BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kerangka Pemikiran
Penyembuhan luka adalah suatu proses upaya perbaikan jaringan. Proses penyembuhan luka dapat kita kelompokkan dalam 3 fase; fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling. Berbagai peristiwa setelah terjadinya luka berperan sangat penting dalam mengawali mekanisme pertahanan dan menyebarkan kandungan bahan-bahan dalam darah sel-sel darah dan substansi bioaktif ke daerah luka. Perlakuan jaringan dalam penanganan luka secara baik akan memberikan hasil penyembuhan yang baik. Produk akhir dari penyembuhan luka adalah parut, parut yang baik akan terlihat lebih kecil, halus dan tidak kentara. Selain perlakuan jaringan luka, faktor lain juga sangat berpengaruh pada penyembuhan luka seperti ras, genetik, lokasi luka, berbagai hal yang menyebabkan penyembuhan luka menjadi lama.
Kolagen mikromolekul utama jaringan penyambung,merupakan protein yang paling banyak dalam tubuh manusia
1
1,2
. Sekitar 60-70% dari berat kering kulit terdiri
dari kolagen
3. Sekurangnya sekarang dikenal ada 13 macam tipe kolagen
4. Sifat
kolagen yang paling menentukan adalah tripel heliks yang terdiri dari 3 subunit
polipeptide. Sintesis dan degradasi kolagen dalam tubuh yang sehat diatur untuk
mempertahankan jumlah kolagen yang normal dalam jaringan luka. PO
2yang tinggi
juga dibutuhkan untuk sintesis dan degradasi akan menimbulkan keloid.
1,3,4Gambar 1. Fase fase Penyembuhan Luka
Pada fase inflamasi dipicu oleh 2 macam mediator yaitu; mediator pengendali permiabilitas pembuluh darah dan mediator pengendali pengumpulan sel. Yang termasuk dalam jenis mediator pengendali permiabilitas pembuluh darah, diantaranya; histamin, serotonin dan bradikinin. Histamin berasal dari mastosit dalam jaringan dan sel basofil dari peredaran darah. Serotonin berasal dari trombosit dan bradikinin berasal dari sel netrofil
2,3.
Pengendalian permiabilitas pembuluh darah dalam luka yang oleh
berbagai sebab misalnya rusaknya mikrovaskuler oleh trauma, karena letak luka,
fase inflamasi yang memanjang akibat benda asing atau terjadi angiogenesis kembali
pada luka yang sama dimana histamin akan tetap dihasilkan terus menerus maka
fase inflamasi akan memanjang. Akibatnya yang ditandai oleh luka yang hiperemis
(permiabilitas meningkat) dan gatal-gatal. Keadaan ini akan menyebabkan terjadi
peningkatan PO2 dan sintesis kolagen akan tetap berlansung
2,3,4.
Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa, (Dorland, 1994)
3. Perineum adalah bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm.
2,4Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama.
5,6