PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
SECARA KELO MPOK DAN SECARA I NDI VI DU PADA MATE RI PECAHAN KELAS VII SMP SWASTA TAMORA 2
TANJUNG MORAWA T .A 2013/2014
Oleh : Sri Mulyani Purba
NIM 409311051
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa yang Diajar Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Secara Kelompok dan
Secara Individu Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Swasta Tamora 2 Tanjung
Morawa T.A 2013/2014”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi
penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd. selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing
serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr.
Edi Syaputra, M.Pd, Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si, M.Si dan Ibu Dra. Ida Karnasih,
M.Sc, ED, PH.D. Sebagai dosen penguji/ pemberi saran yang telah memberikan
masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian
sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani
sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan
beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku
dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku
ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,M.Si. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. sebagai Sekretaris
v
Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Suhendra Dinata S.Pd selaku kepala SMP Swasta
Tamora 2 Tanjung Morawa, Ibu Winda Novita Sari S.Pd, selaku guru Matematika SMP Swasta Tamora 2 Tanjung Morawa, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda A.Purba,
dan Ibunda Ngasini tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, do’a,
semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis
dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada Abang Jhoni
Purba S.E, dan Adik Seniwati Purba yang senantiasa membantu serta memberikan
dukungan dan semangat. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Nenek, Kakek, Wawak, Bulek, Palek, Kakak dan orang-orang terdekat penulis
yang telah banyak memberikan do’a, dan kasih sayang yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Unimed.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dikala suka
dan duka “Keong Girl” (Ria, Sukan, Novia, Raya, Neni, Marlina, Tiwi dan Putri),
dan sahabat-sahabat selama perkuliahan terkhusus dan tersayang Matematika Ekstensi’09 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman
PPLT SMP Negeri 2 Teluk Mengkudu yang penuh kesan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah
SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Februari 2014 Penulis,
iii
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SECARA
KELOMPOK DAN SECARA INDIVIDU PADA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP SWASTATAMORA 2
TANJUNG MORAWA T.A 2013/2014 SRI MULYANI PURBA (NIM. 409311051)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok dan secara individu pada pokok bahasan pecahan kelas VII SMP Swasta Tamora 2 Tanjung Morawa T.A. 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Tamora 2 Tanjung Morawa T.A 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas dipilih 2 kelas secara acak yaitu kelas VII B sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri kelompok dan kelas VII A sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran inkuiri individu, dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes esai yaitu untuk melihat perbedaan kemampuan komunikasi siswa. Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 21,444 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 34,138. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0< Ltabel yaitu
0,1372<0,1476, dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0< Ltabel
yaitu0,1393<0,1476. Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel yaitu 1,435<1,76. Nilai
rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 74,444 dan nilai rata-rata-rata-rata hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 65,583. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh L0< Ltabel yaitu 0,1446<0,1476, dan data post-test
kelas eksperimen II diperoleh L0< Ltabel yaitu 0,1393<0,1476. Sehingga
disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test kedua sampel homogen, dimana Fhitung< Ftabel yaitu 1,728< 1,76.
Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel yaitu
5,281> 1,668. Hal ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Diagram x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi 8
2.1.1. Komunikasi Matematik 9
2.2. Model Pembelajaran 14
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran 14
2.2.2. Model Pembelajaran Inkuiri 15
2.2.3. Proses Belajar Dengan Menggunakan Metode Inkuiri 16 2.2.4. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 17 2.2.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri 18 2.2.6. Model Pembelajaran Inkuiri Secara Kelompok 19 2.2.7. Model Pembelajaran Inkuiri Secara Individu 21
2.3. Uraian Materi Pecahan 22
2.4. Hasil Penelitian Yang Relevan 29
2.5. Kerangka Konseptual 30
2.6. Hipotesis 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 31
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 31
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 32
3.4. Variabel Penelitian 32
3.5. Prosedur Penelitian 32
3.6. Alat Pengumpulan Data 35
3.6.1. Tes 35
vii
3.7. Teknik Analisis Data 35
3.7.1. Menghitung Rata-Rata Skor 35
3.7.2. Menghitung Standart Deviasi 35
3.7.3. Uji Normalitas 36
3.7.4. Uji Homogenitas 37
3.7.5. Uji Hipotesis 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 39
4.1.1. Nilai Pretest Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol 39 4.1.2. Nilai Postest Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol 40 4.1.3. Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi 42 4.1.4. Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 42 4.1.5. Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi 42
4.1.6. Analisis Ketuntasan Belajar 43
4.1.7. Analisis Respon Belajar 44
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 45
4.2.1. Kegiatan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri45
4.2.2. Kemampuan Komunikasi 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 48
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 34
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 18 Tabel 3.1. Desain Penelitian 31 Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas 40 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.8. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen 43 Tabel 4.9. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol 44
Tabel 4.10. Respon Siswa Kelas Eksperimen 44
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP I) 50
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP II) 55
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP III) 59
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP IV) 63
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP I) 68
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP II) 73
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP III) 77
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP IV) 81
Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 85
Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 88 Lampiran 11. Lembar Aktivita Siswa II (LAS II) 89
Lampiran 12. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 91 Lampiran 13. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 93 Lampiran 14. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 95 Lampiran 15. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 97 Lampiran 16. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 99 Lampiran 17. Kisi-Kisi Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 101 Lampiran 18. Pedoman Penskoran Pre-Test Kemampuan Komunikasi
Matematik 102
Lampiran 19. Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 103 Lampiran 20. Kunci Jawaban Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 104 Lampiran 21. Kisi-Kisi Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 107 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Post-Test Kemampuan Komunikasi
Matematik 108
Lampiran 23. Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 109 Lampiran 24. Kunci Jawaban Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik110
Lampiran 25. Kisi-Kisi Respon Siswa 113
Lampiran 26. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran 114
Lampiran 27. Lembar Validitas Tes Pretes 116
Lampiran 28. Lembar Validitas Tes Postes 119
Lampiran 29. Lembar Validitas Angket Respon 122
Lampiran 30. Data Komunikasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas 125 Lampiran 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Simpangan Baku
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 126
xi
Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas 132
Lampiran 34. Perhitungan Uji Hipotesis 134
Lampiran 35. Data Perhitungan Rata-rata Selisih Postes dan Pretes 136 Lampiran 36. Perhitungan Rata-Rata dan Standar DeviasiPerubahan Nilai
Pretes dan Postes 137
Lampiran 37. Tabel Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa Kelas
Eksperimen 138
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 18
Tabel 3.1. Desain Penelitian 31 Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas 40 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Kemampuan Komunikasi 43 Tabel 4.8. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen 43 Tabel 4.9. Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol 44
Tabel 4.10. Respon Siswa Kelas Eksperimen 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 34
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP I) 50
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP II) 55
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP III) 59
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Kelompok (RPP IV) 63
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP I) 68
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP II) 73
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP III) 77
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran
Inkuiri Individu (RPP IV) 81
Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 85
Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 88 Lampiran 11. Lembar Aktivita Siswa II (LAS II) 89
Lampiran 12. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 91 Lampiran 13. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 93 Lampiran 14. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 95 Lampiran 15. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 97 Lampiran 16. Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 99 Lampiran 17. Kisi-Kisi Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 101 Lampiran 18. Pedoman Penskoran Pre-Test Kemampuan Komunikasi
Matematik 102
Lampiran 19. Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 103 Lampiran 20. Kunci Jawaban Pre-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 104 Lampiran 21. Kisi-Kisi Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 107 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Post-Test Kemampuan Komunikasi
Matematik 108
Lampiran 23. Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik 109 Lampiran 24. Kunci Jawaban Post-Test Kemampuan Komunikasi Matematik110
Lampiran 25. Kisi-Kisi Respon Siswa 113
Lampiran 26. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran 114
Lampiran 27. Lembar Validitas Tes Pretes 116
Lampiran 28. Lembar Validitas Tes Postes 119
Lampiran 29. Lembar Validitas Angket Respon 122
Lampiran 30. Data Komunikasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas 125 Lampiran 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Simpangan Baku
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 126
xi
Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas 132
Lampiran 34. Perhitungan Uji Hipotesis 134
Lampiran 35. Data Perhitungan Rata-rata Selisih Postes dan Pretes 136 Lampiran 36. Perhitungan Rata-Rata dan Standar DeviasiPerubahan Nilai
Pretes dan Postes 137
Lampiran 37. Tabel Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa Kelas
Eksperimen 138
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya alam (SDM), sejalan dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut manusia untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Proses belajar merupakan proses yang berkesinambungan dalam
membentuk sumber daya manusia yang tangguh. Untuk merealisasikan kenyataan
diatas, perlu ada SDM yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu
diperlukan kemampuan tingkat tinggi yaitu berfikir logis, kritis, kreatif, dan
kemampuan bekerja sama secara proaktif. Cara berfikir seperti ini dapat
dikembangkan melalui belajar matematika. Seperti yang dikemukakan Ruseffendi
(dalam Bansu Ansari,1993:58) menyatakan bahwa :”Untuk kemajuan kecerdasan
bangsanya, kekuatan pertahanan negaranya, kemajuan teknologi dan
perekonomiannya, diperlukan manusia-manusia yang menguasai matematika”.
Hal ini senada juga diungkapkan Oleh Suyatno (2005:42) bahwa :
“Pesatnya perubahan yang diakibatkan oleh globalisasi khususnya yang menyangkut teknologi informasi, berpengaruh terhadap siswa. Penguasaan Sains yang didalamnya ada matematika, menurut matematika untuk ditingkatkan dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan dan perkembangan sains dan teknologi itu”
Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama
lain serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu matematika
merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu
keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide
matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah.
Matematika disadari sangat penting peranannya.Karena matematika
merupakan salah satu pelajaran dasar dan sarana berfikir ilmiah yang sangat
diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.Kesulitan
belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun
2
“Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karateristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajaran tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan
untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi siswa.
Pernyataan ini didasari oleh pendapat Bruner (dalam Edward,2002:40) yang menyatakan bahwa : “Untuk Memahami konsep-konsep yang ada diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain”. Hal senada juga oleh Fathoni (dalam http://www.komunikasimatematika.com) bahwa:
“Dalam mempelajari matematika bukan semata-mata hanya menghafal, tetapi siswa harus biasa mengartikan setiap simbol-simbol matematika dan rumus yang terdapat dalam matematika karena simbol-simbol matematika bersifat “artificial”yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya”.
Rendahnya kualitas lulusan antara lain diperlihatkan oleh masih
rendahnya rata-rata prestasi belajar siswa untuk hampir semua mata pelajaran
yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.Dengan demikian, tinggi rendahnya kualitas lulusan dari suatu lembaga
pendidikan.
Prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, tanpa
mengurangi atau meniadakan peran dan fungsi unsur yang lain, guru merupakan
salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan berhasil
atau tidaknya pendidikan, karena apapun tujuan-tujuan dan putusan-putusan
penting tentang pendidikan yang dibuat oleh para pembuat kebijaksanaan,
sebenarnya yang paling penting adalah bagaimana hal itu dilaksanakan dalam
situasi atau proses belajar mengajar dikelas. Adapun faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran adalah : 1) tujuan pembelajaran, 2) motivasi siswa , 3) guru,
4) materi pembelajaran, 5) metode yang digunakan, 6) media, 7) evaluasi dan 8)
3
atau pendekatan pembelajaran yang digunakan, fasilitas yang tersedia,
kondisi-kondisi internal siswa seperti: tingkat kemampuan awal, minat belajar dan
motivasi belajar sangat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.
Faktor kekurangtepatan dalam memilih metode pembelajaran masih
sering dijumpai dilapangan yang ditenggarai dengan masih adanya guru yang
hanya terpaku menggunakan satu atau dua metode mengajar secara terus menerus
saja tanpa pernah memodifikasinya atau menggantikannya dengan metode lain
walaupun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berbeda. Akibatnya,
pencapaian tujuan pembelajaran oleh para siswa tidak optimal.
Berbagai usaha telah banyak dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan matematika di Indonesia.Namun demikian, sampai sekarang ini,
hasilnya belum menggembirakan. Hasil observasi dilapangan menunjukkan
bahwa rata-rata siswa terlihat kurang terampil berkomunikasi untuk
menyampaikan informasi seperti menyatakan ide, mengajukan pertayaan, dan
menanggapi pernyataan/pendapat orang lain. Siswa juga terlihat malu-malu untuk
bertanya ketika guru menyediakan waktu untuk bertanya.
Ini berarti masih terjadi pelaksanaan proses pembelajaran dikelas yang
jarang melatihkan dan mengembangkan keterampilan komunikasi dan proses
interaksi diantara siswa, seperti bekerja sama, menyatakan ide, mengajukan
pertanyaan dan menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain. Para guru memang
sudah menerapkan model pembelajaran diskusi.Dalam mengarahkan diskusi guru
hanya memberikan sejumlah pertanyaan pada siswa yang memuat hampir seluruh
isi materi sehingga pola berfikir siswa menjadi tidak berkembang dan tidak
dirangsang berfikir kritis.
Kurangnya siswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi
pembelajaran yang kurang dan kurangnya kemampuan komunikasi matematika
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.Kenyataan
menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang mau dan suka bertanya kepada
temannya untuk mengatasi kesulitannya, apalagi kepada guru.
Rendahnya prestasi belajar matematika sangat dipengaruhi oleh metode
4
“Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah lemahnya kemampuan siswa menguasai konsep dari matematika.Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satunya diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar”.
Dari kutipan ini dapat diartikan bahwa guru kurang mampu
menggunakan variasi model pembelajaran.Penggunaan bentuk tes dapat menjadi
saran membangun komunikasi matematik siswa karena tes mengarahkan jenis
prilaku hasil belajarnya.Terkadang siswa menganggap bahwa materi pecahan
merupakan pelajaran yang sulit dipelajari.Hal ini didukung oleh hasil wawancara
dengan salah seorang guru matematika SMP Swasta Tamora 2.
“Dalam menjawab soal pecahan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru ini disebabkan karena siswa hanya terfokus dengan contoh soal yang diberikan guru“
Hal diatas didukung dari hasil tes yang diberikan peneliti pada saat
observasi di kelas VII SMP Swasta Tamora 2 dengan soal-soal yang menguji
berfikir kreatif siswa. Salah satu soal yang digunakan yaitu:
Mengurutkan pecahan dibawah ini dari yang terkecil hingga yang
terbesar.Gambarkan dengan garis bilangan.
1 2,
1 6,
1 4
Dari soal untuk meningkatkan komunikasi matematik kepada siswa SMP
Swasta Tamora 2 dikelas VII, pada pokok bahasan pecahan. Dari 36 siswa yang
mengikuti tes, diperoleh skor rata-rata siswa 68,06. Diperoleh gambaran tingkat
kemampuan komunikasi matematik siswa sebagai berikut: terdapat 55,56% (20
orang) siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematiknya sangat bagus;
19,44% (7 orang) siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematiknya
bagus; 11,11% (4 orang) siswa yang memiliki kemampuan komunikasi
matematiknya cukup bagus, dan 13,89 % (5 orang) yang memiliki kemampuan
komunikasi matematiknya rendah. Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat komunikasi matematik siswa SMP Swasta Tamora 2 pada pokok
5
Dari data ini terlihat jelas bahwa siswa kurang mampu mengerti atau
memahami soal tersebut, ini disebabkan karena masih rendahnya kemampuan
komunikasi matematik siswa.Disini sangat diperlukan guru matematika yang
bertugas memampuhkan siswa untuk dapat berkomunikasi dalam pembelajaran
matematika.Sebab jika tidak maka siswa tersebut tidak memiliki kompetensi dasar
yang wajib dimiliki oleh siswa seperti standar minimal tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan lain-lain pada pembelajaran matematika dengan
kebiasaan berfikir dan bertindak memecahkan masalah.
Untuk itu model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mendorong
kepada siswa untukterampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk
mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain
dan menanggapinya dengan tepat serta mengajukan pertanyaan dengan baik.
Roestiyah (2008 : 77) mengatakan bahwa :
Adapun model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Dapat membentuk dan mengembangkan “Self Concept” pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5. Memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9. Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar tradisional.
10. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi.
Salah satu pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan partisipasi
siswa dan relative mudah diterapkan dikelas adalah pembelajaran Inkuiri.Ini
sering digunakan guru sebagai tekhnik untuk merangsang siswa agar lebih aktif
6
dan mereka belajar bersama dalam kelompok.Diharapkan juga siswa mampu
mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya.
Trianto(2011:114) mengemukkan bahwa model Inkuiri adalah: “Suatu
pembelajaran Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri”
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan mencoba melakukan
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Dalam hal ini
peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Perbedaan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Yang Diajar Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Secara Kelompok Dan Secara Individu Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Swasta Tamora 2 T.A 2013/2014.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut :
1. Tingkat kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika
masih rendah.
2. Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit
dan membosankan
3. Penggunaan model pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat.
4. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk
mengekspresikan kreatifitas komunikasi yang dimiliki oleh siswa.
1.3 Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah, maka peneliti merasa perlu
memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji. Masalah yang diteliti
dalam penelitian ini adalah Komunikasi Matematik Siswa Melalui
7
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa
yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok dibandingkan
dengan model pembelajaran inkuiri secara individu?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri secara kelompok dibandingkan dengan
model pembelajaran inkuiri secara individu?
1.6 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian yang
diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi siswa, bahwa model pembelajaran inkuiri
dapat menyelesaikan permasalahan mengenai komunikasi matematik
2. Sebagai bahan informasi, gambaran serta pertimbangan bagi guru dalam
memilih model pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi siswa.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.
4. Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan
peningkatan mutu pendidikan.
5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal dalam menjalankan
48 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Inkuiri Kelompok (74,44) lebih tinggi dari rata-rata
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Inkuiri Individu (65,58), sehingga terdapat perbedaan yang
diajarkan dengan model pembeljaran inkuiri kelompok dan individu.
2. Hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan model pembelajaran
Inkuiri secara Kelompok lebih baik dibandingkan dengan hasil ketuntasan
belajar siswa secara klasikal dengan model pembelajaran Inkuiri secara
Individu. Begitu pula dengan respon siswa dengan model pembelajaran
Inkuiri secara Kelompok dan model pembelajaran Inkuiri secara Individu
memiliki respon yang positif terhadap proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh peneliti.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada pengajar matematika dapat menggunakan model pembelajaran
Inkuiri sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dalam proses
pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dan mampu dengan sendirinya
memahami dan mempelajari materi yang diajarkan.
2. Bagi guru-guru atau peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu yang ada agar
seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat dikerjakan dengan baik
49
3. Bagi guru mata pelajaran matematika agar memilih model pembelajaran
yang paling sesuai dengan konsep matematika agar dapat menunjang
proses belajar mengajar dengan efektif dan efesien. Dan dalam
mengajarkan materi pecahan diharapkan membiasakan untuk
menggunakan model pembelajaran inkuiri, dimana guru dapat memotivasi
siswa untuk dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas dan tidak
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
Ansari, B.,(2009), Komunikasi Matematik, Banda Aceh, Yayasan Pena Banda Aceh Divisi Penerbitan.
Bambang, (2008), Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika, http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html. (Accessed Maret 2013)
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B, Zain. A., (2006), Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fathoni ,http://www.komunikasimatematika.com. (Accessed Maret 2013)
FMIPA Unimed, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, Unimed, Medan.
Gulo, W., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Harahap, I. P., (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dengan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sunggal T.A 2013/2014. Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Roestiyah, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Sirait, (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pokok Bahasan Eksponen di Kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Medan
51
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Syaban, M., (2008) Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, http://educare.efkipunla.net/index.php?option=com_content&task=view &id=62 (Accessed 12 Maret 2013).
ii
RIWAYAT HIDUP
Sri Mulyani Purba dilahirkan di Tanjung Morawa, pada tanggal 26
Agustus 1991. Ayah bernama A.Purba dan Ibu bernama Ngasini, merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk sekolah SD Negeri
107417 di Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis
melanjutkan sekolah di SMP Swasta Tamora 2 di Tanjung Morawa dan lulus pada
tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta
Amalyah di Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan ekstrakurikuler di
Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti penulis yaitu pernah menjadi