• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Penggunaan Media Elektronik Dengan Nyeri Kepala Pada Remaja Di Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Penggunaan Media Elektronik Dengan Nyeri Kepala Pada Remaja Di Surakarta."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nyeri kepala atau cephalalgia adalah rasa tidak mengenakkan pada

seluruh daerah kepala. Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan

subjektif yang sering dilaporkan (Sjahrir, 2008).

Menurut World Health Organization (WHO) nyeri kepala biasanya

dirasakan berulang kali oleh penderita sepanjang hidupnya. Kurang lebih

dalam satu tahun 90% dari populasi dunia mengalami paling sedikit satu

kali nyeri kepala (Sjahrir, 2008).

Penelitian Internasional mengemukakan bahwa prevalensi nyeri

kepala pada anak-anak dan remaja sejalan dengan waktu semakin

meningkat. Diperkirakan bahwa nyeri kepala yang dialami akan menetap

pada saat usia dewasa dengan presentase relatif tinggi (sekitar 50%) dari

kasus (Gabman et al, 2009). Penelitian ini didukung dalam studi

epidemiologi yang dilakukan Lewis pada tahun 2002, penelitian ini

dilakukan pada 9.000 remaja dan dari hasilnya didapatkan bahwa terdapat

sekitar 2,5% frekuensi nyeri kepala terjadi pada usia diatas 7 tahun dan

15% terjadi pada usia diatas 15 tahun (Lewis et al., 2002).

Secara umum, presentase nyeri kepala pada populasi orang dewasa

adalah 47%, yaitu 10% migraine, 38% tension-type headache (TTH), 3%

chronic headache (Jensen & Stovner, 2008). Dari penelitian yang

dilaporkan Diamond di Amerika, prevalensi migraine pada laki-laki

didapatkan 6% sedangkan pada perempuan 15-18%, sedangkan untuk

jenis TTH 59% dari populasi pernah mengalami TTH satu hari per

bulannya, dimana perempuan lebih banyak dari pada laki-laki (1,5:1)

(Diamond, 2007).

Di Indonesia sendiri, nyeri kepala merupakan salah satu keluhan

yang sering dilaporkan. Penelitian yang dilakukan oleh Iqbal pada tahun

(2)

berobat ke Poliklinik Sefalgia Bagian Neurologi RSUP H. Adam Malik

Medan, 20 orang pasien diantaranya adalah pria (36,4%) dan 35 orang

pasien lainnya adalah perempuan (63,6%), selain itu didapatkan 6 orang

penderita dengan nyeri kepala migraine (10,9%) dan 49 orang penderita

lainnya dengan nyeri kepala TTH (89,1%) (Iqbal et al., 2005).

Hampir setiap orang mengalami nyeri kepala. Sebagian besar nyeri

kepala tidak berkaitan dengan kerusakan otak. Nyeri kepala biasanya

terjadi akibat ketegangan pada otot-otot di leher, kulit kepala dan dahi

yang berkaitan dengan rasa cemas, stres atau kelelahan. Nyeri kepala dapat

pula diakibatkan oleh pembengkakan membran mukosa yang melapisi

sinus sebagai respon terhadap infeksi dan alergi saluran nafas, gangguan

mata yang di sertai ketegangan otot mata, dilatasi pembuluh-pembuluh

darah serebrum, peningkatan tekanan intrakranium dan peradangan atau

pembengkakan pada daerah otak itu sendiri (Sherwood, 2001).

Penggunaan media elektronik juga merupakan salah satu penyebab

timbulnya nyeri kepala. Penelitian yang dilakukan (Busch et al, 2010)

terhadap 1.025 remaja dengan usia 13-17 tahun, ditemukan bahwa

sebagian besar dari remaja menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi berupa penggunaan komputer (85%), menonton televisi (TV)

(90%) atau mendengarkan musik (90%), menggunakan telepon genggam

(23%) dan hanya 25% bermain game setiap harinya, dari penelitian ini

didapatkan hasil berupa adanya hubungan statistik yang signifikan antara

mendengarkan musik dengan nyeri kepala dan untuk tipe nyeri kepala

sendiri tidak didapatkan hubungan yang signifikan.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian

sentral dari keseharian kehidupan anak-anak dan remaja. Penggunaan

komputer untuk belajar, bermain game, mencari informasi di internet dan

berkomunikasi melewati telepon genggam dapat dilakukan dimanapun dan

kapanpun mereka inginkan. Penelitian di Finlandia yang dilakukan pada

(3)

digital dan menggunakan internet dibandingkan anak perempuan yang

lebih sering menggunakan telepon genggam (Herwinto, 2008).

Soderqvist mengemukakan bahwa penggunaan telepon genggam

pada remaja di Swedia dengan rentang usia 15-19 tahun lebih sering

mengeluhkan nyeri kepala, kelelahan, stres, cemas, susah berkonsentrasi

dan gangguan tidur (Soderqvist et al., 2008). Hal ini didukung juga dengan

penelitian dari Chia tentang prevalensi penggunaan telepon genggam di

Singapura dari hasil penelitian didapatkan bahwa 808 laki-laki dan

perempuan antara berusia 12-70 tahun yang tinggal dalam satu komunitas

sekitar 44,8% diantaranya menggunakan telepon genggam dan gejala yang

umumnya dialami oleh para pengguna telepon genggam adalah nyeri

kepala dan ada peningkatan yang signifikan antara prevalensi nyeri kepala

dengan peningkatan durasi penggunaannya (dalam menit per hari) (Chia et

al., 2000).

Di negara yang maju seperti sekarang ini anak-anak lebih senang

menghabiskan waktu untuk menonton televisi. Survei menunjukkan bahwa

anak-anak dan remaja menghabiskan waktu untuk menonton televisi

melebihi waktu yang dihabiskan disekolah. Peningkatan menonton televisi

oleh anak-anak dan remaja ini menimbulkan kekhawatiran akan efek

buruk pada kesehatan (Hancox et al., 2004)

Nyeri kepala merupakan keluhan fisik yang sering dilaporkan

akibat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Keluhan ini

prevelensinya mulai meningkat khususnya pada populasi remaja. Sejalan

dengan meningkatnya keluhan tersebut berarti terjadi juga peningkatan

remaja dalam menghabiskan waktunya untuk menggunakan media

elektronik, seperti televisi, komputer, atau jenis hiburan lainnya yang

berbasis layar (Torsheim et al., 2009).

Dilihat dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Surya

(2012) terhadap populasi remaja di SMU Yayasan Perguruan Shafiyyatul

Amaliyyah kota Medan, menunjukan hasil bahwa terdapat hubungan yang

(4)

sedangkan untuk karakteristik penggunaan media elektronik tidak

didapatkan hubungan yang signifikan, oleh sebab itu peneliti ingin

meneliti kembali tentang hubungan antara penggunaan media elektronik

dengan nyeri kepala pada remaja di Surakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Nyeri kepala merupakan salah bentuk nyeri yang paling sering

terjadi dan hampir setiap orang mengalami nyeri kepala.

2. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian

sentral dari keseharian kehidupan anak-anak dan remaja.

3. Sebagian besar dari remaja menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi berupa menggunakan komputer (85%), menonton

televisi (TV) (90%), mendengarkan musik (90%), menggunakan

telepon genggam (23%) dan bermain game (25%).

4. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dikeluhkan akibat

penggunaan media elektronik dan ditemukan adanya hubungan yang

signifikan antara prevalensi nyeri kepala dengan peningkatan durasi

penggunaan media elektronik (dalam menit per hari).

5. Dari penelitian yang dilakukan oleh Busch, didapati hasil berupa

adanya hubungan statistik yang signifikan antara mendengarkan

musik dan nyeri kepala, sedangkan untuk media elektronik lainnya

belum dijelaskan lebih lanjut.

6. Dari penelitian Surya, didapati hasil yang signifikan antara

penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala sedangkan untuk

karakteristik penggunaannya tidak didapati hubungan yang

signifikan.

Berdasarkan data-data dari latar belakang diatas maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat

hubungan antara penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala pada

(5)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan antara penggunaan media

elektronik dengan nyeri kepala pada remaja.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melihat hubungan antara penggunaan telepon genggam,

televisi dan komputer dengan nyeri kepala.

b. Untuk melihat hubungan antara frekuensi dan durasi

penggunaan telepon genggam dalam sehari dengan nyeri kepala.

c. Untuk melihat hubungan antara lamanya memiliki telepon

genggam dengan nyeri kepala.

d. Untuk melihat durasi penggunaan komputer dalam sehari

dengan nyeri kepala.

e. Untuk melihat durasi menonton televisi dalam sehari dengan

nyeri kepala.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang kedokteran

khususnya tentang nyeri kepala.

b. Diharapkan juga dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan

manfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan kesadaran kepada masyarakat khususnya remaja

tentang nyeri kepala akibat penggunaan media elektronik.

b. Diharapkan dapat menjadi perhatian kepada para orang tua

untuk dapat membatasi anak-anaknya dalam penggunaan media

elektronik.

Referensi

Dokumen terkait

Sekuen ITS beserta 5.8S rDNA tidak dapat memisahkan semua sampel, baik berasal dari rumput maupun padi yang digunakan pada penelitian ini. Oleh karena itu, data tersebut

Output dari desain pakar adalah file ddp ( dependency designer project ) yang berisi gambar dependency diagram , dan file ddi ( dependency designer info ) yang menyimpan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Virtual Reality Museum

Jumlah jam kerja yang dipakai untuk tidur bagi pekerja malam pada siang harinya relatif jauh lebih dari seharusnya, dikarenakan gangguan suasana siang hari seperti

Salah satu implikasi yang perlu disoroti adalah semakin menyebarnya apatisme politik warga MD dikarenakan trauma dari kegagalan politik masa silam termasuk yang sangat memukul warga

Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Kota Padang, dengan sampel Sekolah Dasar Negeri Percobaan Kota Padang (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional), Sekolah

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala berkah, rahmat dan segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan tesis yang berjudul

[r]