• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN DARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN DARING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

968

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN DARING

Desfi Dwi Lestari

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo

desfidwilestari@gmail.com

Ulfa Mubarokah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo

Ulfa2839@gmail.com

Titi Anjarini

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo

Anjarini@gmail.com

Abstract

Character education is an attempt to apply religious values, morals, ethics to students through science, assisted by parents, teachers, and the community which is very important in the formation and development of students' character. Every child has good potential from birth, but this potential must be honed and socialized properly so that the character of each child is formed and developed to its full potential. During this pandemic children must also receive character education. This perois is a challenge for the world of formal education in efforts to educate the nation’s character. Dominant education is not done face- to-face, so thah it becomes a challenge for teachehrs in the character education process. On the other hand, it will provide opportuniaties for students to actualize the character values in the community in an effort to participate in the prevention of covid-19.

Keywords : Character Education, online learning, elementary school.

(2)

969 Abstrak

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk menerapkan nilai-nilai agama, moral, etika pada peserta didik melalui imu pengetahuan, dibantu oleh orang tua, guru, serta peserta didik. Setiap anak memiliki potensi yang baik sejak lahir, namun potensi tersebut harus diasah dan disosialisasikan dengan baik agar karakter setiap anak terbentuk dengan baik dan maksimal. Di masa pandemic ini anak juga harus tetap mendapatkan pendidikan karakter. Masa ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan formal dalam upaya pendidikan karakter bangsa. Pendidikan yang dominan tidak dilakukan dengan tatap muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan karakter tersebut. Disisi lain akan memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mengaktualkan nilai nilai karaker di masyarakat dalam upaya keikutsertaan pencegahan covid -19.

Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Pembelajaran daring, Sekolah Dasar.

A. Pendahuluan

Pendidikan di Indonesia sangatlah penting agar masyarakat bisa menjadi manusia yang ber pengetahuan. Dalam UU nomor 20 Tahun 2003 pada bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa : “ pendidikan adalah usaha dasat dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, massyarakat, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa (1930) mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti ( kekuatan batin, karakter) pikiran (intelek), dan tubuh anak. Pendidikan adalah usaha sadar dalam proses pemnbelajaran baik dari segi akademik maupun non akademik dengan tujuan para peserta didik mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan perilaku menjadi lebih baik. Diera pandemic ini anak sangat memerlukakn sebuah pendidikan yang di sertai dengan pendidikan karakter yang bisa menjadi pedoman mereka di kehidupan ini agar selalu mempunyai sikap yang baik.

Pandemi Covid- 19 telah menghambat proses perkembangan kehidupan bangsa Indonesia mulai dari sector ekonomi, politik, hubungan social dan pendidikan. Satuan pendidikan menjadi salah satu sector yang terkena dampak dari adanya wabah covid- 19 dengan terhambatnya proses pembelajaran bagi siswa secara langsung di sekolah.

(3)

970 Namun proses pembelajaran anak- anak harus di selenggarakan walau tidak seperti biasanya. Proses pembelajaran bagi anak- anak tidak harus dilaksanakan dengan bertatap muka seperti biasanya, namun bias dilakukan dengan daring atau online seperti via whatsapp, google classroom, zoom meeting dan sejenisnya. Oleh karena itu pemerintah yang diwakili oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran No. 369/MPK.A/HK/2020 Tentang Pelaksaan Proses Pembelajaran Memulai Non Tatap Muka/ Daring Pada Masa Darurat Wabah Pandemi Covid-19.

Langkah tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi hak peserta didik dalam melaksanakan pendidikan dan mencegak penularan penyakit yang semakin tinggi (Kemendikbud, 2020). Dengan demikian kegiatan proses belajar dan pembelajaran dilakukan dirumah dengan didampingi oleh orangtua masing-masing dan dengan diisi tentang pendidikan karakter bagi anak sehingga orang tua perlu melakukannya secara optimal. Bukan hanya kesiapan orang tua tapi juga kesiapan yang perlu dibenahi dari pembelajaran daring ini, banyak kalangan yang ternyata tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh karena terbatasnya kemampuan masyarakat, banyak diantaranya yang tidak memiliki perangkat yang menunjang pembelajaran daring.

Melalui pembelajaran daring kita banyak inovasi dan cara yang lebih praktis dalam pembelajaran yaiut menggunakan akses internet pada pembelajaran daring sehingga dapat dilaksanakan tanpa ada batasan ruang dan waktu kapanpun dan dimanapun.

Namun di balik sisi positif tersebut juga terdapat sisi negativnya meskipun secara formal kegiatan pendidikan masih bisa di lakukan secara daring, namun karne siswa harus belajar dirumah pendidikan karakter pada masa pandemic menjadi sediti terabaikan.

Penanaman pendidikan karakter pada siswa lebih sulit dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran daring seperti saat ini. Karna pembelajaran yang dilakukan tidak melalui kontak langsung sehingga karakter mereka tidak dapat di pantau oleh guru disinilah peran orang tua sangat berpengaruh untuk bisa mendampingi anaknya dalam pembelajaran dan penanaman karakter anak.

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek tersebut, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Proses pendidikan karakter perlu dilakukan sejak dini dan sudah harus dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Potensi yang baik sebenarnya sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir, tetapi potensi potensi tersebut harus dikembangkan melalui sosialisasi baik dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Terutama pada saat pandemi ini, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter juga diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Di lingkungan Kemdiknas, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan tinggi, pendidikan karakter juga mendapatkan

(4)

971 perhatian yang cukup besar. Karena anak zaman sekarang nilai karakternya mulai turun karena di pengarui oleh teknologi yang canggih dan juga di pengaruhi karena pendidikan sekarang dilakukan secara daring.Pendidikan karakter diharapkan mampu memberikan dampak baik bagi kemajuan kehidupan masyarakat bangsa dan nengara dalam menjawab degrasi moral pada remaja terutama pada peserta didik. Pendidikan karakter menjadi sebuah langkah yang harus ditempuh dalam membentuk karakter peserta didik.

Pendidikan karakter menjadi sebuah langkah yang harus ditempuh dalam membentuk karakter peserta didik yang berbudi pekerti luhur. Helmawati (2017) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dapat dipercaya mampu mengarahkan individu kearah yang lebih baik menuju keberhasilan dan kemajuan bagi bangsa maupun Negara.

Pembentukan karakter bukan saja diawali oleh Rasulullah Saw dengan melalui perubahan peradaban, namun para ilmuwan barat menyadari bahwa pendidikan karakter berperan penting dalam mempertahankan eksistensi suatu bangsa dan negara.

B. Pembahasan 1. Kajian Teori

Menurut Sutrisno (2016:29) pendidikan merupakan aktivitas yang bertautan, dan meliputi berbagai unsur yang berhubungan erat antara unsur satu dengan unsur lain. Pendidikan juga memiliki definisi yuridis dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaraan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa. Menurut Kurniawan (2017: 26), pendidikan adalah mengalihkan nilai-nilai, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada generasi muda sebagai usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani maupun rohani.

Disimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa pendidikan adalah usaha seseorangg dalam mecari pengetahuan yang dilakukan secara sadar yang terjadi di bawah bimbingan orang. Samani dan Hariyanto (2014) juga mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadikan manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, piker, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memerilaha apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Kaimuddin (2014) pendidikan karakter merupakan usaha sadar yang terencana dan terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangkan seluruh potensi manusia yang memiliki watak kepribadian baik,

(5)

972 bermoral-moral, dan berefek positif konstruktif pada alam dan masyarakat. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pembelajaran yang dilakukan secara sadar sehingga mampu membantu merubah kepribadian, perilaku dan sifat seseorang menjadi lebih baik.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada kajian ini adalah kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sugiyono (2017:84) menjelaskan bahwa studi pustaka dengan kajian teoritis akan berhubungan dengan situasi social dan norma yang berkembang serta tidak akan lepas dari literature ilmiah. Kajian ini bertujuan mengkaji, menganalisis terkait dengan topik dan diambil dari sumber relevan. Sumber yang digunakan adalah data- data peneliti terdahulu. Tahapan yang dilakukan adalah pengumpulan data, mencatat, membandingkan literatur dan menghasilkan kesimpulan.

3. Hasil dan Pembahasan

Perencanaan yang baik adalah yang sesuai kebutuhan dan kondisi yang sedang terjadi agar tepat sasaran. Pendidikan karakter adalah suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan karena pada dasarnya semua guru sebagai pendidik memiliki tujuan yang sama dalam membentuk karakter bangsa. Tidak serta merta pendidikan karakter menjadi tanggungjawab dari pendidikan moral atau budi pekerti dan pendidikan Pancasila (Santika, 2019:79), melainkan menjadi tanggung jawab semua bidang studi. Oleh karena itu ketika pelaksanaan kurikulum 2013, keseimbangan ranah pembelajaran antatar kognitif, afektif dan psikomotor menjadi ouput yang mutlak sebagai bagian penidikan karakter bangsa. Tulisan ini adalah hasil penelitian kepustakaan (library research).

Penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji dari data- data yang relevan dengan judul dan hampir sepenuhnya dari hasil literature baik dalam bentuk fisik maupun digital. Penelitian ini lebih popular dengan istilah deskriptif kepustakaan (Mukhtar, 2020).

Peneliti mendapat data dari hasil studi pustaka jurnal, buku, dan sumber serta dokumen terkait dengan pendidikan karakter pada masa pandemi. Jurnal yang ditulis IWE Santika (2020) menjelaskan Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama. Pertama, Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama. Pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Pendidikan karakter membentuk dan mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku sesuai dengan falsafah pancasila. Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan

(6)

973 sejahtera. Ketiga, fungsi penyaring. Pendidikan karakter memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai- nilai budaya bangsa dan karakter bangsa yang bermartabat. Guru dalam megengbangkan materi pembelajaran harus mengananlisis materi pembelajaran yang disesuaikan dengan masing- masing nilai karakter. Tujuannya adalah antara materi pembelajaran dengan output yang di hasilkan sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Kedua, Pembelajaran daring, atau dalam jaringan, adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer.

Dengan kata lain merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui jaringan internet (online) dari tempat yang berdeda beda. Ketiga, Prinsip strategi Multiple Intelligences pada pendidikan karakter masih menggunakan prinsip pendekatan pembelajaran kontruktivistik. Peserta didik secara aktif mengembangan kedelapan potensi yang dimiliki disesuaikan dengan kompetensi dasar yang diajarkan dan bagaimana aktualisasinya terutama jika ada kaitan dalam menghadapi Covid-19.

Strategi implementasi pendidikan karakter melalui multiple intelligences berbasis portofolio dengan diitegrasikan pada mata pelajaran merupakan suatu upaya dalam proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan life skill atau kecakapan peserta didik Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan saran yaitu, pertama, guru harus diberikan pemahaman bagaimana teknik dan startegi dalam pendidikan karakter pada pembelajaran daring yang merupakan kegiatan belajar dari rumah. Guru harus berusaha kreatif dalam menggali informasi dan karakteristik peserta didik dalam menentukan model-model pembelajaran dengan hasil belajar yang diharapkan pada pembelejaran daring.

Penelitian dari Nurhayati Eka (2021) juga menunjukan mengoptimalkan kualitas komunikasi antara guru, siswa dan wali murid di dalam menjaga dan mengkondisikansiswa dalam belajar selama masa pandemic covid 19, serta lebih mengintensifkan aplikasi karakter religi yang sudah baik di dalam keseharian siswa di rumah, agar dapat menambahkan variabel yang lebih mampu untuk menjaga kondisi hasil pencapaian karakter religi siswa dengan variabel lainnya yang diharapkan mampu semakin meningkatkan kualitas karakter siswa dalam belajar terkhusus pada penerapan karakter religi siswa dalam berinteraksi dengan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah dengan lebih baik.

(7)

974 D. Simpulan

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk menerapkan nilai-nilai agama, moral, etika pada peserta didik melalui imu pengetahuan, dibantu oleh orang tua, guru, serta peserta didik. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek tersebut, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Guru dalam megengbangkan materi pembelajaran harus mengananlisis materi pembelajaran yang disesuaikan dengan masing- masing nilai karakter, serta lebih mengintensifkan aplikasi karakter religi yang sudah baik di dalam keseharian siswa di rumah, agar dapat menambahkan variabel yang lebih mampu untuk menjaga kondisi hasil pencapaian karakter religi siswa dengan variabel lainnya yang diharapkan mampu semakin meningkatkan kualitas karakter siswa dalam belajar terkhusus pada penerapan karakter religi siswa dalam berinteraksi dengan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah dengan lebih baik.

(8)

975 DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang republic Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Kaimuddin. 2014. Implementasi pendidikan Karakter dalam kurikulum 2013. Jurnal vol 14 no 1

Kusumadewi, Rida. (2020).jurnal riset mendidikan dasar. Menumbuhkan kemandirian siswa selama pembelajaran daring sebagai dampak covid-19 di sd Samani, Muhlas

& hariyanto. 2014. Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Santika, Eka. (2020). Indonesian Values and Character Education Journal. Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi di salah satu pasar tradisional, tidak semua ikan asin dikemas dengan plastik, sebagian ada yang dibiarkan terbuka begitu saja

Partai Masjumi yang mencanangkan tujuannya dengan rumusan “ Terlaksananya syari’at Islam dalam kehidupan orang-seorang, masyarakat, dan Negara Republik Indonesia” dalam

Kemiskinan adalah persoalan semua orang dan semua pihak. Ia akan tetap ada dimana dan kapan saja. Kita semua bertanggung jawab untuk menghapuskannya, minimal menguranginya.

Masing- masing peserta harus mempunyai alat pantau individu berupa Kartu Menuju Sehat (KMS) FR-PTM. Untuk mencatat kondisi faktor risiko PTM. Kartu ini disimpan oleh

Secara teologis, Allah SWT menunjukkan bahwa tujuan pengutusan Nabi adalah “sebagai belas kasih bagi siapa saja di antara kaum yang beriman.” 6 Dalam ayat lain ditegaskan

setelah angsuran atas pinjaman terhadap bank tersebut dilunasi maka tidak dikenakan margin atas pembiayaan murabahah yang dilakukan pada awal akad. Yang dikenakan

Begitu juga dengan menggenggam kemenangan yang terdapat pada contoh 8b, yang merupakan suatu hal yang abstrak tetapi dianggap sebagai suatu benda.. Dari contoh di atas,

− Ruang terbuka hijau pada pusat pelayanan skala lokal terdapat di hampir semua wilayah kecamatan. 3) Pengembangan ruang terbuka hijau pada struktur jaringan berupa