• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGANPEMBELAJARAN INKUIRI DAN DIAJAR PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGANPEMBELAJARAN INKUIRI DAN DIAJAR PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A. 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

T.A. 2012/2013

Oleh: Syastri Ulya NIM 081244110021

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

orang bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri 14 Sungai Aur dan

lulus tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di MTsN

Lembah Melintang dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan

sekolah di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2008,

penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi

ini berjudul, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran

Inkuiri Dan Diajar Pembelajaran Problem Posing Di Kelas VIII SMP Negeri 17

Medan T.A. 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini, dengan rasa rendah hati dan tulus penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rektor

UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai

pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA

UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari,

M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan juga selaku dosen

pembimbing akademik peneliti, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian,

M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, pengarahan serta saran-saran kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini. Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd dan

Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

banyak saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini. dan kepada seluruh

Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Pelan Tarigan, selaku Kepala

Sekolah SMP Negeri 17 Medan serta Ibu Dra. Sri Kemala selaku WKS yang telah

banyak membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. Ibu Maryunah, S.Pd,

Bapak Pamuji, S.Pd selaku guru matematika, para Staf Pegawai, serta siswa- siswi

SMP Negeri 17 Medan.

Teristimewa ucapan terimakasih dan hormat yang setulus-tulusnya kepada

Ibunda tercinta (Refni Aida) dan Ayahanda tersayang (Abduh, S.Pd) yang telah

(5)

penulis dapat menjadi Sarjana Pendidikan. Kakak tersayang Nrs.Leli Rezki Idil

Fitri S,Kep. Adik – adikku tersayang Taufik Akmal, Somi Barkah, Alhadi dan

Nuril Hadya yang telah memberi bantuan moril dan materil. Abang dan Kakak

tersayang Irfa Waldi, S.Pd.I dan Rizqika Walda S.Pd.I yang telah memberi

dukungan moril dan materil. Ibu dan Bapak kos serta teman-teman satu kos yang

selalu siap membantu. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan:

Hotma Lida Lubis, Rahmi Mawaddah, Suci Mulianti, Wiwit Nirma Pratiwi ,

Nining Afrilla Sari serta teman-teman Matematika 2008 semua khususnya Dik A,

sahabatku Mahdalena, Happy Warni, Sulfianri dan masih banyak lagi yang tidak

mungkin dituliskan karena kalian semua telah memberi pengaruh besar dalam

hidupku.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2013

Penulis

Syastri Ulya

(6)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN INKUIRI DAN DIAJAR PEMBELAJARAN

PROBLEM POSING DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN

T.A. 2012/2013

Syastri Ulya NIM. 081244110018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri dan diajar dengan pembelajaran problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A. 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 17 Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. sampel dalam penelitian ini ialah seluruh kelas VIII yang kemudian dipilih dua kelas. Kelas eksperimen diajar menggunakan pembelajaran inkuiri dan kelas kontrol diajar dengan pembelajaran problem posing dengan masing-masing jumlah sampel 35 orang. Instrumen penelitian ini berupa pretes dan postes yang berbentuk pilihan ganda. Dari perhitungan uji validitas instrumen sebanyak 20 soal didapat 15 soal yang

valid dan setelah uji reliabilitas soal, didapat �ℎ����� = 0,853, setelah

dikonsultasikan dengan harga ������ dengan n = 40 pada taraf signifikan α = 0,05

diperoleh ������ = 0,312 sehingga �ℎ����� > ������ yang berarti soal yang diujikan

reliabel.

Nilai rata-rata hasil tes awal kelas eksperimen adalah 36,76. Sedangkan kelas kontrol adalah 36,95. Dari hasil analisis data pretes kelas eksperimen diperoleh L =0,0921 < 0 Ltabel=0,1498 dan kelas kontrol diperoleh L =0,1116 < 0

tabel

L =0,1498, sehingga disimpulkan data pretes kedua kelas adalah normal. Dari

uji homogenitas data pretes adalah homogen karena kedua varians Fhitung=1,450 <

tabel

F =1,776. Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal pada

kedua kelas sampel dimana kedua kelas termasuk kelas yang homogen.

Nilai rata-rata hasil postes pada kelas eksperimen adalah 81,33. Sedangkan kelas kontrol adalah 74,10. Dari hasil analisis data postes kelas eksperiemn

diperoleh L =0,1406 < 0 Ltabel=0,1498 dan data postes kelas kontrol diperoleh L0

=0,1239 < Ltabel=0,1498, sehingga disimpulkan data postes kedua kelas adalah

normal. Dari uji homogenitas data postes adalah homogen karena kedua varians

hitung

F = 1,527< Ftabel=1,776. Kemudian uji hipotesis data postes kedua sampel

diperoleh thitung=2,626 > ttabel=0,1669, sehingga disimpulkan bahwa Ha diterima

(7)

DAFTAR ISI

2.1.1.2. Pembelajaran Matematika 17

2.1.1.3. Strategi Pendekatan Pembelajaran Matematika 17

2.1.1.4. Nilai Tujuan Pengajaran Matematika 21

2.1.2. Pembelajaran Inkuiri Dan Pembelajaran Problem Posing 22

2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri 22

2.1.2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri 24

2.1.2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri 26

2.1.2.4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri 28

2.1.2.5. Pengertian Pembelajaran Problem Posing 29

2.1.2.6. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Problem Posing 30

(8)

vii

2.1.2.8. Keunggulan Dan Kelemahan Problem Posing 32

2.1.3. Hasil Belajar (Academic Achievement) Matematika Siswa 33

2.1.3.1. Pengertian Hasil Belajat Matematika Siswa 33

2.2. Teori Pythagoras 35

2.2.1. Menemukan Teorema Pythagoras 35

2.2.2. Menghitung Panjang Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku 38

2.2.3. Penggunaan Teorema Pythagoras Pada Bangun Datar 39

2.3. Teori Belajar Yang Mendukung 40

2.4. Kerangka Konseptual 41

2.5. Hipotesis Penelitian 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

(9)

3.9.3. Uji Normalitas 57

3.9.4. Uji Homogenitas 58

3.9.5. Uji Hipotesis 59

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 61

4.1.1. Statistika Deskriptif Hasil Penelitian 62

4.1.1.1. Hasil Pretes Siswa Pada Kelas Eksperimen 62

4.1.1.2. Hasil Pretes Siswa Pada Kelas Kontrol 63

4.1.1.3. Hasil Postes Siswa Pada Kelas Eksperimen 64

2.1.1.4. Hasil Postes Siswa Pada Kelas Kontrol 65

4.1.1.5. Deskripsi Hasil Penelitian 66

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 67

4.2.1. Uji Normalitas 67

4.2.2. Uji Homogenitas Data 68

4.2.3. Pengujian Hipotesis 68

4.3. Pembahasan 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 72

5.2. Saran 72

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Nilai UN Tahun Ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 17 Medan

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 44

Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 54

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 55

Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen 62

Tabel 4.2. Data Nilai Pretes Kelas Kontrol 63

Tabel 4.3. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen 64

Tabel 4.4. Data Nilai Postes Kelas Kontrol 65

Tabel 4.5. Rakapitulasi Hasil Pretes Dan Postes Hasil Belajar

Matematika Matematika 67

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Matematika 68

Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Pretes Dan Postes Kelas

Eksperimen Dan Kelas Kontrol 68

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Penjenjangan Model, Strategi, Pendekatan, Metode

Dan Teknik 21

Gambar 2.2. Model Menemukan Teorema Pythagoras 35

Gambar 2.3. Menemukan Teorema Pythagoras 36

Gambar 2.4. Segitiga Siku-Siku ABC 38

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 47

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Eksperimen 63

Gambar 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kontrol 64

Gambar 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postes Eksperimen 65

(12)

xi

Lampiran 12. Alternatif Jawaban Lembar Kegiatan Siswa III 111

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal 113

Lampiran 26. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians Data Kelas Eksperimen 142

Lampiran 27. Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 144

(13)

Kelas Kontrol 146

Lampiran 29. Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 148

Lampiran 30. Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians

Peningkatan (Selisih Pretes Dan Postes) 150

Lampiran 31. Data Hasil Selisih Pretes Dan Postes 152

Lampiran 32. Uji Normalitas Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 156

Lampiran 33. Uji Normalitas Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 159

Lampiran 34. Uji Homogenitas 161

Lampiran 35. Perhitungan Uji Hipotesis 163

Lampiran 36. Nama – Nama Validator 165

Lampiran 37. Tabel Harga Kritik Dari R Product Moment 166

Lampiran 38. Tabel Distribusi Nilai F 168

Lampiran 39. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 174

Lampiran 40. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z 175

(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sebenarnya peradaban suatu

masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan.

Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat

manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan

hidupnya (Syam, dkk. 1987: 2).

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan

demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya

untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas

mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai

sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2001 : 79)

Menurut Dewantara (dalam Bakar, 2008) menyatakan bahwa:”Pendidikan

merupakan daya upaya untuk memberi tuntunan pada segala kekuatan kodrat yang

ada pada anak-anak, agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat, dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan

bathin yang setinggi-tingginya”. Pendidikan metematika adalah suatu proses yang

membantu manusia untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan dalam

mengorganisasi bilangan atau simbol secara terstruktur berdasarkan aturan dan

teori yang sudah didefinisikan secara jelas sehingga dapat diperoleh hasil yang

benar dan dapat diterapkan dalam kehidupannya. Keindahan matematika terletak

pada kerumitan dan teka-teki yang mungkin muncul dalam suatu permasalahasn

matematika. Rasa puas akan muncul ketika teka-teki tersebut dapat terselesaikan

dengan baik.

Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep

dan operasi serta prinsip. Maka dari itu matematika sangat penting untuk

(15)

dipelajari. Semua objek matematika harus dipahami secara benar oleh siswa

karena materi tertentu dalam matematika bisa menjadi prasyarat untuk menguasai

materi matematika yang lain, bahkan untuk pelajaran yang lain seperti fisika,

keuangan dan lain-lain. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar

matematika. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang”.

Semementara itu pendidikan matematika di Indonesia masih

memperhatikan hal itu disebabkan banyaknya masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran matematika.

Ki Supriyok (2006. http:

www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-Pelajar-Indonesia) menyatakan bahwa: “Dalam forum TIMSS Indonesia hanya berada di

peringkat ke- 35 dari 44 negara untuk bidang matematika. Pada kelompok ini kita

berada jauh di bawah Malaysia (ke-10) dan Jepang (ke-5), apalagi dengan

Singapura yang berada di puncak klasemen. Untuk bidang sains ternyata prestasi

kita lebih rendah lagi ternyata Indonesia hanya berada di peringkat ke-37 dari 44

negara.

Rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa pada bidang studi matematika

tidak hanya terlihat secara umum. Dari hasil observasi peneliti di SMP Negeri 17

Medan juga diperoleh nilai hasil Ujian Nasional (UN) pada tahun ajaran

2010-2011 terlihat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1. Nilai UN Pada Tahun Ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 17 Medan

Nilai B.Indonesia B.Inggris IPA Matematika

Terendah 5,30 4,20 1,70 1,15

Tertinggi 8,70 8,65 9,15 7,00

Rata-Rata 8,07 9,24 8,51 7,11

(16)

3

Dari data diatas terlihat bahwa perolehan nilai matematika terendah

masih dibawah perolehan nilai terendah bidang studi Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris dan IPA dan perolehan nilai matematika tertinggi juga masih dibawah

perolehan nilai tertinggi tiga bidang studi yang lain. Selain itu rata-rata perolehan

nilai matematika juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bidang studi

yang lain sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SMP Negeri 17

Medan dalam bidang studi Matematika lebih rendah daripada beberapa bidang

studi lainnya.

Kelas VIIISMP Negeri 17 Medan melalui test awal diperoleh hasil 71,43

% atau 50 siswa dari 70 siswa belum mencapai nilai ketuntasan hasil belajar yaitu

65. Dan juga diperoleh data hasil ujian semester genap dikelas VIII tersebut

bahwa 51 siswa dari 70 siswa mendapat nilai dibawah 65. Melalui data-data

tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di kelas VIII SMP Negeri 17

Medan juga masih rendah.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar

matematika siswa diantaranya : Kurangnya minat siswa dalam mengikuti

pelajaran matematika. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa matematika

adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit. Salah seorang siswa SMP

Negeri 17 Medan melalui wawancara mengatakan bahwa : “Matematika adalah

pelajaran yang sulit karena susah dimengerti, membosankan dan banyak

rumusnya.” Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman

(1999 : 252) bahwa : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,

matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa

baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan

belajar.” Banyaknya rumus dalam pelajaran matematika sering dianggap siswa

sebagai hal yang membuat matematika menjadi pelajaran yang sulit sehingga

kurang digemari.

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan minat.

Namunperan aktif siswa dalam proses pembelajaran juga sangat diperlukan agar

tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga kesulitan-kesulitan

(17)

Akan tetapi kenyataannya hanya sedikit saja siswa yang aktif dalam kegiatan

belajar mengajar. Sejauh ini aktivitas belajar matematika masih dikatakan

rendah.Rendahnya aktivitas belajar siswa ini bisa dipengaruhi oleh peran guru dan

pemilihan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang

baik dan bervariasi juga perlu diperhatikan. Penggunaan model pembelajaran

yang kurang bervariasi menyebabkan siswa merasakan situasi belajar yang

membosankan dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini bisa

berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Seperti yang diungkapkan

oleh Yuniarti (http://one.indoskripsi.com) bahwa:

“Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berfikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna dan metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam PBM.”

Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif ini juga terlihat

melalui pengamatan di kelas VIIISMP Negeri 17 Medan saat berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar matematika dan wawancara peneliti dengan guru

bidang studi matematika di SMP Negeri 17 Medan yaitu Bapak Pamuji S.Pd .

Dari hasil pengamatan dan wawancara ini diperoleh keterangan bahwa kegiatan

pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher oriented dan tidak

melibatkan siswa. Sebagian besar kegiatan pembelajaran masih terpusat pada

guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi tentang

konsep-konsep yang akan dibahas. Menurut beliau, hal itu dikarenakan

kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak masih rendah. Hal ini

mengakibatkan hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti

pembelajaran, seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun memberikan

pendapat.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan menarik dapat

meningkat-kan hasil belajar siswa. Selain itu guru juga harus bisa memilih model

(18)

5

mengajar di kelas sehingga dengan demikian siswa tidak lagi hanya duduk dan

diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru secara mutlak. Jadi,

proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terpusat pada aktivitas

guru. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Wina Sanjaya (2009 : 133) bahwa :

”Sesuai isi Pasal 19 PP No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai denagn bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”

Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar

matematika siswa seperti yang dinyatakan sebelumnya juga terlihat pada siswa

kelas VIIImelalui hasil angket yang diberikan pada saat observasi. Dari 70 siswa

yang mengisi angket diperoleh data sebagai berikut :

 30 orang siswa menggemari pelajaran matematika selebihnya

menyukai mata pelajaran lain.

 41 orang siswa berpendapat bahwa matematika merupakan

pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 20 orang siswa

menyatakan biasa saja lebihnya lain – lain.

 58 orang siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika

selama ini dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal.

 42 orang siswa menyatakan bahwa nilai matematika mereka adalah

di bawah 6 dan 20 orang menyatakan 6-7, selebihnya diatas 7.

 Seluruh siswa berharap bahwa nilai matematika mereka dapat lebih

baik di masa yang akan datang

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil

belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri

dan problem posing khususnya pada Teorema Pythagoras.

Pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha

(19)

pendekatan ini ialah pembimbing belajar dan fasilitator. Tugas utama guru adalah

memilih masalah yang akan diselesaikan oleh siswa (Sanjaya: 2006).

Sedangkan Problem posing merupakan model pembelajaran yang

mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal

menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada

penyelesaian soal tersebut.Dalam pembelajaran matematika, Problem

posing(pengajuan soal) menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai

materi dan urutan penyelesaian soal secara mendetil.

Sebelumnya telah banyak temuan penelitian tentang hasil belajar siswa

yang menggunakan pembelajarn inkuiri. Berikut ini beberapa hasil penelitian di

berbagai sekolah dengan berbagai materi pelejaran matematika. Hasil penelitian

ini juga didukung oleh temuan penelitian terdahulu yaitu dilakukan oleh Ilham

(2008) yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran

inkuiri lebih baik dari pada pembelajaran ekpositori pada pokok bahasan teorema

Pythagoras di kelas VIII SMP YPM Kabupaten Asahan T.A. 2007/2008.

Selanjutnya Purba (2011) menyatakan model pembelajaran Problem posing

Kelompok beranggotakan 5 orang tiap kelompok lebih tinggi dari rata-rata

kemampuan penalaran siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem

posing Individu.Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem

posingmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa khususnya

pada materi teorema Pythagoras.

Berdasarkan hasil penelitian – penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem posing memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran inkuiri dan

pembelajaran problem posing memberikan hasil belajar yang lebih baik.

Teorema Pythagoras merupakan salah satu materi dalam pembelajaran

Matematika di kelas VIII SMP.Dari hasil wawancara pada tanggal 28September

2012 dengan Bapak Pamuji, S.Pd, guru matematika SMP Negeri 17 Medan,

(20)

7

menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan teorema Pythagoras”.

Terutama pada saat mengerjakan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari

– hari atau soalpenerapan misalnya seorang anak menaikkan layang-layang

dengan benang yang panjangnya 300 m. Jika tinggi layang-layang itu dari tanah

180 m, maka jarak anak tersebut dari titik di tanah tepat dibawah layang-layang

adalah? Kasus yang terjadi adalah Kesulitan siswa terutama pada pemahaman

soal sesuai dengan konsep Pythagoras dan mencari penyelesaiannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadaka

penelitian yang berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan

Pembelajaran Inkuiri dan Diajar Pembelajaran Problem Posing di Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A. 2012/2013”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah :

a. Hasil belajar matematika siswa kelas VIIISMP Negeri 17 Medanpada

materi teorema Pythagorasmasih rendah.

b. Model Pembelajaran yang kurang variatif dengan materi pelajaran

matematika di SMP Negeri 17 Medan.

c. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan

siswa atau masih bersifat Teacher Centered.

d. Siswa mengalami kesulitan belajar pada materi teorema Pythagoras.

1.3.Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

dikemukakan di atas sangat luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada

masalah model pembelajaran yang kurang variatif dan hasil belajar siswa masih

(21)

1.4.Rumusan Masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, rumusan

masalah yang diajukan adalah: “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa

yang diajar dengan pembelajaran inkuiri dan diajar dengan pembelajaran

problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012/2013?”.

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan hasil belajar

siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri dan diajar dengan pembelajaran

problem posingdi kelas VIII SMP Negeri 17 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa, serta memperoleh

pengalaman baru dalam belajar.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru

terhadap alternatif model pembelajaran yang memungkinkan untuk

diterapkan sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

terutama dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran matematika

melalui model pembelajaran inkuiri sekaligus dapat mempraktekkan ilmu

(22)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil belajar siswa yang

diajar dengan pembelajaran inkuiri lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar

dengan pembelajaran problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A

2012/2013.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Bagi siswa, disarankan terus meningkatkan hasil belajar serta memperoleh

pengalaman baru dalam belajar.

2. Bagi guru, disarankan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru

terhadap alternatif model pembelajaran inkuiri dan problem posing yang

memungkinkan untuk diterapkan sebagai usaha meningkatkan hasil belajar

siswa.

3. Bagi sekolah, disarankan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

terutama dalam pembalaran matematika.

4. Bagi peneliti, disarankan dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang

pembelajran matematika melalui model pembalajran inkuiri dan problem

posing sekaligus dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh selama di

Gambar

Gambar 2.1. Skema Penjenjangan Model, Strategi, Pendekatan, Metode
Tabel 1.1. Nilai UN Pada Tahun Ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 17 Medan

Referensi

Dokumen terkait

Pimpinan Pesantren dibantu oleh 5 (lima) biro yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kinerja organisasi guna mengoptimalkan proses pendidikan dan

Judul Artikel : Perbedaan Asupan Zat Gizi Makro Sebelum dan Setelah Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Bubur Instan Berbasis Ikan Gabus dan Labu Kuning

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb) fermentasi pada ternak babi lokal lepas sapih sampai dengan

Kata kunci: Badan Layanan Umum, peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 tahun 2007, implementasi PPK-BLU, fleksibilitas PPK-BLUD, rasio keuangan, Indikator Kinerja Keuangan

Fakta (kata benda) bisa diartikan “hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi”, sedangkan ksi (kata.. Kategor Agenda

Coca-Cola Amatil Indonesia (PT CCAI) dihadapkan kepada beberapa permasalahan, diantaranya bagaimana cara menciptakan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diciptakan

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan lari, power otot tungkai, kekuatan otot perut dan fleksibilitas togok berhubungan secara signifikan pada

Alhamdulillahi robbil alamin, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Media Science Education Quality