T.A. 2012/2013
Oleh: Syastri Ulya NIM 081244110021
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
orang bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri 14 Sungai Aur dan
lulus tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di MTsN
Lembah Melintang dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2008,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini berjudul, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran
Inkuiri Dan Diajar Pembelajaran Problem Posing Di Kelas VIII SMP Negeri 17
Medan T.A. 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini, dengan rasa rendah hati dan tulus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rektor
UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai
pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari,
M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan juga selaku dosen
pembimbing akademik peneliti, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Matematika. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian,
M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, pengarahan serta saran-saran kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini. Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd dan
Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
banyak saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini. dan kepada seluruh
Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Pelan Tarigan, selaku Kepala
Sekolah SMP Negeri 17 Medan serta Ibu Dra. Sri Kemala selaku WKS yang telah
banyak membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. Ibu Maryunah, S.Pd,
Bapak Pamuji, S.Pd selaku guru matematika, para Staf Pegawai, serta siswa- siswi
SMP Negeri 17 Medan.
Teristimewa ucapan terimakasih dan hormat yang setulus-tulusnya kepada
Ibunda tercinta (Refni Aida) dan Ayahanda tersayang (Abduh, S.Pd) yang telah
penulis dapat menjadi Sarjana Pendidikan. Kakak tersayang Nrs.Leli Rezki Idil
Fitri S,Kep. Adik – adikku tersayang Taufik Akmal, Somi Barkah, Alhadi dan
Nuril Hadya yang telah memberi bantuan moril dan materil. Abang dan Kakak
tersayang Irfa Waldi, S.Pd.I dan Rizqika Walda S.Pd.I yang telah memberi
dukungan moril dan materil. Ibu dan Bapak kos serta teman-teman satu kos yang
selalu siap membantu. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan:
Hotma Lida Lubis, Rahmi Mawaddah, Suci Mulianti, Wiwit Nirma Pratiwi ,
Nining Afrilla Sari serta teman-teman Matematika 2008 semua khususnya Dik A,
sahabatku Mahdalena, Happy Warni, Sulfianri dan masih banyak lagi yang tidak
mungkin dituliskan karena kalian semua telah memberi pengaruh besar dalam
hidupku.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2013
Penulis
Syastri Ulya
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN INKUIRI DAN DIAJAR PEMBELAJARAN
PROBLEM POSING DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN
T.A. 2012/2013
Syastri Ulya NIM. 081244110018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri dan diajar dengan pembelajaran problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A. 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 17 Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. sampel dalam penelitian ini ialah seluruh kelas VIII yang kemudian dipilih dua kelas. Kelas eksperimen diajar menggunakan pembelajaran inkuiri dan kelas kontrol diajar dengan pembelajaran problem posing dengan masing-masing jumlah sampel 35 orang. Instrumen penelitian ini berupa pretes dan postes yang berbentuk pilihan ganda. Dari perhitungan uji validitas instrumen sebanyak 20 soal didapat 15 soal yang
valid dan setelah uji reliabilitas soal, didapat �ℎ����� = 0,853, setelah
dikonsultasikan dengan harga ������ dengan n = 40 pada taraf signifikan α = 0,05
diperoleh ������ = 0,312 sehingga �ℎ����� > ������ yang berarti soal yang diujikan
reliabel.
Nilai rata-rata hasil tes awal kelas eksperimen adalah 36,76. Sedangkan kelas kontrol adalah 36,95. Dari hasil analisis data pretes kelas eksperimen diperoleh L =0,0921 < 0 Ltabel=0,1498 dan kelas kontrol diperoleh L =0,1116 < 0
tabel
L =0,1498, sehingga disimpulkan data pretes kedua kelas adalah normal. Dari
uji homogenitas data pretes adalah homogen karena kedua varians Fhitung=1,450 <
tabel
F =1,776. Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal pada
kedua kelas sampel dimana kedua kelas termasuk kelas yang homogen.
Nilai rata-rata hasil postes pada kelas eksperimen adalah 81,33. Sedangkan kelas kontrol adalah 74,10. Dari hasil analisis data postes kelas eksperiemn
diperoleh L =0,1406 < 0 Ltabel=0,1498 dan data postes kelas kontrol diperoleh L0
=0,1239 < Ltabel=0,1498, sehingga disimpulkan data postes kedua kelas adalah
normal. Dari uji homogenitas data postes adalah homogen karena kedua varians
hitung
F = 1,527< Ftabel=1,776. Kemudian uji hipotesis data postes kedua sampel
diperoleh thitung=2,626 > ttabel=0,1669, sehingga disimpulkan bahwa Ha diterima
DAFTAR ISI
2.1.1.2. Pembelajaran Matematika 17
2.1.1.3. Strategi Pendekatan Pembelajaran Matematika 17
2.1.1.4. Nilai Tujuan Pengajaran Matematika 21
2.1.2. Pembelajaran Inkuiri Dan Pembelajaran Problem Posing 22
2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri 22
2.1.2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri 24
2.1.2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri 26
2.1.2.4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri 28
2.1.2.5. Pengertian Pembelajaran Problem Posing 29
2.1.2.6. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Problem Posing 30
vii
2.1.2.8. Keunggulan Dan Kelemahan Problem Posing 32
2.1.3. Hasil Belajar (Academic Achievement) Matematika Siswa 33
2.1.3.1. Pengertian Hasil Belajat Matematika Siswa 33
2.2. Teori Pythagoras 35
2.2.1. Menemukan Teorema Pythagoras 35
2.2.2. Menghitung Panjang Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku 38
2.2.3. Penggunaan Teorema Pythagoras Pada Bangun Datar 39
2.3. Teori Belajar Yang Mendukung 40
2.4. Kerangka Konseptual 41
2.5. Hipotesis Penelitian 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
3.9.3. Uji Normalitas 57
3.9.4. Uji Homogenitas 58
3.9.5. Uji Hipotesis 59
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 61
4.1.1. Statistika Deskriptif Hasil Penelitian 62
4.1.1.1. Hasil Pretes Siswa Pada Kelas Eksperimen 62
4.1.1.2. Hasil Pretes Siswa Pada Kelas Kontrol 63
4.1.1.3. Hasil Postes Siswa Pada Kelas Eksperimen 64
2.1.1.4. Hasil Postes Siswa Pada Kelas Kontrol 65
4.1.1.5. Deskripsi Hasil Penelitian 66
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 67
4.2.1. Uji Normalitas 67
4.2.2. Uji Homogenitas Data 68
4.2.3. Pengujian Hipotesis 68
4.3. Pembahasan 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 72
5.2. Saran 72
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Nilai UN Tahun Ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 17 Medan
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 44
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 54
Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 55
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen 62
Tabel 4.2. Data Nilai Pretes Kelas Kontrol 63
Tabel 4.3. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen 64
Tabel 4.4. Data Nilai Postes Kelas Kontrol 65
Tabel 4.5. Rakapitulasi Hasil Pretes Dan Postes Hasil Belajar
Matematika Matematika 67
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Matematika 68
Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Pretes Dan Postes Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Penjenjangan Model, Strategi, Pendekatan, Metode
Dan Teknik 21
Gambar 2.2. Model Menemukan Teorema Pythagoras 35
Gambar 2.3. Menemukan Teorema Pythagoras 36
Gambar 2.4. Segitiga Siku-Siku ABC 38
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 47
Gambar 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Eksperimen 63
Gambar 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kontrol 64
Gambar 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postes Eksperimen 65
xi
Lampiran 12. Alternatif Jawaban Lembar Kegiatan Siswa III 111
Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal 113
Lampiran 26. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians Data Kelas Eksperimen 142
Lampiran 27. Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 144
Kelas Kontrol 146
Lampiran 29. Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 148
Lampiran 30. Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians
Peningkatan (Selisih Pretes Dan Postes) 150
Lampiran 31. Data Hasil Selisih Pretes Dan Postes 152
Lampiran 32. Uji Normalitas Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 156
Lampiran 33. Uji Normalitas Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 159
Lampiran 34. Uji Homogenitas 161
Lampiran 35. Perhitungan Uji Hipotesis 163
Lampiran 36. Nama – Nama Validator 165
Lampiran 37. Tabel Harga Kritik Dari R Product Moment 166
Lampiran 38. Tabel Distribusi Nilai F 168
Lampiran 39. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 174
Lampiran 40. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z 175
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sebenarnya peradaban suatu
masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan.
Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat
manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan
hidupnya (Syam, dkk. 1987: 2).
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas
mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai
sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2001 : 79)
Menurut Dewantara (dalam Bakar, 2008) menyatakan bahwa:”Pendidikan
merupakan daya upaya untuk memberi tuntunan pada segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat, dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan
bathin yang setinggi-tingginya”. Pendidikan metematika adalah suatu proses yang
membantu manusia untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan dalam
mengorganisasi bilangan atau simbol secara terstruktur berdasarkan aturan dan
teori yang sudah didefinisikan secara jelas sehingga dapat diperoleh hasil yang
benar dan dapat diterapkan dalam kehidupannya. Keindahan matematika terletak
pada kerumitan dan teka-teki yang mungkin muncul dalam suatu permasalahasn
matematika. Rasa puas akan muncul ketika teka-teki tersebut dapat terselesaikan
dengan baik.
Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep
dan operasi serta prinsip. Maka dari itu matematika sangat penting untuk
dipelajari. Semua objek matematika harus dipahami secara benar oleh siswa
karena materi tertentu dalam matematika bisa menjadi prasyarat untuk menguasai
materi matematika yang lain, bahkan untuk pelajaran yang lain seperti fisika,
keuangan dan lain-lain. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar
matematika. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan bahwa:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang”.
Semementara itu pendidikan matematika di Indonesia masih
memperhatikan hal itu disebabkan banyaknya masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran matematika.
Ki Supriyok (2006. http:
www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-Pelajar-Indonesia) menyatakan bahwa: “Dalam forum TIMSS Indonesia hanya berada di
peringkat ke- 35 dari 44 negara untuk bidang matematika. Pada kelompok ini kita
berada jauh di bawah Malaysia (ke-10) dan Jepang (ke-5), apalagi dengan
Singapura yang berada di puncak klasemen. Untuk bidang sains ternyata prestasi
kita lebih rendah lagi ternyata Indonesia hanya berada di peringkat ke-37 dari 44
negara.
Rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa pada bidang studi matematika
tidak hanya terlihat secara umum. Dari hasil observasi peneliti di SMP Negeri 17
Medan juga diperoleh nilai hasil Ujian Nasional (UN) pada tahun ajaran
2010-2011 terlihat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Nilai UN Pada Tahun Ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 17 Medan
Nilai B.Indonesia B.Inggris IPA Matematika
Terendah 5,30 4,20 1,70 1,15
Tertinggi 8,70 8,65 9,15 7,00
Rata-Rata 8,07 9,24 8,51 7,11
3
Dari data diatas terlihat bahwa perolehan nilai matematika terendah
masih dibawah perolehan nilai terendah bidang studi Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris dan IPA dan perolehan nilai matematika tertinggi juga masih dibawah
perolehan nilai tertinggi tiga bidang studi yang lain. Selain itu rata-rata perolehan
nilai matematika juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bidang studi
yang lain sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SMP Negeri 17
Medan dalam bidang studi Matematika lebih rendah daripada beberapa bidang
studi lainnya.
Kelas VIIISMP Negeri 17 Medan melalui test awal diperoleh hasil 71,43
% atau 50 siswa dari 70 siswa belum mencapai nilai ketuntasan hasil belajar yaitu
65. Dan juga diperoleh data hasil ujian semester genap dikelas VIII tersebut
bahwa 51 siswa dari 70 siswa mendapat nilai dibawah 65. Melalui data-data
tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di kelas VIII SMP Negeri 17
Medan juga masih rendah.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
matematika siswa diantaranya : Kurangnya minat siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit. Salah seorang siswa SMP
Negeri 17 Medan melalui wawancara mengatakan bahwa : “Matematika adalah
pelajaran yang sulit karena susah dimengerti, membosankan dan banyak
rumusnya.” Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman
(1999 : 252) bahwa : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa
baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan
belajar.” Banyaknya rumus dalam pelajaran matematika sering dianggap siswa
sebagai hal yang membuat matematika menjadi pelajaran yang sulit sehingga
kurang digemari.
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan minat.
Namunperan aktif siswa dalam proses pembelajaran juga sangat diperlukan agar
tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga kesulitan-kesulitan
Akan tetapi kenyataannya hanya sedikit saja siswa yang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Sejauh ini aktivitas belajar matematika masih dikatakan
rendah.Rendahnya aktivitas belajar siswa ini bisa dipengaruhi oleh peran guru dan
pemilihan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang
baik dan bervariasi juga perlu diperhatikan. Penggunaan model pembelajaran
yang kurang bervariasi menyebabkan siswa merasakan situasi belajar yang
membosankan dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini bisa
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Seperti yang diungkapkan
oleh Yuniarti (http://one.indoskripsi.com) bahwa:
“Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berfikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna dan metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam PBM.”
Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif ini juga terlihat
melalui pengamatan di kelas VIIISMP Negeri 17 Medan saat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar matematika dan wawancara peneliti dengan guru
bidang studi matematika di SMP Negeri 17 Medan yaitu Bapak Pamuji S.Pd .
Dari hasil pengamatan dan wawancara ini diperoleh keterangan bahwa kegiatan
pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher oriented dan tidak
melibatkan siswa. Sebagian besar kegiatan pembelajaran masih terpusat pada
guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi tentang
konsep-konsep yang akan dibahas. Menurut beliau, hal itu dikarenakan
kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak masih rendah. Hal ini
mengakibatkan hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti
pembelajaran, seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun memberikan
pendapat.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan menarik dapat
meningkat-kan hasil belajar siswa. Selain itu guru juga harus bisa memilih model
5
mengajar di kelas sehingga dengan demikian siswa tidak lagi hanya duduk dan
diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru secara mutlak. Jadi,
proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terpusat pada aktivitas
guru. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Wina Sanjaya (2009 : 133) bahwa :
”Sesuai isi Pasal 19 PP No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai denagn bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
matematika siswa seperti yang dinyatakan sebelumnya juga terlihat pada siswa
kelas VIIImelalui hasil angket yang diberikan pada saat observasi. Dari 70 siswa
yang mengisi angket diperoleh data sebagai berikut :
30 orang siswa menggemari pelajaran matematika selebihnya
menyukai mata pelajaran lain.
41 orang siswa berpendapat bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 20 orang siswa
menyatakan biasa saja lebihnya lain – lain.
58 orang siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika
selama ini dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal.
42 orang siswa menyatakan bahwa nilai matematika mereka adalah
di bawah 6 dan 20 orang menyatakan 6-7, selebihnya diatas 7.
Seluruh siswa berharap bahwa nilai matematika mereka dapat lebih
baik di masa yang akan datang
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri
dan problem posing khususnya pada Teorema Pythagoras.
Pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
pendekatan ini ialah pembimbing belajar dan fasilitator. Tugas utama guru adalah
memilih masalah yang akan diselesaikan oleh siswa (Sanjaya: 2006).
Sedangkan Problem posing merupakan model pembelajaran yang
mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada
penyelesaian soal tersebut.Dalam pembelajaran matematika, Problem
posing(pengajuan soal) menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai
materi dan urutan penyelesaian soal secara mendetil.
Sebelumnya telah banyak temuan penelitian tentang hasil belajar siswa
yang menggunakan pembelajarn inkuiri. Berikut ini beberapa hasil penelitian di
berbagai sekolah dengan berbagai materi pelejaran matematika. Hasil penelitian
ini juga didukung oleh temuan penelitian terdahulu yaitu dilakukan oleh Ilham
(2008) yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran
inkuiri lebih baik dari pada pembelajaran ekpositori pada pokok bahasan teorema
Pythagoras di kelas VIII SMP YPM Kabupaten Asahan T.A. 2007/2008.
Selanjutnya Purba (2011) menyatakan model pembelajaran Problem posing
Kelompok beranggotakan 5 orang tiap kelompok lebih tinggi dari rata-rata
kemampuan penalaran siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem
posing Individu.Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem
posingmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa khususnya
pada materi teorema Pythagoras.
Berdasarkan hasil penelitian – penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem posing memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran inkuiri dan
pembelajaran problem posing memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Teorema Pythagoras merupakan salah satu materi dalam pembelajaran
Matematika di kelas VIII SMP.Dari hasil wawancara pada tanggal 28September
2012 dengan Bapak Pamuji, S.Pd, guru matematika SMP Negeri 17 Medan,
7
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan teorema Pythagoras”.
Terutama pada saat mengerjakan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari
– hari atau soalpenerapan misalnya seorang anak menaikkan layang-layang
dengan benang yang panjangnya 300 m. Jika tinggi layang-layang itu dari tanah
180 m, maka jarak anak tersebut dari titik di tanah tepat dibawah layang-layang
adalah? Kasus yang terjadi adalah Kesulitan siswa terutama pada pemahaman
soal sesuai dengan konsep Pythagoras dan mencari penyelesaiannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadaka
penelitian yang berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan
Pembelajaran Inkuiri dan Diajar Pembelajaran Problem Posing di Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A. 2012/2013”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah :
a. Hasil belajar matematika siswa kelas VIIISMP Negeri 17 Medanpada
materi teorema Pythagorasmasih rendah.
b. Model Pembelajaran yang kurang variatif dengan materi pelajaran
matematika di SMP Negeri 17 Medan.
c. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan
siswa atau masih bersifat Teacher Centered.
d. Siswa mengalami kesulitan belajar pada materi teorema Pythagoras.
1.3.Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
dikemukakan di atas sangat luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada
masalah model pembelajaran yang kurang variatif dan hasil belajar siswa masih
1.4.Rumusan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, rumusan
masalah yang diajukan adalah: “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa
yang diajar dengan pembelajaran inkuiri dan diajar dengan pembelajaran
problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012/2013?”.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan hasil belajar
siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri dan diajar dengan pembelajaran
problem posingdi kelas VIII SMP Negeri 17 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa, serta memperoleh
pengalaman baru dalam belajar.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru
terhadap alternatif model pembelajaran yang memungkinkan untuk
diterapkan sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
terutama dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran inkuiri sekaligus dapat mempraktekkan ilmu
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil belajar siswa yang
diajar dengan pembelajaran inkuiri lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A
2012/2013.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Bagi siswa, disarankan terus meningkatkan hasil belajar serta memperoleh
pengalaman baru dalam belajar.
2. Bagi guru, disarankan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru
terhadap alternatif model pembelajaran inkuiri dan problem posing yang
memungkinkan untuk diterapkan sebagai usaha meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Bagi sekolah, disarankan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
terutama dalam pembalaran matematika.
4. Bagi peneliti, disarankan dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang
pembelajran matematika melalui model pembalajran inkuiri dan problem
posing sekaligus dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh selama di