• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN BIOINHIBITOR SARANG SEMUT (MYRMECODIA PENDANS ) PADA BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LARUTAN ASAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN BIOINHIBITOR SARANG SEMUT (MYRMECODIA PENDANS ) PADA BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LARUTAN ASAM"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Manggara Nurull Fajrian R.

2710100102

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA.

PENGARUH PENAMBAHAN BIOINHIBITOR SARANG SEMUT ( MYRMECODIA PENDANS )

PADA BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LARUTAN ASAM

SIDANG TUGAS AKHIR – MM091381

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

(2)

Outline

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metodologi

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

(3)

PENDAHULUAN

(4)

Latar Belakang

Korosi

Bioinhibitor

Myrmecodia Pendans

Biaya yang mahal untuk penanganan korosi

Penggunaan inhibitor kimia yang tidak ramah lingkungan

Tumbuhan sarang semut yang mengandung anti oksidan tinggi

(5)

Pemilihan Inhibitor

Ramah lingkungan

Relatif murah dan mudah didapatkan

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Ekstrak tumbuhan sarang semut efektif menghambat laju korosi pada baja API 5L Grade B dengan efisiensi sekitar 90 % pada konsentrasi 500 ppm dalam media NaCl 3,5% (Atria dkk, 2013)

(6)

Perumusan Masalah

1.Bagaimana pengaruh penambahan inhibitor sarang semut (Myrmecodia Pendan) di dalam media korosif HCl 1 M dan H2SO4 1 M terhadap laju korosi baja

karbon rendah API 5 L Grade B dengan konsentrasi

0,100,200,300,400, dan 500 mg/L.

2.Bagaimana mekanisme inhibisi dari inhibitor sarang semut (Myrmecodia Pendan) yang diaplikasikan pada baja karbon

rendah API 5 L Grade B dalam media korosif HCl 1M dan H2SO4

1M.

(7)

Batasan Masalah

1

• Komposisi kimia, dimensi, dan kehalusan tiap spesimen baja karbon API 5L Grade B dianggap homogen.

2

• Tidak terjadi perubahan terhadap

temperatur, perubahan volume larutan, dan pH larutan sepanjang waktu

3

• Kecepatan fluida diabaikan

(8)

Tujuan Penelitian

Mempelajari pengaruh penambahan dan efisiensi

inhibitor sarang semut (Myrmecodia Pendan) pada

lingkungan asam

Mempelajari mekanisme inhibisi dari inhibitor

sarang semut

(Myrmecodia Pendan)

pada lingkungan asam.

(9)

Manfaat Penelitian

1. Memperkaya kajian mengenai pemanfaatan inhibitor sarang semut (Myrmecodia Pendan) yang diaplikasikan pada baja karbon rendah khususnya dalam bidang industri.

2. Memberikan pengetahuan mengenai potensi inhibisi yang diperoleh dari ekstrak tumbuhan sarang semut (Myrmecodia Pendan) berdasarkan kandungan yang dimiliki serta mekanisme proteksi terhadap korosinya yang diketahui melalui pengujian elektrokimia dan karakterisasinya.

3. Memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk

mengembangkan berbagai senyawa organik yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan sebagai zat penghambat korosi

yang ramah lingkungan.

(10)

Tinjauan Pustaka

(11)

Korosi

Korosi didefinisikan sebagai degredasi dari material yang diakibatkan

oleh reaksi kimia dengan material lainnya dan

lingkungan

(Jones, 1991)

(12)

Korosi Internal pada pipelines Industri Minyak dan Gas

Pada pipa industri minyak dan gas terdapat air, garam CO

2

, H

2

S atau bahkan bahan abrasif (pasir) yang

berpotensi untuk korosi internal (Roberge,2000).

(13)

Faktor Korosi

pH

Seleksi Material

Temperatur Bakteri

Pereduksi

Gas dan Padatan terlarut

ASM

Handbook,2003

(14)

Pengaruh Ion Klorida dan Sulfat terhadap Korosi Baja

• Korosi pada baja karbon antara lain dipengaruhi oleh konsentrasi ion agresif seperti ion klorida (Cl

-

) dan ion sulfat (SO

42-

).

• Konsentrasi ion agresif yang makin tinggi akan semakin meningkatkan kecenderungan terjadinya korosi.

• Ion agresif memiliki kemampuan untuk

menghancurkan lapisan permukaan baja.

(15)

Pengaruh pH terhadap Korosi Baja

Semakin rendah pH (pH<4) maka

kemungkinan baja untuk terkorosi semakin besar

karena baja terurai menjadi ion saat

berada di lingkungan asam.

(ASM Handbook Volume 13, 2003)

Gambar Diagram Pourbaix Fe pada 25 C (www.corrosion-doctors.org)

(16)

Inhibitor Korosi

Menurut Roberge (2000) klasifikasi inhibitor berdasarkan reaksi yang dihambat :

– Inhibitor Katodik : bekerja dengan menghambat reaksi reduksi. Molekul organik bermuatan netral

teradsorbsi di permukaan logam sehingga mengurangi akses ion hidrogen menuju permukaan elektroda.

– Inhibitor Anodik : inhibitor menghambat reaksi

oksidasi. Molekul organik teradsorpsi di permukaan logam akibatnya laju korosi menurun.

– Inhibitor campuran : campuran dari inhibitor anodik

dan katodik.

(17)

Inhibitor Organik

• Memberikan efek terhadap sisi anodik dan katodik

• Melindungi dengan membentuk lapisan yang bersifat hydrofobik sebagai adsorpsi ion

inhibitor oleh permukaan logam.

• Terdapat 3 jenis adsorpsi :

– Physical adsorption – Chemisorption

– Film forming

(18)

Green Corrosion Inhibitor

Ekstrak tumbuhan memiliki senyawa antioksidan seperti

fenolik, alkaloid, flavonoid, tannin.

Senyawa tersebut mengandung unsur-unsur N, O, P, S yang mampu membentuk lapisan pelindung (protective film) melalui adsorpsi ion-ion ke

permukaan logam

Bahan alam dipilih sebagai alternatif karena mudah didapatkan, aman, bersifat

biodegradable, biaya murah, dan ramah

lingkungan

Ostovari,2009

(19)

Sarang Semut (Myrmecodia pendans)

Pada penelitian sebelumnya, baik menggunakan metode HPLC (Adam dkk, 2013) maupun Gas Kromatography (Atriya dkk,2013) menunjukkan bahwa MP mengandung flavanoid dan group gugus fungsional yang biasanya digunakan sebagai inhibitor, yaitu gugus alkohol, gugus alkaloid, dan senyawa bebas N dan O.

Struktur flavonoid

(20)

METODOLOGI

(21)

Diagram Alir Penelitian

MULAI

Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan

Spesimen Persiapan

Elektrolit

Persiapan Inhibitor

A

(22)

A

Uji Tafel Uji EIS

Uji Weight Loss Uji XRD

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

(23)

Bahan Penelitian

API 5L Grade B dengan dimensi 20x20x3 mm untuk

Uji Weight Loss dan 10x10x3 mm untuk Uji Polarisasi

Potensiodinamik dan Uji EIS.

MATERIAL

Larutan elektrolit HCl 1 M dan

H2SO4 1 M

ELEKTROLIT

Ekstrak tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendans) dengan variasi

konsentrasi 0, 100, 200, 300, 400, dan 500

INHIBITOR

(24)

Preparasi Spesimen Uji Polarisasi Potensiodinamik dan Uji EIS

Salah satu sisinya disambungkan dengan kawat tembaga sepanjang ± 20 cm dengan cara disolder

Dipotong bulang dengan diameter 14 mm dan tebal 5 mm Baja API 5L Grade B

Permukaan spesimen yang tampak dipolishing dari grade 150 sampai 800

Spesimen yang sudah tersambung dengan kawat tembaga di moulding dengan resin epoksi

Elektroda Kerja

(25)

Preparasi Spesimen Weight Loss

Baja API 5L Grade B

Dipotong persegi dengan dimensi 20 x 20 x 3 mm

Spesimen yang sudah dipotong dan dibor, diamplas hingga permukaannya rata dan produk korosi yang ada sebelumnya hilang dengan kertas

amplas grade 80-800

Spesimen dibor dengan diameter mata bor 4 mm

Spesimen Coupon

(26)

Preparasi Inhibitor

Serbuk sarang semut direndam dengan ethanol 80% selama 24 jam.

Hasil rendaman disaring menggunakan kertas saring untuk di evaporasi

Hasil penyaringan diuapkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak.

(27)

Pengujian Weight Loss

• Mengetahui besaran laju korosi (mpy) pada suatu material berdasarkan pengurangan berat awal dan berat akhir.

• Standar pengujian menggunakan ASTM G31-72

• Dalam metode ini, sampel dengan berat tertentu

akan dicelupkan dalam larutan atau lingkungan

tertentu pada beberapa waktu yang berbeda

(28)

Pengujian Polarisasi Pontesiodinamik

Uji Potensiostat

Elektroda Kerja

Elektroda Acuan

Elektroda Bantu

API 5L Grade B

Saturated Calomel Electrode

Grafit

(29)

Pengujian EIS

(Spektroskopi Impedansi Elektrokimia)

Suatu metode untuk menganalisis respon suatu elektroda terkorosi terhadap suatu sinyal potensial AC pada amplitude rendah dari rentang frekuensi yang sangat lebar. EIS digunakan untuk menentukan parameter kinetika elektrokimia berkaitan dengan unsur-unsur listrik seperti tahanan, R, kapasitansi, C, dan induktansi, L.

Dari hasil pengujian EIS dapat

diketahui mekanisme inhibisi antar

muka logam dengan inhibitor.

(30)

Pengujian X-Ray Diffraction

Pengujian X-Ray Diffraction dilakukan

untuk mengetahui produk korosi saat

kondisi tanpa inhibitor dan dengan

inhibitor sarang semut (Myrmecodia

Pendans) pada efisiensi tertinggi.

(31)

Analisis Data dan Pembahasan

(32)

Hasil Pengujian Polarisasi Potensiodinamik

Kurva polarisasi hasil Tafel Baja API 5L Grade B dalam larutan HCl 1M dengan berbagai variasi

(33)

Kurva polarisasi hasil Tafel Baja API 5L Grade B dalam larutan H2SO4 1M dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak MP

(34)

Konsentrasi

(mg/L) CR (mpy) Ecorr (mV) Icorr (µA) %EI

0 109.88 -733.802 370.284 0

100 106.33 -704.557 358.307 3.23 200 99.719 -720.451 336.033 9.25 300 60.864 -703.345 205.099 44.61 400 45.105 -661.122 151.997 58.95 500 39.294 -614.737 132.412 64.24

Konsentrasi

(mg/L) CR

(mpy) Ecorr (mV) Icorr (µA) %EI

0 115.09 -681.257 387.818 0

100 104.04 -657.574 350.592 9.601182 200 94.058 -542.337 316.958 18.27439 300 78.173 -526.185 263.43 32.07664 400 84.654 -507.627 285.267 26.44539 500 87.469 -576.348 294.755 23.99948

Baja API 5L Grade B dalam larutan HCl 1M dengan penambahan ekstrak MP

Baja API 5L Grade B dalam larutan H2SO4 1M dengan penambahan ekstrak MP

(35)

Grafik efisiensi inhibitor pada tiap konsentrasi

inhibitor pada larutan H2SO4 1M. Grafik efisiensi inhibitor pada tiap konsentrasi inhibitor pada larutan HCl 1M.

(36)

Hasil Pengujian EIS

Nyquist plot Baja API 5L Grade B dalam larutan HCl 1M dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak MP

(37)

Nyquist plot baja API 5L Grade B dalam larutan H2SO4 1M dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak MP

(38)

Untuk mengetahui mekanisme inhibisi dari inhibitor Sarang Semut parameter-parameter elektrokimia dalam EIS dapat dijelaskan dalam bentuk rangkaian listrik yang disebut equivalent circuit. Grafik dari hasil

EIS mulanya diekspor ke software Zview. Kemudian dilakukan fitting untuk menentukan jenis-jenis impedansi yang terjadi pada saat kapasitor elektrokimia bekerja yaitu dengan memilih jenis elemen sirkuit yang cocok dengan sistem. Pilihan jenis elemen sirkuit yang ada

antara lain R-resistor, C-kapasitor, L-Induktor, CPE-Constant Phase element, W-Warburg dan lain-lain.

Equivalent circuit dari Nyquist plot pada software Zview

(39)

Larutan HCl 1M

Konsentrasi

Inhibitor Rs (Ω.cm2) Rct (Ω.cm2) Cdl (μF/cm2) Efisiensi Inhibitor

(%)

0 1.362 6.611 583.1202622

100 1.335 13.34 323.8061776 50.4422789

200 1.421 16.73 278.4329467 60.4841602

300 1.403 18.12 231.2231697 63.5154525

400 1.36 19.71 173.4106714 66.4586504

500 1.373 20.94 170.1532125 68.4288443

(40)

Larutan

H 2 SO 4 1M

Konsentrasi

Inhibitor Rs (Ω.cm2) Rct (Ω.cm2) Cdl (μF/cm2) Efisiensi Inhibitor

(%)

0 1.409 5.56 1293.037885

100 1.405 6.521 1129.427636 17.2841727

200 1.389 6.705 1151.475839 17.0768084

300 1.396 12.08 383.507093 53.9735099

400 1.375 8.089 678.9207183 31.2646804

(41)

Grafik efisiensi inhibitor pada tiap konsentrasi

inhibitor pada larutan H2SO4 1M. Grafik efisiensi inhibitor pada tiap konsentrasi inhibitor pada larutan HCl 1M.

(42)

Hasil Pengujian Weight Loss

HCl 1M H2SO4 1M

(43)

Hasil Pengujian Weight Loss

HCl 1M H2SO4 1M

(44)

Hasil Pengujian Weight Loss

HCl 1M H2SO41M

(45)

Hasil Pengujian XRD

(46)

Kesimpulan dan Saran

(47)

Kesimpulan

1. Berdasarkan pengujian polarisasi potensiodinamik penambahan ekstrak MP sebagai inhibitor pada baja API 5L dalam larutan HCl 1M dan H2SO4 1M mampu menurunkan laju korosi. Nilai laju korosi tanpa inhibitor pada larutan HCl 109,88 mpy setelah ditambahkan inhibitor menurun hingga 39,294 mpy pada konsentrasi 500 mg/L inhibitor. Sedangkan untuk larutan H2SO4 1M, laju korosi tanpa inhibitor adalah 115,09 mpy kemudian setelah ditambahkan inhibitor laju korosi terkecil adalah 78,173 mpy pada konsentrasi 300 mg/L.

2. Berdasarkan pengujian polarisasi potensiodinamik, efisiensi inhibitor semakin meningkat dengan konsentrasi 500 mg/L pada larutan HCl 1M yaitu sebesar 64,24% dan 32,07% untuk konsentrasi 300 mg/L pada larutan H2SO4 1M.

3. Berdasarkan pengujian EIS, mekanisme inhibisi pada baja API 5L Grade B dalam larutan HCl 1M dan H2SO4 adalah membentuk lapisan pasif (film forming) ditunjukkan dengan peningkatan nilai Rct. Pada larutan HCl tanpa inhibitor nilai Rct sebesar 6.611 Ω.cm2setelah ditambahkan inhibitor dengan konsentrasi 500 mg/L nilai Rct menjadi 20.94 Ω.cm2. Sedangkan untuk larutan H2SO4 1M tanpa inhibitor nilai Rct sebesar 5.56 Ω.cm2 setelah ditambahkan inhibitor dengan konsentrasi 300 mg/L nilai Rct menjadi 12.08 Ω.cm2.

4. Berdasarkan pengujian weight loss, inhibitor sarang semut lebih efektif bekerja di larutan HCl 1M dibandingkan di lingkungan H2SO41M. Ditunjukkan efisiensi inhibitor dalam larutan HCl pada hari ke-21 sebesar 26.87% sedangkan untuk larutan H2SO4 1M efisiensi inhibitor pada hari ke-21 adalah sebesar 0.39%.

(48)

Saran

1. Perlu adanya variasi temperatur dan kecepatan aliran fluida pada pengujian selanjutnya karena penggunaan inhibitor tidak hanya di daerah fluida statis saja tetapi juga fluida dinamis.

2. Perlu adanya percobaan pada konsentrasi inhibitor yang lebih tinggi sehingga dapat diketahui konsentrasi optimum untuk menurunkan laju korosi.

3. Perlu adanya pengujian pengukuran pH untuk

melihat pH akibat penambahan inhibitor.

(49)

Terima Kasih

Gambar

Gambar Diagram Pourbaix Fe pada 25  ○ C  (www.corrosion-doctors.org)
Diagram Alir Penelitian
Grafik efisiensi inhibitor pada tiap konsentrasi
Grafik efisiensi inhibitor pada tiap konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Agar kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan karyawan di MTs Muhammadiyah berjalan dengan baik, maka kepala sekolah diharapkan

komponen campuran harus keluar dari kolom. Area setiap peak yang mencul dihitung. Area-area peak tersebut dikoreksi terhadap respon detektor untuk jenis senyawa

didapatkan bahwa sebagian besar terdapat dalam kategori mendukung yaitu sebanyak 69 orang (70,4%).. Hasil analisis bivariat pada variabel pendidikan didapatkan bahwa

Mengingat daun kopi arabika masih belum banyak dimanfaatkan potensinya sebagai sumber antiinflamasi, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas

Kri- teria inklusi penelitian adalah murid sekolah dasar (usia 6-12 tahun) di SDN Pegangsaan II/07, Jakarta Utara; laki-laki atau perempuan; guru wali kelas (tetap maupun

Pada saat proses reverse osmosis molekul air mengalir menembus membrane semi permeable, akan tetapi pada saat yang bersamaan molekul garam tertahan di wadah sebelah kiri

Pegawai Negeri Sipil yang menggunakan ijazah palsu/ ASPAL untuk kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 ( Tanggal 22

Pengguna menjalankan perangkat lunak pada Google Glass Pengguna mengakses modul data pasien pada panel menu Pengguna mengambil citra wajah pasien menggunakan kamera dan