• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERADAAN INSTRUMEN MUSIK TUNG-TUNG PADA ETNIK BATAK TOBA DI DESA AEK NAULI KECAMATAN SIPAHUTAR TAPANULI UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERADAAN INSTRUMEN MUSIK TUNG-TUNG PADA ETNIK BATAK TOBA DI DESA AEK NAULI KECAMATAN SIPAHUTAR TAPANULI UTARA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERADAAN INSTRUMEN MUSIK TUNG-TUNG

PADA ETNIK BATAK TOBA DI DESA AEK NAULI

KECAMATAN SIPAHUTAR

TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

JUBELEUM PANJAITAN

NIM.071222510104

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2013

(7)

1 ABSTRAK

Jubeleum Panjaitan, Nim. 071222510104, Keberadaan Instrumen Musik Tung-tung Pada Etnik Batak Toba di Desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara, Skripsi Medan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan keberadaan instrumen musik tung-tung serta fungsi instrumen musik tung-tung bagi masyarakat Etnik Batak Toba di Desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara.

Instrumen musik tung adalah alat musik tradisional Batak Toba. Tung-tung terbuat dari sepotong kayu, panjangngnya kira-kira 1,5 meter dan berdiameter 30 cm. Tung-tung dalam bahasa batak toba berarti bunyi alat musik tersebut yang berdengung mengeluarkan nada tung. Cara memainkan alat musik Tung-tung adalah dengan dipukul dengan sepasang stick (alat memukul) yang terbuat dari kayu.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini adalah pnelitian yang memberikan gambaran tentang suatu keadaan, berdasarkan fakta-fakta yang ada di tengah-tengah masyarakat saat ini. Penelitian ini berlokasi di Desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara, dengan sampel penelitian yaitu pemain instrumen musik tung-tung dan ketua ketua adat setempat.

Hasil penelitian diperoleh bahwa Tung-tung dimainkan pada saat-saat yang tidak terduga untuk memberitahukan kejadian-kejadian penting kepada masyarakat Desa Aek Nauli. Instrumen musik Tung-tung ada dua jenis yaitu Tung-tung yang diletakkan di lokasi permukiman warga dan di lokasi ladang atau hutan tempat masyarakat bertani. Tung-tung yang berada di lokasi permukiman warga dimainkan untuk memberitahukan penting, sedangkan tung-tung yang berada di lokasi ladang atau hutan untuk memberitahukan waktu.

(8)

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat & berkat yang dianugrahkan kepada saya sampai selesainya

skripsi saya yang berjudul “KEBERADAAN INSTRUMEN MUSIK

TUNG-TUNG PADA ETNIK BATAK TOBA DI DESA AEK NAULI KECAMATAN

SIPAHUTAR TAPANULI UTARA”. Dalam rangka memenuhi syarat untuk

menyelesaikan program S-1 Pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penulis sesungguhnya merasa masih banyak terdapat kekurangan baik dari

segi isi maupun susunan bahasaanya, namun berkat bimbingan dan arahan dari

para dosen pembimbing akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan

waktunya. Besar harapan penulis kiranya skripsi ini dapat menambah

perbendaharaan bacaan untuk para pengamat seni, mahasiswa yang tertarik

dengan topik-topik dalam penulisan ini. Untuk itu dengan senang hati penulis

mengharapkan masukan-masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih, kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan FBS UNIMED

3. Ibu Dra.Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS UNIMED

4. Ibu Uyuni Widiastuty, M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Sendratasik FBS

UNIMED dan sebagai Dosen Pembimbing I.

(9)

2

5. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik FBS

UNIMED dan selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Eldon Panjaitan selaku Narasumber.

7. Bapak Tommyt Panjaitan dan Bapak Sori Tua Panjaitan selaku ketua adat

Desa Aek Nauli.

8. Bapak Manesar Simanjuntak selaku Kepala Desa Aek Nauli

9. Yang teristimewa kepada kedua orangtuaku tersayang Bapak St, S Panjaitan

dan Ibu S Nadeak, S.Pd serta adik-adikku tersayang yang telah banyak

11.Teman-temanku: Suhendro, (appara) Oedoet & Pita, Calep, Kocciang dan

seluruh anggota Pulau biru, teman-teman cari “mammam” di YPN Marisi

Medan, Decy Fyanie, teman-teman dari Kampus: Anju, Bernad, Boris,

Immanuel serta seluruh teman stambuk 07. Kiranya Tuhan Yang Maha

Pengasih berkenan memberikan berkatNya atas segala budi baik yang mereka

(10)

1

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ... 33

Tabel 4.2 ... 34

(11)

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 ... 29

Gambar 4.2 ... 33

(12)

i

DAFTAR FOTO

Foto 2.1 ... 17

Foto 4.1 ... 31

Foto 4.2 ... 50

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang terlahir dari

berbagai suku yang berbeda. Suku yang berbeda menjadikan Indonesia kaya akan

kesenian baik seni musik, seni tari, seni rupa dan seni drama. Kesenian di

Indonesia pada dasarnya lahir dari suku yang berbeda yang mencerminkan

karakteristik tersendiri oleh setiap suku tersebut.

Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu propinsi di Indonesia yang

didiami oleh banyak suku, seperti suku Batak Toba, Simalungun, Karo, Pak-pak,

Mandailing dan Nias. Suku Batak Toba yang memiliki kekayaan seni. Sama

halnya dengan suku-suku lain di Indonesia yang mempunyai warisan-warisan

kesenian dari nenek moyangnya. Etnik Batak Toba memiliki musik tradisional

yang penggunaannya berkaitan dengan struktur dan dinamika kehidupan

masyarakatnya.

Di kalangan etnik Batak Toba terdapat berbagai jenis alat-alat musik

yang dimainkan dalam bentuk ensambel, atau sebagai alat musik individual yang

dimainkan secara solo. Instrumen yang dimainkan secara ansambel yang ada

dalam Entik Batak Toba yaitu Gordang, Taganing, Odap, Garantung, Hasapi,

Ogung. Sedangkan musik instrumen yang yang dimainkan secara individual yaitu

sulim, Sordam, Saga-saga, jenggong, Tanggetang, dan Tung-tung.

(14)

2

Dari sejumlah alat musik tradisional Batak Toba sebagaimana

dikemukakan diatas, beberapa alat musik tradisional telah terancam punah sebagai

dampak dari perkembangan zaman, dimana penggunaannya telah mengalami

penurunan ataupun penggunaannya diambil alih oleh produk instan yang lebih

modern. Salah satu dari alat musik yang terancam punah dari sejumlah alat musik

tradisional Batak Toba adalah instrumen musik Tung-tung. Tung-tung yaitu alat

musik individual yang terbuat dari kayu, dimainkan dengan cara memukul. Alat

musik ini sudah jarang ditemui atau jarang digunakan oleh masyarakat Batak

Toba sekarang ini. Kemajuan teknologi menjadikan masyarakat Batak Toba lupa

akan warisan nenek moyangnya dan lebih memilih menggunakan telepon

genggam sebagai alat komunikasi yang sangat cepat sekarang ini. Fungsi

instrumen musik sebagai alat komunikasi di desa Aek Nauli Panjaitan tersebut

telah diambil alih oleh kemajuan teknologi sekarang yaitu Hand Phone atau

telepon genggam dikarenakan Hand Phone lebih cepat menyampaikan informasi

kepada masyarakat banyak.

Zaman dahulu alat musik tung-tung adalah alat musik yang sangat

penting di tengah-tengah masyarakat etnik Batak Toba, terutama di tengah-tengah

masyarakat desa Aek Nauli Panjaitan. Alat musik Tung-tung ini digunakan oleh

masyarakat etnik Batak Toba sebagai media komunikasi, yang mana apabila ada

sebuah kejadian penting dan untuk memberitahukan kejadian tersebut kepada

orang banyak atau masyarakat, maka alat musik ini dimainkan atau dibunyikan.

Kejadian-kejadian yang dianggap penting maksudnya seperti berita

(15)

3

Selain itu, alat musik Tung-tung ini juga berperan penting di ladang

maupun di hutan masyarakat etnik Batak Toba. Di kawasan ladang, alat musik ini

dikumandangkan sebagai penanda waktu, seperti waktu untuk istirahat makan

siang Tung-tung ini dibunyikan pada jam dua belas siang, serta juga jam lima sore

alat musik ini kembali dibunyikan menandakan waktunya para petani pulang ke

rumah masing-masing.

Alat musik ini biasanya diletakkan di suatu tempat yang dianggap

strategis atau di pertengahan kampung sebagai tempat masyarakat untuk

berkumpul. Alat musik ini dimainkan atau dibunyikan dengan cara memukul alat

musik tersebut dengan menggunakan sepasang stick. Apabila alat musik ini

dibunyikan, maka masyarakat akan berkumpul ditempat tersebut untuk

mengetahui kejadian yang diberitahukan oleh pemain atau orang yang

membunyikan alat musik tersebut. Namun beda halnya di ladang masyarakat, alat

musik ini tidak hanya satu. Melainkan setiap pondok petani memiliki alat musik

ini sebagai sarana komunikasi antar petani dengan petani yang lain.

Seiring berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan teknologi pada

zaman sekarang ini, sehingga alat musik ini hampir punah dan sudah jarang

ditemukan. Masyarakat sudah lebih maju, namun lupa akan alat musik yang telah

diwariskan nenek moyang sejak zaman dahulu.

Pada zaman sekarang ini, masyarakat etnik Batak Toba khususnya di

desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar, sudah jarang menggunakan alat musik ini

(16)

4

lebih canggih. Akan tetapi hal ini telah merusak citra dan kelestarian warisan

nenek moyang etnik Batak Toba tersebut.

Namun demikian menurut pengamatan dan informasi yang peneliti

temukan, ternyata masih ada yang menggunakan dan membuat instrumen musik

Tung-tung yaitu di desa Aek Nauli, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli

Utara. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti fenomena tersebut

dengan memilih judul, “Keberadaan Instrumen Musik Tung-tung Di Desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara”.

B.Identifikasi Masalah

Dalam penelitian perlu diadakan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan

agar penelitian menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu

luas. Identifikasi masalah adalah mendeteksi, melacak dan menjelaskan aspek

permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan

diteliti.

Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana Keberadaan instrumen musik Tung-tung dalam kaitannya

dengan kehidupan etnik Batak Toba Di Desa Aek Nauli Kecamatan

Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara?

2. Bagaimana cara bermain instrumen musik Tung-tung?

3. Pada saat kapan saja instrument Tung-tung dibunyikan?

(17)

5

5. Bagaimana teknik dalam bernain Instrumen musik Tung-tung?

6. Komunikasi apa yang dihasilkan oleh instrumen Tung-tung pada

masyarakat etnik Batak Toba?

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang menyangkut Keberadaan

Instrumen Musik tung-tung, maka peneliti perlu membuat pembatasan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan instrument musik Tung-tung dalam kaitannya

dengan kehidupan etnik Batak Toba di Desa Aek Nauli Kecamatan

Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara?

2. Bagaimana fungsi instrumen musik Tung-tung pada etnik Batak Toba di

Desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara?

3. Bagaimana teknik dalam bermain instrument musik Tung-tung?

D.Perumusan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah

peneliti yang akan diteliti supaya pembahasan suatu topik tidak meluas.

Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi

masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah keberadaan instrumen musik

Tung-tung pada Etnis Batak Toba di desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Kabupaten

(18)

6

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tidak lain untuk mengetengahkan indikator-indikator apa

yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan

variable-variabel penelitian. Untuk melihat berhasil tidaknya suatu kegiatan, dapat

dilihat melalui tercapainya tujuan yang telah diterapkan.

Dalam penelitian ini dirumuskan tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui keberadaan instrumen musik Tung-tung dalam kaitannya

dengan siklus kehidupan etnik Batak Toba di Desa Aek Nauli Kecamatan

Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Mengetahui fungsi instrumen musik Tung-tung pada etnik Batak Toba di

Desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Mengetahui teknik dalam memainkan instrument musik Tung-tung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Setelah

penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai

keberadaan instrumen musik Tung-tung dalam kaitannya dengan

kehidupan etnik Batak Toba.

2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta

(19)

7

dan pengembangan musik tradisional Batak Toba khususnya instrumen

musik Tung-tung.

3. Salah satu upaya pemeliharaan alat musik etnik Batak Toba khususnya

pada alat-alat musik yang keberadaannya hampir punah.

4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang

(20)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, Peneliti

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Benar adanya instrumen musik tung-tung di desa Aek Nuli Kecamatan

Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Instrumen musik Tung-tung berfungsi sebagai media komunikasi

masyarakat desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli

Utara.

3. Instumen musik Tung-tung merupakan alat musik yang hampir punah

atau jarang dipergunakan dari antara musik Etnik Batak Toba yang

berkembang. Namun masih dipergunakan oleh masyarakat batak toba

khususnya di desa Aek Nauli Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara.

4. Instrumen musik tung-tung ini bersifat bersifat individual, sehingga alat

musik ini tidak termasuk dalam ensambel gondang dari alat musik Etnik

Batak Toba.

(21)

53

B. Saran.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, Peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Karena kemajuan tekhnologi yang berkembang yang menyebabkan alat

musik tradisional jarang digunakan, kepada masyarakat haruslah

melestarikan alat-alat musik tradisional kita. Supaya alat-alat musik

tradisional tidak hilang atau tidak punah.

2. Kepada pemerintah Indonesia diharapkan perhatian khusus untuk

kebudayaan kita khususnya kebudayaan-kebudayaan yang jarang

dipergunakan dalam pementasan karya agar tidak hilang dan tidak

menjadi kepunyaan Negara lain. karena sarjana-sarjana mengatakan

pengetahuan tanpa seni kering, tetapi seni tanpa pengetahuan kosong.

3. Dengan kepribadian kita yang ingin membangun

kebuadayaan-kebudayaan yang kian dilupakan oleh orang banyak, kita dapat

membangkitkannya dengan kita melestarikannya dan mengutamakan

(22)

54

DAFTAR PUSTAKA

Azari, Azril. 2001. “Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah”. Cetakan ke IV. Universitas Trisakti : Jakarta.

Hutabarat, Lampos. 2010. Keberadaan Dan Bentuk Musik Sikambang Di Kota Sibolga. Skripsi.UNIMED

Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Pustaka Umum

Maryaeni. 2005.”Metode Penelitian Kebudayaan”. Jakarta : Bumi Aksara

Manurung, Margaretha. 2012. Eksistensi Instrumen Tulila Pada Etnik Batak Toba Di Desa Harian Boho Kabupaten Samosir. Jurnal.UNIMED.

Situmorang, Meliana Suryani. 2005. Peranan Musik Tradisional Batak Toba Pada Pesta Sulang-sulang Di Desa Sabolon Kecamatan Sitiotio Samosir. Skripsi. UNIMED.

Narbuko, Cholid. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Balai Pustaka.

Nazri, Muhamad. 2005. “Metode Penelitian” . Bogor : Ghalia Indonesia.

Pusat Pembinaan Bahasa 2007. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.

Gambar

Tabel 4.1 ...........................................................................................................
Gambar 4.1 .......................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

animals and faeces from uninfected animals equally. Sheep did not discriminate against patches contaminated with parasite larvae only. In experiment 2, sheep infected with

bahwa untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan perlindungan serta pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas peristiwa kependudukan dan

Jika pendaftaran selesai kembali ke halaman beranda dan klik tombol Download pada Download Peta (AOI), maka akan muncul seperti gambar 1.0.2 dan masukan username dan password

PENGADAAN ALAT

Perusahaan yang diperbolehkan untuk mengikuti pengadaan ini adalah perusahaan yang memiliki kualifikasi pengadaan barang sesuai bidang usaha pengadaan Alkes4. ABDUL MANAP KOTA JAMBI

DHARMA MUKTI PERSADA unt uk j angka wakt u 20 (dua puluh) t ahun at as areal hut an yang t erlet ak di Wil ayah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya, dengan ket ent uan

2. Meminimumkan biaya pemesanan dan biaya pengadaan persediaan barang Pada dasarnya laporan inventori dimaksudkan untuk mengajukan informasi mengenai keadaan atau kondisi

Mutiara Agam Tanjung Mutiara district at agam 2017 experienced the largest job burnout of tired category on medium fatigue category in the age grup ≥ 34 years old, level