• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 5 KOTA GORONTALO JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 5 KOTA GORONTALO JURNAL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA DI SMP NEGERI 5 KOTA GORONTALO

JURNAL

Diajukan Sebagai Prasyarat Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh:

RAFIK HAKIM NIM. 411 410 008

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

2015

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA DI SMP NEGERI 5 KOTA GORONTALO Oleh

Rafik Hakim1, Abdul Djabar Mohidin2, Nursiya Bito3

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Rafik Hakim. Hubungan Antara Gaya Belajar Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika (Suatu Penelitian Pada Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo). Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Universitas Negeri Gorontalo. 2015. Skripsi di bawah bimbingan. Pembimbing I Bapak Dr. Abdul Djabar Mohidin, M.Pd dan Pembimbing II Ibu Nursiya Bito, S.Pd, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Gorontalo tahun ajaran 2014-2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah populasi 206 siswa yang tersebar dalam 5 kelas. Teknik pengambilan sampel adalah Simple random sampling. Jumlah sampel 67 siswa yang terdiri dari kelas VIII2 dan VIII4. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket dan tes.

Angket untuk memperoleh data gaya belajar dan minat belajar, sedangkan tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji analisis regresi dan korelasional. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah data gaya belajar, data minat belajar dan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,346 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,119, atau memiliki makna kontribusi gaya belajar atas hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 11,9%. (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,317 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,10, atau memiliki makna kontribusi minat belajar atas hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

1. Rafik Hakim sebagai Mahasiswa di Jurusan Matematika Universitas Negeri Gorontalo

2. Abdul Djabar Mohidin sebagai dosen tetap di Jurusan Matematika Universitas Negeri Gorontalo

3. Nursiya Bito sebagai dosen tetap di Jurusan Matematika Universitas Negeri Gorontalo

(4)

sebesar 10%. (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Gorontalo. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,408 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,1661, atau memiliki makna kontribusi gaya belajar dan minat belajar secara bersama-sama atas hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 16,61%.

Kata Kunci : Gaya Belajar, Minat Belajar dan Hasil Belajar Matematika

(5)

ABSTRACT

Rafik Hakim. The Relation between Learning Style and Learning Interest to Students’ Learning Achievement on Mathematics Learning (A Research on Students of Class VIII of SMP Negeri 5 Kota Gorontalo). Department of Mathematics Education. Faculty of Mathematics and Natural Sciences. State University of Gorontalo. 2015. Skripsi. The principal supervisor was Dr. Abdul Djabar Mohidin, M.Pd and Co-supervisor was Nursiya Bito, S.Pd, M.Pd.

This researcs aimed at investigating the relation between learning style and learning interest to students’ learning achievement on mathematics’ learning. This research was correlation research which was conducted at Class VIII of SMP Negeri 5 Kota Gorontalo from 2014 to 2015. The population of research were 206 students in 5 classes. The technique of sampling was simple random sampling.

The samples were 67 students consisted of class VIII2 and class VIII4. The techniques of data collection were questionnaire and test. The questionnaire was to gain the data of students’ learning style and learning interest, while test was to gain the of students’ learning achievement on mathematics learning. The research hypothesis was tested by regression and correlation test. The data used to test hypothesis were data of learning style, learning interest and students’ learning achievement on mathematics learning.

Based on the research result, it gained: (1) there was a positive and significant relation between learning style with students’ learning achievement on mathematics learning at class VIII of SMP Negeri 5 Kota Gorontalo, with the correlation coefficient value as much as 0,346 and determination coefficient value as much as 0,119. It means that the contribution of learning style to students’

learning achievement was 11,9%; (2) there was a positive and significant relation between learning interest with students’ learning achievement on mathematics learning at class VIII of SMP Negeri 5 Kota Gorontalo, with the correlation coefficient value as much as 0,317 and determination coefficient value as much as 0,10. It means that the contribution of learning interest to students’ learning achievement was 10%; and (3) there was a positive and significant relation between learning style and learning interest with students’ learning achievement on mathematics learning at class VIII of SMP Negeri 5 Kota Gorontalo, with the correlation coefficient value as much as 0,408 and determination coefficient value as much as 0,1661. It means that the contribution of learning style and learning interest simultaneously to students’ learning achievement was 16,61%.

Keywords: Learning Style, Learning interest, and Students’ Learning Achievement

(6)

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah tidak terlepas dengan adanya aktifitas dari guru dan aktivitas siswa, kemudian dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah, kegiatan belajar merupakan suatu aktivitas yang paling pokok dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Setiap aktivitas proses pembelajaran yang dilakukan dalam pendidikan formal, tujuannya agar pembelajaran yang dilaksanakan memperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut tidak semata-mata diperoleh secara gampang, sebab untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal itu tidak terlepas dengan beberapa faktor. Salah satu faktor adalah aktivitas belajar dari siswa itu sendiri, dalam hal ini adalah gaya belajar yang di pakai oleh masing–masing siswa.

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Dalam hal ini bahwa setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, memiliki gaya belajarnya tersendiri. Terkadang terdapat siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan hanya mendengar semata, dan ada juga siswa yang mengikuti pembelajaran dengan monoton mencatat apa yang diajarkan oleh pendidik. Hal tersebut dilakukan agar materi atau bahan yang dipelajarinya dapat diolah, dan diserap dengan baik. Sehingganya apabila materi yang diberikan dapat diolah dan diserap dengan baik maka kemudian hal tersebut bisa berdampak pada semakin baiknya hasil belajar dari siswa tersebut.

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari.

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Kemudian Menurut WS Winkel (dalam Kartini, 2007), minat dapat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk dapat merasa tertarik pada suatu bidang atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.

Dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika hal yang tak kalah penting adalah minat belajar dari siswa itu sendiri. Karena dengan adanya minat belajar maka dengan sendirinya dapat menumbuhkan keinginan belajar dari peserta didik untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Boleh jadi peserta didik yang mempunyai intelegensi yang tinggi namun tidak adanya minat belajar dapat mengalami kegagalan dalam belajar. Hal sebaliknya dengan siswa yang memiliki intelegensi rendah namun memiliki minat belajar bisa berhasil dalam belajar. Kemudian dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari salah satu tujuan pembelajaran, yang mana tujuan pembelajaran tersebut adalah agar hasil belajar dari siswa saat pembelajaran lebih baik atau maksimal.

(7)

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo, dengan cara mewawancarai langsung dengan guru mata pelajaran matematika dan dengan mengamati langsung proses pembelajaran. Pada saat mewawancarai guru mata pelajaran matematika, guru tersebut mengatakan bahwa masalah yang paling pokok adalah hasil capaian yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah apabila dibandingkan dengan hasil capaian siswa pada mata pelajaran lain, sehingganya terkadang sering dilakukan remedial untuk memperbaiki hasil capaian dari siswa. Kemudian relevan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang masih rendah, kondisi minat siswa pada mata pelajaran matematika juga sangat rendah dan terdapat berbagai perbedaan karakteristik gaya belajar yang dimiliki siswa, yang mana ditandai dengan pada saat proses belajar mengajar di kelas terdapat banyak siswa yang pada saat pembelajaran matematika yang kurang antusias dengan pelajaran matematika, dan pada saat pembelajaran di kelas siswa sering mengantuk, lalu pada saat guru bertanya, terkesan siswa tidak berminat dalam menjawab.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka peneliti berpikir terdapat adanya hubungan antara gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa, sehingganya dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul” Hubungan antara Gaya Belajar dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo".

KAJIAN TEORITIS

A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu deduktif. Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat di dalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan atas deduksi-deduksi (penjabaran-penjabaran) (Bakhtiar, 2013: 191).

Hudoyo (dalam Nawi, 2012: 84) menyatakan matematika berkenan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Soedjadi (dalam Nawi, 2012: 84) menyatakan Matematika adalah pengetahuan eksak dengan objek abstrak meliputi konsep, prinsip, dan operasi yang berhubungan dengan bilangan.

Beberapa pendapat mengemukakan matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan dengan objek abstrak yang diatur secara logis yang didapat dengan berpikir (Nawi, 2012: 84).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metematika merupakan suatu cabang ilmu yang berkaitan dengan konsep abstrak yang mana konsep abstrak tersebut meliputi konsep, prinsip, dan operasi yang berhubungan dengan bilangan.

2. Pengertian Hasil Belajar

Purwanto, (2014: 44), menjelaskan bahwa “hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.

Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya

(8)

suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi bahan jadi (finished goods)”.

Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.

Winataputra, dkk (dalam Kairupan, 2010: 10) menjelaskan bahwa, “hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience) merupakan satuan proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Benyamin Bloom, (dalam Sudjana, 2013: 22), mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, ranah tersebut diantaranya adalah ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, análisis, síntesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan pengetahuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2013: 22-23).

3. Hasil Belajar Matematika

Tujuan utama dari pelaksanaan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika adalah di mana agar siswa memahami pelajaran yang diajarkan, sehingganya pemahaman tersebut kemudian dapat berdampak pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika yang lebih maksimal.

Dalam hal ini bahwa perubahan tingkah laku yang tampak pada siswa baik itu dari segi pengetahuan maupun keterampilan, merupakan hasil dari proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.

Berdasarkan pengertian matematika dan hasil belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses pembelajaran matematika, yang dinyatakan oleh perubahan tingkah laku yang kemudian ditunjukkan dengan nilai matematika melalui tes hasil belajar matematika.

B. Gaya Belajar

Gaya belajar atau learning style adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa untuk belajar dalam suatu situasi yang telah ditentukan (Kosasih, dalam Kairupan, 2010: 18). Gaya belajar berhubungan dengan bagaimana orang yang belajar atau pembelajar menyikapi bahan yang akan dipelajarinya, dan dengan demikian akan menentukan hasil belajarnya.

Menurut Keefe (dalam Prasetya, 2012: 25) menyatakan bahwa “gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai”.

Menurut S. Nasution (dalam Prasetya, 2012: 25) menjelaskan bahwa “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal”.

(9)

Menurut DePorter dan Hernacki (2007: 113), mengatakan bahwa gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Di mana bahwa gaya belajar yang dimiliki seseorang itu semata-mata agar apa yang kemudian dipelajarinya dapat diserap, diatur serta dapat diolah informasi secara maksimal. Kemudian cara menyerap, mengatur, serta mengolah informasi memiliki klasifikasi cara yang berbeda-beda.

Terdapat beberapa macam klasifikasi gaya belajar, DePorter dan Hernacki (2007: 113) mengklasifikasi gaya belajar menjadi tiga macam yaitu; (1) Gaya belajar visual, (2) Gaya belajar auditorial, dan (3) Gaya belajar kinestetik.

C. Minat Belajar

Dalam proses pembelajaran, minat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh atas keberhasilan belajar dari siswa itu sendiri. Sebab dengan minat maka seseorang dapat melakukan sesuatu dengan tujuan dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang kemudian diungkapkan oleh Slameto (2013: 180) bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Kemudian Slameto, juga menambahkan bahwa Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Menurut Doyles Fryer (dalam Kartini, 2007), bahwa “minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”.

Menurut Syah, (dalam Rahmat, 2009: 178) menyatakan “Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Dalam hal ini bahwa minat itu berasal dari dalam diri seseorang yang kemudian dipengaruhi oleh hal eksternal dari orang tersebut. Apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran maka tiap pelajaran maupun pendidik yang mengajarkan pelajaran tersebut harus menarik sehingganya dapat menarik minat dari peserta didik dalam hal ini adalah siswa.

Winkel, (dalam Kartini, 2007) “minat dapat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk dapat merasa tertarik pada suatu bidang atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.

Skinner (dalam Budiyarti, 2011: 12) mengemukakan bahwa minat selalu berhubungan dengan objek yang menarik individu, dan objek yang menarik adalah yang dirasakan menyenangkan. Apabila seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek, maka minat tersebut akan mendorong seseorang untuk berhubungan lebih dekat dengan objek tersebut, yaitu dengan melakukan aktivitas lebih aktif dan positif demi mencapai sesuatu yang diminatinya.

(10)

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo pada Siswa Kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2014-2015.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu ± 4 bulan (Maret – Juni 2015) mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survey dengan teknik korelasional. Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan antara variabel gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Rancangan desain penelitian dari ketiga variabel di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

ry1

Ry12 ry2

Keterangan :

X1 = Gaya belajar X2 = Minat belajar Y = Hasil belajar siswa D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo tahun ajaran 2014 – 2015 dengan jumlah siswa 206 orang yang tersebar dalam 5 kelas.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sehingga berdasarkan hal diatas maka 5 kelas dari populasi di ambil 2 kelas secara acak sebagai sampel. Yakni sampelnya adalah Kelas VIII2 dengan VIII4.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (Y) Data hasil penelitian untuk hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dijaring melalui tes soal pelajaran matematika yang berjumlah 12 butir soal. Rekapitulasi data disajikan dalam tabel 4.1.

X1

X2

Y

(11)

Tabel 4.1. Rekapitulasi Skor Hasil Belajar siswa mata pelajaran matematika Variabel

Data Skor

Minimum

Skor

Maksimum Range Mean Me Mo SD

Y 17 83 66 49,60 50,50 52,17 17,05

Keterangan:

Y = Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika

Berdasarkan hasil tes yang diambil dari 67 orang siswa yang dijadikan sebagai sampel, diperoleh skor minimum 17, maksimum 83, rata-rata (M) sebesar 49,60; median (Me) sebesar 50,50; modus (Mo) sebesar 52,17; dan standar deviasi (SD) sebesar 17,05. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 66, panjang kelas interval 10 dan banyaknya kelas interval 7. Dari informasi ini disusun tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika siswa No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 16 – 25 8 11.9

2 26 – 35 7 10.4

3 36 – 45 11 16.4

4 46 – 55 15 22.4

5 56 – 65 13 19.4

6 66 – 75 9 13.4

7 76 – 85 4 6.0

Jumlah 67 100

Berdasarkan Tabel 4.2. Tampak bahwa ada 15 orang siswa atau 22,4%

yang memiliki hasil belajar rata-rata, ada 26 orang siswa atau 38,8% yang memiliki hasil belajar di atas rata-rata, dan 26 orang siswa atau 38,8% yang memiliki hasil belajar di bawah rata-rata.

Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Histogram Data Hasil Belajar Matematika Siswa 2. Deskripsi Gaya Belajar (X1)

Data hasil penelitian untuk data gaya belajar dijaring melalui angket yang berjumlah 26 butir pernyataan. Rekapitulasi data disajikan dalam Tabel 4.3.

0 5 10 15 20

15.5 25.5 35.5 45.5 55.5 65.5 75.5 15,5 25,5 35,5 45,5 55,5 65,5 75,5

(12)

Tabel 4.3. Rekapitulasi Skor Gaya Belajar Variabel

Data Skor

Minimum

Skor

Maksimum Range Mean Me Mo SD

X1 71 106 35 85,13 83,84 82,50 9,05

Keterangan:

X1 = Gaya belajar

Berdasarkan data dari 67 orang siswa diperoleh skor minimum 71, maksimum 106, rata-rata (M) sebesar 85,13; median (Me) sebesar 83,84; modus (Mo) sebesar 82,50; dan standar deviasi (SD) sebesar 9,05. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 35, panjang kelas interval 5 dan banyaknya kelas interval 7. Dari informasi ini disusun tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Gaya Belajar

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

1 70 – 75 11 16,4

2 76 – 81 15 22,4

3 82 – 87 16 23,9

4 88 – 93 12 17,9

5 94 – 99 8 11,9

6 100 – 105 4 6,0

7 106 – 111 1 1,5

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel 4.4. Terlihat bahwa 12 orang siswa atau 17,91% yang memiliki gaya belajarnya rata-rata, ada 13 orang siswa atau 19,40% yang memiliki gaya belajarnya di atas rata-rata, dan 42 orang siswa atau 62,69% yang memiliki gaya belajarnya di bawah rata-rata.

Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Histogram Gaya Belajar 3. Deskripsi Minat Belajar (X2)

Data minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika diperoleh melalui angket yang disebar ke dalam 24 butir pertanyaan, dibagikan pada 67

0 5 10 15 20

69.5 75.5 81.5 87.5 93.5 99.5 105.5 69,5 75,5 81,5 87,5 93,5 99,5 105,5

(13)

orang siswa yang dijadikan sebagai sampel, rekapitulasi data disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Skor Minat Variabel

Data Skor

Minimum

Skor

Maksimum Range Mean Me Mo SD

X2 55 111 56 88,76 86,85 79,05 12,12

Keterangan:

X2 = Minat Belajar

Berdasarkan data dari 67 orang siswa diperoleh skor minimum 55, maksimum 111, rata-rata (M) sebesar 88,76; median (Me) sebesar 86,85; modus (Mo) sebesar 79,05; dan standar deviasi (SD) sebesar 12,12. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 56, panjang kelas interval 8 dan banyaknya kelas interval 7. Sebaran data-data tersebut disajikan dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Minat Belajar

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi relatif (%)

1 54 – 62 1 1,5

2 63 – 71 1 1,5

3 72 – 80 18 26,9

4 81 – 89 17 25,4

5 90 – 98 14 20,9

6 99 – 107 11 16,4

7 108 – 116 5 7,5

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa 17 orang siswa atau 25,4% yang memiliki minat belajar rata-rata, ada 30 orang siswa atau 44,8% yang memiliki minat belajar di atas rata-rata, dan 20 orang siswa atau 29,9% yang memiliki minat belajar di bawah rata-rata.

Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi di atas disajikan dalam bentuk histogram seperta tampak pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Histogram Minat Belajar

0 5 10 15 20

54.5 62.5 70.5 78.5 86.5 94.5 102.5 54,5 62,5 70,5 78,5 86,5 94,5 102,5

(14)

B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Pengujian Normalitas Data

Dengan menggunakan bantuan dari program Excel For Windows 2010 dihitung nilai galat taksiran regresi. Hasil pengujian diperoleh nilai L0 = 0,071 sehingga L0 ≤ Ltabel = 0,108. Karena nilai L0 = 0,071 ≤ Ltabel = 0,108 pada taraf signifikansi α = 0,05 maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa galat taksiran regresi Y atas X1 berdistribusi normal. Ini berarti bahwa data hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dengan menggunakan bantuan dari program Excel For Windows 2010 dihitung nilai galat taksiran regresi. Hasil pengujian diperoleh nilai L0 = 0,045 sehingga L0 ≤ Ltabel = 0,108 (Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 15). Karena nilai L0 = 0,045 ≤ Ltabel = 0,108 pada taraf signifikansi α = 0,05 maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa galat taksiran regresi Y atas X1 berdistribusi normal. Ini berarti bahwa data hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Pengujian Homogenitas Data

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika dan tolak H0 jika pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk = k – 1. Pada penelitian ini dk = 67 – 1 = 66 sehingga nilai = 43,77

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2010 untuk data gaya belajar tentang hasil belajar matematika diperoleh = 12,17 sehingga = 43,77 untuk data minat belajar diperoleh = 14,55 sehingga = 48,64 (hasil perhitungan terlampir pada Lampiran 16). Karena semua nilai maka dapat disimpulkan bahwa varians data gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar matematika berasal dari populasi yang homogen.

3. Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi

a. Uji Signifikansi dan Linearitas Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (Y) atas Gaya Belajar (X1)

Dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2010 diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linieritas dari Hasil Belajar Matematika atas Gaya Belajar

Sumber

Varians Dk JK RJK Fhitung Ftabel Ket Total 67 185888

8,817 4,13

Terima H1

Fhitung > Ftabel Signifikan Regresi (a)

Regresi (b/a) Residu

1 1 65

167300,059 2220,346 16367,594

167300,06 2220,346

251,809 Tuna Cocok

Kesalahan

29 36

8609,478 7758,117

296,878

215,503 1,378 1,84

Terima H1

Fhitung < Ftabel

Liniear Keterangan:

dk : Derajat kebebasan

(15)

JK : Jumlah Kuadrat

RJK : Rata-rata jumlah kuadrat

Berdasarkan hasil uji signifikansi regresi pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ̂ signifikan α = 0,05. Hal ini menyebabkan hipotesis nol ditolak, sebab harga Fhitung = 8,817 >

Ftabel = 4,13 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 65 pada α = 0,05. Karena itu persamaan ̂ signifikan pada α = 0,05.

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak karena Fhitung

= 1,378 > Ftabel = 1,84 dengan dk pembilang 29 dan dk penyebut 36 pada α = 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ̂ berbentuk “linear”. Persamaan regresi ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor gaya belajar, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar matematika sebesar 0,642 unit pada konstanta -4,703.

b. Uji Signifikansi dan Linearitas Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (Y) atas Minat Belajar (X2)

Dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2010 diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linieritas dari Hasil Belajar Matematika atas Minat Belajar

Sumber

Varians Dk JK RJK Fhitung Ftabel Ket Total 67 185888

7,25 4,13

Terima H1

Fhitung > Ftabel Signifikan Regresi (a)

Regresi (b/a) Residu

1 1 65

167300,06 1865,323 16722,62

167300,06 1865,323

257,271 Tuna Cocok

Kesalahan

33 32

10843,284 5879,333

328,584

183,729 1,79 1,82

Terima H1

Fhitung < Ftabel

Liniear Keterangan:

dk : Derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat

RJK : Rata-rata jumlah kuadrat

Berdasarkan hasil uji signifikansi regresi pada Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ̂ signifikan α = 0,05. Hal ini menyebabkan hipotesis nol ditolak, sebab harga Fhitung = 7,25 > Ftabel

= 4,13 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 65 pada α = 0,05. Karena itu persamaan ̂ signifikan pada α = 0,05.

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak karena Fhitung

= 1,79 < Ftabel = 1,84 dengan dk pembilang 33 dan dk penyebut 32 pada α = 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ̂ berbentuk “linear”. Persamaan regresi ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor minat belajar, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar matematika sebesar 0,438 unit pada konstanta 11,266.

(16)

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 18 diperoleh koefisien korelasi sederhana gaya belajar (X1) dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y) atau ry1 sebesar 0,346. Pengujian signifikansi koefisien korelasi sederhana variabel Y atas X1 dilakukan melalui uji-t dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Koefisien korelasi tidak signifikan H1 : Koefisien korelasi signifikan Kriteria pengujian:

Tolak H0 Jika thitung ≥ ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2, pada keadaan lain terima H0.

Berdasarkan penghitungan pada lampiran 18 diperoleh t0 = thitung sebesar 2,97. Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 65 adalah sebesar 1,67. Karena thitung = 2,97 > ttabel = 1,67 maka tolak H0 atau terima H1 yang menyatakan bahwa koefisien korelasi antara gaya belajar (X1) dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y) signifikan.

Koefisien determinasi variabel gaya belajar (X1) dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y) adalah (ry1)2 = 0,119. Makna dari hasil pengujian ini bahwa nilai hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 0,346 merupakan hubungan yang positif, signifikan/berarti, dan bermakna memberikan kontribusi sebesar 11,9%.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 18 diperoleh koefisien korelasi sederhana minat belajar (X2) dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y) atau ry2 sebesar 0,317. Pengujian signifikansi koefisien korelasi sederhana variabel Y atas X2 dilakukan melalui uji-t dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Koefisien korelasi tidak signifikan H1 : Koefisien korelasi signifikan Kriteria pengujian:

Tolak H0 Jika thitung ≥ ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2, pada keadaan lain terima H0.

Berdasarkan penghitungan pada lampiran 18 diperoleh t0 = thitung sebesar 2,69. Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 65 adalah sebesar 1,67. Karena thitung = 2,69 > ttabel = 1,67 maka tolak H0 atau terima H1 yang menyatakan bahwa koefisien korelasi antara minat belajar (X2) dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y) signifikan.

Koefisien determinasi variabel minat belajar (X2) dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y) adalah (ry2)2 = 0,10. Makna dari hasil pengujian ini bahwa nilai hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 0,317 merupakan hubungan yang positif, signifikan/berarti, dan bermakna memberikan kontribusi sebesar 10%.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program mikcrosoft excel 2010 yang terangkum pada lampiran 18 diperoleh harga koefisien korelasi secara

(17)

simultan sebesar 0,408. Keberartian dari korelasi secara simultan ini diuji dengan uji F seperti pada uji keberartian persamaan regresi. Dari hasil pengujian tersebut dimana menunjukan bahwa Fhitung signifikan, karena Fhitung = 6,39 > Ftabel = 1,67 dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 64 pada α = 0,05., maka dapat diartikan bahwa hubungan gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah signifikan.

Besarnya hubungan antara gaya belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat diketahui dari harga koefisien determinasi simultan (R2). Berdasarkan hasil analisis yang terangkum dalam Lampiran 18. Diperoleh kedalaman R2 sebesar 0,1661. Dengan demikian menunjukkan bahwa gaya belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 16,61% dan sisanya 83,39 dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

D. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian, yaitu: (a) hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, (b) hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, dan (c) hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

1. Hubungan yang Positif dan Signifikan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

Hasil pengujian hipotesis penelitian yang pertama menyatakan bahwa

“terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo”.

Temuan ini memberikan informasi bahwa gaya belajar siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Dengan kata lain bahwa makin tinggi gaya belajar maka makin tinggi pula capaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika ditunjukkan melalui hasil analisis regresi sederhana, diperoleh nilai thitung = 2,97 kemudian untuk nilai ttabel = 1,67.

Dari harga thitung dan ttabel terlihat bahwa harga thitung lebih besar dari harga ttabel. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,1197 menunjukkan 11,97% variansi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat dijelaskan melalui gaya belajar. Sehingganya gaya belajar dapat meningkatkan hasil belajar dari siswa pada mata pelajaran matematikanya. Hal ini di dukung oleh pendapat Bobby DePotter dan Hernacki (2007: 113) menyebutkan bahwa gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Di mana bahwa gaya belajar yang dimiliki seseorang itu semata-mata agar apa yang kemudian dipelajarinya dapat diserap, diatur serta dapat diolah informasi secara maksimal. Kemudian cara menyerap, mengatur, serta mengolah informasi memiliki klasifikasi cara yang berbeda-beda.

(18)

2. Hubungan yang Positif dan Signifikan antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

Hasil pengujian hipotesis penelitian yang kedua menyatakan bahwa

“terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo”.

Temuan ini memberikan informasi bahwa minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Dengan kata lain bahwa makin tinggi minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika maka semakin tinggi pula capaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika ditunjukkan melalui hasil analisis regresi sederhana, diperoleh nilai thitung = 2,69 kemudian untuk nilai ttabel = 1,67.

Dari harga thitung dan ttabel terlihat bahwa harga thitung lebih besar dari harga ttabel. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,1005 menunjukkan 10,05% variansi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat dijelaskan melalui minat belajar. Sehingganya minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar dari siswa pada mata pelajaran matematikanya. Hal ini di dukung oleh pendapat Slameto, (2013: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap hal atau aktivitas tersebut.

3. Hubungan yang Positif dan Signifikan antara Gaya Belajar dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

Hasil pengujian hipotesis penelitian yang ketiga menyatakan bahwa

“terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo”. Temuan ini memberikan informasi bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika memiliki hubungan secara bersama-sama yang positif dan signifikan dengan gaya belajar dan minat belajar. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi gaya belajar dan minat belajar maka semakin tinggi pula capaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang akan diperoleh.

Hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika ditunjukkan melalui hasil analisis regresi ganda, diperoleh persamaan garis ̂ . dari persamaan garis tersebut dapat diartikan bahwa satu satuan skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika akan dipengaruhi oleh gaya belajar sebesar 0,504 dan minat belajar sebesar 0,316 pada konstanta - 20,887. Dalam artian bahwa apabila gaya belajar siswa dan minat belajar siswa tidak ada atau sebesar 0 maka dampaknya pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah sebesar -20,887.

Hasil koefisien regresi untuk variabel gaya belajar sebesar 0,504. Harga koefisien regresi untuk variabel gaya belajar bertanda positif, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah pengaruh positif. Maksud dari pengaruh positif antara gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

(19)

adalah bahwa setiap kenaikan satu unit skor gaya belajar, maka akan diikuti dengan miningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 0,504 pada konstanta -20,887. Dan sebaliknya setiap terjadi penurunan satu unit skor gaya belajar, maka akan diikuti dengan menurunnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 0,504 pada konstanta -20,887. Kemudian pada hasil koefisien regresi untuk variabel minat belajar sebesar 0,316. Melihat harga koefisien regresi variabel minat ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara variabel minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Maksud dari pengaruh positif antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah bahwa setiap kenaikan satu unit skor minat belajar, maka akan diikuti dengan miningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 0,316 pada konstanta -20,887. Dan sebaliknya setiap terjadi penurunan satu unit skor minat belajar, maka akan diikuti dengan menurunnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 0,316 pada konstanta -20,887.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari temuan dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan hal- hal berikut.

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Artinya semakin baik gaya belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang dicapai atau sebaliknya semakin rendah gaya belajar maka semakin rendah pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang dicapai. Adanya hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,346 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,1197, atau kontribusi gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 11,97%.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Artinya semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang dicapai atau sebaliknya semakin rendah minat belajar maka semakin rendah pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang dicapai. Adanya hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,317 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,1005, atau kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 10,05%.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan minat belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hubungan positif ini berarti apabila secara bersama-sama anatara gaya belajar dan minat belajar semakan baik, maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika akan semakin baik pula. Adanya hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,408 dan nilai

(20)

koefisien determinasi sebesar 0,166, atau kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 16,60%.

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa gaya belajar dan minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hubungan positif dan signifikan ini bermakna bahwa dengan meningkatnya gaya belajar dan minat belajar maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika juga akan meningkat.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, kesimpulan dan implikasi penelitian maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

 Memperhatikan bahwa gaya belajar memiliki hubungan yang ositif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika maka guru hendaknya dapat memahami gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswa, kemudian guru pula diharapkan mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran matematika yang relevan dengan kecenderungan potensi atau gaya belajar yang dimiliki siswa. Hal tersebut agar apa yang diajarkan atau disampaikan dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh siswa, sebab demikian dapat berpengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

 Memperhatikan bahwa minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, maka hendaknya guru dapat memahami serta mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika, sebab hal tersebut dapat berpengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Bagi Siswa

 Siswa disarankan agar dapat memahami karakteristik gaya belajar yang dimilikinya, sebab apabila siswa dapat mengetahui atau memahami kecenderungan gaya belajar apa yang dimilikinya maka pelajaran ataupun informasi yang disampaikan dapat diserap dan dipahami dengan baik.

 Siswa disarankan agar lebih atau dapat meningkatkan minat belajar terhadap mata pelajaran matematika, karena dengan adanya minat belajar maka pelajaran yang dipelajari dapat diperoleh dalam perasaan senang, perhatian yang maksimal, dan selalu bergairah untuk belajar, sehingga nantinya hasil belajar yang dicapai itu lebih maksimal.

3. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang hubungan gaya belajar dan minat belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, dan analisis terhadap psikologis lainya yang diperkirakan sangat besar pengaruhnya pada hasil belajar matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

, 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

(21)

Bakhtiar, Amsal. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bito, Nursiya. (2009). Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Sub Materi Pokok Prisma dan Limas di Kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Budiningsih, Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Budiyarti, Yeti. 2011. Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. (2007). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

PT Grasindo

Eva Flora Siagian, Roida. 2013. Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terrhadap Prestasi Belajar Matematika. Prodi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI

Kartini, Tien. 2007. Penggunaan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. [Jurnal].

Pendidikan Dasar Nomor: 8 – Oktober 2007

Kairupan, Bambang. 2010. Pengaruh Penerapan Tipe Pembelajaran NHT dan Problem Posing Serta Gaya Belajar Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SMA Negeri 1 Telaga. Gorontalo: [Tesis].

Universitas Negeri Gorontalo

Nawi. M. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Penalaran Formal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah atas AL ULUM MEDAN. [Jurnal]. PPS UNIMED

Prasetya, Fajar Dwi. 2012. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Listrik Otomotif Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMKN 2 Depok Sleman. Yogyakarta: [Skripsi]. Universitas Negeri Gorontalo

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rahmat, Abdul. 2009. Super Teacher. MQS Publishing. Bandung.

Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor–Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

, 2013. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Takwin, Bagus Dkk. 2011. Panduan Bagi Fasilitator Orientasi Belajar Mahasiswa. Jakarta: Dirktorat Pendidikan Universitas Indonesia

Gambar

Tabel 4.1. Rekapitulasi Skor Hasil Belajar siswa mata pelajaran matematika  Variabel  Data Skor  Minimum  Skor
Tabel 4.3. Rekapitulasi Skor Gaya Belajar  Variabel  Data Skor  Minimum  Skor
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Minat Belajar
Tabel  4.8.  ANAVA  untuk  Uji  Signifikansi  dan  Linieritas  dari  Hasil  Belajar  Matematika atas Gaya Belajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tampak bahwa persentase kalus tertinggi yang meng- ekspresikan GUS dihasilkan pada kon- sentrasi asetosiringon 150 mg/L, baik pada pengamatan 3 hari setelah

yang digunakan seperti pada persamaan (2).Hasil pengujian serapan air laut dan air tawar dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. Nilai viskositas berpengaruh pada

63.000.000,00 APBD awal: akhir: Januari Desember Honorarium Pengelola Keuangan Sanggau (Kab.) Sanggau (Kab.). 3 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke

Ada juga antena yang dilengkapi peralatan pengarah yang tidak otomatis (step track), dimana antena tidak akan mengikuti pergeseran satelit secara otomatis, tapi antenna harus

Akan tetapi dibalik perkembangan tekonologi smartphone yang semakin meningkat, masih banyak aplikasi pendukung yang hanya dapat dilakukan melalui perangkat komputer,

These next chapters will help you understand the basic concepts of shooting and editing digital video with enough step-by-step instruction that you will be able to pick up a camera

Wiwiek Sundari SEJARAH PERKEMBANGAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Eni Karlieni “CERMINAN IDENTITAS KESUNDAAN DALAM AKUN FACEBOOK WALIKOTA BANDUNG RIDWAN KAMIL” SUATU

Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan