• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SECARA KELOMPOK DAN SECARA INDIVIDU PADA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP SWASTA TAMORA 2 TANJUNG MORAWA T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SECARA KELOMPOK DAN SECARA INDIVIDU PADA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP SWASTA TAMORA 2 TANJUNG MORAWA T.A 2013/2014."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

SECARA KELO MPOK DAN SECARA I NDI VI DU PADA MATE RI PECAHAN KELAS VII SMP SWASTA TAMORA 2

TANJUNG MORAWA T .A 2013/2014

Oleh : Sri Mulyani Purba

NIM 409311051

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa yang Diajar Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Secara Kelompok dan

Secara Individu Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Swasta Tamora 2 Tanjung

Morawa T.A 2013/2014”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi

penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd. selaku

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing

serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr.

Edi Syaputra, M.Pd, Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si, M.Si dan Ibu Dra. Ida Karnasih,

M.Sc, ED, PH.D. Sebagai dosen penguji/ pemberi saran yang telah memberikan

masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian

sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani

sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan

beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku

dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku

ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,M.Si. selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. sebagai Sekretaris

(3)

v

Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Suhendra Dinata S.Pd selaku kepala SMP Swasta

Tamora 2 Tanjung Morawa, Ibu Winda Novita Sari S.Pd, selaku guru Matematika SMP Swasta Tamora 2 Tanjung Morawa, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda A.Purba,

dan Ibunda Ngasini tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, do’a,

semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis

dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada Abang Jhoni

Purba S.E, dan Adik Seniwati Purba yang senantiasa membantu serta memberikan

dukungan dan semangat. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Nenek, Kakek, Wawak, Bulek, Palek, Kakak dan orang-orang terdekat penulis

yang telah banyak memberikan do’a, dan kasih sayang yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Unimed.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dikala suka

dan duka “Keong Girl” (Ria, Sukan, Novia, Raya, Neni, Marlina, Tiwi dan Putri),

dan sahabat-sahabat selama perkuliahan terkhusus dan tersayang Matematika Ekstensi’09 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman

PPLT SMP Negeri 2 Teluk Mengkudu yang penuh kesan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah

SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Februari 2014 Penulis,

(4)

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SECARA

KELOMPOK DAN SECARA INDIVIDU PADA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP SWASTATAMORA 2

TANJUNG MORAWA T.A 2013/2014 SRI MULYANI PURBA (NIM. 409311051)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok dan secara individu pada pokok bahasan pecahan kelas VII SMP Swasta Tamora 2 Tanjung Morawa T.A. 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Tamora 2 Tanjung Morawa T.A 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas dipilih 2 kelas secara acak yaitu kelas VII B sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri kelompok dan kelas VII A sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran inkuiri individu, dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes esai yaitu untuk melihat perbedaan kemampuan komunikasi siswa. Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 21,444 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 34,138. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0< Ltabel yaitu

0,1372<0,1476, dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0< Ltabel

yaitu0,1393<0,1476. Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel yaitu 1,435<1,76. Nilai

rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 74,444 dan nilai rata-rata-rata-rata hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 65,583. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh L0< Ltabel yaitu 0,1446<0,1476, dan data post-test

kelas eksperimen II diperoleh L0< Ltabel yaitu 0,1393<0,1476. Sehingga

disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung< Ftabel yaitu 1,728< 1,76.

Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel yaitu

5,281> 1,668. Hal ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Diagram x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi 8

2.1.1. Komunikasi Matematik 9

2.2. Model Pembelajaran 14

2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran 14

2.2.2. Model Pembelajaran Inkuiri 15

2.2.3. Proses Belajar Dengan Menggunakan Metode Inkuiri 16 2.2.4. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 17 2.2.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri 18 2.2.6. Model Pembelajaran Inkuiri Secara Kelompok 19 2.2.7. Model Pembelajaran Inkuiri Secara Individu 21

2.3. Uraian Materi Pecahan 22

2.4. Hasil Penelitian Yang Relevan 29

2.5. Kerangka Konseptual 30

2.6. Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 31

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 31

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 32

3.4. Variabel Penelitian 32

3.5. Prosedur Penelitian 32

3.6. Alat Pengumpulan Data 35

3.6.1. Tes 35

(6)

vii

3.7. Teknik Analisis Data 35

3.7.1. Menghitung Rata-Rata Skor 35

3.7.2. Menghitung Standart Deviasi 35

3.7.3. Uji Normalitas 36

3.7.4. Uji Homogenitas 37

3.7.5. Uji Hipotesis 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 39

4.1.1. Nilai Pretest Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol 39 4.1.2. Nilai Postest Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol 40 4.1.3. Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi 42 4.1.4. Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 42 4.1.5. Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi 42

4.1.6. Analisis Ketuntasan Belajar 43

4.1.7. Analisis Respon Belajar 44

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 45

4.2.1. Kegiatan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri45

4.2.2. Kemampuan Komunikasi 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 48

5.2. Saran 48

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 34

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 18 Tabel 3.1. Desain Penelitian 31 Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas 40 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.8. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen 43 Tabel 4.9. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol 44

Tabel 4.10. Respon Siswa Kelas Eksperimen 44

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP I) 50

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP II) 55

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP III) 59

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP IV) 63

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP I) 68

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP II) 73

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP III) 77

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP IV) 81

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 85

Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 88 Lampiran 11. Lembar Aktivita Siswa II (LAS II) 89

Lampiran 12. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 91 Lampiran 13. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 93 Lampiran 14. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 95 Lampiran 15. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 97 Lampiran 16. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 99 Lampiran 17. Kisi-Kisi Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 101 Lampiran 18. Pedoman Penskoran Pre-Test Kemampuan Komunikasi

Matematik 102

Lampiran 19. Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 103 Lampiran 20. Kunci Jawaban Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 104 Lampiran 21. Kisi-Kisi Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 107 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Post-Test Kemampuan Komunikasi

Matematik 108

Lampiran 23. Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 109 Lampiran 24. Kunci Jawaban Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik110

Lampiran 25. Kisi-Kisi Respon Siswa 113

Lampiran 26. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran 114

Lampiran 27. Lembar Validitas Tes Pretes 116

Lampiran 28. Lembar Validitas Tes Postes 119

Lampiran 29. Lembar Validitas Angket Respon 122

Lampiran 30. Data Komunikasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas 125 Lampiran 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Simpangan Baku

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 126

(10)

xi

Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas 132

Lampiran 34. Perhitungan Uji Hipotesis 134

Lampiran 35. Data Perhitungan Rata-rata Selisih Postes dan Pretes 136 Lampiran 36. Perhitungan Rata-Rata dan Standar DeviasiPerubahan Nilai

Pretes dan Postes 137

Lampiran 37. Tabel Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa Kelas

Eksperimen 138

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 18

Tabel 3.1. Desain Penelitian 31 Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas 40 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.8. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen 43 Tabel 4.9. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol 44

Tabel 4.10. Respon Siswa Kelas Eksperimen 44

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 34

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP I) 50

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP II) 55

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP III) 59

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Kelompok (RPP IV) 63

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP I) 68

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP II) 73

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP III) 77

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Inkuiri Individu (RPP IV) 81

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 85

Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 88 Lampiran 11. Lembar Aktivita Siswa II (LAS II) 89

Lampiran 12. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 91 Lampiran 13. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 93 Lampiran 14. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 95 Lampiran 15. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 97 Lampiran 16. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 99 Lampiran 17. Kisi-Kisi Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 101 Lampiran 18. Pedoman Penskoran Pre-Test Kemampuan Komunikasi

Matematik 102

Lampiran 19. Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 103 Lampiran 20. Kunci Jawaban Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 104 Lampiran 21. Kisi-Kisi Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 107 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Post-Test Kemampuan Komunikasi

Matematik 108

Lampiran 23. Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 109 Lampiran 24. Kunci Jawaban Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik110

Lampiran 25. Kisi-Kisi Respon Siswa 113

Lampiran 26. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran 114

Lampiran 27. Lembar Validitas Tes Pretes 116

Lampiran 28. Lembar Validitas Tes Postes 119

Lampiran 29. Lembar Validitas Angket Respon 122

Lampiran 30. Data Komunikasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas 125 Lampiran 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Simpangan Baku

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 126

(14)

xi

Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas 132

Lampiran 34. Perhitungan Uji Hipotesis 134

Lampiran 35. Data Perhitungan Rata-rata Selisih Postes dan Pretes 136 Lampiran 36. Perhitungan Rata-Rata dan Standar DeviasiPerubahan Nilai

Pretes dan Postes 137

Lampiran 37. Tabel Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa Kelas

Eksperimen 138

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam

meningkatkan sumber daya alam (SDM), sejalan dengan kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut manusia untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Proses belajar merupakan proses yang berkesinambungan dalam

membentuk sumber daya manusia yang tangguh. Untuk merealisasikan kenyataan

diatas, perlu ada SDM yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu

diperlukan kemampuan tingkat tinggi yaitu berfikir logis, kritis, kreatif, dan

kemampuan bekerja sama secara proaktif. Cara berfikir seperti ini dapat

dikembangkan melalui belajar matematika. Seperti yang dikemukakan Ruseffendi

(dalam Bansu Ansari,1993:58) menyatakan bahwa :”Untuk kemajuan kecerdasan

bangsanya, kekuatan pertahanan negaranya, kemajuan teknologi dan

perekonomiannya, diperlukan manusia-manusia yang menguasai matematika”.

Hal ini senada juga diungkapkan Oleh Suyatno (2005:42) bahwa :

“Pesatnya perubahan yang diakibatkan oleh globalisasi khususnya yang menyangkut teknologi informasi, berpengaruh terhadap siswa. Penguasaan Sains yang didalamnya ada matematika, menurut matematika untuk ditingkatkan dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan dan perkembangan sains dan teknologi itu”

Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama

lain serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu matematika

merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu

keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide

matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah.

Matematika disadari sangat penting peranannya.Karena matematika

merupakan salah satu pelajaran dasar dan sarana berfikir ilmiah yang sangat

diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.Kesulitan

belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun

(16)

2

“Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karateristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajaran tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan

untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi siswa.

Pernyataan ini didasari oleh pendapat Bruner (dalam Edward,2002:40) yang menyatakan bahwa : “Untuk Memahami konsep-konsep yang ada diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain”. Hal senada juga oleh Fathoni (dalam http://www.komunikasimatematika.com) bahwa:

“Dalam mempelajari matematika bukan semata-mata hanya menghafal, tetapi siswa harus biasa mengartikan setiap simbol-simbol matematika dan rumus yang terdapat dalam matematika karena simbol-simbol matematika bersifat “artificial”yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya”.

Rendahnya kualitas lulusan antara lain diperlihatkan oleh masih

rendahnya rata-rata prestasi belajar siswa untuk hampir semua mata pelajaran

yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

guru.Dengan demikian, tinggi rendahnya kualitas lulusan dari suatu lembaga

pendidikan.

Prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, tanpa

mengurangi atau meniadakan peran dan fungsi unsur yang lain, guru merupakan

salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan berhasil

atau tidaknya pendidikan, karena apapun tujuan-tujuan dan putusan-putusan

penting tentang pendidikan yang dibuat oleh para pembuat kebijaksanaan,

sebenarnya yang paling penting adalah bagaimana hal itu dilaksanakan dalam

situasi atau proses belajar mengajar dikelas. Adapun faktor yang mempengaruhi

proses pembelajaran adalah : 1) tujuan pembelajaran, 2) motivasi siswa , 3) guru,

4) materi pembelajaran, 5) metode yang digunakan, 6) media, 7) evaluasi dan 8)

(17)

3

atau pendekatan pembelajaran yang digunakan, fasilitas yang tersedia,

kondisi-kondisi internal siswa seperti: tingkat kemampuan awal, minat belajar dan

motivasi belajar sangat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Faktor kekurangtepatan dalam memilih metode pembelajaran masih

sering dijumpai dilapangan yang ditenggarai dengan masih adanya guru yang

hanya terpaku menggunakan satu atau dua metode mengajar secara terus menerus

saja tanpa pernah memodifikasinya atau menggantikannya dengan metode lain

walaupun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berbeda. Akibatnya,

pencapaian tujuan pembelajaran oleh para siswa tidak optimal.

Berbagai usaha telah banyak dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan matematika di Indonesia.Namun demikian, sampai sekarang ini,

hasilnya belum menggembirakan. Hasil observasi dilapangan menunjukkan

bahwa rata-rata siswa terlihat kurang terampil berkomunikasi untuk

menyampaikan informasi seperti menyatakan ide, mengajukan pertayaan, dan

menanggapi pernyataan/pendapat orang lain. Siswa juga terlihat malu-malu untuk

bertanya ketika guru menyediakan waktu untuk bertanya.

Ini berarti masih terjadi pelaksanaan proses pembelajaran dikelas yang

jarang melatihkan dan mengembangkan keterampilan komunikasi dan proses

interaksi diantara siswa, seperti bekerja sama, menyatakan ide, mengajukan

pertanyaan dan menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain. Para guru memang

sudah menerapkan model pembelajaran diskusi.Dalam mengarahkan diskusi guru

hanya memberikan sejumlah pertanyaan pada siswa yang memuat hampir seluruh

isi materi sehingga pola berfikir siswa menjadi tidak berkembang dan tidak

dirangsang berfikir kritis.

Kurangnya siswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi

pembelajaran yang kurang dan kurangnya kemampuan komunikasi matematika

merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.Kenyataan

menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mau dan suka bertanya kepada

temannya untuk mengatasi kesulitannya, apalagi kepada guru.

Rendahnya prestasi belajar matematika sangat dipengaruhi oleh metode

(18)

4

“Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah lemahnya kemampuan siswa menguasai konsep dari matematika.Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satunya diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar”.

Dari kutipan ini dapat diartikan bahwa guru kurang mampu

menggunakan variasi model pembelajaran.Penggunaan bentuk tes dapat menjadi

saran membangun komunikasi matematik siswa karena tes mengarahkan jenis

prilaku hasil belajarnya.Terkadang siswa menganggap bahwa materi pecahan

merupakan pelajaran yang sulit dipelajari.Hal ini didukung oleh hasil wawancara

dengan salah seorang guru matematika SMP Swasta Tamora 2.

“Dalam menjawab soal pecahan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru ini disebabkan karena siswa hanya terfokus dengan contoh soal yang diberikan guru“

Hal diatas didukung dari hasil tes yang diberikan peneliti pada saat

observasi di kelas VII SMP Swasta Tamora 2 dengan soal-soal yang menguji

berfikir kreatif siswa. Salah satu soal yang digunakan yaitu:

Mengurutkan pecahan dibawah ini dari yang terkecil hingga yang

terbesar.Gambarkan dengan garis bilangan.

1 2,

1 6,

1 4

Dari soal untuk meningkatkan komunikasi matematik kepada siswa SMP

Swasta Tamora 2 dikelas VII, pada pokok bahasan pecahan. Dari 36 siswa yang

mengikuti tes, diperoleh skor rata-rata siswa 68,06. Diperoleh gambaran tingkat

kemampuan komunikasi matematik siswa sebagai berikut: terdapat 55,56% (20

orang) siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematiknya sangat bagus;

19,44% (7 orang) siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematiknya

bagus; 11,11% (4 orang) siswa yang memiliki kemampuan komunikasi

matematiknya cukup bagus, dan 13,89 % (5 orang) yang memiliki kemampuan

komunikasi matematiknya rendah. Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat komunikasi matematik siswa SMP Swasta Tamora 2 pada pokok

(19)

5

Dari data ini terlihat jelas bahwa siswa kurang mampu mengerti atau

memahami soal tersebut, ini disebabkan karena masih rendahnya kemampuan

komunikasi matematik siswa.Disini sangat diperlukan guru matematika yang

bertugas memampuhkan siswa untuk dapat berkomunikasi dalam pembelajaran

matematika.Sebab jika tidak maka siswa tersebut tidak memiliki kompetensi dasar

yang wajib dimiliki oleh siswa seperti standar minimal tentang pengetahuan,

keterampilan, sikap dan lain-lain pada pembelajaran matematika dengan

kebiasaan berfikir dan bertindak memecahkan masalah.

Untuk itu model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mendorong

kepada siswa untukterampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk

mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain

dan menanggapinya dengan tepat serta mengajukan pertanyaan dengan baik.

Roestiyah (2008 : 77) mengatakan bahwa :

Adapun model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Dapat membentuk dan mengembangkan “Self Concept” pada diri

siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5. Memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9. Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar tradisional.

10. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi.

Salah satu pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan partisipasi

siswa dan relative mudah diterapkan dikelas adalah pembelajaran Inkuiri.Ini

sering digunakan guru sebagai tekhnik untuk merangsang siswa agar lebih aktif

(20)

6

dan mereka belajar bersama dalam kelompok.Diharapkan juga siswa mampu

mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya.

Trianto(2011:114) mengemukkan bahwa model Inkuiri adalah: “Suatu

pembelajaran Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan

bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri”

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan mencoba melakukan

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Dalam hal ini

peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Perbedaan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Yang Diajar Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Secara Kelompok Dan Secara Individu Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Swasta Tamora 2 T.A 2013/2014.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi

berbagai masalah sebagai berikut :

1. Tingkat kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika

masih rendah.

2. Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit

dan membosankan

3. Penggunaan model pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat.

4. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk

mengekspresikan kreatifitas komunikasi yang dimiliki oleh siswa.

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah, maka peneliti merasa perlu

memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji. Masalah yang diteliti

dalam penelitian ini adalah Komunikasi Matematik Siswa Melalui

(21)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa

yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok dibandingkan

dengan model pembelajaran inkuiri secara individu?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri secara kelompok dibandingkan dengan

model pembelajaran inkuiri secara individu?

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian yang

diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi siswa, bahwa model pembelajaran inkuiri

dapat menyelesaikan permasalahan mengenai komunikasi matematik

2. Sebagai bahan informasi, gambaran serta pertimbangan bagi guru dalam

memilih model pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi siswa.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

4. Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan

peningkatan mutu pendidikan.

5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal dalam menjalankan

(22)

48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran Inkuiri Kelompok (74,44) lebih tinggi dari rata-rata

kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Inkuiri Individu (65,58), sehingga terdapat perbedaan yang

diajarkan dengan model pembeljaran inkuiri kelompok dan individu.

2. Hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan model pembelajaran

Inkuiri secara Kelompok lebih baik dibandingkan dengan hasil ketuntasan

belajar siswa secara klasikal dengan model pembelajaran Inkuiri secara

Individu. Begitu pula dengan respon siswa dengan model pembelajaran

Inkuiri secara Kelompok dan model pembelajaran Inkuiri secara Individu

memiliki respon yang positif terhadap proses belajar mengajar yang

dilakukan oleh peneliti.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah:

1. Kepada pengajar matematika dapat menggunakan model pembelajaran

Inkuiri sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya

meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dalam proses

pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dan mampu dengan sendirinya

memahami dan mempelajari materi yang diajarkan.

2. Bagi guru-guru atau peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran

Inkuiri sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu yang ada agar

seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat dikerjakan dengan baik

(23)

49

3. Bagi guru mata pelajaran matematika agar memilih model pembelajaran

yang paling sesuai dengan konsep matematika agar dapat menunjang

proses belajar mengajar dengan efektif dan efesien. Dan dalam

mengajarkan materi pecahan diharapkan membiasakan untuk

menggunakan model pembelajaran inkuiri, dimana guru dapat memotivasi

siswa untuk dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas dan tidak

(24)

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Ansari, B.,(2009), Komunikasi Matematik, Banda Aceh, Yayasan Pena Banda Aceh Divisi Penerbitan.

Bambang, (2008), Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika, http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html. (Accessed Maret 2013)

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B, Zain. A., (2006), Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fathoni ,http://www.komunikasimatematika.com. (Accessed Maret 2013)

FMIPA Unimed, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, Unimed, Medan.

Gulo, W., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Harahap, I. P., (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dengan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sunggal T.A 2013/2014. Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.

Roestiyah, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta

Sirait, (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pokok Bahasan Eksponen di Kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Medan

(25)

51

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Syaban, M., (2008) Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, http://educare.efkipunla.net/index.php?option=com_content&task=view &id=62 (Accessed 12 Maret 2013).

(26)

ii

RIWAYAT HIDUP

Sri Mulyani Purba dilahirkan di Tanjung Morawa, pada tanggal 26

Agustus 1991. Ayah bernama A.Purba dan Ibu bernama Ngasini, merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk sekolah SD Negeri

107417 di Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis

melanjutkan sekolah di SMP Swasta Tamora 2 di Tanjung Morawa dan lulus pada

tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta

Amalyah di Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis

diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan ekstrakurikuler di

Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti penulis yaitu pernah menjadi

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Gambar 4.1. Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Gambar 4.1. Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Salah satunya adalah pengkondisian kemandirian belajar siswa dengan berbagai karakteristik matematika yang mendukung pembentukan karakter siswa dalam membangun

 Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa

Populasi protozoa rumen domba yang diberi ransum yang disuplementasi minyak ikan, sabun kalsium minyak jagung dan kedelai sangrai lebih tinggi (P&lt;0,05) dibandingkan dengan domba

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep berhitung siswa kelas IV SD Negeri 4 Ngrandu melalui metode drill dengan umpan balik. Pada

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja akan mendorong tenaga kerja (perajin perak) itu sendiri untuk lebih giat bekerja dalam mencapai

Alhamdulillahi robbil alamin, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Media Science Education Quality

We discuss the existence of combined dark and antidark soliton forms or combined solitons in the generalized coupled mode equations of a nonlinear optical Bragg grating.

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap tentang pengaturan menu seimbang dengan status gizi pada remaja di SMU Negeri 2 Sukoharjo.