• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN Jenis, Lokasi, dan Ruang Lingkup Penelitian. desain penelitian yang bertujuan utama memperoleh pandangan mendalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN Jenis, Lokasi, dan Ruang Lingkup Penelitian. desain penelitian yang bertujuan utama memperoleh pandangan mendalam"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Jenis, Lokasi, dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian konfirmatori yaitu merupakan desain penelitian yang bertujuan utama memperoleh pandangan mendalam dan menyeluruh tentang pengaruh gaya kepemimipinan yang berorientasi tugas dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi P.T. BPR Indra Candra di Singaraja.

4.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada P.T. BPR Indra Candra di kota Singaraja dan kantor cabang di Mangupura.

4.1.3 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terbatas pada bidang gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas, budaya organisasi, dan kinerja organisasi yang dilakukan pada P.T. BPR Indra Candra. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian lebih fokus dan mendapatkan hasil yang lebih tepat.

4.2. Variabel Penelitian.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

56

(2)

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

4.2.1.Identifikasi Variabel

Sesuai dengan pokok masalah dan hipotesis yang diajukan, variabel- variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat diidentifikasi secara garis besarnya adalah sebagai berikut.

1) Variabel terikat atau dependent variable, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja organisasi (Y2).

2) Variabel bebas atau independent variable yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas (X), dan budaya organisasi (Y1).

4.2.2 Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel yang akan dilakukan sehubungan dengan upaya untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang dikumpulkan. Definisi operasional variabel berisikan indikator-indikator dari suatu variabel yang relevan dengan variabel tersebut. Dalam penelitian difinisi operasional variabel adalah sebagai berikut.

(3)

1) Gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas (X) adalah cara mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi, yang terdiri dari:

(1) pimpinan menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan karyawan (X.1), yaitu pimpinan menjelaskan harapan peran, sasaran tugas, peraturan, kebijakan, dan standar prosedur operasi.

(2) pimpinan mengajak karyawan merumuskan tujuan BPR (X.2), yaitu pimpinan mengajak karyawan untuk ikut merumuskan tujuan perusahaan

(3) pimpinan memberitahukan tentang apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan kepada karyawan (X.3), yaitu pimpinan membagi tugas, memberi arah tentang cara melakukan pekerjaan, siapa yang melakukan, dan kapan hal tersebut dilakukan.

(4) pimpinan berupaya mengembangkan sifat bersahabat (X4), yaitu pimpinan memperlihatkan kepercayaan bahwa orang dapat mencapai tujuan yang menantang, memberi dukungan dan dorongan, serta bersosialisasi dengan orang untuk membangun hubungan.

(5) pimpinan melakukan instruksi yang jelas kepada bawahan (X.5), yaitu pimpinan memberi informasi kepada karyawan tentang tindakan yang mempengaruhi mereka, menbantu menyelesaikan konflik, dan memberi contoh dengan model prilaku yang patut dicontoh.

2) Budaya organisasi kuat (Y1) adalah suatu sistem nilai yang menjadi pegangan bagi BPR beserta anggota yang terlibat, menjadi acuan untuk

(4)

mengendalikan perilaku organisasi dan anggota organisasi dalam berinteraksi antar anggota organisasi dan organisasi lainnya, yang terdiri dari sebagai berikut.

Keterlibatan (involvement).

Keterlibatan merupakan faktor kunci dalam budaya organisasi.

Keterlibatan yang tinggi dari anggota organisasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan khususnya menyangkut manajemen, strategi perusahaan, struktur organisasi, biaya-biaya transaksi, dan sebagainya. Nilai-nilai, norma-norma, dan tradisi organisasi bisa merupakan konsensus bagi anggota organisasi untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Keterlibatan dalam penelitian ini diukur dari penilaian responden terhadap.

(1) Pemberian otonomi (Y1.1), yaitu pimpinan memberikan kebebasan pada para karyawan untuk mengerjakan pekerjaannya dengan caranya sendiri sesuai dengan job desk yang ada.

(2) Kesempatan mengambil keputusan bersama (Y1.2), yaitu pimpinan memberikan kesempatan bagi para karyawannya untuk ikut mengambil keputusan bersama.

Konsistensi (concistency).

Konsistensi menyangkut keyakinan, nilai-nilai, simbul dan peraturan- peraturan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan khususnya menyangkut;

(1) metode melakukan pekerjaan (Y1.3), memberikan kejelasan tentang metode melakukan pekerjaan dengan benar.

(5)

(2) perilaku karyawan dan tindakan-tindakan dalam melaksanakan pekerjaan (Y1.4), yaitu rasa keyakinan karyawan dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan.

(3) kejelasan tentang apa yang harus dilakukan dalam pekerjaan (Y1.5), yaitu karyawan merasakan adanya kejelasan tentang apa yang harus dilakukan dalam pekerjaan.

Adaptabilitas (adaptibility)

Ada tiga aspek adaptabilitas yang mempunyai dampak pada efektifitas organisasi, yaitu sebagai berikut.

(1) Kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada lingkungan ekternal (Y1.6), yaitu karyawan memiliki tingkat kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada lingkungan eksternal.

(2) Kemampuan untuk bereaksi pada lingkungan internal (Y1.7), yaitu karyawan memiliki tingkat kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada lingkungan internal

(3) Kemampuan untuk bereaksi pada pelanggan internal maupun ekternal (Y1.8), yaitu karyawan memiliki tingkat kemampuan untuk bereaksi pada pelanggan internal maupun eksternal.

Misi (Mission).

Penghayatan misi memberikan dua pengaruh besar pada fungsi perusahaan yaitu; suatu misi menunjukan maksud dan arti serta alasan-alasan yang bersifat non ekonomi mengapa misi itu penting dilakukan, dan pengertian misi menentukan arah tujuan menjadi jelas, yang selanjutnya

(6)

menentukan saluran kegiatan yang layak bagi organisasi dan para anggotanya.

Diukur dari pendapat responden terhadap.

(1) perumusan tujuan dan arah organisasi secara bersama (Y1.9), yaitu keterlibatan karyawan dalam perumusan tujuan dan arah organisasi secara bersama.

(2) kejelasan tujuan dan arah organisasi (Y1.10), yaitu pemahaman karyawan terhadap tujuan dan arah organisasi.

3) Kinerja organisasi (Y2), dalam penelitian ini adalah kinerja organisasi dari aspek pelanggan, yaitu menilai kinerja organisasi berdasarkan kepuasan pelanggan atas kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai, yang diberikan perusahaan pada konsumen yang terdiri dari sebagai berikut.

Kecepatan dalam hal ini adalah kemampuan setiap karyawan dalam memberikan pelayanan terhadap para pelanggan atau nasabah, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal yang sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). Diukur dari penilaian pimpinan terhadap bawahannya

sebagai berikut.

(1) Tindakan dalam melakukan pekerjaan (Y2.1), yaitu tindakan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat melakukannya dengan benar (2) Penyelesaian tugas sesuai jadwal (Y2.2), yaitu karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan jadwal.

(3) Mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat (Y2.3), yaitu inisiatif karyawan untuk selalu mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat.

(7)

Kualitas adalah kecepatan dalam memberikan pelayanan tanpa kualitas adalah sia-sia. Pelayanan yang cepat dan berkualitas dapat membuat para pelanggan merasa puas, dapat menghemat waktu dan biaya. Diukur dari penilaian pimpinan terhadap bawahannya sebagai berikut.

(1) Bangga terhadap pekerjaannya (Y2.4), yaitu setiap karyawan merasa bangga atau senang atas pekerjaan yang dilakukannya.

(2) Melakukan pekerjaannya dengan benar sejak awal (Y2.5), yaitu karayawann dapat menyelesaikan pekerjaannya benar sejak awal.

(3) Mencari cara untuk memperbaiki kualitas pekerjaannya (Y2.6)

Layanan adalah layanan yang diberikan oleh setiap karyawan sesuai dengan jenis pekerjaannya yang diberikan pada semua pelanggan baik internal maupun ekternal akan sangat mendukung kecepatan dan kualitas pelayanan.

Diukur dari penilaian pimpinan terhadap bawahannya sebagai berikut.

(1) Keinginan untuk melayani orang lain dengan baik (Y2.7), yaitu karyawan selalu memiliki keinginan untuk melayani pelanggan dengan baik.

(2) Merespon pelanggan dengan tepat waktu (Y2.8), yaitu karyawan selalu memberikan respon pada pelanggan dengan tepat waktu.

(3) Memberikan lebih dari yang diharapkan pelanggan (Y2.9),yaitu pelayanan yang diberikan pada pelanggan melebihi harapan pelanggan.

Nilai adalah layanan yang cepat dan berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan. Diukur dari penilaian pimpinan terhadap bawahannya sebagai berikut.

(8)

Tindakan yang mengindikasikan pemahaman terhadap konsep nilai (Y2.10), yaitu pelanggan merasakan nilai yang didapat atau kualitas dan mutu pelayanan melebihi nilai yang telah dia berikan pada bank.

4.3 Jenis dan Sumber Data 4.3.1 Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif.

(1) Data kuantitatif, adalah jenis data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka, seperti data jumlah responden, jumlah responden menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja.

(2) Data kualitatif, adalah jenis data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka, seperti struktur organisasi, uraian tugas, dan unit kerja.

4.3.2 Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

(1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asli yaitu responden. Dalam hal ini sumber data primernya adalah informasi yang dikumpulkan dari jawaban responden seperti, jawaban responden tentang kinerja organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi.

(2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber data yang terlebih dahulu telah dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain di

(9)

luar peneliti. Contoh, data karyawan, struktur organisasi dan uraian tugas.

4.3.3 Metode pengumpulan data

Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kuesioner

Pengumpulan data dengan teknik ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tentang kinerja organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi, sesuai dengan indikator definisi operasional kepada seluruh responden dengan tujuan untuk mengumpulkan jawaban-jawaban yang akhirnya dijadikan data dalam penelitian ini.

2) Observasi

Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung serta mencatat fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Contoh, mengamati perilaku para karyawan tentang waktu tiba di tempat kerja, waktu pulang, sikap karyawan dalam menjalankan tugas, suasana kerja, dan hubungan kerja.

3) Wawancara mendalam

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara mendalam dengan beberapa responden untuk memperoleh data yang lebih akurat dan lengkap, menyangkut penjelasan lebih lanjut tentang kuesioner yang telah diberikan.

4.3.4 Populasi dan responden

(10)

Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara Singarimbun (1997) menyatakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang cirinya akan diduga.

Untuk keperluan penelitian ini, responden ditentukan dengan melibatkan semua populasi kecuali Dewan Komisaris dan Direktur Utama, dengan jumlah 87 orang, sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian sensus. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 87 orang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Jumlah Karyawan PT. BPR Indra Cadra

No Nama Bank

Jumlah Karyawan

(Orang)

SDM berdasarkan Profesi Dewan

Komisaris (Orang)

Direktur Utama (Orang)

Karyawan (Orang) 1 P.T BPR Indra

Candra Singaraja

55 2 1 52

2 P.T BPR Indra Candra Sempidi

34 0 1 33

Jumlah 89 2 2 85

Sumber : P.T.BPR Indra Candra Singaraja (2010)

Dalam Tabel 4.1 terlihat jumlah karyawan adalah 89 orang, dua orang adalah komisaris, dua orang direktur utama, dan 85 orang karyawan operasional.

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah semua karyawan selain Dewan Komisaris, yang berjumlah 87 orang, sehingga seluruh anggota populasi menjadi responden penelitian.

(11)

4.4 Pengukuran Variabel

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan Skala Likert dalam 5 (lima) tingkatan yaitu responden diminta untuk memberikan jawaban terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu di antara lima pilihan yang bersifat berjenjang dengan menggunakan respon negatif hingga positif sperti contoh berikut.

1) Seberapa jelas tugas-tugas pokok yang harus saya kerjakan 1 2 3 4 5

Sangat tidak jelas Kurang jelas Kadang-kadang Jelas Sangat jelas 2) Seberapa tinggi partisipasi karyawan dalam mengambil keputusan 1 2 3 4 5

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

3) Seberapa sering atasan anda memberitahukan tentang apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan

1 2 3 4 5

Sangat jarang Jarang Sedang Sering Sangat sering

4.5 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2007) menyatakan, dalam penelitian kuantitatif akan selalu menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Insrtrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Bagi suatu penelitian, data mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting, data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

(12)

alat membuktikan hipotesis. Data dalam suatu penelitian dapat dikumpulkan dengan instrumen. Instrumen yang dipakai dalam mengumpulkan data haruslah memenuhi dua persyaratan penting, yaitu validitas dan reliabilitas.

4.5.1 Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Ancok (dalam Singarimbun dan Efendi, 1997) menyatakan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan, karena timbangan adalah alat ukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur berat suatu benda.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti.

Selanjutnya Sugiyono (2007) mengingatkan bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah diuji validitasnya, tidak otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid. Hal ini masih akan dipengangaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen. Uji validitas dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori.

Dengan ketentuan masing-masing indikator besarnya loading factor

> 0,60, eigen value > 1 signifikansi <0,05.

4.5.2 Reliabilitas

(13)

Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran dimana pengujian dengan menghasilkan konsisten butir-butir yang ada. Menurut Nunnaly dalam Ghosali (2002), pengujian statistik crobach’alpha, instrumen dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,60.

Melihat nilai alpha cronbach dan masing-masing variabel, menurut Ronny Kountur (2003) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima pada nilai sebesar 0,60. Test yang reliabilitasnya di bawah 0,60 dianggap tidak reliable.

4.6 Teknik Analisis Data 4.6.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis kuantitatif yang digunakan untuk menjelaskan dengan lebih mendalam hasil dari analisis dan mampu memberikan informasi yang lebih rinci (Umar, 2004). Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengkuantitatifkan nilai faktor-faktor kinerja organisasi, gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas, dan budaya organisasi, serta memaparkan deskripsi variabel penelitian berdasarkan jawaban setiap kuesioner dengan memberikan skor untuk masing–masing jawaban. Dalam analisis menggunakan nilai rata-rata dan persentase dari skor jawaban responden.

4.6.2 Analisis jalur (Path Analysis)

(14)

Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung, seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model analisis jalur merupakan pola hubungan sebab akibat atau a set of hypothesized causal asymmetric relation among the variable (Riduwan dan Engkos, 2007).

Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2007), dalam model kausal dibedakan antara variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus adalah variabel yang keberagamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistem (model), variabel ini ditetapkan sebagai variabel pemula yang memberi efek kepada variabel lain. Variabel ini tidak diperhitungkan jumlah sisanya (disturbance) meskipun sebenarnya juga mempunyai sisa/eror. Sedangkan variabel endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel eksogenus dan variabel endogenus lainnya dalam model.

Beberapa asumsi yang mendasari analisis jalur (Path Analysis) menurut Riduwan, (2007) adalah sebagai berikut.

1) Hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2) Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik.

3) Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio.

4) Menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

(15)

5) Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable), artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.

6) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Model path analysis yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Model analysis path (path analisis model).

Indikator gaya kepemimpinan

(1) Menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan karyawan (X1) (2) Mengajak karyawan merumuskan tujuan organisasi (X2)

(3) Memberitahukan tentang apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan kepada karyawan (X3)

(4) Berupaya mengembangkan sifat bersahabat (X4) (5) Melakukan instruksi yang jelas kepada bawahan (X5)

Gaya Kepemimpinan Berorientasi Tugas (X)

Kinerja Organisasi

(Y2)

Budaya Organisasi (Y1)

(16)

Indikator budaya organisasi Keterlibatan (involvement)

(6) Pemberian otonomi (Y1.1)

(7) Kesempatan mengambil keputusan bersama (Y1.2) Konsistensi (concistency).

(8) Metode melakukan pekerjaan (Y1.3)

(9) Perilaku karyawan dan tindakan-tindakan dalam melaksanakan pekerjaan (Y1.4)

(10) Kejelasan tentang apa yang harus dilakukan dalam pekerjaan (Y1.5) Adaptabilitas (adaptibility)

(11) Kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada lingkungan ekternal (Y1.6)

(12) Kemampuan untuk bereaksi pada lingkungan internal (Y1.7)

(13) Kemampuan untuk bereaksi pada pelanggan internal maupun ekternal (Y1.8)

Misi (Mission).

(14) Perumusan tujuan dan arah organisasi secara bersama (Y1.9) (15) Kejelasan tujuan dan arah organisasi (Y1.10).

Indikator kinerja organisasi Kecepatan

(16) Tindakan dalam melakukan pekerjaannya (Y2.1) (17) Penyelesaian tugas sesuai jadwal (Y2.2)

(17)

(18) Mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat (Y2.3)

Kualitas

(19) Bangga terhadap pekerjaannya (Y2.4)

(20) Melakukan pekerjaannya dengan benar sejak awal (Y2.5) (21) Mencari cara untuk memperbaiki kualitas pekerjaannya (Y2.6)

Layanan

(22) Menunjukkan keinginan untuk melayani orang lain dengan baik (Y2.7) (23) Merespon pelanggan dengan tepat waktu (Y2.8)

(24) Memberikan lebih dari yang diharapkan pelanggan (Y2.9) Nilai

(25) Tindakan yang mengindikasikan pemahaman terhadap konsep nilai (Y2.10).

4.6.3 Langkah-langkah yang dilakukan dalam path analysis adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

Struktur : Y1 = ρy1x X + ρy1ε1... (1)

Y2 = ρy2x Y1 + ρy2y1ε2... (2)

Y2 = ρy2x X + ρy2x1ε2... (3)

Y2 = (ρy1x) . (ρy2y1)... (4) 2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

(1) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai dengan hipotesis yang

(18)

diajukan. Adapun gambar diagram jalur lengkap dari model seperti pada Gambar 4.2

ρy2x

ρy1x

ε1

ρy2y1

Gambar 4.2 Model Path Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Budaya Organisasi dan Kinerja Organisasi

(2) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Persamaan regresi ganda:

Y1 = a + bX + ε1... (5) Y2 = a + b Y1 + ε1... (6) Keterangan

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai Gaya Kepemimpinan

Borientasi Tugas (X)

Kinerja Organisasi (Y2)

Budaya Organisasi (Y1)

ε1

ε2

(19)

rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap, variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan coefficient yang dinyatakan sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

(3) Kaidah pengujian signifikan : Program SPSS

a. Jika mlai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 > Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

3) Menghitung koefisien jalur secara individu

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut :

Ho : pyx1 ≤ 0 Ha : pyx1 > 0

(20)

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus Schumacke (Riduwan, 2007) :

tk = seρk

ρk ; (dk – n – k – 1)... (7)

Keterangan :

Statistik se px1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas signifikan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig. atau (0,05 ≤ Sig.), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05> Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4) Meringkas dan menyimpulkan (interpretasi hasil perhitungan) yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.

Gambar

Gambar 4.1  Model analysis path (path analisis model).
Gambar 4.2 Model Path Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan  Situasional Terhadap Budaya Organisasi dan Kinerja  Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Meode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variabel

Skoring yaitu kegiatan yang berupa pemberian nilai atau harga yang berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan

Uji multikolinearitas diperlukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011).Model regresi yang

Standar Proses Pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap kecerdasan emosional dengan menggunakan alat ukur Emotional Intelligence Inventory (EII) yang sudah diadaptasi

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk

Target kinerja ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang dilekatkan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan