• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Antar Jaringan Perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kerjasama Antar Jaringan Perpustakaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 

   

Kerjasama Antar Jaringan Perpustakaan

                  Oleh 

 

Ishak, S.S, M.Hum   

           

PROGRAM STUDI ILMU PEPRUSTAKAAN  FAKULTAS SASTRA USU 

MEDAN, 2008 

 

(2)

Kerjasama Antar Jaringan Perpustakaan Oleh Ishak,S.S.,M.Hum

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini berimbas pada pertumbuhan sumber daya informasi dan fasilitas layanan perpustakaan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, perpustakaan sangat memungkinkan membentuk suatu pusat kekuatan pengetahuan.

Kenyataannya di Indonesia, tidak semua perpustakaan mampu menghadirkan teknologi dan seluruh informasi yang ada ke perpustakaan. Perpustakaan memiliki keterbatasan sumber daya informasi, dana, gedung serta sumber daya manusia. Dengan adanya konsep kerjasama antar jaringan perpustakaan, diharapkan keterbatasan tersebut dapat diatasi. Sehingga setiap perpustakaan dapat mengakses lebih luas sumberdaya informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Makalah ini bertujuan untuk membahas berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam upaya membangun dan mewujudkan pembentukan kerjasama antar jaringan perpustakaan.

Mengapa perlu melakukan kerjasama antar jaringan perpustakaan

Kerjasama antar jaringan perpustakaan perlu dilakukan, karena beberapa alasan berikut:

1. Pertumbuhan publikasi tercetak dan elektronik 2. Pertumbuhan ilmu pengetahuan

3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi 4. Tuntutan pengguna perpustakaan

5. Penghematan waktu, tenaga, sumber daya dan uang

Konsep Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan

Konsep kerjasama dan jaringan informasi lahir karena adanya kesepahaman atau kesepakatan tentang penggunaan sumber daya informasi secara bersama-sama (resource sharing) dan tanpa batas. Konsep kerjasama perpustakaan berbeda dengan konsep jaringan perpustakaan.

Kerjasama perpustakaan menurut Miller (1973) adalah kerjasama yang dilakukan oleh unit- unit perpustakaan atau unit yang menangani informasi yang bergabung bersama karena masing-masing memiliki sumberdaya informasi yang sama atau berada pada wilayah yang sama atau didasarkan pada kesamaan lain. Sedangkan jaringan perpustakaan adalah suatu tatanan yang diciptakan oleh dua atau lebih perpustakaan agar kerjasama antar perpustakaan dapat terselenggara. Menurut Siregar (2005,p.13) suatu kerjasama dan sistem jaringan dapat didefenisikan sebagai sejumlah organisasi yang secara formal saling terhubung atau berpartisipasi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki suatu struktur organisasi.

(3)

Istilah jaringan perpustakaan, dapat juga diartikan sebagai sistem hubungan antar perpustakaan, yang diatur dan disusun berdasarkan persetujuan, yang memungkinkan komunikasi dan pengiriman secara terus menerus sumber daya informasi. Selain itu, jaringan perpustakaan dapat berupa pertukaran keahlian, menurut jenis dan tingkat yang telah disepakati. Jaringan ini biasanya berbentuk organisasi formal, terdiri atas dua perpustakaan atau lebih, dengan tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut, disyaratkan untuk menggunakan teknologi telekomunikasi dan komputer atau TI.

Kerjasama perpustakaan dalam bentuk jaringan ini penting agar semua informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan bersama secara maksimal bagi pemakai. Manfaat tersebut antara lain menyediakan akses yang cepat dan mudah meskipun melalui jarak jauh; menyediakan akses pada informasi yang tak terbatas dari berbagai jenis sumber; menyediakan informasi yang lebih mutakhir yang dapat digunakan secara fleksibel bagi pemakai sesuai kebutuhannya; serta memudahkan format ulang dan kombinasi data dari berbagai sumber.

Dari konsep diatas dapat diperoleh beberapa prinsip pokok untuk kerjasama antar jaringan perpustakaan:

1. Adanya persyaratan kerjasama yang baik antara anggota jaringan atas dasar saling membutuhkan sehingga mendorong timbulnya kesadaran untuk saling membantu atau menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi keperluaan anggota jaringan.

2. Kerjasama dilakukan umumnya didasari oleh adanya kesamaan, misalnya kesamaan kegiatan, subyek informasi, pengguna, wilayah dan sebagainya

3. Kerjasama lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan akses terhadap kualitas sumber daya informasi bukan pada kuantitas sumber daya informasi

4. Kerjasama tidak terbatas pada pemanfaatan sumber informasi melainkan pemanfaatan keahlian tenaga, peralatan yang dimiliki, teknologi dan hal lain yeng dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu jaringan perpustakaan diperlukan setidaknya 3 syarat, yaitu:

1. Perpustakaan sebagai anggota jaringan harus memiliki sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan lain

2. Perpustakaan yang bekerjasama memiliki kemauan untuk membagi sumber informasi apa yang dimiliki kepada perpustakaan lain

3. Perpustakaan yang bekerjasama memiliki kesepakatan tentang bentuk jaringan dan mekanisme dalam pelaksanaan kerjasama

(4)

Komponen Jaringan Perpustakaan

Komponen jaringan perpustakaan terdiri dari:

1. Struktur organisasi

Struktur ini harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi hukum, perencanaan dan kebijakan

2. Rencana kerjasama

Terdiri dari rencana jangka pendek, menengah dan panjang.

3. Simpul (nodes)

Simpul adalah peserta jaringan yang terdiri dari berbagai sistem informasi (perpustakaan, pusat dokumentasi)

4. Pemakai

Pemakai dapat berupa anggota perpustakaan atau pemakai diluar perpustakaan 5. Tingkat jasa peserta

Merupakan jasa yang akan ditawarkan oleh masing-masing peserta jaringan 6. Sistem komunikasi antar simpul

Apakah masing-masing simpul dalam sebuah jaringan boleh berhubungan dengan simpul lain, atau harus melalui koordinator

7. Kode pesan antar simpul yang baku

Kode simpul diperlukan untuk memudahkan pengidentifikasian peserta jaringan 8. Katalog induk terpusat

Tujuannya untuk engetahui dimana saja dokumen disimpan di antara simpul. Peserta jaringan harus menentukan dimana katalog induk disimpan, dan bagaimana pembiayaannya

9. Pedoman pemilihan dokumen

Pedoman diperlukan untuk mengetahui dokumen apa saja yang akan disimpan peserta jaringan, serta bagaimana kemutakhirannya

10. Prosedur evaluasi untuk kerja jaringan

Evaluasi dilakukan untukmemperoleh masukan , pengembangan dan perubahan yang diperlukan dari peserta jaringan

11. Program pelatihan bagi pemakai dan peserta jaringan (Sulistiyo-Basuki, 2001,p.15),

Pengaturan Struktur Jaringan

Struktur jaringan digunakan untuk mengkoordinasi antar aktivitas perpustakaan anggota, dan antar perpustakaan anggota dengan koordinator. Perpustakaan peserta harus memiliki prosedur dan proses yang mengatur aktivitas mereka, membatasi aktivitas yang tidak diinginkan, harus jelas siapa yang bertanggungjawab secara hukum dan finansial atas produk kerjasama, Dilihat dari pemusatan wewenang, pengaturan struktur jaringan terdiri dari:

(5)

a. Jaringan terpusat total

b. Jaringan desentralisasi total

Vocal Point

(Pst. Referal)

(6)

c. Jaringan terpusat terbagi

d. Jaringan hirarki

Bentuk kerjasama antar jaringan perpustakaan

Bentuk kerjasama antar jaringan perpustakaan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Bidang Pengadaan, mencakup kegiatan:

• Tukar menukar sumber daya informasi

• Pengadaan terkoordinasi

• Tukar menukar dan hadiah b. Bidang Pengolahan, mencakup kegiatan:

Penyusunan dan penerbitan Current content

• Penyusunan dan penerbitan Katalog Induk

• Pertukaran pangkalan data c. Bidang Layanan

• Jasa penelusuran artikel ilmiah (baik tercetak maupun elektronik)

• Jasa layanan fotokopi

Jasa layanan pinjam antar perpustakaan (inter library loan) Saat ini berkembang konsep digital inter library loan

Program pendidikan pemakai (user education program)

(7)

d. Bidang Manajemen Jaringan

Pertukaran software automasi perpustakaan

• Evaluasi dan perencanaan

• Pelatihan staf

• Pelaporan dan statistik kegiatan

Syarat kerjasama antar jaringan perpustakaan

1. Kesepakatan Tertulis/Tidak Tertulis

2. Perpustakaan memiliki sumber daya informasi dan telah terorganisir dengan baik, sistem temu kembali berjalan lancar, up to date, dan adanya jaminan pertumbuhan koleksi secara dinamis

3. Sumber daya informasi terbuka untuk umum. Artinya ada jaminan bahwa koleksi selalu tersedia dan siap digunakan perpustakaan lain

4. Memiliki Anggaran tetap (rutin) untuk pengembangan sumber daya informasi

5. Tersedia petugas yang bertanggung jawab untuk pengelolaan kerjasama antar jaringan perpustakaan

Peran teknologi informasi dan komunikasi

Program Jaringan Pendidikan Tinggi di Indonesia (Indonesian Higher Education Network- INHERENT) merupakan contoh pemanfaatan ICT dalam kerjasama antar jaringan perguruan tinggi di Indonesia, termasuk perpustakaan di dalamnya. Berikut contoh perencanaan sistem jaringan tersebut, dikutip dari Dirjen Dikti 2006.

Jaringan ini dibangun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) pada tahun 2006.

Jaringan ini dirancang untuk akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia pada masa yang akan datang. Pada awalnya jaringan ini dimulai dengan menghubungkan 32 perguruan tinggi yang berlokasi di setiap propinsi di Indonesia, dan Dikti Jakarta. Yang termasuk dalam 33 simpul awal ini adalah sebagai berikut:

Perguruan Tinggi Kota/Propinsi

1. Universitas Syiah Kuala 2. Universitas Sumatera Utara 3. Universitas Riau

4. Universitas Andalas 5. Universitas Jambi 6. Universitas Sriwijaya 7. Universitas Bengkulu 8. Universitas Lampung

9. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 10. Universitas Indonesia

11. Institut Teknologi Bandung 12. Universitas Gadjah Mada 13. Universitas Diponegoro

14. Institut Teknologi Sepuluh Nopember 15. Universitas Brawijaya

Banda Aceh/NAD Medan/Sumatera Utara Pekanbaru/Riau

Padang/Sumatera Barat Jambi/Jambi

Palembang/Sumatera Selatan Bengkulu/Bengkulu

Bandar Lampung/Lampung Tangerang/Banten

Jakarta/DKI

Bandung/Jawa Barat Yogyakarta/Jogjakarta Semarang/Jawa Tengah Surabaya/Jawa Timur Malang/Jawa Timur

(8)

Perguruan Tinggi Kota/Propinsi 16. Universitas Udayana

17. Universitas Mataram 18. Universitas Nusa Cendana 19. Universitas Tanjungpura

20. Universitas Lambung Mangkurat 21. Universitas Palangkaraya 22. Universitas Mulawarman 23. Universitas Hasanuddin 24. Universitas Tadulako 25. Universitas Haluoleo 26. Universitas Sam Ratulangi 27. Universitas Negeri Gorontalo 28. Universitas Pattimura 29. Universitas Khairun 30. Universitas Cendrawasih 31. Universitas Negeri Papua 32. Universitas Terbuka

33. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Denpasar/Bali Mataram/NTB Kupang/NTT

Pontianak/Kalimantan Barat Banjarmasin/Kalimantan Selatan Palangkaraya/Kalimantan Tengah Samarinda/Kalimantan Timur Makassar/Sulawesi Selatan Kendari/Sulawesi Tenggara Palu/Sulawesi Tengah Manado/Sulawesi Utara Gorontalo/Gorontalo Ambon/Maluku Ternate/Maluku Utara Jayapura/Papua

Manokwari/Irian Jaya Barat Jakarta/DKI

Jakarta/DKI

Ke 33 simpul di atas berfungsi sebagai simpul lokal pada tingkat propinsi. Simpul-simpul lokal tersebut diharapkan dapat memfasilitasi sambungan untuk universitas-universitas di sekitar lokasi dalam daerahya.

Kewajiban dan hak simpul lokal Kewajiban simpul lokal

a. Menyediakan prasarana fisik (ruangan) b. Menyediakan SDM pengelola

c. Melayani perluasan jaringan, termasuk melayani perguruan tinggi lain yang akan bergabung ke INHERENT

d. Membiayai kebutuhan operasional dan pemeliharaan node (Bahan Bakar Solar, Honorarium Petugas, Battery UPS, Perawatan AC dll; Dana dapat diajukan dari DIPA)

Hak simpul lokal

a. Mendapat peralatan backbone dari Dikti

b. Membuat kebijakan internal yang sesuai dengan keadaan setempat dan tidak bertentangan dengan kebijakan Dikti

c. Mendapat supervisi dari Dikti tentang pengelolaan jaringan node lokal

d. Memanfaatkan INHERENT termasuk untuk menerapkan pembiayaan operasional (on cost recovery basis) kepada pihak-pihak yang menghubungkan diri pada simpul lokal tersebut

Kewajiban dan hak perguruan tinggi yang tergabung dengan INHERENT Kewajiban:

a. mematuhi segala aturan yang terkait dengan IHERENT yang dikeluarkan oleh DIKTI b. memelihara kelangsungan operasi termasuk keamanan jaringan INHERENT

(9)

c. memberikan akses pada pihak pengguna INHERENT lainnya atas informasi dan sumber daya yang diperuntukkan bagi jaringan INHERENT

Hak:

a. memanfaatkan jaringan serta sumber daya dan informasi yang tersedia di INHERENT, termasuk content dan perangkat lunak dan sistem yang tersedia di INHERENT

b. mendapatkan supervisi dari DIKTI tentang manajemen jaringan INHERENT

Kesimpulan

1. Bentuk kerjasama antar jaringan perpustakaan yang ideal pada saat ini adalah penyeragaman software automasi perpustakaan.

2. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat membantu percepatan kerjasama antar jaringan perpustakaan, dengan syarat tersedianya sumber daya informasi dan sumberdaya manusia yang handal.

3. Internet merupakan contoh jaringan informasi tanpa batas

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Dikti. 2006. Jaringan pendidikan tinggi Indonesia (Indonesian Higher Education Network-INHERENT) : Panduan Operasi. Jakarta: Dirjen Dikti

Mastini Hardjoprakoso. 2005. Bunga rampai kepustakawanan. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI

McMenemy, David dan Alan Poter. 2005. Delivering digital services: a handbook for public libraries and learning centres. London: Facet Publishing

Miller, K.E. 1973. RUIN: a network for urban and regional studies libraries.

Perpustakaan Nasional RI. 1992. Pembinaan jaringan layanan perpustakaan dan informasi bidang perpustakaan khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

Siregar, Ridwan A. 2005. Kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan umum. Pustaha:

Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol. 1 (2): 12-16

Sulistiyo-Basuki.2002. Information networks and library co-operation in Indonesia. url http://eprints.rclis.org/archive/00001661/ (Akses tanggal 24 Oktober 2007)

Sulistiyo-Basuki.2001. Kerjasama dan jaringan perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka

Vigen, Jens. (2007). E-book and interlibrary loan: an academic centric model for lending. url

http://www.nla.gov.au/ilds/abstracts/VigenJ.pdf. (Akses tanggal 24 Oktober 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Soal Aspek yang diukur Skor Respon peserta didik jawaban lebih dari satu cara, tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungannya sehingga hasilnya salah. 5 Jika

Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah DepartemanPendidikan Nasional (2004:2) seorang guru harus memenuhi tiga standar kompetensi, di antaranya: (1) Kompetensi

langsung dari obyek penelitian di lapangan melalui wawancara dengan narasumber serta bahan-bahan hukum yang didapat dari pendapat hukum, buku-buku, artikel, internet,

untuk mengetahui apakah perasan buah segar dan infus daun nanas memiliki daya anthelmintik terhadap Ascaridia galli secara invitro dan di antara perasan

Agar tercapai hasil rancang bangun alat penyangga mesin bor tangan sesuai dengan yang diharapkan, maka disusunlah beberapa tahapan atau langkah-langkah perancangan

Mengetahui bahwa primer mitokondria D-loop 22 dapat mengamplifikasi DNA babi pada kerupuk rambak secara spesifik dengan metode real-time PCR... Menentukan batas deteksi,

Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pentingnya kelembagaan petani untuk mendukung keberhasilan kegiatan penyuluhan dan usahatani padi sawah di wilayah kerja. Bagaimana

Lichenes jenis ini memiliki bagian-bagian yang menarik karena adanya lapisan fungi atau lapisan luar korteks yang tersusun atas sel-sel jamur mengandung ganggang serta terdapat