Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 494
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS FLASH DI SMA NEGERI 1 SALATIGA
KABUPATEN SAMBAS
Chandra Lesmana1, Danar Santoso2, Diwan Firmansyah3
1,2,3Program Studi Pendidikan TIK IKIP PGRI Pontianak Jalan Ampera Nomor 88 Pontianak
1e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk: (1) mengembangkan multimedia interaktif berbasis flash; dan (2) mengetahui kelayakan dan respon peserta didik terhadap multimedia interaktif berbasis flash. Jenis penelitian Research and Development. Tahapan pengembangan meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan revisi produk.
Untuk validasi produk dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dan diujicobakan kepada 32 peserta didik di kelas XA SMA Negeri 1 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelayakan multimedia interaktif berdasarkan penilaian: (1) ahli media 1 diperoleh kelayakan 91,25% dan ahli media 2 diperoleh kelayakan 83,75% termasuk kategori “SangatLayak”; dan (2) ahli materi 1 diperoleh kelayakan 91% dan ahli materi 2 diperoleh kelayakan 83% dengan kategori
“SangatLayak”. Uji coba produk setelah multimedia interaktif dinyatakan layak oleh ahli mendapatkan respon positif berdasarkan angket respon peserta didik dengan memperoleh persentaselebih besar dari 3.
Kata Kunci: multimedia, interaktif, respon.
Abstract
This research aims to: (1) develop flash-based interactive multimedia; and (2) knowing the student's eligibility and responsiveness to flash-based interactive multimedia. This research is a type of Research and Development. Stages of development include potential and problems, data collection, product design, design validation, design revisions, product trials, and product revisions. For product validation done by media expert and material expert and tested to 32 students in class XA SMA Negeri 1 Salatiga. The results showed the level of interactive multimedia feasibility based on the assessment: (1) media expert 1 obtained 91.25% feasibility and media expert 2 obtained feasibility 83.75% including the category of "Very Eligible"; and (2) material expert 1 obtained the feasibility 91% and material expert 2 obtained 83% eligibility with the category "Very Eligible".
The trial of the product after interactive multimedia was declared feasible by the expert getting a positive response based on the student's response questionnaire by obtaining the percentage ≥ 3.
Keywords: multimedia, interactive, respond.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam membangun bangsa karena pendidikan adalah sarana yang sangat strategis untuk meningkatkan kemajuan dalam segala bidang kehidupan. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang seiring dengan perkembangan jaman, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Pengaruh globalisasi
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 495 dapat berdampak positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan TIK membawa banyak perubahan terhadap dunia pendidikan sebagai tempat belajar secara formal, dengan tujuan untuk membantu mengembangakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik atau peserta didik melalui proses pembelajaran sendiri. Sedangkan fasilitas, sarana, media, sumber dan tenaga kependidikan merupakan orang untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar. Namun berhasil atau tidaknya proses pembelajaran secara langsung ditentukan oleh peserta didik yang sedang melakukan proses pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Maka perlu dilakukan penataan sistem pendidikan secara serasi dan terpadu sesuai dengan tuntunan kebutuhan pembangunan, hal tersebut sejalan dengan pendapat Marimba (1962: 19) bahwa
“pendidikan adalah pemberian bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Pada dasarnya peserta didik tidak hanya menekankan pada pengetahuan materi pelajaran yang disampaikan guru, tetapi yang diutamakan sebaiknya adalah peserta didik mampu untuk memperoleh pengetahuannya sendiri melalui buku, media massa, internet, dan sumber lainnya.
Hilgar dan Bower (Purwanto, 2007: 84) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atau kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan pengaruh obat dan sebagainya).
Keberhasilan proses belajar didukung oleh kemampuan pengajar dalam membangkitkan dan melihat respon peserta didik dengan melakukan berbagai strategi belajar yang efektif. Beberapa strategi pembelajaran yang sering digunakan terutama didalam proses belajar mengajar adalah metode ceramah dan diskusi. Dari permasalahan tersebut pendidik harus bisa menciptakan pembaruan dalam proses
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 496 belajar mengajar berlangsung, seperti halnya dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.
Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru agar kegiatan belajar berlangsung secara efektif. Sadiman, dkk. (2006: 7) mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Peran guru menyediakan, menunjukkan, membimbing, dan memotivasi peserta didik agar dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajar yang telah tersedia.Semua sumber belajar dapat peserta didik temukan, pilih, dan manfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Peserta didik merupakan seseorang atau individu yang satu sama lain memiliki karakter yang berbeda, artinya tidak ada dua individu yang sama walaupun secara fisik sama tapi pada hakikatnya peserta didik tidak sama dalam hal bakat, minat, dan kemampuan. Peserta didik belajar agar bisa mendapatkan ilmu pengetahuan sehingga bisa mencapai pemahaman ilmu yang sudah didapatkan didunia pendidikan. Peserta didik ataupun peserta didik ialah yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tua peserta didik untuk dapat mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah dan dengan tujuan supaya dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, mempunyai pengalaman, memiliki kepribadian, dan berakhlak mulia serta mandiri. Perbedaan yang diharuskan dalam mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Proses bimbingan adalah proses yang memberikan bantuan kepada peserta didik, dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru dan peserta didik.
Mengajarkan suatu materi, tentunya tidak terlepas dari model pembelajaran.
Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat diselaraskan dengan model pembelajaran yang lain untuk mengetahui respon belajar peserta didik. Konsep pembelajaran harus sangat
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 497 dikuasai oleh guru, tidak hanya buku, media pembelajaran juga sangat dibutuhkan dan dibuat semenarik mungkin agar materi mudah dimengerti peserta didik.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses, yaitu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan serta mendorong peserta didik untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Sedangkan dari aspek produk, apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi) yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi yang ditentukan.
Pengembangan media pembelajaran merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan Research and Developement (R&D) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulus yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.
Dari waktu ke waktu pembelajaran selalu mengalami perkembangan. Berbagai model, metode, media serta hal-hal lain yang baru muncul dan digunakan dalam pembelajaran. Perkembangan multimedia juga termasuk digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat menggantikan metode pembelajaran secara konvensional menjadi lebih menarik. Pembelajaran yang hanya mengandalkan peran guru dalam pembelajaran biasanya masih menggunakan metode konvensional, yaitu ceramah dengan menjelaskan dan sesekali diskusi. Guru yang terlalu banyak berceramah pada pembelajaran diharuskan peserta didik untuk mengahafal setiap informasi yang peserta didik terima akan mempunyai rasa ketergantungan yang tinggi terhadap guru sebagai sumber belajar. Dari pembahasan sebelumnya, peneliti mengharapkan adanya respon peserta didik terhadap pengembangan multimedia interaktif berbasis Flash pada materi fungsi dan proses kinerja perangkat teknologi informasi dan komunikasi di Kelas XA SMA Negeri 1 Salatiga Kabupaten Sambas.
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 498 METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian dan pengembangan atau Reserch and Development. Untuk dapat menghasilkan produk multimedia interaktif digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk multimedia interaktif tersebut. Tujuan penelitian dan pengembangan adalah untuk mengembangkan atau menghasilkan suatu produk yaitu media pembelajaran interaktif berbasis flash yang kemudian diuji kelayakannya. Untuk program yang vdigunakan adalah Shothink WF Easy 6.0 dan kemudian di publish dalam format .SWF, sehingga jika ingin menjalankan media tersebut akan memerlukan program aplikasi Adobe Flash Professional CS6 agar bisa berfungsi di berbagai sistem seperti, Windows XP, 7, 8, dan 10 serta didukung beberapa aplikasi lain seperti Adobe Photoshop.
Multimedia interaktif dikembangkan berdasarkan model Borg and Gell dimana prosedur dan langkah-langkahnya terdiri dari 10 langkah, namun peneliti hanya menggunakan 7 langkah yaitu sampai dengan revisi produk.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1 Langkah-langkah penggunaan (R&D) Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data Desain Produk
Validasi Desain Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Produk
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi Masal
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 499 Subjek uji coba produk adalah seluruh peserta didik kelas XA SMA Negeri 1 Salatiga yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas XA, XB dan XC. Keluruhan peserta didik yaitu 94 peserta didik, dari ketiga kelas tersebut dipilih satu kelas yang dijadikan subjek penelitian yaitu kelas XA sebanyak 32 orang sebagai subjek uji coba produk.
Teknik pengumpul data dalam penelitian menggunakan komunikasi tidak langsung, observasi, dan teknik dokumentasi. Komunikasi tidak langsung dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar wawancara, dokumentasi, dan angket. Wawancara ang diterapkan yaitu wawancara tidak terstruktur. Penggunaan angket adalah untuk mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan multimedia interaktif.
Jenis data dalam penilaian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif, data tersebut dianalisis secara statistik deskriptif. Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan. Dengan kata lain untuk mendapatkan data kualitatif lebih banyak membutuhkan waktu dan sulit dikerjakan karena harus melakukan wawancara, observasi, diskusi atau pengamatan. Adapun data yang didapat akan diolah atau dianalisis untuk mengetahui penilaian dan saran dari media yang dihasilkan yaitu sebagai berikut:
Untuk analisis data pada rumusan masalah pertama yaitu: Pada penelitian ini dilakukan uji ahli atau validasi, dilakukan dengan responden para ahli. Pada tahap ini dilakukan bertujuan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan mengenai tanggapan ahli terkait kelayakan pengembangan media pembelajaran dianalisis dengan cara mentransformasikan skor dari tiap – tiap aspek yang diamati kedalam kalimat yang bersifat kuantitatif dengan cara sebagai berikut: a) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%; b) Menentukan persentase terendah (skor minimum) = 0%; c) Menentukan lebar
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 500 interval (100/4=25); d) Berdasarkan perhitungan, maka range skor dan kriteria kualitatif penilaian ahli terhadap multimedia interaktif sebagai berikut (Arikunto, 2010: 44):
Tabel 1 Penilaian Para Ahli
Keterangan Nilai
Sangat layak 76% - 100%
Layak 51% - 75%
Kurang layak 26% - 50%
Tidak layak 0% - 25%
Untuk analisis data pada rumusan masalah kedua yaitu: Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengetahui respon siswa sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis flash. Data hasil observasi respon belajar siswa yang berupa lembar angket. Klasifikasi kategori penilaian angket respon peserta didik sebagai berikut:
Tabel 2 Klasifikasi Kategori Penilaian Angket Respon Peserta Didik
Respon peserta didik dikatakan positif apabila rata-rata skor memenuhi klasifikasipenilaian baik dengan rentang skor antara 2,5 sampai dengan 3,25
Rentang Skor Klasifikasi
3,25 <𝑋̅ <4 Baik
2,5 <𝑋̅ < 3,25 Cukup Baik 1,75 <𝑋̅ <2,5 Kurang Baik
1 <𝑋̅ < 1,75 Tidak Baik
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 501 HASIL DAN PEMBAHASAN
Validasi Desain
Dalam media yang dibuat, proses rangkaian validasi dilaksanakan oleh validasi ahli materi dan ahli media. Validator materi dan media tersebut diharapkan dapat memberikan saran-saran dan masukan untuk menyempurnakan media pembelajaran yang dibuat. Untuk penilaian sebuah media dibuatlah sebuah instrumen penelitian berupa angket. Berikut merupakan penyusun instrumen penelitian.
Angket untuk ahli materi
Angket untuk ahli materi terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan yang kemudian di jabarkan menjadi 25 butir pernyataan. Untuk setiap butir pernyataan memiliki skor 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik). Berikut merupakan hasil validasi ahli materi.
Tabel 3 Validasi Ahli Materi
Validator Materi 1 Validator Materi 2
Rata-Rata 3,64 3,32
Kelayakan 91% 83%
Berdasarkan Tabel 3, hasil dari validator ahli materi 1 diketahui bahwa rata- rata skor yaitu 3,64 dan mempunyai persentase kelayakan yaitu 91%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validator ahli materi 1 termasuk dalam kategori “sangat layak”.Untuk hasil dari validator ahli materi 2 diketahui bahwa rata-rata skor yaitu 3,32 dan mempunyai persentase kelayakan yaitu 83%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validator ahli materi 2 termasuk dalam kategori “sangat layak”.
Angket untuk ahli media
Ahli media, instrumen yang digunakan berupa angket tertutup positif yang terdiri dari 8 aspek yaitu aspek tampilan layar, pengoperasian program, konsistensi, format, sound, navigasi, kemanfaatan, dan animasi yang kemudian dijabarkan menjadi 20 butir pernyataan. Untuk tiap butir pernyataan memiliki skor 4 (sangat
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 502 baik), 3 (baik), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik). Berikut merupakan hasil validasi ahli media:
Tabel 4 Validasi Ahli Media
Dari validator ahli media 1, diketahui bahwa rata-rata skor yaitu 3,65 dan mempunyai persentase kelayakan yaitu 91,25%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validator ahli media 1 termasuk dalam kategori “sangat layak”.Sedangkan hasil dari validator ahli media 2, diketahui bahwa rata-rata skor yaitu 3,35 dan mempunyai persentase kelayakan yaitu 83,75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validator ahli media 2 termasuk dalam kategori “sangat layak”.
Angket untuk respon peserta didik
Setelah media dinyatakan layak oleh ahli media dan materi, selanjutnya peneliti melakukan uji coba produk dengan tujuan untuk mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan produk tersebut. Uji coba dilakukan kepada peserta didik kelas XA sebanyak 32 peserta didik. Setelah melakukan uji coba produk, peserta didik diberikan angket tertutup yang meliputi aspek penilaian yaitu aspek penyajian materi, kebahasaan, kegrafikan, dan manfaat dengan keterangan SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Berikut merupakan hasil angket respon peserta didik setelah menggunakan multimedia interaktif.
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Respon Peserta didik
No Aspek
Penilaian
Jawaban
Jumlah Rata-
Rata Klasifikasi
SS S TS STS
1 Penyajian
Materi 144 130 14 0 288 3,45 Baik
2 Kebahasaan 60 63 4 0 127 3,44 Baik
3 Kegrafikan 115 99 9 1 224 3,46 Baik
Validator Media 1 Validator Media 2
Rata-Rata 3,65 3,35
Kelayakan 91,25% 83,75%
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 503
4 Manfaat 74 83 3 0 160 3,44 Baik
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa setiap aspek dalam penilaian memiliki nilai di atas 3,25 dengan klasifikasi baik. Berdasarkan hal tersebut, multimedia interaktif yang dibuat memiliki respon positif dengan jumlah responden 32 peserta didik.
Pembahasan
Pengembangan multimedia interaktif
Penentuan kualitas pada media yang dihasilkan tergantung pada tahap validasi yang dilakukan, yaitu validasi ahli media dan ahli materi.Produk yang diujicobakan kepada peserta didik sebelumnya sudah divalidasi oleh ahli media dan materi dengan dinyatakan layak untuk digunakan. Tahap uji coba dilakukan pada peserta didik kelas XA SMA Negeri 1 Salatiga sebanyak 32 peserta didik dengan cara mengisi instrumen. Lembar penilaian tersebut terdiri dari 25 butir pernyataan untuk respon peserta didik, 20 butir pernyataan untuk ahli media dan 25 butir pernyataan untuk ahli materi yang kemudian diolah untuk mementukan kualitas pada media interaktif yang dikembangkan.
Validasi ahli media dan materi
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Berdasarkan hasil validasi multimedia interaktif yang dilakukan oleh ahli media dan materi menyatakan bahwa multimedia interaktif layak digunakan dengan catatan perbaikan atau revisi. Untuk proses uji coba, produk terlebih dahulu di revisi sesuai saran yang diberikan agar media yang dikembangkan mempunyai status “layak” untuk digunakan.
Respon peserta didik terhadap penggunaan multimedia interaktif
Respon atau tanggapan sebagai salah satu jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai “gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati”. Pada saat uji coba produk, peneliti melakukan pengujian terhadap peserta didik kelas XA sebanyak 32 peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran tersebut.Respon
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 504 peserta didik dikatakan positif apabila rata-rata skor memenuhi klasifikasi penilaian baik dengan rentang skor antara 2,5 sampai dengan 3,25.Setelah diketahui hasil respon peserta didik melalu angket, rata- rata nilai yang dicapai yaitu sebesar 3 sampai 4 dengan klasifikasi “sangat baik” yang berarti multimedia interaktif mendapatkan respon positif.
Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qori Kurniawan (2016) Berdasarkan hasil uji coba dicari dan dianalisis persentase minat belajar peserta didik sesudah diterapkan media pembelajaran, terdapat peningkatan minat belajar peserta didik dengan persentase sebesar 42,85% dengan kategori sangat tinggi.
SIMPULAN
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan telah menghasilkan multimedia interaktif berbasis flash pada materi fungsi dan proses kinerja perangkat teknologi informasi dan komunikasi di kelas XA SMA Negeri 1 Salatiga. Secara khusus dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil validasi ahli media, ahli materi diperoleh nilai sebagai berikut: penilaian ahli media 1 memiliki kelayakan sebesar 91,25 % dengan kategori sangat layak dan untuk penilaian ahli media 2 memiliki kelayakan sebesar 83,75% dengan kategori sangat layak.
Sedangkan untuk penilaian ahli materi 1 memiliki kelayakan sebesar 91% dengan kategori sangat layak dan untuk ahli materi 2 memiliki kelayakan sebesar 83%
dengan kategori sangat layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan validasi ahli media dan validasi ahli materi multimedia interaktif sangat layak digunakan dalam pembelajaran; dan (2) Respon peserta didik, untuk uji coba kelompok terbatas yaitu kepada peserta didik kelas XA diperoleh hasil sebagai berikut: rata-rata nilai angket respon peserta didik pada tiap nomor yang diproleh pada saat uji coba produk yaitu lebih dari 3 dengan kategori baik. Sehingga disimpulkan bahwa respon peserta didik setelah diterapkan multimedia interaktif berbasis flash pada materi fungsi dan proses kinerja perangkat teknologi informasi dan komunikasi mendapatkan respon positif.
Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 505 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Jakarta: Renika Citra.
Kurniawan, Q. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Dengan Kerangka TPACK Untk Meningkatkan Minat Belajar Peserta didik Pada Materi Ha Katas Kekayaan Intelektual (Haki) Di Kelas X SMA Negeri 1 Sambas. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Marimba, A.D. 1962. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al- Ma’arif
Purwanto. 2010. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sadiman, A.S., dkk. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta.
Sutirman. 2013. Media dan model-model pembelajaraan inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.