PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PROBLEM POSING
PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PORSEA T.A. 2015/2016
Oleh:
Sartika Manurung NIM. 4113311044
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Perbedaan hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan
Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016
Sartika Manurung (4113311044) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP dan untuk melihat hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing di kelas VII SMP, serta untuk mengetahui kendalayang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem posing.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Porsea dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-7 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dan siswa kelas VII-5 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran problem posing dengan masing – masing jumlah sampel per kelas adalah 40 orang siswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah = 72,78 dan standart deviasi (SD) = 7,15 dan rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem posing adalah = 69,50 dan standart deviasi (SD) = 7,05. Pada uji t pihak kanan dengan dk 78 dan α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,667 dan thitung = 2,15 maka Ha diterima. Sehingga diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri lebih tinggi daripada hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem posing khususnya pada materi pecahan.
Adapun kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran problem posing adalah siswa yang masih belum terbiasa dengan cara belajar kelompok, waktu yang kurang memadai untuk setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompok, guru kesulitan dalam memfasilitasi setiap kelompok ketika diskusi, siswa yang belum terbiasa belajar dengan menggunakan LKS, dan siswa yang masih kurang percaya diri.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran–saran yang membangun kepada penulis selama penyusunan proposal, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juda di sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematia FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Mananti Simanjuntak, ST selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Porsea, Bapak P. Manurung, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Porsea, guru, staf, pegawai, dan siswa–siswi SMP Negeri 2 Porsea.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih Kepada Ayahanda Mangasi Manurung dan Ibunda Dame Ria Siagian serta Abang saya Frando Manurung dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan dapat menyelesaikan studi di Unimed
v
juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat–sahabat terkasih dan seperjuangan Kelas Eks 2011 serta sahabat–sahabat satu kos yang senantiasa memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2015
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakangMasalah 1
1.2. IdentifikasiMasalah 5
1.3. BatasanMasalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. TujuanPenelitian 6
1.6. ManfaatPenelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Pembelajaran Matematika 12
2.1.3. Strategi Pendekatan Pembelajaran Matematika 15
2.1.4. Nilai Tujuan Pengajaran Matematika 18
2.2 Pembelajaran Inkuiri Dengan Problem Posing 19
2.2.1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri dan Contohnya 19
2.2.2. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Inkuiri 21
2.2.3. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 23
2.2.4. Keunggulan Dan Kelemahan Inkuiri 27
2.2.5. Pengertian Problem Posing Dan Contohnya 28
2.2.6. Prinsip – Prinsip Problem Posing 30
2.2.7. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 31
vii
2.3. Hasil Belajar 32
2.3.1. Pengertian Hasil Belajar Siswa 32
2.3.2. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran Matematika 34
2.4. Uraian Materi 36
2.4.1. Pengertian Bilangan Pecahan 36
2.4.2. Jenis – Jenis Pecahan 36
2.4.3. Operasi Hitung Pada Pecahan 37
2.4.4. Sifat – Sifat Operasi 39
2.4.5. Tahap – Tahap Pembelajaran Pecahan Dengan Metode Inkuiri 39
2.5. Teori Pendukung 40
2.6. Penelitian Yang Relevan 41
2.7. Kerangka Konseptual 43
2.8. Hipotesis Penelitian 44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45
3.2.1. Populasi 45
3.2.2. Sampel 45
3.3. Defenisi Operasional 46
3.4. VariabelPenelitian 46
3.5. DesaianPenelitian 47
3.6. Prosedur Penelitian 48
3.7. Instrumen Penelitian 49
3.8. Teknik Analisis Data 51
3.8.1. Menghitung Rata – Rata 51
viii
3.8.3. Uji Normalitas 51
3.8.4. Uji Homogenitas Varians 53
3.8.5. Pengujian Hipotesis 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 56
4.1.1. Skor Pretest Kelas Eksperimen 56
4.1.2. Skor Postest Kelas Eksperimen 58
4.1.3. Skor Pretest Kelas Kontrol 59
4.1.4. Skor Postest Kelas Kontrol 60
4.2. Uji Persyaratan Analisis 62
4.2.1. Uji Normalitas 62
4.2.2. Uji Homogenitas 62
4.2.3. Uji Hipotesis 63
4.3. Deskripsi Kendala Yang Dihadapi Guru (Penelitian) 64
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 65
4.5. Kelemahan Penelitian 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 69
5.2. Saran 70
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 23
Tabel 3.1 Pretest- Posttest Control Group Design 47
Tabel 4.1 Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen 57
Tabel 4.2 Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen 58
Tabel 4.3 Data Nilai Pretest Siswa Kelas Kontrol 59
Tabel 4.4 Data Nilai Postest Siswa Kelas Kontrol 61
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Dengan Liliefors 62
Tabel 4.6 Ringkasan Uji Homogenitas Data 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Skema Penjenjangan Model Strategi, Pendekatan ,
Metode Dan Teknik Pembelajaran 18
Gambar 2.2 Operasi Hitung Pada Pecahan 38
Gambar 2.3 Pengurangan Pecahan 38
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 49
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Nilai Pretest Hasil Belajar
Kelas Eksperimen 57
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Nilai Postest Hasil Belajar
Kelas Eksperimen 58
Gambar 4.3 Diagram Batang Data Nilai Pretest Hasil Belajar
Kelas Kontrol 60
Gambar 4.4 Diagram Batang Data Nilai Postest Hasil Belajar
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama 74
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua 78
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga 81
Lampiran 4 RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama 85
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua 89
Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga 93
Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa (LKS I) 97
Lampiran 8 Alternatif Jawaban LKS I 99
Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa (LKS II) 101
Lampiran 10 Alternatif Jawaban LKS II 103
Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa (LKS III) 105
Lampiran 12 Alternatif Jawaban LKS III 107
Lampiran 13 Kisi – Kisi Pretest 109
Lampiran 14 Soal Pretest 110
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Pretest 111
Lampiran 16 Kisi – Kisi Postest 113
Lampiran 17 Soal Postest 114
Lampiran 18 Alternatif jawaban Postest 115
Lampiran 19 Lembar Validasi Pretest dan Postest 116
Lampiran 20 Lembar Validator Soal 117
Lampiran 21 Data Hasil Belajar Siswa Matematika Dikelas Eksperimen 118
Lampiran 22 Data Hasil Belajar Siswa Matematika Dikelas Kontrol 120
Lampiran 23 Data Selisih Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 122
Lampiran 24 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan Varians
xii
Lampiran 25 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan Varians
Data Postest Kelas Eksperimen 125
Lampiran 26 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan Varians
Data Pretest Kelas Kontrol 126
Lampiran 27 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan varians
Data Postest Kelas Kontrol 127
Lampiran 28 Uji Normalitas Data Pretest Dikelas Eksperimen 128
Lampiran 29 Uji Normalitas Data Postest Dikelas Eksperimen 129
Lampiran 30 Uji Normalitas Data Pretest Dikelas Kontrol 130
Lampiran 31 Uji Normalitas Data Postest Dikelas Kontrol 131
Lampiran 32 Uji Homogenitas 132
Lampiran 33 Perhitungan Uji Hipotesis 134
Lampiran 34 Tabel Distribusi Nilai F 138
Lampiran 35 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 141
Lampiran 36 Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke Z 142
Lampiran 37 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 143
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan bidang pendidikan memiliki peranan yang mendasar dalam
proses pengembangan sumberdaya manusia yang multidimensional. Salah satu
tema pokok kebijakan pembangunan pendidikan adalah meningkatkan mutu
pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas
mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai
sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2001 : 79)
Menurut Dewantara (dalam Bakar, 2008) menyatakan bahwa ” Pendidikan
merupakan daya upaya untuk memberikan tuntunan pada segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak–anak, agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat, dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian hidup lahir
dan bathin yang setinggi-tingginya”. Pendidikan matematika adalah suatu proses
yang membantu manusia untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan
dalam mengorganisasi bilangan atau simbol secara terstruktur berdasarkan aturan
dan teori yang sudah didefenisikan secara jelas sehingga dapat diperoleh hasil
yang benar dan dapat diterapkan dalam kehidupannya. Keindahan matematika
terletak pada kerumitan teka–teki yang mungkin muncul dalam suatu
permasalahan matematika. Rasa puas akan muncul ketika teka–teki tersebut dapat
terselesaikan dengan baik.
Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep
dan operasi serta prinsip. Maka dari itu matematika sangat penting untuk
dipelajari. Semua objek matematika harus dipahami secara benar oleh siswa
karena materi tertentu dalam matematika bisa menjadi persyarat untuk menguasai
2
fisika,keuangan dan lain–lain. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar
matematika. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan bahwa:
“ Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang”.
Sementara itu pendidikan matematika di indonesia masih memperhatikan
hal itu disebabkan banyaknya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
matematika.
Ki Supriyok (dalam. http:
www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-pelajar-Indonesia) menyatakan bahwa: “ dalam forum TIMMS Indonesia hanya berada di
peringkat ke- 35 dari 44 negara untuk bidang matematika. Pada kelompok ini kita
berada jauh di bawah Malaysia (ke- 10) dan jepang (ke- 5), apalagi dengan
singapura yang berada di puncak klasemen. Untuk bidang sains ternyata prestasi
kita lebih rendah apalagi ternyata Indonesia hanya berada di peringkat ke- 37 dari
44 negara.
Rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa pada bidang studi matematika
tidak hanya terlihat secara umum. Dari hasil observasi di kelas VII SMP Negeri
2 Porsea melalui test awal di peroleh hasil 71,43 %atau10 siswa dari21siswa
belum mencapai nilai ketuntasan hasil belajar yaitu65. Melalui data – data
tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di kelas VII SMP Negeri 2
Porsea juga masih rendah.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika
siswa diantaranya kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.
Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang paling sulit. Salah seorang siswa SMP Negeri 2 Porsea melalui
wawancara mengatakan bahwa “ Matematika adalah pelajaran yang sulit karena
susah dimengerti, membosankan dan banyak rumusnya.” Pernyataan ini
sejalandengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009 : 252) bahwa “ Dari
3
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih–lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Banyaknya rumus
dalam pelajaran matematika menjadi pelajaran yang sulit sehingga kurang
digemari.
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan minat.
Namun peran aktif siswa dalam proses pembelajaran juga sangat diperlukan agar
tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga kesulitan–kesulitan
yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat diselesaikan secara bersama–sama.
Akan tetapi kenyataan hanya sedikit saja siswa yang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Sejauh ini aktivitas belajar matematika masih dikatakan rendah.
Rendahnya aktivitas belajar siswa ini bisa dipengaruhi oleh peran guru dan
pemilihan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang
baik dan bervariasi juga perlu diperhatikan. Penggunaan model pembelajaran
yang kurang bervariasi menyebabkan siswa marasakan situasi belajar yang
membosankan dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini bisa
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Seperti yang diungkapkan
oleh Yuniarti (dalam http://one.indoskripsi.com) bahwa:
“ Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berfikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna dan metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam PBM ”.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif ini juga terlihat
melalui pengamatan di kelas VII SMP Negeri 2 Porsea saat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar matematika dan wawancara penelitian dengan guru
bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Porsea yaitu Bapak Permin Manurung.
Dari hasil pengamatan dan wawancara ini di peroleh keterangan bahwa
kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher oriented dan
tidak melibatkan siswa. Sebagian besar kegiatan pembelajaran masih terpusat
pada guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi
tentang konsep–konsep yang akan dibahas. Menurut beliau, hal itu dikarenakan
4
mengakibatkan hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti
pembelajaran, seperti mangerjakan soal–soal ke depan ataupun memberikan
pendapat.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan menarik dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Selain itu guru juga harus bisa memilih model pembelajaran
yang mampu melibatkan siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar di kelas
sehingga dengan demikian siswa tidak lagi hanya duduk dan diam mendengarkan
materi yang disampaikan oleh guru secara mutlak. Jadi, proses belajar mengajar
yang berlangsung tidak hanya terpusat pada aktivitas guru.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri
dengan problem posing khusunya pada pecahan.
Pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Peran guru dalam
dalam pendekatan ini ialah pembimbing belajar dan fasilitator. Tugas utama guru
adalah memilih masalah yang akan diselesaikan oleh siswa (Sanjaya: 2006).
Sedangkan problem posingmerupakan model pembelajaran yang
mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecahkan suatu soal
menjadi pertanyaan–pertanyaan yang lebih senderhana yang mengacu pada
penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran matematika, problem posing
(pengajuan soal) menempati posisi strategis. Siswa harus menguasai materi dan
urutan penyelesaian soal secara mendetil.
Sebelumnya telah banyak temuan penelitian di berbagai sekolah dengan
berbagai materi pelajaran matematika. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
temuan penelitian terdahulunya yaitu dilakukan oleh, Ilham (2008) yang
menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran inkuiri lebih baik
dari pada pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan pecahan di kelas VII
SMP YPM Kabupaten Asahan T.A 2007/2008. Selanjutnya purba (2011)
menyatakan problem posing, kelompok beranggotakan 5 orang tiap kelompok
lebih tinggi dari rata–rata kemampuan penalaran siswa yang diajar dengan
problem posing individu. Berdasarkan hasil penelitian–penelitian di atas dapat
5
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa khususnya pada bahasan
pecahan.
Berdasarkan hasil penelitian–penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inkuiri dengan problem posing memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran inkuiri dengan problem
posing memberikan hasil belajar yang baik.
Pecahan merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika di
kelas VII SMP. Dari hasil wawancara pada tanggal 14 Maret 2015 dengan Bapak
Permin Manurung, guru matematika SMP Negeri 2 Porsea, menyatakan bahwa ʽʽ
Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah–masalah
yang berhubungan dengan pecahan.’’
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul ʽʽPerbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016’’.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Porsea Pada
materi pecahan masih rendah.
2. Model pembelajaran yang kurang variatif dengan materi pelajaran
matematika di SMP Negeri 2 Porsea.
3. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan siswa
bersifat Teacher Centered.
6
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
dikemukakan di atas sangat luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada
masalah model pembelajaran yang kurang variatif dan hasil belajar siswa masih
rendah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, rumusan masalah
yang diajukan adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan
Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016?
2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
inkuiri lebih tinggi dari pada model pembelajaran Problem Posing?
3. Apa kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan pembelajaran
inkuiri dengan Problem Posing?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada
Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A
2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Inkuiri lebih tinggi dari pada model pembelajaran problem
posing.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan
7
1.6. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran inkuiri dengan Problem Posing pada materi pecahan.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran inkuiri sekaligus
dapat memprektekkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam
pembelajaran matematika.
4. Bagi pengelolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
69 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada dahulu maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perberdaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran problem posing pada
pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih
tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran problem posing pada pokok bahasan pecahan di kelas VII
SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016 dengan rata–rata hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah =
72,87 dan standrat deviasi ( SD ) = 7,15, sedangkan Rata–rata hasil belajar
siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem posing adalah =
69,50 dan standart deviasi ( SD ) = 7,05.
3. Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran
inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Siswa tidak membaca langkah–langkah pengerjaan pada LKS, siswa
hanya terpaku pada soal di LKS sehingga guru kesulitan dalam
memfasilitasi setiap kelompok ketika sedang berdiskusi.
2. Waktu yag kurang memadai untuk setiap kelompok mempersentasikan
hasil diskusi kelompoknya.
3. Siswa masih malu–malu dalam mempersentasikan hasil diskusinya
sehingga presentaskan kelompok kurang maksimal.
4. Siswa kurang bekerjasama dalam mengerjakan LKS sehingga ada siswa
yang kurang mampu mempersentasikan hasil diskusinya ketika diminta
oleh guru untuk mempersentasikn hasil diskuinya.
70
1. Siswa masih kesulitan ketika mengajukan/membuat masalah
dikarenakan siswa tidak memahami LKS yang diberikan oleh guru
terlebih dahulu.
2. Siswa tidak membaca langkah–langkah pengerjaan pada LKS, siswa
hanya terpaku pada soal di LKS sehingga guru kesulitan dalam
memfasilitas setiap kelompok ketika sedang berdiskusi.
3. Waktu yang kurang memadai untuk setiap kelompok mempersentasikan
masalah yang mereka buat dan penyelesaian dari masalah tersebut.
4. Siswa masih malu–malu dalam mempersentasikan hasil diskusinya
sehingga presentasi kelompok kurang maksimal.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penelitian dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi guru, disarankan untuk dapat mengajarkan materi pecahan dengan
menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan
sendiri konsep pecahan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
oleh karena itu kepada guru diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan terhadap model pembelajaran inkuri dan model pembelajaran problem posing yang memungkinkan untuk diterapkan sebagai usaha dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi guru dan penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memotivasikan
siswa agar siswa tidak malu–malu dalam mengeluarkan pendapat dan
mempersentasikan pelajaran di depan kelas dan lebih memfasilitasi siswa
ketika belajar kelompok.
3. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengatur
waktu sebaik mungkin ketika menggunakan model pembelajaran
berkelompok dan memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dimulai kepada setiap kelompok untuk saling berdiskusi,
mengeluarkan pendapat, tukar pikiran serta menyatukan pikiran – pikiran
atau ide setiap anggota kelompok untuk menyelesikan tugas yang diberikan
71
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk membuat lembar observasi
kegiatan pembelajaran daan merekan kegiatan pembelajaran sebagai bukti
bahwa penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan, M., Cholik., dan Sugijono, (2007), Matematika Untuk SMP Kelas VII 2A Semester 1, Erlangga, Jakarta.
Bakar, R.A., (2008), Pendidikan Suatu Pengantar, Ciptaka Pustaka, Bandung.
Djamarah, S.B dan Azwan Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumu Aksara, Jakarta.
Herdinan(2009)http//html-pdf-Pembelajaran Problem Posing. Html
Ki Supriyok (dalam. http: www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-pelajar-Indonesia)
Muhfida,(2009)http:// html.Pdf.Com/Probelm-Posing dalam pembelajaran Matematika
Sanjaya, W, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Srandar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Sikardi, (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Soemanto.W, (2003), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, jakarta.
Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suryosubroto,B.,(2009), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
Syaban, M., (2009), http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/matpowr/fullpower.pdf
Syam, M.N, (1987) Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Trianto, (2011), Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
76
Zuriah, Nurul, (2006), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Sriyanto, H.J., (2007), Strategi Sukses Menguasai Matematika, Indonesia Cerdas, Yogyakarta.
Adianti, F. (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI SMA AL-ULUM Terpadu Medan T.A 2008/2009 Skripsi.FMIPA Unimed Medan.
Nasution. (2010), Kurikulum Dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Pujiastuti.(2001), Pembelajaran Problem Posing, RinekaCipta, Jakarta.
Suyitno.(2004), Pembelajaran Problem Posing,BumiAksara, Jakarta.
Rusefendi. (1991),