i
BAGI MASYARAKAT PEDESAAN
(Studi Pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Deby Novia
NIM. 1112051100006
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2017
iv
ABSTRAK
Deby Novia, NIM: 1112051100006, Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai
Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat),
dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si.
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media hiburan, serta sebagai kontrol sosial. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya tidak terkecuali orang-orang yang tinggal di pedesaan. Namun, desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya. Termasuk desa yang diteliti yaitu Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi bagi masyarakat pedesaan? Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori di antaranya adalah teori uses and effects, konsep efektivitas, dan efek kehadiran media massa. Efektivitas sendiri merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Sedangkan teori uses and effects menjelaskan tentang perkiraan tentang hasil penggunaan media massa itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivisme. Metode penelitian ini menggunakan metode survey sebagai salah satu turunan dari pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan
simple random samplingn dengan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan
instrumen berbentuk kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan rumus paired sample t-test dengan membandingkan dua kondisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan paired sample t-test thitung< ttabel = -14,379 < 1,980. Berdasarkan
wawancara, faktor-faktor efektivitas itu sendiri dinilai dari isi berita dan gaya bahasa.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat adanya semangat, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag.
2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah M. Ag, dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suhaimi, M.Si
3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis
Ridho, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ir.Noor Bekti Negoro, S.E, M. Si yang telah
begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi di tengah kesibukannya yang padat.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Siti Nurbaya, M. Si yang telah memberikan
bimbingan untuk memilih judul skripsi.
6. Segenap bapak dan ibu dosen FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
vi
7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan FIDIK dan Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibunda Yati Parida dan Ayahanda Dodi Rukanda yang tidak pernah berhenti
memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materil untuk penulisan skripsi ini.
9. Keluarga besar Aki Iad Madria dan keluarga besar (Alm) Abah Rohim
dengan motivasi kalian akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10.Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan
dukungan saat penulisan skripsi ini.
11.Mochhammad Syarief, teman berbagi suka dan duka yang rela mendengarkan
penulis berkeluh kesah serta banyak membantu penulis selama penulisan skripsi ini.
12.Rista Dwi Septiani, Hana Futari, dan Corrie Prestita Ishaya yang telah
berbagi tawa dan canda di sela-sela sulitnya penulisan skripsi ini.
13.Adlina Septyadini, Bara Tracy Lovita, dan Endah Setyaningsih yang karena
kesuksesannya mampu membuat penulis sesegera mungkin cepat menyelesaikan skripsi ini.
14.Jurnalistik A 2012 yang telah bersama-sama selama empat tahun berbagi ilmu
dan canda tawa.
15.KKN Koempoel Desi, Melin, Fivi, Anes, Sarah, Sari, Devi, Fajrul, Wahyu,
Zuki, Fatur, Rido, dan Arif terima kasih karena telah menjadi teman baru bagi penulis selama melaksanakan KKN.
16.HMI Komfakda Cabang Ciputat yang telah memberikan pengalaman luar
vii
Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin ya Robbal’lamin...
Jakarta, Januari 2017
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Tinjauan Pustaka ... 9
E. Sistematika Penulisan... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Efektivitas ... 12
B. Efek Kehadiran Media Massa ... 17
C. Media Massa ... 21
D. Sejarah Televisi Dan Perkembangannya ... 24
E. Pengertian Berita ... 31
F. Sumber Informasi ... 35
G. Masyarakat Pedesaan ... 38
H. Teori Uses And Gratifications... 39
I. Teori Uses And Effects ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian ... 42
B. Pendekatan Penelitian ... 42
C. Metode Penelitian ... 43
ix
E. Populasi Dan Sampel ... 45
F. Variabel Penelitian ... 47
G. Macam Dan Sumber Data ... 49
H. Teknik Pengumpulan Data ... 50
I. Uji Instrumen ... 51
J. Teknik Analisis Data ... 53
K. Hipotesis Penelitian ... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur... 57
B. Kondisi Umum Desa Girimakmur ... 58
C. Isu Strategis Yang Dihadapi Desa ... 67
D. Visi Dan Misi Desa Girimakmur ... 67
E. Profil Liputan 6 Petang ... 69
F. Profil Seputar Indonesia ... 71
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Responden ... 74
B. Analisis Data ... 77
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 94
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian ... 44
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ... 48
Tabel 3. Skala Likert ... 53
Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ... 62
Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja ... 63
Tabel 20. Deskripsi Responden berdasarkan usia ... 75
Tabel 21. Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin ... 75
Tabel 22. Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaan ... 76
Tabel 23. Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan ... 77
Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X ... 78
Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 79
Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 81
Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 82
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan salah satu media massa yang paling efektif dalam hal
menyampaikan pesan. Dengan karakteristiknya yang merupakan media audio
visual, televisi mampu menampilkan tayangan yang menarik minat
masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat bisa memahami fungsi dari
televisi itu sendiri. Misalnya, masyarakat karena faktor tertentu hanya
memanfaatkan satu dari empat fungsi televisi. Ada yang hanya memanfaatkan
fungsi kontrol dan edukasi, ada yang hanya memanfaatkan fungsi hiburan.
Karena secara sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik
dikotomis, yakni pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan
yaitu desa dan kota. Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional,
sederhana, memiliki kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada
nilai, norma, dan adat istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat
modern, penduduk relatif padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama
pada sektor industri dan perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan
dengan cara menganalisa cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas
heterogenitas, ikatan kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta
berpegang pada hal yang suci-sekuler.1 Masyarakat dengan kondisi ini hanya memanfaatkan sebagian fungsi televisi yang telah disebutkan tadi.
1
Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004
adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul
dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi
formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki
elemen-elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)
memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;
(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan
sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)
memiliki hubungan dengan masyarakat luar.2
Desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama.
Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi
tingkat kesulitannya.3 Salah satu desa yang akan peneliti jadikan subjek
penelitian adalah Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat. Dengan jarak 10 km menuju ibukota kecamatan
malangbong dan jarak 40 km menuju ibukota kabupaten tingkat
perkembangan desa ini terbilang cukup sulit. Desa tersebut berdiri tanggal 11
Agustus 2011 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2011
setelah sebelumnya bergabung dengan desa tetangganya, Desa Sanding.
Pemerintah Kabupaten Garut akhirnya menyetujui pemekaran desa tersebut
dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan juga wilayah yang
terlalu luas.
2
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232. 3
Berdasarkan hasil sensus pada Mei 2016, total jumlah penduduk di desa
tersebut 4.297 penduduk dengan jumlah penduduk wanita 2.058 penduduk
dan jumlah penduduk pria 2.239 penduduk. Wilayah desa tersebut berada di
dataran tinggi dan hampir seluruh penduduknya mempunyai lahan bercocok
tanam seperti padi, jagung, umbi-umbian, serta berbagai macam sayur dan
buah. Penduduknya juga memiliki lahan ternak seperti ternak ayam, kambing,
dan ikan. Mata pencaharian mayoritas penduduk di desa tersebut adalah
buruh tani dan juga buruh lepas, sedangkan sisanya merupakan ibu rumah
tangga dan pencari kerja di perkotaan.4
Tingkat pendidikan mayoritas penduduk di desa tersebut adalah setingkat
Sekolah Dasar (SD) namun ada juga beberapa penduduk yang melanjutkan ke
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan juga jenjang perguruan tinggi, hal tersebut dikarenakan akses jalan
terdekat yang ada di desa tesebut hanyalah SMP 2 Malangbong dan juga
beberapa sekolah dasar, sedangkan akses jalan ke SMA cukup jauh sehingga
menjadi pertimbangan bagi penduduk untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi.5
Meskipun desa tersebut cukup jauh dari akses keramaian seperti ibukota
kabupaten, informasi merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan
masyarakat. Masyarakat mendapatkan informasi salah satunya melalui media
massa. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media
massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai
4
Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015.
5
institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media
hiburan, serta sebagai kontrol sosial.
Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan
kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa
ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah
pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey lebih jauh menjelaskan
karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial,
seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar
dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu caranya adalah mencari
tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang
sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan6. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”.
6
Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang
disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta
yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang
sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang
mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu
banyak fungsinya. Tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja,
melainkan menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena
disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya7
Taylor menjelaskan empat tingkat kebutuhan informasi yaitu: visceral,
yaitu informasi aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan;
conscious, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dijelaskan atau
digambarkan; formalized, pernyataan resmi atas suatu kebutuhan; dan
compromised, yaitu pertanyaan yang diajukan pada sistem informasi.
Informasi merupakan hal yang bisa memenuhi kebutuhan kognitif
seseorang. Dengan informasilah kebutuhan kognitif seseorang bisa terpenuhi.
Karena kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kognitif atau pola pikir
seseorang. Sikap bisa berubah karena adanya terpaan informasi yang terus
bertambah. Perubahan ini hanya bisa terjadi apabila jumlah informasi yang
menerpanya, atau yang dibacanya, cukup banyak dan dalam waktu yang
cukup lama8.
7
Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.13.
8
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi
Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus peneliti akan terlebihi dahulu
memberikan batasan dalam karya ini. Dalam penelitian ini hanya akan
mengidentifikasi dan memberikan penjelasan terkait dengan penilaian
yang diberikan responden. Penelitian hanya akan mengambil responden
usia 17-55 tahun pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, karena usia 17-55 tahun merupakan usia produktif di
mana masyarakat harus terbuka terhadap informasi.
Siaran Berita yang merupakan indikator kuesioner hanyalah siaran
berita Liputan 6 Petang pukul 16.30-17.00 WIB di SCTV dan Seputar
Indonesia pukul 16.30-17.00 WIB di RCTI dengan topik ekonomi,
politik, bencana alam atau kecelakaan, dan kesehatan. Jam tersebut
merupakan waktu senggang di luar aktivitas lainnya. Penelitian ini tidak
bertujuan untuk memberikan kritik namun lebih pada memberikan
penjelasan tentang apa yang dirasakan responden terkait dengan acara
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pemaparan di atas berikut rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian penulis:
1. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi
bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat?
2. Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang jelas dapat memberikan landasan yang kuat
untuk merancang penelitian, memilih metode yang tepat serta dapat
memberikan arahan ketika melakukan analisis penelitian. Sesuai dengan
penjabaran latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui efektif atau tidaknya siaran berita Televisi sebagai
sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
2. Manfaat Penelitian
Selain untuk memperoleh tujuan-tujuan di atas, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat seperti:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
riset komunikasi seperti penerapan fungsi-fungsi media bagi
khalayak dan kajian mengenai efektivitas tayangan berita televisi
yang khususnya terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini juga
diharapkan menjadi salah satu bahan yang menggambarkan
penerapan teori uses and gratifications dan teori uses and effects
dalam melihat sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Dalam aspek praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pekerja media sebagai
salah satu bahan referensi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan identifikasi tentang penilaian serta
pengaruhnya terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh
penonton khususnya pada masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya
penelitian ini dapat bermanfaat untuk pekerja media merancang
sebuah siaran berita yang memberikan efek positif serta memenuhi
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan hasil penelusuran peneliti pada beberapa literatur, peneliti
menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki kemiripan baik pada
subjek penelitian ataupun masalah penelitian. Tujuan dari tinjauan pustaka
peneliti adalah mencari penelitian terdahulu sehingga tidak memiliki
kesamaan dan dapat melengkapi koleksi penelitian yang ada.
1. Efektivitas Media Online Harian Fajar sebagai Sumber Informasi bagi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Allaudin
Makasar, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Allaudin Makasar,
Penulis: Saiful Ullah.
2. Efektivitas Republika Online (ROL) pada Kanal Hikmah untuk
Meningkatkan Informasi Mengenai Islam bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Penulis: Rika Alisha.
Meskipun Peneliti menggunakan tema yang sama dengan dua judul skripsi
diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan tersebut
terletak pada objek penelitiannya, dimana objek penelitian ini adalah
Tayangan Berita Televisi dan subjeknya adalah masyarakat Desa
E. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyususnan ke
dalam enam bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub
dengan penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisikan tentang konsep efektivitas, efek kehadiran media
massa, pengertian media massa, sejarah televisi dan
perkembangannya, pengertian berita, definisi sumber informasi,
definisi masyarakat pedesaan, teori uses and gratifications, dan
teori uses and effects.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini berisikan tentang pendekatan
penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, macam dan sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Gambaran mengenai sejarah terbentuknya Desa Girimakmur,
desa, visi dan misi Desa Girimakmur, profil Liputan 6 Petang,
dan profil Seputar Indonesia.
BAB V HASIL PENELITIAN
Temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah diteliti,
berisikan tentang deskripsi responden, faktor-faktor yang
memengaruhi efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber
informasi, aspek peningkatan informasi dan tingkat efektivitas
siaran berita televisi sebagai sumber informasi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan penutup atas pembahasan masalah yang
telah diuraikan pada skripsi ini yang berisikan mengenai
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular
mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin
besar presentase target yang di capai, makin tinggi efektivitasnya9.
Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan
dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara
nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas berkaitan dengan kepentingan orang
banyak, Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas perlu di
perhatikan sebab mempunyai efek yang besar terhadap kepentingan orang
banyak10.
Mengukur efektivitas media bukanlah suatu hal yang sederhana karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada
siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Adapun yang perlu
diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan bagi media massa antara lain11:
9
Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1986), h. 30.
10
Soewarno Handayaningrat, Sistem birokrasi Pemerintahan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1985), h. 53.
11
1. Accuracy (Akurasi)
Ketepatan (akurasi) merupakan hal paling utama dalam penulisan
berita televisi. Jika berita tidak dapat memberikan unsur ketepatan di
dalam berita tersebut, berarti berita tersebut gagal merebut minat
pemirsa, yang berarti pula berita tersebut kehilangan kredibilitasnya.
Semua unsur dan materi berita harus terlebih dahulu di lakukan check
and re-check.12
Ketelitian dan kebenaran berkaitan dengan tuntutan akal kecermatan
dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat
waktu (deadline). Berita harus objektif dan tidak boleh mengandung
opini pribadi. Membuat laporan berdasarkan fakta merupakan pekerjaan
wartawan sehari-hari. Baginya fakta itu suci (fact is scared).13
Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki keunggulan
karena lebih cepat dibandingkan dengan media cetak dalam hal
penyampaian terhadap khalayak. Namun kecepatan memiliki risiko,
yakni mudah membuat kesalahan (error). Keterbatasan waktu siar juga
menghendaki buletin berita harus dikemas secara singkat, padat, dan
jelas. Di sini akan timbul masalah lain, yaitu berita yang ditulis menjadi
kurang jelas atau bahkan memiliki pengertian ganda (ambiguity).14
Terlebih, berita televisi merupakan perpaduan antara gambar dan
suara. Saling mengisi, artinya suara menerangkan gambar yang sedang
12
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16.
13
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35.
14
ditayangkan. Jadi, naskah narasi yang dibaca penyiar hendaknya
menerangkan aspek yang tidak terlihat di gambar.
Perkatan rumor atau desas-desus tidak boleh ada didalam naskah.
Bukan profesi wartawan televisi untuk berspekulasi. Sebaliknya,
wartawan harus melaporkan secara tepat dan akurat atas sebuah fakta.
Berita tidak boleh mengandung atau melaporkan opini atau pendapat
wartawan. Berita hanya melaporkan fakta dan opini orang lain. Kendati
demikian, opini yang diucapkan orang lain sudah memiliki nilai berita
sehingga dapat disiarkan karena termasuk kategori fakta, yaitu fakta
berupa apa yang diucapkan tersebut.15
Pembuatan berita merupakan pekerjaan yang tergesa-gesa. Semuanya
dituntut serba cepat. Tuntutan ini yang menjadikan masalah ketelitian
serta kebenaran akan fakta, data, dan informasi sering kali terabaikan. Di
satu sisi, pekerja selalu dituntut memberi laporan yang bersifat segera
(immediately) demi memenuhi unsur ‘kebaruan’ dan ‘aktualitas’. Di sisi
lain pekerja tidak boleh gegabah saat menyusun berita.16 2. Balance (Berimbang)
Dalam meliput berita, agar hasilnya dapat digunakan sebagai materi
siaran, semuanya haruslah berimbang. Untuk itu, diperlukan upaya yang
disebut cover both sides. Khusus berita-berita yang kontroversial, cover
15
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17.
16
both sides merupakan suatu keharusan. Jika tidak, berita tersebut akan
kehilangan kredibilitasnya.17
Ketidakseimbangan dalam liputan berita televisi masih banyak kita
jumpai, terutama di negara-negara yang stasiun televisinya masih
dikelola oleh pemerintah. Ketidakseimbangan ini muncul dalam wujud:18
a. Terlalu banyak berita keberhasilan pemerintah saja, tanpa menyebut
kegagalannya.
b. Berita-berita yang terlalu didominasi oleh apa yang ingin diperbuat
oleh seorang presiden, menteri kabinet dan sebagainya.
c. Masih banyak berita seremonial yang kurang memiliki nilai
jurnalistik.
d. Hanya sedikit berita dari pihak oposan, misalnya yang mengkritik
kebijakan pemerintah.
e. Terlalu banyak berita luar negeri yang tidak ada berita relevansinya
dengan kepentingan dalam negeri.
f. Kontradiksi dalam mengelola berita dalam negeri (yang kebanyakan
positive centered news) dengan berita luar negeri (yang kebanyakan
melibatkan konflik dan kontroversial).
g. Terlalu banyak berita yang bersumber dari masyarakat perkotaan,
padahal sebagian besar masyarakat di negara berkembang tinggal di
pedesaan.
h. Sedikit sekali berita tentang human interest.
17
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18.
18
Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu multiracial society dan
multireligious society seperti di indonesia yang sangat heterogen,
diperlukan kehati-hatian dalam meliput berita yang berhubungan dengan
masyarakat yang beraneka ragam. Hal terpenting dalam penyajian adalah
keberimbangan. Misalnya dengan menyisipkan voice insert dari
pihak-pihak yang terlibat sebagai news maker.
3. Clarity (Jelas)
Apabila pesan yang disampaikan tidak dapat dimengerti oleh pemirsa,
itu artinya pesan tersebut tidak jelas. Pemirsa hanya mempunyai satu
kesempatan untuk mendengar pesan yang disampaikan. Gagal
memenfaatkan peluang ini, berarti proses komunikasi yang dibangun
tidak berhasil.19
Seorang pembaca surat kabar dapat membalik kembali halaman surat
kabar yang dibacanya untuk membaca ulang berita yang kurang jelas.
Sebaliknya, hal ini sama sekali tidak dapat dilakukan oleh seorang
pemirsa televisi. Itu sebabnya, semua pesan yang disampaikan nelalui
siaran televisi harus jelas. Jangan membuat pemirsa berpikir untuk
menafsirkan maksud pesan yang disampaikan karena sewaktu pemirsa
masih berpikir, penyiar sudah menyampaikan pesan yang lain.
Sebagian besar stasiun televisi di negara berkembang yang dikelola
pemerintah kerap diragukan sebagai sumber berita karena umumnya
berita yang disiarkan di media massa milik pemerintah ini selalu yang
menguntungkan pemerintah saja.
19
B. Efek Kehadiran Media Massa
Efek yang disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak
merupakan akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut antara lain,
yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif yang sering disebut juga efek
behavioral.
1. Efek Kognitif Media Massa
Informasi merupakan sesuatu yang dapat memberikan kejelasan atau
klarifikasi. Informasi yang didapatkan telah menstruktur atau
mnegorganisasikan realitas, realitas adalah gambaran yang mempunyai
makna20. Gambaran tersebut lazim disebut dengan citra. Media massa
bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu
dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Dengan
media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau
tempat yang tidak dialami secara langsung.
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
dengan informasi yang diberikan oleh media massa membuat khalayak
yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung
menjadi lebih jelas21. Contohnya, seorang suami yang menonton iklan
keluarga berencana merasakan bahwa mempunyai anak dua saja akan
membuat keluarganya sejahtera.
20
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 223.
21
2. Efek Afektif Media Massa
Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat
kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film
bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan
media massa itu bermacam-macam, senang sehingga tertawa
terbahakbahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai
merinding, dan lain-lain misalnya: perasaan marah, benci, kesal, kecewa,
penasaran, dan lain sebagainya22.
Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan emosional pesan media
antara lain, suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,
predisposisi individual dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh
dalam media massa23.
a. Suasana Emosional
Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli mewarnai respon
khalayak pada stimuli itu. Dapat dikatakan bahwa respon khalayak pada
film, sandiwara televis, atau surat kabar akan dipengaruhi oleh suasana
emosional khalayak. Film-film sedih akan sangat mengharukan, setelah
khalayak itu sendiri mengalami kekecewaan sebelumnya. Adegan-adegan
lucu menyebabkan tertawa terbahak-bahak bila khalayak menontonnya
setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
22
Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319.
23
b. Skema Kognitif
Ini adalah semacam naskah pada pikiran yang menjelaskan alur
peristiwa. Dalam film tentang superhero khalayak mengetahui bahwa
dalam film tersebut pemeran superhero akan menang pada akhirnya.
Kesadaran bahwa sang pahlawan dalam kebanyakan cerita akan tetap
hidup pada akhir cerita, cenderung memoderatkan goncangan emosional
ketika sang pahlawan ditempatkan dalam situasi berbahaya dan
menakutkan. Karena alasan inilah, penonton mungkin sangat kecewa
ketika mengetahui akhir cerita seorang pahlawan kalah oleh para
penjahat.24
c. Suasana Terpaan
Penonton akan sangat ketakutan menonton film horror bila
menontonnya sendirian disebuah rumah tua, ketika hujan lebat, dan
tiang-tiang rumah berderik. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton
akan memengaruhi emosi pada waktu memberikan respon. Ketakutan, juga
emosi lainnya memang mudah menular.
d. Predisposisi Individual
Mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis
cenderung menanggapi tragedi lebih terharu daripada orang periang.
Sebaliknya orang periang akan lebih terhibur oleh adegan lucu. Misalnya,
drama televisi yang melukiskan keluarga yang penuh sayang dan
kehangatan terasa sangat menyakitkan bagi anak-anak yang tinggal di
panti asuhan.
24
e. Identifikasi Khalayak
Dengan identifikasi penonton, pembaca atau pendengar menempatkan
dirinya dalam posisi tokoh. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh.
Karena itu, ketika tokoh identifikasi itu kalah, ia juga kecewa, ketika tokoh
identifikasi berhasil, ia ikut gembira. Mungkin juga kita menganggap
seorang tokoh dalam televisi atau film sebagai lawan kita. Yang terjadi
sekarang ialah disidentifikasi. Dalam posisi ini kita gembira bila tokoh
disidentifikasi celaka dan jengkel bila ia berhasil. Semuanya ini
menunjukkan bahwa makin tinggi identifikasi atau Dis-identifikasi kita
dengan tokoh yang disajikan, makin besar intensitas emosional pada diri
kita akibat terpaan pesan media massa.25
3. Efek Konatif Media Massa
Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang
cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk
perilaku, maka sebagaimana disinggung efek konatif sering disebut juga
efek behavioral26.
Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media
massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan
perkataan lain, timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan
efek afektif. Misalnya, seorang suami yang bertekad untuk berkeluarga
dua anak saja merupakan efek konatif setelah ia menyaksikan fragmen
25
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234.
26
TVRI, betapa bahagianya beranak dua, dan sebaliknya betapa repotnya
beranak banyak.
C. Media Massa
1. Pengertian Media Massa
Kamus Besar Indonesia menjelaskan bahwa arti media adalah alat
(sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi, film, poster
dan spanduk. Kemudian, media massa merupakan sarana dan saluran
resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat
komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas
hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan
skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah
media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap
dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio,
televisi, internet dan lain-lain27.
Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat
karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi
kebutuhan hidup. Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat
memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan
fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan
beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi
diberbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada masyarakat
27
Morissan, Andy Corry dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan
yang belum menikmati media massa mungkin hanya bagi masyarakat suku
terasing saja.
Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila
kita bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila
kita bicara media elektronik, bisa berarti radio, televisi dan internet.
Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu
media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik,
baik radio, televisi maupun internet28.
2. Peran Media Massa
Scramn menyebutkan, peran media massa dalam pembangunan
nasional merupakan agen pembaharu. Peran yang dapat dilakukannya
berupa pembentukan pendapat msyarakat (umum) dalam mempercepat
proses peralihan kearah lebih baik. Utamanya, peralihan dari kebiasaan
yang dapat menghambat pembangunan kesikap baru yang tanggap pada
pembaharuan. Media massa merupakan salah satu sarana penyampaian
informasi dan difusi inofasi29.
Perkembangan media massa sebenarnya tidak terlepas dari ilmu
komunikasi yang intinya menyampaikan pesan karena pada dasarnya,
media massa berfungsi menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.
Lebih jauh dijelaskan, informasi yang disampaikan media massa lebih
bersifat massal sehingga hanya dapat meningkatkan pengetahuan. Bila
ingin mencapai tingkat dari itu, perlu ada lembaga atau orang-orang yang
menindaklanjuti informasi media masa tersebut. Media massa merupakan
28
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 12. 29
institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga
pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam
menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:
a. Media Massa Sebagai Media Edukasi
Melalui perannya sebagai institusi pencerahan masyarakat. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya
cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat maju.30
b. Media Massa Sebagai Media Informasi
Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan
media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya
terhadap informasi, masyarakat menjadi dengan informasi. Sebaliknya
pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang
dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa.
Informasi tidak hanya disadari menjadi kebutuhan masyarakat di
negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat negara
maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta memperkokoh
pengaruh dan hegemoni di era persaingan global yang kian tajam.31
c. Media Massa Sebagai Media Hiburan
Fungsi hiburan media massa tampak jelas dari isi medianya, yang
mencakup berita, laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita
bersambung, cerpen, konser musik, dunia tari, dunia mode, karikatur,
feature, humor, kehidupan artis dan lain-lain. Peran media elektronik
30
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 85.
31
dalam dunia hiburan lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan,
film cerita alias sinetron, musik pop, drama, komedi situasi, dan banyak
lagi yang lain32.
d. Media Massa Sebagai Kontrol Sosial
Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya
yang merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan
dan kalatisator perkembangan budaya masyarakat. Sebagai agen
perubahan itu, media massa juga mendorong agar perkembangan
budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan
masyarakat madani. Dengan demikian, media massa juga berperan
mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak
peradaban manusia dan masyarakat.
D. Sejarah Televisi dan Perkembangannya
1. Sejarah Singkat Televisi
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan
oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan
oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi
pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui
eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.
Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan
menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General
Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara
32
reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar
televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai pada 1
September 194033.
Penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,
bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia
IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik
Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun
(station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di
udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya34.
Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat
saingan televisi siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional
yang bermunculan dan turut serta meramaikan penyiaran televisi di
Indonesia. Sampai saat ini ada 11 stasiun televisi nasional yang sedang
mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia, yaitu: TVRI, RCTI,
SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV, TRANS TV,
GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE.
Sekarang, hampir semua negara di dunia memiliki stasiun televisi. Di
Asia, bidang broadcasting ini dipelopori oleh jepang pada tahun 1953,
Filipina tahun yang sama, Muangthai tahun 1955, Indonesia dan RRC
tahun 1962, Singapura tahun 1963 dan disusul oleh negara Malaysia35.
33
Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.135.
34
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Jakarta: Mandar Maju, 1993), h.54.
35
2. Pengertian Televisi
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio
yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual36. Sedangkan Menurut Drs. Wawan Kuswandi, televisi adalah salah satu
media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di
dunia37.
Pengertian lain televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.
Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke
dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam
cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.
3. Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar
dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan
membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi,
pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
4. Karakteristik Televisi
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
36
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).
37
b. Berpikir dalam Gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar.
Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara induvidual. Kedua,
penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar induvidual
sedemikian rupa.
c. Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran
lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.
5. Program Televisi
Program televisi dibuat dan disajikan agar audiens tertarik dan akhirnya
menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program
acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian
audiens. Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas
dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan
menarik bagi audiens.
a. Jenis-jenis Program Televisi
Menurut Morissan, M.A, Jenis-jenis program acara televisi dibagi
menjadi dua, yaitu38 :
1. Program Informasi
Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya
untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada
khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan
38
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
informasi itulah yang “dijual” kepada audiens. Program informasi
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu :
a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting
dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media
penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar
dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras atau
hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu :
Straight News, Features, dan Infotainment.
b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting
dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun
tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk
kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar
program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita
lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk
show.
2. Program Hiburan
Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan
untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan
permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah39:
a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program
yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun
kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
39
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz
Show, Ketangkasan, dan Reality Show.
b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu
videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat
ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja
dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas
penampilannya agar menjadi lebih menarik.
c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi
baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor)
ataupun di luar ruangan (outdoor).
d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa
orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang
melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti
kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang
termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron.
6. Program Siaran
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh
stasiun televisi yang bersangkutan.40 Stasiun televisi dapat memilih
program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan,
sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan
dari produksinya.
40
Menurut Deddy Iskandar Muda, pada umumnya isi program siaran
televisi meliputi41:
a. News Reporting: Laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang
benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak melalui
media massa.
b. Talk Show: Sebuah program televisi dimana seseorang ataupun grup
berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai topik dengan
suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.
c. Documenter: Menampilkan suatu tayangan dengan peristiwa yang
mendalam dan luas serta dikemas secara artistik.
d. Magazine: Program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam yang lebih menekankan aspek menariknya suatu informasi.
e. Advertising: Penyajian pesan secara persuasif kepada masyarakat
melalui media massa dengan tujuan mempromosikan produk yang
dijual perusahaan.
f. Education/instructionnal: Program yang menayangkan acara-acara
yang berhubungan dengan pengajaran.
g. Art & Culture: Program yang menayangkan acara-acara yang
berhubungan dengan seni dan kebudayaan.
h. Music: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan
dengan music.
i. TV Movies: Film yang diproduksi oleh stasiun televisi untuk
ditayangkan di televisi itu sendiri.
41
j. Film: Media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul
di suatu tempat tertentu.
k. Game Show/Quiz: Program yang menayangkan sekelompok orang yang
terkadang dalam bentuk tim memecahkan teka-teki untuk meraih
sejumlah uang.
E. Pengertian Berita
Kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu
sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat
mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri, dan jenis-jenisnya. Mungkin
karena terlalu sulit itulah seorang direktur sebuah institut jurnalistik di
London, Tom Clarke, mengatakan bahwa pada mulanya menurut suatu kisah
yang diakui tidak dapat diuji kebenarannya, kata news (berita) berasal dari
suatu singkatan north, east, west, dan south. Dengan singkatan tersebut
Clarke ingin menggambarkan betapa berita sebagai suatu hal yang dapat
memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar
dari segala penjuru dunia42.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Drs. Suharso dan Dra.
Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan kabar,
warta: memberi tahu, pemberitahuan. Namun, tidak sedikit pula definisi
42
mengenai berita disampaikan oleh para pakar jurnalistik. Beberapa
diantaranya disebutkan dibawah ini43:
Willard Bleyer: Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh
wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena
menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.
(Newspaper Writing and Editing)
William Maulsby: Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting
dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para
pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
(Getting the News)
Chilton Bush: Berita adalah laporan mengenai peristiwayang penting
diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang
semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal
yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi
yang menarik (Newspaper Reporting of Public Affairs,
1940)
Eric Hepwood: Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang
dapat menarik perhatian umum. (Redaktur di Cleveland
Pain Dealer)
Curtis Dougall: Berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita
yang terbaik adalah yang menarik hati orang
sebanyak-banyaknya. (Interpretative Reporting)
43
Kesimpulannya, berita adalah segala laporan mengenai peristiwa,
kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk
disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi
kesadaran umum. Dengan demikian, jika diamati berita mengandung
beberapa unsur antara lain44:
a. Suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, fakta yang aktual;
b. Menarik perhatian karena ada faktor yang luar biaa di dalamnya;
c. Penting;
d. Dilaporkan, diumumkan, atau dibuat untuk menjadi kesadaran umum
supaya menjadi pengetahuan bagi orang banyak (massa);
e. Laporan itu dimuat di media tertentu
Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki
sebuah berita mencakup45:
a. Accuracy: akurat, cermat, dan teliti;
b. Universality: berlaku umum;
c. Fairness: jujur dan adil;
d. Humanity: nilai kemanusiaan;
e. Immediate: segera
44
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 27.
45
Adapula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian
memiliki nilai berita atau tidak, berita harus mempunyai unsur sebagai
berikut46:
a. Penting (significane): mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak
yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.
b. Besaran (magnitute):Sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka
yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan
menarik untuk diketahui oleh orang banyak.
c. Kebaruan (timeliness): Memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena
kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual dan masih hangat
dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa
kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu
pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.
d. Kedekatan (proximity): Memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun
emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat,
bakat, hobi, dan perhatian pembaca.
e. Ketermukaan (prominence): Hal-hal yang mencuat dari diri seorang atau
sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut
orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat.
f. Sentuhan manusiawi (human interest): Sesuatu yang menyentuh rasa
kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.
46
Sedangkan berita menurut bidang-bidang persoalannya terdiri dari
beberapa macam47, seperti: a. Berita Politik
b. Berita Ekonomi
c. Berita Hukum dan Peradilan
d. Berita Kriminal
e. Berita Kecelakaan
f. Berita Seni dan Budaya
g. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
h. Berita Olahraga
i. Berita Perang
j. Berita lainnya (Infotainment)
F. Sumber Informasi
Istilah informasi sering kita soroti dalam lingkup teknologi, seperti
istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi
memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi.
Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini
memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan
teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu
tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk
sebuah era yaitu “Era Informasi”.48
47
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 41-49.
48
Secara Etimologi, Kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis
kuno informacion (tahun 1387) mengambil istilah dari bahasa Latin yaitu
informationem yang berarti “konsep, ide atau garis besar,”. Informasi ini
merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas Aktifitas
dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”49.
Informasi bisa menjadi fungsi penting dalam membantu mengurangi
rasa cemas pada seseorang. Menurut pendapat Notoatmodjo, bahwa
semakin banyak memiliki informasi dapat memengaruhi atau menambah
pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa
menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Informasi merupakan pesan atau kumpulan pesan (ekspresi atau
ucapan) yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang
ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau
ditransmisikan, hal ini merupakan tanda-tanda, atau sebagai sinyal
berdasarkan gelombang.50
Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki
banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan
erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, persepsi, kebenaran,
representasi, negentropy, Stimulus, komunikasi, dan rangsangan mental.
Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari
belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih memiliki
49
Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006).
50
banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan
tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari
sebuah berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam
ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau
ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi tersebut sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman maupun
instruksi.
Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna.
misalnya, dokumen berupa spreadsheet (Ms.Excel) biasa digunakan untuk
membuat informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan
neraca merupakan salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang
terdapat didalamnya adalah data yang telah diproses sehingga bisa
digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya dan pada akhrinya Sifat
informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau wawasan terhadap
seseorang.51
Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang
kemudian data tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan
informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang kemudian menghasilkan
suatu tindakan yang lain yang akan menimbulkan sejumlah data kembali.
Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu
model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
51
G. Masyarakat Pedesaan
Secara sosiologis, masyarakat memiliki karakteristik dikotomis, yakni
pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan yaitu desa dan kota.
Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional, sederhana, memiliki
kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada nilai, norma, dan adat
istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat modern, penduduk relatif
padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama pada sektor industri dan
perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan dengan cara menganalisa
cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas heterogenitas, ikatan
kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta berpegang pada hal yang
suci-sekuler.52
Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004
adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul
dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi
formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki
elemen-elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)
memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;
(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan
sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)
memiliki hubungan dengan masyarakat luar.53 Desa-desa di Indonesia tidak
52
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231. 53
memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota
kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya.
H. Teori Uses and Gratifications
Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan
(gratifications) atas kebutuhan seseorang. Teori dan pendekatan ini tidak
mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian
besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs)
dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses
penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan
untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan
menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu.54
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk
memandang pada hubungan antara isi media menurut fungsinya. Meskipun
masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifications,
Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and
gratifications yaitu:
a. Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya
b. Kebutuhan, yang menciptakan
c. Harapan-harapan terhadap
d. Media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada
e. Perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan
f. Pemenuhan kebutuhan
54
g. Konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya
Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan
uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan
kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.
Karl Erik Rosengren memodifikasi tujuh elemen di atas menjadi 11
elemen sebagai berikut55:
a. Kebutuhan mendasar tertentu, dengan interaksinya dengan
b. Berbagai kombinasi antara ekstra dan intra individu, dan juga dengan
c. Struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan
d. Berbagai percampuran personal individu, dan
e. Persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut yang menghasilkan
f. Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan,
yang menghasilkan
g. Perbedaan pola konsumsi media dan
h. Perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan
i. Perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi
j. Kombinasi karakteristik ekstra dan intra individu, sekaligus akan
memengaruhi pula
k. Struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi
dalam masyarakat
55
I. Teori Uses and Effects
Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl
(1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification
dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use merupakan bagian yang
sangat penting. Karena pengetahuan yang mengenai pemggunaan media yang
menyebabkan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu
proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak
arti. Ini dapat bererati exposure yang semata mata menunjuk pada tindakan
mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu
proses yang lebih kompleks dimana isi terkait harapan harapan tertentu untuk
dapat dipenuhi.56
56