• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PELAKSANAAN TIANG PANCANG FLEKSIBEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PELAKSANAAN TIANG PANCANG FLEKSIBEL"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

METODE PELAKSANAAN TIANG PANCANG FLEKSIBEL

IV .l. PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN

Kualitas dari tiang pancang dipengaruhi oleh pekeijaan-pekeijaan awal seperti pembesian, pengecoran sampai saat tiang akan dipancang. Ketelitian dari tiang pancang ini juga dipengaruhi oleh proses pengangkutan serta cara-cara penyimpanannya.

(2)

Berdasarkan jumlah dan jenis tiang yang ada di lapangan, penyimpanan tiang dapat dilaksanakan sebagai berikut;

- penumpukan tiang hams dikelompokkan berdasarkan panjang yang sama.

- penumpukan tiang maksimum 4 - 6 tiang ( vertikal) , dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan waktu pembuatannya

- susunan penumpukan tiang sedemikian rupa sehingga tiang yang lebih lama dapat terpakai terlebih dahulu .

- tiang dUetakkan diatas tanah yang keras supaya tidak teijadi penurunan yang tidak merata akibat tumpukan tiang .

- sebuah balok kayu keras harus diletakkan tegak lurus dibawah tiang pada titik angkat, untuk mencegah kerusakan dan memastikan pemasangan tali angkat.

- pemberian jarak antar tiang yang bersebelahan untuk memudahkan proses pengangkatan tiang.

IV.2. HAMMER

Hammer secara iraium dapat dibedakan menjadi dua yaitu metode tumbukan ( impact ) dan metode getaran ( vibratory ). Metode yang biasa digunakan untuk memancang tiang adalah dengan metode tumbukan dinamis ( dynamic im pact) dengan berbagai tipe hammer. Energi yang digunakan untuk

&a6 IV . Metotfe (P e b ^ n a a n ‘Hang (Pancang <Fle^6e[ 3 9

(3)

<Bo6 IV. Metodie ^Ct^anaait (Pancang ‘Fk^SeC 40 memancang tiang pada dasamya adalah energi kinetik yang dihasilkan dari gaya gravitasi.

Jenis atau tipe hammer antara lain :

IV.2.1. Drop Hammer

Merupakan jenis impact hammer yang tertua dan paling sederhana.

Hammer diangkat pada suatu ketinggian tertentu oleh dengan bantuan mechanical winch kemudian dijatuhkan pada kepala tiang , sehingga tiang terdorong ke dalam tanah. Jenis hammer ini cocok untuk tiang yang kecil dan ringan. Dapat mencapai 5-10 pukulan per menit. Berat hammer biasanya berkisar antara 1 ton - 2 ton.

IV.2.2. Single Acting Hammer

Jenis hammer ini menggunakan tekanan uap air atau udara untuk mengangkat ram , kemudian secara otomatis melepaskan tekanan itu yang mengakibatkan ram jatuh bebas memukul tiang (gambar 4.1). Kecepatan hammer naik ke atas dipengaruhi oleh driving resistance, pile rebound serta berat hammer itu sendiri. Mampu mencapai 40-60 pukulan per menit.

(4)

<Ba6 1 ‘U. M e t o t f e ^ b l i j a n a a n H a n g (P a n ca n g T k ^ s i S e f 41

i

- T ^

Upstroke Downstroke

Gambar 4.1. Single Acting Steam /A ir Hammer (US. Army Corps of Engineers Material, 1993 )

IV.2.3. Double Acting Hammer

Jenis hammer ini juga memanfaatkan tekanan uap air atau udara untuk naik turunnya hammer. Energi pukulan didapatkan dari gaya jatuh bebas hammer ditambah dengan gaya yang dihasilkan oleh tekanan uap air atau udara (gambar 4.2). Dibandingkan dengan single acting hammer, pukulan hammer \erns ini lebih pendek dan energi yang dihasilkan lebih besar. Mampu mencapai 90-150 pukulan per menit.

(5)

(Ba6 W - Metodie <Ptla6janaan n~tang <Pancang ‘F k ^ S e t 42

Gambar 4.2, Double Acting Steam / Air Hammer ( US. Army Corps of Engineers Material ,1993 )

IV.2.4. Diesel Hammer

Cara kerja hammer jenis ini dapat berupa single acting diesel hammer ( open-end diesel hammer , gambar 4.3 ^ dan double acting diesel hammer ( closed-end diesel hammer, gambar 4.4 / Hammer diangkat dan pada saat jatuh, tekanan dari bahan bakar yang bereaksi diinjeksikan ke dalam silinder hammer.

Tekanan tinggi dari bahan bakar menghasilkan pembakaran yang menimbulkan ledakan dan menyebabkan energi tumbukan tambahan pada tiang, serta melontarkan hammer ke atas. Diesel hammer dapat bekerja secara efektif pada pemancangan yang berat. Mampu mencapai 40-80 pukulan per menit.

(6)

( B a f / V . fM etodie < P e la ^ a n a a n H a n g (P a n ca n g ‘F k t ^ S e t 43

X

M l

ctiiini

A'riti

r t i i

-jiinai - n t i i i i i n m ciim»iw-wan -atmm. —UUOUUL—

Gambar 4.3. Open End (Single Acting) Diesel Hammer ( US. Army Corps of Engineers Material ,1993 )

Gambar 4.4. Closed End (Double Acting) Diesel Hammer ( US. Army Corps of Engineers Material ,1993 )

(7)

IV . Metodie <Peta^anaan ‘liang <Pancang ‘FklifiBef 44 IV.2.5. Vibratory Hammer

Hammer jenis ini mendorong tiang ke dalam tanah dengan cara menggetarkannya (gambar 4.5). Sehingga hanya cocok untuk dipakai pada jenis tanah yang berbutir. Sumber getaran dihasilkan oleh vibrating mass yang digerakkan oleh mesin t/rese/. Walaupun merupakan sumber getaran namun getaran yang dipindahkan ke dalam tanah relatif kecil dan bunyi yang ditimbulkannya juga relatif kecil.

^ Vibrating IMass Exciter llouslng

Rotating Eccentrics

Gears, Bearings, Chaim

C la m p H o u sin g , C y U n d e r, Jaw i

File and SoB Resistance

E3 Non Vibrating IVIass

Km W d g h U . H y d ia u U c Ho j m

liR SaddJe

Suspension A u e m b ly

S p iin p , Shafts, Buslungs

H Power Transmission

HydrauUc Pumps, C onuols Motor Generator S*«

Switch G « r

^ s e Bundle Electric Cables

l ^ < f a a l i e M o ( o « E l e c t i i c M o . o n

Timing G e u Tram c h ain , itnd Sprockeu

H Power Source

Diesel Engine FOwcr Take Off

@ ...

Gambar 4.5. Vibratory Hammer

( US. Army Corps of Engineers Material ,1993 )

(8)

<Bo51‘l/. Metode ^lalisauaan ^uutg ^ancang ‘Ffe^Bef 45

IV.2.6. Tipe Hammer yang lain

- Hydraulic Hammer

Hammer diangkat dengan tenaga hidrolik , kemudian dibiarkan jatuh bebas. Memungkinkan dipakainya selubung untuk meredam bunyi,

sehingga getaran dan bunyi yang ditimbulkannya relatif kecil.

- Differential Hammer

Cara keijanya serupa dengan cara keija double acting diesel hammer, hanya pada tipe hammer ini tekanan uap air atau udara hanya

dipakai pada saat hammer naik ke atas.

- Impact Hammer

Mempakan kombinasi antara getaran dan tumbukan untuk men- dorong tiang . Dijalankan dengan tenaga listrik.

Pemilihan jenis dan ukuran hammer hams diperhatikan untuk menjamin tidak teijadinya kerusakan pada tiang pancang. Penailihan hammer yang akan digunakan sangat tergantung dari berat tiang yang akan dipancang dan kondisi kekerasan tanah yang dihadapi. Hammer yang terlalu ringan akan menyebabkan kerusakan pada kepala tiang akibat menerima jumlah tumbukan yang terlalu banyak ( overdriving). Hal ini biasa teijadi akibat tidak cocoknya driving formula yang digunakan.

(9)

(Ba£ IV Metode Veb^attoan ‘Kang <Pancang Vk^iBet 46

'■'I'I ...■"■■"I'rr . M,,. , ■ ,i.„ = : s = s s s = ^ ^ = 5s ''’' i n . - ... . i.,..— , =:

Selain itu supaya tiang tidak rusak perlu diperhatikan pula posisi hammer hams sejajar dengan tiang dan tumbukan yang teijadi hams konsentris. Turabukan akan menyebabkan teijadinya gelombang kejut yang akan menyebar ke bawah tiang dan kemudian memantul setelah mencapai ujung tiang. Pantulan gelombang kejut itu akan menyebabkan teijadinya gelombang tekan pada tiang apabila ujung tiang berada pada lapisan tanah keras dan akan menjadi gelombang tarik apabila ujung tiang berada pada lapisan tanah yang lunak. Hal ini berhubungan dengan penentuan tinggi jatuh dari hammer supaya tegangan yang timbul tidak melebihi kapasitas tiangnya.

Jika tiang dipancang pada lapisan tanah lunak, tinggi jatuh hammer hams dijaga selalu rendah untuk mencegah teijadinya tegangan ( tension ) yang berlebihan pada tiang. Begitu pula apabila ujung tiang mencapai tanah keras, tinggi jatuh hammer hams dijaga selalu rendah untuk menghindari teijadinya tekanan berlebihan pada ujung tiang. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan hammer yang berat dengan jarak jatuh kecil.

IV.3. DRIVING CAP

Dipasang diantara kepala tiang dan hammer , yang berfiingsi untuk mendistribusikan pukulan hammer ke kepala tiang sehingga tiang pancang dan hammer terhindar dari kemsakan akibat tumbukan langsung (gambar 4.6 dan gambar4.7). Drive cap tidak hams tepat benar ukurannya, karena apabila tiang

(10)

(Ba61'Pi ^ eto tfe ^eta^anoan ‘Hang <Pancang ‘FUefifiBef 47 terjepit erat maka kemungkinan timbul suatu tekanan eksentris pada kepala tiang yang dapat menyebabkan pecahnya tiang tersebut. Tetapi juga hams diatur agar tidak terlalu longgar agar posisi hammer dan tiang pancang tetap pada sumbunya.

Drive cap terdiri d ari.

rv.3.1. Helmet

Helmet berfungsi untuk melindungi tiang dengan mendistribusikan pukulan dari hammer. Terbuat dari besi tuang dimana ukurannya harus disesuaikan dengan dimensi tiang yang dipancang. Ukuran helmet tidak harus tepat benar dengan dimensi tiang untuk mencegah timbulnya restraint karena tiang cenderung berotasi ketika dipancang. Tetapi juga tidak boleh terialu longgar karena akan mengakibatkan kedudukan hammer dan tiang tidak pada satu sumbu

DRIVE CAP (C O M P L E T E U N IT)

a n v i lb l o c k B OW N ET C A P D R IV IN G HEA D r O L tO W C A P H ELM ET

ANVIL

BOX LEAD GUIOEWAY

PENNY s t r ik e r PLATE

HELMET

a n v i l 8L O C K BONNET CAP O n i V I N G H E A D F i t t e n B A S C f o l l o w CAt*

HOOD

P R I M A R Y D T lfV E C A P

CUSHION

CAP BLOCK CUSHION BLOCK D O L L Y

PILE CUSHION

(U TILIZE O N C O N C R E T E PILE)

C U S H I O N PAO

Gambar 4.6. Driving Caps

( US. Army Corps of Engineers Material ,1993 )

(11)

<Bafi /V . MetoSe (Peb^anaan 'Rang <Pancang T t^ iB e f 48 IV.3.2. Anvil

Anvil merupakan bagian dari drive cap yang berhubungan langsung dengan tumbukan dari hammer. Biasanya berbentuk lempengan yang terbuat dari baja.

INSERT

A m i t A O L E m M A N Y

UAO PROnLES

DRIVE CAP (C O M PLE TE UNIT) ANVIL n.OCX. tD N N E T , CAP.

O n iV I N O H E A D . F O L L O W C A P . H E L M E T

ANVIL

PENNY

STBIKEBTUTE

HELMET

A N V IL BLOCK B O N N E T CAP D R I V IN G H E A D

FOLLOW CAP

H O O O

PRIMARY DRIVE CAP

CUSHION

C A P B L O C K C U S H IO N B L O C K OOLLV

PILE CUSHION

(UTILIZE O N C O N C R E T E PILE^

CUSHION

Gambar4.7. Driving Caps

( US, Army Corps of Engineers Material ,1993 )

IV.3.3 Bantalan ( cushion material)

Berflingsi untuk melindungi kepaJa tiang dan drive cap d m kerusakan selama proses pemancangan. Cushion material ada dua jenis yaitu :

- yang dipasang diantara hammer ram dengan helmet. Terbuat dari kayu plywoods, kawat baja atau piringan aluminium.

(12)

- yang dipasang antara kepala tiang dengan helmet. Terbuat dari plywoods atau kayu pinus kering.

Sejalan dengan bertambahnya pukulan hammer, modulus elastisitas dari cushion material meningkat pula. Hal ini menyebabkan tegangan dalam tiang meningkat dan efektifitas pukulan menumn. Untuk itu penggantian cushion material secara periodik hams dilakukan.

IV.4. FOLLOWER

Follower adalah perpanjangan tiang pancang yang dibutuhkan untuk meneruskan pemancangan dimana kepala tiang hams berada di bawah pemiukaan tanah. Biasanya terbuat dari pipa baja dan dilengkapi dengan pile cushion pada kedua ujungnya. Follower hams cukup keras dan kaku agar dapat menemskan energi dari hammer tanpa adanya kehilangan yang berarti dan mencegah agar pukulan hammer tidak langsung mengenai tiang. Pemasangannya pada sumbu yang sama dengan sumbu tiang dan hammer, dengan ujung bawah yang benar-benar tepat terpasang pada kepda tiang.

IV.5. DRIVING RIG

Mempakan peralatan pancang yang komponen utamanya adalah crane, guide girder dan sliding table.

®afi I'U. Metode ^ela^anaan ‘Hang ^ancang VC^fiSeC 49

(13)

<Ba6 IV . IMetodie <Petaijanaan ‘Rang <Pancait£ T le^iB er 50 IV.5.1. Guide Girder / Leaders

Leaders dibutuhkan untuk menahan tiang pancang pada posisi dan sumbu vertikalnya selama proses pemancangan (gambar 4.8), Leaders harus kaku dan terpasang kuat agar dapat menahan tiang pada posisinya dan berada pada sumbu yang sama dengan hammer. Pukulan hammer yang tidak sentris dapat menyebabkan berkurangnya energi pukulan dan rusaknya tiang ( terjadinya tekuk dan kehancuran pada tiang).

Gambar 4.8. Driving Rig ( FIP , 1986 )

(14)

(Ba£ I'U. M ftode ^ la lifa n a a n ‘liaitff <Pancang TkfifiSeC 51 Supaya driving rig dapat bekeija secara maksimal perlu diperhatikan kedudukan jib / boom dari rig tersebut. Karena kemiringan dari jib akan mengurangi beban keija yang dapat ditahan oleh driving rig itu. Hubungan antara kemiringan jib dengan beban keija dapat dilihat pada gambar 4.9.

applies to a 5° tilt

Gambar 4.9. Hubungan antara kemiringan jib dengan beban keija ( F IP , 1986)

rv.5.2. Sliding Table / Spotter

Tujuan penggunaan spotter adalah untuk menempatkan tiang pancang pada titik pancangnya (gambar 4.8). Pemakaian spotter dianjurkan untuk memastikan posisi leaders dan merupakan kontrol posisi dan sumbu tiang.

Kenisakan tiang dapat ditimbulkan oleh tidak sempumanya driving rig yang digunakan. Kerusakan badan tiang didalam tanah dapat teijadi karena

(15)

lenturan akibat tidak sempumanya rig yang digunakan. Kestabilan dari driving rig juga merupakan suatu faktor penting yang hams diperhatikan untuk berhasilnya pemancangan tiang. Pada tanah permukaan yang lunak, suatu driving rig yang berat kemungkinan mengalami penurunan bahkan mungkin tenggelam pada saat pemancangan sehingga akan menyebabkan kerusakan pada tiang.

IV.6. PENGECEKAN / PENGAWASAN OPERASIONAL

Pengawasan proses pemancangan tiang secara garis besar dibedakan menjadi tiga yaitu pengawasan sebeium, selama dan setelah proses pemancangan.

rv.6.1. Pengawasan Sebeium Pemancangan

- Spesifikasi gambar dan perhitungan yang telah disetujui dan laporan hasil penyelidikan tanah hams ada di iokasi. Begitu pula instmksi pemancangan dan aturan penanganan tiang yang telah ditetapkan oleh supplier.

-Pada saat pengiriman di lokasi , tiang hams dicek dimensi , tanggal produksi, adanya retak yang dapat dilihat, serta toleransi tertentu yang dipakai termasuk keadaan dari pelat penyambung hams sebentuk ( square) dengan dimensi tiang.

- Tiang hams disusun berdasarkan tipe dan panjangnya dengan penyangga yang ditempatkan pada titik angkatnya.

<Bo6 IV. Metodie ^ebfisanaan ‘Hang <Pancang Tk^pSeC 52

(16)

CBafi 1%^. Metotfe <PeQi^auaau ‘Rang ^ancang <Fk^gi6eC 5 3

-Pelaksana di lapangan hams benar-benar memeriksa apakah tata letak tiang yang akan dipancang sudah tep at, karena jika teijadi ketidaktepatan maka biaya yang hams dikeluarkan untuk memperbaikinya besar.

- Pemilihan yang tepat peralatan pancang dan personel yang dipakai supaya proses pemancangan dapat beijfUan dengan efektif. Pemilihan peralatan ini tidak hanya pada penentuan hammer ym g sesuai tetapi juga pada pemilihan guiding rig.

IV.6.2. Pengawasan Selama Pemancangan

- Penyimpangan tiang dari sumbu tegaknya maksimum 1 : 75 ( CP 2004 ) -Kepala tiang yang diletakkan pada helmet hams bebas berputar dar

bergerak secara lateral untuk mencegah patah / msaknya tiang akibai pergerakan itu.

- Tegangan akibat pukulan hammer hams selalu diatur sesuai dengan kondisi tanahnya.

- Semua pemancangan hams dilaksanakan sampai kedalaman yang direncanakan dan diisyaratkan untuk melaksanakan pemancangan satu titik tiang secara tems menems tanpa terputus, kecuali pada waktu melakukan penyambungan bagian tiang.

- Kemsakan pada peralatan hams diperbaiki di dalam lokasi. Bila terpaksa dilakukan pemindahan peralatan guna perbaikan , pihak pelaksana hams

(17)

®afi IV. Metode ^eta^anaan ‘Hang ^aacang ‘Flel^fiSef 54 dapat membawa peralatan penggantinya ke lokasi sebelum yang rusak dibawa keluar.

IV.6.3. Pengawasan Setelah Pemancangan

- Pemeriksaan terhadap fin a l set tiang apakah sesuai dengan persyaratan.

- Pemeriksaan terhadap timbulnyapile heave.

- Sebaiknya dilakukan pengetesan daya dukung tiang untuk mengetahui apakah daya dukung rencana tiang dapat tercapai.

- Pembuatan as built drawing untuk mengetahui tataletak tiang pancang yang sebenamya.

IV.8. FINAL SET

Final set ditetapkan berdasarkan penetrasi untuk tiap 10 pukulan atau berdasarkan jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk penetrasi sedalam 25 mm.

Final set ditentukan dari hasil kalendering. Dalam pelaksanaan kalendering yang hams diperhatikan adalah:

- bagian tiang yang terlihat harus dalam keadaan baik tanpa adanya kerusakan

- pukulan hammer harus dalam satu garis sumbu dengan tiang - permukaan yang terkena pukulan hammer harus datar - dolly dan packing, jika ada, harus dalam keadaan baik

(18)

- hammer dalam keadaan baik dan dioperasikan dengan benar

- jika digunakan diesel hammer , jarak jatuh bebas hammer hams diperhatikan, karena jarak jatuh bebasnya tidak dapat dikontrol.

IV.9. TEGANGAN YANG TERJADIAKIBAT PEMANCANGAN

Pada saat pemancangan dilakukan, tegangan yang cukup besar teijadi pada kepala tiang. Tegangan ini disebabkan oleh tumbukan hammer pada kepala tiang.

Besamya nilai tegangan ini hams lebih kecil dari mutu beton tiang karena jika tidak, maka beton pada kepala tiang akan retak-retak bahkan pecah. Besamya tegangan akibat pemancangan pada kepala tiang mempakan fiingsi dari tinggi jatuh hammer ( h^ \ Menumt Broms ( 1978 ), besamya tegangan akibat pemancangan dapat diperoleh dari pemmusan sebagai berikut ;

- Untuk tiang baja :

^head — ( MP a ) ... ( 1 ) - Untuk tiang beton precast ( jika dipakai bantalan kayu) :

^head — ^ -J h e ( MP a ) ... ( 2 )

-Untuktiang kayu :

^ head — \ 2 j J h ( MP a ) ... ( 3 )

/V . Metode ^ e b ^ a n a a n ‘Rang <Pancang T k ^ B e f S S

(19)

Selain itu, menurut Broms ( 1978 ) besaraya kecepatan tumbukan antara hammer dengan kepala tiang dapat dimmuskan dalam persamaan berikut :

(Ba6 IV . M eto & (P e O ^n a a n H ang (Pancang T l e ^ B e f 5 6

Vo = ^ 2 .h e .g ... ( 4 )

dengan adalah tinggi jatuh hammer ( dalam cm ) dan g adalah percepatan gravitasi.

Di samping pada kepala tiang, tegangan aksial maksimum akibat pemancangan juga teijadi pada kaki / ujung tiang. Selain tegangan aksial, momen lentur dan momen torsi juga dapat timbul selama pemancangan, yang disebabkan karena tidak sentrisnya hammer pada saat menumbuk kepala tiang.

Tegangan tekan yang besar akan teijadi pada ujung tiang jika tiang membentur batu ataupun batu besar, atau tiang telah mencapai tanah keras sedangkan pemancangan masih terns dilakukan. Tegangan maksimum pada ujung tiang untuk tiang pendekkira-kirasebesar 1.8 Qhead yang teijadi ketika penetrasi tiang kurang dari 1 mm / pukulan. Untuk kepala tiang, besamya tegangan maksimum yang teijadi sama dengan a head

Panjang gelombang tegangan dapat diestimasikan dari persamaan berikut, yang dikemukakan oleh Broms ( 1978 ) ;

l ^ w a v e - Q ^ n ... ( 5 )

(20)

(Ba£ I'Pi Metode <Pe(ii^anaan ‘Tiattg ^ancang ‘Fle^iBeC 57 dimana / L adalah berat tiang per unit panjang dan adalah berat total hammer. Distribusi tegangan pada tiang selama pemancangan, ketika tahanan penetrasi dari tanah kecil dapat dilihat pada gambar 4.10. Hal ini akan menimbulkan masalah jika tiang dipancang pada tanah yang mempunyai lapisan soft clay. Ketika tegangan awal mencapai ujung bawah tiang, tegangan ini dipantulkan kembali sebagai tegangan tarik. Secara teoritis, tegangan tarik ini tidak akan terjadi sebelum sebagian dari tegangan awal dipantulkan melalui ujung

~TT ‘TTT'TT

■Slo*-, uJQv>'-e

C l

Qi

T r r

Gambar 4.10. Diagram Distribusi Tegangan pada Tiang Selama Pemancaiigan ( Broms, 1978 ).

(21)

bawah tiang. Karena adanya tegangan tank yang teijadi pada tiang, maka panjang tiang hams lebih besar dari setengah panjang gelombang tegangan awal. Tegangan tarik ini akan semakin membesar pada bagian atas tiang yang dekat dengan permukaan tanah.

Tiang yang menerima tegangan tarik selama pemancangan akan menimbuikan suara yang bising. Karena adanya tarikan tersebut, maka resiko dimana tulangan tiang akan tercerai berai dan resiko teijadinya putus pada sambungan jika kemampuan sambungan untuk menahan tarikan tidak mencukupi, akan teijadi. Tarikan yang teijadi pada tiang seiama pemancangan dapat diperkecil dengan memperkecil tinggi jatuh hammer atau dengan memperbesar berat hammer.

Diagram distribusi tegangan selama pemancangan untuk tanah dengan tahanan penetrasi yang besar dapat dilihat pada gambar 4.11. Tegangan tekan awal dari hammer pada saat menumbuk tiang, dipantulkan kembali pada ujung tiang dalam bentuk tegangan tekan, sehingga tegangan tekan maksimum yang teijadi pada ujung tiang menjadi dua kali lebih besar dari tegangan tekan awal.

<Ba£ IV. Metodie ^eb^anaan ‘Kang ^ancang ‘Fte^SeC 5 8

(22)

(BaS IV . Metotfe <PeCa^anaan ‘Hang <Pancang Tle^iSeC 59

U< a n r i m - c i—

< ^ * T i p v r s -

< t\'0 O !<>!VAc

\ _

Cl

li

f zs \or-i

<-Uea\^-C.

”2oeW.

Gambar 4.11. Diagram Distribusi Tegangan pada Tiang Selama Pemancangan ( Broms, 1978 ).

Panjang gelombang dari tegangan tersebut dipengaruhi oleh gap pada sambungan dan retak-retak yang terdapat pada tiang. Gelombang tegangan ini diperkecil oleh retakan-retakan tersebut dan berbanding lurus dengan besarnya retakan tersebut. Di samping itu, panjang gelombang tegangan dan intensitas tegangan juga dipengaruhi oleh gesekan sepanjang permukaan tiang.

Tinggi jatuh maksimum dari hammer tergantung pada tegangati tarik maksimum yang diijinkan untuk tulangan tiang dan tahanan ujung. Momen lentur dan torsi akan timbul pada pemancangan tiang yang berbentuk segi empat pada

(23)

tanah yang mengandung lapisan batuan ataupun batuan besar, atau pada pemancangan tiang yang telah mencapai tanah keras. Menurut Broms ( 1978 ), tiang yang dipancang pada tanah yang mempunyai lapisan batuan, hams direncanakan untuk mampu menahan momen lentur sebesar ;

M = 0.15 Ppiie D ... ( 6)

dengan adalah beban aksial dan D adalah diameter tiang. Sedangkan tegangan tekan aksial rata-rata selama pemancangan menurut Broms ( 1978 ) adalah :

<Bafi I'l/. 9Aetode <Pela^nmn ‘luuig ^ncang T le ^ e C 60

_ ^ p i i e . E p

^ a v — j ... ( 7 )

dengan adalah modulus elastisitas dari tiang , adalah panjang tiang dan adalah tekanan elastis rata-rata pada tiang. Untuk tiang pendek ( < 10 m ), tegangan tekan maksimum yang teijadi sama dengan tegangan tekan aksial rata-rata. Sedangkan untuk tiang dengan panjang 20 - 25 m , tegangan tekan maksimum sama dengan 1.5 Oav dan untuk tiang yang sangat panjang, tegangan tekan maksimum-nya dapat melebihi 2 x tegangan tekan tersebut.

Tinggi jatuh dari hammer harus diperkecil untuk tiang yang dipancang pada soft clay ataupun loose sand, untuk menghindari teijadinya tegangan tarik pada tiang selama pemancangan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada tiang.

(24)

Kepala tiang dapat mengalami kerusakan selama pemancangan karena tumbukan antara hammer dan kepala tiang yang tidak sentris. Pada eksentrisitas sebesar 1/6 dari dimensi tiang, tegangan maksimum pada tiang menjadi dua kali lebih besar. Tiang beton dapat mengalami kehancuran selama pemancangan jika tulangan pada kepala tiang menonjol keluar.

Seperti yang telah disebutkan di atas, tiang juga dapat mengalami kerusakan jika membentur lapisan batuan atau lapisan tanah keras. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah :

-Memasang "sepatu" tiang pada kaki tiang.

- Mengurangi tinggi jatuh hammer.

- Memperkuat penulangan pada bagian bawah tiang.

- Memperbesar diameter tiang.

- Membuat lubang pada tmiah dengan pasak kayu sebelum pemancangan dilakukan.

<Ba6 IV. Metode ^ta^anaan Hang ^ancang Vk^fiSet 61

Referensi

Dokumen terkait

Antara contoh item yang terkandung dalam faktor ini adalah “Saya tidak takut untuk menyuarakan pandangan saya walaupun ia berlawanan dengan pandangan kebanyakan

(7) Pengendalian pemanfaatan ruang yang berpotensi merusak fungsi Kawasan Lindung dan lahan pertanian pangan berkelanjutan di sekitar jaringan jalan nasional

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier sederhana, digunakan untuk melihat keterkaitan antara penggunaan hutang

perdagangannya. NA CV BSR tidak menggunakan bahan baku impor. 2.1.2.h Bukti penggunaan kayu dan produk turunannya. NA CV BSR tidak menggunakan bahan baku impor. 2.1.3 Unit

Dan dilaporkan oleh Patih Jana Badra kepada Raja Brawijaya, bahwa menurut laporan mata-mata kerajaan kediri, sebenarnya Joko Kembang Kuning adalah putera Raja Lembu Amiluhur

Skripsi berjudul : Pengaruh Jarak Tanam Dan Umur Pindah Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Lokal, telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Pertanian pada :..

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Desa yang ditetapkan sebagai pusat permukiman

[r]