i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU
MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Fika Iktafia
115- 13- 072
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU
MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Fika Iktafia
115- 13- 072
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Fika Iktafia
NIM : 115-13-072
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 14 September 2017
vii
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja leras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(Q.S Al-Insyirah:6-8)
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tua yang tak pernah kulupakanviii
KATA PENGANTAR
ميحرلاَّهمحرلاَّاللهَّمسب
Dengan nama Allah SWT yang maha Pengasih dan Penyayang, segala puji
syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat.
Dengan limpahan rahmat-Nya penulis telah mampu menyelesaikan penelitian
yang berjudul: “Peningkatan Hasil belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Perkalian Melalui Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Berbantu
Media Kartu Domino Pada Siswa Kelas III MI Bansari Kecamatan Bansari
Kabupaten Temanggung Tahun 2017” dengan lancar.
Penyusun skripsi ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna
memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
IAIN Salatiga. Terselasainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih
payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu, oleh
karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada
ix
4. Bapak Rasimin S.Pdi., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang
senantiasa memberi semangat dan bimbingannya pada penulis.
5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi, memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk
membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan yang
baik dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Shofi Baroroh, S.Ag selaku Kepala MI Bansari Kecamatan Bansari
Kabupaten Temanggung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.
8. Ibu Siti Zulaikah, S.Pd. I selaku wali kelas IIIA MI Bansari yang berkenan
menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah berkenan
untuk menjadi subjek penelitian.
9. Kedua orang tua, yang selalu memberikan dukungan moral dan spiritual.
10. Keluarga besar pondok Nurul Asna pulutan Salatiga khususnya Bapak KH.
Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai Hj. Asfiyah yang mendidik dan
membimbing penulis menjadi pribadi yang baik.
11. Keluarga besar Forum Mahasiswa Temanggung Di Salatiga (FORMATAS)
yang telah memberikan banyak pengalaman.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
x
Harapan peneliti semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik saran yang membangun guna perbaikan
sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.
Amin.
Salatiga, 14 September 2017
Penulis
xi ABSTRAK
Iktafia, Fika. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Melalui Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Berbantu Media Kartu Domino Pada Siswa
Kelas III MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten
Temanggung Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Team Games Tournament,
Media Kartu Domino
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran team games tournament berbantu media kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas III MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas III A MI Bansari yang terdiri dari 30 siswa yaitu 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……….
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...
1. Hipotesis Tindakan...
xiii
E. Manfaat Penelitian ...
1. Manfaat Teoritis...
2. Manfaat Praktis... .
F. Definisi Operasional ...
1. Hasil Belajar ... …
2. Model pembelajaran TG...
3. Media Kartu Domino ...
4. Perkalian ...
5. Kriteria Ketuntasan Maksimal...
G. Metode Penelitian ...
1. Rancangan Penelitian ...
2. Subyek Penelitian...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar...
1. Pengertian Hasil Belajar...
2. Macam-macam Hasil Belajar...
26
26
xiv
3. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Belajar...
B. Matematika ………..
1. Pengertian Matematika ...
2. Tujuan Pembelajaran Matematika ...
3. Teori Belajar Matematika ...
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika MI ...
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika
Pelajaran Matematika Kelas III Semester I ...
C. Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ...
1. pengertian TGT ...
2. karakteristik TGT ...
3. Tujuan TGT...
4. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran TGT...
5. Langkah-Langkah Pembelajaran TGT ...
6. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran TGT...
D. Media Permainan Kartu Domino...
1. Media...
2. Permainan Kartu Domino ... 30
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Bansari ...
1. Letak Geografis MI Bansari ... 56
xv
2. Sejarah Singkat MI Bansari dan Perkembangan ...
3. Visi Misi dan Tujuan MI ...
4. Kurikulum MI Bansari ...
B. Subyek Penelitian ...
C. Dekripsi Pelaksanaan Siklus ...
1. Pra Siklus ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitia ...
xvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...
B. Saran ... 92
92
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Siswa Kelas III A... 15
Tabel 1.2 Lembar Observasi Terhadap Siswa ... 19
Tabel 1. 3 Lembar Observasi Terhadap Guru... 20
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 38
Tabel 3.1 Stuktur Kurikum MI Bansari... 62
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa ... 64
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 69
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I………... 71
Tabel 3.5 Nilai Evaluasi Siklus I ………... 71
Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 77
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 79
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II ……… .. 79
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 84
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ………... 85
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II ……….... 86
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 96
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II... 103
Lampiran 3 Dokumentasi ... 112
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 114
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 115
Lampiran 6 Jawaban Soal Siklus I ... 116
Lampiran 7 Jawaban Soal Siklus II ... 117
Lampiran 8 Nilai Ulangan Harian matematika Kelas III... 118
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I ... 119
Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II ... 120
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 121
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 124
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 127
Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 129
Lampiran 15 Lembar Kosultasi ... 133
Lampiran 16 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi ... 134
Lampiran 17 Surat Pengantar Lembaga ... 135
Lampiran 18 Keterangan Peneliti ... 136
xx
1 BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahMatematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa simbol ilmu
dekduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola
keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, melalui unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, dengan aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000),
yaitu memiliki objek tujuan absrak, bertumpukpada kesempatan dan pola
pikir yang deduktif (Heruman, 2010:1).
Salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pembelajaran
matematika adalah menguasai teori belajar matematika. Teori yang dikuasai
para tenaga didik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih
strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, tujuan
pembelajaran dan pendekatan serta dapat melihat kesiapan dan kemampuan
siswa untuk belajar. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar
matematika, maka pembelajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
Sebagian anak menganggap bahwa matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang sangat menakutkan. Matematika sangat lekat sekali dengan
sosok guru yang otoriter dan selalu membawa tongkat rotan yang setia
2
menyajikan banyak rumus menjadi rumusan masalah baru yang
dihadapi oleh para siswa. Padahal sebenarnya matematika dapat lebih
disederhanakan cara mempelajarinya karena sangatlah lekat dengan
kehidupan siswa sehari-hari.
Konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat
konkrit. Karenanya pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap.
Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkrit. Lalu diarahkan
pada tahapan semi konkrit, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan
memahami matematika secara abstrak (Rostina, 2015:3).
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa. Pada proses belajar mengajar prestasi merupakan
bagian penting untuk mengukur pencapaian kompetensi. Hasil belajar
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Siswa memerlukan matematika untuk berhitung, menghitung isi dan
berat suatu benda, mengumpulkan, mengelola, menyajikan, dan menafsirkan
data bahkan diperlukan siswa agar mampu mengikuti pelajaran matematika
lebih lanjut. Mata pelajaran matematika mencangkupbeberapa kompetensi
yang menjadikan siswa dapat memahami dan mengerti tentang konsep dasar,
karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar
3
Masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam matematika
merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum belum
tercapai secara optimal. Bahasan yang sering dianggap sulit oleh siswa
madrasah Ibtidaiyah adalah perkalian. Perkalian adalah materi yang saling
berpasangan. Materi tersebut materi esensial yang cukup lama dalam proses
penanamannya. Bahkan kalau sudah disajikan dalam bentuk soal cerita
seringkali siswa merasa kesulitan. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa harus terus dilakukan. Upaya tersebut
diperlukan motivasi belajar yang tinggi. Upaya dalam menumbuhkan
semangat pada siswa khususnya pelajaran matematika dengan memilih model
pembelajaran yang tepatsesuai materi yang akan disampaikan. Penerapan
model yang bervariasi dapat mengurangi kejenuhan pada diri siswa dalam
menerima pelajaran.
Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa
bersama-sama menjadi pelaku pelaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran
berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif. Menurut Wragg dalam susanto
(2013 : 188), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat, seperti
fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasa dengan sesama
4
Proses pembelajaran akan lebih mudah tercapai tujuannya apabila
seorang guru mampu menggunakan model dan media pembelajaran dengan
baik. Terutama untuk siswa di SD/MI yang sudah merasa bosan dengan
kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam
menciptakan model dan media baru yang dapat digunakan untuk
mempermudah siswa dalam menerima materi yang akan diajarkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas MI Bansari kelas III
bahwa hasil matematika masih rendah dibanding dengan mata pelajaran
lainnya. Rendahnya hasil belajar ditandai dengan banyaknya siswa yang
belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru pengampu
pelajaran matematika bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI
Bansari diantaranya, sebagai siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam
menerima materi pelajaran matematika khususnya perkalian. hal ini terlihat
dalam sifat siswa ketika mengikuti pembelajaran. saat guru menyampaikan
materi, aktivitas siswa banyak terlihat mengobrol dan bercanda dengan
temannya. Ada juga yang terlihat bosan dan melamun, bahkan ada yang asyik
bermain sendiri. ketika siswa diberi soal latihan, kebanyakan siswa masih
bingung dalam memecahkan masalah yang diberikan kalau soal tersebut tidak
sama persis dengan contoh yang diberikan gurunya. Diduga karena mereka
belum memahami konsep yang diajarkan.
Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan media sangat
5
media dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton
sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran.
Begitu juga dengan pelajaran matematika, penggunaan media yang
tidak sesuai akan menghambat pelajaran dan tujuan yang akan dicapai.
Kurang tepatnya pemilihan media mengajar oleh guru akan mempengaruhi
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pembelajaran matematika yang sering
kali disajikan dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan
memberikan rumus dan menuntut siswa untuk menghafalkannya,
mengakibatkan siswa menjadi pasif dan merasa jenuh dalam mengikuti
pelajaran sehingga siswa kurang termotivasi, kurang aktif dan hasil belajar
peserta didik menjadi rendah. Begitu juga yang dialami oleh siswa kelas III
MI Bansari.
Guru setidaknya mampu membaca latar belakang, kondisi dan segala
yang berkaitan dengan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Oleh karena
itu, peneliti mencoba mencari kesulitan dalam pembelajaran tersebut
khususnya pada mata pelajaran matematika dan menganalisa serta berupaya
mencari media yang sesuai dengan materi dan latar belakang siswa.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan suatu
kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa, keaktifan siswa, serta mengunggah
minat siswa dalam belajar matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil
6
media yang bervariasi. Media yang sangat memungkinkan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa adalah media katu domino.
Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai
diskripsi suatu hal sehingga siswa menemukan pola-pola mengenai hal
tersebut. Media kartu domino menuntut siswa untuk menganalisis dan
menemukan sendiri, sehingga siswa akan lebih aktif. Hasil dari aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran merupakan pengalaman yang tidak akan mudah
untuk terlupakan serta dapat menggugah motivasi yang akan meningkatkan
hasil belajar siswa.
Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa di atas,
peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurang efektifnya strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya siswa merasa kesulitan
dalam mengikuti pelajaran matematika sehingga timbullah rasa jenuh ketika
proses pembelajaran berlangsung. oleh karena itu peneliti akan menawarkan
sebuahsolusi dengan strategi pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Dalam pembelajaran
kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
7
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran ( Hamdani, 2010: 30).
Bentuk pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari
guru melainkan turut serta dalam semua proses pembelajaran sehingga
informasi atau pengetahuan yang diperoleh tidak cepat dilupakan. keuntungan
dalam model ini adalah siswa akan mempunyai kemampuan untuk berfikir,
mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain serta
mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya dan membandingkan kepada
temannya. Dengan model seperti ini akan dapat meningkatkan motivasi siswa
sehingga hasil belajarnya dalam pembelajaran matematika meningkat juga.
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajar
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan
siswa belajar dengan kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan
dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari
anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka
anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban
atau sebelum mengajukan pertannyaan tersebut kepada guru (Isjoni, 2011:
83).
Dalam proses pembelajaran, model ini menggunakan turnamen dan
8
matematika di MI Bansari memerlukan pengembangan aktivitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu model dan media yang memungkinkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah media kartu domino. Sehingga dalam penyusunan skripsi
ini peneliti mengambil judul:"Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Hitung Perkalian Melalui Model Pembelajaran Team Games
Tounament (TGT) Berbantu Kartu Domino Pada Siswa Kelas III MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017".
B.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
Apakah model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
berbantu media kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
matematika materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas III MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017?
C.
Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan model
pembelajaran Team Games Tournament (TGT) berbantu media kartu domino
pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian kelas III MI
9
D.
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002:64).
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil hipotesis
tindakan yaitu “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Perkalian Melalui Model Pembelajaran Team Games Tounament
(TGT) Berbantu Kartu Domino Pada Siswa Kelas III MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media kartu domino ini dikatakan berhasil apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Nilai yang diperoleh siswa dapat melebihi KKM yang sudah
ditentukan di sekolah tersebut, yakni ≥ 65 (Depdikbud dalam Trianto,
2009: 241).
b. Mencapai kriteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa,
yakni ≥85% (depdikbud dalam Trianto, 2009: 241).
E.
Manfaat PenelitianDalam setiap usaha penelitian diharapkan dapat berguna dan
memberikan banyak manfaat kepada peneliti, pembaca dan semua yang
10
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan keilmuwan pada
teknik pembelajaran matematika dan media pembelajaran yang terkait
usaha perbaikan kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya serta dapat memberikan masukan dan wawasan kepada guru
dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Menumbuhkan motivasi belajar dengan suasana pembelajaran
yang lebih menyenangkan dan saling berkompetisi secara akademis.
Siswa dalam meningkatkan kemampuan untuk memahami materi
perkalian pada pelajaran matematika tidak hanya mencatat materi
yang disampaikan guru tetapi turut berpartisipasi aktif melalui diskusi
dan kerja kelompok serta permainan dalam turnamen.
b. Bagi Guru
Memberikan arahan dan keterampilan guru untuk mengatasi
kesulitan dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada
materi perkalian dengan menggunakan model TGT berbantu kartu
domino, sehingga siswa akan lebih aktif dan tercipta suatu proses
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan guna membantu
perkembangan siswa secara optimal.
11
Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya
pembelajaran, karena hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar letak bilangan.
d. Bagi Peneliti
Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa strategi dan
langkah-langkah perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode
pembelajaran Team Games Tournamt.
F.
Definisi OperasionalUntuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti
dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan
definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya yaitu kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
juga merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil
dari kegiatan belajar.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
12
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya
guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu bentuk
pembelajaran kooperatif. pada pelaksanan pembelajaran, TGT ini
menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem
skor kemajuan individu. Para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebenarnya setara seperti
mereka. Tim yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan sebuah
penghargaan dari guru (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita, 2009: 170)
3. Media kartu domino
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”.
Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely (1971) menyatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
13
informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud
pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.
Sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/ domino
ini dapat di lakukan oleh 2-4 orang. Setelah kartu pertama dilempat, kartu
berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya
berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili oleh
lingkaran-lingkaran berwarna merah (Sundayana, 2013: 153).
4. Perkalian
Heruman, (2010: 22) mengatakan bahwa pada prinsipnya,
perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu,
kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum pempelajari
perkalian adalah menggunakan penjumlahan.
5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria paling rendah
uuntuk menyatakan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam
menentukan kelulusan peresta didik. Kriteria ketuntasan minimal di
tetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata
14
G.
Metode Penelitian1. Rancangan Penelitian
Rancanagan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) tindakan yang direncanakan dalam penelitian berupa
penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
berbantuan media kartu domino dengan tujuan meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III Mi Bansari, kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu Class Room Action Research
(penelitian dengan tindakan). Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2010:49)
secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan
dalam beberapa siklus.
Penelitian ini menggunakan PTK dengan pertimbangan adanya
permasalahan yang terjadi di kelas III MI Bansari yaitu rendahnya hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini diketahui oleh
peneliti dan hasil diskusi dengan guru kelas III MI Bansari penyebabnya
adalah kurang efektifnya pelaksanaan proses pembelajaran. tujuan dari
pelaksanaan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan
profesional pendidikan dalam menangani proses belajar mengajar
(Arikunto, 2008: 106)
Jadi dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan
15
proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar matematika di kelas
III MI Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.
2. Subyek Penelitian
a. Karakteristik Siswa Sebagai Subjek Penelitian
Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas III
(tiga) yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 14 siswa perempuan dan
16 siswa laki-laki. Kecerdasan siswa tergolong sedang. Tingkat
kemampuan siswa berdasarkan pengamatan adalah 4 siswa di atas
cerdas atau pandai, 8 siswa pandai, 11 siswa berkemampuan cukup
pandai dan 7 siswa kurang pandai.
Tabel 1.1
Data Siswa Kelas III MI Bansari
No Nama NISN Jenis Kelamin
1 Alfa Yusril Birrafa 0087281815 Laki-laki 2 Anggita Nahdhiliana 0098805534 Perempuan 3 Arina Hikmatul Maula 0096816697 Perempuan
4 Dias Dwi Wahyu 0084152405 Laki-laki
5 Elin Novita Sari 0083839589 Perempuan
6 Erna Lailly Nur Al Fain 0092341772 Perempuan
7 fahma 0093531868 Perempuan
8 Farhan Khoiru Nizar 0086052519 Laki-laki
9 Hammy Mujib 0087903842 Laki-laki
10 Hasna Fatimatul Munawaro 0095119615 Perempuan
11 Ilham Maarif 0094883540 Laki-laki
12 Irfan Yusuf 0088267876 Laki-laki
13 khuroh Hilda Mafaza 0076042258 Perempuan
14 Luqman Hakim 0094706526 Laki-laki
16
18 Muhammad Yordan Saputra 0086353979 Laki-laki
19 Meliyana Herdafina 0094224306 Perempuan
20 Nabila Tasya Afrilia 0095035628 Perempuan 21 Naufal Radhitya Haqin 0083236985 Laki-laki 22 Rendra Angga Maulana 0095838146 Laki-laki
23 Rhea Anindya Bilqis 0085577640 Perempuan
24 Rizqi Antikha Ambarwati 0094706203 Perempuan 25 Salwa Fakhriya firdaus 0093704622 Perempuan
26 Silmy Fitry Qoniah 0088884041 Perempuan
27 Tanzi Fadilah Rizki 0081195686 Laki-laki 28 Vannes Yudha Pradipta 0087866404 Laki-laki
29 Venta Agestin 0098440204 Perempuan
30 Wisnu Aji Saputro 0096889130 Laki-laki
b. Mata Pelajaran
Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran
matematika. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pokok
materi himpunan perkalian. Peneliti memilih materi tersebut karena
berdasarkan observasi pendahuluan yaitu pada tahap pra siklus, nilai
pada materi himpunan perkalian belum memenuhi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Setiap rangkaian tahapan dalam
proses penelitian ini disebut siklus. Penelitian ini dikatakan selesai
apabila peneliti telah mendapatkan hasil yang diharapkan. Sehingga
17
yang diharapkan peneliti. Untuk memperjelas proses penerapan penelitian
ini dapat kita lihat dalam bagan berikut ini :
Skema Siklus Penelitian
Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16)
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1)Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan
sebagai bahan penelitian.
2)Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan
untuk melaksanakan model pembelajaran TGT yang berbantuan
media kartu domino.
3)Menyediakan perangkat pembelajaran media kartu domino.
Perencanaan Refleksi SIKLUS I
Perencanaan SIKLUS II
?
Pelaksana
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
18
4)Menyiapkan lembar observasi.
5)Menyiapkan alat evaluasi media kartu domino.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran yang
sesuai dengan skenario pembelajaran.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan pengamatan
terhadap proses pelaksanaannya. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap peserta didik yang berminat atau memotivasi mereka dalam
penggunaan media kartu domino dalam pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi
tersebut guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah
dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan
mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan)
dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.
19
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus
dilaksanakan.
4. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah
pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk
mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran matematika melalui media kartu domino).
a. Soal tes digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam belajar materi perkalian.
b. Pedoman observasi, digunakan untuk mengetahui atau mendapatkan
keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan.
Tabel 1. 2
Lembar observasi terhadap Siswa
No. Kriteria Penilaian terhadap siswa Skor A B C D
4. Berani mengungkapkan pendapat
5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru
20
media
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari bersama
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik), Jika mencapai 76-100%
B = 3 (baik), jika mencapai 51-76%
C = 2 (cukup), jika mencapai 26-50%
D = 1 (kurang baik), jika mencapai <25%
Tabel 1. 3
Lembar observasi terhadap Guru
No Aspek yang diamati Skor
A B C D Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Menarik perhatian siswa 2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan 9. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan bahan belajar
21
dalam RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan ajar
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran/alat peraga
16. Menggunakan media/alat peraga secara efektif dan efisien
17. Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media/alat peraga
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa 24. Menginformasikan materi, bahan
ajar yang akan dipelajari berikutnya 25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
Jumlah Total Kategori
22
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik), Jika mencapai 76-100%
B = 3 (baik), jika mencapai 51-76%
C = 2 (cukup), jika mencapai 26-50%
D = 1 (kurang baik), jika mencapai <25%
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1983: 211). Dalam
penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara
sistematis", (Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk
mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan
diterapkannya media kartu domino.
b. Soal Tes
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis
berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir
pembelajaran. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur
keberhasilan belajar siswa sekaligus mengetahui tingkat pemahaman
23
mencapai tingkat penguasaan apabila telah memperoleh minimal 80
% dari target pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data
dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai,
kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain
yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.
d. Wawancara
Sandjaya (2006:145) menyatakan bahwa wawancara adalah
teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara tatap
muka yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui informasi
mengenai sejarah sekolah serta data-data yang mendukung latar
belakang dari penelitian ini, agar tidak terjadi kekeliruan dari
dokumen-dokumen yang ada.
6. Analisis Data
"Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat
digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut
pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988:76). Semua data yang telah
24
membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan
dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu,
pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan
disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan
kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan:
a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi yang dicari presentasinya
N = Jumlah siswa (Djamarah, : 222)
b. Ketentuan klasikal dengan rumus sebagai berikut :
Rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi siswa
secara klasikal.
H.
Sistematika PenulisanSistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi mencangkup tentang sampul, lembar berlogo,
25
pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan
dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional,
serta metode penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi definisi hasil belajar, materi himpunan perkalian, dan media
kartu domino.
BAB III PELAKSANAAN DAN PENELITIAN
Berisi deskripsi pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan
siklus I, dan deskrisi pelaksanaan siklus II.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskrisi siklus II
serta pembahasan kegiatan dan proses hasil.
BAB V PENUTUP DAN SARAN
26 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
sikap dan sebagainnya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat
iamati, dan ada pula yang tidak diamati.
Belajar adalah perubahan kemampuan dan disposisi seseorang
yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan
merupakan hasil dari proses pertumbuhan. Mayer yang dikutip oleh
Seels dan Rita mengemukakan pendapat yang hampir sama mengenai
belajar yaitu menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen
pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman.
Perubahan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah perubahan
yang relefan menetap. Artinya belajar terjadi jika perubahan itu tetap
dalam masa yang relatif lama dalam masa kehidupan seseorang.
Pendapat yang dikemukakan oleh Galloway yang
mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif
tetap yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Lebih
27
perhatikan berkaitan dengan belajar yaitu: (1) belajar menunjuk pada
suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut
relatif menetap, (3) perubahan tingkah laku tersebut tidak terjadi
segera setelah mengikuti pengalaman belajar, (4) perubahan tingkah
laku tersebut merupakan hasil pengalaman dan latihan, (5)
pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.
Berdasarkan pendapat di atas maka belajar dapat disimpulkan
bahwa dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu: (1) belajar
mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (2) perubahan
kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, (3)
perilaku tersebut di sebabkan karena hasil adanya latihan atau
pengalam dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau
kematangan (Hartiny, 2010: 31-32).
b. Pengertian hasil Belajar
Hasil belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan. Kata hasil banyak digunakan dalam berbagai bidang
dan kegiatan lain dalam kesenian, olahraga dan pendidikan khususnya
pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan
28
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini, dapat dijadikan
feedback atau tindak lanjut, dan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur
dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang
dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa.
2. Macam-macam Hasil Belajar
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Dalam Susanto, pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang
29
Menurut Carin dan Sund, pemahaman dapat dikategorikan
kepada beberapa aspek yaitu ( Susanto, 2013: 7 ) :
1)Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan sesuatu
2)Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang
pernah di pelajari.
3)Pemahaman lebih dari sekadar mengetahui, karena pemahaman
melibatkan proses mental yang dinamis.
4)Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing
tahap mempunyai kemampuan tersendiri.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Dalam Susanto, mengemukakan bahwa ketrampilan proses
merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreatifitasnya.
Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,
kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan
30
c. Sikap siswa (aspek afektif).
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus ada kekompakan
antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang
dimunculkan, maka belum secara tampak jelas sikap seseorang yang
ditunjukkannya.
Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11), sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola
dan teknik individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2013:12), belajar merupakan
suatu proses perkembangan. Artinya, bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu
baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya.
Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal,
siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa : dalam arti
kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan
kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan : sarana
dan prasarana, kompetensi guru, sumber-sumber belajar, metode serta
31
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman dalam Susanto
(2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal
maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan
eksternal, sebagai berikut :
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal luar diri peserta didik yang memengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dengan demikian, semakin jelas hasil belajar siswa merupakan
hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang
saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
B. Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau
32
bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa
dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan
sistematis, struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.
Menurut Mulyani Sumantri matematika adalah pengetahuan yang
tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi
dengan mempergunakan angka-amgka dan bahasa dalam matematika.
Pengajaran matematika harus berusaha mengembangkan suatu pengertian
sistem angka, keterampilan menghitung dan memahami simbol-simbol
yang sering kali dalam buku-buku pelajaran mempunyai arti khusus.
Pengajarn matematika perlu ditekankan pada arti dan pemecahan berbagai
masalah yang seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja,
serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Matematika sebagai ilmu dasar, perlu dikuasai dengan baik
oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.
Konsep matematika dapat terbentuk dengan baik jika program
yang diberikan di sekolah disesuaikan dengan pengalam dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
33
dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini
sepintas lalu konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar
(SD) sangatlah mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat
konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang
sepele. Sebagai contoh siswa yang tidak mendapatkan perkalian bilangan
bulat secara benar pada wakru di D, akan berpandangan bahwa konsep 2
x 3 sama dengan 3 x 2. Fakta 2 x 3 = 3 x 2 sebenarnya hanya merupakan
kesamaan pada tataran hasil kompulasi saja, dan kondisi ini menunjukan
berlakunya sifat pertukaran (komutatif) dalam pertukaran bilangan bulat.
Konsep 2 x 3 berbeda dengn konsep 3 x 2, sebab 2 x 3 = 3 + 3 dan 3 x 2
= 2 + 2 + 2.
Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar
matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka
konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar
adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.
Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar
34
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep,
dan mengaplikasikan konsep.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika
tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi
pembelajaran yang memungkinknan siswa aktif membentuk, menemukan,
dan mengembangkan pengetahuannya. Dalam Susanto (2013: 191),
Sumarno mengemukakan bahwa hasil belajar matematika siswa sekolah
dasar belum memuaskan, juga adanya kesulitan belajar yang dihadapi
35
3. Teori Belajar Matematika
Berikut ini beberapa teori pembelajaran matematika yang dapat
dijadikan acuan bagi para guru untuk mengajar matematika SD/MI.
a. Teori belajar Jean Piager
Teori belajar Jean Piager sering disebut dengan teori
pengembangan mental anak atau teori tingkat pengembangan berfikir
anak. Dalam teori ini, tahapan ini dibagi menjadi empat yaitu:
1)Tahap sensori motorik (usia kurang dari 2 tahun)
2)Tahap praoperasi ( 2 sampai 6 tahun)
3)Tahap operasi kongkret (7 sapai 11 tahun)
4)Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)
b. Teori Belajar Bruner
Dalam teorinya yang diberi judul teori pengembangan belajar,
Jerome SB Bruner menekankan proses belajar menggunkan model
yaitu individu yang belajar mengalami sendiri apa yang dipelajarinya
agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya dengan caranya
sendiri. Bruner membagi proses belajar dalam tiga tahapan yaitu:
1) Tahap kegiatan
2)Tahap gambar bayngan
3)Tahap simbolik
c. Teori Belajar Gagne
Robert M. Gagne seorang ahli psikologi yang menggunakan
36
belajarnya. Gagne juga menentukan dan membedakan delapan tipe
belajar yang terurut kesukaranya dari yang sederhana sampai yang
kompleks yaitu belajar isyarat, belajar stimulus respon, rangkaian
gerak, rangkaian verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar
aturan dan pemecahan masalah.
d. Teori Belajar Brownell
Menurut William brownell pada hakikatnya belajar mrupakan
satu proses yang bermakna dan belajar matematika harus merupakan
belajar bermakna dan pengertian. Dalam pembelajaran matematika
SD Brownell mengemukakan teori makna dimana siswa harus
memahami makna dari topik yang sedang dipelajari, memahami
simbol tertulis, dan apa yang di ucapkan (Hartiny, 2010: 19-25).
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan untuk membekali peserta
didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
37
serta mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
Ruang lingkup Mata Pelajaran Matematika meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
kelas III semester I
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi
oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,
teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat
sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
38
dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan
pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika
dalam pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan
dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a) Bilangan
b) Geometri dan pengukuran
c) Pengolahan data.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas III
Semester 1
Standar kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
1.1 melakukan letak bilangan pada garis bilangan
1.2 melakukan penjumlahan dan pengurangn tiga angka
1.3 melakukan perkalian yang hasilnyabilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka
1.4 melakukan operasi hitung campuran
1.5 memecahkan masalah
perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan
pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah
2.1 memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)
2.2 menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah
39
panjang, dan antar satuan berat
C. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
1. Pengertian TGT
Secara umum TGT menurut Slavin menggunakan kuis-kuis dan
sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai
wakil akademik sebelumnya setara seperti kelompoknya.
Rusman (2011: 224-225) menyatakan bahwa TGT adalah salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
(siswa) yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang
berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok
masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS pada
setiap kelompok. Apabila ada dari anggota kelompoknya yang tidak
mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya,
sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Senada dengan kedua pendapat ahli di atas, Komalasari
menyatakan bahwa TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
40
siswa yang heterogen. Pengelompokan tersebut guna memahami materi
pelajaran dan berbagi tugas serta bertanggung jawab antar anggota
kelompok dalam suasana permainan yang diturnamenkan.
2. Karakteristik TGT
Model pembelajaran TGT memiliki karakteristik yang
membedakan dengan tipe model pembelajaran kooperatif lainnya.
Rusman (2011: 225) menyatakan bahwa model pembelajaran TGT
memiliki 3 karakteristik, yaitu siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil, games tournament, dan penghargaan kelompok. Karakteristik TGT
menurut Slavin (2008: 166) adalah penyajian kelas (class precentation),
kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournaments), dan
penghargaan kelompok (team recognition).
Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran TGT memiliki
beberapa karakteristik. Adapun karakteristiknya yaitu penyajian kelas,
pengelompokan siswa, permainan, turnamen, dan penghargaan kelompok.
3. Tujuan TGT
TGT memiliki tujuan dalam penerapannya pada pembelajaran.
Slavin menyatakan bahwa TGT memiliki dimensi kegembiraan yang
diperoleh dari penggunaan permainan. Lebih lanjut, Mulyatiningsih
menyatakan bahwa model pembelajran TGT memberi peluang kepada
siswa untuk belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung
41
Huda (2013: 197) berpendapat bahwa TGT merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin untuk
membantu siswa me-review dan menguasai materi pelajaran. Slavin juga
menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar,
pencapaian, interaksi positif antarsiswa, harga diri, dan sikap penerimaan
pada siswa-siswa lain yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan TGT adalah melatih siswa untuk bertanggung jawab dan
mengerjakan tugas yang diberikan dengan bekerja sama antar anggota
kelompoknya. Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan pemahamannya
terhadap materi pelajaran dan siswa dapat belajar dengan suasana yang
lebih menyenangkan.
4. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran TGT
Sama seperti model pembelajaran lainnya, model pembelajaran
TGT melalui beberapa tahapan dalam pelaksanaanya. Slavin
mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran TGT sebagai
berikut.
a. Persiapan
1)Materi
Guru terlebih dahulu menyiapkan materi yang akan
dipelajari oleh siswa dan peralatan permainan berupa lembar soal
dan jawaban lengkap dengan penyekorannya serta lembar