• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(2)

kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 39 mengatur bahwa Pendidikan IPS pada kurikulum sekolah (satuan pendidikan), merupakan mata pelajaran wajib. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan ditinggat SD/MI/SDLB dan ditingkat SMP/MTS/SMPLB. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan pada tahun 1972-1973, yaitu dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung Winataputra (2001). Ciri khas IPS sebagai mata pelajran pada jenjang pendidikan dasar adalah bersifat terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganiasian materi/ bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karaktrisik, dan kebutuhan peserta didik, Sapriya (2009: 7).

(3)

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar khususnya pada materi konsep koperasi diharapkan siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar koperasi, memiliki kepekaan sehingga tanggap akan masalah-masalah sosial di sekitarnya, serta memiliki pemecahan masalah terhadap masalah-masalah sosial tersebut. Penerapan pembelajran IPS dengan materi koperasi juga tidak hanya berfungsi untuk pengembangan sosial peserta didik tetapi juga melatih peserta didik agar berpikir kritis serta memiliki kecakapan-kecakapan dasar untuk menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan koperasi.

Hal-hal di atas dapat terwujud jika pembelajaran yang berlangsung merupakan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran berkualitas yaitu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas akademik peserta didik baik dalam ranah kognitif, afekitf maupun psikomotorik dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dapat diterima dengan baik dan diterapkan dalam kehdupanya sehari-hari. Peran seorang guru sangatlah penting untuk pembelajaran yang berkualitas agar siswa dapat memenrima informasi dengan baik, namun pada kenyataannya pembelajaran IPS di Sekolah Dasar hanya sebatas peserta didik dapat menerima pembelajran dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Belum adanya ketersesuaian dari harapan dan kenyataan di atas dapat menimbulkan permasalahan. Adapun beberapa hal yang menyebabkan permasalahan tersebut diantaranya, pemilihan pendekatan, strategi, metode, model maupun teknik yang kurang tepat sehingga menimbulkan tidak terciptanya suasana yang kondusif dalam pembelajaran.

(4)

penggunaan metode lain maupun model yang tepat untuk membuat memahami secara mendalam pokok bahasan yang dipelajari sehingga membuat siswa hanya bisa mendengarkan dan tidak ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Setelah siswa mendengarkan ceramah dari guru siswa hanya mencatat dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Metode ceramah dari guru juga membuat siswa merasa bosan dan menyebabkan pemahaman mereka mengenai suatu konsep menjadi rendah.

Pemilihan metode dari guru yang kurang tepat di atas mengakibatkan nilai rata-rata ulangan harian khususnya pada materi koperasi pada hari Sabtu tanggal 27 Februari tahun 2016 termasuk dalam kategori rendah. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 di SD Negeri 1 Kemasan pada kelas IV dari 29 siswa, hanya ada 12 anak yang nilainya di atas batas KKM, atau setara dengan 41% dari jumlah siswa. Sementara 17 anak (59%) nilainya masih di bawah nilai KKM. Berdasarkaan fakta yang telah ditemukan di lapangan, hal ini menimbulkan asumsi bahwa proses pembelajaran masih kurang berhasil untuk meningkatkan pemahaman konsep mengenai koperasi.

Melihat kondisi belajar dan lingkungan pada kenyataan yang telah disebutkan di atas diperlukan pembaharuan dalam pengelolaan kelas. Guru perlu melakukan inovasi terhada model maupun metode pembelajaran untuk mengatasi permasalaan tersebut. Salah satu solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan agar siswa lebih memahami konsep koperasi adalah menggunakan metode Mind Mapping.

(5)

sebuah peta konsep dengan gaya dan bahasa mereka sendiri yang sederhana dan lebih mudah dipahami.

Alasan penelitian ini menggunakan Mind Mapping adalah metode ini membuat siswa lebih aktif dan kreatif karena Mind Mapping dapat memaksimalkan kinerja otak sehingga memacu kreativitas agar kegiatan memahami suatu konsep khususunya konsep koperasi menjadi pekerjaan yang sederhana dan mudah dikerjakan. Mind Mapping merupakan cara kreatif untuk mengingat suatu konsep dengan menekankan pada kinerja otak kanan.

Metode Mind Mapping ini, pertama-tama guru harus menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, kemudian guru menyajikan sebuah materi setelah itu, siswa menuliskan satu kata kunci dari materi koperasi. Koperasi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam ranting-ranting peta pikiran berupa subbab-subbab dari koperasi tersebut yaitu meliputi pengertian, tujuan, macam, serta pentingnya usaha bersama koperasi. Dengan demikian siswa tahu apa yang harus mereka pahami. Pada dasarnya Mind Mapping membuat siswa mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien dengan cara melihat gambar secara keseluruhan.

Pemilihan metode ini juga bertolak pada penelitian dari Jati Laksono Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Mind Mapping dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Persuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Suruh Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terjadi peningkatan terhadap keterampilan menulis persuasi dengan menerapkan metode Mind Mapping. Perkembangan persentase ketuntasan klasikal sebelum tindakan sebesar 53,48 %, kemudian meningkat pada siklus I dan siklus II masing-masing sebesar 56,52% dan 73,92%, selanjutnya lebih meningkat lagi pada siklus III sebesar 86,96%.

(6)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah penerapan Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kemasan Boyolali tahun ajaran 2015/2016?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kemasan Boyolali tahun ajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai penggunaan Mind Mapping pada pemahaman konsep koperasi.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis yang lebih kompleks.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi. 2) Mind Mapping dapat mempermudah siswa dalam memahami materi

pembelajaran terutama dalam pemahaman konsep koperasi. b. Bagi Guru

1) Mind Mapping dapat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada materi koperasi.

(7)

3) Hasil penelitian dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membuat Mind Mapping.

c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif di sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Figure 3-19 Elevation view and cross section of Specimen S13 : (a) transverse to lateral load direction ; (b) in lateral load direction

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Dari data yang telah diperoleh baik untuk dosimeter analog, dosimeter digital dan surveimeter gamma dilakukan perhi- tungan nilai ketidakpastian gabungan dan faktor kalibrasi

respondents who were able to make monthly payment in. terms of the amount of their monthly income and

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait employee commitment, di mana faktor tersebut harus disadari oleh

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kasus spondilitis tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 44 pasien.. Penyakit ini dapat menyerang segala jenis kelamin dan

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.