• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Positive Reappraisal Sebagai Mediator Antara Mindfulness dan Marital Satisfaction pada Perempuan Bali di Kota Denpasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Positive Reappraisal Sebagai Mediator Antara Mindfulness dan Marital Satisfaction pada Perempuan Bali di Kota Denpasar."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This research titled The Role of Positive Reappraisal as mediator between Mindfulness and Marital Satisfaction of Balinese women lived in Denpasar and aims to see the relationship between mindfulness, positive reappraisal and marital satisfaction. This research includes 271 married women aged 24-69 whose education varies from high school to doctoral level. The previous research has indicated a relationship between mindfulness and marital satisfaction, although the mechanism is still not clear; other shows that the mindfulness is able to enhance Positive Reappraisal. Thus, this research attempts to investigate whether positive reappraisal mediates relationship between mindfulness and marital satisfaction. It uses a correlational design research to measure the relationship between variables and the strength of the relationship using three measurement tools: adaptation of Five Facet Mindfulness Questionnaires (Baer et al., 2003), positive reappraisal test developed from Lazarus & Folkman theory, as well as marital satisfaction measurement tool from the concept of Stone & Shackelfold, (2006). The validity of measurement tools is examined using the analysis of Construct Validity and its reliability is examined using Alpha Crobach method. The data that is analyzed using mediation test Baron & Kenny (1986) and Sobel test from Preacher and Hayes (2004) shows that there is a partial mediation between mindfulness and marital satisfaction through positive reappraisal. At last, this research hopes to contribute to the psychology of the family, particularly in connection with marriage, as well as to support a long lasting, stable, and successful marriage.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Positive Reappraisal sebagai mediator antara

Mindfulness dan Marital Satisfaction pada perempuan Bali di kota Denpasar.

Tujuan penelitian ini untuk melihat peran positive reappraisal dalam mediasi hubungan antara mindfulness dan marital satisfaction. Penelitian ini melibatkan 271 orang perempuan Bali, dengan rentang usia 24 sampai 69 tahun, tingkat pendidikan mulai dari SLTA sampai Doktoral. Penelitian sebelumnya menunjukan adanya hubungan yang kuat antara mindfulness (MF) dan marital

satisfaction (MS), akan tetapi mekanisme yang menjelaskan hubungan tersebut

belum begitu jelas. Penelitian lain menujukkan bahwa mindfulness dapat meningkatkan positive reappraisal (PR). Pertanyaan dalam penelitian ini adalah, apakah positive reappraisal memediasi hubungan antara mindfulness dan marital

satisfaction. Penelitian ini menggunakan desain korelasional untuk melihat

kekuatan hubungan variabel yang satu terhadap variabel lainnya, menggunakan 3 alat ukur yaitu: alat ukur Mindfulness yang diadaptasi dari Five Facet

Mindfulness Questionair (Baer et al, 2003), alat ukur Positive Reappraisal yang

dibuat oleh peneliti berdasarkan teori dari Lazarus & Folkman, serta alat ukur

Marital Satisfaction yang dikembangkan oleh peneliti dari konsep marital satisfaction menurut Stone & Shackelfold, (2006). Validitas alat ukur diuji dengan

analisa construct validity, sedangkan reliabilitasnya duji dengan metode Alpha

Cronbach, Data dianalisa menggunakan uji mediasi Baron & Kenny (1986) dan

Uji Sobel. Hasil penelitian menunjukkan adanya partial mediation antara

mindfulness dan marital satisfaction melalui positive reappraisal. Hasil penelitian

ini diharapkan bisa berkontribusi dalam psikologi keluarga terutama yang berkaitan dengan pernikahan serta untuk mendukung terwujudnya pernikahan yang berkualitas, stabil dan bertahan selamanya.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

SURAT ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 11

1.3.1. Maksud Penelitian ... 11

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 11

1.3.3. Kegunaan Penelitian ... 11

1.4. Metodologi Penelitian ... 13

(4)

2.1. Mindfulness ... 14

2.1.1. Perkembangan Konsep Mindfulness ... 14

2.1.2. Definisi Mindfulness ... 17

2.1.3. Komponen Mindfulness ... 18

2.1.4. Attitudinal/Foundation of Mindfulness Practices ... 21

2.2. Positive Reappraisal ... 23

2.2.1. Perkembangan konsep Positive Reappraisal ... 23

2.2.2. Pengertian dan Dimensi Positive Reapprisal ... 30

2.3. Marital Satisfaction ... 32

2.3.1. Definisi Marital Satisfaction ... 32

2.3.2. Komponen Marital Satisfaction ... 33

2.3.3. Faktor-faktor Marital Satisfaction ... 36

2.4. Karakteristik dan Peran Perempuan Bali ... 39

2.5. Kerangka Pemikiran ... 44

2.6. Asumsi Penelitian ... 54

2.7. Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1. Rancangan Penelitian ... 56

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 57

3.2.1. Variabel 1: Mindfulness ... 57

(5)

3.2.3. Variabel 3: Positive Reappraisal ... 60

3.3. Alat Ukur ... 61

3.3.1. Mindfulness ... 61

3.3.2. Kisi-kisi alat ukur Mindfulness... 61

3.3.3. Marital Satisfaction ... 63

3.3.4. Kisi-kisi alat ukur Marital Satisfaction ... 64

3.3.5. Positive Reappraisal ... 66

3.3.6. Kisi kisi alat ukur Positive Reappraisal ... 66

3.4. Pengujian Validitas, Reliabilitas Alat Ukur ... 67

3.4.1 Pengujian Validitas Alat Ukur ... 67

3.4.2. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur ... 69

3.5. Subjek Penelitian ... 70

3.5.1. Populasi ... 70

3.5.2. Sampel ... 70

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.7. Teknik Analisa Data: ... 71

3.7.1 Strategi Causal Step ... 72

3.7.2. Strategi Product of Coefficient ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 76

4.1. Hasil Penelitian ... 76

(6)

4.1.2. Pengujian Hipotesis ... 77

4.1.3. Pengujian Hipotesis 1 ... 78

4.1.4. Pengujian Hipotesis 2 ... 79

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian ... 96

4.2.2 Keterbatasan penelitian ... 97

BAB V SIMPULAN & SARAN ... 99

5.1. SIMPULAN ... 99

5.2. SARAN ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 53

Gambar 3. 1. Bagan Rancangan Penelitian ... 57

Gambar 3. 2. Model Mediasi dengan Mediator ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Kisi-kisi Kuesioner Mindfulness ... 61

Tabel 3. 2. Tabel Kisi-kisi Kuesioner Marital Satisfaction ... 64

Tabel 3. 3 Tabel Kisi kisi alat ukur Positive Reappraisal ... 66

Tabel 3. 4 Tabel hasil uji Reliabilitas ... 70

Tabel 4. 1. Rangkuman Uji Regrei Data Demografi dengan MF, MS dan PR 78 Tabel 4. 2. Regresi MF terhadap MS ... 79

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. PERSETUJUAN PARTISIPASI PENELITIAN ... 108

LAMPIRAN 2, DATA PENDUKUNG (DATA DEMOGRAFI) ... 109

LAMPIRAN 3. ALAT UKUR MINDFULNESS ... 110

LAMPIRAN 4. ALAT UKUR MARITAL SATISFACTION ... 114

LAMPIRAN 5. ALAT UKUR POSITIVE REAPPRAISAL ... 117

LAMPIRAN 6. KISI-KISI MINDFULNESS ... 119

LAMPIRAN 7. KISI-KISI MARITAL SATISFACTION ... 125

LAMPIRAN 8. KISI-KISI POSITIVE REAPPRAISAL ... 129

LAMPIRAN 9. REKAPITULASI DATA DEMOGRAFI RESPONDEN .... 132

LAMPIRAN 10. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR MINDFULNESS (MF) ... 135

LAMPIRAN 11. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR MARITAL SATISFACTION (MS) ... 137

LAMPIRAN 12. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR POSITIVE REAPPRAISAL (PR) ... 139

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan memuat pengertian perkawinan sebagai “ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Setiap pasangan yang memutuskan untuk menikah dan menjadi pasangan suami-istri mengharapkan pernikahannya bisa memberikan kebahagiaan dan bertahan selama hidupnya. Hal ini juga menjadi harapan perempuan Bali yang memutuskan untuk menikah dan menjalani kehidupan selanjutnya bersama suaminya.

(11)

2

yang sangat penting dalam pelaksanaan dan pelestarian adat dan budaya Bali serta dalam pelaksanaan ritual agama Hindu di Bali.

Pelaksanaan upacara adat dan keagamaan di Bali membutuhkan banyak waktu, tenaga serta materi, karena frekuensinya cukup sering (rata-rata 1 minggu sekali). Hal ini juga membutuhkan alokasi waktu, tenaga, materi/non materi. Pada saat hari raya, tugas dan kewajiban perempuan Bali akan semakin berlipat. Mereka akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan menyiapkan sarana upacara keagamaan yang terkadang dikerjakan hingga larut malam. Bagi wanita yang bekerja full time sebagai karyawan di sektor formal, maka tantangan yang harus dihadapi semakin rumit, karena mereka harus pandai membagi waktunya untuk keluarga, masyarakat serta pekerjaan kantor.

Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan Bali tidak bisa dipisahkan dari keyakinan serta pedoman hidupnya. Menurut ajaran yang mereka yakini, ada lima pengabdian atau pengorbanan suci (panca yadnya) yang harus mereka lakukan dalam kehidupan ini, yaitu pengorbanan yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para leluhur, kepada.orang suci (pemimpin agama), kepada sesama manusia dan kepada ciptaan Tuhan lainnya. Pelaksanaan panca

yadnya ini bertujuan untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dan seimbang

(12)

3

Filosofi inilah yang mendasari perilaku perempuan Bali, dimana kerja tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan kepuasan pribadi, tetapi sebagai salah satu bentuk pengabdian atau pengorbanan yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan, kepada leluhur, kepada para guru atau pemimpin agama, kepada sesama dan kepada alam semesta ciptaan Tuhan. Atas dasar keyakinan ini, maka kepentingan pribadi tidak lagi menjadi prioritas yang utama. Ketika terjadi konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan lain yang lebih besar maka mereka akan mendahulukan kepentingan yang lebih besar. Demikian pula halnya jika terjadi konflik dalam rumah tangga dengan suaminya, maka mereka akan berusaha mempertahankan rumah tangganya, dan menghindari perceraian.

(13)

4

Mereka tidak melihat pernikahan sebagai hambatan, tetapi sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi. Mereka mampu memberikan persepsi yang positif terhadap pernikahannya, bahwa pernikahan membuat mereka menjadi pribadi yang lebih kuat dan bisa mengembangkan bakat, potensi serta ketrampilan yang dimilikinya.

Menurut Lazarus & Folkman (1986), tugas yang banyak (overload) merupakan salah satu situasi yang memunculkan stres. Banyaknya peran (multiple role) yang harus dijalankan oleh wanita Bali, berpotensi dalam memicu stres. Untuk mengurangi dampak negatif dari stres, maka individu harus mencari strategi coping yang efektif. Appraisal adalah sesuatu yang penting berkaitan dengan stres. Bagaimana individu melakukan penilaian (appraisal) terhadap sebuah peristiwa atau kejadian dalam hidupnya akan berdampak terhadap derajat stres yang dialaminya (Lazarus dan Folkman, 1984). Positive reappraisal merupakan salah bentuk emotion focused coping yang berbasis pada pemaknaan (meaning

based type of coping), yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dengan

baik pada kejadian dalam hidup yang menimbulkan stres. Positive reappraisal didefinisikan sebagai penilaian kembali suatu kejadian atau situasi dengan cara yang positif (Folkman & Moskowitz, 2000; Hegelson et al. 2006).

Dengan melakukan positive reappraisal, maka situasi atau kejadian yang sebelumnya dianggap sebagai sesuatu yang merugikan akan dinilai kembali sebagai sesuatu yang positif bagi dirinya, membuatnya menjadi lebih kuat dan lebih dewasa. Penelitian yang dilakukan oleh Finkel et al. (2013) terhadap 120 pasangan yang telah menikah menemukan bahwa reappraisal dapat meningkatkan

(14)

5

seksual. Selain itu reappraisal juga mengurangi ketegangan ketika pasangan mengalami konflik dalam pernikahannya, mencegah penurunan marital

satisfaction, serta membantu pasangan mempertahankan kualitas pernikahannya.

Dari penelitian ini terlihat bahwa positive reappraisal dapat meningkatkan marital

satisfaction yang merupakan komponen penting dari sebuah pernikahan yang

berkualitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Garland dkk. (2009) menunjukkan bahwa

positif reappraisal dapat dilatih dan ditingkatkan dengan mindfulness. Ditemukan

bahwa melalui praktek mindfulness, individu mampu mengembangkan kesadaran yang lebih luas, sehingga mampu memberikan penafsiran yang lebih baik terhadap stres dalam kehidupan. Praktek mindfulness akan memfasilitasi strategi

positive reappraisal, suatu proses yang adaptif dimana kejadian yang

menimbulkan stres akan dinilai kembali sebagai sesuatu yang bermanfaat, tidak membahayakan, dan bermakna. Strategi ini berdampak terhadap pengurangan

distress (stres yang merugikan) dan peningkatkan kesehatan mental (Helgelson

dkk. 2006 dalam Garland dkk. 2011).

Mindfulness adalah sebuah konsep yang diadaptasi dari kebijaksanaan timur

khususnya dari ajaran Budha. Dewasa ini mindfulness banyak digunakan sebagai intervensi dalam bidang medis dan psikologi untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Mindfulness dideskripsikan sebagai kemampuan untuk tetap fokus pada peristiwa yang sedang terjadi, menerima dan bersikap terbuka, tanpa terperangkap di dalam elaborasi pikiran atau bereaksi secara emosional terhadap satu situasi (Kabat-Zinn, 1990). Brown & Ryan (2003) mendefinisikan

(15)

6

perhatian sepenuhnya pada apa yang sedang terjadi di dalam dan di luar dirinya. Menurut Brown (2003), setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan alami untuk berada dalam kondisi mindfulness, tetapi dengan derajat yang berbeda-beda. Baer dkk. (2006) melihat mindfulness berkaitan dengan sejumlah ketrampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Mereka merumuskan lima komponen mindfulness yaitu: kemampuan untuk mengamati atau menyadari pengalaman di dalam dan di luar diri seperti sensasi, pikiran, emosi, suara (observing); kemampuan untuk mengungkapkan pengalaman ini dengan kata-kata (describing); kemampuan untuk bertindak secara sadar (acting with awreness); kemampuan utnuk bersikap tidak reaktif terhadap pengalaman di dalam diri (non-reactivity to inner experience); dan tidak memberikan penilaian pada pengalaman di dalam diri (non-judging to inner

experience). Selain berdampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu,

penelitian menunjukkan bahwa mindfulnes juga memberikan manfaat yang positif pada pasangan (couple).

(16)

7

Penelitian yang dilakukan oleh Barnes, Brown, Krusemark, Campbell & Rogge (2007) menunjukkan bahwa tingginya mindfulness memprediksi tingginya kepuasan relasi dan meningkatnya kemampuan untuk merespon stres secara konstruktif dalam sebuah hubungan. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh peneliti yang sama juga menguatkan dugaan bahwa mindfulness memprediksi menurunnya respon emosional terhadap stres dan adanya perubahan persepsi yang positif sebelum dan setelah terjadinya konflik. Mereka menemukan bahwa derajat

mindfulness yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan kepuasan

relasional, keterampilan memberikan respon yang lebih baik ketika menghadapi stres relasional, peningkatan kontrol diri dan akomodasi, persepsi yang lebih positif terhadap pasangan dan komunikasi yang lebih efektif. Kedua penelitian ini tidak menguraikan mekanisme yang menjelaskan peran mindfulness terhadap

marital satisfaction.

Penelitian yang dilakukan oleh Jones, Welton, Oliver & Thoburn (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mindfulness dan

marital satisfaction melalui mediasi spousal attachment. Hubungan ini dijelaskan

dengan derajat rasa aman yang dimiliki sebagai akibat dari adanya perasaan dekat dan ketergantungan terhadap pasangan. Dengan demikian hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya (Barnes et al., 2007; Burpee & Langer, 2004) tetapi dengan menambahkan spousal attachment sebagai mediator.

(17)

8

terhadap pernikahannya apakah memberikan manfaat atau merugikan dirinya (Stone & Shackelford dalam M-Baumeister, 2007). Menurut pengertian ini semakin tinggi manfaat yang dihayati oleh individu, maka individu pada umumnya semakin puas dengan pernikahannya. Dengan demikian penghayatan individu terhadap pernikahannya akan mempengaruhi apakah mereka merasa puas atau tidak dengan pernikahannya.

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 18 orang wanita Bali di Kota Denpasar, ditemukan bahwa sebagian besar dari responden menyatakan merasa puas dengan pernikahannya. Mereka menyatakan memiliki hubungan yang hangat dan menyenangkan dengan suaminya, suami bisa memahami perasaan istri, bisa diandalkan saat istri memerlukan dukungan suami. Mereka juga mengungkapkan bahwa godaan tidak mampu menggoyahkan pernikahannya. Jawaban yang mereka berikan mendukung fakta bahwa meskipun banyak peran yang harus dijalankan para wanita Bali ini tetap mempertahankan pernikahannya, dengan kata lain mereka cukup puas dengan pernikahannya.

Sebagian dari responden menyatakan kurang puas dengan pernikahannya, hal ini terlihat dari jawaban yang mereka berikan. Mereka menyatakan memiliki hubungan yang kurang hangat dan kurang menyenangkan dengan suaminya. Suami kurang bisa memahami perasaan istri, kurang bisa diandalkan saat istri memerlukan dukungan suami. Mereka juga mengungkapkan bahwa godaan dari luar hampir menggoyahkan pernikahannya.

(18)

9

bergerak, mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang sedang dipikirkan, tetap fokus pada apa yang sedang terjadi, tidak menyalahkan diri sendiri, dan tidak bereaksi secara berlebihan terhadap perasaan dan emosinya. Sebagian yang lain tidak sepenuhnya berada dalam kondisi mindfulness. Hal ini terlihat dari kurangnya kemampuan untuk menjelaskan apa yang sedang dipikirkan, kurang mampu memahami perasaan dan emosinya sehingga terpancing memmberikan reaksi yang berlebihan.

Penelitian awal terhadap 18 orang perempuan Bali di kota Denpasar menunjukkan bahwa sebagian besar responden mampu memberikan penilaian yang positif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan dalam kehidupan pernikahannya. Hal ini ditandai dengan kemampuannya menemukan makna positif dari kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya dengan menganggap sebagai takdir yang harus dijalaninya; menjadi lebih kuat setelah menghadapi masalah yang berat; serta mampu melihat bahwa masalah dalam pernikahannya bukanlah ancaman tetapi tantangan yang harus dihadapi. Tidak semua responden memiliki pandangan yang positif terhadap pernikahannya. Sebagian yang lain merasa bahwa masalah dalam pernikahan menjadi ancaman bagi keutuhan rumahtangganya.

(19)

10

Peneliti menduga marital satisfaction perempuan Bali berhubungan dengan

mindfulness dan hubungan ini dimediasi oleh positive reappraisal. Untuk

mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh, maka peneliti membuat model mediasi untuk menjelaskan hubungan antara mindfulness, marital satisfaction serta positive reappraisal. Selanjutnya peneliti akan menguji model ini berdasarkan data-data di lapangan. Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara mindfulness dan marital satisfaction, namun hingga saat ini mekanisme yang menjelaskan hubungan keduanya belum begitu jelas. Dengan demikian mekanisme yang dapat menjelaskan bagaimana mindfulness dapat meningkatkan marital satisfaction masih menjadi sebuah pertanyaan bagi para peneliti. Peneliti menduga positive reappraisal berperan sebagai mediator yang menjelaskan hubungan antara mindfulness dan marital satisfaction.

Peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat hubungan mindfulness dan

marital satisfaction serta peran positive reappraisal sebagai mediator, karena

penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah “apakah positive reappraisal menjadi mediator antara mindfulness dan

marital satisfaction pada perempuan Bali di kota Denpasar.

1.2. Identifikasi Masalah

Sampai saat ini belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara

mindfulness dan marital satisfaction serta peran positive reappraisal dalam satu

(20)

11

penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: “Apakah positive

reappraisal menjadi mediator antara mindfulness dan marital satisfaction pada

perempuan Bali di kota Denpasar”.

1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Memperoleh gambaran tentang peran positive reappraisal dalam memediasi hubungan antara mindfulness dan marital satisfaction pada perempuan Bali di kota Denpasar.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peran positive reappraisal dalam memediasi hubungan antara mindfulness dan marital satisfaction pada perempuan Bali di kota Denpasar.

.

1.3.3. Kegunaan Penelitian

1.3.3.1. Kegunaan praktis:

(21)

12

positif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan dalam pernikahannya. agar bisa mewujudkan rumah tangga yang kekal dan bahagia.

2) Memberikan informasi kepada para praktisi pernikahan tentang hubungan antara mindfulness dan marital satisfaction melalui mediasi positive reappraisal. Informasi ini dapat digunakan untuk membantu pasangan yang mengalami konflik dalam pernikahannya dalam mewujudkan pernikahan yang berkualitas dengan memanfaatkan potensi serta kemampuan yang mereka miliki.

1.3.3.2. Kegunaan ilmiah:

1) Memberikan tambahan informasi bagi pengembangan Psikologi Keluarga, Psikologi Kesehatan dan Psikologi Positif. Informasi ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam meningkatkan kesehatan individu, keluarga serta masyarakat secara umum.

2) Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan mindfulness, positive

(22)

13

1.4. Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross

sectional study dengan melakukan pengujian model. Pengambilan data akan

(23)

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa atas data yang diperoleh, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Mindfulness berkorelasi secara signifikan dengan Positive Reappraisal.

Perempuan Bali yang mampu menyadari dan memperhatikan peristiwa yang sedang terjadi di dalam dan diluar dirinya mampu memberikan penilaian kembali secara positif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya, menjadi sesuatu yang bernilai/bermanfaat, tidak membahayakan dan bermakna bagi dirinya dan orang lain.

2) Positive Reappraisal berkorelasi secara signifikan dengan Marital Satisfaction. Perempuan Bali yang mampu memberikan penilaian

(24)

99

3) Mindfulness berkorelasi secara signifikan dengan Marital Satisfaction.

Perempuan Bali yang mampu menyadari dan memperhatikan peristiwa yang sedang terjadi di dalam dan diluar dirinya, mampu melihat sisi positif dari pernikahan dan pasangannya sehingga merasa lebih puas dengan pernikahannya.

4) Mindfulness berkorelasi secara signifikan dengan Marital Satisfaction,

korelasi ini dimediasi oleh Positive Reappraisal. Perempuan Bali yang mampu menyadari dan memperhatikan peristiwa yang sedang terjadi di dalam dan diluar dirinya, mampu menjaga jarak dengan peristiwa yang sedang terjadi, mampu melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas, sehingga mampu memberikan penilaian kembali secara positif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya, menjadi sesuatu yang bernilai/bermanfaat, tidak membahayakan dan bermakna bagi dirinya dan orang lain. Pada akhirnya mereka mampu menghayati pernikahan dan pasangannya bermanfaat bagi dirinya.

5.2. SARAN

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

(25)

100

untuk menggunakan pendekatan berbasis mindfulness dalam upaya membentuk, meningkatkan dan mempertahankan kualitas pernikahan. 2) Agar pendekatan berbasis mindfulness dapat lebih dirasakan

manfaatnya oleh Perempuan Bali, maka pendekatan ini perlu dirumuskan dengan lebih jelas dan rinci, disosialisasikan lagi, misalnya dengan menyelanggarakan pelatihan berbasis mindfulness seperti yoga, meditasi atau teknik intervensi lainnya.

3) Para peneliti serta akademisi perlu merumuskan lagi konsep

mindfulness yang lebih tepat untuk masyarakat timur, khususnya

Indonesia, agar lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.

4) Untuk mendapatkan gambaran yang lebih umum berkaitan dengan kepuasan pernikahan perempuan Bali, maka sampel responden penelitian perlu diperluas dengan melibatkan kaum pria dan perempuan Bali dari seluruh kabupaten di Bali baik yang tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan, dengan karakteristik yang lebih homogen dari segi usia, pendidikan, serta profesinya.

5) Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang marital

satisfaction pada perempuan Bali maka pengambilan data perlu

dilakukan secara berkelanjutan.

(26)

101

7) Masyarakat Bali dikenal cukup intens dalam melaksanakan ritual keagamaan. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan menambahkan variabel spiritualitas dan atau religiustas, untuk mengetahui dampaknya terhadap marital satisfaction.

(27)

PERAN POSITIVE REAPPRAISAL SEBAGAI

MEDIATOR ANTARA MINDFULNESS DAN MARITAL

SATISFACTION

PADA PEREMPUAN BALI DI KOTA DENPASAR

Tesis

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sidang Magister

Pada Program Magister Psikologi

Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh:

DEWA AYU PUTU EKA SUCAHYATI WINAYA PUTRI

NRP: 1334004

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SAINS JENJANG MAGISTER

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(28)

SURAT ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewa Ayu Putu Eka Sucahyati Winaya Putri

NRP : 1334009

Program Studi : Psikologi Sains Jenjang Magister

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila di masa yang akan datang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan beserta konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini saya buat,

Bandung, Agustus 2016

(29)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewa Ayu Putu Eka Sucahyati Winaya Putri

NRP : 1334004

Program Studi : Psikologi Sains Jenjang Magister Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk menerbitkan kepada Universitas Kristen Maranatha Bandung Hak Bebas Royalty Non Ekslusif (Non Exlusive Royalty Free-Right) atas karya ilmiah berjudul

HUBUNGAN MINDFULNESS, POSITIVE REAPPRAISAL DAN

MARITAL SATISFACTION PADA PEREMPUAN BALI DI KOTA DENPASAR.

2. Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data based), mendistribusikan, menampilkan/mempublikasikan dalam bentuk soft copy untuk kepentingan akademis tanpa ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/peneliti.

3. Saya bersedia menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak dari Universitas Kristen Maranatha Bandung segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan sebagai mana mestinya

Bandung, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

(30)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih sayang serta karunia Nya yang berlimpah, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di Program Studi Psikologi Sains Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penulis juga sangat

bersyukur karena pada akhirnya tesis yang berjudul “Peran Positive Reappraisal

sebagai mediator antara Mindfulness dan Marital Satisfaction pada perempuan Bali di kota Denpasar”, dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun telah berusaha secara maksimal, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti akan menerima secara terbuka semua masukan dan saran yang bersifat membangun, yang bertujuan untuk memperbaiki tesis ini agar dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak.

Proses penelitian serta penulisan tesis ini menjadi lebih ringan karena didukung oleh banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dengan segala ketulusannya. Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, penghormatan dan terimakasih yang setinggi-tinginya kepada:

1. Dr. Henndy Ginting, M. Si, Psikolog selaku pembimbing utama dalam pembuatan thesis ini, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta dukungan semangat kepada penulis sehingga penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.

(31)

3. Dr. Yuspendi, M. Psi, M.Pd, Psikolog, Akp.; Dr. Carolina Nitimiharjo; Robert Oloan Rajagukguk Ph.D., Psikolog; Jane Savitri, M. Si; Lie Fun Fun, M. Psi, Psikolog selaku pembahas seminar dan penguji sidang tesis yang telah memberikan masukan dan saran perbaikan .

4. Para dosen di Program Studi Psikologi Sains Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung yang telah memberikan pengetahuan serta membuka wawasan penulis tentang teori dan penerapan psikologi.

5. Profesor Luh Ketut Suryani, MD, PhD, dari Suryani Institute for Mental

Health yang telah meluangkan waktunya guna memberikan banyak

informasi berkaitan dengan perempuan Bali.

6. Dr. Drs. I Nyoman Linggih, M.Si, (Dekan Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar); Drs. I Ketut Widia, BN.Stud., MM (Ketua STIKES Bali); dr. Dewa Putu Sukandi J. ( Direktur Operasional Rumah Sakit Surya Husada Denpasar), yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner kepada para karyawannya.

8. Ayahanda Dewa Putu Oka Winaya, Ibunda Ni Wayan Rosi Artathi serta adik-adiku Dewa Ayu Made Dwi Suswati W.P serta Dewa Ayu Nyoman Sri Murhayati W.P. yang selalu mendoakan, mendukung, membantu dan memberikan semangat serta kasih sayang yang tulus. 9. Suamiku terkasih, Wayan Suweca serta anak-anakku tersayang Putu

(32)

dukungan, bantuan dan semangat dalam melanjutkan pendidikan di Program Studi Psikologi Sains Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

10. Mas Albert dan Diana Farisah Rahman yang telah meluangkan waktunya dalam pengolahan data serta penulisan thesis ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan di di Program Studi Psikologi Sains Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung (Lois Sugiaman, Karina, Sarah, Yofe).

12. Ibu Melissa Rumengan serta staf TU di Program Studi Psikologi Sains Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung serta semua kerabat, sahabat yang turut membantu pengumpulan data sehingga pembuatan thesis ini dapat berjalan dengan lancar.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kita semua. Semoga kebaikan datang dari segala penjuru. Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Stephen A. & Sabatelli, Ronald M.. 2003. Familly Interaction A

Multigenerational Developmental Perspektive. Pearson Education,

Inc.

Baer, Ruth A. et al. 2008. Construct Validity of the Five Facet Mindfulness

Questionaire in meditating and Non Meditating Samples.

Assesment, volume 15, No.3, September 2008 329-342. DOI:10.1177/1073191107313003.

Barnes, S. et al. 2007. The Role of Mindfulness in Romantic Relationship

satisfaction and responses to relationship stress. Unpublished senior

honor’s thesis, University of Rochester.

Baron, R.M, Kenny, D.A. 1986. The moderator-mediator variable

distinction in social psychological research: conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of Personality & Social

Psychology. Vol 51, No. 6, 1173–1182.

Bradbury Thomas N., Fincam Frank D., Beach Steven R. H. 2000.

Research on the Nature and Determinants of Marital Satisfaction: A Decade in Review. Journal of Marriage and the Family 62

(November 2000): 964–980.

Brown, K.W., & Ryan, R.M. 2003. The benefits of being present:

Mindfulness and its role in psychological well-being. Journal of

Personality and Social Psychology, 84, 822–848.

Brown, K. W., Ryan, R. M., & Creswell, J. D. 2007. Mindfulness:

Theoretical foundations and evidence for its salutary effects.

Psychological Inquiry, 18, 211–237.

Burpee, Leslie C. & Langer, Ellen J. 2005. Mindfulness and Marital

Satisfaction. Journal of Adult Development, Vol. 12 No. 1, January

2005. DOI: 10.1007/s10804-005-1281-6.

Carson, James W. et al. 2004. Mindfulness-Based Relationship

Enhancement. Behavior Therapy 35, 471-494, 2004.

Daniel O’Leary, K. 1987. Assesment of Marital Discord. Lawrence

(34)

103

En Adams, J. M. & Jones, W. H. (Eds.). Handbook of Interpersonal

Commitment and Relationship Stability. New York: Kluwer

Academic.

Fincham, F. D., & Bradbury, T. N. 1987. The Assessment of Marital

Quality: A Reevaluation. Journal of Marriage and the Family, 49,

797-809.

Fincham, Frank D. Marital Conflict: Correlates, Structure, Context. Psychology Departement, University at Buffalo, Buffalo, New York. Finkel1, Eli J., Slotter, Erica B., Luchies, Laura B., Walton, Gregory M.,

and Gross, James J. A Brief Intervention to Promote Conflict

Reappraisal Preserves Marital Quality Over Time. (Psychological

Science OnlineFirst, published on June 26, 2013 as doi:10.1177/0956797612474938).

Folkman, S. & Moskowitz, J.T. 2000. Positive affect and the other side of

coping. American Psychologist, 647-654.

Funk, J.L. & Rogge, R.D. 2007. The Couple Satisfaction Index (CSI). Gambrel, Laura Eubanks & Keeling, Margaret L. 2010. Relational

Aspects of Mindfulness: Implications for the Practice of Marriage and Family Therapy. Contemp Fam Ther (2010) 32:412–426. DOI 10.1007/s10591-010-9129-z.

Garland, Eric et al. 2009. The Role of Mindfulness in Positive Reappraisal. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC/2719560. Diunggah tanggal 19/8/2014.

Garland, Eric et al. 2011. Positive Reappraisal Mediates The Stress

Reductive Effects of Mindfulness: An Upward Spiral. Mindfulness

DOI 10.1007/s12671-011-0043-8. Springer Science + Business Media, LLC 2011.

Garnefski Nadia & Kraaij Vivian, 2006. Cognitive emotion regulation

questionnaire – development of a short 18-item version

(CERQ-short).

Grych, J.H., & Fincham, F.D. (Eds.). 2001. Interparental conflict and

child development: Theory, research, and applications. New York:

(35)

104

Jones, Kendra C. et al. 2011. Mindfulness, Spousal Attachment, and

Marital Satisfaction: A mediated Model. The Family Journal:

Counseling and Therapy for Couples and Families 19(4) 357-361. Kabat-Zinn, J. 1990. Full catastrophe living: Using the wisdom of your

body and mind to face stress, pain and illness. New York: Delacourt.

Kabat-Zinn, J. 1993. Mindfulness meditation: Health benefits of an ancient

Buddhist practice. In D. Goleman & J. Garin (Eds.), Mind ⁄ body

medicine (pp. 259–276). Yonkers, NY: Consumer Reports.

Karney, B. R., & Bradbury, T. N. 1995. The Longitudinal Course of

Coping. Springer Publishing Company. New York.

MacKinnon, D.P., Fairchild, A.J., Frits,M.S. 2007. Mediation Analysis. Annual Review of Psychology, 58: 593

Matthieu, M., Ivanoff, A. 2006. Using Stress, Appraisal, and Coping

Theories in Clinical Practice: Assessments of Coping Strategies After Disasters. Oxford University Press.

Preacher, Kristopher J., Hayes Andrew F. SPSS and SAS procedures for

estimating indirect effects in simple mediation models. University of

North Carolina. 2004. Behavior Research Methods, Instruments, & Computers 2004, 36 (4), 717-731

Preacher, K.J., Rucker D.D., Hayes A.F. 2007. Adressing Moderated

mediation Hypotheses: Theory, Methods, & Prescription.

(36)

105

Saphiro, S.L. et al. 2006. Mechanism of Mindfulness. Journal of Clinical Psychology, vol. 62(3), 373-386 (2006).

Schoebi, D., Karney, B. R., & Bradbury, T. N. 2012. Stability and Change

in the First 10 Years of Marriage: Does Commitment. Journal of

Personality and Social Psychology, 102(4), 729–742.

Shackelford, T. K., & Buss, D. M. 2000. Marital satisfaction and spousal

cost-infliction. Personality and Individual Differences 28, 917–928.

Stone, E., & Shackelford, T. 2007. Marital satisfaction. In R. Baumeister, & K. Vohs (Eds.), Encyclopedia of social psychology. (pp. 541-545). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, Inc. doi: http://dx.doi.org/10.4135/9781412956253.n323.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. PT Refika Aditama. Bandung.

Suryani, Luh Ketut. 2003. Perempuan Bali Kini. BP. Jalan Kepundung 67A Denpasar.

Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). The

Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Journal of

Personality Assessment, 52, 30-41.

Gambar

Gambar 4. 1. Uji Regresi dan Mediasi ............................................................
Tabel 4. 2. Regresi MF terhadap MS ..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan ini telah menyebabkan para penyelidik melaksanakan kajian rintis untuk meninjau pandangan prasiswazah sesebuah universiti tentang persepsi mereka

Sayangnya, dari perspektif SKP-HAM Sulteng, apa yang dihasilkan oleh tim verifikasi itu tidak (atau belum) mengarah pada hal mendasar yang menjadi mandat Perwali, yaitu

"a}mya kemarupuan dan l"tar belakang pendidikan pru:a Kades dCl.pat mempengarulli tUTIbulnya kecurangan dalam mcnanC0ni pe ngelolaan dana tcrsebut.. Untuk

Penelitian Yuliani (2007) menunjukkan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh terhadap ROA, didukung oleh penelitian Mintarti (2009) dan Dewi (2010) yang menunjukkan

Data tekstual maupun artefaktual menggambarkan adanya istri-istri yang mendampingi suaminya berkaitan dengan kedudukan dan peranannya sebagai istri, terutama di kalangan

Hamka dalah seoarang aktivis dan ulama yang sangat terkenal, salah satu karyanya yang terkenal adalah tafsir al-Azhar, yang pada mulanya hanya berbentuk uraian dalam kuliah subuh,

Sebagian besar siswa sudah dapat memainkan rekorder sopran dengan teknik yang baik bahkan ada beberapa yang sudah bisa dikatakan sempurna, sebagian besar siswa

Adapun pola asuh permisif pada penelitian ini menjadi pola asuh yang terbaik setelah pola asuh demokratis karena meskipun tidak menyumbangkan persentase kecerdasan emosional