• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESIONAL DAN STRESS KERJA TERHADAP REDUKSI KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESIONAL DAN STRESS KERJA TERHADAP REDUKSI KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESIONAL DAN STRESS KERJA TERHADAP REDUKSI KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)

1

Nyoman Rika Jayanti

1

Edy Sujana

2

Made Arie Wahyuni

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {rikajayanti12@gmail.com, Edysujanabali@yahoo.com, wahyuni_arie@yahoo.com,} @undiksha.ac.id

Abstrak

Reduksi kualitas audit merupakan perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti audit yang dikumpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh locus of control terhadap reduksi kualitas audit, 2) pengaruh komitmen profesional terhadap reduksi kualitas audit, 3) pengaruh stress kerja terhadap reduksi kualitas audit, 4) pengaruh locus of control, komitmen professional dan stress kerja terhadap reduksi kualitas audit.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample. Dengan Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 52 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 19.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit, 2) Komitmen profesional berpengaruh positif signifikan terhadap reeduksi kualitas audit, 3) Stress kerja berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit, 4) locus of control, komitmen profesional dan stress kerja berpengaruh secara simultan terhadap reduksi kualitas audit. Dan dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel stress kerja memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap reduksi kualitas audit.

Kata kunci: reduksi kualtis audit, locus of control, komitmen profesional, stress kerja

Abstract

Reduction of audit quality is a behaviour or action made by the auditor during the process of auditing activities by reducing the effectiveness of auditing evidences being collected. This study was conducted in order to find out the effect of : 1) locus of control on the reduction of audit quality, 2) professional commitment on the reduction of audit quality, 3) working tress on the reduction of audit quality, 4) locus of control, professional commitment and working tress on the reduction of audit quality

This study utilized a quantitative data obtained from either a primary as well as secondary sources. The population involved all the auditors working under the public accountant offices in Bali. The samples were selected by using purposive sampling technique involving 52 respondents.All the data were analyzed by using SPSS software version 19.

The results of the study indicated that: 1) locus of control had a positive and significant effect on the reduction of audit quality, 2) professional commitment had a positive and significant effect on the reduction of audit quality, 3) working tress had a

(2)

positive and significant effect on the reduction of audit quality, 4) locus of control, professional commitment and working tress had a simultaneous effect on the reduction of audit quality.It was found that the most dominant effect was working stress on the reduction of auditing quality.

Key words: reduction of auditing quality, locus of control, professional commitment, working stress.

PENDAHULUAN

Auditor independen adalah auditor swasta yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Akuntan publik yang bekerja pada KAP memiliki independensi terhadap hasil pemeriksaan laporan keuangan perusahaan swasta maupun sektor publik.

Kebutuhan perusahaan akan jasa akuntan publik semakin meningkat, jadi apabila kualitas audit menurun akan sulit untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Peran auditor sebagai pihak yang netral dan independen sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan para pemakai informasi laporan keuangan. Diharapkan auditor dapat menjalankan tugasnya, yakni melakukan pemeriksaan secara sistematis dan kritis terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pengelola suatu entitas beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, sehingga pada akhirnya dapat memberikan opini yang tepat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Peran auditor sebagai pihak yang netral dan independen sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan para pemakai informasi laporan keuangan. Diharapkan auditor dapat menjalankan tugasnya, yakni melakukan pemeriksaan secara sistematis dan kritis terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pengelola suatu entitas beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, sehingga pada akhirnya dapat memberikan opini yang tepat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai

dasar memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit (Herrbach, 2001). Perilaku tidak etis yang dilakukan individu dalam organisasi dapat diakibatkan oleh karakteristik personal, situasional maupun interaksi antara faktor-faktor tersebut. Konsekuensi akibat dilakukannya Reduksi Kualitas Audit ini tidak hanya berpengaruh pada berkurangnya kepercayaan terhadap profesi seorang auditor, tapi juga berpengaruh di aspek hukum (legal), dimana seorang auditor dapat dikenakan tuntutan hukum yang tinggi akibat perilaku tersebut.

Adapun hal yang mendukung penelitian ini dengan adanya kasus terbaru tahun 2016 akhir bulan September, the Wall Street Journal memberitakan sanksi denda yang dikenakan the Securities & Exchance Commission kepada Kantor Akuntan Publik Ernst & Young yang termasuk salah satu dari the big four public accounting firm dan memiliki jaringan di berbagai negara, termasuk di Indonesia

Perilaku disfungsional auditor merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan auditor dalam melaksanakan audit. Perilaku menyimpang yang dimaksud antara lain: perilaku reduksi kualitas audit, pengurangan jumlah pekerjaan, tidak melakukan penelitian terhadap prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien, tidak melakukan review dengan sungguh- sungguh terhadap dokumen-dokumen klien, menerima penjelasan klien yang lemah, serta underresponting of time.

Reduksi kualitas audit merupakan perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti audit yang dikumpulkan (Pierce dan Sweeney, 2004). Reduksi kualitas audit dipengaruhi oleh Locus of control, Komitmen prefesional

(3)

dan Stress Kerja. Locus of control menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Kemudian komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. Dan stress kerja adalah suatu keadaan yang menekankan diri dan jiwa seseorang di luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini akan berdampak pada kesehatannya.

Beberapa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yang pertama Apakah locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Locus of control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya (Muawanah, 2000:4).

Seseorang yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus of control internal pada pihak lain individu yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialamninya ditentukan oleh faktor-faktor eksternal (diluar kontrolnya) disebut memiliki locus of control eksternal.

Dalam penelitian Triono (2012) Pengaruh Locus Of Control, Komitmen Organisasional, Posisi Auditor Di KAP, Terhadap Perilaku Disfungsional Audit dengan hasil penelitian ini adalah locus of control berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit.

Dari kajian diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:

H1: Locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Permasalahan yang kedua, Apakah komitmen profesional berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut.

Perlunya untuk belajar komitmen profesional karena karier seseorang merupakan bagian utama dari hidupnya dan komitmen profesional mempunyai implikasi penting di

tingkat individu dan organisasi. Tingkat komitmen profesional mungkin merupakan refleksi hubungan auditor dengan lingkungan industri/profesional, hal tersebut dikarenakan salah satu aspek komitmen profesional adalah penerimaan norma- norma profesional dan tujuan (Aranya et al, 1981) dalam Rahman (2015).

Dalam penelitian Rahman (2015) dengan judul Pengaruh Materialitas, Komitmen Profesional, Dan Keahlian Terhadap Reduksi Kualitas Audit dengan Hasil dari penelitian ini adalah Materialitas, Komitmen Profesional, Dan Keahlian berpengaruh positif terhadap terhadap reduksi kualitas audit. Dari kajian ini hipotesis yang digunakan yaitu:

H2: Komitmen profesional berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Permasalahan yang ketiga, Apakah stress kerja berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Stress adalah suatu keadaan yang menekankan diri dan jiwa seseorang di luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini akan berdampak pada kesehatannya. Stress tidak timbul begitu saja namun sebab-sebab stress timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang memengaruhi kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga kondisi tersebut telah menekankan jiwanya (Fahmi, 2014).

Dalam penelitian Rustiarini (2013) dengan judul Sifat Kepribadian dan Locus of Control Sebagai Pemoderasi Hubungan Stress Kerja dan Perilaku Disfungsional Audit dengan hasil penelitian yaitu Variabel stress kerja berpengaruh positif pada perilaku disfungsional audit secara signifikansi. Hasil pengujian interaksi variabel stress kerja dan agreeableness memiliki arah positif dan signifikan. Maka dari itu hipotesis yang digunakan yaitu:

H3: Stress kerja berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Permasalahan yang kempat, Apakah locus of control, komitmen professional, stress kerja berpengaruh secara simultan terhadap reduksi kualitas audit.

Dalam penelitian ini juga akan melihat pengaruh secara simultan antara locus of

(4)

control, komitmen profesional dan stress kerja terhadap reduksi kualitas audit.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H4 : locus of control, komitmen profesional dan stress kerja berpengaruh secara simultan terhadap reduksi kualitas audit.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris:

pertama, untuk mengetahui apakah locus of control terhadap reduksi kualitas audit.

Kedua, Untuk mengetahui apakah komitmen profesional berpengaruh positif terhadap reduksi kualitas audit. Ketiga, Untuk mengetahui apakah stress kerja berpengaruh positif terhadap reduksi kualitas audit. Keempat, Untuk mengetahui apakah locus of control, komitmen professional, stress kerja berpengaruh secara simultan terhadap reduksi kualitas audit.

Penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai manfaat bagi pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian petama adalah manfaat teoritis yaitu Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh locos of control, komitmen professional, dan stresss kerja terhadap reduksi kualitas audit. Manfaat kedua adalah Manfaat Praktisi pertama Bagi Kantor Akuntan Publik yaitu Penelitan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada KAP di Bali untuk memahami dampak dari adanya locus of control, komitmen professional dan stress kerja terhadap reduksi kualitas audit. Keduan bagi Universitas Pendidikan Ganesha yaitu Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi tambahan teori untuk dikembangkan sehingga dapat dijadikan bahan masukan serta sumber acuan pembaca atau peneliti selanjutnya. Ketiga bagi masyarakat yaitu dapat menambah wawasan pengetahuan bagi masyarakat mengenai tata kelola Kantor Akuntan Publik sehingga masyarakat mengetahui pekerjaan auditor di lapangan dan akan memiliki kepercayaan terhadap Kantor Akuntan Publik.

METODE

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publi di Bali. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Locus Of Control, Komitmen Profesional dan Stress Kerja Terhadap Reduksi Kualitas Audit.

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini data kuatitatif yaitu berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diproleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu diproleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diukur menggunakan skala likert 5 poin dengan menggunakan rentang skor 1- 5. Responden diminta untuk mengisikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar pada maing-masing item pertanyaan. Adapun penskoran yang digunakan dalam mengukur jawaban kuesioner adalah pertama, sangat tidak setuju (STT) dengan interval skor 1, kedua, tidak setuju (TS) dengan interval skor 2, ketiga, netral (N) dengan interval skor 3, keempat, setuju (S) dengan interval skor 4 dan yang kelima sangat setuju (SS) dengan interval skor 5. Kuesioner terdiri dari empat bagian, yaitu: pertama variabel locus of control yang terdiri dari 16 item pertanyaan, bagian keduan variabel komitmen profesional yang terdiri dari 6 item pertanyaan, bagian yang ketiga variabel stress kerja yang terdiri dari 7 item pertanyaan, dan bagian yang keempat variabel reduksi kualitas audit oleh auditor yang terdiri dari 10 item pertanyaan.

Kuesioner penelitian ini diadopsi dari kuesioner penelitian Dewi (2016), penelitian Nugraha (2016), Dan penelitian Marsudi (2016).

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karateristik tertentu (Ikhsan,

(5)

2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Bali. Dengan sampel penelitian ini semua auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Bali sebanyak 5 kantor dengan jumlah auditor 52 orang.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis.

Analisis data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi19.

Pertama dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas ditujukan untuk mengukur seberapa nyata suatu pengujian atau instrumen. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar (Singgih Santoso, 2011). Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Data dinyatakan valid jika nila r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel (0,30) pada signifikansi 0.05 (5%) (Ghozali, 2011).

Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang konsisten terhadap pertanyaan (Ghozali, 2011). Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar jawaban.

Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Kedua uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikoloniaritas dan uji heteroskedastisitas. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS for Windows untuk pengujian terhadap data sampel tiap variabel. Untuk mendeteksi normalitas data melalui output grafik kurva normal probability plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan

penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variable bebas yang lain.

Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antarvariabel independen (Ghozali, 2011).

Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antarvariabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2011).

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak

heteroskedastisitas. Asumsi

heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak sama antar satu varians dari residual.

Ketiga uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji analisis regresi linier berganda, uji kelayakan modet T (parsial) dan uji kelayakan model F (simultan). Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi diantar nol dan satu. Nilai R² yang kecil berati kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen dengan sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

(6)

secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap t hitung, kemudian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: pertama, apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (α) <

0,05 maka Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen ditolak. Ini berati secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap dependen. Kedua, apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka Ho diterima, yang berati secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Nilai signifikansi (P value) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai signifikansi (P value) > 0,05, maka Ho diterima dan Ho ditolak. Kreteria pengujian: Ho diterima bilang f hitung < f tabel dan Ho ditolak bila f hitung > f tabel. Ho akan diterima pada tingkat kepercayaan tertentu jika f hitung < f tabel. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel-variabel bebas yang diuji tidak mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain variabel-variabel bebas tidak signifikan secara statistik. Ho akan ditolak pada tingkat kepercayaan tertentu jika f hitung > f tabel sehingga variabel bebas yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas.

Dengan demikian variabel-variabel bebas yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas sehingga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut signifikan secara statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 52 kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 52 kuesioner yang dikirim/dibagikan yang kembali sebanyak 49 kuesioner dan yang cacat sebanyak 2 kuesioner. Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 47 kuesioner, karena dalam penelitin ini menggunakan rumus Slovin dalam pengambilan sampel maka kuesioner yang diolah sebanyak 46 kuesioner.

Berdasarkan hasil pengujian uji validitas untuk variabel locus of control dapat dipaparkan bahwa dari 16 item pertanyaan memiliki nilai correlated item- total correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel locus of control dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. Kedua, hasil pengujian uji validitas untuk variabel komitmen profesional dapat dipaparkan bahwa dari 6 item pertanyaan memiliki nilai correlated item-total correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel komitmen profesional dapat dikatakan valid sebagai alat ukur.

Ketiga, hasil pengujian uji validitas untuk variabel stress kerja dapat dipaparkan bahwa dari 7 item pertanyaan memiliki nilai correlated item-total correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel stress kerja dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. Dan hasil pengujian uji validitas untuk variabel reduksi kualitas audit dapat dipaparkan bahwa dari 10 item pertanyaan memiliki nilai correlated item- total correlation lebih besar dari nilai r-tabel (0,30). Hal ini berarti indikator yang digunakan untuk mengukur variabel reduksi kualitas audit dapat dikatakan valid sebagai alat ukur.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel locus of control yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,834 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel locus of control dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Hasil uji reliabilitas variabel komitmen profesional yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,738 lebih besar dari 0,60.

Hal ini berati item-item kuesioner untuk

(7)

mengukur variabel komitmen profesional dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Hasil uji reliabilitas variabel stress kerja yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,774 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel stress kerja dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Dan hasil uji reliabilitas

variabel reduksi kualitas audit yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,875 lebih besar dari 0,60. Hal ini berati item-item kuesioner untuk mengukur variabel reduksi kualitas audit dapat dikatakan konsisten atau reliable sebagai alat ukur. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov Test disajikan pada tabel 1 berikut:

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas Locus Of

Control

Komitmen

Profesional Stress Kerja Reduksi Kualitas Audit

Test Valuea 44 52 17 31

Cases < Test Value 22 20 20 20

Cases >= Test Value 24 26 26 26

Total Cases 46 46 46 46

Number of Runs 20 20 19 20

Z -1,033 -0,943 -1,247 -0,943

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,302 0,345 0,212 0,345

Sumber: Data Diolah 2016

Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov masing- masing variabel lebih besar dari 0,05.

Dimana nilai Kolmogorov Smirnov variabel locus of control sebesar 0,302, komitmen profesional sebesar 0,345, variabel stress kerja sebesar 0,212, dan reduksi kualitas audit sebesar 0,345 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal terpenuhi.

Secara visual gambar gerafik normal probability plot dapat dilihat pada gambar 1.

Berikut:

Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Data Diolah 2016

Berdasarkan gambar 1. diatas, menunjukkan bahwa model regresi yang diproleh berditribusi normal, dimana sebaran

data berada disekitar garis diagonal, hal ini berati uji normalitas terpenuhi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat disajikan pada gambar 2. Berikut:

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data Diolah 2016

Hasil pengujian pada gambar 2 menunjukkan bahwa grafik scaterplot tidak membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebar ataupun menyempit, tertentu, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau dapat disebut homokedastisitas.

Hasil uji multikolonearitas yaitu nilai Tolerance masing-masing variabel lebih

(8)

besar dari 10% atau 0,1 yaitu untuk variabel locus of control sebesar 0,939, variabel komitmen profesional sebesar 0,914 dan variabel stress kerja sebesar 0,972.

Demikian juga dengan VIF masing-masing variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 yaitu untuk variabel locus of control sebesar 1,065, variabel komitmen profesional sebesar 1,094 dan variabel stress kerja sebesar 1,029. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan atau gejala multikolinieritas antar variabel bebas.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan koefisien determinasi, regresi linier berganda, uji kelayakan model t dan uji kelayakan model f.

Pertama uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besaran dalam persen pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel

dependen. Nilai R2 yang kecil berati kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen dengan sangat terbatas.

Berdasarkan hasil uji determinasi diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,448, yang mengandung arti bahwa 44%

variasi besarnya Reduksi Kualitas Audit bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu Locus Of Control, Komitmen Profesional dan Stress Kerja. Sedangkan sisanya 56% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Analisis regresi linier berganda bertujan untuk mengetahui pengaruh locus of control, komitmen professional dan stress kerja terhadap reduksi kualitas audit pada kantor akuntan public di bali. Analisis regresi berganda dapat disajikan pada tabel 2, berikut:

Tabel 2

Hasil Analisis Regresi Lenier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 47,712 12,308 3,876 0,000

Locus Of Control 0,371 0,132 0,321 2,807 0,008

Komitmen Profesional 0,672 0,274 0,285 2,457 0,018

Stress Kerja 1,201 0,299 0,452 4,022 0,000

Sumber: Data Diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui konstanta (

α

) = 47,712, nilai koefisien regresi b1 = 0,371, nilai koefisien b2

= 0,672, dan nilai koefisien b3 = 1,201..

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan persamaan regresi linier berganda pola pengaruh variabel variabel locus of control (X1), komitmen profesional (X2), stress kerja (X3) terhadap reduksi kualitas audit(Y) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Y=

α

+ b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

Y = 47,712+0,371X1+0,672X2+1,201X3+e Koefisien regresi Locus Of Control (X1) sebesar 0,371 menggambarkan bahwa Locus Of Control mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya Reduksi Kualitas Audit artinya apabila auditor memiliki Locus

Of Control yang tinggi maka akan dapat meningkatkan Reduksi Kualitas Audit oleh auditor. Koefisien regresi Komitmen Profesional (X2) sebesar 0,672 menggambarkan bahwa Komitmen Profesional mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya Reduksi Kualitas Audit artinya apabila auditor memiliki Komitmen Profesional tinggi maka dapat meningkatkan Reduksi Kualitas Audit oleh auditor.

Koefisien regresi Stress Kerja (X3) sebesar 1,201, menggambarkan bahwa Stress Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap Reduksi Kualitas Audit artinya apabila auditor memiliki Stress Kerja yang tinggi maka dapat meningkatkan Reduksi Kualitas Audit oleh auditor.

Berdasarkan persamaan diatas, dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi berganda

(9)

positif. Hal ini mengartikan bahwa terdapat pegaruh positif antara Locus Of Control (X1), Komitmen Profesional (X2), Stress Kerja (X3) terhadap Reduksi Kualitas Audit (Y) pada kantor Akuntan Publik di Bali.

Hasil uji t (parsial) didapatkan hasil yang pertama: pengaruh locus of control terhadap reduksi kualitas audit, diproleh nilai thitung

sebesar 2,807 > dari nilai ttabel sebesar 2,018 dan nilai signifikan Locus Of Control sebesar 0,008 < dari 0,05 sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Locus Of Control berpengaruh signifikan terhadap Reduksi Kualitas Audit oleh auditor. Kedua, pengaruh komitmen profesional terhadap reduksi kualitas audit, diproleh nilai thitung

sebesar 2,457 > dari nilai ttabel sebesar 2,018 dan nilai signifikan Komitmen Profesional sebesar 0,018 < dari 0,05 sehingga H2

diterima. Hal ini menujukkan bahwa variabel komitmen profesional berpengaruh signifikan terhadap reduksi kualitas audit oleh auditor.

Dan ketiga, pengaruh Stress Kerja terhadat Reduksi Kualitas Audit, diproleh nilai thitung

sebesar 4,022 > dari nilai ttabel sebesar 2,018 dan nilai signifikan Stress Kerja sebesar 0,000 < dari 0,05 sehingga H3 diterima. Hal ini menujukkan bahwa variabel stress kerja berpengaruh signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Hasil uji kelayakan model f (simultan) pengaruh locus of control, komitmen professional dan stress kerja secara simultan terhadap reduksi kualitas audit yaitu nilai f hitung diproleh sebesar 13,194 >

dari nilai f tabel sebesar 2,83 dengan tingkat signifikan 0,000 < dari 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima, sehingga dapat dikatakan locus of control, komitmen profesional dan stress kerja berpengaruh secara simultan terhadap reduksi kualitas audit.

Pengaruh Locus Of Control Terhadap Reduksi Kualitas Audit

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel Locus Of Kontrol terhadap Reduksi Kualitas Audit. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa variabel Locus Of Kontrol (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,807 > dari nilai ttabel sebesar 2,018 dengan nilai signifikansi sebesar

0,008 < dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan Locus Of Kontrol berpengaruh positif signifikan terhadap Reduksi Kualitas Audit.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Triono (2012) bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Lautania (2011) dengan hasil penelitian adalah Time budget pressure, Locus of control dan perilaku disfungsional audit secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik.

Hasil regresi menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit oleh auditor.

Auditor sangat penting memiliki locus of control karena Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Individu yang memiliki locus of control internal cenderung memandang suatu keadaan atau kondisi sebagai peluang atau kondisi yang tidak menimbulkan tekanan, sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal menganggap sebagai ancaman atau menimbulkan tekanan. Individu yang memiliki locus of control eksternal, sikap hidupnya amat dikendalikan oleh faktor lingkungan. Mereka mempunyai perasaan cemas, mudah stress, depresi, neurosis, pekerjaan dan hidupnya selalu ditentukan oleh nasib yang mengendalikan dirinya (Wijono, 2012). Dengan demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal diprediksi lebih cenderung melakukan perilaku reduksi kualitas audit dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of control internal.

Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Reduksi Kualitas Audit

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel komitmen profesional terhadap reduksi kualitas audit. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa variabel komitmen profesional (X2) memiliki nilai thitung sebesar 2,457 > dari nilai ttabel

sebesar 2,018 dengan signifikansi sebesar 0,018 < dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh

(10)

positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2015) dengan hasil penelitian adalah Materialitas, Komitmen Profesional, dan Keahlian berpengaruh positif terhadap terhadap reduksi kualitas audit. Selain itu hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2016) dengan hasil penelitian Komitmen organisasi berpengaruh positif pada tekanan anggaran waktu audit dan perilaku reduksi kualitas audit.

Hasil regresi menyatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

Perlunya auditor untuk belajar komitmen profesional karena karier seseorang merupakan bagian utama dari hidupnya dan komitmen profesional mempunyai implikasi penting di tingkat individu dan organisasi.

Komitmen auditor terhadap profesinya merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam melakukan tugas audit. Komitmen sebagai lingkup, identifikasi (kepercayaan terhadap nilai- nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang diekspresikan oleh seseorang terhadap organisasinya. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi komitmen profesional yang dimiliki auditor maka semakin mempengaruhi reduksi kualitas audit oleh auditor.

Pengaruh Stress Kerja Terhadap Reduksi Kualitas Audit

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel stress kerja terhadap reduksi kualitas audit. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa variabel stress kerja (X3) memiliki nilai thitung

adalah 4,022 > dari nilai ttabel sebesar 2,018 dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000

< dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa stress kerja berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit.

. Hasil penelitian didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Rustiarini (2013)

bahwa variabel stress kerja berpengaruh positif pada perilaku disfungsional audit secara signifikansi. Hasil pengujian interaksi variabel stress kerja dan agreeableness memiliki arah positif dan signifikan.

Hipotesis ini diterima yang didukung oleh teori stres kerja. Stres kerja diidentikkan dengan tekanan yang dirasakan oleh individu sebagai akibat stressor (penyebab stres) yang ia dapatkan di lingkungan kerja yang selanjutnya akan memengaruhi sikap, intense dan perilaku individual (Silaban, 2009). Stresor yang diterima oleh individu dalam lingkungan kerja bisa timbul dari faktor eksternal mmaupun internal organisasi dimana individu tersebut bekerja. Faktor eksternal yang sering kali dijumpai adalah urusan keluarga dan urusan pribadi lainnya sedangkan faktor internalnya adalah beban kerja, konflik peran, kondisi lingkungan kerja dan kendala anggaran waktu. Gibson et al (dalam Silaban, 2009:24) mengungkapkan bahwa stres sebagai tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individual dan/atau proses psikologis akibat dari setiap permintaan lingkungan, situasi, atau kejadian yang menetapkan permintaan psikologis dan/atau fisik brlebihan pada seseorang. Dengan demikian dapat diartikan bahwa stres yang dirasakan oleh individu datang pada saat kondisi lingkungan memaksa untuk memenuhi permintaan yang diluar kapasitas kemampuannya

.

Pengaruh Secara Simultan Locus Of Control, Komitmen Professional dan Stress Kerja Terhadap Reduksi Kualitas Audit.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara locus of control, komitmen professional dan stress kerja terhadap reduksi kualitas audit.

Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi menyatakan bahwa nilai f hitung variabel locus of control, komitmen professional dan stress kerja diproleh sebesar 13,194 > dari nilai f tabel sebesar 2,83 dengan tingkat signifikan 0,000 < dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan locus of control, komitmen professional dan stress kerja berpengaruh

(11)

secara simultan terhadap reduksi kualitas audit.

Hasil ini didukung oleh teori atribusi dimana ketiga variabel bebas yaitu locus of kontrol, komitmen profesional dan stress kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap reduksi kualitas audit. Auditor sangat penting memiliki locus of control karena Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Kemudian Perlunya auditor untuk belajar komitmen profesional karena karier seseorang merupakan bagian utama dari hidupnya dan komitmen profesional mempunyai implikasi penting di tingkat individu dan organisasi. Komitmen auditor terhadap profesinya merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam melakukan tugas audit. Dan auditor yang memiliki stress kerja akan berdampak pada sikap, intensi dan perilaku individual dipengaruhi oleh karakteristik personal. Dengan kata lain, tingkat stress yang dirasakan serta tindakan yang dipilih auditor untuk mengatasi penyebab stress dipengaruhi oleh karakteristik personal auditor tersebut.

Sehingga dapat dikatakan locus of kontrol, komitmen profesional dan stress kerja sangat mempengaruhi terjadinya reduksi kualitas audit.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa locus of control, komitmen profesional, dan stress kerja berpengaruh positif terhadap reduksi kualitas audit. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi locus of control yang dimiliki oleh auditor maka semakin mempengaruhi terjadinya reduksi kualitas audit. Auditor yang memiliki locus of control tinggi dalam pekerjaannya lebih bisa mengurangi terjadinya reduksi dalam kegiatan pengauditannya.

2. Komitmen profesional berpengaruh positif signifikan terhadap reeduksi kualitas audit. Seorang auditor sangatlah penting untuk memiliki komitmen yang cukup memadai karena semakin tinggi komitmen maka hasil pengauditan yang dilakukan akan semakin akurat dan mengurangi sikap reduksi dalam pengauditan.

3. Stress kerja berpengaruh positif signifikan terhadap reduksi kualitas audit. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi stress kerja yang dimiliki oleh auditor maka dalam pemeriksaan auditnya akan semakin tinggi terjadinya sikap reduksi kualitas audit.

4. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel stress kerja memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap reduksi kualitas audit, hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 1,201 dibandingkan dengan koefisien regresi variabel yang lainnya.

5. Dalam penelitian ini juga terdapat pengaruh secara simultan antara dikatakan locus of control, komitmen profesional dan stress kerja terhadap reduksi kualitas audit.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas adapaun saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis adalah sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa memperluas wilayah penelitian misalnya tidak hanya mengambil sampel pada KAP saja melainkan bisa mengambil sampel pada auditor pemerintah seperti BPKP dan Inspektorat.

2. Memberikan waktu yang cukup kepada responden agar responden dapat mengisi seluruh pertanyaan yang ada didalam kuesioner, sehingga memproleh jawaban yang sesuai.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel penelitian yang dapat mempengaruhi reduksi kualitas audit, sehingga akan menghasilkan data yang lebih baik.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.

Semarang: BP Undip.

Muawanah, Umi. 2000. Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit: Peran Locus Of Control, Komitmen Profesi Dan Kesadaran Etis. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi III, Malang 15 Januari 2015.

.

Nugraha, Dwi Haryadi. 2016. Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Audit Dengan Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi. Tesis. Universitas Udayana Denpasar.

Rahman. 2015. Pengaruh Materialitas, Komitmen Professional, Dan Keahlian Terhadap Reuksi Kualitas Audit. Skripsi.

Universitas Mercu Buana Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2006. Perilaku Organisasi.

Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Rustiarini, Wayan. 2013. Sifat Kepribadian Dan Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Hubungan Stress Kerja Dan Perilaku Disfungsional Audit. Skripsi: Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS versi 19. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D. Bandung: Alfabeta.

Triono, 2012. Pengaruh Locus Of Control, Komitmen Organisasional, Posisi Auditor Di KAP, Terhadap Perilaku Disfungsional Audit.

Skripsi. Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahap ini dilakukan analisa akhir terhadap hasil pengujian yang telah dilakukan, untuk mengetahui apakah pengembangan Image Based CAPTCHA yang terintegrasi

Diskriminasi terhadap perempuan adalah akibat dari hegemoni patriarki masyarakat jahiliyah yang masih berkembang dalam pandangan Islam saat ini, sehingga agama tidak dapat

Namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threath), yang diharapkan mampu untuk menyeimbangkan antara kondisi internal yaitu : kekuatan

sebanyak 7 siswa.. Analisis Ketiga Tentang Pengaruli Penggunaan Keias Multimedia Terhadap Efektivitas Pembelajaran PAI Pada Siswa Keias XI MAN 1 Salatiga. Analisis ini

Makanan Adalah Bahan Atau Organisme Yang Dapat Dimanfaatkan Ikan Untuk Menunjang Kebutuhan Terhadap Informasi Tentang Makanan Dan Kebiasaan Makan Ikan. Fisiologi

konsep elektronika yang digunakan dalam proses kontrol di industry, komponen-komponen yang digunakan dalam elektronika industri (Sensor dan transduser, Aktuator, Motor listrik,

PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU RA/MADRASAH 2014 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

2. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. Konsep penyelenggaraan PTSP juga diharapkan dapat memudahkan masyarakat di