• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan

Ahmad Edi Komaruddin

Kepala Bidang Pemasaran PU

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba

Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226

F (021) 2301968

(2)

PERUBAHAN REGULASI

Program BPJS Ketenagakerjaan

(3)

JAMINAN HARI TUA (JHT)

PROGRAM

(4)

PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM

PROGRAM JHT

Mencapai usia Pensiun 55 tahun

Mencapai usia Pensiun 56 tahun

Menjadi PNS , TNI / Polri

Tenaga kerja yang menjadi PNS, TNI/ Polri tidak bisa mengajukan

klaim

Kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu 1

bulan.

Minimal kepesertaan 10 tahun dapat mengambil JHT sebagian:

1. Pengambilan JHT maksimal 10%

untuk persiapan hari tua; atau 2. Pengambilan JHT maksimal 30%

untuk membantu biaya perumahan.

PP No 14 th 1993

dan turunannya PP No 46 th 2015

(5)

JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) JAMINAN KEMATIAN (JKM)

PROGRAM

(6)

PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM

PROGRAM JKK

PP No 14 th 1993

dan turunannya

PP No 44 th 2015

Biaya obat dan perawatan maksimal Rp. 20 juta

Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan

kebutuhan medisnya.

Darat : Rp750.000 Laut : Rp1.000.000 Udara : Rp2.000.000

Darat : Rp1.000.000 Laut : Rp1.500.000 Udara : Rp2.500.000

Rp 2.000.000 Rp 3.000.000

(7)

PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM

PROGRAM JKK

Tidak ada kadaluwarsa klaim

Kadaluarsa klaim 2 tahun terhitung sejak tanggal kecelakaan

(setelah 30 Juni 2015) dan tanggal lapor JKK tahap I ke BPJS

TK

Ditanggung biaya pengobatan dan perawatan pada Jasa tabib/sinshe/tradisional, yang telah mendapat izin resmi dari

instansi yang berwenang.

Pelayanan dukun patah tulang atau pengobatan alternatif tidak

ditanggung

Tidak ada manfaat beasiswa

Kasus JKK yang mengakibatkan Tenaga kerja mengalami Cacat Total Tetap atau Meninggal Dunia mendapat

manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12 juta

PP No 14 th 1993

dan turunannya

PP No 44 th 2015

(8)

PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM

PROGRAM JKK

Tidak ada Pelayanan Return to work

Tidak ada Promotif dan Preventif

PP No 14 th 1993

dan turunannya

PP No 44 th 2015

Pelayanan Return to work:

Pelatihan kerja

Pelayanan Promotif dan

Preventif

(9)

Pengembangan Skema saat ini (PP 44 thn 2015)

Promotif, Preventif, Kompensasi, Perawatan, Rehabilitasi, Beasiswa untuk Anak Peserta +

dan “return to work”

Skema JKK lama (PP 14 thn 1993)

Treatment Rehabilitation Orthotics &

Prosthetics

Modification Vocational Training

Job Placement

Jaminan Kecelakaan Kerja RTW (Sesuai PP 44 Tahun 2015)

Skema JKK Baru dengan Rate Iuran sama dengan Program UU 3/1992 (PP 14 thn 1993)

(10)

Manfaat JKK - RTW

Kecelakaan Kerja

Case Manager

Perawatan Medis di RSTC Perusahaan

Rehabilitasi

Fisik & Mental Pelatihan Kerja Prothesis dan Orthosis

Kembali Bekerja GOLDEN HOUR

(11)

JAMINAN KEMATIAN

PROGRAM

(12)

PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM

PROGRAM JKM

Manfaat perlindungan meninggal dunia pada kepesertaan Aktif dan perlindungan 6 (enam) bulan

Manfaat perlindungan meninggal dunia pada

kepesertaan Aktif

Santunan kematian Rp 14.200.000,- Santunan berkala Rp 4.800.000,- Biaya Pemakaman Rp 2.000.000,-

Santunan kematian Rp 16.200.000,- Santunan berkala Rp 4.800.000,- Biaya Pemakaman Rp 3.000.000,-

Tidak ada manfaat beasiswa

Meninggal dunia pada kepesertaan aktif dan memenuhi masa iur minimal selama 5 tahun / 60 bulan mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12

Juta

PP No 14 th 1993

dan turunannya

PP No 44 th 2015

(13)

PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM

IURAN PROGRAM

TIDAK ADA PERUBAHAN IURAN TERHADAP PROGRAM JKK, JK, JHT

Iuran JKK dibayar Pemberi Kerja

• Risiko sangat rendah : 0,24%

• Risiko Rendah : 0,54%

• Risiko sedang : 0,89%

• Risiko tinggi : 1,27%

• Risiko sangat tinggi : 1,74%

• Pengelompokan risiko dievaluasi setiap 2 tahun

Iuran JKM dibayar Pemberi Kerja

Peserta Penerima Upah yang bekerja Selain Penyelenggara Negara

Iuran JKK

• Didasarkan nilai nominal tertentu

Iuran JKM

• Rp 6.800,- setiap bulan

Iuran JHT bagi peserta penerima upah yang bekerja selain

penyelenggara negara

• Total 5,7%

• 2 % oleh peserta

• 3,7 % oleh pemberi kerja

• Evaluasi berkala paling lama 3 (tiga) tahun Iuran JHT bagi peserta bukan penerima upah

• Berdasarkan nominal

Iuran JHT

(14)

JAMINAN PENSIUN

PROGRAM

(15)

Tujuan

Pembayaran manfaat

Besar manfaat

Mekanisme penyelenggaraan

Risiko harapan hidup yang semakin panjang

Bentuk Program

JHT Jaminan Pensiun

Tabungan dari bagian pendapatan selama aktif bekerja yang disisihkan untuk bekal memasuki hari tua

Mengganti pendapatan bulanan untuk memastikan kehidupan dasar yang layak saat memasuki hari tua

Sekaligus / lump sum

Akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan

Tabungan wajib

Ditanggung sendiri secara individual oleh peserta Tabungan/provident fund

Bulanan

Dihitung dengan formula tertentu berdasarkan masa iur, upah selama masa iur, dan faktor manfaat (faktor akrual)

Asuransi sosial

Ditanggung bersama secara kolektif (pooling of risks) oleh peserta

Manfaat pasti

(16)

MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN

SKEMA MANFAAT PASTI (PP 45 tahun 2015)

Masa iur program Jaminan Pensiun minimal selama 15 tahun

Manfaat minimum Rp 300 ribu

(disesuaikan kenaikannya setiap tahun)

Manfaat maksimum Rp 3,6 juta

(disesuaikan kenaikannya setiap tahun)

Formula manfaat = 1% x masa iur (dibagi 12 bulan) x rata-rata upah tertimbang

1 MANFAAT BERKALA

(17)

MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN

Masa iur program Jaminan Pensiun kurang dari 15 tahun Formula manfaat = Akumulasi iuran + Hasil Pengembangan

2 MANFAAT

SEKALIGUS

(18)

MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN

MANFAAT PENSIUN

HARI TUA MANFAAT PENSIUN

CACAT TOTAL TETAP

MANFAAT PENSIUN

JANDA / DUDA MANFAAT PENSIUN ANAK

MANFAAT PENSIUN

ORANG TUA

(19)

MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN

Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT)

Masa iur paling sedikit 15 tahun

hak peserta berakhir bila meninggal dunia..

Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat

pensiun orang tua.

Manfaat Pensiun Cacat (MPC)

Menderita cacat total tetap;

membayar iuran dengan density rate 80% dan kejadian cacat minimal 1 bulan sejak menjadi peserta

Hak pensiun berakhir bila meninggal atau bekerja kembali.

Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat pensiun orang tua.

(20)

MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN

Manfaat Pensiun Janda atau Duda

(MPJD)

membayar iuran dengan density rate 80% dan minimal 1 tahun kepesertaan

Manfaat 50% x Formula

hak pensiun berakhir bila janda/duda meninggal atau

menikah kembali.

manfaat tersebut dapat diturunkan menjadi manfaat

pensiun anak.

Manfaat Pensiun Anak (MPA)

Peserta meninggal sebelum usia pensiun dan tidak mempunyai istri/suami

Peserta meninggal setelah MPHT / MPC / dan tidak punya istri/suami

Janda atau duda peserta menikah lagi atau meninggal dunia

Manfaat 50% x Formula

hak pensiun berakhir saat mencapai usia 23 tahun, bekerja atau menikah atau meninggal dunia.

manfaat selanjutnya dapat diturunkan kepada anak

(21)

MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN

Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT)

Penerima orangtua dalam hal peserta meninggal dan tidak mempunyai istri/suami

dan anak

Manfaat 20% x Formula

Manfaat pensiun orangtua berakhir pada saat ayah atau ibu penerima manfaat

meninggal dunia.

(22)

Peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun.

Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dengan ketentuan memenuhi atau tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun.

Peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia, bilamana:

• Kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi setelah peserta terdaftar dalam Program Jaminan Pensiun kurang dari 1 (satu) bulan.

MANFAAT PROGRAM

JAMINAN PENSIUN

(23)

1,00% 2,00% 3,00%

(24)

Terima Kasih

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba

(25)

PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT BULANAN

Kasus 1 – Manfaat Bulanan

Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun

(26)

Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

45 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

46 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872

47 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047

48 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021

49 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286

50 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653

51 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604

52 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219

53 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607

54 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520

55 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877

56 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760

57 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 58 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 59 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825

UPAH

Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun) pada Agustus 2030, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sebagai berikut:

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan

(27)

Upah Tertimbang

A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan).

Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing- masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.

Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T)

Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x ... x (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029)

Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah:

Indeks Inflasi(2028) = (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030)

= (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%

Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah:

Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028)

= 11.880.000 x 109,73% = 13.035.404

(28)

Manfaat Bulanan

A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan).

Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing- masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 1% x (180 / 12) x 10.106.872

= 15% x 10.106.872

= Rp.1.516.031

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

= 1.516.031 x (1 + 4,75%) = 1.516.031 x 1,0475

(29)

PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN

Kasus 2

Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur

sedikitnya 15 tahun

(30)

Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 9.704.161

41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 10.278.551

42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 10.818.037

43 2018 6,25% 265,91% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 11.274.605

44 2019 6,00% 250,27% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 11.912.790

45 2020 5,75% 236,10% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 12.513.435

46 2021 5,50% 223,26% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 13.127.972

47 2022 5,25% 211,63% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 13.882.628

48 2023 5,00% 201,07% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 14.577.523

49 2024 4,75% 191,49% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 15.319.565

50 2025 4,75% 182,81% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 16.197.058

51 2026 4,75% 174,52% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 17.033.277

52 2027 4,75% 166,61% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 17.893.637 53 2028 4,75% 159,05% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 18.895.429

UPAH

Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada akhir Desember 2030 di usia 55 tahun.

B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut:

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan

(31)

Manfaat Bulanan

Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan pada tahun 2038 dengan perhitungan

sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 1% x (186 / 12) x 14.789.521

= 15,50% x 14.789.521

= Rp.2.292.376

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2039 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

= 2.292.376 x (1 + 4,75%) = 2.292.376 x 1,0475

= Rp.2.401.264

(32)

PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT LUMPSUM

Kasus 3 – Manfaat Lumpsum

Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun

(33)

Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun, sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95 bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut adalah riwayat upah dan iuran peserta C:

Usia Tahun Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan

50 2015 7.000.000 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802

51 2016 7.400.000 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081

52 2017 7.800.000 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184

53 2018 8.250.000 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344

54 2019 8.700.000 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183

55 2020 9.200.000 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354

56 2021 9.700.000 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356

57 2022 10.250.000 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420

58 2023 10.800.000 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769

UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN

C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan

= 13.853.100 + 4.197.493

= Rp.18.050.593

(34)

PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN

Kasus 4 – Manfaat Bulanan

Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun

(35)

Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872

27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047

28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021

29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286

30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653

31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604

32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219

33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607

34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520

35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877

36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760

37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

UPAH

(36)

Manfaat Bulanan

A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 1% x (181 / 12) x 10.130.370

= 15,08% x 10.130.370

= Rp.1.527.998

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

= 1.527.998 x (1 + 4,75%) = 1.527.998 x 1,0475

(37)

PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN

Kasus 5 – Manfaat Bulanan

Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan

density rate lebih dari 80%

(38)

Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total pada Maret 2016.

B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

34 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

35 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

35 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

35 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

35 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

35 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

35 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

UPAH

(39)

Manfaat Bulanan

B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000

= 15,00% x 5.250.000

= Rp.787.500

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

= 787.500 x (1 + 6,75%) = 787.500 x 1,0675

(40)

PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT LUMPSUM

Kasus 6 – Manfaat Lumpsum

Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan

density rate kurang dari 80%

(41)

Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total pada Mei 2016. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 34 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 10.969 35 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 9.781 35 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 8.630 35 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 7.442 35 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 6.292 35 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 5.128 35 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 4.016

UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN

Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan

= 1.050.000 + 52.259

(42)

PESERTA MENINGGAL DUNIA –

MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA

Kasus 7 – Manfaat Bulanan

Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal

dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun

(43)

Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872

27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047

28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021

29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286

30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653

31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604

32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219

33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607

34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520

35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877

36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760

37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

UPAH

(44)

Manfaat Bulanan

A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan

meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370

= 7,54% x 10.130.370

= Rp.763.999

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475

(45)

PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK

Kasus 8 – Manfaat Bulanan

Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dan

tidak memiliki janda dengan masa iur sedikitnya 15 tahun

(46)

Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872

27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047

28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021

29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286

30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653

31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604

32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219

33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607

34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520

35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877

36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760

37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825

UPAH

(47)

Manfaat Bulanan

A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum

bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370

= 7,54% x 10.130.370

= Rp.763.999

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475

= Rp.800.289

(48)

PESERTA MENINGGAL DUNIA –

MANFAAT BULANAN ORANGTUA

Kasus 9 – Manfaat Bulanan

Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal

dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun

(49)

Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872

27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047

28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021

29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286

30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653

31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604

32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219

33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607

34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520

35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877

36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760

37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

UPAH

(50)

Manfaat Bulanan

A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370

= 3,02% x 10.130.370 = 305.600

Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima manfaat bulanan sebesar Rp.710.000.

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

(51)

PESERTA MENINGGAL DUNIA –

MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA

Kasus 10 – Manfaat Bulanan

Janda menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia

dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%

(52)

Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

UPAH

(53)

Manfaat Bulanan

B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286

= 7,50% x 5.219.286

= Rp.391.446

(54)

PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK

Kasus 11 – Manfaat Bulanan

Anak menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia

tanpa janda dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih

dari 80%

(55)

Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

UPAH

(56)

Manfaat Bulanan

B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286

= 7,50% x 5.219.286

= Rp.391.446

(57)

PESERTA MENINGGAL DUNIA –

MANFAAT BULANAN ORANGTUA

Kasus 12 – Manfaat Bulanan

Orangtya menerima manfaat pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal

dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari

80%

(58)

Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000

38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

UPAH

(59)

Manfaat Bulanan

B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15

tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur

= 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286

= 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579

Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.

(60)

PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT LUMPSUM

Kasus 13 – Manfaat Lumpsum

Peserta meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan

density rate kurang dari 80%

(61)

Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan

Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78% (14/18).

Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan

= 2.139.600 + 176.078

= Rp.2.315.678

Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 37 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 20.135 38 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 18.879 38 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 17.663 38 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 16.407 38 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 15.192 38 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 13.979 38 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 12.859

38 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Maret 2016 11.812

38 April 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 April 2016 10.692

38 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Mei 2016 9.608

38 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juni 2016 8.488

38 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juli 2016 7.404

39 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 Agustus 2016 7.114 39 September 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 September 2016 5.846

UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN

Referensi

Dokumen terkait

The alloc class method dynamically allocates memory, sets the isa variable to a pointer to the class's class object, sets all other variables to 0, and then returns the new

* Cairan sendi biasanya bertambah akibat OA yang kambuh, tetapi juga bisa didapatkan pada kerusakan sendi yang kronis.. * Biasanya sendi terasa nyeri

Berdasarkan uji sensoris yang dilakukan ternyata susu kedelai yang terbuat dari perbandingan kedelai dengan wijen sangrai giling, 60% : 40% tidak layak disebut sebagai susu

Pernyataan ini diperoleh berdasarkan penilaian kuesioner yang dilakukan oleh siswa dimana responden menyatakan bahwa materi yang diunduh serta pengumpulan tugas membantu dalam

Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara tanggal 5 Januari 2009 dengan guru kelas IV B dan guru agama Islam kelas empat sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Petompon

Proses pengolahan geluring meliputi perendaman dengan asam, pembuatan bubur dan pengeringan lembaran dengan melibatkan panas diperkirakan dapat memengaruhi kandungan

Model 1 : Model Probit untuk partisipasi sekolah anak berusia 13-15 tahun, bernilai 1 jika pada saat pencacahan anak kelompok umur tersebut sedang dalam status bersekolah SMP

42 No Peneliti Judul Penelitian Variabel yang digunakan Hasil 5 Iramani (2007) Analisis Struktur Kepemilikan dan Rasio Industri Relatif Sebagai Prediktor Model