• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TGT DENGAN TIPE STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TGT DENGAN TIPE STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATF TIPE DENGAN TIPE STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN

`TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

Nining Afrilla Sari NIM 081244110017

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi

ini berjudul, ”Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Tipe STAD Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012 / 2013.” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini, dengan rasa rendah hati dan tulus penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr.P.

Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan serta saran-saran kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati

Hia, M.Si dan Bapak Prof. Dr. S. Saragih, M.Pd selaku Dosen Penguji yang

telahmemberikan banyak saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.Bapak

Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik peneliti dan kepada

seluruh Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Terima kasih juga kepada BapakDrs. Pelan Tarigan,selaku Kepala Sekolah

SMP Negeri 17 Medan serta Ibu Herra selaku tata usaha yang telah banyak

membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. Ibu Maryunah, S.Pd selaku guru

matematika, para Staf Pegawai, serta siswa- siswi SMP Negeri 17 Medan.

Teristimewa ucapan terimakasih dan hormat yang setulus-tulusnya

kepadaIbunda tercinta (Sarni) dan Ayahanda tersayang (Ismanto) yang telah

memberikan dukungan moril dan materil serta berkat doa Ayahanda dan Ibunda

penulis dapat menjadi Sarjana Pendidikan. Kakanda tersayang

RiswanthoIsmanS.Pd, HaryonoIsman, HerwinsyahIsmanS.Si, Surya AbadiIsman

S.SOS, TitinIsmawatiS.PdsertaadindatersayangYudhiAdityaKurniawanyang telah

banyak memberi dukungan moril dan materil demi kesuksesan penulisan skripsi

ini.Kakak Ipar (kakWinda) dan temen seperjuangan AzryMaulina, Nila Sari

Ritonga, dan Rosmitha yang selalu membantu memberikan waktu, saran yang

sangat berharga buat peneliti.Sahabat-sahabatku terkasih diJurusan Matematika

(4)

v

Suci,dll). Terimakasih buat semua teman-teman yang tidak mungkin disebutkan

satu persatu karena kalian semua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

hidupku.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi mau pun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 16 Juli 2013

Penulis

Nining Afrilla Sari

(5)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

DENGAN TIPE STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN

T.A 2012 / 2013.

NiningAfrillaSari(081244110017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan pembelajaaran matematika tipe STAD dikelas VII SMP Negeri17 Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan yang berjumlah 8 kelas. Sampel penelitian diambil sebanyak 2 kelas secara acak yang dibagi menjadi dikelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 39 siswa. Di kedua kelas diberikan pembelajaran Matematika pada pokok bahasan Perbandingan (Rasio). Pada kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan matematika tipe TGT sedangkan di kelas control menggunakan pembelajaran matematika tipe STAD.

Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan hasil analisis, pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa 38,897 dan postes 73,179 maka tingkat perubahan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah 34,282. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 38,692 dan postes 66,641 maka tingkat perubahan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah 27,949.

(6)

vii

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. RumusanMasalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Masalah dalam Matematika 8

2.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 9

2.3. Pembelajaran Matematika 11

2.4. PembelajaranKooperatif 12

2.4.1.Unsur – unsur Pembelajaran Kooperatif 15

2.5. PembelajaranKooperatiftipe TGT 17

2.5.1. Langkah – langkahAktivitasPembelajaranTipe TGT 18

2.5.2. KelebihandanKekuranganPenerapanPembelajaranTipe

TGT 23

2.6. PembelajaranKooperatifTipe STAD 24

2.6.1. Langkah – langkahAktivitasPembelajaranTipe STAD 24

2.6.2. KelebihandanKekuranganPenerapanPembelajaranTipe

STAD 27

2.7. Perbedaan Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan

(7)

2.8. Perbandingan ( Rasio) 29

2.9.KerangkaKonseptual 33

2.10. HipotesisPenelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. JenisPenelitian 35

3.2. TempatdanWaktuPenelitian 35

3.3. PopulasidanSampelPenelitian 35

3.3.1.Populasi 35

3.3.2. Sampel 35

3.4. VariabeldanInstrumenPenelitian 36

3.4.1.VariabelPeneletian 36

3.4.2. InstrumenPenelitian 36

3.5. DesainPenelitian 39

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 45

4.1. DeskripsiHasilPenelitian 45

4.1.1. SkorPretesKelasEksperimendanKelasKontrol 45

4.1.2.SkorPostesKelasEksperimendanKelasKontrol 48

4.2. AnalisisHasilObservasi 50

(8)

vii

4.4. PembahasanHasilPenelitian 57

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 59

5.1. Kesimpulan 59

5.2. Saran 59

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penempatan Siswa dalam Kelompok pada Meja

Pertandingan 22

Gambar 2.2. Cara Memainkan Pertandingan 23

Gambar 4.1. Histogram Hasil Pemberian Pretest pada Kelas

Eksperimen dan Kontrol 47

Gambar 4.2. Histogram hasil pemberian postest pada kelas

(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran( Kelas Eksperimen) 62

Lampiran2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) 75

Lampiran3 Lembar Kerja Siswa I 81

Lampiran4 Lembar Kerja Siswa II 83

Lampiran5 Lembar Kerja Siswa III 85

Lampiran6 Daftar Validator Soal Pretes dan Postes 87

Lampiran7 Lembar Validasi Pretest 88

Lampiran 8 Lembar Validasi Postest 89

Lampiran9 Lembar Validasi Postest 90

Lampiran 10 Kisi-kisi Pretest-Postes 91

Lampiran 11 Soal Pretest 92

Lampiran 12 Soal Postest 94

Lampiran 13 Alternatif Penilaian Pretest 96

Lampiran 14 Alternatif Penilaian Postest 97

Lampiran 15 Lembar Observasi 98

Lampiran 16 Data Pretes dan Postes untuk Kelas Eksperimen 108

Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, dan Varians

Data Pretes Kelas Eksperimen 109

Lampiran18 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, dan Varians

Data Postes Kelas Eksperimen 110

Lampiran19 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, dan Varians

Data Selisih Postes-Pretes Kelas Eksperimen 111

Lampiran 20 Data Pretes-Postes untuk Kelas Kontol 112

Lampiran 21 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, danVarians

Data Pretes Kelas Kontrol 113

Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, danVarians

Data Postes Kelas Kontrol 114

Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, danVarians

(11)

Lampiran 24 Uji Normalitas Data Pretes-Postes Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 116

Lampiran 25 Uji Homogenitas 121

Lampiran 26 Uji Hipotesis 123

Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 – z 125

Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 128

Lampiran 29 Tabel Distribusi Nilai F 129

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam

meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena

itu, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan kualitas sumber daya manusia dan

kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikannya.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Menurut Yuwono (Hadi, 2008), mengemukakan bahwa “Sudah banyak

usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia, khususnya kualitas pendidikan matematika di sekolah, namun belum

menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar siswanya”. Hal ini disebabkan masih banyaknya guru dalam menyampaikan materi pelajaran hanya menjelaskan tanpa melibatkan

siswa, kemudian memberikan contoh soal dan pekerjaan rumah sehingga model pembelajarannya masih konvensional atau sering dikatakan bersifat “

teacher-centered”. Pendekatan pembelajaran ini mengakibatkan rendahnya kemampuam pemecahan masalah siswa. Padahal salah satu tujuan pembelajaran matematika

yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah dan dapat

(13)

Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses menerapkan

pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum

dikenal. Metode pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan

menghadapkan siswa kepada suatu masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan.

Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan dan

tujuan yang harus dicapai. Pemecahan masalah sebagai pendekatan digunakan

untuk menemukan dan memahami materi atau konsep matematika. Sedangkan

pemecahan masalah sebagai tujuan diharapkan agar siswa dapat

mengidentifikasikan unsur yang diketahui, ditanya serta kecukupan unsur yang

diperlukan, merumuskan masalah dan menjelaskan hasil sesuai dengan

permasalahan asal. Dalam pemecahan masalah siswa didorong dan diberi

kesempatan seluaas-luasnya untuk berinisisatif dan berpikir sistematis dalam

menghadapi suatu masalah dengan menerapkan pengetahuan yang didapat

sebelumnya. Polya menggambarkan kemampuan pemecahan masalah yang harus

dibangun siswa meliputi kemampuan siswa memahami masalah, merencanakan

penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan memeriksa kembali

prosedur hasil penyelesaian.

Hal lain yang berkontribusi menyebabkan rendahnya hasil belajar

matematika adalah masih banyak siswa beranggapan bahwa matematika

merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini didukung dari hasil tes

yang diberikan peneliti pada saat observasi di kelas VII SMP Negeri 17 Medan

untuk mengukur kemampuan awal komunikasi matematika siswa, antara lain : “1. Diketahui 75 kg terhadap 1 kuintal.Nyatakandalambentuk yang paling

sederhana.

2. DiketahuiPerbandingan 6 kg terhadap 100 gram, makaditulis 6 kg : 100 gram. Biladiubahkedalamsatuan gram.”

Terdapat masalah komunikasi matematika siswa yang ditemukan peneliti

di kelas VII SMP Negeri 17 Medan, yaitu (1) siswa tidak mampu membuat

(14)

3

(2) Siswa tidak mampu menjelaskan idea secara tertulis untuk

menghasilkan bentuk dua besaran berlainan jenis.

Dari 34 siswa yang mengikuti tes, diperoleh skor rata-rata siswa 5,12.

Dimana 75% siswa tidak mampu menuliskan unsur yang diketahui, 69% siswa tidak

mampu menuliskan bentuk soal yang ditanya, 88% siswa tidak mampu membuat

hubungan ide/ situasi matematika kedalam bentuk yang paling sederhana, 72%tidak

mampu menjelaskan idea secara tertulis untuk menghasilkan bentuk dua besaran

berlainan jenis, dan 66% tidak mampu memberikan jawaban akhir. Berdasarkan

observasi tersebut disimpukan kemampuan pemecahan masalah tertulis siswa kelas VII

di SMP Negeri 17 Medan masih rendah dan diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi

permasalahan tersebut.

Soal cerita diatas merupakan soal pemecahan masalah, untuk

menyelesaikan masalah diatas siswa sering kali tidak tahu bagaimana membuat

model matematika sehingga soal tersebut dianggap sulit untuk dikerjakan. Untuk

menyelesaikan suatu masalah diperlukan langkah-langkah siswa harus memahami

masalah, menyusun model matematikanya, lalu menyelesaikannya dengan

pengetahuan dasar mereka kemudian menarik kesimpulan dari penyelesaian

tersebut.

Kemampuan pemecahan masalah matematika perlu mendapatkan

perhatian karena merupakan kemampuan yang diperlukan dalam belajar.

Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat mendorong siswa dalam

belajar bermakna dan belajar kebersamaan, selain itu dapat membantu siswa

dalam menghadapi permasalahan keseharian secara umum. Dengan demikian

pemecahan masalah matematika memiliki peran yang cukup besar bagi siswa.

Akan tetapi kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran belum

menjadi kegiatan utama sehingga masih banyak siswa yang merasa kesulitan dan

merasa menderita menghadapi pemecahan masalah.

Penyebab lain adalah pendekatan pembelajaran yang selama ini

digunakan oleh guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar,

(15)

masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi

yang disajikan oleh guru. Di samping itu, guru senantiasa dikejar oleh target

waktu untuk menyelesaikan setiap pokok bahasan tanpa memperhatikan

kompetensi yang dimiliki siswa akibatnya pembelajaran bermakna yang

diharapkan tidak akan terjadi. Anak akan belajar dengan cara menghapal,

mengingat materi, rumus-rumus, defenisi, unsur-unsur dan sebagainya. Guru yang

tidak lain merupakan penyampaian informasi dengan lebih mengaktifkan guru

sementara siswa pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan

sesekali siswa menjawab, guru memberikan contoh soal dilanjutkan dengan

memberikan latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian

guru memberikan penilaian.

Dari masalah-masalah yang ditemukan peneliti, maka perlu adanya

perubahan dalam pembelajaran matematika, dalam hal ini peneliti menawarkan

pendekatan pembelajaran matematika yang menyenangkan dan mendukung

perkembangan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan konsep

pembelajaran yang nyaman serta penuh motivasi Melalui tipe TGT dan tipe

STAD yang pengajarannya berangkat dari persoalan dalam kelompok, diharapkan

pelajaran tersebut menjadi bermakna bagi siswa. Dengan demikian mereka

termotivasi untuk terlibat dalam pelajaran. Untuk mendukung proses

pembelajaran yang mengaktifkan siswa diperlukan suatu pengembangan materi

pelajaran matematika yang difokuskan kepada aplikasi dalam kehidupan

sehari-hari dan disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, serta penggunaan metode

evaluasi yang terintegrasi pada proses pembelajaran.

Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zainuddin (2010),

diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran tipe TGT dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada pokok

bahasan Perbandingan di kelas VII SMP Negeri 17 Medan, Namun peneliti

tersebut belum begitu baik dalam pengelolaan kelas dan dalam penggunaan waktu

yang tidak efektif. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

(16)

5

semaksimal mungkin untuk mengelola kelas dengan baik dan mengefektif waktu

sehingga menambah wawasan peneliti sebagai calon guru dalam menggunakan

model pembelajaran tipe TGT dengan lebih baik lagi.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil, yang memiliki tingkat

kemampuan yang berbeda. Pembelajaran ini memberi peluang bagi siswa yang

berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama

lain. Siswa yang berprestasi tinggi akan menjadi tutor bagi siswa yang berprestasi

rendah, belajar belum selesai jika salah satu teman dari kelompok belum

menguasai pelajaran. Belajar kooperatif disini menggunakan tipe TGT (Team

Games Tournament) yaitu salah satu tipe pembelajaran yang mudah diterapkan.

Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan

bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya para

siswa dilibatkan dalam turnamen. Dan STAD (Student Team Achievement

Divisions) adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Langkah-langkah aktivitas pembelajarannya sama dengan TGT. Perbedaannya pada

akhirnya siswa diberikan kuis tentang materi tersebut. Adanya perbedaan

perlakuan pembelajaran tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Trianto,.(2009 : 68)

Penyebab lain adalah pendekatan pembelajaran yang selama ini

digunakan oleh guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar,

memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, bahkan siswa

masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi

yang disajikan oleh guru. Di samping itu, guru senantiasa dikejar oleh target

waktu untuk menyelesaikan setiap pokok bahasan tanpa memperhatikan

kompetensi yang dimiliki siswa akibatnya pembelajaran bermakna yang

diharapkan tidak akan terjadi. Anak akan belajar dengan cara menghapal,

mengingat materi, rumus-rumus, defenisi, unsur-unsur dan sebagainya. Guru yang

tidak lain merupakan penyampaian informasi dengan lebih mengaktifkan guru

(17)

sesekali siswa menjawab, guru memberikan contoh soal dilanjutkan dengan

memberikan latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian

guru memberikan penilaian.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, dengan judul :

Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Tipe STAD Siswa Kelas VII SMP Negeri 17Medan T.A 2012 / 2013.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher

centered) yang memosisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar.

2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika .

3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah

matematika.

4. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar.

1.3. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah hanya pada proses pemecahan masalah

matematika siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kelas

eksperimen adalah pendekatan model pembelajaran Tipe TGT sementara pada

kelas kontrol Tipe STAD.

1.4. Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah ” Apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan model

pembelajaran tipe TGT lebih baik dibandingkan pembelajaran tipe STAD kelas

(18)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan

pendekatan matematika Tipe TGT lebih baik daripada dengan pembelajaran Tipe

STAD pada materi Perbandingan ( Rasio ) di kelas VII SMP Negeri 17 Medan

T.A 2012 / 2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan

pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah

matematika.

2. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika kooperatif tipe TGT

diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan

masalah.

3. Bagi Peneliti, dapat menambah khasanah pengetahuan bagi diri sendiri,

terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki

proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan informasi dan perbedaan untuk

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapatdiperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan

pembelajaran matematika tipe TGT lebih baik daripada pemecahan

masalah matematika siswa dengan pembelajaran tipe STAD pada materi

Perbandingan (Rasio) di kelas VII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012/2013.

2. Berdasarkan observasi penerapan model pembelajaran tipe TGT dan

pembelajaran tipe STAD pada pokok bahasan Perbandingan ( Rasio )

dikategorikan baik.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah :

1. Kepada guru matematika SMP/MTs agar menggunakan pembelajaran

matematika tipe TGT, agar menjadikan kegiatan menjadi menarik

perhatian siswa dan siswa dapat lebih mudah memahami dan mempelajari

materi yang diajarkan.

2. Kepada pengelola pendidikan matematika disarankan untuk memberikan

kesempatan dan peluang kepada guru untuk ,melakukan perubahan dalam

usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Kepada siswa SMP Negeri 17 Medan disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh

potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.

Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan

pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran tipe TGT pada materi

Perbandingan ( Rasio ) ataupun pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan

(20)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Djumanta, Wahyudin. Dwi Susanta., (2008),Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Fathani, Abdul Halim.,(2008),Pembelajaran Tipe TGT Atasi Fobia Matematika: http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-kooperatif-atasi-fobia-matematika.html).

FMIPA, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Ginting, Armia. 2012., (2012), Upaya meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Tipe STAD di SMA Swasta Santa Maria Kabanjahe Tahun Ajaran 2011/2012., Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Hadi, As’ar Musrimin., (2008) Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika

Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari: http://www.strukturaljabar.co.cc/2008 /10/ proposal-matematika-kooperatif.html.

Hadi, Sutarto., (2005), Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu:http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Kooperatif .htm[9.

Hasibuan, Ernita Sari., (2011), Pengaruh Pendekatan Matematika Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa: http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Kooperatif.html.

Hudojo, Herman., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud P2LPTK, Jakarta.

Jihad, Asep., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo, Yokyakarta.

(21)

Nurhidayah, Eka., (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Pokok Bahasan Perbandingan (Rasio) Kelas VII SMP Negeri 1 Arse Tahun Ajaran 2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rusdi, Andi., (2009), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Materi Statiska Kelas

IX:http://anrusmath.wordpress.com/2009/05/13/pengembangan-2/.

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama, Disertasi, FMIPA, UPI, Bandung.

Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGravindo Persada, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung.

Soedjadi, R., (2007), Seri Pembelajaran Matematika Untuk Guru dan Orang Tua

Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah”.

Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Tarigan,D., (2006), Pembelajaran Matematika, Depdikbud, Yokyakarta.

(22)

iii

RIWAYAT HIDUP

Nining Afrilla Sari dilahirkan di Bulu Sari, Merbau pada tanggal 04 April 1990. Ayah bernama Ismanto dan Ibu bernama Sarni dan merupakan anak keenam

dari tujuh orang bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri 112319

Bulu Saridan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di

MTsS Al-Washliyah Merbaudan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis

melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Merbau dan lulus tahun 2008. Pada tahun

2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan

Gambar

Gambar  2.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Apakah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Pendekatan Quantum learning lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik lebih tinggi

Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran Cooperatif Intgreated Reading and Composition

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Isma Jumriana Nasution yang berjudul “ Perbedaan Kemampuan Komunikasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa