Strategi Pengembangan Usaha Pupuk
(Studi pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
Afrina Margaretha Gurning 100907055
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah jawa, Kabupaten Simalungun) Nama : Afrina Margaretha Gurning
NIM : 100907055
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
Bisnis pupuk merupakan bisnis yang sangat menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis pupuk ini menjadi bisnis yang menarik di daerah tanah jawa, karena wilayah/ daerahnya masih didominasi oleh lahan pertanian. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu 1 informan kunci dan 2 informan utama.
Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF FERTILIZER ( Studies at UD . Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III
Subdistrict Tanah Jawa , District Simalungun ) Name : Margaretha Afrina Gurning
NIM : 100907055
Prodi : Business Administration
Faculty : Faculty of Social and Political Science Supervisor : M. Arifin Nasution, S.Sos,M.SP
Fertilizer business is a very promising business if the business location support. The fertilizer business into a business interest in the land area of Tanah awa, because the area/ region is still dominated by agricultural land. In business, an entrepreneur must consider the strengths and weaknesses, and the opportunities and threats that exist. It aims to find the right business development strategies for UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.
Formulation of the problem in this study is How fertilizer business development strategy at UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Tanah jawa Subdistrict district Simalungun. This study aims to Determine the business development strategy UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.
The method used is descriptive qualitative method . Data were obtained from observations, interviews, library research and study documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants numbered 3 namely 1 key informant 2 the main informants.
The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun. is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia
yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Niaga/ Bisnis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun
sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan pengetahuan
dan kemampuan penulis di masa yang akan datang.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan
selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku pembimbing yang telah
4. Ibu Siswati S.Sos, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam sminar proposal
yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.
5. Bapak Farid, SH yang telah membantu penulis dalam administrasi selama
perkuliahan hingga selesai dari akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu,
motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.
7. Kepada kedua orang tua yang saya cintai dan saya banggakan (E. Gurning/
M. br. Hutagaol) dan adik saya Rony Gurning yang senantiasa
memberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan moril maupun
materil dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini.
8. Ibu M. Hutagaol selaku pemilik usaha dan karyawan UD. Siganupari di
Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga, bantuan dan informasi
kepada penulis selama dalam penelitian.
9. James Reinhat Sinaga yang senantiasa mendukung dan member motivasi
selama penulis mengerjakan skripsi ini.
10.Seluruh teman kos jln. Jamin Ginting Lorong IX No. 712B Padang Bulan
Medan yang senantiasa menduku penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
11.Ricky Malber Sihaloho yang senantiasa membantu dan member masukan
kepada penuis selama mengerjakan skripsi ini.
12.Sahabat-sahabat saya Teti Bethesda sagala, lamtiurma Sitanggang, Meriau
Depari, Abdianta Parangin-Angin, Yayan Felix Simangunsong atas
kerjasama dan kebersamaannya selama ini.
13.Teman- teman Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.
14.Semua pihak yang telah membantu saya sehingga skripsi ini selesai.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan.
Medan, April 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
2.1.1 Pengertian Strategi ... 8
2.1.2 Tipe-tipe Strategi ... 9
2.1.3 Cara Merumuskan Strategi ... 10
2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha ... 11
2.2 Manajemen Strategi ... 15
2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 15
2.2.2 Ciri-ciri Manajemen Strategi ... 16
2.2.3 Proses Manajemen Strategi ... 20
2.3 Pengembangan Usaha ... 21
2.4 Strategi Mengembangkan Usaha ... 23
2.5 Pupuk ... 26
2.5.1 Pengertian Pupuk ... 26
2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal ... 29
2.6.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal ... 29
2.6.2 Faktor-faktor Lingkungan Internal ... 31
2.7 Analisis SWOT ... 32
2.7.1 Pengertian Analisis SWOT ... 32
2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategi Melalui Analisis SWOT ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Bentuk Penelitian ... 36
3.2 Lokasi Penelitian ... 36
3.3 Informan Penelitian ... 36
3.4 Defenisi Konsep ... 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.6 Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 47
4.1 Deskripsi Usaha ... 47
4.3.2 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ... 65
4.3.3 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ... 67
4.4 Pembahasan ... 75
BAB V PENUTUP ... 78
5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Saran ... 78
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks SWOT ... 33
Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary ... 42
Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary ... 44
Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS + EFAS) ... 44
Tabel 4.1 Daftar Harga Pupuk ... 54
Tabel 4.2 Identitas Informan ... 56
Tabel 4.3 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ... 66
Tabel 4.4 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ... 68
Tabel 4.5 Matriks IFAS + EFAS ... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lima Kekuatan Kompetitif Porter ... 12
Gambar 2.2 Proses Manajemen Strategis ... 20
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT ... 45
Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Siganupari... 51
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah jawa, Kabupaten Simalungun) Nama : Afrina Margaretha Gurning
NIM : 100907055
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
Bisnis pupuk merupakan bisnis yang sangat menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis pupuk ini menjadi bisnis yang menarik di daerah tanah jawa, karena wilayah/ daerahnya masih didominasi oleh lahan pertanian. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu 1 informan kunci dan 2 informan utama.
Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF FERTILIZER ( Studies at UD . Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III
Subdistrict Tanah Jawa , District Simalungun ) Name : Margaretha Afrina Gurning
NIM : 100907055
Prodi : Business Administration
Faculty : Faculty of Social and Political Science Supervisor : M. Arifin Nasution, S.Sos,M.SP
Fertilizer business is a very promising business if the business location support. The fertilizer business into a business interest in the land area of Tanah awa, because the area/ region is still dominated by agricultural land. In business, an entrepreneur must consider the strengths and weaknesses, and the opportunities and threats that exist. It aims to find the right business development strategies for UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.
Formulation of the problem in this study is How fertilizer business development strategy at UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Tanah jawa Subdistrict district Simalungun. This study aims to Determine the business development strategy UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.
The method used is descriptive qualitative method . Data were obtained from observations, interviews, library research and study documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants numbered 3 namely 1 key informant 2 the main informants.
The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun. is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pertanian pada dasarnya dapat diartikan dalam arti sempit dan arti luas.
Dalam arti yang sempit, pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam. Dalam
arti yang luas, pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta
produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan
dan hewan (wikipedia. org). Pertanian merupakan salah satu komoditas unggulan
Negara Indonesia. Dimana pertanian banyak menopang perekonomian Indonesia.
Salah satunya dari segi pendapatan devisa Negara. Kualitas produk-produk hasil
pertanian Indonesia banyak yang di ekspor ke luar negeri sebagai sumber
penghasilan Negara. Namun, yang menjadi masalah besar di Indonesia adalah
banyak komoditas pertanian yang diekspor tetapi sampai saat ini Indonesian
masih juga mengimpor bahan pangan seperti beras dari Negara lain.
Indonesia merupakan negara agraris. Hal ini terbukti mayoritas penduduk
Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebagai negara agraris,
Indonesia diharapkan mampu mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri.
Namun kenyataannya, Indonesia masih mengimpor dari luar negeri. Tidak hanya
beras sebagai makanan pokok yang diimpor, tetapi bahan pangan lainnya seperti
gandum, kedelai, dan jagung. Petani Indonesia juga masih banyak yang hidup
dalam kemiskinan padahal petani merupakan sentra produksi pangan bahkan tidak
pertanian. Tetapi petani Indonesia belum bisa sejahtera. Penggunaan sarana
produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
peningkatan produksi pertanian. Penggunaan sarana produksi yang sesuai dan
tepat akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Adapun sarana produksi yang dibutuhkan antara lain bibit
atau benih yang unggul, pupuk yang sesuai, pestisida dan alat-alat pertanian
lainnya. Pupuk merupakan salah satu komponen input produksi yang berperan
penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Untuk
mendukung program di sektor pertanian tersebut, maka dapat menjadi peluang di
sektor perdagangan dalam hal ini yaitu usaha kios pupuk.
Dalam perekembangannya usaha kios pupuk menjadi sangat penting di
dalam membantu kelancaran distribusi pupuk. Terlebih lagi saat pemerintah
mengeluarkan kebijakan sistem distribusi tertutup dengan menggunakan RDKK
(Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang melibatkan kios pupuk selaku
pengecer, menjadi lembaga pemasaran penyalur pupuk bersubsidi. Dengan
kebijakan tersebut mengharuskan setiap kios pupuk untuk mendaftar sebagai kios
resmi untuk akhirnya bisa ditunjuk menjadi penyalur resmi pupuk bersubsidi.
Kios pupuk UD. Siganupari yang berada di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun telah berdiri pada tahun 2008.
UD adalah suatu bentuk usaha yang kegiatannya yaitu membeli dan menjual
barang tanpa mengolahnya terlebih dahulu dengan tujuan memperoleh laba.
UD. Siganupari merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang penjualan
pupuk langsung kepada konsumennya. Usaha ini menyediakan berbagai jenis
bersubsidi pada tahun 2009. Adapun pupuk subsidi antara lain urea, ZA, NPK
Phonska, SP-36 dan organik. Sedangkan pupuk non subsidi antara lain KCL, SS
Mahkota, SS Merauke, TSP Mahkota, TSP Merauke, NPK Mutiara, dolomite,
TSM dan garam kotor . Selain itu, UD. Siganupari juga menjual pestisida, bibit
dan alat-alat pertanian yang dapat menunjang keberlangsungan siklus pertanian
sawah, jagung, sayuran dan sawit di daerah Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun. Melihat lokasi usaha ini, UD. Siganupari sangat
berpotensi untuk berkembang karena sebagian besar lahan di desa Tanjung Pasir
ini digunakan sebagai lahan pertanian. Usaha ini terletak di tengah areal pertanian
sawah. Sehingga lebih dekat dengan sawah para petani. Pada saat petani
melakukan proses pembelian pupuk, petani tidak perlu lagi pergi jauh membeli
pupuk untuk tanaman mereka. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi para
petani karena dapat menghemat biaya transportasi.
UD. Siganupari bila dibandingkan dengan pesaing sejenis lainnya yang
masih berada dalam satu kawasan UD. Siganupari ini merupakan usaha yang
cukup potensial karena berada cukup jauh dari para pesaingnya (sekitar 2 Km).
dan didukung oleh lokasi yang strategis karena berada di tepat pinggir pasar besar
dan terletak di daerah persawahan sehingga memudahkan para petani untuk
menemukan lokasi kios pupuk tersebut serta dapat menghemat biaya transportasi
karena posisi usaha yang dekat dengan areal persawahan petani sehingga dapat
dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Selain itu, UD.Siganupari juga memiliki
pelayanan yang unik yang tidak dimiliki oleh pesaingnya yaitu menyuguhkan
minuman bagi para pelanggannya (petani) sembari menunggu pesanan pupuk
UD. Siganupari ini merupakan kios pupuk paling muda diantara kios-kios
pupuk lainnya yang berada di daerah tersebut. Sehingga kios pupuk pesaing
(seperti UD.Nunut, UD. Miduk dan UD. BPJ) lebih dikenal oleh penduduk di
daerah tersebut ditambah lagi kios pesaing terletak di daerah yang banyak
penduduknya (jln. Sisingamangaraja kecamatan pekan tanah jawa) dimana
penduduk penduduk akan selalu mengunjungi tempat ini setiap pekannya (senin
dan kamis) untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sehingga secara tidak
langsung penduduk akan lebih sering melihat kios pupuk pesaing yang ada di
pekan tanah jawa tersebut. Jika dilihat dari segi kekuatan dan keunikan usaha,
UD. Siganupari memiliki potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
semakin berkembang.
Berdasarkan pengamatan penulis, usaha ini belum mampu mengelola
kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal untuk mencapai laba yang
maksimal. Adapun usaha yang dilakukan sebuah perusahaan atau usaha bisnis
untuk mengembangkan usahanya adalah dengan membuat strategi pengembangan
bisnis. Strategi pengembangan bisnis dapat dilakukan melalui analisis lingkungan
internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Adapun lingkungan internal terdiri
dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness) dan lingkungan eksternal terdiri
dari peluang (opportunities), ancaman (threat). Sehingga dalam hal ini UD.
Siganupari harus mampu memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki
serta meminimalkan kelemahan dan ancaman untuk mampu mengembangkan
usahanya dalam menghadapi persaingan.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian
Fitriani (2011) melakukan penelitian berjudul, “Strategi Pengembangan Kios
pertanian ( Studi Kasus Pada Kios Resmi Pertanian Mitra Tani Di Desa
Plosogeneng Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)”. Hasil penelitian
menunjukkan total keuntungan rata-rata yang didapatkan dari tiap pengadaan
produk sarana produksi pertanian (saprotan) adalah Rp 494.460,63. Pasar untuk
usaha diketahui berpotensi karena BPI lebih besar dai popoulasi. Alternatif
strategi usaha yang dirumuskan pada matriks SWOT kemudian dikuantitatifkan
dengan metode QSPM untuk mengetahui prioritas alternatif strategi yang lebih
didahulukan untuk diimplementasikan. Strategi yang dirumuskan berfokus pada
peningkatan kepuasan pembeli, peningkatan penjualan untuk meningkatkan
pendapatan dan berorientasi untuk membuka kios baru di daerah lain yang
berpotensi dan perbaikan kualitas manajemen tenaga kerja.
Yulie A.C Hutagalung (2013) melakukan penelitian berjudul “Strategi
Pengembangan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting
No.326 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan
untuk strategi pengembangan bisnis Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin
Ginting No. 326 Medan adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Ferroly Audiansyah (2008) melakukan penelitian berjudul “Analisis
SWOT pada Industri Kecil Penghasil Ulos di Tapanuli Utara”. Berdasarkan hasil
tersebut, penulis kemudian mengusulkan penggunaan strategi yang bersifat
defensif yaitu retrechmeni strategy yang meliputi turn around strategy,
divestment strategy dan liquidation strategy. Pada akhimya strategi ini akan
Rukmini (2011) melakukan penelitian berjudul “Analisis SWOT Dalam
Menentukan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Kamang Jaya Medan”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Rumah Makan Kamang Jaya menggunakan strategi
Marketing Mix. Strategi pemasaran yang digunakan sudah cukup baik akan tetapi
masih perlu dilakukannya evaluasi dalam strategi yang lebih tepat lagi untuk
perkembangan Rumah Makan Kamang Jaya. Akan tetapi Rumah Makan Kamang
Jaya sebaiknya menggunakan strategi differensiasi agar produk yang dihasilkan
menjadi produk yang berkualitas secara efektif kepada pelanggan.
Anggreni Sianipar (2013) melakukan penelitian berjudul “Strategi
Strength Weakness Opportunity Threats (SWOT) Dalam Peningkatan Volume
Penjualan Pada Minimarket Surya Swalayan Jl. Setia Budi Medan”. Berdasarkan
hasil penelitian menggunakan matriks SWOT yang memadukan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman minimarket, usaha ini berkembang dengan baik
dan mengalami peningkatan volume penjualan yang dapat dilihat dari omset yang
didapat oleh toko ini.
Melihat kondisi UD Siganupari dan penelitian sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dan menuangkannya dalam penulisan
skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi Pada UD.
Siganupari Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka yang
pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk Menentukan strategi
pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan
Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Bagi program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dapat memperkaya bahan
referensi penelitian dibidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis, berguna untuk meningkatkan dan menambah
pengetahuan serta wawasan peneliti dibidang pengembangan
usaha.
2. Bagi UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kec.Tanah jawa
Kabupaten Simalungun, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dan masukan bagi UD. Siganupari dalam
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian strategi
Menurut Jatmiko (2003:4), Strategi dideskripsikan sebagai suatu cara
dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan
peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber
daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada defenisi tersebut,
terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu
lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta tujuan yang
akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar
pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive.
Menurut Jauch dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003:5), mendefenisikan
strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan
keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
Menurut Allison dan Kaye (2004:3), strategi adalah prioritas atau arah
keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan
pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.
Menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Rangkuti (2009:4), Strategi
menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi
hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “ apa
yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kopetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu
mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Menurut porter dalam buku Rangkuti (2009:4), strategi adalah alat yang
sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari defenisi para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan
sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari
dan memahami lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan
eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap berthan
(survive).
2.1.2 Tipe-Tipe Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu,
strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis (Rangkuti, 2009:6).
1. Strategi Manajemen
Srategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.
Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
2. Strategi Investasi
Srategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan
yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi
bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi
divestasi, dan sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut startegi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.
Misalnya, strategi pemasaran, startegi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan
dengan keuangan.
2.1.3 Cara Perumusan Strategi
Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Mintzberg dalam
buku Hunger dan Wheelen (2003:48), mengemukakan bahwa misi, tujuan, dan
strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak.
Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan CEO dan
stafnya dalam perumusan strategi. Mintzberg menyebutkan tiga cara dasar:
pengusaha, adaptif, dan perencanaan.
1. Cara Wirausaha
Yaitu satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya
dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah
pertumbuhan perusahaan.
2. Cara Adaptif
Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi”, dan cara ini bercirikan
pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada
daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan yang baru. Banyak
persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya
terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam
langkah-langkah incremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di
universitas , rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah, dan yang
mengejutkan juga dipakai oleh sejumlah perusahaan besar.
3. Cara Perencanaan
Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan strategi.
Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan baru
yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif
terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik
digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan
berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.
2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha
Cara yang popular dan efektif untuk merumuskan strategi adalah lima
kekuatan dan strategi kompetitif porter. Michael E. Porter meneliti sejumlah
perusahaan dan menyatakan bahwa strategi tingkat usaha merupakan hasil dari
Gambar 2.1
Lima Kekuatan Kompetitif Porter
Sumber : L. Darf (2010:261)
1. Potensi Pesaing Baru
Dari strategi kompetitif ini, para pemain di strategi yang sama harus
memiliki sasaran, peluang dan sumber daya yang dapat menunjang posisi
perusahaan dalam persaingan. Perusahaan harus mampu menggunakan
kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan. Keseriusan dari
ancaman pendatang baru yang potensial tergantung dari dua faktor,
rintangan untuk masuk dan reaksi dari perusahaan yang lebih dahulu
kepada pendatangnya. Ada beberapa jenis dari rintangan saat pendatang Potensi pesaing
baru
Persaingan
antarkompetitor Ancaman produk
pengganti
Daya tawar
pembeli
Daya tawar
baru masuk: dari segi ekonomi, biaya dan sumber daya, pengalaman,
ketidakmampuan pandatang baru dalam menggunakan teknologi,
preferensi brand tertentu dan kesetiaan pelanggan, besarnya modal yang
dibutuhkan, kerjasama dengan para distributor yang minim, peraturan
kebijaksanaan, pembatasan strategi dan transaksi internasional.
2. Daya Tawar Pembeli
Tekanan persaingan dari pihak pembeli kuat ketika pembeli mampu
melaksanakan pembelian dan meningkatkan kekuatan tawar-menawar
melebihi harga, kualitas, service atau atribut lainnya dalam penjualan
tersebut. Kekuatan tawar-menawar pembeli lemah jika harga untuk
berpindah ke produk pengganti mahal. Biasanya kekuatan tawar
menawar pembeli meningkat jika:
a. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar
b. Produk yang dibeli adalah produk tidak terdiferensiasi
c. Pembeli memperoleh laba yang rendah
d. Produk tidak terlalu penting untuk pembeli
e. Pembeli mendapatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk
membuat produk industri
3. Daya Tawar Pemasok
Tekanan persaingan dari pihak penyedia kuat atau lemah tergantung
dari apakah penyedia dapat melaksanakan kekuatan tawar-menawar
yang cukup mempengaruhi hubungan dan kondisi untuk menyediakan
barang yang diminati, dan dapat memperluas kolaborasi penyedia-
menawar jika:
a. Didominasi oleh sedikit perusahaan
b. Produknya unik
c. Industri tersebut bukanlah pelanggan penting dari pemasok
d. Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi ke hilir
4. Ancaman Produk Pengganti
Ancaman dari barang pengganti kuat ketika barang pengganti sudah
siap tersedia dan memiliki harga yang menarik dan relatif lebih rendah
dari barang yang sudah ada dan terjangkau oleh pelanggan, pelanggan
merasa barang pengganti tersebut dapat dibandingkan atau memiliki
karakteristik yang lebih baik dan biaya yang dikeluarkan untuk produk
pengganti tersebut murah.
5. Persaing Antarkompetitor
Dalam intensitas persaingan yang terjadi dalam strategi tersebut, strategi
yang terbaik dari sebuah perusahaan tergantung pada kemampuan
kompetitif dan strategi yang dimiliki oleh perusahaan strategi. Seperti
keadaan saling tergantung strategi dimanapun sebuah perusahaan membuat
strateginya untuk dapat dilaksanakan, perusahaan strategi sering membuat
langkah pembalasan dengan cara membuat benteng pertahanan
ataupun penyerangan baliknya. Intensitas persaingan antarperusahaan
merupakan fungsi dari beberapa strategi:
a. Ada beberapa pesaing yang seimbang
b. Pertumbuhan industri yang lambat
d. Pertambahan kapasitas yang tinggi
e. Pesaing yang berbeda – beda (Kolomilmu.com).
2.2 Manajemen Strategi
2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi (strategic management) dapat diartikan sebagai
penentuan serangkaian keputusan dan tindakan yang menyangkut arah perjalanan
perusahaan di masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan,
pengelolaan sumberdaya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat
yang benar, yang dimaksud untuk pencapaian sasaran-sasaran (Pardede, 2011:
23). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa yang mula-mula harus ditetapkan
dalam manajemen strategik adalah arah perusahaan di masa depan. Arah ini dapat
berupa, misalnya, jenis usaha dalam mana perusahaan melakukan kegiatan.
Setelah arah ini dirumuskan dengan jelas, para pengelola perusahaan kemudian
harus menetapkan dan merumuskan keputusan-keputusan tentang apa yang dapat
dilakukan. Keputusan-keputusan itu juga harus menjelaskan jumlah dan jenis
sumber daya yang dibutuhkan serta cara terbaik untuk mendayagunakannya.
Semua keputusan tersebut harus diarahkan pada pencapaian sasaran perusahaan.
Sasaran-sasaran ini dapat berupa tujuan dan misi yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Manajemen strategi dapat diberlakukan pada semua perusahaan mulai dari
perusahaan-perusahaan kecil (seperti rumah makan kecil dan bengkel las) hingga
perusahaan-perusahaan besar (seperti perusahaan pembuat mobil dan bank-bank
dan panti asuhan) hingga lembaga-lembaga pencari laba (seperti hotel-hotel besar
dan pusat perbelanjaan); dan mulai dari perusahaan-perusahaan swasta (seperti
Indofood dn Toyota) hingga perusahaan-perusahaan milik negara (seperti PT
Perkebunan Nusantara dan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia).
2.2.2 Ciri-Ciri Manajemen Strategi
1. Mempengaruhi Setiap Tingkat Manajemen
Putusan-putusan yang dihasilkan melalui suatu rangkaian kegiatan
manajemen mulai dari manajemen tingkat tertinggi hingga manajemen
tingkat terendah. Namun demikian pemberlakuan putusan-putusan
strategik haruslah merupakan tanggung jawab manajemen tingkat
tertinggi. Karena putusan-putusan strategik didasarkan pada tujuan dan
misi perusahaan, dan karena tujuan dan misi perusahaan dirumuskan oleh
manajemen tingkat tertinggi, maka manajemen tingkat tertinggilah yang
benar-benar mengerti pemberlakuan dan akibat pemberlakuan
putusan-putusan strategik tersebut. Ini berarti bahwa setiap hal yang berkaitan
dengan pembuatan putusan-putusan strategik haruslah menjadi ‘urusan’
manajemen tingkat tertinggi.
2. Menimbulkan Pengaruh Dalam Jangka Panjang
Pembuatan putusan-putusan strategik dapat dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi masa berlakunya pada perusahaan bisa saja meliputi suatu
masa yang panjang. Misalnya sebuah perusahaan memberlakukan suatu
putusan strategik, yaitu pembuatan barang baru. Keputusan ini akan
berlaku dalam jangka panjang tanpa mempersoalkan keberhasilannya.
apabila keputusan itu tidak berhasil, perusahaan harus mengubah hidupnya
dengan membuat keputusan baru.
3. Berwawasan Masa Depan
Putusan-putusan strategik yang dimaksud sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan di masa depan. Oleh sebab itu pembuatan putusan-putusan
strategik haruslah didasarkan pada keterangan-keterangan yang
menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan,
dan kelemahan yang akan berlaku bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan
harus membuat perkiraan atau peramalan tentang apa yang akan terjadi di
masa depan. Dengan memiliki keterangan-keterangan tentang masa depan
maka perusahaan sudah siap untuk membuat putusan-putusan strategik.
Putusan-putusan strategik itu sendiri akan mengakibatkan perubahan pada
perusahaan dari keadaan yang sedang berlaku saat ini menjadi keadaan
yang diinginkan untuk berlaku di masa yang akan datang.
4. Mempengaruhi Seluruh Bagian Perusahaan
Perusahaan terdiri dari berbagai bagian yang satu sama lain berkaitan dan
saling mempengaruhi. Perubahan pada salah satu bagian akan
mempengaruhi bagian-bagian lain berarti mengharuskan perubahan pada
bagian-bagian lain itu. Apabila putusan strategik diberlakukan pada satu
atau beberapa bagian tersebut maka seluruh bagian lain tentu saja akan
terpengaruh. Dengan kata-kata lain setiap putusan strategik akan
mempengaruhi seluruh bagian perusahaan meskipun pemberlakuannya
5. Berwawasan Terbuka
Setiap kegiatan yang dilaksankan serta prestasi yang terwujud di dalam
perusahaan selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di luar
perusahaan itu. Di pihak lain berbagai hal yng terjadi di luar perusahaan
juga akan dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam
perusahaan. Dengan kata-kata lain putusan-putusan strategik itu
berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dapat dipengaruhi
oleh lingkungan luar perusahaan.
6. Memberikan Kerangka Pengambilan Putusan Pada Manajeman Tingkat Yang Lebih Rendah
Menajemen tingkat tertinggi merupakan pihak yang tanggung jawabnya
paling besar atas jalannya organisasi atau perusahaan. Seluruh kegiatan
yang dilaksankan di dalam perusahaan, mulai dari manajemen tingkat
tertinggi hingga manajemen tingkat terendah merupakan tanggung jawab
manajemen tingkat tertinggi. Namun demikian bukan tidak sering terjadi
bahwa manajemen tingkat lebih rendah harus membuat berbagai
keputusannya dalam kegiatannya sehari-hari. Pembuatan tujuan ini tentu
saja tidak boleh menyimpang dari tujuan, misi, falsafah, kebijakan, dan
sasaran strategik perusahaan. Apabila semua putusan strategik ini sudah
dirumuskan dan sudah disebarluaskan ke setiap bagian perusahaan maka
bagi manajemen tingkat yang lebih rendah tidak lagi sulit untuk membuat
putusan yang tidak bertentangan dengan ‘keinginan’ manajemen tingkat
kerangka bagi pembuatan putusan-putusan pada manajemn tingkat yang
lebih rendah.
7. Membutuhkan Sumberdaya
Putusan-putusan strategik yang mengarah pada ‘penambahan’ atau
pengembangan sudah pasti membutuhkan penambahan atau
sekurang-kurangnya penggantian berbagai jenis sumberdaya. Dengan kata-kata lain
manajemen strategi berarti panambahan sumberdaya-sumberdaya. Dalam
hal ini setiap putusan strategik yang dibuat membutuhkan
2.2.3 Proses Manajemen Strategis
Gambar 2.2
Proses Manajemen Strategis
Sumber : L. Daft (2010:253)
Gambaran umum proses manajemen strategi diperlihatkan pada gambar
2.2. Proses ini diawali dengan evaluasi yang dilakukan para manajer terhadap
posisi perusahaan sekarang terkait misi, tujuan, dan strateginya. Mereka kemudian
memindai lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta mengenali
faktor-faktor strategis yang perlu diubah. Berbagai peristiwa di lingkungan internal
maupun eksternal menandakan perlunya mengubah misi atau tujuan, atau
perlunya merumuskan strategi baru ditingkat perusahaan, usaha, dan fungsi.
Langkah terakhir proses manajemen strategis adalah menerapkan strategi baru.
2.3 Pengembangan Usaha
Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business
development), seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan
pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap pengembangan usaha
sebagai berikut (Solihin, 2006:123) :
1. Memiliki ide bisnis
Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada
mulanya berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul
setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dan adanya sense of business
yang kuat dari seorang wirausahawan.
2. Penyaringan ide/konsep usaha
Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang
akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya,
usaha yang merupakan penerjemahan lebih lanjut ide usaha ke dalam
matra-matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usah tersebut
dapat dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian kelayakan ide usaha
secara formal (melalui studi kelayakan) maupun yang dilakukan secara
informal ( misalnya melalui focus group discussion). Ide tersebut akan
berubah menjadi konsep usaha apabila ide usaha yang bersifat global ini
ditambahkan matra-matra bisnis lain yang relevan. Dengan memperjelas
ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin
memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha,
karena ide-ide usaha tersebut menjadi semakin jelas wujud bisnisnya.
3. Pengembangan rencana usaha
Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya
ekonomi (uang, tenaga kerja, material, dan lain sebagainya) untuk
memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama dari
perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan
adalah perhitungan proyeksi rugi-laba (proforma income statement) dari
bisnis yang akan dijalankan. Proforma income statement merupakan
income statement yang disusun berdasarkan perkiraan asumsi usaha yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan income statement
disusun dengan menggunakan data-data historis (data-data transaksi
keuangan yang telah terjadi). Wirausahawan akan tergerak untuk
menginvestasikan waktu, uang, dan sumber daya lain yang bisa dia
4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha
Rencana usaha yang telah dibuat, baik secara rinci maupun secara global,
tertulis maupun tidak tertulis, selanjutnya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi
pelaksanaan usaha yang dilakukan seorang wirausahawan. Dalam kegiatan
implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan
berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga
kerja untuk menjalankan kegiatan usaha. Berdasarkan proses evaluasi
dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang
telah dibuat dalam perencanaan usaha, seorang wirausahawan dapat
mengetahui apakah bisnis yang dia jalankan dapat mencapai target yang
diinginkan atau tidak, Apakah usaha yang dijalankan bertambah maju,
stagnan, atau bahkan mengalami kemunduran.
Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan
memperoleh umpan balik (feedback) yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha,
penetapan tujuan-tujuan dan strategi-strategi usaha yang baru atau
melakukan berbagai tindakan koreksi (corrective action).
2.4 Strategi Mengembangkan Usaha
Usaha tidak akan berkembang secara maksimal jika masih menggunakan
cara biasa. Anda perlu melakukan terobosan baru untuk membuat konsumen lebih
tertarik kepada bisnis Anda dan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis.
membutuhkan sentuhan ide inovatif untuk membuatnya selangkah lebih maju dari
kompetitor. Untuk mengembangkan bisnis Anda dengan lebih cepat dan mudah,
Anda bisa menerapkan delapan strategi inovatif dan kreatif berikut ini.
1. Beri Diskon Khusus
Diskon adalah hal yang kerap digunakan untuk meningkatkan penjualan
produk. Tetapi, Anda perlu jeli dalam memberikan diskon kepada
konsumen. Tidak semua konsumen tertarik pada diskon. Berilah diskon
khusus yang diberikan hanya pada jangka waktu tertentu sehingga mereka
lebih termotivasi untuk membeli produk. Namun, berilah diskon yang
wajar dan tidak terlalu memberatkan Anda.
2. Buat Produk Menjadi Lebih Menarik
Buatlah produk menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Untuk
menarik minat konsumen terhadap produk Anda, gunakanlah sentuhan ide
kreatif. Daya tarik tidak selalu ada pada produk itu sendiri. Daya tarik bisa
ditemukan dalam kemasan atau strategi pemasaran untuk produk tersebut.
3. Buatlah Inovasi Baru
Jangan pernah berhenti untuk memberikan inovasi baru kepada konsumen.
Inovasi tidak selalu identik dengan hal yang benar-benar baru. Inovasi bisa
lahir dari produk lama yang dimodifikasi sedikit sehingga mampu
memberikan nuansa atau kesan baru bagi konsumen.
4. Beri Layanan Prima Untuk membuat Konsumen Loyal
Bisnis apapun bisa berkembang selama konsumennya diperlakukan
dengan baik. Buatlah konsumen loyal kepada produk Anda dengan
Rekomendasi dari konsumen adalah promosi gratis yang bisa Anda
manfaatkan untuk menggenjot penjualan produk.
5. Jalin Kemitraan Dengan Pebisnis Lain
Untuk mengembangkan bisnis, Anda perlu menjalin kerjasama saling
menguntungkan dengan pebisnis lain. Dalam menjalin kerjasama, Anda
perlu mengetahui hak-hak yang harus dipenuhi oleh kedua pihak. Jangan
sampai mengecewakan mitra Anda dan membuatnya enggan untuk
bekerjasama.
6. Terapkan Strategi Marketing Yang Beda
Tampil beda adalah salah satu cara untuk menarik perhatian. Gunakanlah
strategi marketing yang lain daripada yang lain untuk membedakan Anda
dengan kompetitor. Bisnis akan lebih mudah untuk dikenali konsumen.
7. Jangan Takut Untuk Menghadapi Tantangan Apapun
Bisnis selalu identik dengan tantangan. Keuntungan yang Anda dapatkan
dari bisnis sangat ditentukan oleh keberanian Anda dalam mengambil
tantangan. Jika Anda enggan untuk mengambil risiko, hasil yang
didapatkan tidak akan besar dan bisnis tidak berkembang.
8. Buatlah website
Website adalah syarat utama untuk berbisnis di era informasi. Bantu
konsumen untuk menemukan bisnis Anda di internet. Luangkan sedikit
waktu untuk membangun website dan meningkatkan trafiknya
2.5 Pupuk
2.5.1. Pengertian Pupuk
Pengertian pupuk secara umum ialah: Suatu bahan yang bersifat organik
ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ketanaman, dapat
memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan
bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dapat mengubah
sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah. Penambahan bahan kapur
ke tanah yang asam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi
tanah dan penambahan bahan lainnya (ameliarosi). Disini pasir dan kapur
termasuk bahan pupuk dalam arti yang luas. Pemupukan berarti: cara-cara atau
metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk atau unsur
hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman yang normal (Madjid dkk, 2010:181).
2.5.2 Klasifikasi Pupuk
Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002:126), pupuk dalam arti luas
dikalasifikasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan asalnya:
1. Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan
bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk
2. Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP,
urea, rustika, dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan
mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia.
b. Berdasarkan senyawanya:
1. Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik.
Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk
kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk
organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan
sejenis apatit.
2. Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik.
Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
c. Berdasarkan fasanya:
1. Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan
beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.
2. Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya
dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini
disemprotkan ke daun.
d. Berdasarkan cara penggunaannya:
1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih
dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan kedalam
e. Berdasarkan reaksi fisiologisya:
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila
diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah lebih asam (pH
menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan Urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila
diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik,
misalnya pupuk chili saltpeter, calnitro, dan kalsium sianida.
f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:
1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk
urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya dipentingkan P
saja.
2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara
tanaman. Misalnya NPK.
g. Berdasarkan macam hara tanaman:
1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja,
misalnya NPK, nitrophoska dan gandasil.
2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja,
misalnya mikrovet, mikroplek dan metalik.
3. Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan dan
2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal
2.6. 1 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
Faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan terdiri atas lingkungan
eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro
terdiri atas:
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan
dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.
2. Lingkungan Ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana
suatu perusahaan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara
relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam
perencanaan strategiknya setiap organisasi-perusahaan harus
mempertimbangkan arah tren atau pasar.
3. Lingkungan Politik dan Hukum
Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama
bagi para manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan.
Lingkungan politik dan hukum mencakup faktor-faktor yang dikendalikan
oleh pemerintah. Unsur dalam parameter utamanya adalah ideologi
politik pemerintahan, stabilitas pemerintahan, jumlah dan kekuatan partai
politik, program kerja partai politik, sikap pemerintah terhadap dunia
industri, kelompok-kelompok lobbi, hukum dan peraturan perundangan,
4. Lingkungan Sosial-Budaya
Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja
perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta gaya
hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi
kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku
bangsa, dan ras serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol
status dan keyakinan agama.
5. Lingkungan Teknologi
Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai
produk dan pasar baru, tetapi terkadang juga menjadi alasan utama
menurunnya berbagai produk dan pasar. Teknologi dapat mempunyai
pengaruh penting pada kinerja industri.
6. Lingkungan Demografi
Evolusi atau perubahan populasi penduduk merupakan faktor kunci
lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung berdampak pada
pasar konsumen dan mepengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi lainnya
(Jatmiko, 2003:38).
sedangkan lingkungan eksternal mikro terdiri atas :
1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of Enrty)
Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah
kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan
2. Kekuatan Pemasok (Powerful of Suppliers)
Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk
memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan.
Organisasi di dalam satu industri bersaing antar satu dengan lainnya untuk
mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal.
3. Kekuatan Pembeli/ Pelanggan (Power of Buyers)
Pembeli atau pelanggan disini terdiri dari pelanggan individual dan
pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa
perantara pelanggan antar industri atau perusahaan yang menjual secara
langsung kepada konsumen akhir.
4. Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan
akan mengurangi keuntungan perusahaan
5. Analisis Pesaing
Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah
organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar
yang memberikan peluang-peluang keuntungan.
2.6.2 Faktor- Faktor Lingkungan Internal
1. Aspek Pemasaran
Pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai proses penentuan
pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dan
2. Aspek Keuangan dan Akuntansi
Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang
terbaik kekuatan atau posisi persainganperusahaan dan menjadi daya
tarik utama bagi para investor.
3. Aspek Produksi/ Operasi dan Penelitian Pengembangan
Fungsi produksi/operasi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas
yang merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa . Manajemen
produksi/ operasi memperlakukan masukan (input), mentransformasi,
dan keluaran (output) sangat beragam diantara industri-industri dan
pasar. Operasi perusahaan manufaktur merubah masukan seperti bahan
mentah, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas lainnya menjadi
barang jadi dan jasa. (Jatmiko, 2003:68).
2.7 Analisis SWOT
2.7.1 Pengertian Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2009: 20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan
peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan ancaman (Threats).
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strenghts dan Weakness serta
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities)
dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weakness).
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peuang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
a. IFAS, internal Strategic factory analysis summary dengan kata lain
faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan
b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain
faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan
faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities dan threaths.
c. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
d. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
e. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatkan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
f. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2009:21), proses penyusunan perencanaan strategis
melalui tiga tahap analisis, yaitu:
1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini bukan sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga
merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data dan pra-analisis. Pada
internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan
seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis
pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan tertentu.
Data internal diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan
keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan
operasional dan laporan kegiatan pemasaran. Metode yang dipakai dalam
tahap ini adalah matriks faktor internal strategi Internal Factor Analysis
Summary (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal Eksternal Factor
Analyis Summary (EFAS).
2. Tahapan Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah
menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total
IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan
memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar
terkait dengan permasalahan yang terjadi.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT
untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Travers dalam buku Umar (2001:22),
metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu. Sedangkan menurut Gay dalam buku Umar (2001:22), metode
deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada
waktu sedang berlangsungnya riset.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
3.3 Informan Penelitian
Penelitian deskriptif kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi
dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal
adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang
akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian,
informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti: (1) informan kunci,
yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang
terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; (3) informan tambahan, yaitu
mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam
interaksi sosial yang diteliti. (Suyanto, 2005:171).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci 1 orang yaitu
pemilik usaha UD. Siganupari, informan utama 2 orang yaitu karyawan (suami
dan anak) dari pemilik usaha.
3.4 Defenisi Konsep
Konsep adalah generalisasi dan sekelompok fenomena tertentu, hingga
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (singarimbun,
1995:45). Dengan adanya konsep akan mempermudah memahami dengan jelas
variabel yang diteliti. berdasarkan defenisi dari para ahli diatas, maka penulis
mengemukakan defenisi konsep sebagai berikut:
1. Strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan sebuah perusahaan untuk
mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari dan memahami
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal
(peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap bertahan (survive).
2. Manajemen adalah teknik atau cara yang dilakukan manajer untuk
mengatur sebuah organisasi melalui proses planning, organization,
actuating dan controlling.
3. Manajemen Startegis adalah serangkaian cara dalam proses pengambilan
keputusan yang tepat bagi organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran
4. Pengembangan usaha adalah teknik yang dilakukan oleh seorang
wirausaha dengan mengorbankan tenaga, uang, waktu dan skill yang
dimiliki untuk mendapatkan keuntungan melalui usaha yang
dikembangkannya.
5. Pupuk adalah senyawa kimia yang dapat memperbaiki unsur hara tanah
sehingga dapat membantu kelangsungan hidup tanaman.
6. Analisis SWOT adalah analisis dengan mengamati lingkungan internal dan
lingkungan eksternal perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan maupun
peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi yang tepat digunakan oleh
perusahaan di dalam menghadapi persaingan
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan
oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan
data tersebut sebelumnya tidak ada (Juliandi, 2013:67). Data primer dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui:
a. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang lain.
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan
yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti
memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.
2011:51). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara
secara langsung kepada pemilik usaha.
b. Observasi, yaitu teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si
peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek
penelitiannya. Instrumen yang digunakan dapat berupa lembar
pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya (Umar, 2011:51).
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian secara langsung
untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi UD. Siganupari.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti
guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi
oleh pihak lain (Juliandi, 2013:67). Data sekunder dalam penelitian ini
dikumpulkan melalui:
a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, jurnal, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas di dalam penelitian.
b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di
lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
obyek penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Menurut Moleong (2006:247) teknik analisa data kualitatif dilakukan
terkumpul, menyusun dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dan menganalisis
dengan kemampuan nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Untuk
membantu penulis dalam menganalisis data yang telah diperoleh, maka peneliti
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan strengths dan opportunities, namun
secara bersamaan dapat meminimalkan weakness dan threats.
Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi altenatif yang akan
membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahan. Pada
tahap ini dilakukan melalui matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan
Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan
peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal,
yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal
Factors Analysis Summary (IFAS):
1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan pada kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1
(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi
perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif
(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai
dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang
bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar
sekali, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan
rendah, nilainya adalah 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1
(poor).
5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total
ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap