanya apakah pentingnya pencatatan keuangan dilakukan. Berikut pemaparan Ibu Sunarti pada tanggal 20 Oktober 2011, pukul 10:41:

“ penting, penting sekali jadi kita tahu berapa keuntungan kita per

bulan, kalau rugi berapa rugi kita per bulan ”

(informan Ibu Sunarti)

Berdasarkan pemaparan di atas, Ibu Sunarti mengatakan bahwa pencatatan keuangan sangat penting, dan menurut beliau untuk mengetahui kerugian setiap bulannya.

(61)

“ seharusnya sich ya penting, tapi gimana mbak anaknya yang

kecil kalau ambil uang ga karuan ”

(informan Ibu Haji Mas)

Berdasarkan pemaparan di atas Ibu Haji Mas beranggapan pencatatan keuangan penting untuk dilakukan walaupun penting namun Ibu Haji Mas belum melakukan pencatatan keuangan didalam industrinya. Wawancara berikutnya ditujukan kepada pemilik industri kecil rumahan milik Ibu Sriminarni. Peneliti menanyakan mengenai pentingnya pencatatan keuangan dilakukan. Berikut pemaparan Ibu Sriminarni pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 12:25 :

“ ya, penting ”

(informan Ibu Sriminarni)

Dari pemaparan di atas, Ibu Sriminarni mengatakan bahwa pencatatan keuangan penting bagi industri kecil rumahan dan sama dengan kutipan wawancara dari informan sebelumnya walaupun Ibu Sriminarni mengetahui pentingnya pencatatan keuangan namun hanya awal melakukan pencatatan keuangan dan saat ini sudah tidak melakukan pencatatan keuangan.

(62)

tempe “Tegar Mandiri” pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 13.05. Berikut pemaparannya :

“ bagi saya sich penting, terutama kita bisa melihat sesuatu

kejadian itu dari situ, kedua apa lagi kita kelompok kita kan ga tahu hati

seseorang mbak jadi biar kita kelihatan fair atau gimana ya ini, ini

catetannya bu ya ini tiap kejadian saya tulis disitu tujuannya biar ga

saling grundel jadi kita idep-idep satu keluarga biar kerukunan terjalin ”

(informan Ibu Listyani)

Berdasarkan pemaparan di atas, menurut Ibu Listyani pencatatan keuangan sangat penting untuk mengetahui setiap kejadian dalam usaha/ industrinya selain itu untuk kejelasan setiap pemasukan dan pengeluaran supaya tidak terjadi perselisihan.

Untuk memperoleh informasi lebih banyak lagi, peneliti kemudian mewawancarai informan terakhir yaitu Ibu Nurmasita pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 10:59. Peneliti mengajukan pertanyaan yang sama, berikut pemaparannya :

“ penting sebenarnya ”

(informan Ibu Nurmasita)

(63)

hasil wawancara dari kelima informan diatas disimpulkan bahwa, bagi pemilik industri kecil rumahan pencatatan keuangan sangat penting dilakukan untuk mengelola manajemen usahanya, namun demikian dari aktivitas usahanya sudah mampu memberikan informasi keuangan yang berguna bagi pengelolaan manajemen keuangannya.

Alasan mengapa sebagian besar dari informan tidak melakukan pencatatan keuangan ialah tidak mempunyai cukup waktu untuk melakukan pencatatan keuangan, hal ini dikarenakan adanya perangkapan fungsi yaitu sebagai pemilik dan pelaksana usaha.

4.3.3. Pencatatan Keuangan Sebagai Bentuk Fungsi Kontrol Keuangan

Perusahaan

Setiap perusahaan (usaha) baik besar ataupun kecil sebaiknya menggunakan pencatatan keuangan yang dapat mengatur keuangan perusahaan secara berkala, sehingga perusahaan tersebut dapat menciptakan fungsi kontrol yang baik didalam perusahaan guna menunjang kegiatan perusahaan. Karena pencatatan keuangan memiliki peranan besar dalam setiap pengambilan keputusan.

(64)

Berikut pemaparan Ibu Sunarti pada tanggal 20 Oktober 2011, pukul 10:41:

“ ya, segalanya mbak, untuk mengontrol keuangan, untuk tahu

keuntungan kita, anak-anak (karyawan) mendapat gaji berapa dalam

sebulan. Kan kita gajiannya bukan bulanan jadi keuntungannya kita bagi

sama rata sesudah kita ambil untuk kas ”

(informan Ibu Sunarti)

Dari pemaparan di atas menurut Ibu Sunarti, dengan pencatatan keuangan yang diterapkannya, beliau dapat mengetahui keuntungan yang didapat dan berapa gaji yang diperoleh para karyawan.

Wawancara berikutnya ditujukan kepada informan kedua yaitu Ibu Haji Mas pemilik industri tempe. Masih dengan pertanyaan yang sama apakah penggunaan pencatatan keuangan dapat mengontrol keuangan perusahaan. Berikut pemaparan Ibu Haji Mas pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 12:59 :

“ ya sebenarnya iya mbak, kalau ga ada pembukuan ga terkontrol

mbak ”

(informan Ibu Haji mas)

(65)

terkontrol. Meskipun Ibu Haji Mas mengetahui fungsi pencatatan keuangan bahkan dampak yang terjadi apabila tidak melakukan pencatatan keuangan tetapi sampai saat ini Ibu Haji Mas belum melakukan penerapan pencatatan keuangan.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan ketiga yaitu pemilik industri tempe milik Ibu Sriminarni. Masih dengan pertanyaan yang sama yang diajukan oleh peneliti. Berikut pemaparan Ibu Sriminarni pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 12:25 :

“ iya, dapat mengontrol ”

(informan Ibu Sriminarni)

Pemaparan Ibu Sriminarni di atas menjelaskan bahwa dengan melakukan pencatatan keuangan dapat mengontrol keuangan usaha/ industrinya. Namun hanya awal saja Ibu Sriminarni melakukan pencatatan keuangan dan tidak dilakukan secara berkala sampai saat ini.

Wawancara selanjutnya ditujukan kepada koordinator industri tempe Tegar Mandiri yaitu Ibu Listyani. Dengan pertanyaan yang sama apakah penggunaan pencatatan keuangan dapat mengontrol keuangan perusahaan. Berikut pemaparan Ibu Listyani pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 13.05 :

(66)

Pemaparan Ibu Listyani mengatakan bahwa penggunaan pencatatan keuangan dapat mengontrol keuangan usaha/ industri karena merupakan pedoman dalam menunjang kegiatan dimasa depan dan pengambilan keputusan.

Masih dengan pertanyaan yang sama yaitu apakah penggunaan pencatatan keuangan dapat mengontrol keuangan perusahaan peneliti ingin mengetahui informasi lebih dalam dengan mewawancarai informan terakhir yaitu pemilik industri tempe Kelompok 19 milik Ibu Nurmasita. Berikut pemaparan Ibu Nurmasita pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 10:59 :

“ mula-mula yang uang tempe kan ada hasilnya tapi ya ndak

dipisahkan, ya dimasukkan gitu “

(informan Ibu Nurmasita)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Ibu Nurmasita beranggapan bahwa pengunaan pencatatan keuangan misalnya dengan mencatat setiap hasil dari penjualan tempe dapat mengontrol keuangan usaha/ industrinya.

(67)

4.3.4. Pengetahuan Mengenai Pencatatan Keuangan

Ilmu pengetahuan merupakan pedoman bagi setiap orang untuk lebih mengenal kehidupan sekitar dan untuk lebih memperluas wawasan. Oleh sebab itu setiap orang dituntut untuk memilki ilmu pengetahuan supaya tidak tersesat dalam hidupnya. Sekolah merupakan media formal yang disediakan pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh ilmu setinggi mungkin secara benar dan terarah. Dewasa ini pendidikan dan ilmu tidak hanya diperoleh melalui proses pendidikan formal saja.

Pengalaman hidup yang telah dialami oleh setiap orang di masa lalu merupakan ilmu yang berharga dan tidak sama yang dialami antara satu orang dengan yang lainnya. Dengan pengalaman juga setiap orang dapat belajar untuk dapat mengambil suatu keputusan yang lebih baik dimasa depan.

Seperti yang diungkapkan oleh koordinator industri kue tempe yaitu Ibu Sunarti pada tanggal 20 Oktober 2011, pukul 10:41, berikut ini ketika peneliti bertanya dari mana Ibu Sunarti mengetahui pencatatan keuangan yang selama ini dilakukan :

“ dari belanja, bon-bon belanja…..kita itu istilahnya satu

kelompok atas nama PKK jadi pembukuan kita kerjakan bersama-sama “

(68)

Dari pernyataan Ibu Sunarti di atas, dalam melakukan pencatatan keuangan, Ibu Sunarti hanya mengandalkan bon-bon belanja dan kerja sama antara satu dengan yang lainnya. Kemudian ketika peneliti mewawancarai pemilik industri tempe Ibu Haji Mas pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 12:59, peneliti tidak bertanya mengenai dari mana Ibu Haji Mas mengetahui pencatatan keuangan karena berdasarkan hasil wawancara sebelumnya dan juga pengamatan peneliti di lapangan, peneliti mengetahui bahwa Ibu Haji Mas belum melakukan pencatatan keuangan.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan informan berikutnya yaitu Ibu Sriminarni pemilik industri tempe pada tanggal 25 Januari 2012, pukul 12:25. Peneliti juga tidak menanyakan pertanyaan mengenai dari mana pengetahuan mengenai pencatatan keuangan karena saat ini Ibu Sriminarni tidak melakukan pencatatan keuangan.

Masih dengan pertanyaan yang sama peneliti mewawancarai informan selanjutnya yaitu pemilik industri tempe “Tegar Mandiri” milik kelompok Ibu Listyani (Jidan). Berikut pemaparan Ibu Listyani pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 13.05 :

“ itu dari kreatif saya sendiri….iya, bagaimana amprih saya

mudah mengingat, mudah mengerjakan, tahu, gimana berapa naik atau

turune itu memang dari kreatif saya sendiri “

(69)

Dari pernyataan ibu Listyani di atas, beliau mengandalkan kreatif pemikirannya sendiri dalam melakukan pencatatan keuangan. Inti dari pencatatan yang dilakukan oleh Ibu Listyani adalah bagaimana beliau paham akan pencatatan yang dilakukannya, mudah mencatatatnya dan mudah mengingatnya.

Wawancara terakhir yang dilakukan oleh peneliti ditujukan kepada pemilik industri tempe yang diberi nama Kelompok 19 milik Ibu Nurmasita pada tanggal 26 Januari 2012, pukul 10:59 . Disini peneliti tidak menanyakan mengenai dari mana Ibu Nurmasita mengetahui cara pencatatan keuangan karena berdasarkan wawancara sebelumnya Ibu Nurmasita tidak melakukan pencatatan keuangan apapun.

Berdasarkan fenomena di atas bisa disimpulkan bahwa pengetahuan mengenai cara pencatatan keuangan bagi yang telah melakukan pencatatan keuangan dalam industrinya didapat dari kreativitas dan dari pembelanjaan yang dilakukan setiap harinya. Walaupun hanya berdasarkan kreativitas dan pembelanjaan bahkan ada yang tidak melakukan pencatatan keuangan pemilik industri kecil rumahan dapat bertahan sampai sekarang, bahkan mengalami peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan awal berdirinya.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa yang bersangkutan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Widya Mandala Surabaya telah melakukan Penelitian untuk Tugas Akhir dengan judul "Motivasi Mengajar

Secara normatif sudah ada Undang-Undangnya dan Peraturan Pemerintah yang terkait dengan tanggungjawab social perusahaan, namun ternyata implementasinya belum

Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, salah satu paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri

Beberapa karakteristik yang khas dari bahan pembelajaran tersebut adalah: (1) lengkap (self-contained) , artinya seluruh materi yang diperlukan peserta Program Guru Pembelajar

Ragi yang paling sering digunakan pada fermentasi glukosa menjadi etanol adalah Saccharomyces cerevisiae karena jenis ini mampu menghasilkan produk yang cukup

Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, h.. maksudnya untuk memperkuat teori-teori yang sekaligus dapat menyusun

Perjanjian yang kedua dari pihak Paderi diwakili Tuanku Nan Saleh dari Talawi, Tuanku di Bawah Tabing atas nama Tuanku Guguk dari Limapuluh Kota, Tuanku Keramat

The Edit Selected Orders tab page needs similar lookup combo boxes, but retaining the original EmployeeID and ShipVia text boxes verifies that the bound column values change