• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PROBLEM POSING PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PORSEA T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PROBLEM POSING PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PORSEA T.A 2015/2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PROBLEM POSING

PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PORSEA T.A. 2015/2016

Oleh:

Sartika Manurung NIM. 4113311044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Perbedaan hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan

Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016

Sartika Manurung (4113311044) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP dan untuk melihat hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing di kelas VII SMP, serta untuk mengetahui kendalayang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem posing.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Porsea dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-7 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dan siswa kelas VII-5 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran problem posing dengan masing – masing jumlah sampel per kelas adalah 40 orang siswa.

Dari hasil penelitian ini diperoleh rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah = 72,78 dan standart deviasi (SD) = 7,15 dan rata – rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem posing adalah = 69,50 dan standart deviasi (SD) = 7,05. Pada uji t pihak kanan dengan dk 78 dan α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,667 dan thitung = 2,15 maka Ha diterima. Sehingga diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri lebih tinggi daripada hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem posing khususnya pada materi pecahan.

Adapun kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran problem posing adalah siswa yang masih belum terbiasa dengan cara belajar kelompok, waktu yang kurang memadai untuk setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompok, guru kesulitan dalam memfasilitasi setiap kelompok ketika diskusi, siswa yang belum terbiasa belajar dengan menggunakan LKS, dan siswa yang masih kurang percaya diri.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran–saran yang membangun kepada penulis selama penyusunan proposal, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juda di sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematia FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Mananti Simanjuntak, ST selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Porsea, Bapak P. Manurung, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Porsea, guru, staf, pegawai, dan siswa–siswi SMP Negeri 2 Porsea.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih Kepada Ayahanda Mangasi Manurung dan Ibunda Dame Ria Siagian serta Abang saya Frando Manurung dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan dapat menyelesaikan studi di Unimed

(5)

v

juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat–sahabat terkasih dan seperjuangan Kelas Eks 2011 serta sahabat–sahabat satu kos yang senantiasa memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2015

Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakangMasalah 1

1.2. IdentifikasiMasalah 5

1.3. BatasanMasalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. TujuanPenelitian 6

1.6. ManfaatPenelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pembelajaran Matematika 12

2.1.3. Strategi Pendekatan Pembelajaran Matematika 15

2.1.4. Nilai Tujuan Pengajaran Matematika 18

2.2 Pembelajaran Inkuiri Dengan Problem Posing 19

2.2.1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri dan Contohnya 19

2.2.2. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Inkuiri 21

2.2.3. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 23

2.2.4. Keunggulan Dan Kelemahan Inkuiri 27

2.2.5. Pengertian Problem Posing Dan Contohnya 28

2.2.6. Prinsip – Prinsip Problem Posing 30

2.2.7. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 31

(7)

vii

2.3. Hasil Belajar 32

2.3.1. Pengertian Hasil Belajar Siswa 32

2.3.2. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran Matematika 34

2.4. Uraian Materi 36

2.4.1. Pengertian Bilangan Pecahan 36

2.4.2. Jenis – Jenis Pecahan 36

2.4.3. Operasi Hitung Pada Pecahan 37

2.4.4. Sifat – Sifat Operasi 39

2.4.5. Tahap – Tahap Pembelajaran Pecahan Dengan Metode Inkuiri 39

2.5. Teori Pendukung 40

2.6. Penelitian Yang Relevan 41

2.7. Kerangka Konseptual 43

2.8. Hipotesis Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45

3.2.1. Populasi 45

3.2.2. Sampel 45

3.3. Defenisi Operasional 46

3.4. VariabelPenelitian 46

3.5. DesaianPenelitian 47

3.6. Prosedur Penelitian 48

3.7. Instrumen Penelitian 49

3.8. Teknik Analisis Data 51

3.8.1. Menghitung Rata – Rata 51

(8)

viii

3.8.3. Uji Normalitas 51

3.8.4. Uji Homogenitas Varians 53

3.8.5. Pengujian Hipotesis 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 56

4.1.1. Skor Pretest Kelas Eksperimen 56

4.1.2. Skor Postest Kelas Eksperimen 58

4.1.3. Skor Pretest Kelas Kontrol 59

4.1.4. Skor Postest Kelas Kontrol 60

4.2. Uji Persyaratan Analisis 62

4.2.1. Uji Normalitas 62

4.2.2. Uji Homogenitas 62

4.2.3. Uji Hipotesis 63

4.3. Deskripsi Kendala Yang Dihadapi Guru (Penelitian) 64

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 65

4.5. Kelemahan Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 69

5.2. Saran 70

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 23

Tabel 3.1 Pretest- Posttest Control Group Design 47

Tabel 4.1 Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen 57

Tabel 4.2 Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen 58

Tabel 4.3 Data Nilai Pretest Siswa Kelas Kontrol 59

Tabel 4.4 Data Nilai Postest Siswa Kelas Kontrol 61

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Dengan Liliefors 62

Tabel 4.6 Ringkasan Uji Homogenitas Data 63

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Penjenjangan Model Strategi, Pendekatan ,

Metode Dan Teknik Pembelajaran 18

Gambar 2.2 Operasi Hitung Pada Pecahan 38

Gambar 2.3 Pengurangan Pecahan 38

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 49

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Nilai Pretest Hasil Belajar

Kelas Eksperimen 57

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Nilai Postest Hasil Belajar

Kelas Eksperimen 58

Gambar 4.3 Diagram Batang Data Nilai Pretest Hasil Belajar

Kelas Kontrol 60

Gambar 4.4 Diagram Batang Data Nilai Postest Hasil Belajar

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama 74

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua 78

Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga 81

Lampiran 4 RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama 85

Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua 89

Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga 93

Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa (LKS I) 97

Lampiran 8 Alternatif Jawaban LKS I 99

Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa (LKS II) 101

Lampiran 10 Alternatif Jawaban LKS II 103

Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa (LKS III) 105

Lampiran 12 Alternatif Jawaban LKS III 107

Lampiran 13 Kisi – Kisi Pretest 109

Lampiran 14 Soal Pretest 110

Lampiran 15 Alternatif Jawaban Pretest 111

Lampiran 16 Kisi – Kisi Postest 113

Lampiran 17 Soal Postest 114

Lampiran 18 Alternatif jawaban Postest 115

Lampiran 19 Lembar Validasi Pretest dan Postest 116

Lampiran 20 Lembar Validator Soal 117

Lampiran 21 Data Hasil Belajar Siswa Matematika Dikelas Eksperimen 118

Lampiran 22 Data Hasil Belajar Siswa Matematika Dikelas Kontrol 120

Lampiran 23 Data Selisih Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 122

Lampiran 24 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan Varians

(12)

xii

Lampiran 25 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan Varians

Data Postest Kelas Eksperimen 125

Lampiran 26 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan Varians

Data Pretest Kelas Kontrol 126

Lampiran 27 Perhitungan Rata – Rata, Standart Deviasi, dan varians

Data Postest Kelas Kontrol 127

Lampiran 28 Uji Normalitas Data Pretest Dikelas Eksperimen 128

Lampiran 29 Uji Normalitas Data Postest Dikelas Eksperimen 129

Lampiran 30 Uji Normalitas Data Pretest Dikelas Kontrol 130

Lampiran 31 Uji Normalitas Data Postest Dikelas Kontrol 131

Lampiran 32 Uji Homogenitas 132

Lampiran 33 Perhitungan Uji Hipotesis 134

Lampiran 34 Tabel Distribusi Nilai F 138

Lampiran 35 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 141

Lampiran 36 Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke Z 142

Lampiran 37 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 143

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan bidang pendidikan memiliki peranan yang mendasar dalam

proses pengembangan sumberdaya manusia yang multidimensional. Salah satu

tema pokok kebijakan pembangunan pendidikan adalah meningkatkan mutu

pendidikan.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan

demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya

untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas

mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai

sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2001 : 79)

Menurut Dewantara (dalam Bakar, 2008) menyatakan bahwa ” Pendidikan

merupakan daya upaya untuk memberikan tuntunan pada segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak–anak, agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat, dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian hidup lahir

dan bathin yang setinggi-tingginya”. Pendidikan matematika adalah suatu proses

yang membantu manusia untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan

dalam mengorganisasi bilangan atau simbol secara terstruktur berdasarkan aturan

dan teori yang sudah didefenisikan secara jelas sehingga dapat diperoleh hasil

yang benar dan dapat diterapkan dalam kehidupannya. Keindahan matematika

terletak pada kerumitan teka–teki yang mungkin muncul dalam suatu

permasalahan matematika. Rasa puas akan muncul ketika teka–teki tersebut dapat

terselesaikan dengan baik.

Matematika merupakan ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep

dan operasi serta prinsip. Maka dari itu matematika sangat penting untuk

dipelajari. Semua objek matematika harus dipahami secara benar oleh siswa

karena materi tertentu dalam matematika bisa menjadi persyarat untuk menguasai

(14)

2

fisika,keuangan dan lain–lain. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar

matematika. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan bahwa:

“ Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang”.

Sementara itu pendidikan matematika di indonesia masih memperhatikan

hal itu disebabkan banyaknya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran

matematika.

Ki Supriyok (dalam. http:

www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-pelajar-Indonesia) menyatakan bahwa: “ dalam forum TIMMS Indonesia hanya berada di

peringkat ke- 35 dari 44 negara untuk bidang matematika. Pada kelompok ini kita

berada jauh di bawah Malaysia (ke- 10) dan jepang (ke- 5), apalagi dengan

singapura yang berada di puncak klasemen. Untuk bidang sains ternyata prestasi

kita lebih rendah apalagi ternyata Indonesia hanya berada di peringkat ke- 37 dari

44 negara.

Rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa pada bidang studi matematika

tidak hanya terlihat secara umum. Dari hasil observasi di kelas VII SMP Negeri

2 Porsea melalui test awal di peroleh hasil 71,43 %atau10 siswa dari21siswa

belum mencapai nilai ketuntasan hasil belajar yaitu65. Melalui data – data

tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di kelas VII SMP Negeri 2

Porsea juga masih rendah.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika

siswa diantaranya kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang paling sulit. Salah seorang siswa SMP Negeri 2 Porsea melalui

wawancara mengatakan bahwa “ Matematika adalah pelajaran yang sulit karena

susah dimengerti, membosankan dan banyak rumusnya.” Pernyataan ini

sejalandengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009 : 252) bahwa “ Dari

(15)

3

studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan

belajar dan lebih–lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Banyaknya rumus

dalam pelajaran matematika menjadi pelajaran yang sulit sehingga kurang

digemari.

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan minat.

Namun peran aktif siswa dalam proses pembelajaran juga sangat diperlukan agar

tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga kesulitan–kesulitan

yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat diselesaikan secara bersama–sama.

Akan tetapi kenyataan hanya sedikit saja siswa yang aktif dalam kegiatan

belajar mengajar. Sejauh ini aktivitas belajar matematika masih dikatakan rendah.

Rendahnya aktivitas belajar siswa ini bisa dipengaruhi oleh peran guru dan

pemilihan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang

baik dan bervariasi juga perlu diperhatikan. Penggunaan model pembelajaran

yang kurang bervariasi menyebabkan siswa marasakan situasi belajar yang

membosankan dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini bisa

berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Seperti yang diungkapkan

oleh Yuniarti (dalam http://one.indoskripsi.com) bahwa:

“ Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berfikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna dan metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam PBM ”.

Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif ini juga terlihat

melalui pengamatan di kelas VII SMP Negeri 2 Porsea saat berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar matematika dan wawancara penelitian dengan guru

bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Porsea yaitu Bapak Permin Manurung.

Dari hasil pengamatan dan wawancara ini di peroleh keterangan bahwa

kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher oriented dan

tidak melibatkan siswa. Sebagian besar kegiatan pembelajaran masih terpusat

pada guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi

tentang konsep–konsep yang akan dibahas. Menurut beliau, hal itu dikarenakan

(16)

4

mengakibatkan hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti

pembelajaran, seperti mangerjakan soal–soal ke depan ataupun memberikan

pendapat.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan menarik dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Selain itu guru juga harus bisa memilih model pembelajaran

yang mampu melibatkan siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar di kelas

sehingga dengan demikian siswa tidak lagi hanya duduk dan diam mendengarkan

materi yang disampaikan oleh guru secara mutlak. Jadi, proses belajar mengajar

yang berlangsung tidak hanya terpusat pada aktivitas guru.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil

belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri

dengan problem posing khusunya pada pecahan.

Pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha

meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Peran guru dalam

dalam pendekatan ini ialah pembimbing belajar dan fasilitator. Tugas utama guru

adalah memilih masalah yang akan diselesaikan oleh siswa (Sanjaya: 2006).

Sedangkan problem posingmerupakan model pembelajaran yang

mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecahkan suatu soal

menjadi pertanyaan–pertanyaan yang lebih senderhana yang mengacu pada

penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran matematika, problem posing

(pengajuan soal) menempati posisi strategis. Siswa harus menguasai materi dan

urutan penyelesaian soal secara mendetil.

Sebelumnya telah banyak temuan penelitian di berbagai sekolah dengan

berbagai materi pelajaran matematika. Hasil penelitian ini juga didukung oleh

temuan penelitian terdahulunya yaitu dilakukan oleh, Ilham (2008) yang

menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran inkuiri lebih baik

dari pada pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan pecahan di kelas VII

SMP YPM Kabupaten Asahan T.A 2007/2008. Selanjutnya purba (2011)

menyatakan problem posing, kelompok beranggotakan 5 orang tiap kelompok

lebih tinggi dari rata–rata kemampuan penalaran siswa yang diajar dengan

problem posing individu. Berdasarkan hasil penelitian–penelitian di atas dapat

(17)

5

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa khususnya pada bahasan

pecahan.

Berdasarkan hasil penelitian–penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran inkuiri dengan problem posing memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran inkuiri dengan problem

posing memberikan hasil belajar yang baik.

Pecahan merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika di

kelas VII SMP. Dari hasil wawancara pada tanggal 14 Maret 2015 dengan Bapak

Permin Manurung, guru matematika SMP Negeri 2 Porsea, menyatakan bahwa ʽʽ

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah–masalah

yang berhubungan dengan pecahan.’’

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul ʽʽPerbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016’’.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Porsea Pada

materi pecahan masih rendah.

2. Model pembelajaran yang kurang variatif dengan materi pelajaran

matematika di SMP Negeri 2 Porsea.

3. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan siswa

bersifat Teacher Centered.

(18)

6

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

dikemukakan di atas sangat luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada

masalah model pembelajaran yang kurang variatif dan hasil belajar siswa masih

rendah.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, rumusan masalah

yang diajukan adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada Pokok Bahasan

Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016?

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

inkuiri lebih tinggi dari pada model pembelajaran Problem Posing?

3. Apa kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan pembelajaran

inkuiri dengan Problem Posing?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Problem Posing Pada

Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A

2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran Inkuiri lebih tinggi dari pada model pembelajaran problem

posing.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan

(19)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran inkuiri dengan Problem Posing pada materi pecahan.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran inkuiri sekaligus

dapat memprektekkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam

pembelajaran matematika.

4. Bagi pengelolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

(20)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada dahulu maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perberdaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran problem posing pada

pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih

tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran problem posing pada pokok bahasan pecahan di kelas VII

SMP Negeri 2 Porsea T.A 2015/2016 dengan rata–rata hasil belajar siswa

yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah =

72,87 dan standrat deviasi ( SD ) = 7,15, sedangkan Rata–rata hasil belajar

siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem posing adalah =

69,50 dan standart deviasi ( SD ) = 7,05.

3. Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran

inkuiri adalah sebagai berikut:

1. Siswa tidak membaca langkah–langkah pengerjaan pada LKS, siswa

hanya terpaku pada soal di LKS sehingga guru kesulitan dalam

memfasilitasi setiap kelompok ketika sedang berdiskusi.

2. Waktu yag kurang memadai untuk setiap kelompok mempersentasikan

hasil diskusi kelompoknya.

3. Siswa masih malu–malu dalam mempersentasikan hasil diskusinya

sehingga presentaskan kelompok kurang maksimal.

4. Siswa kurang bekerjasama dalam mengerjakan LKS sehingga ada siswa

yang kurang mampu mempersentasikan hasil diskusinya ketika diminta

oleh guru untuk mempersentasikn hasil diskuinya.

(21)

70

1. Siswa masih kesulitan ketika mengajukan/membuat masalah

dikarenakan siswa tidak memahami LKS yang diberikan oleh guru

terlebih dahulu.

2. Siswa tidak membaca langkah–langkah pengerjaan pada LKS, siswa

hanya terpaku pada soal di LKS sehingga guru kesulitan dalam

memfasilitas setiap kelompok ketika sedang berdiskusi.

3. Waktu yang kurang memadai untuk setiap kelompok mempersentasikan

masalah yang mereka buat dan penyelesaian dari masalah tersebut.

4. Siswa masih malu–malu dalam mempersentasikan hasil diskusinya

sehingga presentasi kelompok kurang maksimal.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penelitian dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi guru, disarankan untuk dapat mengajarkan materi pecahan dengan

menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan

sendiri konsep pecahan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

oleh karena itu kepada guru diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan terhadap model pembelajaran inkuri dan model pembelajaran problem posing yang memungkinkan untuk diterapkan sebagai usaha dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru dan penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memotivasikan

siswa agar siswa tidak malu–malu dalam mengeluarkan pendapat dan

mempersentasikan pelajaran di depan kelas dan lebih memfasilitasi siswa

ketika belajar kelompok.

3. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengatur

waktu sebaik mungkin ketika menggunakan model pembelajaran

berkelompok dan memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum

pembelajaran dimulai kepada setiap kelompok untuk saling berdiskusi,

mengeluarkan pendapat, tukar pikiran serta menyatukan pikiran – pikiran

atau ide setiap anggota kelompok untuk menyelesikan tugas yang diberikan

(22)

71

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk membuat lembar observasi

kegiatan pembelajaran daan merekan kegiatan pembelajaran sebagai bukti

bahwa penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah

(23)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, M., Cholik., dan Sugijono, (2007), Matematika Untuk SMP Kelas VII 2A Semester 1, Erlangga, Jakarta.

Bakar, R.A., (2008), Pendidikan Suatu Pengantar, Ciptaka Pustaka, Bandung.

Djamarah, S.B dan Azwan Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumu Aksara, Jakarta.

Herdinan(2009)http//html-pdf-Pembelajaran Problem Posing. Html

Ki Supriyok (dalam. http: www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-pelajar-Indonesia)

Muhfida,(2009)http:// html.Pdf.Com/Probelm-Posing dalam pembelajaran Matematika

Sanjaya, W, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Srandar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.

Sikardi, (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Soemanto.W, (2003), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, jakarta.

Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suryosubroto,B.,(2009), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Syaban, M., (2009), http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/matpowr/fullpower.pdf

Syam, M.N, (1987) Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

Trianto, (2011), Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.

(24)

76

Zuriah, Nurul, (2006), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Sriyanto, H.J., (2007), Strategi Sukses Menguasai Matematika, Indonesia Cerdas, Yogyakarta.

Adianti, F. (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Statistika Kelas XI SMA AL-ULUM Terpadu Medan T.A 2008/2009 Skripsi.FMIPA Unimed Medan.

Nasution. (2010), Kurikulum Dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Pujiastuti.(2001), Pembelajaran Problem Posing, RinekaCipta, Jakarta.

Suyitno.(2004), Pembelajaran Problem Posing,BumiAksara, Jakarta.

Rusefendi. (1991),

Gambar

Tabel 2.1 Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Gambar 2.1 Skema Penjenjangan Model Strategi, Pendekatan ,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok dan secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran problem solving

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning lebih tinggi daripada hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar akuntansi yang diajar dengan model pembelajaran Problem Posing dan hasil belajar akuntansi yang diajarkan

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam membuat soal ( problem posing ) pada pokok bahasan Persamaan dan Fungsi

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam membuat soal problem posing pada pokok bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat berdasarkan

Semnas KPK vol.2 Tahun 2019 24 PERBEDAAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN LAJU REAKSI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN LAB REAL DAN LAB VIRTUAL Siti Nur Indah Sari1, Nurlaili1,2,