• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada 2 Juni 2000, Masyarakat Transparansi Indonesia bersama dengan para profesional, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis mendirikan The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG) sebagai lembaga pusat kajian pengembangan, pendidikan, pemasyarakatan implementasi tata kelola korporasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan konsep, praktik, dan manfaat GCG demi terciptanya dunia usaha yang terpercaya (IICG,2015).

The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG) inilah badan yang bisa menilai kinerja dari corporate governance dari perusahaan yang akan mendaftarkan dirinya secara sukarela. Salah satu program dari IICG yang terus menerus dilakukan setiap tahun adalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu program riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance (CG) dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) (IICG, 2015).

IICG dibentuk untuk memasyarakatkan konsep corporate governance dan manfaat penerapan prinsipprinsip GCG seluas-luasnya dalam rangka mendorong terciptanya dunia usaha Indonesia yang beretika dan bermartabat.

Wujud kontribusi IICG tersebut dicanangkan dalam empat kegiatan utama,

yaitu: (1) Penelitian dan Pemeringkatan, (2) Pendidikan dan Pelatihan, (3)

Publikasi dan Promosi, serta (4) Penilaian dan Pengembangan. Salah satu

program yang terus menerus dilaksanakan sejak tahun 2001 hingga sekarang

adalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) (Laporan hasil riset dan

pemeringkatan CGPI, 2012).

(2)

2

Hasil dari Corporate Governance Perception Index (CGPI) tersebutlah yang menjadi penilaian tentang baik buruknya penerapan dari Good Corporate Governance (GCG) diperusahaan perusahaan yang mendaftar. Hasil ini juga yang biasanya akan menjadi dasar investor untuk mengambil keputusan. Hasil ini juga yang akan menjadi dasar bagi manajemen perusahaan untuk menentukan apa saja yang perlu diperbaiki dan dipertahankan dari sistem corporate governance yang diterapkan.

Pemilihan objek dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar secara terus menerus di Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari tahun 2013-2015 dikarenakan perusahaan yang sudah terdaftar di Corporate Governance Perception Index (CGPI) secara berkelanjutan berarti perusahaan tersebut peduli terhadap keadaan dan penerapan sistem corporate governance yang ada diperusahaannya.

Perusahaan yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2013 berjumlah 31 peserta yang terdiri dari 17 peserta Emiten yang dikelompokan lagi menjadi keuangan dan non keuangan, 5 peserta Badan Usaha milik Negara (BUMN) yang dikelompokan lagi menjadi keuangan dan non keuangan, 8 peserta Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang dikelompokan lagi menjadi keuangan dan non keuangan, serta 1 peserta Syariah berupa bisnis keuangan syariah (IICG, 2014).

Perusahaan yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2014 berjumlah 23 peserta yang terdiri dari 12 peserta Emiten yang dikelompokan lagi menjadi keuangan dan non keuangan, 3 peserta Badan Usaha milik Negara (BUMN) yang dikelompokan lagi menjadi keuangan dan non keuangan, 7 peserta Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang dikelompokan lagi menjadi keuangan dan non keuangan, serta 1 peserta Syariah berupa bisnis keuangan syariah (IICG, 2015).

Perusahaan yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index

(CGPI) tahun 2015 berjumlah 30 peserta yang terdiri dari 13 peserta Keuangan-

Perbankan (emiten dan non emiten), 7 peserta Non Keuangan (Emiten), 7

(3)

3

peserta Keuangan-IKBN (BUMN-BUMS), serta Non Keuangan-Non Emiten (IICG, 2016).

Sedangkan Sampel perusahaan yang digunakan berjumlah 9 perusahaan yang secara berkelanjutan terdaftar pada Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari tahun 2013-2015. Perusahaan tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Banyak yang menilai kelayakan atau nilai dari perusahaan atau organisasi berdasarkan kinerja keuangan, baik instansi pemerintah ataupun instansi swasta. Karena pada dasarnya tujuan kinerja adalah untuk memotivasi personil mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi (Chairany dan Lestari, 2011).

Nilai dari sebuah perusahaan dapat ditetapkan dari kinerja keuangan dan

kinerja manajemen. Kinerja keuangan dapat diukur dengan beberapa

pendekatan rasio keuangan, baik likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas

maupun rasio pasar. Kinerja keuangan yang baik bukan satu satunya dasar

penilaian sebuah perusahaan, diperlukan juga kinerja manajemen yang baik

dalam bentuk tata kelola perusahaan dan hubungan sosial dengan lingkungan

sekitar. Perusahaan bisa menggunakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja

keuangan berdasarkan laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan

menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Hery (2015:226), rasio profitabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya.. Semakin baik rasio

profitabilitas makan semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya

perolehan keuntungan perusahaan. Prolitabilitas merupakan salah satu tolak

(4)

4

ukur keberhasilan manajemen. Salah satu rasio profitabilitas dalam menganalisis laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan adalah Return on Assets (ROA).

Tata kelola perusahaan merupakan istilah yang muncul dari interaksi di antara manajemen, pemegang saham, dan dewan direksi serta pihak terkait lainnya, akibat adanya ketidakkonsistenan antara “apa” dan “apa yang seharusnya”, sehingga isu tata kelola perusahaan muncul (Tricker, 2003; dalam Moh. Wahyudin Zarkasyi, 2011, hal 7). Dengan adanya GCG, hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan dapat diatur dan diselaraskan dalam sebuah sistem demi tercapainya tujuan perusahaan.

Isu tentang corporate governance mendapat perhatiaan yang besar di Indonesia sejalan dengan krisis ekonomi periode 1997-1998. Pada saat itu berdasarkan penelitian Asian Development Bank ADB (2001), Indonesia yang terkena imbas dari krisis ekonomi, mengungkapkan bahwa corporate governance yang buruk merupakan salah satu penyebab utama ketidakstabilan ekonomi yang berdampak terjadinya krisis ekonomi 1997. Sebagai respon terhadap kondisi yang ada tersebut, pemerintah Indonesia membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) pada tanggal 19 Agustus 1998 melalui keputusan Menko Perekonomian No. Kep- 10/M.EKUIN/08/1999.

Pentingnya corporate governance mulai disadari oleh masyarakat, para stockholder, pemerintah dan manajemen perusahaan untuk mendukung kesuksesan serta peningkatan kesejahteraan perusahaan dan masyarakat luas.

Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan dan mengintroduksir konsep Good Corporate Governance (GCG) sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat (H.Sri Sulistyanto dan Rika Lidyah, 2002; dalam Adrian Sutedi, 2011, hal 2).

Dengan konsep ini diharapkan masalah ekonomi yang terjadi di Indonesia dapat

teratasi dengan membenahi Good Corporate Governance yang merupakan

salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.

(5)

5

Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, adalah mekanisme pengawasan dewan komisaris (board of director) dan komite audit (audit committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham dan pengelolaan perusahaan yang belum profesional (Adrian Sutedi, 2011, hal.2). Dengan demikian peningkatan kualiatas dalam Good Corporate Governance mutlak diperlukan untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan yang terjadi serta membentuk sistem yang melibatkan seluruh bagian dari perusahaan dalam membantu mencapai tujuannya.

Kesadaran pentingnya pengelolaan perusahaan yang baik itu sangat diharapkan terdapat didalam setiap perusahaan. Kesadaran itu diperlukan agar informasi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dipercaya kebenarannya (Sutedi, 2012:10). Banyak manfaat dari penerapan corporate governance yang baik untuk kinerja perusahaan, diantaranya peningkatan kinerja perusahaan karena melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, peningkatan efisiensi operasional perusahaan, dan peningkatan pelayanan kepada pemangku kepentingan. Pengaruh corporate governance yang baik juga akan meningkatkan transparansi akan laporan keuangan yang akan menunjukkan kinerja perusahaan.

Terdapat juga masalah-masalah yang akan muncul pada kinerja keuangan

seperti kecurangan dalam pelaporan keuangan. Kecurangan ini dapat berupa

perilaku memanipulasi secara sengaja laporan keuangan sehingga menyesatkan

penggunanya dengan tujuan menghancurkan perusahaan atau untuk mengambil

keuntungan pribadi atau pihak tertentu. Masalah ini bisa diatasi dengan

diterapkannya salah satu prinsip Good Corporate Governance yaitu

transparansi, dengan tingginya tingkat keterbukaan atas laporan keuangan

perusahaan maka seharusnya semakin rendah pula kemungkinan terjadinya

manipulasi atau kecurangan.

(6)

6

Diperlukan pedoman pengelolaan yang baik dan terstruktur untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja keuangan yang baik akan berdampak pula pada perumusan perencanaan strategi perusahaan yang baik, yang akhirnya akan menghasilkan program kerja yang baik dan berimbas pada keuntungan atau laba perusahaan (Hariyati dan Ongky, 2013). Disisi lain muncul masalah dengan adanya konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen yang akan berdampak pada penurunan kinerja perusahaan. Konflik kepentingan ini bisa diatasi dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance sebagai pedoman pengelolaan perusahaan, dalam hal ini sebagai pembagian tugas, hak dan kepentingan yang jelas antara manajemen dan pemilik.

Dalam pengambilan keputusan, manajemen tidak hanya mengandalkan kinerja keuangan perusahaan namun juga dibutuhkan adanya informasi sosial.

Hal itu yang membuat investor lebih cenderung berinvestasi pada perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik, praktek karyawan yang baik, peduli terhadap dampak lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial selain melihat dari sisi keuangannya.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate sosial responsibility (CSR) pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan bagi perusahaan untuk dapat berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara keseluruhan. Kebutuhan perusahaan untuk beradaptasi dan guna mendapatkan keuntungan sosial dari hubungannya dengan komunitas lokal, sebuah keuntungan sosial berupa kepercayaan. CSR tentunya sangat berkaitan dengan kebudayaan perusahaan dan etika bisnis yang harus dimiliki oleh budaya perusahaan, karena untuk melaksanakan CSR diperlukan suatu budaya yang didasari oleh etika yang bersifat adaptif (Bambang dan Melia, 2013).

Banyak terjadi hubungan yang tidak baik antara korporat dengan

masyarakat sekitarnya yang pada dasarnya adalah stakeholder dari korporat

yang bersangkutan dan bisa juga merupakan konsumen dari produk yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Stakeholder yang dimaksud disini adalah

individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

(7)

7

aktivitas perusahaan tersebut. Tentunya ini akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan, maka inilah pentingnya CSR dalam bentuk tanggung jawab dari korporat terhadap stakeholder.

Adanya penerapan corporate governance di perusahaan akan mempengaruhi tanggung jawab sosial karena apabila tata kelola perusahaan baik akan menimbulkan keadaan yang kondusif dalam perusahaan dan akan memberikan hubungan secara sosial yang baik kepada individu atau kelompok yang berada di sekitar perusahaan tersebut. Dan sebaliknya apabila penerapan corporate governancenya buruk maka akan menimbulkan keadaan yang buruk pula bagi hubungan sosial sekitar. Dan semua itu akan berdampak pada kinerja dari perusahaan.

Tabel 1.1

Skor Good Corporate Governance Perusahaan Perbankan

No. Perusahaan 2013 2014 2015

1 PT Bank Mandiri Tbk. 92,36 92,88 93,29

2 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 87,19 87,46 87,73 3 PT Bank OCBC NISP Tbk. 86,17 86,52 86,85 4 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 86,43 86,92 87,74 5 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 84,94 85,75 86,59 6 PT Bank Syariah Mandiri 86,55 85,63 86,33

Sumber: diolah oleh penulis (2017)

Tabel 1.1 adalah hasil penghitungan dari penerapan corporate governance

yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang

terdaftar pada periode 2013-2015 yang dilakukan oleh The Indonesian Institute

For Corporate Governance (IICG). Adapun kinerja keuangan yang dihitung

melalui ROA sebagai pada periode tersebut adalah sebagai berikut :

(8)

8

Tabel 1.2

Return on Assets Perusahaan Perbankan

No Perusahaan 2013 2014 2015

1 PT Bank Mandiri Tbk. 0,037 0,036 0,031

2 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

0,038 0,039 0,038

3 PT Bank OCBC NISP Tbk. 0,018 0,018 0,017 4 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk.

0,050 0,047 0,042

5 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

0,018 0,011 0,016

6 PT Bank Syariah Mandiri 0,015 -0,0004 0,006 Sumber: Diolah oleh penulis (2017)

Tabel 1.2 adalah kinerja keuangan perusahaan yang dihitung memakai

indikator Reurn On Assets (ROA). Jika dibandingkan dengan penerapan Good

Corporate Governance (GCG) yang dinilai pada periode yang sama, terjadi

pengaruh yang negatif karena meningkatnya penerapan GCG dari tahun 2013

ke 2015 diseluruh perusahaan perbankan tersebut kecuali PT Bank Syariah

Mandiri malah berakibat turun dan fluktuatifnya kinerja keuangan perusahaan

dari segi Return On Assets (ROA). Hasil ini berbeda dengan penelitian oleh

Maria Rofina dan Maswar Patuh Priadi (2013) yang menyatakan bahwa

penerapan Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan serta Like Monisa Wati (2012) dan yang menyatakan bahwa

Good Corporate Governance berpengaruh signfikan terhadap kinerja keuangan

perusahaan melalui Return On Investment dan Net Profit Margin.

(9)

9

Tabel 1.3

Corporate Social Responsibility Perusahaan Non-Perbankan

No. Perusahaan 2013 2014 2015

1 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. 0,517 0,506 0,846 2 PT Bukit Asam (Persero) Tbk. 0,517 0,154 0,956 3 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 0,264 0,253 0,231 Sumber: Diolah oleh penulis (2017)

Tabel 1.3 adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan non perbankan yang terdaftar secara berkelanjutan dalam Corporate Governance Perception Index periode 2013-2015. Adapun kinerja keuangan yang dihitung melalui ROA sebagai pada periode tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4

Return on Assets Perusahaan non-Perbankan

No Perusahaan 2013 2014 2015

1 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. 0,020 -0,034 -0,056 2 PT Bukit Asam (Persero) Tbk. 0,201 0,143 0,111 3 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 0,047 0,045 0,034 Sumber: Diolah oleh Penulis (2017)

Tabel 1.4 adalah kinerja keuangan perusahaan non-Perbankan yang dihitung

memakai indikator Reurn On Assets (ROA). Jika dibandingkan dengan

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di periode yang sama

maka hasilnya akan tidak berpengaruh signifikan atau naik turun pada setiap

tahunnya kecuali pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. yang berpengaruh

signifikan dengan arah yang negatif karena terus turun dari tahun ke tahun.

(10)

10

Hasil ini berbeda dengan penelitian terdahulu oleh Khusnul Khitam (2014) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan dan Intania Hadiani (2016) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan fenomena dan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena ingin mengetahui apakah Good Corporate Governance (GCG) bisa mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara signifikan melalui indikator yang berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu ROA dan adanya Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai pengaruh terhadap kemajuan serta keberlangsungan perusahaan/badan dari bidang sosial dan lingkungan sekitar ke sisi kinerja keuangan perusahaannya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai:

“Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Secara Berkelanjutan di Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2013-2015).

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kinerja keuangan, corporate governance dan Corporate Social Responsibility pada perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index pada periode 2013-2015?

2. Apakah corporate governace dan Corporate Social Responsibility

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index

periode 2013-2015?

(11)

11

3. Apakah corporate governace berpengaruh siginifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index periode 2013-2015?

4. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index periode 2013-2015?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kinerja keuangan, Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index pada periode 2013- 2015.

2. Menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan secara parsial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index pada periode 2013- 2015.

3. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan secara parsial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index pada periode 2013-2015.

4. Menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan secara simultan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index pada periode 2013-2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu:

a. Aspek Teoritis

1. Menambah pemahaman bagi peneliti sehubungan dengan

pengaruh Corporate Governance dan Corporate Social

(12)

12

Responsibility terhadap kinerja keuangan di perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi masyarakat pada umumnya yang dapat digunakan sebagai sumber informasi maupun untuk melanjutkan penelitian ini.

3. Penelitian ini juga sebagai pengingat atas baik buruknya kinerja Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility yang sudah diterapkan.

b. Aspek Praktis

1. Bagi investor, sebagai informasi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki potensi berkelanjutan yang baik melalui sistem yang ditawarkan.

2. Bagi perusahaan, sebagai kontribusi pengetahuan tentang pentingnya tanggung jawab sebagai pemilik hak untuk membuat sistem corporate governance dan Corporate Social Responsibility yang baik. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi pemikiran akan pentingnya kewajiban untuk menjaga keselarasan tentang kepentingan masing masing bagian dalam dan sekitar perusahaan, sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada stakeholders dan lingkungan sosial sehingga tercipta kemajuan dan keberlangsungan perusahaan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu variabel dependen

(terikat) dan satu variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah pengungkapan kinerja keuangan. Sedangkan variabel

independen dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance dan

Corporate Social Responsibility.

(13)

13

Objek penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index secara kontinu yang menerbitkan laporan keuangan pada periode 2013-2015.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab, dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Membahas mengenai teori yang menjadi dasar bagi penelitian, hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas dan realibilitas, dan teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai karakteristik responden (sampel) dan hasil penelitian yang telah diperoleh dengan menggunakan alat analisis yang diperlukan serta pembahasan hasil penelitian yang diperoleh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan peneliti yang diperoleh dari

penelitian yang telah dilakukan. Selain itu juga disertakan saran yang

berguna bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar