• Tidak ada hasil yang ditemukan

FACTORS AFFECTING TAX AVOIDANCE IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN IDX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FACTORS AFFECTING TAX AVOIDANCE IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN IDX"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

FACTORS AFFECTING TAX AVOIDANCE IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN IDX

Sabar Josua Manahara Rian Sumarta

STIE Trisakti josuamanalu32@gmail.com

Abstract: Tax is one of the largest sources of income for a country, including Indonesia.

Based on the characteristics, tax is compelling, therefore taxpayers must pay taxes in accordance with the standards and regulations. On the other hand, for taxpayers, tax is seen as an expense that can reduce the profits. In response to that, to minimize the amount of tax payable, taxpayers tend to take tax avoidance measures by exploiting loopholes in existing tax regulations.

This study aims to obtain empirical evidence regarding the effect of firm size, return on assets, leverage, capital intensity, sales growth, independent commissioners, and audit committee on tax avoidance. This study uses purposive sampling method. There are 237 data from 79 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange from 2017-2019 period that meet the criteria. Multiple regression method is used to analyze the data.

The results show that return on assets, leverage have a significant effect on tax avoidance, while other independent variables such as company size, capital intensity, sales growth, independent commissioners, and audit committee do not have significant effect on tax avoidance.

Keywords: Tax Avoidance, Firm Size, Return on Asset, Leverage, Capital Intensity, Sales Growth, Independent Commissioners, and Audit Committee.

Abstrak: Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar suatu negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan karakteristiknya, pajak bersifat memaksa, oleh karena itu wajib pajak harus membayar pajak sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. Di sisi lain, pajak dipandang sebagai beban yang dapat menurunkan laba. Menanggapi hal tersebut, untuk meminimalkan jumlah pajak yang terutang, wajib pajak cenderung melakukan tindakan penghindaran pajak dengan memanfaatkan celah dalam peraturan perpajakan yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, return on asset, leverage, intensitas modal, sales growth, komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak. Pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 237 data dari 79 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019 yang memenuhi kriteria. Metode regresi berganda digunakan untuk menganalisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset, leverage berpengaruh

signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan variabel independen lain seperti ukuran

(2)

2

perusahaan, intensitas modal, pertumbuhan penjualan, komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

Kata Kunci : Tax avoidance, ukuran perusahaan, return on assets, leverage, intensitas

modal, sales growth, komisaris independen, dan komite audit.

(3)

3

PENDAHULUAN

Dalam suatu negara khususnya Indonesia, pajak memiliki peranan penting dalam kehidupan dan juga memiliki peranan penting dalam proses pembangunan, karena salah satu pendapatan nasional terbesar yaitu perpajakan yang digunakan untuk mendanai seluruh pengeluaran. Pajak adalah sumbangan yang bersiat paksaan yang harus dibayarkan oleh warga negara untuk kepentingan dan kesejahteraan warga negara.

Salah satu definisi penghindaran pajak yaitu untuk mendapatkan insentif perpajakan atau pengurangan pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku (Brown 2012) (Wijaya 2014). Kelemahan undang-undang perpajakan biasanya dimanfaatkan dalam praktik penghindaran pajak dan tidak melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku. Selain menggunakan celah (loophole) dalam undang-undang perpajakan untuk penghindaran pajak.

Untuk memperjelas, secara umum, ada perbedaan antara penghindaran pajak dan penghindaran pajak.

Penghindaran Pajak

Penghindaran pajak adalah upaya yang dilakukan agar terhindar dari pajak secara legal tanpa melanggar peraturan perpajakan, dan memanfaatkan kelemahan peraturan perpajakan untuk mengurangi beban pajak (Puspita dan Febrianti 2017).

Misalnya, laba bersih perusahaan yang dilaporkan lebih rendah dari pendapatan sebenarnya. Hal-hal yang tidak menguntungkan biasanya mendorong terjadinya penghindaran pajak atau upaya memerangi perpajakan. Oleh karena itu dikatakan tidak menguntungkan bagi perusahaan, seperti kutipan (Astuti dan Aryani 2016). Fraud

dan tax evasion merupakan bentuk boikot pajak untuk penghindaran pajak (Suandy 2008).

Menurut undang-undang perpajakan, penghindaran pajak di perbolehkan, meskipun biro pajak memberikan perhatian tidak baik karna berkonotasi sesuatu hal yang buruk (Kurniasih dan Sari 2013). Motivasi perusahaan untuk pendekatan ini adalah untuk meningkatkan keuntungan yang diharapkan pemegang saham, yang dijalankan oleh manajemen.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan pengelompokan perusahaan yang didasarkan pada berapa besar dari total aset yang dimiliki (Kurniasih dan Sari 2013). Aset tersebut dinilai memiliki stabilitas yang cukup berkelanjutan.

Machfoedz (1994) mengemukakan dalam penelitian Kurniasih dan Sari (2013) bahwa ukuran perusahaan terdiri dari perusahaan besar dan perusahaan kecil berdasarkan beraneka ragam jenis metode seperti jumlah dari keseluruhan aset perusahaan dan nilai pasar saham.

Return on Asset

ROA merupakan daya laba yang mampu menilai kekuatan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Dalam penelitian Maharani dan Suardana (2014) Return on Asset (ROA) adalah suatu penunjuk yang memberikan gambaran dari kemampuan suatu perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan, perusahaan yang memiliki nilai ROA yang tinggi dapat dikategorikan baik.

Leverage

Leverage adalah kemampuan

dari suatu perusahaan dalam

memanfaatkan hutang untuk mendanai

operasional. Menurut Fadila et al. (2017),

(4)

4

segala aktivitas operasional perusahaan di danai oleh besarnya utang yang dimiliki oleh perusahaan disebut tingkat hutang.

Selain itu, dalam penelitian Kurniasih dan Sari (2013), dikatakan tingkat hutang adalah skala yang mengukur kemampuan utang baik dalam periode yang lama maupun periode yang singkat untuk mendanai aktiva perusahaan, yang dihitung dengan membagi total hutang terhadap total ekuitas. Oleh karena itu, tingkat utang yaitu skala yang memberikan gambaran se efektif apa perusahaan dalam memanfaatkan utang.

Intensitas Modal

Intensitas modal memberikan gambaran mengenai kemampuan dalam perputaran dari keseluruhan harta perusahaan yang di hitung dari penjualan dibagi dengan jumlah harta dari perusahaan itu sendiri. Intensitas modal sendiri memberikan bayangan kemampuan dari efektivitas perputaran aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Menurut riset yang dilaksanakan oleh Purwanti dan Sugiyarti (2017), semakin meningkatnya nilai intensitas modal berarti semakin baik penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan.

Sales Growth

Kesuksesan dari suatu penanaman modal periode masa lampau dan bisa di jadikan sebagai prediksi peningkatan di masa selanjutnya dapat dilihat dari peningkatan penjualan dari perusahaan tersebut. Peningkatan penjualan merupakan gambaran permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri (Hidayat 2018).

Komisaris Independen

Komisaris Independen merupakan perhitungan yang hasilnya

dalam bentuk persentase antara komisaris independen dengan jumlah anggota dewan komisaris lainnya yang Bersama di suatu perusahaan. Komisaris independen dapat menjalankan beberapa fungsi, salah satunya yaitu fungsi monitoring untuk mendukung dalam mengelola laporan keuangan perusahaan dengan baik dan objektif (Kurniasih dan Sari 2013).

Komite Audit

Komite audit merupakan kelompok kecil yang dipilih oleh kelompok besar untuk melakukan pekerjaan tertentu seperti membantu auditor dalam mempertahankan independensinya agar manajemen tidak melakukan fraud yang akan berdampak pada hasil dari laporan keuangan perusahaan itu sendiri (Tugiman 1995).

METODE PENELITIAN

Pada penelitian yang dilakukan kali ini, Objek penelitiannya yaitu Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2017-2019. Teknik yang di pakai dalam memilih sampel yang di pergunakan adalah metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling.

Penghindaran pajak adalah upaya mengurangi beban pajak, akan tetapi tidak melanggar kebijakan perpajakan. Menurut Sonia dan Suparmun (2018) penghindaran pajak dapat di hitung dengan menggunakan proksi current Effective Tax Rate (ETR).

Skala pengukuran variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu skala

rasio, alasan penelitian ini menggunakan

nilai ETR antara 0 – 1 yaitu nilai

perusahaan harus diatas 0 dan tidak

boleh pas di angka 0 atau bahkan di

bawah 0 dikarenakan jika nilai ETR

perusahaan berada di bawah angka 0,

(5)

5

maka perusahaan rugi dan jika tidak ada beban pajak yang harus dibayarkan maka perusahaan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai sampel, dan kalau nilai ETR suatu perusahaan di atas 0 maka perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membayar pajak, oleh karena itu tidak sedikit perusahaan yang memiliki pemikiran untuk melakukan penghindaran pajak, dan kenapa nilai ETR tidak boleh dari 1 dikarenakan jika nilai ETR diatas 1, berarti beban pajak kini yang dibayarkan oleh perusahaan sudah melebihi atau lebih besar dibandingkan laba perusahaan sebelum pajaknya dan tidak terjadi tax avoidance. Rumus pengukuran current ETR yaitu :

Ukuran Perusahaan yaitu gambaran yang bisa kita lihat untuk menilai perusahaan tersebut termasuk perusahaan besar atau kecil. Ukuran perusahaan (size), diukur dengan menggunakan natural logarithm total aset. Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung ukuran perusahaan berdasarkan Puspita dan Febrianti (2017) pada penelitian ini yaitu :

Return on Asset (ROA) merupakan skala yang di nilai dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset pada periode akhir, data tersebut di pakai sebagai acuan untuk melihat ke ahlian perusahaan dalam menimbulkan laba (Kurniasih dan Sari

2013). Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung return on asset (ROA) berdasarkan Puspita dan Febrianti (2017) pada penelitian ini yaitu :

Leverage adalah skala pengukuran yang di pergunakan untuk menghitung utang perusahaan baik dalam periode yang lama atau periode yang sebentar untuk mendanai aktiva perusahaan (Kurniasih dan Sari 2013).

Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung leverage berdasarkan Puspita dan Febrianti (2017) pada penelitian ini yaitu :

Intensitas modal mencerminkan besarnya modal yang di perlukan untuk menghasilkan pendapatan. Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung intensitas modal menurut Puspita dan Febrianti (2017) yaitu :

Peningkatan penjualan

menunjukkan perkembangan tingkat

penjualan dari tahun ke tahun. Oleh

(6)

6

sebab itu, perubahan bisa naik atau turun.

Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung pertumbuhan penjualan berdasarkan Puspita dan Febrianti (2017) yaitu :

Komisaris independen di nilai menggunakan persentase komisaris independen terhadap jumlah dewan komisaris yang mempunyai peran dalam mengawas manajemen perusahaan.

Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung komposisi dewan komisaris independen berdasarkan Puspita dan Febrianti (2017) yaitu sebagai berikut :

KI = Jumlah Komisaris independen

Jumlah Komisaris Perusahaan x 100%

Komite audit terdiri dari orang- orang yang telah di tunjuk oleh dewan komisaris yang paham mengenai pembuatan laporan keuangan dan prinsip pengawasan internal. Skala pengukuran variabel yang di pergunakan pada variabel ini yaitu skala rasio.

Adapun rumus untuk menghitung komite audit berdasarkan Honggo dan Marlinah (2019) yaitu :

Komite Audit = Jumlah anggota komite audit HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil uji t, model regresi yang dapat digambarkan adalah:

Tax Avoidance = 0,395 - 0,889 SIZE 2,809 ROA + 2,411 DER + 1,888 IM + 1,954 SG – 0,215 KI + 0,508 KA + ε

Hasil uji t test di atas menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai signifikansi 0,375. Nilai sig. yang lebih besar dari 0,05 menandakan tidak terdapat pengaruh dari variabel ukuran perusahaan terhadap current ETR, oleh sebab itu maka Ha

1

tidak dapat diterima. Hal tersebut konsisten dengan penelitian Khairunissa et al. (2017), dan penelitian Faizah dan Adhivinna (2017) tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita dan Febrianti (2017).

Hasil uji t test di atas menunjukkan bahwa variabel return on asset mempunyai nilai signifikansi 0,005.

Nilai sig. yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan adanya pengaruh dari variabel return on asset terhadap current ETR, sehingga Ha

2

dapat diterima.

Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif dari variabel return on asset terhadap current ETR yang berarti semakin besar jumlah ROA maka semakin kecil current ETR yang berarti semakin besar kemungkinan terjadinya praktik penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena disaat laba yang didapat semakin besar, maka jumlah beban pajak akan semakin besar seiring dengan meningkatnya laba perusahaan, sehingga perusahaan akan memiliki niat untuk melakukan penghindaran pajak.

Hal ini konsisten dengan penelitian Dewinta dan Setiawan (2016), Darmawan dan Sukharta (2014), serta Puspita dan Febrianti (2017), tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono et al. (2016).

Hasil uji t test di atas

menunjukkan bahwa variabel leverage

memiliki nilai signifikansi 0,017. Nilai sig.

(7)

7

yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan adanya pengaruh dari variabel leverage terhadap current ETR, sehingga Ha

3

diterima. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif dari variabel leverage terhadap current ETR yang berarti semakin besar jumlah leverage maka semakin besar pula nilai current ETR yang berarti semakin kecil kemungkinan terjadinya praktik penghindaran pajak. Hal ini terjadi dikarenakan beban bunga yang timbul akibat penggunaan hutang dapat meringankan beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Hal tersebut konsisten dengan penelitian Swingly dan Sukartha (2015), akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita dan Febrianti (2017), serta Faizah dan Adhivinna (2017).

Hasil uji t test di atas menunjukkan bahwa variabel intensitas modal memiliki nilai signifikansi 0,060.

Nilai sig. yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak terdapat pengaruh dari variabel intensitas modal terhadap current ETR, sehingga Ha

4

tidak dapat diterima. Hal tersebut konsisten dengan penelitian Puspita dan Febrianti (2017), akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Surbakti (2012).

Hasil uji t test di atas menunjukkan bahwa sales growth memiliki nilai signifikansi 0,052. Nilai sig.

yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak terdapat pengaruh dari variabel sales growth terhadap current ETR, sehingga Ha

5

tidak diterima. Hal tersebut konsisten dengan penelitian Swingly dan Sukartha (2015), serta Permata et al.

(2018), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Puspita dan Febrianti (2017).

Hasil uji t test di atas menunjukkan bahwa komisaris

independen memiliki nilai signifikansi 0,830. Nilai sig. yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh dari variabel proporsi komisaris independen terhadap current ETR, sehingga Ha

6

tidak diterima. Hal tersebut konsisten dengan penelitian Puspita dan Febrianti (2017) serta Honggo dan Marlinah (2019), akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian Wijayanti dan Merkusiwati (2017), serta Diantari dan Ulupui (2016).

Hasil uji t test di atas menunjukkan bahwa variabel komite audit memiliki nilai signifikansi 0,612. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh dari variabel proporsi komisaris independen terhadap current ETR, sehingga Ha

7

tidak dapat diterima. Hal tersebut konsisten dengan penelitian Honggo dan Marlinah (2019) serta Swingly dan Sukartha (2015), akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian Asri dan Suardana (2016).

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan juga pembahasan yang dilakukan kepada 79 perusahaan selama 2017 sampai dengan 2019 sehingga didapatkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, intensitas modal, sales growth, komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan ROA dan leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Penelitian kali ini memiliki

keterbatasan yaitu variabel independen

yang di pergunakan dalam penelitian ini

hanya terbatas pada 7 variabel saja, yaitu

ukuran perusahaan, ROA, leverage,

intensitas modal, sales growth, komisaris

independen, dan komite audit sedangkan

selain 7 variabel tersebut masih ada

variabel-variabel lain yang bisa saja

(8)

8

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu tax avoidance. Periode yang di pakai pada penelitian ini hanya terbatas 3 tahun saja yaitu 2017-2019, sehingga sampel yang dapat digunakan sebagai data penelitian yaitu 79 perusahaan dan bisa di bilang data kurang mewakili populasi perusahaan yang berada di dalam periode penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian tidak berdistribusi normal. Data yang digunakan dalam penelitian masih terdapat masalah heteroskedastisitas.

Rekomendasi untuk penelitian

selanjutnya yaitu Menambah variabel

independen lainnya yang diharapkan

memiliki pengaruh terhadap perilaku tax

avoidance, seperti kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, dan

umur perusahaan. Menambah periode

pengamatan untuk penelitian, misalkan 5

tahun (2015-2019), melakukan

penambahan data agar data penelitian

bisa ter distribusi normal, melakukan

transformasi pada data yang terjadi

heteroskedastisitas.

(9)

9

REFERENCES

Asri, Ida Ayu Trisna Yudi dan Ketut Alit Suardana. 2016. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Komite Audit, Preferensi Risiko Eksekutif dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 16, No.

1: 72-100.

Astuti, T. P. dan Y. A. Aryani. 2016. Tren Penghindaran Pajak Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang Terdaftar di BEI Tahun 2001-2014. Jurnal Akuntansi, 20(3), 375- 388.

Brown. K. B. 2012. A Comparative Look at Regulation of Corporate Tax Avoidance. New York. Springer.

Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak. Simposium Nasional Akuntansi XV

Cahyono, Deddy Dyas, Rita Andini dan Kharis Raharjo. 2016. Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (SIZE), Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing BEI Periode Tahun 2011- 2013. Journal of Accounting, Vol. 2, No. 2: 1-10.

Darmawan, I Gede Hendy dan I Made Sukartha. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 9, No. 1: 143- 161.

Desai, M.A. dan Dhammika Dharmapala. 2004. Corporate tax avoidance and high- powered incentives. Journal of Financial Economics.

Dewinta, Ida Ayu Rosa dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 14, No. 3: 1584-1613.

Diantari, Putu Rista dan IGK Agung Ulupui. 2016. Pengaruh Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen, dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 16, No. 1: 702-732 Faizah, Siti Nur dan Vidya Vitta Adhivinna. 2017. Pengaruh Return on Asset, Leverage,

Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi, Vol. 5, No. 2 :136-145.

Fadila, Melisa, M. Rasuli dan Rusli. 2017. Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran

Perusahaan Kompensasi Rugi Fiskal, Kepemilikan Institusional, Dan Koneksi

(10)

10

Politik Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun (2011-2015). Doctoral dissertation, Riau University.

Hartono, Daniel Felimanto dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. Dinamika Akuntansi Keuangan dan Perbankan 3(2).

Hidayat, Wastam Wahyu. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak: Studi Kasus Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, Vol.3, No.1,Februari2018: 19 – 26.

Honggo, K. dan A. Marlinah. 2019. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Sales Growth, dan Leverage terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 21(1a-1), 9-26.

Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

Khairunisa, Kartika, Dini Wahjoe Hapsari, Wiwin Aminah. 2017. Pengaruh Kualitas Audit, Corporate Social Responsibility, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance.

Journal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK), Vol. 9, No. 1: 36-43.

Kurniasih, T. dan Maria M. Ratna Sari. 2013. Pengaruh Return On Asset (ROA), Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 18(1): h:58-66.

Mahanani, Almaidah dan Kartika Hendra Titisari. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi (JUARA), 7(2), 111-122.

Maharani, I. G. A. C. dan Suardana, K. A. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-jurnal Akuntansi, 9(2), 525-539.

Prakosa, Bambang Kesit. 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. SNA 17 Mataram Lombok Universitas Mataram 24 – 27 September 2014

Purwanti, Shinta Meilina dan Listya Sugiyarti. 2017. Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Pertumbuhan Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 5(3), 1625– 1642

Puspita, Deanna dan Meiriska Febrianti. 2017. Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi. Vol. 19, No. 1: 38-46.

(11)

11

Savitri, Dhian Andanarini Minar dan Ita Nur Rahmawati. 2017. Pengaruh Leverage, Intensitas Persediaan, Intensitas Aset Tetap, dan Profitabilitas terhadap Agresivitas Pajak.

JIMAT, Vol. 8 No. 2.

Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 10, No. 1: 47-62.

Tugiman, H. 1995. Sekilas: Komite Audit. Bandung: PT. Eresco.

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Wijaya, Ibnu. 2014. Mengenal Penghindaran Pajak, Tax Avoidance Agustus 2014

(http://pajak.go.id/content/article/mengenal-penghindaran-pajak-tax- avoidance/).

Wijayanti, Yoanis Carrica dan Ni Ketut Lely A. Merkusiwati. 2017. Pengaruh Proporsi

Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Leverage, dan Ukuran

Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

Vol. 20, No. 1: 699-728.

(12)

12

LAMPIRAN

Tabel 1 Pemilihan Sampel

(13)

13

Tabel 2 Statistik Deskriptif

Tabel 3 Uji t

Gambar

Tabel 1 Pemilihan Sampel
Tabel 2 Statistik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Dengan idealisme dan semangat untuk memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat, Kelompok Kompas Gramedia (KG) mengkhususkan diri untuk bergerak di

Motivasi sebagai daya dorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

Jika turunan pertamanya nol, yang mununjukkan suatu kemiringan nol dan karena itu suatu dataran dalam fungsi, sedangkan turunan keduanya negatif, yang berarti

Pada tugas akhir ini dilakukan pengenalan citra wajah dengan menggunakan fitur Gabor phase congruency sebagai pengekstraksi citra wajah, dimana Gabor phase ini

Bulan januari ini di canangkan bulan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) tahun 2020. Berbicara soal K3 memang menjadi komponen penting bagi suatu perusahaan yang

Pajak Penghasilan yang dibayarkan perusahaan tersebut merupakan biaya bagi perusahaan tetapi tidak dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto dalam

Kepada semua Badan, Dinas, Kantor, dan Lembaga Pemerintah maupun Swasta serta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun publikasi ini saya ucapkan terimakasih dan

Semakin besar nilai profitabilitas suatu perusahaan, maka perusahaan akan melakukan tindakan agresivitas pajak karena nilai beban pajak yang besar yang harus dibayarkan oleh