• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan (studi pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat) DEBY NOVIA FDK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan (studi pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat) DEBY NOVIA FDK"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

BAGI MASYARAKAT PEDESAAN

(Studi Pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Deby Novia

NIM. 1112051100006

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2017

(4)
(5)

iv

ABSTRAK

Deby Novia, NIM: 1112051100006, Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai

Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat),

dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si.

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media hiburan, serta sebagai kontrol sosial. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya tidak terkecuali orang-orang yang tinggal di pedesaan. Namun, desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya. Termasuk desa yang diteliti yaitu Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi bagi masyarakat pedesaan? Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori di antaranya adalah teori uses and effects, konsep efektivitas, dan efek kehadiran media massa. Efektivitas sendiri merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Sedangkan teori uses and effects menjelaskan tentang perkiraan tentang hasil penggunaan media massa itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivisme. Metode penelitian ini menggunakan metode survey sebagai salah satu turunan dari pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan

simple random samplingn dengan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan

instrumen berbentuk kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan rumus paired sample t-test dengan membandingkan dua kondisi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan paired sample t-test thitung< ttabel = -14,379 < 1,980. Berdasarkan

wawancara, faktor-faktor efektivitas itu sendiri dinilai dari isi berita dan gaya bahasa.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat adanya semangat, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag.

2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah M. Ag, dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suhaimi, M.Si

3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis

Ridho, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ir.Noor Bekti Negoro, S.E, M. Si yang telah

begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi di tengah kesibukannya yang padat.

5. Dosen Pembimbing Akademik, Siti Nurbaya, M. Si yang telah memberikan

bimbingan untuk memilih judul skripsi.

6. Segenap bapak dan ibu dosen FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

(7)

vi

7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan FIDIK dan Perpustakaan Utama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibunda Yati Parida dan Ayahanda Dodi Rukanda yang tidak pernah berhenti

memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materil untuk penulisan skripsi ini.

9. Keluarga besar Aki Iad Madria dan keluarga besar (Alm) Abah Rohim

dengan motivasi kalian akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

10.Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan

dukungan saat penulisan skripsi ini.

11.Mochhammad Syarief, teman berbagi suka dan duka yang rela mendengarkan

penulis berkeluh kesah serta banyak membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

12.Rista Dwi Septiani, Hana Futari, dan Corrie Prestita Ishaya yang telah

berbagi tawa dan canda di sela-sela sulitnya penulisan skripsi ini.

13.Adlina Septyadini, Bara Tracy Lovita, dan Endah Setyaningsih yang karena

kesuksesannya mampu membuat penulis sesegera mungkin cepat menyelesaikan skripsi ini.

14.Jurnalistik A 2012 yang telah bersama-sama selama empat tahun berbagi ilmu

dan canda tawa.

15.KKN Koempoel Desi, Melin, Fivi, Anes, Sarah, Sari, Devi, Fajrul, Wahyu,

Zuki, Fatur, Rido, dan Arif terima kasih karena telah menjadi teman baru bagi penulis selama melaksanakan KKN.

16.HMI Komfakda Cabang Ciputat yang telah memberikan pengalaman luar

(8)

vii

Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin ya Robbal’lamin...

Jakarta, Januari 2017

(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka ... 9

E. Sistematika Penulisan... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Efektivitas ... 12

B. Efek Kehadiran Media Massa ... 17

C. Media Massa ... 21

D. Sejarah Televisi Dan Perkembangannya ... 24

E. Pengertian Berita ... 31

F. Sumber Informasi ... 35

G. Masyarakat Pedesaan ... 38

H. Teori Uses And Gratifications... 39

I. Teori Uses And Effects ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian ... 42

B. Pendekatan Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian ... 43

(10)

ix

E. Populasi Dan Sampel ... 45

F. Variabel Penelitian ... 47

G. Macam Dan Sumber Data ... 49

H. Teknik Pengumpulan Data ... 50

I. Uji Instrumen ... 51

J. Teknik Analisis Data ... 53

K. Hipotesis Penelitian ... 56

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur... 57

B. Kondisi Umum Desa Girimakmur ... 58

C. Isu Strategis Yang Dihadapi Desa ... 67

D. Visi Dan Misi Desa Girimakmur ... 67

E. Profil Liputan 6 Petang ... 69

F. Profil Seputar Indonesia ... 71

BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Responden ... 74

B. Analisis Data ... 77

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu Penelitian ... 44

Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ... 48

Tabel 3. Skala Likert ... 53

Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ... 62

Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja ... 63

Tabel 20. Deskripsi Responden berdasarkan usia ... 75

Tabel 21. Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin ... 75

Tabel 22. Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaan ... 76

Tabel 23. Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan ... 77

Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X ... 78

Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 79

Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 81

Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 82

(12)

xi

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan salah satu media massa yang paling efektif dalam hal

menyampaikan pesan. Dengan karakteristiknya yang merupakan media audio

visual, televisi mampu menampilkan tayangan yang menarik minat

masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat bisa memahami fungsi dari

televisi itu sendiri. Misalnya, masyarakat karena faktor tertentu hanya

memanfaatkan satu dari empat fungsi televisi. Ada yang hanya memanfaatkan

fungsi kontrol dan edukasi, ada yang hanya memanfaatkan fungsi hiburan.

Karena secara sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik

dikotomis, yakni pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan

yaitu desa dan kota. Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional,

sederhana, memiliki kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada

nilai, norma, dan adat istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat

modern, penduduk relatif padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama

pada sektor industri dan perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan

dengan cara menganalisa cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas

heterogenitas, ikatan kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta

berpegang pada hal yang suci-sekuler.1 Masyarakat dengan kondisi ini hanya memanfaatkan sebagian fungsi televisi yang telah disebutkan tadi.

1

(15)

Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004

adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul

dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi

formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki

elemen-elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)

memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;

(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan

sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)

memiliki hubungan dengan masyarakat luar.2

Desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama.

Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi

tingkat kesulitannya.3 Salah satu desa yang akan peneliti jadikan subjek

penelitian adalah Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat. Dengan jarak 10 km menuju ibukota kecamatan

malangbong dan jarak 40 km menuju ibukota kabupaten tingkat

perkembangan desa ini terbilang cukup sulit. Desa tersebut berdiri tanggal 11

Agustus 2011 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2011

setelah sebelumnya bergabung dengan desa tetangganya, Desa Sanding.

Pemerintah Kabupaten Garut akhirnya menyetujui pemekaran desa tersebut

dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan juga wilayah yang

terlalu luas.

2

Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232. 3

(16)

Berdasarkan hasil sensus pada Mei 2016, total jumlah penduduk di desa

tersebut 4.297 penduduk dengan jumlah penduduk wanita 2.058 penduduk

dan jumlah penduduk pria 2.239 penduduk. Wilayah desa tersebut berada di

dataran tinggi dan hampir seluruh penduduknya mempunyai lahan bercocok

tanam seperti padi, jagung, umbi-umbian, serta berbagai macam sayur dan

buah. Penduduknya juga memiliki lahan ternak seperti ternak ayam, kambing,

dan ikan. Mata pencaharian mayoritas penduduk di desa tersebut adalah

buruh tani dan juga buruh lepas, sedangkan sisanya merupakan ibu rumah

tangga dan pencari kerja di perkotaan.4

Tingkat pendidikan mayoritas penduduk di desa tersebut adalah setingkat

Sekolah Dasar (SD) namun ada juga beberapa penduduk yang melanjutkan ke

jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)

dan juga jenjang perguruan tinggi, hal tersebut dikarenakan akses jalan

terdekat yang ada di desa tesebut hanyalah SMP 2 Malangbong dan juga

beberapa sekolah dasar, sedangkan akses jalan ke SMA cukup jauh sehingga

menjadi pertimbangan bagi penduduk untuk melanjutkan sekolah ke jenjang

yang lebih tinggi.5

Meskipun desa tersebut cukup jauh dari akses keramaian seperti ibukota

kabupaten, informasi merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan

masyarakat. Masyarakat mendapatkan informasi salah satunya melalui media

massa. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,

yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media

massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai

4

Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015.

5

(17)

institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media

hiburan, serta sebagai kontrol sosial.

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan

kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa

ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah

pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey lebih jauh menjelaskan

karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial,

seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar

dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu caranya adalah mencari

tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang

sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan6. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”.

6

(18)

Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang

disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta

yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang

sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang

mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu

banyak fungsinya. Tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja,

melainkan menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena

disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya7

Taylor menjelaskan empat tingkat kebutuhan informasi yaitu: visceral,

yaitu informasi aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan;

conscious, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dijelaskan atau

digambarkan; formalized, pernyataan resmi atas suatu kebutuhan; dan

compromised, yaitu pertanyaan yang diajukan pada sistem informasi.

Informasi merupakan hal yang bisa memenuhi kebutuhan kognitif

seseorang. Dengan informasilah kebutuhan kognitif seseorang bisa terpenuhi.

Karena kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kognitif atau pola pikir

seseorang. Sikap bisa berubah karena adanya terpaan informasi yang terus

bertambah. Perubahan ini hanya bisa terjadi apabila jumlah informasi yang

menerpanya, atau yang dibacanya, cukup banyak dan dalam waktu yang

cukup lama8.

7

Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.13.

8

(19)

Dengan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi

Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus peneliti akan terlebihi dahulu

memberikan batasan dalam karya ini. Dalam penelitian ini hanya akan

mengidentifikasi dan memberikan penjelasan terkait dengan penilaian

yang diberikan responden. Penelitian hanya akan mengambil responden

usia 17-55 tahun pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,

Kabupaten Garut, karena usia 17-55 tahun merupakan usia produktif di

mana masyarakat harus terbuka terhadap informasi.

Siaran Berita yang merupakan indikator kuesioner hanyalah siaran

berita Liputan 6 Petang pukul 16.30-17.00 WIB di SCTV dan Seputar

Indonesia pukul 16.30-17.00 WIB di RCTI dengan topik ekonomi,

politik, bencana alam atau kecelakaan, dan kesehatan. Jam tersebut

merupakan waktu senggang di luar aktivitas lainnya. Penelitian ini tidak

bertujuan untuk memberikan kritik namun lebih pada memberikan

penjelasan tentang apa yang dirasakan responden terkait dengan acara

(20)

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pemaparan di atas berikut rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian penulis:

1. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi

bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten

Garut, Jawa Barat?

2. Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang jelas dapat memberikan landasan yang kuat

untuk merancang penelitian, memilih metode yang tepat serta dapat

memberikan arahan ketika melakukan analisis penelitian. Sesuai dengan

penjabaran latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui efektif atau tidaknya siaran berita Televisi sebagai

sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan

Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

(21)

2. Manfaat Penelitian

Selain untuk memperoleh tujuan-tujuan di atas, penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan manfaat seperti:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

riset komunikasi seperti penerapan fungsi-fungsi media bagi

khalayak dan kajian mengenai efektivitas tayangan berita televisi

yang khususnya terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini juga

diharapkan menjadi salah satu bahan yang menggambarkan

penerapan teori uses and gratifications dan teori uses and effects

dalam melihat sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat.

b. Manfaat Praktis

Dalam aspek praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat

bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pekerja media sebagai

salah satu bahan referensi. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran dan identifikasi tentang penilaian serta

pengaruhnya terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh

penonton khususnya pada masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya

penelitian ini dapat bermanfaat untuk pekerja media merancang

sebuah siaran berita yang memberikan efek positif serta memenuhi

(22)

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti pada beberapa literatur, peneliti

menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki kemiripan baik pada

subjek penelitian ataupun masalah penelitian. Tujuan dari tinjauan pustaka

peneliti adalah mencari penelitian terdahulu sehingga tidak memiliki

kesamaan dan dapat melengkapi koleksi penelitian yang ada.

1. Efektivitas Media Online Harian Fajar sebagai Sumber Informasi bagi

Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Allaudin

Makasar, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Allaudin Makasar,

Penulis: Saiful Ullah.

2. Efektivitas Republika Online (ROL) pada Kanal Hikmah untuk

Meningkatkan Informasi Mengenai Islam bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Penulis: Rika Alisha.

Meskipun Peneliti menggunakan tema yang sama dengan dua judul skripsi

diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan tersebut

terletak pada objek penelitiannya, dimana objek penelitian ini adalah

Tayangan Berita Televisi dan subjeknya adalah masyarakat Desa

(23)

E. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyususnan ke

dalam enam bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub

dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan tentang konsep efektivitas, efek kehadiran media

massa, pengertian media massa, sejarah televisi dan

perkembangannya, pengertian berita, definisi sumber informasi,

definisi masyarakat pedesaan, teori uses and gratifications, dan

teori uses and effects.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini berisikan tentang pendekatan

penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel,

variabel penelitian, macam dan sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Gambaran mengenai sejarah terbentuknya Desa Girimakmur,

(24)

desa, visi dan misi Desa Girimakmur, profil Liputan 6 Petang,

dan profil Seputar Indonesia.

BAB V HASIL PENELITIAN

Temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah diteliti,

berisikan tentang deskripsi responden, faktor-faktor yang

memengaruhi efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber

informasi, aspek peningkatan informasi dan tingkat efektivitas

siaran berita televisi sebagai sumber informasi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan penutup atas pembahasan masalah yang

telah diuraikan pada skripsi ini yang berisikan mengenai

(25)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular

mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa

jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin

besar presentase target yang di capai, makin tinggi efektivitasnya9.

Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan

dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara

nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas berkaitan dengan kepentingan orang

banyak, Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas perlu di

perhatikan sebab mempunyai efek yang besar terhadap kepentingan orang

banyak10.

Mengukur efektivitas media bukanlah suatu hal yang sederhana karena

efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada

siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Adapun yang perlu

diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan bagi media massa antara lain11:

9

Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1986), h. 30.

10

Soewarno Handayaningrat, Sistem birokrasi Pemerintahan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1985), h. 53.

11

(26)

1. Accuracy (Akurasi)

Ketepatan (akurasi) merupakan hal paling utama dalam penulisan

berita televisi. Jika berita tidak dapat memberikan unsur ketepatan di

dalam berita tersebut, berarti berita tersebut gagal merebut minat

pemirsa, yang berarti pula berita tersebut kehilangan kredibilitasnya.

Semua unsur dan materi berita harus terlebih dahulu di lakukan check

and re-check.12

Ketelitian dan kebenaran berkaitan dengan tuntutan akal kecermatan

dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat

waktu (deadline). Berita harus objektif dan tidak boleh mengandung

opini pribadi. Membuat laporan berdasarkan fakta merupakan pekerjaan

wartawan sehari-hari. Baginya fakta itu suci (fact is scared).13

Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki keunggulan

karena lebih cepat dibandingkan dengan media cetak dalam hal

penyampaian terhadap khalayak. Namun kecepatan memiliki risiko,

yakni mudah membuat kesalahan (error). Keterbatasan waktu siar juga

menghendaki buletin berita harus dikemas secara singkat, padat, dan

jelas. Di sini akan timbul masalah lain, yaitu berita yang ditulis menjadi

kurang jelas atau bahkan memiliki pengertian ganda (ambiguity).14

Terlebih, berita televisi merupakan perpaduan antara gambar dan

suara. Saling mengisi, artinya suara menerangkan gambar yang sedang

12

Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16.

13

Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35.

14

(27)

ditayangkan. Jadi, naskah narasi yang dibaca penyiar hendaknya

menerangkan aspek yang tidak terlihat di gambar.

Perkatan rumor atau desas-desus tidak boleh ada didalam naskah.

Bukan profesi wartawan televisi untuk berspekulasi. Sebaliknya,

wartawan harus melaporkan secara tepat dan akurat atas sebuah fakta.

Berita tidak boleh mengandung atau melaporkan opini atau pendapat

wartawan. Berita hanya melaporkan fakta dan opini orang lain. Kendati

demikian, opini yang diucapkan orang lain sudah memiliki nilai berita

sehingga dapat disiarkan karena termasuk kategori fakta, yaitu fakta

berupa apa yang diucapkan tersebut.15

Pembuatan berita merupakan pekerjaan yang tergesa-gesa. Semuanya

dituntut serba cepat. Tuntutan ini yang menjadikan masalah ketelitian

serta kebenaran akan fakta, data, dan informasi sering kali terabaikan. Di

satu sisi, pekerja selalu dituntut memberi laporan yang bersifat segera

(immediately) demi memenuhi unsur ‘kebaruan’ dan ‘aktualitas’. Di sisi

lain pekerja tidak boleh gegabah saat menyusun berita.16 2. Balance (Berimbang)

Dalam meliput berita, agar hasilnya dapat digunakan sebagai materi

siaran, semuanya haruslah berimbang. Untuk itu, diperlukan upaya yang

disebut cover both sides. Khusus berita-berita yang kontroversial, cover

15

Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17.

16

(28)

both sides merupakan suatu keharusan. Jika tidak, berita tersebut akan

kehilangan kredibilitasnya.17

Ketidakseimbangan dalam liputan berita televisi masih banyak kita

jumpai, terutama di negara-negara yang stasiun televisinya masih

dikelola oleh pemerintah. Ketidakseimbangan ini muncul dalam wujud:18

a. Terlalu banyak berita keberhasilan pemerintah saja, tanpa menyebut

kegagalannya.

b. Berita-berita yang terlalu didominasi oleh apa yang ingin diperbuat

oleh seorang presiden, menteri kabinet dan sebagainya.

c. Masih banyak berita seremonial yang kurang memiliki nilai

jurnalistik.

d. Hanya sedikit berita dari pihak oposan, misalnya yang mengkritik

kebijakan pemerintah.

e. Terlalu banyak berita luar negeri yang tidak ada berita relevansinya

dengan kepentingan dalam negeri.

f. Kontradiksi dalam mengelola berita dalam negeri (yang kebanyakan

positive centered news) dengan berita luar negeri (yang kebanyakan

melibatkan konflik dan kontroversial).

g. Terlalu banyak berita yang bersumber dari masyarakat perkotaan,

padahal sebagian besar masyarakat di negara berkembang tinggal di

pedesaan.

h. Sedikit sekali berita tentang human interest.

17

Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18.

18

(29)

Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu multiracial society dan

multireligious society seperti di indonesia yang sangat heterogen,

diperlukan kehati-hatian dalam meliput berita yang berhubungan dengan

masyarakat yang beraneka ragam. Hal terpenting dalam penyajian adalah

keberimbangan. Misalnya dengan menyisipkan voice insert dari

pihak-pihak yang terlibat sebagai news maker.

3. Clarity (Jelas)

Apabila pesan yang disampaikan tidak dapat dimengerti oleh pemirsa,

itu artinya pesan tersebut tidak jelas. Pemirsa hanya mempunyai satu

kesempatan untuk mendengar pesan yang disampaikan. Gagal

memenfaatkan peluang ini, berarti proses komunikasi yang dibangun

tidak berhasil.19

Seorang pembaca surat kabar dapat membalik kembali halaman surat

kabar yang dibacanya untuk membaca ulang berita yang kurang jelas.

Sebaliknya, hal ini sama sekali tidak dapat dilakukan oleh seorang

pemirsa televisi. Itu sebabnya, semua pesan yang disampaikan nelalui

siaran televisi harus jelas. Jangan membuat pemirsa berpikir untuk

menafsirkan maksud pesan yang disampaikan karena sewaktu pemirsa

masih berpikir, penyiar sudah menyampaikan pesan yang lain.

Sebagian besar stasiun televisi di negara berkembang yang dikelola

pemerintah kerap diragukan sebagai sumber berita karena umumnya

berita yang disiarkan di media massa milik pemerintah ini selalu yang

menguntungkan pemerintah saja.

19

(30)

B. Efek Kehadiran Media Massa

Efek yang disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak

merupakan akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut antara lain,

yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif yang sering disebut juga efek

behavioral.

1. Efek Kognitif Media Massa

Informasi merupakan sesuatu yang dapat memberikan kejelasan atau

klarifikasi. Informasi yang didapatkan telah menstruktur atau

mnegorganisasikan realitas, realitas adalah gambaran yang mempunyai

makna20. Gambaran tersebut lazim disebut dengan citra. Media massa

bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu

dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Dengan

media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau

tempat yang tidak dialami secara langsung.

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

dengan informasi yang diberikan oleh media massa membuat khalayak

yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung

menjadi lebih jelas21. Contohnya, seorang suami yang menonton iklan

keluarga berencana merasakan bahwa mempunyai anak dua saja akan

membuat keluarganya sejahtera.

20

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 223.

21

(31)

2. Efek Afektif Media Massa

Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat

kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film

bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan

media massa itu bermacam-macam, senang sehingga tertawa

terbahakbahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai

merinding, dan lain-lain misalnya: perasaan marah, benci, kesal, kecewa,

penasaran, dan lain sebagainya22.

Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan emosional pesan media

antara lain, suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,

predisposisi individual dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh

dalam media massa23.

a. Suasana Emosional

Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli mewarnai respon

khalayak pada stimuli itu. Dapat dikatakan bahwa respon khalayak pada

film, sandiwara televis, atau surat kabar akan dipengaruhi oleh suasana

emosional khalayak. Film-film sedih akan sangat mengharukan, setelah

khalayak itu sendiri mengalami kekecewaan sebelumnya. Adegan-adegan

lucu menyebabkan tertawa terbahak-bahak bila khalayak menontonnya

setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.

22

Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319.

23

(32)

b. Skema Kognitif

Ini adalah semacam naskah pada pikiran yang menjelaskan alur

peristiwa. Dalam film tentang superhero khalayak mengetahui bahwa

dalam film tersebut pemeran superhero akan menang pada akhirnya.

Kesadaran bahwa sang pahlawan dalam kebanyakan cerita akan tetap

hidup pada akhir cerita, cenderung memoderatkan goncangan emosional

ketika sang pahlawan ditempatkan dalam situasi berbahaya dan

menakutkan. Karena alasan inilah, penonton mungkin sangat kecewa

ketika mengetahui akhir cerita seorang pahlawan kalah oleh para

penjahat.24

c. Suasana Terpaan

Penonton akan sangat ketakutan menonton film horror bila

menontonnya sendirian disebuah rumah tua, ketika hujan lebat, dan

tiang-tiang rumah berderik. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton

akan memengaruhi emosi pada waktu memberikan respon. Ketakutan, juga

emosi lainnya memang mudah menular.

d. Predisposisi Individual

Mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis

cenderung menanggapi tragedi lebih terharu daripada orang periang.

Sebaliknya orang periang akan lebih terhibur oleh adegan lucu. Misalnya,

drama televisi yang melukiskan keluarga yang penuh sayang dan

kehangatan terasa sangat menyakitkan bagi anak-anak yang tinggal di

panti asuhan.

24

(33)

e. Identifikasi Khalayak

Dengan identifikasi penonton, pembaca atau pendengar menempatkan

dirinya dalam posisi tokoh. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh.

Karena itu, ketika tokoh identifikasi itu kalah, ia juga kecewa, ketika tokoh

identifikasi berhasil, ia ikut gembira. Mungkin juga kita menganggap

seorang tokoh dalam televisi atau film sebagai lawan kita. Yang terjadi

sekarang ialah disidentifikasi. Dalam posisi ini kita gembira bila tokoh

disidentifikasi celaka dan jengkel bila ia berhasil. Semuanya ini

menunjukkan bahwa makin tinggi identifikasi atau Dis-identifikasi kita

dengan tokoh yang disajikan, makin besar intensitas emosional pada diri

kita akibat terpaan pesan media massa.25

3. Efek Konatif Media Massa

Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang

cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk

perilaku, maka sebagaimana disinggung efek konatif sering disebut juga

efek behavioral26.

Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media

massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan

perkataan lain, timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan

efek afektif. Misalnya, seorang suami yang bertekad untuk berkeluarga

dua anak saja merupakan efek konatif setelah ia menyaksikan fragmen

25

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234.

26

(34)

TVRI, betapa bahagianya beranak dua, dan sebaliknya betapa repotnya

beranak banyak.

C. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Kamus Besar Indonesia menjelaskan bahwa arti media adalah alat

(sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi, film, poster

dan spanduk. Kemudian, media massa merupakan sarana dan saluran

resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada

masyarakat luas. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat

komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas

hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan

skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah

media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap

dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio,

televisi, internet dan lain-lain27.

Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat

karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi

kebutuhan hidup. Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat

memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan

fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan

beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi

diberbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada masyarakat

27

Morissan, Andy Corry dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan

(35)

yang belum menikmati media massa mungkin hanya bagi masyarakat suku

terasing saja.

Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila

kita bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila

kita bicara media elektronik, bisa berarti radio, televisi dan internet.

Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu

media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik,

baik radio, televisi maupun internet28.

2. Peran Media Massa

Scramn menyebutkan, peran media massa dalam pembangunan

nasional merupakan agen pembaharu. Peran yang dapat dilakukannya

berupa pembentukan pendapat msyarakat (umum) dalam mempercepat

proses peralihan kearah lebih baik. Utamanya, peralihan dari kebiasaan

yang dapat menghambat pembangunan kesikap baru yang tanggap pada

pembaharuan. Media massa merupakan salah satu sarana penyampaian

informasi dan difusi inofasi29.

Perkembangan media massa sebenarnya tidak terlepas dari ilmu

komunikasi yang intinya menyampaikan pesan karena pada dasarnya,

media massa berfungsi menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.

Lebih jauh dijelaskan, informasi yang disampaikan media massa lebih

bersifat massal sehingga hanya dapat meningkatkan pengetahuan. Bila

ingin mencapai tingkat dari itu, perlu ada lembaga atau orang-orang yang

menindaklanjuti informasi media masa tersebut. Media massa merupakan

28

Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 12. 29

(36)

institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga

pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam

menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:

a. Media Massa Sebagai Media Edukasi

Melalui perannya sebagai institusi pencerahan masyarakat. Media

massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya

cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat maju.30

b. Media Massa Sebagai Media Informasi

Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan

media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya

terhadap informasi, masyarakat menjadi dengan informasi. Sebaliknya

pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang

dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa.

Informasi tidak hanya disadari menjadi kebutuhan masyarakat di

negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat negara

maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta memperkokoh

pengaruh dan hegemoni di era persaingan global yang kian tajam.31

c. Media Massa Sebagai Media Hiburan

Fungsi hiburan media massa tampak jelas dari isi medianya, yang

mencakup berita, laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita

bersambung, cerpen, konser musik, dunia tari, dunia mode, karikatur,

feature, humor, kehidupan artis dan lain-lain. Peran media elektronik

30

Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 85.

31

(37)

dalam dunia hiburan lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan,

film cerita alias sinetron, musik pop, drama, komedi situasi, dan banyak

lagi yang lain32.

d. Media Massa Sebagai Kontrol Sosial

Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya

yang merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan

dan kalatisator perkembangan budaya masyarakat. Sebagai agen

perubahan itu, media massa juga mendorong agar perkembangan

budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan

masyarakat madani. Dengan demikian, media massa juga berperan

mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak

peradaban manusia dan masyarakat.

D. Sejarah Televisi dan Perkembangannya

1. Sejarah Singkat Televisi

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan

oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan

oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi

pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui

eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan

menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General

Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara

32

(38)

reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar

televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai pada 1

September 194033.

Penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,

bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia

IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik

Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun

(station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di

udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya34.

Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat

saingan televisi siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional

yang bermunculan dan turut serta meramaikan penyiaran televisi di

Indonesia. Sampai saat ini ada 11 stasiun televisi nasional yang sedang

mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia, yaitu: TVRI, RCTI,

SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV, TRANS TV,

GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE.

Sekarang, hampir semua negara di dunia memiliki stasiun televisi. Di

Asia, bidang broadcasting ini dipelopori oleh jepang pada tahun 1953,

Filipina tahun yang sama, Muangthai tahun 1955, Indonesia dan RRC

tahun 1962, Singapura tahun 1963 dan disusul oleh negara Malaysia35.

33

Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.135.

34

Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Jakarta: Mandar Maju, 1993), h.54.

35

(39)

2. Pengertian Televisi

Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio

yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual36. Sedangkan Menurut Drs. Wawan Kuswandi, televisi adalah salah satu

media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di

dunia37.

Pengertian lain televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan

gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.

Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke

dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam

cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.

3. Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar

dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan

membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi,

pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk

memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

4. Karakteristik Televisi

a. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat

dilihat. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

36

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).

37

(40)

b. Berpikir dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar.

Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara induvidual. Kedua,

penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar induvidual

sedemikian rupa.

c. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran

lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.

5. Program Televisi

Program televisi dibuat dan disajikan agar audiens tertarik dan akhirnya

menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program

acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian

audiens. Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas

dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan

menarik bagi audiens.

a. Jenis-jenis Program Televisi

Menurut Morissan, M.A, Jenis-jenis program acara televisi dibagi

menjadi dua, yaitu38 :

1. Program Informasi

Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya

untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada

khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan

38

Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,

(41)

informasi itulah yang “dijual” kepada audiens. Program informasi

dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu :

a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting

dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media

penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar

dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras atau

hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu :

Straight News, Features, dan Infotainment.

b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting

dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun

tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk

kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar

program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita

lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk

show.

2. Program Hiburan

Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan

untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan

permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah39:

a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program

yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun

kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

39

Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,

(42)

Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz

Show, Ketangkasan, dan Reality Show.

b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu

videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat

ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja

dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas

penampilannya agar menjadi lebih menarik.

c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan

(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi

baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor)

ataupun di luar ruangan (outdoor).

d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan

cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa

orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang

melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti

kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang

termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron.

6. Program Siaran

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh

stasiun televisi yang bersangkutan.40 Stasiun televisi dapat memilih

program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan,

sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan

dari produksinya.

40

(43)

Menurut Deddy Iskandar Muda, pada umumnya isi program siaran

televisi meliputi41:

a. News Reporting: Laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang

benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak melalui

media massa.

b. Talk Show: Sebuah program televisi dimana seseorang ataupun grup

berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai topik dengan

suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.

c. Documenter: Menampilkan suatu tayangan dengan peristiwa yang

mendalam dan luas serta dikemas secara artistik.

d. Magazine: Program yang menampilkan informasi ringan namun

mendalam yang lebih menekankan aspek menariknya suatu informasi.

e. Advertising: Penyajian pesan secara persuasif kepada masyarakat

melalui media massa dengan tujuan mempromosikan produk yang

dijual perusahaan.

f. Education/instructionnal: Program yang menayangkan acara-acara

yang berhubungan dengan pengajaran.

g. Art & Culture: Program yang menayangkan acara-acara yang

berhubungan dengan seni dan kebudayaan.

h. Music: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan

dengan music.

i. TV Movies: Film yang diproduksi oleh stasiun televisi untuk

ditayangkan di televisi itu sendiri.

41

(44)

j. Film: Media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul

di suatu tempat tertentu.

k. Game Show/Quiz: Program yang menayangkan sekelompok orang yang

terkadang dalam bentuk tim memecahkan teka-teki untuk meraih

sejumlah uang.

E. Pengertian Berita

Kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu

sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat

mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri, dan jenis-jenisnya. Mungkin

karena terlalu sulit itulah seorang direktur sebuah institut jurnalistik di

London, Tom Clarke, mengatakan bahwa pada mulanya menurut suatu kisah

yang diakui tidak dapat diuji kebenarannya, kata news (berita) berasal dari

suatu singkatan north, east, west, dan south. Dengan singkatan tersebut

Clarke ingin menggambarkan betapa berita sebagai suatu hal yang dapat

memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar

dari segala penjuru dunia42.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Drs. Suharso dan Dra.

Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan kabar,

warta: memberi tahu, pemberitahuan. Namun, tidak sedikit pula definisi

42

(45)

mengenai berita disampaikan oleh para pakar jurnalistik. Beberapa

diantaranya disebutkan dibawah ini43:

Willard Bleyer: Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh

wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena

menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.

(Newspaper Writing and Editing)

William Maulsby: Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak

memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting

dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para

pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

(Getting the News)

Chilton Bush: Berita adalah laporan mengenai peristiwayang penting

diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang

semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal

yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi

yang menarik (Newspaper Reporting of Public Affairs,

1940)

Eric Hepwood: Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang

dapat menarik perhatian umum. (Redaktur di Cleveland

Pain Dealer)

Curtis Dougall: Berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita

yang terbaik adalah yang menarik hati orang

sebanyak-banyaknya. (Interpretative Reporting)

43

(46)

Kesimpulannya, berita adalah segala laporan mengenai peristiwa,

kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk

disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi

kesadaran umum. Dengan demikian, jika diamati berita mengandung

beberapa unsur antara lain44:

a. Suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, fakta yang aktual;

b. Menarik perhatian karena ada faktor yang luar biaa di dalamnya;

c. Penting;

d. Dilaporkan, diumumkan, atau dibuat untuk menjadi kesadaran umum

supaya menjadi pengetahuan bagi orang banyak (massa);

e. Laporan itu dimuat di media tertentu

Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki

sebuah berita mencakup45:

a. Accuracy: akurat, cermat, dan teliti;

b. Universality: berlaku umum;

c. Fairness: jujur dan adil;

d. Humanity: nilai kemanusiaan;

e. Immediate: segera

44

Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 27.

45

(47)

Adapula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian

memiliki nilai berita atau tidak, berita harus mempunyai unsur sebagai

berikut46:

a. Penting (significane): mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak

yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.

b. Besaran (magnitute):Sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka

yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan

menarik untuk diketahui oleh orang banyak.

c. Kebaruan (timeliness): Memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena

kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual dan masih hangat

dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa

kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu

pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.

d. Kedekatan (proximity): Memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun

emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat,

bakat, hobi, dan perhatian pembaca.

e. Ketermukaan (prominence): Hal-hal yang mencuat dari diri seorang atau

sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut

orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat.

f. Sentuhan manusiawi (human interest): Sesuatu yang menyentuh rasa

kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.

46

(48)

Sedangkan berita menurut bidang-bidang persoalannya terdiri dari

beberapa macam47, seperti: a. Berita Politik

b. Berita Ekonomi

c. Berita Hukum dan Peradilan

d. Berita Kriminal

e. Berita Kecelakaan

f. Berita Seni dan Budaya

g. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

h. Berita Olahraga

i. Berita Perang

j. Berita lainnya (Infotainment)

F. Sumber Informasi

Istilah informasi sering kita soroti dalam lingkup teknologi, seperti

istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi

memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi.

Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini

memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan

teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu

tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk

sebuah era yaitu “Era Informasi”.48

47

Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 41-49.

48

(49)

Secara Etimologi, Kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis

kuno informacion (tahun 1387) mengambil istilah dari bahasa Latin yaitu

informationem yang berarti “konsep, ide atau garis besar,”. Informasi ini

merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas Aktifitas

dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”49.

Informasi bisa menjadi fungsi penting dalam membantu mengurangi

rasa cemas pada seseorang. Menurut pendapat Notoatmodjo, bahwa

semakin banyak memiliki informasi dapat memengaruhi atau menambah

pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa

menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Informasi merupakan pesan atau kumpulan pesan (ekspresi atau

ucapan) yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang

ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau

ditransmisikan, hal ini merupakan tanda-tanda, atau sebagai sinyal

berdasarkan gelombang.50

Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari

pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki

banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan

erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, persepsi, kebenaran,

representasi, negentropy, Stimulus, komunikasi, dan rangsangan mental.

Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari

belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih memiliki

49

Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006).

50

(50)

banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan

tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari

sebuah berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam

ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau

ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi tersebut sebagai

pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman maupun

instruksi.

Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna.

misalnya, dokumen berupa spreadsheet (Ms.Excel) biasa digunakan untuk

membuat informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan

neraca merupakan salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang

terdapat didalamnya adalah data yang telah diproses sehingga bisa

digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya dan pada akhrinya Sifat

informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau wawasan terhadap

seseorang.51

Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang

kemudian data tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan

informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat

suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang kemudian menghasilkan

suatu tindakan yang lain yang akan menimbulkan sejumlah data kembali.

Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu

model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

51

(51)

G. Masyarakat Pedesaan

Secara sosiologis, masyarakat memiliki karakteristik dikotomis, yakni

pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan yaitu desa dan kota.

Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional, sederhana, memiliki

kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada nilai, norma, dan adat

istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat modern, penduduk relatif

padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama pada sektor industri dan

perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan dengan cara menganalisa

cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas heterogenitas, ikatan

kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta berpegang pada hal yang

suci-sekuler.52

Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004

adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul

dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi

formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki

elemen-elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)

memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;

(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan

sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)

memiliki hubungan dengan masyarakat luar.53 Desa-desa di Indonesia tidak

52

Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231. 53

(52)

memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota

kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya.

H. Teori Uses and Gratifications

Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan

(gratifications) atas kebutuhan seseorang. Teori dan pendekatan ini tidak

mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian

besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs)

dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses

penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan

untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan

menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu.54

Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk

memandang pada hubungan antara isi media menurut fungsinya. Meskipun

masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifications,

Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and

gratifications yaitu:

a. Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya

b. Kebutuhan, yang menciptakan

c. Harapan-harapan terhadap

d. Media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada

e. Perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan

f. Pemenuhan kebutuhan

54

(53)

g. Konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya

Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan

uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan

kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.

Karl Erik Rosengren memodifikasi tujuh elemen di atas menjadi 11

elemen sebagai berikut55:

a. Kebutuhan mendasar tertentu, dengan interaksinya dengan

b. Berbagai kombinasi antara ekstra dan intra individu, dan juga dengan

c. Struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan

d. Berbagai percampuran personal individu, dan

e. Persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut yang menghasilkan

f. Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan,

yang menghasilkan

g. Perbedaan pola konsumsi media dan

h. Perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan

i. Perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi

j. Kombinasi karakteristik ekstra dan intra individu, sekaligus akan

memengaruhi pula

k. Struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi

dalam masyarakat

55

(54)

I. Teori Uses and Effects

Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl

(1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification

dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use merupakan bagian yang

sangat penting. Karena pengetahuan yang mengenai pemggunaan media yang

menyebabkan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu

proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak

arti. Ini dapat bererati exposure yang semata mata menunjuk pada tindakan

mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu

proses yang lebih kompleks dimana isi terkait harapan harapan tertentu untuk

dapat dipenuhi.56

56

Gambar

Tabel 31.     Rekapitulasi Data Angket .......................................................
Gambar 2.    Grafik P-Plot Variabel Y ........................................................
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.
Tabel 1.Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam penulis sampaikan

Puji syukur Alhamdulillah penulis selalu panjatkan kepada Allah SWT atas segala hidayah, taufik, ridho dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis dalam mengerjakan skripsi dan telah

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala berkah, rahmat, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal