• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kondusif, khususnya di Indonesia. Akibat krisis global yang melanda saat ini,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kondusif, khususnya di Indonesia. Akibat krisis global yang melanda saat ini,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perekonomian negara-negara berkembang saat ini kurang kondusif, khususnya di Indonesia. Akibat krisis global yang melanda saat ini, berdampak juga pada berbagai sektor industri. Banyak perusahaan dari berbagai skala berusaha mencari jalan keluar terbaik agar mampu bertahan ditengah krisis global dan persaingan yang semakin ketat. Untuk itu, industri atau perusahaan harus mengelola sumber daya yang ada dengan seefektif dan seefisien mungkin.

Dalam berbagai macam industri, baik industri tekstil, industri kimia, industri logam, industri pangan dan indutri ritel modern, proses merupakan faktor utama yang harus dilakukan perbaikan secara terus menerus. Mulai dari adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengadaan bahan baku, proses produksi sampai pada pendistribusian produk kepada konsumen.

Proses dalam industri yang baik, teratur dan sistematis akan menghasilkan

output yang mempunyai efisiensi dan efektivitas yang terus meningkat,

sehingga biaya produksi dapat dikurangi dan keuntungan perusahaan

mengalami peningkatan. Perbandingan antara output dengan input yang

dikelola perusahaan menunjukkan produktivitas perusahaan. Hubungan ini

(2)

sering lebih umum dinyatakan sebagai rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan sumber daya yang digunakan (input) atau secara sederhana merupakan rasio output dibagi dengan input (Kusmindari dan Apriyanto, 2009). Produktivitas merupakan suatu ukuran penilaian yang digunakan perusahaan untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam melakukan proses produksi. Produktivitas juga digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dan membandingkan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Produktivitas bertujuan menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan secara teratur dan kontinyu agar dapat diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dalam menghasilkan output yang dikehendaki.

Industri ritel modern atau pasar modern antara lain mall,

supermarket, departement store, shopping centre, waralaba, toko mini,

swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya. Barang yang dijual

disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang-

barang lokal, Ritel modern juga menyediakan barang impor. Barang yang

dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui

penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang reject/tidak

memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, ritel modern

umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi

(3)

harga, ritel modern memiliki label harga yang pasti, tercantum harga sebelum dan setelah dikenakan pajak (Fatmawati, 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Winarni (2013), diperoleh informasi bahwa pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan peningkat. Jumlah hypermarket menunjukkan kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Tahun 2003 berjumlah 43 buah, tahun 2004 naik menjadi 68 buah dan 83 buah hypermarket berdiri pada tahun 2005. Sedangkan supermarket juga mengalami kenaikan yaitu dari 896 buah (tahun 2003), menjadi 956 buah (tahun 2004) dan naik menjadi 961 buah pada tahun 2005. Data yang didapat dari Disperindagkop Kota Yogyakarta menunjukkan jumlah ritel modern atau pasar modern yang ada di wilayah Kota Yogyakarta mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun.

Peningkatan jumlah pasar modern yang berada di wilayah Kota Yogyakarta dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jumlah Pasar Modern di Kota Yogyakarta tahun 2008-2012 Tahun Jumlah Pasar Modern (unit)

2008 28

2009 59

2010 68

2011 73

2012 72

Sumber: Disperindagkop Kota Yogyakarta (2012)

(4)

Supermarket menjual berbagai macam kebutuhan untuk sehari-hari.

Adapun produk-produk yang dijual lengkap dan beragam. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional seharusnya dapat ditemui di supermarket. Pada pasar modern, harga yang ditawarkan kepada konsumen cenderung lebih tinggi, tetapi harga tersebut lebih pasti dan konsumen tidak perlu melakukan tawar-menawar seperti yang terdapat pada pasar tradisional.

Setiap industri atau perusahaan termasuk supermarket akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan atau penanganan bahan (material handling).

Penanganan bahan adalah suatu proses memindahkan, mengangkat, membungkus dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk. Penanganan bahan (material handling) menyumbang 25% dari seluruh karyawan, 55%

dari semua ruang dipabrik, dan 87% dari total waktu produksi (Tompkins

dkk, 2003). Penanganan bahan diperkirakan mewakili antara 15-70% biaya

total dari produk yang diproduksi. Penanganan bahan merupakan salah satu

kegiatan di mana banyak perbaikan yang dapat dicapai, sehingga

menghasilkan penghematan biaya yang signifikan. Tujuan yang ideal untuk

benar-benar meminimalkan kegiatan penanganan bahan, meskipun dalam

kebanyakan kasus mengurangi jumlah penanganan adalah tujuan praktis lebih

tepat. Namun perbaikan dalam proses penanganan bahan akan menyebabkan

lebih efisiennya manufaktur dan distribusi arus. Penurunan jumlah produk

yang ditangani akan mengurangi kebutuhan untuk peralatan penanganan

(5)

bahan. Penanganan bahan dapat dilihat sebagai total biaya produksi yang didapat dikurangi dengan adanya kontrol aliran material yang lebih efisien, persediaan yang lebih rendah dan peningkatan keamanan (Tompkins dkk, 2003).

Menurut Sule (1994), salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas pada kegiatan penanganan bahan yaitu dengan mengukur Rasio Produktivtas Penanganan Bahan. Pengukuran Rasio Produktivtas Penanganan Bahan menitik beratkan pada beberapa parameter yaitu Material Handling Labor, Handling Equipment Utilization, Storage Space Utilization dan sebagainya. Kelebihan dari meghitung dengan Rasio Produktivitas Penanganan Bahan adalah dapat langung melihat keadaan suatu proses penanganan bahan produktif atau tidak karena sudah ada acuannya, dapat digunakan untuk mengetahui secara cepat apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena metode ini melihat input secara masing-masing.

Pamella Supermarket merupakan salah satu industri ritel modern yang memiliki brand image sebagai supermarket muslim di DIY. Pamela Supermarket saat ini sudah memilik tujuh cabang yang tersebar diseluruh DIY salah satunya adalah Pamella Satu yang berada di Jl. Kusumanegara no. 135-141, Yogyakarta. Pamella Satu menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk sehari-hari.

Berbagai produk dijual secara ritel seperti sembako, makanan ringan, mie

(6)

instan, minuman ringan, segala macam susu, bumbu-bumbu masak, peralatan dapur, perlengkapan kamar madin, peralatan rumah tangga, peralatan sekolah, buah-buahan, alat olahraga, pakaian, perlengkapan bayi dan masih banyak lagi. Untuk memenuhi ketersediaan produk yang dijual, Pemella Supermarket memiliki dua jenis supplier, yaitu supplier internal (supplier dari gudang Pamella pusat) dan supplier eksternal (supplier dari distributor-distributor produk)

Bila ditinjau kegiatan dari proses penanganan bahan di Pamella Satu, maka terlihat pergerakan bahan-bahan dalam suatu tingkat proses ke tingkat proses berikutnya masih dilakukan dengan cara manual menggunakan hand truck, dimulai sejak bahan masuk dibagian penerimaan sampai pada saat barang jadi atau produk akan dikeluarkan dari gudang Pamella Satu.

Kegiatan penanganan bahan yang dilakukan secara manual menggunakan

hand truck menyebabkan terjadinya peningkatan rasa sakit dan ganguan

musculoskeletal (Jung dkk, 2005). Hasil wawancara dan diskusi dengan

managemen Pamella Satu dapat diketahui bahwa, masalah utama yang

terjadi pada kegiatan penanganan bahan adalah turnover karyawan

penanganan bahan yang cukup tinggi, serta terdapat pekerja yang

menganggur pada jam-jam kerja tertentu, dari masalah tersebut manajemen

Pamella Satu ingin mengetahui produktivitas dan kondisi penanganan

bahannya, apakah jumlah tenaga kerja dan jumlah alat yang tersedia sudah

sesuai atau belum.

(7)

Definisi penanganan bahan merupakan kegiatan mengangkat, memindah, mengangkut dan meletakkan bahan-bahan atau barang-barang.

Penanganan bahan merupakan hal yang penting karena terdapat banyak pekerjaan yang harus dilakukan berpengaruh terhadap hubungan serta kondisi fisik dari bahan atau produk terhadap proses produksi.

Dalam melakukan analisis produktivitas aktivitas penanganan bahan objek penelitian didasarkan pada proses pemindahan bahan yang ada di Pamella Satu, yaitu proses pemindahan bahan menggunakan peralatan penanganan. Alat penanganan bahan tersebut adalah hand truck dan lift.

Produktivitas aktivitas penanganan bahan harus diukur karena perlu diketahui tingkat produktivitasnya agar dapat dilakukan perbaikan terhadap sistem kerja yang sudah ada sehingga dapat optimal dan mengurangi biaya produksi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka, permasalahan

yang terjadi di Pamella Satu adalah turnover karyawan penanganan bahan

yang cukup tinggi, terdapat pekerja yang menganggur pada jam-jam kerja

tertentu, serta penanganan bahan di Pamella Satu masih menggunakan cara

manual sehingga memiliki resiko ergonomi yang dapat mempengaruhi

tingkat produktivitas. Tingkat produktivitas yang diamati adalah perpindahan

yang terjadi berdasarkan data jumlah penanganan bahan, yang meliputi

(8)

jumlah bahan yang dipindahkan, jumlah pekerja, jumlah alat penanganan bahan, luas gudang, jumlah gang dan kerusakan bahan ketika dipindahkan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah dikemukakan, batasan masalah yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah penanganan bahan yang berada dibagian penerimaan dan di gudang.

2. Objek penelitian hanya pada produk dari supplier internal (gudang Pamella pusat), tidak memperhitungkan produk dari supplier eksternal.

3. Tidak memasukkan perhitungan alat penanganan bahan milik supplier eksternal dan pegawai SPG.

4. Penelitian ini tidak memasukkan pertimbangan harga dan biaya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Mengetahui produktivitas aktivitas penanganan bahan di Pamella Satu, Kota Yogyakarta.

2. Menentukan jumlah pekerja dan jumlah alat penanganan bahan yang

dibutuhkan di Pamella Satu.

(9)

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yaitu memberikan salah satu referensi cara dan langkah dalam melakukan analisis proses penanganan bahan di suatu industri dan dapat memberikan rekomendasi metode pengukuran produktivitas perusahaan dan saran-saran terhadap masalah yang berhubungan dengan perhitungan produktivitas.

Serta dapat mengetahui faktor-faktor internal maupun eksternal yang

mempengaruhi penanganan bahan menggunakan hand truck yang optimal,

efektif dan efisien di suatu industri. Selain itu juga semoga penelitian ini

dapat digunakan sebagai salah satu upaya memperkaya pengetahuan

pembacanya.

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Pasar Modern di Kota Yogyakarta tahun 2008-2012  Tahun  Jumlah Pasar Modern (unit)

Referensi

Dokumen terkait

Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Universitas Indonesia di Jakarta Yang Dipertahankan Di Hadapan Sidang Terbuka Senat Guru Besar Universitas Indonesia Dibawah

Menurut Mullins, Walker, Larreche, dan Boyd (2005, p422), apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus dapat mengerti

 SRIL akan mempergunakan hampir seluruh dana dari hasil penerbitan obligasi untuk refinancing utang, yaitu pembelian kembali obligasi lama yang diterbitkan pada

Sebanyak 10 ibu yang memiliki anak balita terdapat 4 ibu mengatakan tidak mengetahui manfaat imunisasi, 3 ibu mengatakan takut kalau anaknya bila di imuni- sasi jadi panas, 2

Upaya peningkatan kemampuan membaca mahasiswa diawali dengan langkah membaca, serta menguasai teknik membaca cepat dan efektif (Nurhadi .2005). Setelah mahasiswa

Sedangkan pada Gambar 2 tersaji hasil analisis kandungan radionuklida pemancar a dan B dalam sedimen yang berasal dari 5 iokasi pengambilan cuplikan yang'

Buah naga adalah salah satu buah eksotis yang memiliki manfaat tak terhitung yang ditawarkan untuk kulit, rambut, dan kesehatan

Dari uraian Knowledge–based strategy, dapat disimpulkan bahwa perpaduan antara knowledge yang dimiliki, kapabilitas dan resources yang ada, digabungkan dengan strategi