• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIME GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017 - Test Repository"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU

MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Fika Iktafia

115- 13- 072

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU

MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Fika Iktafia

115- 13- 072

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Fika Iktafia

NIM : 115-13-072

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 14 September 2017

(5)
(6)
(7)

vii

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja leras (untuk urusan yang lain), dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(Q.S Al-Insyirah:6-8)

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tua yang tak pernah kulupakan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلاَّهمحرلاَّاللهَّمسب

Dengan nama Allah SWT yang maha Pengasih dan Penyayang, segala puji

syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat.

Dengan limpahan rahmat-Nya penulis telah mampu menyelesaikan penelitian

yang berjudul: “Peningkatan Hasil belajar Matematika Materi Operasi Hitung

Perkalian Melalui Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Berbantu

Media Kartu Domino Pada Siswa Kelas III MI Bansari Kecamatan Bansari

Kabupaten Temanggung Tahun 2017” dengan lancar.

Penyusun skripsi ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna

memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

IAIN Salatiga. Terselasainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih

payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu, oleh

karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada

(9)

ix

4. Bapak Rasimin S.Pdi., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang

senantiasa memberi semangat dan bimbingannya pada penulis.

5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

memotivasi, memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk

membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan yang

baik dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Shofi Baroroh, S.Ag selaku Kepala MI Bansari Kecamatan Bansari

Kabupaten Temanggung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.

8. Ibu Siti Zulaikah, S.Pd. I selaku wali kelas IIIA MI Bansari yang berkenan

menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah berkenan

untuk menjadi subjek penelitian.

9. Kedua orang tua, yang selalu memberikan dukungan moral dan spiritual.

10. Keluarga besar pondok Nurul Asna pulutan Salatiga khususnya Bapak KH.

Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai Hj. Asfiyah yang mendidik dan

membimbing penulis menjadi pribadi yang baik.

11. Keluarga besar Forum Mahasiswa Temanggung Di Salatiga (FORMATAS)

yang telah memberikan banyak pengalaman.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

(10)

x

Harapan peneliti semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal

kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik saran yang membangun guna perbaikan

sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Amin.

Salatiga, 14 September 2017

Penulis

(11)

xi ABSTRAK

Iktafia, Fika. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Melalui Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Berbantu Media Kartu Domino Pada Siswa

Kelas III MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten

Temanggung Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Team Games Tournament,

Media Kartu Domino

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran team games tournament berbantu media kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas III MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas III A MI Bansari yang terdiri dari 30 siswa yaitu 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...

1. Hipotesis Tindakan...

(13)

xiii

E. Manfaat Penelitian ...

1. Manfaat Teoritis...

2. Manfaat Praktis... .

F. Definisi Operasional ...

1. Hasil Belajar ... …

2. Model pembelajaran TG...

3. Media Kartu Domino ...

4. Perkalian ...

5. Kriteria Ketuntasan Maksimal...

G. Metode Penelitian ...

1. Rancangan Penelitian ...

2. Subyek Penelitian...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar...

1. Pengertian Hasil Belajar...

2. Macam-macam Hasil Belajar...

26

26

(14)

xiv

3. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Belajar...

B. Matematika ………..

1. Pengertian Matematika ...

2. Tujuan Pembelajaran Matematika ...

3. Teori Belajar Matematika ...

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika MI ...

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika

Pelajaran Matematika Kelas III Semester I ...

C. Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ...

1. pengertian TGT ...

2. karakteristik TGT ...

3. Tujuan TGT...

4. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran TGT...

5. Langkah-Langkah Pembelajaran TGT ...

6. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran TGT...

D. Media Permainan Kartu Domino...

1. Media...

2. Permainan Kartu Domino ... 30

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Bansari ...

1. Letak Geografis MI Bansari ... 56

(15)

xv

2. Sejarah Singkat MI Bansari dan Perkembangan ...

3. Visi Misi dan Tujuan MI ...

4. Kurikulum MI Bansari ...

B. Subyek Penelitian ...

C. Dekripsi Pelaksanaan Siklus ...

1. Pra Siklus ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitia ...

(16)

xvi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...

B. Saran ... 92

92

(17)

xvii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Siswa Kelas III A... 15

Tabel 1.2 Lembar Observasi Terhadap Siswa ... 19

Tabel 1. 3 Lembar Observasi Terhadap Guru... 20

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 38

Tabel 3.1 Stuktur Kurikum MI Bansari... 62

Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa ... 64

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 69

Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I………... 71

Tabel 3.5 Nilai Evaluasi Siklus I ………... 71

Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 77

Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 79

Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II ……… .. 79

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 84

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ………... 85

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II ……….... 86

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 96

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II... 103

Lampiran 3 Dokumentasi ... 112

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 114

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 115

Lampiran 6 Jawaban Soal Siklus I ... 116

Lampiran 7 Jawaban Soal Siklus II ... 117

Lampiran 8 Nilai Ulangan Harian matematika Kelas III... 118

Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I ... 119

Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II ... 120

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 121

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 124

Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 127

Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 129

Lampiran 15 Lembar Kosultasi ... 133

Lampiran 16 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi ... 134

Lampiran 17 Surat Pengantar Lembaga ... 135

Lampiran 18 Keterangan Peneliti ... 136

(20)

xx

(21)
(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa simbol ilmu

dekduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola

keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, melalui unsur yang tidak

didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, dengan aksioma atau postulat, dan

akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000),

yaitu memiliki objek tujuan absrak, bertumpukpada kesempatan dan pola

pikir yang deduktif (Heruman, 2010:1).

Salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pembelajaran

matematika adalah menguasai teori belajar matematika. Teori yang dikuasai

para tenaga didik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih

strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, tujuan

pembelajaran dan pendekatan serta dapat melihat kesiapan dan kemampuan

siswa untuk belajar. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar

matematika, maka pembelajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan

dengan kemampuan siswa.

Sebagian anak menganggap bahwa matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang sangat menakutkan. Matematika sangat lekat sekali dengan

sosok guru yang otoriter dan selalu membawa tongkat rotan yang setia

(23)

2

menyajikan banyak rumus menjadi rumusan masalah baru yang

dihadapi oleh para siswa. Padahal sebenarnya matematika dapat lebih

disederhanakan cara mempelajarinya karena sangatlah lekat dengan

kehidupan siswa sehari-hari.

Konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat

konkrit. Karenanya pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap.

Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkrit. Lalu diarahkan

pada tahapan semi konkrit, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan

memahami matematika secara abstrak (Rostina, 2015:3).

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar

yang diperoleh oleh siswa. Pada proses belajar mengajar prestasi merupakan

bagian penting untuk mengukur pencapaian kompetensi. Hasil belajar

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Siswa memerlukan matematika untuk berhitung, menghitung isi dan

berat suatu benda, mengumpulkan, mengelola, menyajikan, dan menafsirkan

data bahkan diperlukan siswa agar mampu mengikuti pelajaran matematika

lebih lanjut. Mata pelajaran matematika mencangkupbeberapa kompetensi

yang menjadikan siswa dapat memahami dan mengerti tentang konsep dasar,

karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar

(24)

3

Masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam matematika

merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum belum

tercapai secara optimal. Bahasan yang sering dianggap sulit oleh siswa

madrasah Ibtidaiyah adalah perkalian. Perkalian adalah materi yang saling

berpasangan. Materi tersebut materi esensial yang cukup lama dalam proses

penanamannya. Bahkan kalau sudah disajikan dalam bentuk soal cerita

seringkali siswa merasa kesulitan. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa harus terus dilakukan. Upaya tersebut

diperlukan motivasi belajar yang tinggi. Upaya dalam menumbuhkan

semangat pada siswa khususnya pelajaran matematika dengan memilih model

pembelajaran yang tepatsesuai materi yang akan disampaikan. Penerapan

model yang bervariasi dapat mengurangi kejenuhan pada diri siswa dalam

menerima pelajaran.

Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa

bersama-sama menjadi pelaku pelaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran

berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif. Menurut Wragg dalam susanto

(2013 : 188), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat, seperti

fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasa dengan sesama

(25)

4

Proses pembelajaran akan lebih mudah tercapai tujuannya apabila

seorang guru mampu menggunakan model dan media pembelajaran dengan

baik. Terutama untuk siswa di SD/MI yang sudah merasa bosan dengan

kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam

menciptakan model dan media baru yang dapat digunakan untuk

mempermudah siswa dalam menerima materi yang akan diajarkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas MI Bansari kelas III

bahwa hasil matematika masih rendah dibanding dengan mata pelajaran

lainnya. Rendahnya hasil belajar ditandai dengan banyaknya siswa yang

belum mencapai KKM.

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru pengampu

pelajaran matematika bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI

Bansari diantaranya, sebagai siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam

menerima materi pelajaran matematika khususnya perkalian. hal ini terlihat

dalam sifat siswa ketika mengikuti pembelajaran. saat guru menyampaikan

materi, aktivitas siswa banyak terlihat mengobrol dan bercanda dengan

temannya. Ada juga yang terlihat bosan dan melamun, bahkan ada yang asyik

bermain sendiri. ketika siswa diberi soal latihan, kebanyakan siswa masih

bingung dalam memecahkan masalah yang diberikan kalau soal tersebut tidak

sama persis dengan contoh yang diberikan gurunya. Diduga karena mereka

belum memahami konsep yang diajarkan.

Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan media sangat

(26)

5

media dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton

sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran.

Begitu juga dengan pelajaran matematika, penggunaan media yang

tidak sesuai akan menghambat pelajaran dan tujuan yang akan dicapai.

Kurang tepatnya pemilihan media mengajar oleh guru akan mempengaruhi

hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pembelajaran matematika yang sering

kali disajikan dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan

memberikan rumus dan menuntut siswa untuk menghafalkannya,

mengakibatkan siswa menjadi pasif dan merasa jenuh dalam mengikuti

pelajaran sehingga siswa kurang termotivasi, kurang aktif dan hasil belajar

peserta didik menjadi rendah. Begitu juga yang dialami oleh siswa kelas III

MI Bansari.

Guru setidaknya mampu membaca latar belakang, kondisi dan segala

yang berkaitan dengan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Oleh karena

itu, peneliti mencoba mencari kesulitan dalam pembelajaran tersebut

khususnya pada mata pelajaran matematika dan menganalisa serta berupaya

mencari media yang sesuai dengan materi dan latar belakang siswa.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan suatu

kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa, keaktifan siswa, serta mengunggah

minat siswa dalam belajar matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil

(27)

6

media yang bervariasi. Media yang sangat memungkinkan sangat berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa adalah media katu domino.

Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai

diskripsi suatu hal sehingga siswa menemukan pola-pola mengenai hal

tersebut. Media kartu domino menuntut siswa untuk menganalisis dan

menemukan sendiri, sehingga siswa akan lebih aktif. Hasil dari aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran merupakan pengalaman yang tidak akan mudah

untuk terlupakan serta dapat menggugah motivasi yang akan meningkatkan

hasil belajar siswa.

Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa di atas,

peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurang efektifnya strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya siswa merasa kesulitan

dalam mengikuti pelajaran matematika sehingga timbullah rasa jenuh ketika

proses pembelajaran berlangsung. oleh karena itu peneliti akan menawarkan

sebuahsolusi dengan strategi pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar

siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk

pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Dalam pembelajaran

kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

(28)

7

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran ( Hamdani, 2010: 30).

Bentuk pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk berperan aktif

dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari

guru melainkan turut serta dalam semua proses pembelajaran sehingga

informasi atau pengetahuan yang diperoleh tidak cepat dilupakan. keuntungan

dalam model ini adalah siswa akan mempunyai kemampuan untuk berfikir,

mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain serta

mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya dan membandingkan kepada

temannya. Dengan model seperti ini akan dapat meningkatkan motivasi siswa

sehingga hasil belajarnya dalam pembelajaran matematika meningkat juga.

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajar

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang

beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan

siswa belajar dengan kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan

dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari

anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka

anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban

atau sebelum mengajukan pertannyaan tersebut kepada guru (Isjoni, 2011:

83).

Dalam proses pembelajaran, model ini menggunakan turnamen dan

(29)

8

matematika di MI Bansari memerlukan pengembangan aktivitas belajar siswa

dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu model dan media yang memungkinkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa adalah media kartu domino. Sehingga dalam penyusunan skripsi

ini peneliti mengambil judul:"Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

Operasi Hitung Perkalian Melalui Model Pembelajaran Team Games

Tounament (TGT) Berbantu Kartu Domino Pada Siswa Kelas III MI Bansari

Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017".

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

Apakah model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

berbantu media kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

matematika materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas III MI Bansari

Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017?

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan model

pembelajaran Team Games Tournament (TGT) berbantu media kartu domino

pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian kelas III MI

(30)

9

D.

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2002:64).

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil hipotesis

tindakan yaitu “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi

Hitung Perkalian Melalui Model Pembelajaran Team Games Tounament

(TGT) Berbantu Kartu Domino Pada Siswa Kelas III MI Bansari

Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun 2017”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media kartu domino ini dikatakan berhasil apabila

indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat

dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Nilai yang diperoleh siswa dapat melebihi KKM yang sudah

ditentukan di sekolah tersebut, yakni ≥ 65 (Depdikbud dalam Trianto,

2009: 241).

b. Mencapai kriteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa,

yakni ≥85% (depdikbud dalam Trianto, 2009: 241).

E.

Manfaat Penelitian

Dalam setiap usaha penelitian diharapkan dapat berguna dan

memberikan banyak manfaat kepada peneliti, pembaca dan semua yang

(31)

10

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan keilmuwan pada

teknik pembelajaran matematika dan media pembelajaran yang terkait

usaha perbaikan kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya serta dapat memberikan masukan dan wawasan kepada guru

dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Menumbuhkan motivasi belajar dengan suasana pembelajaran

yang lebih menyenangkan dan saling berkompetisi secara akademis.

Siswa dalam meningkatkan kemampuan untuk memahami materi

perkalian pada pelajaran matematika tidak hanya mencatat materi

yang disampaikan guru tetapi turut berpartisipasi aktif melalui diskusi

dan kerja kelompok serta permainan dalam turnamen.

b. Bagi Guru

Memberikan arahan dan keterampilan guru untuk mengatasi

kesulitan dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada

materi perkalian dengan menggunakan model TGT berbantu kartu

domino, sehingga siswa akan lebih aktif dan tercipta suatu proses

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan guna membantu

perkembangan siswa secara optimal.

(32)

11

Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya

pembelajaran, karena hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan

bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar letak bilangan.

d. Bagi Peneliti

Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa strategi dan

langkah-langkah perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode

pembelajaran Team Games Tournamt.

F.

Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti

dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan

definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya yaitu kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

juga merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil

dari kegiatan belajar.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

(33)

12

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya

guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah

yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu bentuk

pembelajaran kooperatif. pada pelaksanan pembelajaran, TGT ini

menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem

skor kemajuan individu. Para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka

dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebenarnya setara seperti

mereka. Tim yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan sebuah

penghargaan dari guru (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita, 2009: 170)

3. Media kartu domino

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”.

Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi

belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely (1971) menyatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau

elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

(34)

13

informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud

pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.

Sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/ domino

ini dapat di lakukan oleh 2-4 orang. Setelah kartu pertama dilempat, kartu

berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya

berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili oleh

lingkaran-lingkaran berwarna merah (Sundayana, 2013: 153).

4. Perkalian

Heruman, (2010: 22) mengatakan bahwa pada prinsipnya,

perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu,

kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum pempelajari

perkalian adalah menggunakan penjumlahan.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria paling rendah

uuntuk menyatakan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam

menentukan kelulusan peresta didik. Kriteria ketuntasan minimal di

tetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata

(35)

14

G.

Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancanagan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) tindakan yang direncanakan dalam penelitian berupa

penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

berbantuan media kartu domino dengan tujuan meningkatkan hasil belajar

siswa kelas III Mi Bansari, kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu Class Room Action Research

(penelitian dengan tindakan). Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2010:49)

secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan

dalam beberapa siklus.

Penelitian ini menggunakan PTK dengan pertimbangan adanya

permasalahan yang terjadi di kelas III MI Bansari yaitu rendahnya hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini diketahui oleh

peneliti dan hasil diskusi dengan guru kelas III MI Bansari penyebabnya

adalah kurang efektifnya pelaksanaan proses pembelajaran. tujuan dari

pelaksanaan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan

profesional pendidikan dalam menangani proses belajar mengajar

(Arikunto, 2008: 106)

Jadi dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan

(36)

15

proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar matematika di kelas

III MI Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.

2. Subyek Penelitian

a. Karakteristik Siswa Sebagai Subjek Penelitian

Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas III

(tiga) yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 14 siswa perempuan dan

16 siswa laki-laki. Kecerdasan siswa tergolong sedang. Tingkat

kemampuan siswa berdasarkan pengamatan adalah 4 siswa di atas

cerdas atau pandai, 8 siswa pandai, 11 siswa berkemampuan cukup

pandai dan 7 siswa kurang pandai.

Tabel 1.1

Data Siswa Kelas III MI Bansari

No Nama NISN Jenis Kelamin

1 Alfa Yusril Birrafa 0087281815 Laki-laki 2 Anggita Nahdhiliana 0098805534 Perempuan 3 Arina Hikmatul Maula 0096816697 Perempuan

4 Dias Dwi Wahyu 0084152405 Laki-laki

5 Elin Novita Sari 0083839589 Perempuan

6 Erna Lailly Nur Al Fain 0092341772 Perempuan

7 fahma 0093531868 Perempuan

8 Farhan Khoiru Nizar 0086052519 Laki-laki

9 Hammy Mujib 0087903842 Laki-laki

10 Hasna Fatimatul Munawaro 0095119615 Perempuan

11 Ilham Maarif 0094883540 Laki-laki

12 Irfan Yusuf 0088267876 Laki-laki

13 khuroh Hilda Mafaza 0076042258 Perempuan

14 Luqman Hakim 0094706526 Laki-laki

(37)

16

18 Muhammad Yordan Saputra 0086353979 Laki-laki

19 Meliyana Herdafina 0094224306 Perempuan

20 Nabila Tasya Afrilia 0095035628 Perempuan 21 Naufal Radhitya Haqin 0083236985 Laki-laki 22 Rendra Angga Maulana 0095838146 Laki-laki

23 Rhea Anindya Bilqis 0085577640 Perempuan

24 Rizqi Antikha Ambarwati 0094706203 Perempuan 25 Salwa Fakhriya firdaus 0093704622 Perempuan

26 Silmy Fitry Qoniah 0088884041 Perempuan

27 Tanzi Fadilah Rizki 0081195686 Laki-laki 28 Vannes Yudha Pradipta 0087866404 Laki-laki

29 Venta Agestin 0098440204 Perempuan

30 Wisnu Aji Saputro 0096889130 Laki-laki

b. Mata Pelajaran

Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran

matematika. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pokok

materi himpunan perkalian. Peneliti memilih materi tersebut karena

berdasarkan observasi pendahuluan yaitu pada tahap pra siklus, nilai

pada materi himpunan perkalian belum memenuhi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang

dilaksanakan secara berkesinambungan. Setiap rangkaian tahapan dalam

proses penelitian ini disebut siklus. Penelitian ini dikatakan selesai

apabila peneliti telah mendapatkan hasil yang diharapkan. Sehingga

(38)

17

yang diharapkan peneliti. Untuk memperjelas proses penerapan penelitian

ini dapat kita lihat dalam bagan berikut ini :

Skema Siklus Penelitian

Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16)

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat

mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:

1)Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan

sebagai bahan penelitian.

2)Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan

untuk melaksanakan model pembelajaran TGT yang berbantuan

media kartu domino.

3)Menyediakan perangkat pembelajaran media kartu domino.

Perencanaan Refleksi SIKLUS I

Perencanaan SIKLUS II

?

Pelaksana

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

(39)

18

4)Menyiapkan lembar observasi.

5)Menyiapkan alat evaluasi media kartu domino.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran yang

sesuai dengan skenario pembelajaran.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan pengamatan

terhadap proses pelaksanaannya. Peneliti melakukan pengamatan

terhadap peserta didik yang berminat atau memotivasi mereka dalam

penggunaan media kartu domino dalam pembelajaran.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi

tersebut guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah

dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan

mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk

menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan)

dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen

tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan

acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

(40)

19

waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus

dilaksanakan.

4. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah

pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk

mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses

pembelajaran matematika melalui media kartu domino).

a. Soal tes digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam belajar materi perkalian.

b. Pedoman observasi, digunakan untuk mengetahui atau mendapatkan

keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan.

Tabel 1. 2

Lembar observasi terhadap Siswa

No. Kriteria Penilaian terhadap siswa Skor A B C D

4. Berani mengungkapkan pendapat

5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru

(41)

20

media

9. Kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok

10. Menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari bersama

Keterangan:

Skor Nilai

A = 4 (sangat baik), Jika mencapai 76-100%

B = 3 (baik), jika mencapai 51-76%

C = 2 (cukup), jika mencapai 26-50%

D = 1 (kurang baik), jika mencapai <25%

Tabel 1. 3

Lembar observasi terhadap Guru

No Aspek yang diamati Skor

A B C D Kemampuan guru membuka

pelajaran

1. Menarik perhatian siswa 2. Memberikan motivasi awal

3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Memberikan acuan bahan pelajaran

yang akan dipelajari

Sikap guru dalam proses pembelajaran

6. Kejelasan artikulasi suara

7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa

8. Antusiasme dalam penampilan 9. Mobilitas posisi mengajar

Penguasaan bahan belajar

(42)

21

dalam RPP

11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar

12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan ajar

Kegiatan belajar mengajar

13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan

14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu

Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran/alat peraga

16. Menggunakan media/alat peraga secara efektif dan efisien

17. Melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media/alat peraga

Evaluasi Pembelajaran

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 22. Memberikan kesimpulan kegiatan

pembelajaran

Tindak lanjut / follow up

23. Memberikan tugas kepada siswa 24. Menginformasikan materi, bahan

ajar yang akan dipelajari berikutnya 25. Memberikan motivasi untuk selalu

terus belajar

Jumlah Total Kategori

(43)

22

Skor Nilai

A = 4 (sangat baik), Jika mencapai 76-100%

B = 3 (baik), jika mencapai 51-76%

C = 2 (cukup), jika mencapai 26-50%

D = 1 (kurang baik), jika mencapai <25%

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1983: 211). Dalam

penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara

sistematis", (Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk

mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan

diterapkannya media kartu domino.

b. Soal Tes

Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis

berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir

pembelajaran. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur

keberhasilan belajar siswa sekaligus mengetahui tingkat pemahaman

(44)

23

mencapai tingkat penguasaan apabila telah memperoleh minimal 80

% dari target pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data

dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai,

kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain

yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang

implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.

d. Wawancara

Sandjaya (2006:145) menyatakan bahwa wawancara adalah

teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara tatap

muka yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan.

Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui informasi

mengenai sejarah sekolah serta data-data yang mendukung latar

belakang dari penelitian ini, agar tidak terjadi kekeliruan dari

dokumen-dokumen yang ada.

6. Analisis Data

"Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat

digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut

pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988:76). Semua data yang telah

(45)

24

membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan

dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu,

pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan

disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan

kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan

dilakukan analisis dengan:

a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi yang dicari presentasinya

N = Jumlah siswa (Djamarah, : 222)

b. Ketentuan klasikal dengan rumus sebagai berikut :

Rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi siswa

secara klasikal.

H.

Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencangkup tentang sampul, lembar berlogo,

(46)

25

pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan

dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional,

serta metode penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi definisi hasil belajar, materi himpunan perkalian, dan media

kartu domino.

BAB III PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

Berisi deskripsi pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan

siklus I, dan deskrisi pelaksanaan siklus II.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskrisi siklus II

serta pembahasan kegiatan dan proses hasil.

BAB V PENUTUP DAN SARAN

(47)

26 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

sikap dan sebagainnya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat

iamati, dan ada pula yang tidak diamati.

Belajar adalah perubahan kemampuan dan disposisi seseorang

yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan

merupakan hasil dari proses pertumbuhan. Mayer yang dikutip oleh

Seels dan Rita mengemukakan pendapat yang hampir sama mengenai

belajar yaitu menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen

pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman.

Perubahan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah perubahan

yang relefan menetap. Artinya belajar terjadi jika perubahan itu tetap

dalam masa yang relatif lama dalam masa kehidupan seseorang.

Pendapat yang dikemukakan oleh Galloway yang

mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif

tetap yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Lebih

(48)

27

perhatikan berkaitan dengan belajar yaitu: (1) belajar menunjuk pada

suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut

relatif menetap, (3) perubahan tingkah laku tersebut tidak terjadi

segera setelah mengikuti pengalaman belajar, (4) perubahan tingkah

laku tersebut merupakan hasil pengalaman dan latihan, (5)

pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.

Berdasarkan pendapat di atas maka belajar dapat disimpulkan

bahwa dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu: (1) belajar

mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (2) perubahan

kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, (3)

perilaku tersebut di sebabkan karena hasil adanya latihan atau

pengalam dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau

kematangan (Hartiny, 2010: 31-32).

b. Pengertian hasil Belajar

Hasil belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan. Kata hasil banyak digunakan dalam berbagai bidang

dan kegiatan lain dalam kesenian, olahraga dan pendidikan khususnya

pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan

(49)

28

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan

pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang

berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini, dapat dijadikan

feedback atau tindak lanjut, dan cara untuk mengukur tingkat

penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur

dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

keterampilan.

Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang

dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan

kepada siswa.

2. Macam-macam Hasil Belajar

a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)

Dalam Susanto, pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang

(50)

29

Menurut Carin dan Sund, pemahaman dapat dikategorikan

kepada beberapa aspek yaitu ( Susanto, 2013: 7 ) :

1)Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterpretasikan sesuatu

2)Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya sebatas

mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang

pernah di pelajari.

3)Pemahaman lebih dari sekadar mengetahui, karena pemahaman

melibatkan proses mental yang dinamis.

4)Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing

tahap mempunyai kemampuan tersendiri.

b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)

Dalam Susanto, mengemukakan bahwa ketrampilan proses

merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil

tertentu, termasuk kreatifitasnya.

Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,

kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan

(51)

30

c. Sikap siswa (aspek afektif).

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan

mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus ada kekompakan

antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang

dimunculkan, maka belum secara tampak jelas sikap seseorang yang

ditunjukkannya.

Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11), sikap merupakan

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola

dan teknik individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap

merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2013:12), belajar merupakan

suatu proses perkembangan. Artinya, bahwa secara kodrati jiwa raga anak

mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu

baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari

lingkungannya.

Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal,

siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa : dalam arti

kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan

kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan : sarana

dan prasarana, kompetensi guru, sumber-sumber belajar, metode serta

(52)

31

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman dalam Susanto

(2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal

maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan

eksternal, sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam

diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal luar diri peserta didik yang memengaruhi

hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan

keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dengan demikian, semakin jelas hasil belajar siswa merupakan

hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang

saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang

dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau

(53)

32

bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang

kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa

dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan

sistematis, struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.

Menurut Mulyani Sumantri matematika adalah pengetahuan yang

tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi

dengan mempergunakan angka-amgka dan bahasa dalam matematika.

Pengajaran matematika harus berusaha mengembangkan suatu pengertian

sistem angka, keterampilan menghitung dan memahami simbol-simbol

yang sering kali dalam buku-buku pelajaran mempunyai arti khusus.

Pengajarn matematika perlu ditekankan pada arti dan pemecahan berbagai

masalah yang seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja,

serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi. Matematika sebagai ilmu dasar, perlu dikuasai dengan baik

oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.

Konsep matematika dapat terbentuk dengan baik jika program

yang diberikan di sekolah disesuaikan dengan pengalam dalam kehidupan

sehari-hari sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

(54)

33

dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini

sepintas lalu konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar

(SD) sangatlah mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat

konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang

sepele. Sebagai contoh siswa yang tidak mendapatkan perkalian bilangan

bulat secara benar pada wakru di D, akan berpandangan bahwa konsep 2

x 3 sama dengan 3 x 2. Fakta 2 x 3 = 3 x 2 sebenarnya hanya merupakan

kesamaan pada tataran hasil kompulasi saja, dan kondisi ini menunjukan

berlakunya sifat pertukaran (komutatif) dalam pertukaran bilangan bulat.

Konsep 2 x 3 berbeda dengn konsep 3 x 2, sebab 2 x 3 = 3 + 3 dan 3 x 2

= 2 + 2 + 2.

Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar

matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.

Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka

konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum

memanipulasi simbol-simbol itu.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.

Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar

(55)

34

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,

sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep,

dan mengaplikasikan konsep.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika

tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi

pembelajaran yang memungkinknan siswa aktif membentuk, menemukan,

dan mengembangkan pengetahuannya. Dalam Susanto (2013: 191),

Sumarno mengemukakan bahwa hasil belajar matematika siswa sekolah

dasar belum memuaskan, juga adanya kesulitan belajar yang dihadapi

(56)

35

3. Teori Belajar Matematika

Berikut ini beberapa teori pembelajaran matematika yang dapat

dijadikan acuan bagi para guru untuk mengajar matematika SD/MI.

a. Teori belajar Jean Piager

Teori belajar Jean Piager sering disebut dengan teori

pengembangan mental anak atau teori tingkat pengembangan berfikir

anak. Dalam teori ini, tahapan ini dibagi menjadi empat yaitu:

1)Tahap sensori motorik (usia kurang dari 2 tahun)

2)Tahap praoperasi ( 2 sampai 6 tahun)

3)Tahap operasi kongkret (7 sapai 11 tahun)

4)Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)

b. Teori Belajar Bruner

Dalam teorinya yang diberi judul teori pengembangan belajar,

Jerome SB Bruner menekankan proses belajar menggunkan model

yaitu individu yang belajar mengalami sendiri apa yang dipelajarinya

agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya dengan caranya

sendiri. Bruner membagi proses belajar dalam tiga tahapan yaitu:

1) Tahap kegiatan

2)Tahap gambar bayngan

3)Tahap simbolik

c. Teori Belajar Gagne

Robert M. Gagne seorang ahli psikologi yang menggunakan

(57)

36

belajarnya. Gagne juga menentukan dan membedakan delapan tipe

belajar yang terurut kesukaranya dari yang sederhana sampai yang

kompleks yaitu belajar isyarat, belajar stimulus respon, rangkaian

gerak, rangkaian verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar

aturan dan pemecahan masalah.

d. Teori Belajar Brownell

Menurut William brownell pada hakikatnya belajar mrupakan

satu proses yang bermakna dan belajar matematika harus merupakan

belajar bermakna dan pengertian. Dalam pembelajaran matematika

SD Brownell mengemukakan teori makna dimana siswa harus

memahami makna dari topik yang sedang dipelajari, memahami

simbol tertulis, dan apa yang di ucapkan (Hartiny, 2010: 19-25).

3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan untuk membekali peserta

didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, Memecahkan masalah

yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

(58)

37

serta mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Ruang lingkup Mata Pelajaran Matematika meliputi aspek-aspek

sebagai berikut.

a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

c. Pengolahan data.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika

kelas III semester I

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi

oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,

teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat

sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,

serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

(59)

38

dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan

pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika

dalam pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan

dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

a) Bilangan

b) Geometri dan pengukuran

c) Pengolahan data.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas III

Semester 1

Standar kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan

1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

1.1 melakukan letak bilangan pada garis bilangan

1.2 melakukan penjumlahan dan pengurangn tiga angka

1.3 melakukan perkalian yang hasilnyabilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka

1.4 melakukan operasi hitung campuran

1.5 memecahkan masalah

perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang

Geometri dan Pengukuran

2. Menggunakan

pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah

2.1 memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)

2.2 menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah

(60)

39

panjang, dan antar satuan berat

C. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

1. Pengertian TGT

Secara umum TGT menurut Slavin menggunakan kuis-kuis dan

sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai

wakil akademik sebelumnya setara seperti kelompoknya.

Rusman (2011: 224-225) menyatakan bahwa TGT adalah salah

satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

(siswa) yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang

berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok

masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS pada

setiap kelompok. Apabila ada dari anggota kelompoknya yang tidak

mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain

bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya,

sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Senada dengan kedua pendapat ahli di atas, Komalasari

menyatakan bahwa TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

(61)

40

siswa yang heterogen. Pengelompokan tersebut guna memahami materi

pelajaran dan berbagi tugas serta bertanggung jawab antar anggota

kelompok dalam suasana permainan yang diturnamenkan.

2. Karakteristik TGT

Model pembelajaran TGT memiliki karakteristik yang

membedakan dengan tipe model pembelajaran kooperatif lainnya.

Rusman (2011: 225) menyatakan bahwa model pembelajaran TGT

memiliki 3 karakteristik, yaitu siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil, games tournament, dan penghargaan kelompok. Karakteristik TGT

menurut Slavin (2008: 166) adalah penyajian kelas (class precentation),

kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournaments), dan

penghargaan kelompok (team recognition).

Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran TGT memiliki

beberapa karakteristik. Adapun karakteristiknya yaitu penyajian kelas,

pengelompokan siswa, permainan, turnamen, dan penghargaan kelompok.

3. Tujuan TGT

TGT memiliki tujuan dalam penerapannya pada pembelajaran.

Slavin menyatakan bahwa TGT memiliki dimensi kegembiraan yang

diperoleh dari penggunaan permainan. Lebih lanjut, Mulyatiningsih

menyatakan bahwa model pembelajran TGT memberi peluang kepada

siswa untuk belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung

(62)

41

Huda (2013: 197) berpendapat bahwa TGT merupakan salah satu

model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin untuk

membantu siswa me-review dan menguasai materi pelajaran. Slavin juga

menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar,

pencapaian, interaksi positif antarsiswa, harga diri, dan sikap penerimaan

pada siswa-siswa lain yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan TGT adalah melatih siswa untuk bertanggung jawab dan

mengerjakan tugas yang diberikan dengan bekerja sama antar anggota

kelompoknya. Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan pemahamannya

terhadap materi pelajaran dan siswa dapat belajar dengan suasana yang

lebih menyenangkan.

4. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran TGT

Sama seperti model pembelajaran lainnya, model pembelajaran

TGT melalui beberapa tahapan dalam pelaksanaanya. Slavin

mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran TGT sebagai

berikut.

a. Persiapan

1)Materi

Guru terlebih dahulu menyiapkan materi yang akan

dipelajari oleh siswa dan peralatan permainan berupa lembar soal

dan jawaban lengkap dengan penyekorannya serta lembar

Gambar

Tabel 1.1 Data Siswa Kelas III MI Bansari
Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16)
Tabel 1. 2
Tabel 1. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

Jambar dalam budaya Batak Toba menjadi bagian yang sangat penting karena menyimbolkan beberapa pokok penting: relasi pihak-pihak DNT, eksistensi manusia, status

Dalam tahap pengum- pulan data sample penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan metode pembe- lajaran kooperatif make a match ,

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

Apa yang ingin saya katakan adalah, saya yakin dan percaya Perkhidmatan Awam di negara ini, nyatanya, telah sampai kepada satu tahap keampuhan dan kematangan yang mampu

[r]

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku informasi yang dikemukakan oleh Niedzwiedzka (2003) adalah seluruh perilaku manusia yang berkaitan dengan sumber