Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan
Ahmad Edi Komaruddin
Kepala Bidang Pemasaran PU
Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba
Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226
F (021) 2301968
PERUBAHAN REGULASI
Program BPJS Ketenagakerjaan
JAMINAN HARI TUA (JHT)
PROGRAM
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JHT
Mencapai usia Pensiun 55 tahun
Mencapai usia Pensiun 56 tahun
Menjadi PNS , TNI / Polri
Tenaga kerja yang menjadi PNS, TNI/ Polri tidak bisa mengajukan
klaim
Kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu 1
bulan.
Minimal kepesertaan 10 tahun dapat mengambil JHT sebagian:
1. Pengambilan JHT maksimal 10%
untuk persiapan hari tua; atau 2. Pengambilan JHT maksimal 30%
untuk membantu biaya perumahan.
PP No 14 th 1993
dan turunannya PP No 46 th 2015
JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) JAMINAN KEMATIAN (JKM)
PROGRAM
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKK
PP No 14 th 1993
dan turunannya
PP No 44 th 2015
Biaya obat dan perawatan maksimal Rp. 20 juta
Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan
kebutuhan medisnya.
Darat : Rp750.000 Laut : Rp1.000.000 Udara : Rp2.000.000
Darat : Rp1.000.000 Laut : Rp1.500.000 Udara : Rp2.500.000
Rp 2.000.000 Rp 3.000.000
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKK
Tidak ada kadaluwarsa klaim
Kadaluarsa klaim 2 tahun terhitung sejak tanggal kecelakaan
(setelah 30 Juni 2015) dan tanggal lapor JKK tahap I ke BPJS
TK
Ditanggung biaya pengobatan dan perawatan pada Jasa tabib/sinshe/tradisional, yang telah mendapat izin resmi dari
instansi yang berwenang.
Pelayanan dukun patah tulang atau pengobatan alternatif tidak
ditanggung
Tidak ada manfaat beasiswa
Kasus JKK yang mengakibatkan Tenaga kerja mengalami Cacat Total Tetap atau Meninggal Dunia mendapat
manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12 juta
PP No 14 th 1993
dan turunannya
PP No 44 th 2015
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKK
Tidak ada Pelayanan Return to work
Tidak ada Promotif dan Preventif
PP No 14 th 1993
dan turunannya
PP No 44 th 2015
Pelayanan Return to work:
Pelatihan kerja
Pelayanan Promotif dan
Preventif
Pengembangan Skema saat ini (PP 44 thn 2015)
Promotif, Preventif, Kompensasi, Perawatan, Rehabilitasi, Beasiswa untuk Anak Peserta +
dan “return to work”
Skema JKK lama (PP 14 thn 1993)
Treatment Rehabilitation Orthotics &
Prosthetics
Modification Vocational Training
Job Placement
Jaminan Kecelakaan Kerja RTW (Sesuai PP 44 Tahun 2015)
Skema JKK Baru dengan Rate Iuran sama dengan Program UU 3/1992 (PP 14 thn 1993)
Manfaat JKK - RTW
Kecelakaan Kerja
Case Manager
Perawatan Medis di RSTC Perusahaan
Rehabilitasi
Fisik & Mental Pelatihan Kerja Prothesis dan Orthosis
Kembali Bekerja GOLDEN HOUR
JAMINAN KEMATIAN
PROGRAM
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKM
Manfaat perlindungan meninggal dunia pada kepesertaan Aktif dan perlindungan 6 (enam) bulan
Manfaat perlindungan meninggal dunia pada
kepesertaan Aktif
Santunan kematian Rp 14.200.000,- Santunan berkala Rp 4.800.000,- Biaya Pemakaman Rp 2.000.000,-
Santunan kematian Rp 16.200.000,- Santunan berkala Rp 4.800.000,- Biaya Pemakaman Rp 3.000.000,-
Tidak ada manfaat beasiswa
Meninggal dunia pada kepesertaan aktif dan memenuhi masa iur minimal selama 5 tahun / 60 bulan mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12
Juta
PP No 14 th 1993
dan turunannya
PP No 44 th 2015
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
IURAN PROGRAM
TIDAK ADA PERUBAHAN IURAN TERHADAP PROGRAM JKK, JK, JHT
Iuran JKK dibayar Pemberi Kerja
• Risiko sangat rendah : 0,24%
• Risiko Rendah : 0,54%
• Risiko sedang : 0,89%
• Risiko tinggi : 1,27%
• Risiko sangat tinggi : 1,74%
• Pengelompokan risiko dievaluasi setiap 2 tahun
Iuran JKM dibayar Pemberi Kerja
Peserta Penerima Upah yang bekerja Selain Penyelenggara Negara
Iuran JKK
• Didasarkan nilai nominal tertentu
Iuran JKM
• Rp 6.800,- setiap bulan
Iuran JHT bagi peserta penerima upah yang bekerja selain
penyelenggara negara
• Total 5,7%
• 2 % oleh peserta
• 3,7 % oleh pemberi kerja
• Evaluasi berkala paling lama 3 (tiga) tahun Iuran JHT bagi peserta bukan penerima upah
• Berdasarkan nominal
Iuran JHT
JAMINAN PENSIUN
PROGRAM
Tujuan
Pembayaran manfaat
Besar manfaat
Mekanisme penyelenggaraan
Risiko harapan hidup yang semakin panjang
Bentuk Program
JHT Jaminan Pensiun
Tabungan dari bagian pendapatan selama aktif bekerja yang disisihkan untuk bekal memasuki hari tua
Mengganti pendapatan bulanan untuk memastikan kehidupan dasar yang layak saat memasuki hari tua
Sekaligus / lump sum
Akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan
Tabungan wajib
Ditanggung sendiri secara individual oleh peserta Tabungan/provident fund
Bulanan
Dihitung dengan formula tertentu berdasarkan masa iur, upah selama masa iur, dan faktor manfaat (faktor akrual)
Asuransi sosial
Ditanggung bersama secara kolektif (pooling of risks) oleh peserta
Manfaat pasti
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
SKEMA MANFAAT PASTI (PP 45 tahun 2015)
Masa iur program Jaminan Pensiun minimal selama 15 tahun
Manfaat minimum Rp 300 ribu
(disesuaikan kenaikannya setiap tahun) Manfaat maksimum Rp 3,6 juta
(disesuaikan kenaikannya setiap tahun)Formula manfaat = 1% x masa iur (dibagi 12 bulan) x rata-rata upah tertimbang
1 MANFAAT BERKALA
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Masa iur program Jaminan Pensiun kurang dari 15 tahun Formula manfaat = Akumulasi iuran + Hasil Pengembangan
2 MANFAAT
SEKALIGUS
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
MANFAAT PENSIUN
HARI TUA MANFAAT PENSIUN
CACAT TOTAL TETAP
MANFAAT PENSIUN
JANDA / DUDA MANFAAT PENSIUN ANAK
MANFAAT PENSIUN
ORANG TUA
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT)
Masa iur paling sedikit 15 tahun
hak peserta berakhir bila meninggal dunia..
Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat
pensiun orang tua.
Manfaat Pensiun Cacat (MPC)
Menderita cacat total tetap;
membayar iuran dengan density rate 80% dan kejadian cacat minimal 1 bulan sejak menjadi peserta
Hak pensiun berakhir bila meninggal atau bekerja kembali.
Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat pensiun orang tua.
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Manfaat Pensiun Janda atau Duda
(MPJD)
membayar iuran dengan density rate 80% dan minimal 1 tahun kepesertaan
Manfaat 50% x Formula
hak pensiun berakhir bila janda/duda meninggal atau
menikah kembali.
manfaat tersebut dapat diturunkan menjadi manfaat
pensiun anak.
Manfaat Pensiun Anak (MPA)
Peserta meninggal sebelum usia pensiun dan tidak mempunyai istri/suami
Peserta meninggal setelah MPHT / MPC / dan tidak punya istri/suami
Janda atau duda peserta menikah lagi atau meninggal dunia
Manfaat 50% x Formula
hak pensiun berakhir saat mencapai usia 23 tahun, bekerja atau menikah atau meninggal dunia.
manfaat selanjutnya dapat diturunkan kepada anak
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT)
Penerima orangtua dalam hal peserta meninggal dan tidak mempunyai istri/suami
dan anak
Manfaat 20% x Formula
Manfaat pensiun orangtua berakhir pada saat ayah atau ibu penerima manfaat
meninggal dunia.
Peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun.
Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dengan ketentuan memenuhi atau tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun.
Peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia, bilamana:
• Kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi setelah peserta terdaftar dalam Program Jaminan Pensiun kurang dari 1 (satu) bulan.
MANFAAT PROGRAM
JAMINAN PENSIUN
1,00% 2,00% 3,00%
Terima Kasih
Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba
PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT BULANAN
Kasus 1 – Manfaat Bulanan
Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
45 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
46 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
47 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
48 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
49 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
50 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
51 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
52 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
53 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
54 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
55 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
56 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
57 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 58 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 59 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
UPAH
Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun) pada Agustus 2030, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sebagai berikut:
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Upah Tertimbang
A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan).
Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing- masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T)
Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x ... x (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029)
Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah:
Indeks Inflasi(2028) = (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030)
= (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%
Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah:
Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028)
= 11.880.000 x 109,73% = 13.035.404
Manfaat Bulanan
A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan).
Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing- masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (180 / 12) x 10.106.872
= 15% x 10.106.872
= Rp.1.516.031
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
= 1.516.031 x (1 + 4,75%) = 1.516.031 x 1,0475
PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN
Kasus 2
Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur
sedikitnya 15 tahun
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 9.704.161
41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 10.278.551
42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 10.818.037
43 2018 6,25% 265,91% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 11.274.605
44 2019 6,00% 250,27% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 11.912.790
45 2020 5,75% 236,10% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 12.513.435
46 2021 5,50% 223,26% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 13.127.972
47 2022 5,25% 211,63% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 13.882.628
48 2023 5,00% 201,07% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 14.577.523
49 2024 4,75% 191,49% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 15.319.565
50 2025 4,75% 182,81% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 16.197.058
51 2026 4,75% 174,52% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 17.033.277
52 2027 4,75% 166,61% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 17.893.637 53 2028 4,75% 159,05% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 18.895.429
UPAH
Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada akhir Desember 2030 di usia 55 tahun.
B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut:
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
Manfaat Bulanan
Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan pada tahun 2038 dengan perhitungan
sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (186 / 12) x 14.789.521
= 15,50% x 14.789.521
= Rp.2.292.376
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2039 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
= 2.292.376 x (1 + 4,75%) = 2.292.376 x 1,0475
= Rp.2.401.264
PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT LUMPSUM
Kasus 3 – Manfaat Lumpsum
Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun
Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun, sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95 bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut adalah riwayat upah dan iuran peserta C:
Usia Tahun Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan
50 2015 7.000.000 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802
51 2016 7.400.000 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081
52 2017 7.800.000 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184
53 2018 8.250.000 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344
54 2019 8.700.000 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183
55 2020 9.200.000 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354
56 2021 9.700.000 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356
57 2022 10.250.000 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420
58 2023 10.800.000 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:
Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
= 13.853.100 + 4.197.493
= Rp.18.050.593
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN
Kasus 4 – Manfaat Bulanan
Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
UPAH
Manfaat Bulanan
A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 15,08% x 10.130.370
= Rp.1.527.998
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
= 1.527.998 x (1 + 4,75%) = 1.527.998 x 1,0475
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN
Kasus 5 – Manfaat Bulanan
Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan
density rate lebih dari 80%
Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total pada Maret 2016.
B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
34 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
35 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
UPAH
Manfaat Bulanan
B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000
= 15,00% x 5.250.000
= Rp.787.500
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
= 787.500 x (1 + 6,75%) = 787.500 x 1,0675
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT LUMPSUM
Kasus 6 – Manfaat Lumpsum
Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan
density rate kurang dari 80%
Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total pada Mei 2016. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 34 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 10.969 35 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 9.781 35 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 8.630 35 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 7.442 35 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 6.292 35 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 5.128 35 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 4.016
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:
Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
= 1.050.000 + 52.259
PESERTA MENINGGAL DUNIA –
MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
Kasus 7 – Manfaat Bulanan
Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal
dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
UPAH
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan
meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK
Kasus 8 – Manfaat Bulanan
Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dan
tidak memiliki janda dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
UPAH
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum
bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475
= Rp.800.289
PESERTA MENINGGAL DUNIA –
MANFAAT BULANAN ORANGTUA
Kasus 9 – Manfaat Bulanan
Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal
dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
UPAH
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 3,02% x 10.130.370 = 305.600
Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima manfaat bulanan sebesar Rp.710.000.
MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
PESERTA MENINGGAL DUNIA –
MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
Kasus 10 – Manfaat Bulanan
Janda menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia
dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
UPAH
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK
Kasus 11 – Manfaat Bulanan
Anak menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia
tanpa janda dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih
dari 80%
Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
UPAH
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446
PESERTA MENINGGAL DUNIA –
MANFAAT BULANAN ORANGTUA
Kasus 12 – Manfaat Bulanan
Orangtya menerima manfaat pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal
dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari
80%
Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
UPAH
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15
tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579
Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT LUMPSUM
Kasus 13 – Manfaat Lumpsum
Peserta meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan
density rate kurang dari 80%
Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan
Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78% (14/18).
Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar:
Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
= 2.139.600 + 176.078
= Rp.2.315.678
Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 37 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 20.135 38 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 18.879 38 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 17.663 38 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 16.407 38 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 15.192 38 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 13.979 38 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 12.859
38 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Maret 2016 11.812
38 April 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 April 2016 10.692
38 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Mei 2016 9.608
38 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juni 2016 8.488
38 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juli 2016 7.404
39 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 Agustus 2016 7.114 39 September 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 September 2016 5.846
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN