• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengembangan Usaha Pupuk

(Studi pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Afrina Margaretha Gurning 100907055

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah jawa, Kabupaten Simalungun) Nama : Afrina Margaretha Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Bisnis pupuk merupakan bisnis yang sangat menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis pupuk ini menjadi bisnis yang menarik di daerah tanah jawa, karena wilayah/ daerahnya masih didominasi oleh lahan pertanian. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu 1 informan kunci dan 2 informan utama.

Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

(3)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF FERTILIZER ( Studies at UD . Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III

Subdistrict Tanah Jawa , District Simalungun ) Name : Margaretha Afrina Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Business Administration

Faculty : Faculty of Social and Political Science Supervisor : M. Arifin Nasution, S.Sos,M.SP

Fertilizer business is a very promising business if the business location support. The fertilizer business into a business interest in the land area of Tanah awa, because the area/ region is still dominated by agricultural land. In business, an entrepreneur must consider the strengths and weaknesses, and the opportunities and threats that exist. It aims to find the right business development strategies for UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

Formulation of the problem in this study is How fertilizer business development strategy at UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Tanah jawa Subdistrict district Simalungun. This study aims to Determine the business development strategy UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

The method used is descriptive qualitative method . Data were obtained from observations, interviews, library research and study documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants numbered 3 namely 1 key informant 2 the main informants.

The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun. is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia

yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Niaga/ Bisnis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini

disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun

sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan pengetahuan

dan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan

selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku pembimbing yang telah

(5)

4. Ibu Siswati S.Sos, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam sminar proposal

yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Farid, SH yang telah membantu penulis dalam administrasi selama

perkuliahan hingga selesai dari akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu,

motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Kepada kedua orang tua yang saya cintai dan saya banggakan (E. Gurning/

M. br. Hutagaol) dan adik saya Rony Gurning yang senantiasa

memberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan moril maupun

materil dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini.

8. Ibu M. Hutagaol selaku pemilik usaha dan karyawan UD. Siganupari di

Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga, bantuan dan informasi

kepada penulis selama dalam penelitian.

9. James Reinhat Sinaga yang senantiasa mendukung dan member motivasi

selama penulis mengerjakan skripsi ini.

10.Seluruh teman kos jln. Jamin Ginting Lorong IX No. 712B Padang Bulan

Medan yang senantiasa menduku penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

11.Ricky Malber Sihaloho yang senantiasa membantu dan member masukan

kepada penuis selama mengerjakan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat saya Teti Bethesda sagala, lamtiurma Sitanggang, Meriau

(6)

Depari, Abdianta Parangin-Angin, Yayan Felix Simangunsong atas

kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

13.Teman- teman Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

14.Semua pihak yang telah membantu saya sehingga skripsi ini selesai.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, April 2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.1.1 Pengertian Strategi ... 8

2.1.2 Tipe-tipe Strategi ... 9

2.1.3 Cara Merumuskan Strategi ... 10

2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha ... 11

2.2 Manajemen Strategi ... 15

2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 15

2.2.2 Ciri-ciri Manajemen Strategi ... 16

2.2.3 Proses Manajemen Strategi ... 20

2.3 Pengembangan Usaha ... 21

2.4 Strategi Mengembangkan Usaha ... 23

2.5 Pupuk ... 26

2.5.1 Pengertian Pupuk ... 26

(8)

2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal ... 29

2.6.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal ... 29

2.6.2 Faktor-faktor Lingkungan Internal ... 31

2.7 Analisis SWOT ... 32

2.7.1 Pengertian Analisis SWOT ... 32

2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategi Melalui Analisis SWOT ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Bentuk Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Informan Penelitian ... 36

3.4 Defenisi Konsep ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 47

4.1 Deskripsi Usaha ... 47

(9)

4.3.2 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ... 65

4.3.3 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ... 67

4.4 Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks SWOT ... 33

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary ... 42

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary ... 44

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS + EFAS) ... 44

Tabel 4.1 Daftar Harga Pupuk ... 54

Tabel 4.2 Identitas Informan ... 56

Tabel 4.3 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ... 66

Tabel 4.4 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ... 68

Tabel 4.5 Matriks IFAS + EFAS ... 69

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lima Kekuatan Kompetitif Porter ... 12

Gambar 2.2 Proses Manajemen Strategis ... 20

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT ... 45

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Siganupari... 51

(12)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah jawa, Kabupaten Simalungun) Nama : Afrina Margaretha Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Bisnis pupuk merupakan bisnis yang sangat menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis pupuk ini menjadi bisnis yang menarik di daerah tanah jawa, karena wilayah/ daerahnya masih didominasi oleh lahan pertanian. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu 1 informan kunci dan 2 informan utama.

Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

(13)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF FERTILIZER ( Studies at UD . Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III

Subdistrict Tanah Jawa , District Simalungun ) Name : Margaretha Afrina Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Business Administration

Faculty : Faculty of Social and Political Science Supervisor : M. Arifin Nasution, S.Sos,M.SP

Fertilizer business is a very promising business if the business location support. The fertilizer business into a business interest in the land area of Tanah awa, because the area/ region is still dominated by agricultural land. In business, an entrepreneur must consider the strengths and weaknesses, and the opportunities and threats that exist. It aims to find the right business development strategies for UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

Formulation of the problem in this study is How fertilizer business development strategy at UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Tanah jawa Subdistrict district Simalungun. This study aims to Determine the business development strategy UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

The method used is descriptive qualitative method . Data were obtained from observations, interviews, library research and study documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants numbered 3 namely 1 key informant 2 the main informants.

The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun. is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pertanian pada dasarnya dapat diartikan dalam arti sempit dan arti luas.

Dalam arti yang sempit, pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam. Dalam

arti yang luas, pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta

produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan

dan hewan (wikipedia. org). Pertanian merupakan salah satu komoditas unggulan

Negara Indonesia. Dimana pertanian banyak menopang perekonomian Indonesia.

Salah satunya dari segi pendapatan devisa Negara. Kualitas produk-produk hasil

pertanian Indonesia banyak yang di ekspor ke luar negeri sebagai sumber

penghasilan Negara. Namun, yang menjadi masalah besar di Indonesia adalah

banyak komoditas pertanian yang diekspor tetapi sampai saat ini Indonesian

masih juga mengimpor bahan pangan seperti beras dari Negara lain.

Indonesia merupakan negara agraris. Hal ini terbukti mayoritas penduduk

Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebagai negara agraris,

Indonesia diharapkan mampu mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri.

Namun kenyataannya, Indonesia masih mengimpor dari luar negeri. Tidak hanya

beras sebagai makanan pokok yang diimpor, tetapi bahan pangan lainnya seperti

gandum, kedelai, dan jagung. Petani Indonesia juga masih banyak yang hidup

dalam kemiskinan padahal petani merupakan sentra produksi pangan bahkan tidak

(15)

pertanian. Tetapi petani Indonesia belum bisa sejahtera. Penggunaan sarana

produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

peningkatan produksi pertanian. Penggunaan sarana produksi yang sesuai dan

tepat akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan dan

pertumbuhan tanaman. Adapun sarana produksi yang dibutuhkan antara lain bibit

atau benih yang unggul, pupuk yang sesuai, pestisida dan alat-alat pertanian

lainnya. Pupuk merupakan salah satu komponen input produksi yang berperan

penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Untuk

mendukung program di sektor pertanian tersebut, maka dapat menjadi peluang di

sektor perdagangan dalam hal ini yaitu usaha kios pupuk.

Dalam perekembangannya usaha kios pupuk menjadi sangat penting di

dalam membantu kelancaran distribusi pupuk. Terlebih lagi saat pemerintah

mengeluarkan kebijakan sistem distribusi tertutup dengan menggunakan RDKK

(Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang melibatkan kios pupuk selaku

pengecer, menjadi lembaga pemasaran penyalur pupuk bersubsidi. Dengan

kebijakan tersebut mengharuskan setiap kios pupuk untuk mendaftar sebagai kios

resmi untuk akhirnya bisa ditunjuk menjadi penyalur resmi pupuk bersubsidi.

Kios pupuk UD. Siganupari yang berada di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun telah berdiri pada tahun 2008.

UD adalah suatu bentuk usaha yang kegiatannya yaitu membeli dan menjual

barang tanpa mengolahnya terlebih dahulu dengan tujuan memperoleh laba.

UD. Siganupari merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang penjualan

pupuk langsung kepada konsumennya. Usaha ini menyediakan berbagai jenis

(16)

bersubsidi pada tahun 2009. Adapun pupuk subsidi antara lain urea, ZA, NPK

Phonska, SP-36 dan organik. Sedangkan pupuk non subsidi antara lain KCL, SS

Mahkota, SS Merauke, TSP Mahkota, TSP Merauke, NPK Mutiara, dolomite,

TSM dan garam kotor . Selain itu, UD. Siganupari juga menjual pestisida, bibit

dan alat-alat pertanian yang dapat menunjang keberlangsungan siklus pertanian

sawah, jagung, sayuran dan sawit di daerah Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa

Kabupaten Simalungun. Melihat lokasi usaha ini, UD. Siganupari sangat

berpotensi untuk berkembang karena sebagian besar lahan di desa Tanjung Pasir

ini digunakan sebagai lahan pertanian. Usaha ini terletak di tengah areal pertanian

sawah. Sehingga lebih dekat dengan sawah para petani. Pada saat petani

melakukan proses pembelian pupuk, petani tidak perlu lagi pergi jauh membeli

pupuk untuk tanaman mereka. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi para

petani karena dapat menghemat biaya transportasi.

UD. Siganupari bila dibandingkan dengan pesaing sejenis lainnya yang

masih berada dalam satu kawasan UD. Siganupari ini merupakan usaha yang

cukup potensial karena berada cukup jauh dari para pesaingnya (sekitar 2 Km).

dan didukung oleh lokasi yang strategis karena berada di tepat pinggir pasar besar

dan terletak di daerah persawahan sehingga memudahkan para petani untuk

menemukan lokasi kios pupuk tersebut serta dapat menghemat biaya transportasi

karena posisi usaha yang dekat dengan areal persawahan petani sehingga dapat

dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Selain itu, UD.Siganupari juga memiliki

pelayanan yang unik yang tidak dimiliki oleh pesaingnya yaitu menyuguhkan

minuman bagi para pelanggannya (petani) sembari menunggu pesanan pupuk

(17)

UD. Siganupari ini merupakan kios pupuk paling muda diantara kios-kios

pupuk lainnya yang berada di daerah tersebut. Sehingga kios pupuk pesaing

(seperti UD.Nunut, UD. Miduk dan UD. BPJ) lebih dikenal oleh penduduk di

daerah tersebut ditambah lagi kios pesaing terletak di daerah yang banyak

penduduknya (jln. Sisingamangaraja kecamatan pekan tanah jawa) dimana

penduduk penduduk akan selalu mengunjungi tempat ini setiap pekannya (senin

dan kamis) untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sehingga secara tidak

langsung penduduk akan lebih sering melihat kios pupuk pesaing yang ada di

pekan tanah jawa tersebut. Jika dilihat dari segi kekuatan dan keunikan usaha,

UD. Siganupari memiliki potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk

semakin berkembang.

Berdasarkan pengamatan penulis, usaha ini belum mampu mengelola

kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal untuk mencapai laba yang

maksimal. Adapun usaha yang dilakukan sebuah perusahaan atau usaha bisnis

untuk mengembangkan usahanya adalah dengan membuat strategi pengembangan

bisnis. Strategi pengembangan bisnis dapat dilakukan melalui analisis lingkungan

internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Adapun lingkungan internal terdiri

dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness) dan lingkungan eksternal terdiri

dari peluang (opportunities), ancaman (threat). Sehingga dalam hal ini UD.

Siganupari harus mampu memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki

serta meminimalkan kelemahan dan ancaman untuk mampu mengembangkan

usahanya dalam menghadapi persaingan.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian

(18)

Fitriani (2011) melakukan penelitian berjudul, “Strategi Pengembangan Kios

pertanian ( Studi Kasus Pada Kios Resmi Pertanian Mitra Tani Di Desa

Plosogeneng Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)”. Hasil penelitian

menunjukkan total keuntungan rata-rata yang didapatkan dari tiap pengadaan

produk sarana produksi pertanian (saprotan) adalah Rp 494.460,63. Pasar untuk

usaha diketahui berpotensi karena BPI lebih besar dai popoulasi. Alternatif

strategi usaha yang dirumuskan pada matriks SWOT kemudian dikuantitatifkan

dengan metode QSPM untuk mengetahui prioritas alternatif strategi yang lebih

didahulukan untuk diimplementasikan. Strategi yang dirumuskan berfokus pada

peningkatan kepuasan pembeli, peningkatan penjualan untuk meningkatkan

pendapatan dan berorientasi untuk membuka kios baru di daerah lain yang

berpotensi dan perbaikan kualitas manajemen tenaga kerja.

Yulie A.C Hutagalung (2013) melakukan penelitian berjudul “Strategi

Pengembangan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting

No.326 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan

untuk strategi pengembangan bisnis Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin

Ginting No. 326 Medan adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Ferroly Audiansyah (2008) melakukan penelitian berjudul “Analisis

SWOT pada Industri Kecil Penghasil Ulos di Tapanuli Utara”. Berdasarkan hasil

tersebut, penulis kemudian mengusulkan penggunaan strategi yang bersifat

defensif yaitu retrechmeni strategy yang meliputi turn around strategy,

divestment strategy dan liquidation strategy. Pada akhimya strategi ini akan

(19)

Rukmini (2011) melakukan penelitian berjudul “Analisis SWOT Dalam

Menentukan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Kamang Jaya Medan”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa Rumah Makan Kamang Jaya menggunakan strategi

Marketing Mix. Strategi pemasaran yang digunakan sudah cukup baik akan tetapi

masih perlu dilakukannya evaluasi dalam strategi yang lebih tepat lagi untuk

perkembangan Rumah Makan Kamang Jaya. Akan tetapi Rumah Makan Kamang

Jaya sebaiknya menggunakan strategi differensiasi agar produk yang dihasilkan

menjadi produk yang berkualitas secara efektif kepada pelanggan.

Anggreni Sianipar (2013) melakukan penelitian berjudul “Strategi

Strength Weakness Opportunity Threats (SWOT) Dalam Peningkatan Volume

Penjualan Pada Minimarket Surya Swalayan Jl. Setia Budi Medan”. Berdasarkan

hasil penelitian menggunakan matriks SWOT yang memadukan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman minimarket, usaha ini berkembang dengan baik

dan mengalami peningkatan volume penjualan yang dapat dilihat dari omset yang

didapat oleh toko ini.

Melihat kondisi UD Siganupari dan penelitian sebelumnya, maka penulis

tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dan menuangkannya dalam penulisan

skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi Pada UD.

Siganupari Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten

Simalungun)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka yang

(20)

pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk Menentukan strategi

pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan

Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Bagi program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dapat memperkaya bahan

referensi penelitian dibidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis, berguna untuk meningkatkan dan menambah

pengetahuan serta wawasan peneliti dibidang pengembangan

usaha.

2. Bagi UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kec.Tanah jawa

Kabupaten Simalungun, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan dan masukan bagi UD. Siganupari dalam

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian strategi

Menurut Jatmiko (2003:4), Strategi dideskripsikan sebagai suatu cara

dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan

peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber

daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada defenisi tersebut,

terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu

lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta tujuan yang

akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar

pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive.

Menurut Jauch dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003:5), mendefenisikan

strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang

untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Menurut Allison dan Kaye (2004:3), strategi adalah prioritas atau arah

keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan

pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.

Menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Rangkuti (2009:4), Strategi

(22)

menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan

oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi

hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “ apa

yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola

konsumen memerlukan kopetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Menurut porter dalam buku Rangkuti (2009:4), strategi adalah alat yang

sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari defenisi para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan

sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari

dan memahami lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan

eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap berthan

(survive).

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu,

strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis (Rangkuti, 2009:6).

1. Strategi Manajemen

Srategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,

strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

(23)

2. Strategi Investasi

Srategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan

yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi

bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi

divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut startegi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

Misalnya, strategi pemasaran, startegi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan

dengan keuangan.

2.1.3 Cara Perumusan Strategi

Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Mintzberg dalam

buku Hunger dan Wheelen (2003:48), mengemukakan bahwa misi, tujuan, dan

strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak.

Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan CEO dan

stafnya dalam perumusan strategi. Mintzberg menyebutkan tiga cara dasar:

pengusaha, adaptif, dan perencanaan.

1. Cara Wirausaha

Yaitu satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya

(24)

dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah

pertumbuhan perusahaan.

2. Cara Adaptif

Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi”, dan cara ini bercirikan

pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada

daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan yang baru. Banyak

persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya

terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam

langkah-langkah incremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di

universitas , rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah, dan yang

mengejutkan juga dipakai oleh sejumlah perusahaan besar.

3. Cara Perencanaan

Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan strategi.

Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan baru

yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif

terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik

digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan

berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.

2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha

Cara yang popular dan efektif untuk merumuskan strategi adalah lima

kekuatan dan strategi kompetitif porter. Michael E. Porter meneliti sejumlah

perusahaan dan menyatakan bahwa strategi tingkat usaha merupakan hasil dari

(25)

Gambar 2.1

Lima Kekuatan Kompetitif Porter

Sumber : L. Darf (2010:261)

1. Potensi Pesaing Baru

Dari strategi kompetitif ini, para pemain di strategi yang sama harus

memiliki sasaran, peluang dan sumber daya yang dapat menunjang posisi

perusahaan dalam persaingan. Perusahaan harus mampu menggunakan

kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan. Keseriusan dari

ancaman pendatang baru yang potensial tergantung dari dua faktor,

rintangan untuk masuk dan reaksi dari perusahaan yang lebih dahulu

kepada pendatangnya. Ada beberapa jenis dari rintangan saat pendatang Potensi pesaing

baru

Persaingan

antarkompetitor Ancaman produk

pengganti

Daya tawar

pembeli

Daya tawar

(26)

baru masuk: dari segi ekonomi, biaya dan sumber daya, pengalaman,

ketidakmampuan pandatang baru dalam menggunakan teknologi,

preferensi brand tertentu dan kesetiaan pelanggan, besarnya modal yang

dibutuhkan, kerjasama dengan para distributor yang minim, peraturan

kebijaksanaan, pembatasan strategi dan transaksi internasional.

2. Daya Tawar Pembeli

Tekanan persaingan dari pihak pembeli kuat ketika pembeli mampu

melaksanakan pembelian dan meningkatkan kekuatan tawar-menawar

melebihi harga, kualitas, service atau atribut lainnya dalam penjualan

tersebut. Kekuatan tawar-menawar pembeli lemah jika harga untuk

berpindah ke produk pengganti mahal. Biasanya kekuatan tawar

menawar pembeli meningkat jika:

a. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar

b. Produk yang dibeli adalah produk tidak terdiferensiasi

c. Pembeli memperoleh laba yang rendah

d. Produk tidak terlalu penting untuk pembeli

e. Pembeli mendapatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk

membuat produk industri

3. Daya Tawar Pemasok

Tekanan persaingan dari pihak penyedia kuat atau lemah tergantung

dari apakah penyedia dapat melaksanakan kekuatan tawar-menawar

yang cukup mempengaruhi hubungan dan kondisi untuk menyediakan

barang yang diminati, dan dapat memperluas kolaborasi penyedia-

(27)

menawar jika:

a. Didominasi oleh sedikit perusahaan

b. Produknya unik

c. Industri tersebut bukanlah pelanggan penting dari pemasok

d. Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi ke hilir

4. Ancaman Produk Pengganti

Ancaman dari barang pengganti kuat ketika barang pengganti sudah

siap tersedia dan memiliki harga yang menarik dan relatif lebih rendah

dari barang yang sudah ada dan terjangkau oleh pelanggan, pelanggan

merasa barang pengganti tersebut dapat dibandingkan atau memiliki

karakteristik yang lebih baik dan biaya yang dikeluarkan untuk produk

pengganti tersebut murah.

5. Persaing Antarkompetitor

Dalam intensitas persaingan yang terjadi dalam strategi tersebut, strategi

yang terbaik dari sebuah perusahaan tergantung pada kemampuan

kompetitif dan strategi yang dimiliki oleh perusahaan strategi. Seperti

keadaan saling tergantung strategi dimanapun sebuah perusahaan membuat

strateginya untuk dapat dilaksanakan, perusahaan strategi sering membuat

langkah pembalasan dengan cara membuat benteng pertahanan

ataupun penyerangan baliknya. Intensitas persaingan antarperusahaan

merupakan fungsi dari beberapa strategi:

a. Ada beberapa pesaing yang seimbang

b. Pertumbuhan industri yang lambat

(28)

d. Pertambahan kapasitas yang tinggi

e. Pesaing yang berbeda – beda (Kolomilmu.com).

2.2 Manajemen Strategi

2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi (strategic management) dapat diartikan sebagai

penentuan serangkaian keputusan dan tindakan yang menyangkut arah perjalanan

perusahaan di masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan,

pengelolaan sumberdaya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat

yang benar, yang dimaksud untuk pencapaian sasaran-sasaran (Pardede, 2011:

23). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa yang mula-mula harus ditetapkan

dalam manajemen strategik adalah arah perusahaan di masa depan. Arah ini dapat

berupa, misalnya, jenis usaha dalam mana perusahaan melakukan kegiatan.

Setelah arah ini dirumuskan dengan jelas, para pengelola perusahaan kemudian

harus menetapkan dan merumuskan keputusan-keputusan tentang apa yang dapat

dilakukan. Keputusan-keputusan itu juga harus menjelaskan jumlah dan jenis

sumber daya yang dibutuhkan serta cara terbaik untuk mendayagunakannya.

Semua keputusan tersebut harus diarahkan pada pencapaian sasaran perusahaan.

Sasaran-sasaran ini dapat berupa tujuan dan misi yang sudah ditetapkan

sebelumnya.

Manajemen strategi dapat diberlakukan pada semua perusahaan mulai dari

perusahaan-perusahaan kecil (seperti rumah makan kecil dan bengkel las) hingga

perusahaan-perusahaan besar (seperti perusahaan pembuat mobil dan bank-bank

(29)

dan panti asuhan) hingga lembaga-lembaga pencari laba (seperti hotel-hotel besar

dan pusat perbelanjaan); dan mulai dari perusahaan-perusahaan swasta (seperti

Indofood dn Toyota) hingga perusahaan-perusahaan milik negara (seperti PT

Perkebunan Nusantara dan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia).

2.2.2 Ciri-Ciri Manajemen Strategi

1. Mempengaruhi Setiap Tingkat Manajemen

Putusan-putusan yang dihasilkan melalui suatu rangkaian kegiatan

manajemen mulai dari manajemen tingkat tertinggi hingga manajemen

tingkat terendah. Namun demikian pemberlakuan putusan-putusan

strategik haruslah merupakan tanggung jawab manajemen tingkat

tertinggi. Karena putusan-putusan strategik didasarkan pada tujuan dan

misi perusahaan, dan karena tujuan dan misi perusahaan dirumuskan oleh

manajemen tingkat tertinggi, maka manajemen tingkat tertinggilah yang

benar-benar mengerti pemberlakuan dan akibat pemberlakuan

putusan-putusan strategik tersebut. Ini berarti bahwa setiap hal yang berkaitan

dengan pembuatan putusan-putusan strategik haruslah menjadi ‘urusan’

manajemen tingkat tertinggi.

2. Menimbulkan Pengaruh Dalam Jangka Panjang

Pembuatan putusan-putusan strategik dapat dilakukan dalam waktu

singkat, tetapi masa berlakunya pada perusahaan bisa saja meliputi suatu

masa yang panjang. Misalnya sebuah perusahaan memberlakukan suatu

putusan strategik, yaitu pembuatan barang baru. Keputusan ini akan

berlaku dalam jangka panjang tanpa mempersoalkan keberhasilannya.

(30)

apabila keputusan itu tidak berhasil, perusahaan harus mengubah hidupnya

dengan membuat keputusan baru.

3. Berwawasan Masa Depan

Putusan-putusan strategik yang dimaksud sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan di masa depan. Oleh sebab itu pembuatan putusan-putusan

strategik haruslah didasarkan pada keterangan-keterangan yang

menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan,

dan kelemahan yang akan berlaku bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan

harus membuat perkiraan atau peramalan tentang apa yang akan terjadi di

masa depan. Dengan memiliki keterangan-keterangan tentang masa depan

maka perusahaan sudah siap untuk membuat putusan-putusan strategik.

Putusan-putusan strategik itu sendiri akan mengakibatkan perubahan pada

perusahaan dari keadaan yang sedang berlaku saat ini menjadi keadaan

yang diinginkan untuk berlaku di masa yang akan datang.

4. Mempengaruhi Seluruh Bagian Perusahaan

Perusahaan terdiri dari berbagai bagian yang satu sama lain berkaitan dan

saling mempengaruhi. Perubahan pada salah satu bagian akan

mempengaruhi bagian-bagian lain berarti mengharuskan perubahan pada

bagian-bagian lain itu. Apabila putusan strategik diberlakukan pada satu

atau beberapa bagian tersebut maka seluruh bagian lain tentu saja akan

terpengaruh. Dengan kata-kata lain setiap putusan strategik akan

mempengaruhi seluruh bagian perusahaan meskipun pemberlakuannya

(31)

5. Berwawasan Terbuka

Setiap kegiatan yang dilaksankan serta prestasi yang terwujud di dalam

perusahaan selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di luar

perusahaan itu. Di pihak lain berbagai hal yng terjadi di luar perusahaan

juga akan dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam

perusahaan. Dengan kata-kata lain putusan-putusan strategik itu

berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dapat dipengaruhi

oleh lingkungan luar perusahaan.

6. Memberikan Kerangka Pengambilan Putusan Pada Manajeman Tingkat Yang Lebih Rendah

Menajemen tingkat tertinggi merupakan pihak yang tanggung jawabnya

paling besar atas jalannya organisasi atau perusahaan. Seluruh kegiatan

yang dilaksankan di dalam perusahaan, mulai dari manajemen tingkat

tertinggi hingga manajemen tingkat terendah merupakan tanggung jawab

manajemen tingkat tertinggi. Namun demikian bukan tidak sering terjadi

bahwa manajemen tingkat lebih rendah harus membuat berbagai

keputusannya dalam kegiatannya sehari-hari. Pembuatan tujuan ini tentu

saja tidak boleh menyimpang dari tujuan, misi, falsafah, kebijakan, dan

sasaran strategik perusahaan. Apabila semua putusan strategik ini sudah

dirumuskan dan sudah disebarluaskan ke setiap bagian perusahaan maka

bagi manajemen tingkat yang lebih rendah tidak lagi sulit untuk membuat

putusan yang tidak bertentangan dengan ‘keinginan’ manajemen tingkat

(32)

kerangka bagi pembuatan putusan-putusan pada manajemn tingkat yang

lebih rendah.

7. Membutuhkan Sumberdaya

Putusan-putusan strategik yang mengarah pada ‘penambahan’ atau

pengembangan sudah pasti membutuhkan penambahan atau

sekurang-kurangnya penggantian berbagai jenis sumberdaya. Dengan kata-kata lain

manajemen strategi berarti panambahan sumberdaya-sumberdaya. Dalam

hal ini setiap putusan strategik yang dibuat membutuhkan

(33)

2.2.3 Proses Manajemen Strategis

Gambar 2.2

Proses Manajemen Strategis

Sumber : L. Daft (2010:253)

(34)

Gambaran umum proses manajemen strategi diperlihatkan pada gambar

2.2. Proses ini diawali dengan evaluasi yang dilakukan para manajer terhadap

posisi perusahaan sekarang terkait misi, tujuan, dan strateginya. Mereka kemudian

memindai lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta mengenali

faktor-faktor strategis yang perlu diubah. Berbagai peristiwa di lingkungan internal

maupun eksternal menandakan perlunya mengubah misi atau tujuan, atau

perlunya merumuskan strategi baru ditingkat perusahaan, usaha, dan fungsi.

Langkah terakhir proses manajemen strategis adalah menerapkan strategi baru.

2.3 Pengembangan Usaha

Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business

development), seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan

pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap pengembangan usaha

sebagai berikut (Solihin, 2006:123) :

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada

mulanya berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki oleh seorang

wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul

setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dan adanya sense of business

yang kuat dari seorang wirausahawan.

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang

akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya,

(35)

usaha yang merupakan penerjemahan lebih lanjut ide usaha ke dalam

matra-matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usah tersebut

dapat dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian kelayakan ide usaha

secara formal (melalui studi kelayakan) maupun yang dilakukan secara

informal ( misalnya melalui focus group discussion). Ide tersebut akan

berubah menjadi konsep usaha apabila ide usaha yang bersifat global ini

ditambahkan matra-matra bisnis lain yang relevan. Dengan memperjelas

ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin

memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha,

karena ide-ide usaha tersebut menjadi semakin jelas wujud bisnisnya.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya

ekonomi (uang, tenaga kerja, material, dan lain sebagainya) untuk

memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama dari

perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan

adalah perhitungan proyeksi rugi-laba (proforma income statement) dari

bisnis yang akan dijalankan. Proforma income statement merupakan

income statement yang disusun berdasarkan perkiraan asumsi usaha yang

akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan income statement

disusun dengan menggunakan data-data historis (data-data transaksi

keuangan yang telah terjadi). Wirausahawan akan tergerak untuk

menginvestasikan waktu, uang, dan sumber daya lain yang bisa dia

(36)

4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha

Rencana usaha yang telah dibuat, baik secara rinci maupun secara global,

tertulis maupun tidak tertulis, selanjutnya akan diimplementasikan dalam

pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi

pelaksanaan usaha yang dilakukan seorang wirausahawan. Dalam kegiatan

implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan

berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga

kerja untuk menjalankan kegiatan usaha. Berdasarkan proses evaluasi

dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang

telah dibuat dalam perencanaan usaha, seorang wirausahawan dapat

mengetahui apakah bisnis yang dia jalankan dapat mencapai target yang

diinginkan atau tidak, Apakah usaha yang dijalankan bertambah maju,

stagnan, atau bahkan mengalami kemunduran.

Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan

memperoleh umpan balik (feedback) yang dapat digunakan untuk

melakukan berbagai perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha,

penetapan tujuan-tujuan dan strategi-strategi usaha yang baru atau

melakukan berbagai tindakan koreksi (corrective action).

2.4 Strategi Mengembangkan Usaha

Usaha tidak akan berkembang secara maksimal jika masih menggunakan

cara biasa. Anda perlu melakukan terobosan baru untuk membuat konsumen lebih

tertarik kepada bisnis Anda dan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis.

(37)

membutuhkan sentuhan ide inovatif untuk membuatnya selangkah lebih maju dari

kompetitor. Untuk mengembangkan bisnis Anda dengan lebih cepat dan mudah,

Anda bisa menerapkan delapan strategi inovatif dan kreatif berikut ini.

1. Beri Diskon Khusus

Diskon adalah hal yang kerap digunakan untuk meningkatkan penjualan

produk. Tetapi, Anda perlu jeli dalam memberikan diskon kepada

konsumen. Tidak semua konsumen tertarik pada diskon. Berilah diskon

khusus yang diberikan hanya pada jangka waktu tertentu sehingga mereka

lebih termotivasi untuk membeli produk. Namun, berilah diskon yang

wajar dan tidak terlalu memberatkan Anda.

2. Buat Produk Menjadi Lebih Menarik

Buatlah produk menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Untuk

menarik minat konsumen terhadap produk Anda, gunakanlah sentuhan ide

kreatif. Daya tarik tidak selalu ada pada produk itu sendiri. Daya tarik bisa

ditemukan dalam kemasan atau strategi pemasaran untuk produk tersebut.

3. Buatlah Inovasi Baru

Jangan pernah berhenti untuk memberikan inovasi baru kepada konsumen.

Inovasi tidak selalu identik dengan hal yang benar-benar baru. Inovasi bisa

lahir dari produk lama yang dimodifikasi sedikit sehingga mampu

memberikan nuansa atau kesan baru bagi konsumen.

4. Beri Layanan Prima Untuk membuat Konsumen Loyal

Bisnis apapun bisa berkembang selama konsumennya diperlakukan

dengan baik. Buatlah konsumen loyal kepada produk Anda dengan

(38)

Rekomendasi dari konsumen adalah promosi gratis yang bisa Anda

manfaatkan untuk menggenjot penjualan produk.

5. Jalin Kemitraan Dengan Pebisnis Lain

Untuk mengembangkan bisnis, Anda perlu menjalin kerjasama saling

menguntungkan dengan pebisnis lain. Dalam menjalin kerjasama, Anda

perlu mengetahui hak-hak yang harus dipenuhi oleh kedua pihak. Jangan

sampai mengecewakan mitra Anda dan membuatnya enggan untuk

bekerjasama.

6. Terapkan Strategi Marketing Yang Beda

Tampil beda adalah salah satu cara untuk menarik perhatian. Gunakanlah

strategi marketing yang lain daripada yang lain untuk membedakan Anda

dengan kompetitor. Bisnis akan lebih mudah untuk dikenali konsumen.

7. Jangan Takut Untuk Menghadapi Tantangan Apapun

Bisnis selalu identik dengan tantangan. Keuntungan yang Anda dapatkan

dari bisnis sangat ditentukan oleh keberanian Anda dalam mengambil

tantangan. Jika Anda enggan untuk mengambil risiko, hasil yang

didapatkan tidak akan besar dan bisnis tidak berkembang.

8. Buatlah website

Website adalah syarat utama untuk berbisnis di era informasi. Bantu

konsumen untuk menemukan bisnis Anda di internet. Luangkan sedikit

waktu untuk membangun website dan meningkatkan trafiknya

(39)

2.5 Pupuk

2.5.1. Pengertian Pupuk

Pengertian pupuk secara umum ialah: Suatu bahan yang bersifat organik

ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ketanaman, dapat

memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan

bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dapat mengubah

sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah. Penambahan bahan kapur

ke tanah yang asam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi

tanah dan penambahan bahan lainnya (ameliarosi). Disini pasir dan kapur

termasuk bahan pupuk dalam arti yang luas. Pemupukan berarti: cara-cara atau

metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk atau unsur

hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman yang normal (Madjid dkk, 2010:181).

2.5.2 Klasifikasi Pupuk

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002:126), pupuk dalam arti luas

dikalasifikasikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan asalnya:

1. Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan

bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk

(40)

2. Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP,

urea, rustika, dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan

mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia.

b. Berdasarkan senyawanya:

1. Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik.

Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk

kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk

organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan

sejenis apatit.

2. Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik.

Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

c. Berdasarkan fasanya:

1. Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan

beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.

2. Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya

dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini

disemprotkan ke daun.

d. Berdasarkan cara penggunaannya:

1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih

dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan kedalam

(41)

e. Berdasarkan reaksi fisiologisya:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila

diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah lebih asam (pH

menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila

diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik,

misalnya pupuk chili saltpeter, calnitro, dan kalsium sianida.

f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk

urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya dipentingkan P

saja.

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara

tanaman. Misalnya NPK.

g. Berdasarkan macam hara tanaman:

1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja,

misalnya NPK, nitrophoska dan gandasil.

2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja,

misalnya mikrovet, mikroplek dan metalik.

3. Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan dan

(42)

2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal

2.6. 1 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan terdiri atas lingkungan

eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro

terdiri atas:

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.

2. Lingkungan Ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana

suatu perusahaan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara

relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam

perencanaan strategiknya setiap organisasi-perusahaan harus

mempertimbangkan arah tren atau pasar.

3. Lingkungan Politik dan Hukum

Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama

bagi para manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan.

Lingkungan politik dan hukum mencakup faktor-faktor yang dikendalikan

oleh pemerintah. Unsur dalam parameter utamanya adalah ideologi

politik pemerintahan, stabilitas pemerintahan, jumlah dan kekuatan partai

politik, program kerja partai politik, sikap pemerintah terhadap dunia

industri, kelompok-kelompok lobbi, hukum dan peraturan perundangan,

(43)

4. Lingkungan Sosial-Budaya

Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja

perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta gaya

hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi

kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku

bangsa, dan ras serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol

status dan keyakinan agama.

5. Lingkungan Teknologi

Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai

produk dan pasar baru, tetapi terkadang juga menjadi alasan utama

menurunnya berbagai produk dan pasar. Teknologi dapat mempunyai

pengaruh penting pada kinerja industri.

6. Lingkungan Demografi

Evolusi atau perubahan populasi penduduk merupakan faktor kunci

lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung berdampak pada

pasar konsumen dan mepengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi lainnya

(Jatmiko, 2003:38).

sedangkan lingkungan eksternal mikro terdiri atas :

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of Enrty)

Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah

kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan

(44)

2. Kekuatan Pemasok (Powerful of Suppliers)

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk

memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan.

Organisasi di dalam satu industri bersaing antar satu dengan lainnya untuk

mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal.

3. Kekuatan Pembeli/ Pelanggan (Power of Buyers)

Pembeli atau pelanggan disini terdiri dari pelanggan individual dan

pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa

perantara pelanggan antar industri atau perusahaan yang menjual secara

langsung kepada konsumen akhir.

4. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan

akan mengurangi keuntungan perusahaan

5. Analisis Pesaing

Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah

organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar

yang memberikan peluang-peluang keuntungan.

2.6.2 Faktor- Faktor Lingkungan Internal

1. Aspek Pemasaran

Pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai proses penentuan

pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dan

(45)

2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang

terbaik kekuatan atau posisi persainganperusahaan dan menjadi daya

tarik utama bagi para investor.

3. Aspek Produksi/ Operasi dan Penelitian Pengembangan

Fungsi produksi/operasi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas

yang merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa . Manajemen

produksi/ operasi memperlakukan masukan (input), mentransformasi,

dan keluaran (output) sangat beragam diantara industri-industri dan

pasar. Operasi perusahaan manufaktur merubah masukan seperti bahan

mentah, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas lainnya menjadi

barang jadi dan jasa. (Jatmiko, 2003:68).

2.7 Analisis SWOT

2.7.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009: 20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan

peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan ancaman (Threats).

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan

eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strenghts dan Weakness serta

(46)

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities)

dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness).

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peuang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

a. IFAS, internal Strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

(47)

b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities dan threaths.

c. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

d. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

e. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatkan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

f. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009:21), proses penyusunan perencanaan strategis

melalui tiga tahap analisis, yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini bukan sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga

merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data dan pra-analisis. Pada

(48)

internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan

seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis

pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan tertentu.

Data internal diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan

keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan

operasional dan laporan kegiatan pemasaran. Metode yang dipakai dalam

tahap ini adalah matriks faktor internal strategi Internal Factor Analysis

Summary (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal Eksternal Factor

Analyis Summary (EFAS).

2. Tahapan Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh

terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah

menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total

IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan

memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar

terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT

untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Menurut Travers dalam buku Umar (2001:22),

metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah

berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala tertentu. Sedangkan menurut Gay dalam buku Umar (2001:22), metode

deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada

waktu sedang berlangsungnya riset.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi

dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal

adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus

penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang

akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian,

informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti: (1) informan kunci,

yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

(50)

terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; (3) informan tambahan, yaitu

mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam

interaksi sosial yang diteliti. (Suyanto, 2005:171).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci 1 orang yaitu

pemilik usaha UD. Siganupari, informan utama 2 orang yaitu karyawan (suami

dan anak) dari pemilik usaha.

3.4 Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dan sekelompok fenomena tertentu, hingga

dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (singarimbun,

1995:45). Dengan adanya konsep akan mempermudah memahami dengan jelas

variabel yang diteliti. berdasarkan defenisi dari para ahli diatas, maka penulis

mengemukakan defenisi konsep sebagai berikut:

1. Strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan sebuah perusahaan untuk

mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari dan memahami

lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal

(peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap bertahan (survive).

2. Manajemen adalah teknik atau cara yang dilakukan manajer untuk

mengatur sebuah organisasi melalui proses planning, organization,

actuating dan controlling.

3. Manajemen Startegis adalah serangkaian cara dalam proses pengambilan

keputusan yang tepat bagi organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran

(51)

4. Pengembangan usaha adalah teknik yang dilakukan oleh seorang

wirausaha dengan mengorbankan tenaga, uang, waktu dan skill yang

dimiliki untuk mendapatkan keuntungan melalui usaha yang

dikembangkannya.

5. Pupuk adalah senyawa kimia yang dapat memperbaiki unsur hara tanah

sehingga dapat membantu kelangsungan hidup tanaman.

6. Analisis SWOT adalah analisis dengan mengamati lingkungan internal dan

lingkungan eksternal perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan maupun

peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi yang tepat digunakan oleh

perusahaan di dalam menghadapi persaingan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan

oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan

data tersebut sebelumnya tidak ada (Juliandi, 2013:67). Data primer dalam

penelitian ini dikumpulkan melalui:

a. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang lain.

Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan

yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti

memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.

(52)

2011:51). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara

secara langsung kepada pemilik usaha.

b. Observasi, yaitu teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si

peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek

penelitiannya. Instrumen yang digunakan dapat berupa lembar

pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya (Umar, 2011:51).

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian secara langsung

untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi UD. Siganupari.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti

guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi

oleh pihak lain (Juliandi, 2013:67). Data sekunder dalam penelitian ini

dikumpulkan melalui:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, jurnal, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas di dalam penelitian.

b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di

lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan

obyek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Menurut Moleong (2006:247) teknik analisa data kualitatif dilakukan

(53)

terkumpul, menyusun dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap

berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dan menganalisis

dengan kemampuan nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Untuk

membantu penulis dalam menganalisis data yang telah diperoleh, maka peneliti

menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan strengths dan opportunities, namun

secara bersamaan dapat meminimalkan weakness dan threats.

Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi altenatif yang akan

membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahan. Pada

tahap ini dilakukan melalui matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan

Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan

peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal,

yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal

Factors Analysis Summary (IFAS):

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta

kelemahan perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari

1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis

perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi

(54)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi

perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif

(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai

dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang

bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar

sekali, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan

rendah, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa

skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1

(poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan

mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor

pembobotannya dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total

ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

Gambar

Gambar 2.1
 Proses Manajemen StrategisGambar 2.2
 Matriks SWOTTabel 2.1
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Decolouration and degradation of textile waste water can be carried out either by coagulation, irradiation, combination of irradiation with variation of pH and combination

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakterisitk morfologi Sungai Putih sebelum erupsi Merapi tahun 2010, debit aman maksimum yang dapat ditampung Sungai

Musharakah. •   Walaubagaimanapun, dari perspektif undang-undang berdasarkan amalan standard di Malaysia, pihak yang terbabit di dalam Musharakah akan bersetuju

2.1 Semua murid terlibat dan mengambil bahagian dalam pertandingan membuat kad ucapan Hari Raya Aidilfitri yang mengandungi nilai-nilai Pendidikan Moral.. Hadiah disediakan untuk

Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi

nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (tidak nyaman terhadap luka dekubitus). Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama

Pada umumnya orangtua atau keluarga pasien dengan hipospadia mengeluh dengan kondisi anaknya karena penis yang melengkung kebawah dan adanya lubang

Ketiga , individual stressor , terkait dengan karakteristik yang dimiliki masing-masing individu dalam memandang lingkungannya.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh