Daftar Pustaka
• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition • Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017
• Holmes Sexually Transmitted Diseases, 4th Edition
1. Obat apakah yang dapat memicu terjadinya penyakit pemphigus ? A. Simetidin B. Kaptopril C. Klindamisin D. Sefalosporin E. Siprofloksasin
PEMFIGUS
• Pemfigus merupakan penyakit autoimun kronik akibat autoantibodi IgG terhadap desmoglein di intraepidermal
• Penyakit ini menyebabkan terbentuknya bula pada kulit dan membran mukosa
• Anamnesis
1. Umumnya terjadi pada usia 40-60 tahun
2. Umumnya diawali lesi pada membran mukosa mulut
berupa erosi yang terasa nyeri 3. Perjalanan klinis dapat
berulang, sering diperlukan terapi seumur hidup
• Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum buruk
2. Erupsi kulit berupa bula kendur yang mudah pecah sehingga
cepat menjadi erosi dan dapat meluas ke seluruh tubuh
3. Predileksi terdapat bula kendur, lentikular sampai numular, di atas dasar kulit normal atau eritematosa. Isi mula-mula
jernih kemudian menjadi keruh 4. Tanda Nikolsky positif
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan histopatologik HE: terdapat bula intraepidermal suprabasal, akantolisis, row of tombstones
2. Pemeriksaan imunofluoresens direk: didapatkan deposit IgG dan C3 di interselular, epidermis baik pada lesi kulit maupun perilesi (“chicken wire
apperance”)
3. Pemeriksaan serologik: kadar IgG di dalam serum meningkat (titer IgG, autoantibodi terhadap desmoglein 3, biasanya berkorelasi dengan
aktivitas penyakit; oleh karenanya respon klinis dapat dimonitor dengan titer antibodi)
4. Pemeriksaan darah, urin, feses rutin dilakukan. Pada pemberian
kortikosteroid jangka panjang perlu diperiksa fungsi ginjal dan fungsi hati, kadar gula darah, reduksi urin dan kadar kortisol
2. Epidermolisis bullosa yang diturunkan terjadi karena defek
komponen dermal-epidermal basement membrane. Dimanakah terjadinya defek tersebut?
A. Plektin B. Keratin 5 C. Keratin 14 D. Kolagen 7 A1 E. Kolagen 17 A1
Epidermolisis Bulosa Yang Diturunkan
• Kelompok kelainan mekanobulosa yang diturunkan secara genetik, khas ditandai oleh bula pada kulit, dan kadang mukosa, akibat trauma gesekan ringan atau
secara spontan • Klasifikasi:
• Telah dilakukan revisi klasifikasi EB yang diturunkan, berdasarkan fenotip klinis dan genotip, yaitu:
1. EB-Simpleks (EBS) 2. Junctional EB (JEB) 3. Dystrophic EB (DEB) 4. Sindrom Kindler (SK)
Klinis
1. EBS- Bula tegang timbul setelah gesekan
- Hiperhidrosis, bisa terdapat milia, dan onikodistrofi
2. EBJ
- Bula dan erosi timbul tidak lama setelah lahir - Erosi dan bula pada kulit dan mukosa
generalisata, terutama di punggung dan bokong
- Onikodistrofi hingga kuku hilang
- Distrofi gigi dan enamel yang berbentuk
3. EBD
- Erosi atau bula luas timbul saat atau segera setelah lahir - Bula dapat timbul spontan terutama di daerah tekanan.
Bila sembuh meninggalkan skar, atrofi, hiper- atau hipopigmentasi dengan milia di atas skar
- Pseudosyndactyly, glove-like epidermal sac, claw-like
clubbing atau mittenlike deformities
- Pada EBD resesif, terdapat erosi gastrointestinal
4. SK
- Bula generalisata saat lahir, terdapat poikiloderma, fotosensitivitas, skar atrofi, dan onikodistrofi
- Dapat terjadi kolitis berat, esofagitis, striktur uretra, dan ektropion
3. Seorang laki-laki 33 tahun mengeluh muncul vesikel dan papul
eritematosa terasa gatal dan panas di ekstensor lengan dan lutut simetris. Pasien memiliki riwayat malabsorbsi terhadap makanan yang
mengandung tepung. Gambaran histopatologis menunjukkan adanya mikroabses netrofilik pada papila dermis. Jika dilakukan pemeriksaan imunofluoresen, apa hasil yang diharapkan ?
A. Deposit IgG granular di ujung papila dermis B. Deposit IgA granular di ujung papila dermis C. Deposit IgM granular di ujung papila dermis D. Deposit IgA granular tersebar di epidermis E. Deposit IgG granular tersebar di epidermis
Dermatitis Herpetiformis Duhring
• Penyakit bulosa autoimun yang bersifat kronik berulang, dengan
kelainan kulit berupa ruam polimorfik papulovesikular yang tersusun berkelompok dan simetris serta terasa sangat gatal
• Kelainan kulit berkaitan dengan deposit IgA pada tautan
Anamnesis
• Penyakit ini banyak terjadi pada rentang usia 30-40 tahun,
meskipun dapat terjadi pada usia anak-anak
• Perbandingan kejadian antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
• Riwayat perjalanan penyakit: kronik, hilang timbul
• Keluhan utamanya berupa rasa gatal, tetapi dapat bervariasi
berupa rasa panas hingga tanpa gejala
• Dicetuskan oleh gluten
Pemeriksaan fisik
• Predileksi pada ekstensor ekstremitas dan badan, terdistribusi secara simetris, dapat juga timbul pada kulit kepala
berambut dan tengkuk
• Lesi dapat diawali dengan suatu papula eritema dan plak menyerupai urtika yang selanjutnya akan menjadi vesikel dan
bula tegang yang tersusun berkelompok pada dasar eritema
• Lesi yang digaruk akan menyebabkan erosi, ekskoriasi, dan krusta
• Kelainan kulit yang telah sembuh dapat meninggalkan lesi dispigmentasi
pascainflamasi
• Dianggap sebagai manifestasi kulit pada penyakit seliak (enteropati gluten, celiac
4. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bintil-bintil kekuningan di kedua punggung tangan tanpa rasa sakit dan gatal yang bertambah banyak sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan dermatologik area dorsum manus dekstra dan sinistra ditemukan papulae multipel warna kuning kemerahan dengan permukaan datar. Pemeriksaan histopatologik
menunjukkan gambaran makrofag yang mengandung lemak disertai dengan sel limfoid, histiosit, netrofil dan lemak bebas di lapisan dermis. Apakah diagnosis kasus di atas? A. Lipoma B. Akrokordon C. Veruka plana D. Xanthomata eruptif E. Tuberous xanthoma
5. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak hitam kecoklatan di punggung yang bertambah banyak sejak 1 tahun yang lalu tanpa gatal atau nyeri dan tidak mudah berdarah. Tidak ditemukan riwayat keganasan pada keluarga kandung pasien. Pemeriksaan dermatologi di area punggung ditemukan makula dengan warna bervariasi dalam satu lesi antara hiperpigmentasi dengan eritematosa berbatas tegas, bentuk asimetri dengan diameter 5 – 10 mm dan jumlah lesi 30-40 buah. Apakah tindakan selanjutnya untuk kasus di atas?
A. Dermoskopi B. Eksisi biopsi C. Bedah Mohs D. Elektrodesikasi
6. Hemangioma infantil subtipe yang mempunyai prognosis buruk adalah A. Lesi atipikal B. Indeterminate C. Segmental D. Profunda E. Superfisial
Hemangioma Infantil
• Tumor jinak pembuluh darah, berupa proliferasi endotelial
• Terdiri dari tiga fase, yaitu fase proliferasi, stabil, dan involusi
• Lesi ini didapatkan kurang lebih pada 4% anak usia 1 tahun
• Lesi ini lebih sering terjadi pada perempuan, bayi prematur, ras
kaukasia, kehamilan yang multipel, dan usia ibu di atas 30 tahun
• Nama lain lesi ini antara lain vascular
tumor, vascular birthmark,
strawberry birthmark, strawberry hemangioma dan juvenile
Klinis
• Lesi biasanya muncul pada usia 1-8 minggu, pertumbuhan yang cepat selama 6- 12 bulan, dilanjutkan dengan fase involusi selama 5-9 tahun • Jenis dari hemangioma dibedakan menjadi:
1. Bentuk (fokal, multifokal, segmental, indeterminate)
2. Tipe (superfisial, dalam, kombinasi, retikular/abortif/perkembangan minimal)
• Lesi superfisial: makula eritematosa yang terang, papul, maupun plak muncul pada usia 1-4 minggu
• Lesi dalam: berwarna ungu, biru, maupun sewarna kulit muncul pada usia 2-3 bulan
Pemeriksaan Penunjang
1. Dermoskopi
• Red lacunas, reddish homogenous areas 2. Radiologi
• Beberapa modalitas yang dapat digunakan antara lain ultrasonography dengan
doppler, magnetic resonance imaging (MRI), dan computed tomography (CT) scan
• Pemeriksaan MRI dan CT-scan dilakukan pada lesi yang ekstensif (dicurigai terkait pembuluh darah besar) atau bila direncanakan terapi reseksi operasi pada tahap proliferasi
3. Tes darah
• Bila hemangioma terkait sindrom PHACE, atau terdapat kecurigaan hemangioma hepar maka pemeriksaan darah yang berhubungan dengan penyakit endokrin harus dilakukan contoh pemeriksaan hormon tiroid maupun hormon pertumbuhan
• Pemeriksaan darah terkait pemberian terapi sistemik 4. Histopatologi
• Gambaran berupa lobular architecture dengan sel endotel yang tampak bulat (plump) dan gambaran proliferasi endotel yang signifikan pada fase proliferasi
7. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan yang mudah berdarah di dahi sejak 1 bulan yang lalu. Benjolan diawali jerawat yang pecah lalu membesar. Pasien sedang hamil 5 bulan. Pada pemeriksaan dermatologi di regio frontalis ditemukan nodul soliter eritematosa, bentuk bulat berbatas tegas, erosi di seluruh permukaan, diameter 5 mm dan teraba kistik. Apakah diagnosis kasus di atas?
A. Cherry Angioma B. Angioma Tufted C. Keratoakantoma D. Akne nodul kistik
Granuloma Piogenikum
• Tumor vaskular yang sering ditemukan, bisa timbul spontan atau setelah trauma
• Klinis
• Papul/nodus eritema bertangkai, mudah berdarah. Nodul, bisa
berbentuk pedunculated berwarna merah, permukaan lembut atau sessile, mudah berdarah, krusta atau ulserasi
• Lokasi sering pada intraoral: marginal gingiva, palatum, mukosa bukal, lidah, dan bibir. Lokasi di kulit di wajah, leher, ekstremitas atas dan
Diagnosis Banding
• Jaringan granulasi, hemangioma,
peripheral giant cell granuloma, peripheral ossifying fibroma,
metastatic carcinoma dan amelanotic melanoma Pemeriksaan Penunjang • Histopatologi Penatalaksanaan 1. Bedah pisau 2. Bedah listrik
3. Bedah laser CO2, Er:YAG5 , Diode, Nd:YAG
8. Setelah pengobatan berapa lama kasus granuloma inguinale sering mengalami kekambuhan?
A. 6 minggu
B. 6-12 minggu C. 12-18 minggu D. 6-18 bulan E. 24-36 bulan
9. Seorang perempuan, usia 60 tahun, datang dengan keluhan benjolan dengan luka di wajah, awalnya seperti bisul kecil yang pecah meninggalkan luka yang tidak sembuh sejak sekitar 1 tahun yang lalu. Pasien bekerja sebagai petani. Pada pemeriksaan fisik pada lokasi regio frontalis wajah didapatkan nodul
soliter, bentuk bulat dengan diameter 4 cm, dengan ulkus soliter ditengahnya, bentuk bulat, ukuran 0,5x1x0,4 cm, dinding menggulung dengan sentral
nekrosis dan telangiektasis. Diagnosis yang paling mungkin dari kasus diatas adalah :
A. Nevus Dermal B. Keratoakantoma C. Dermatofibroma D. Karsinoma sel basal
Karsinoma Sel Basal
• Tumor ganas yang berasal dari lapisan epidermis, tumbuh secara
lambat, dan lokal invasif
• Merupakan kanker kulit tipe non-melanoma yang paling sering terjadi • Penyakit ini berhubungan dengan pajanan sinar matahari dan jarang
10. Kelainan mata khas yang terjadi pada sifilis kongenital stadium lanjut adalah A. Uveitis B. Katarak C. Blefaritis D. Korioretinitis E. Keratitis interstisial
11. Pada tes fermentasi, kuman gonokokus Neiseria gonorrhoeae hanya mampu memfermentasikan A. Laktosa B. Glukosa C. Sukrosa D. Fruktosa E. Dektrosa
Infeksi Gonore
• Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (N.
gonorrhoeae), suatu kuman Gram negatif, berbentuk biji kopi, terletak intrasel
• Anamnesis Laki-laki:
- Gatal pada ujung kemaluan - Nyeri saat kencing
- Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning kehijauan kental dari uretra
Perempuan: - Keputihan
- Atau asimtomatik
• Pada keduanya didapatkan adanya riwayat kontak seksual sebelumnya (coitus suspectus).
• Pemeriksaan klinis Laki-laki:
- Orifisium uretra hiperemis, edema, dan ektropion disertai disuria
- Duh tubuh uretra mukopurulen
- nfeksi rektum pada pria homoseksual dapat menimbulkan duh tubuh anal atau nyeri/rasa tidak enak di anus/perianal
- Infeksi pada faring biasanya asimtomatik Perempuan:
- Seringkali asimtomatik
- Serviks hiperemis, edema, kadang ektropion - Duh tubuh endoserviks mukopurulen
- Dapat disertai nyeri pelvis/perut bagian bawah - Infeksi pada uretra dapat menyebabkan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks ditemukan
diplokokus Gram negatif intraselular. Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99% (pada laki-laki)
2. Kultur menggunakan media selektif Thayer-Martin atau modifikasi Thayer-Martin dan agar coklat McLeod (jika tersedia)
3. Tes definitif (dilakukan pada hasil kultur yang positif) (jika tersedia) • Tes oksidasi
• Tes fermentasi
• Tes beta-laktamase
4. Tes resistensi/sensitivitas: kerja sama dengan bagian Mikrobiologi
5. Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus dapat dilakukan pemeriksaan dari bahan duh dengan kultur Thayer Martin atau polymerase chain reaction (PCR) dan nucleic acid
• Tes definitif (dilakukan pada hasil kultur yang positif) (jika tersedia) - Tes oksidasi : reagen oksidasi yang mengandung larutan
tetrametil-p-fenilen-diamin hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokok
tersangka. Semua Neisseria memberikan reaksi positif dengan
perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.
- Tes fermentasi : tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltosa dan sukrosa. Kuman gonokok hanya
meragikan glukosa
• Tes beta-laktamase : tes ini menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, yang akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman
12. Tes treponema yang dianggap sebagai baku emas pemeriksaan sifilis adalah:
A. CSF (Cerebro Spinal Fluid)
B. TP Rapid (Treponema Pallidum Rapid)
C. TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay) D. FTA-Abs (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption) E. TP-PA (Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay)
Sifilis
• Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum, bersifat kronis, sejak awal merupakan infeksi sistemik,
dalam perjalanan penyakitnya dapat mengenai hampir seluruh
struktur tubuh, dengan manifestasi klinis yang jelas namun terdapat masa laten yang sepenuhnya asimtomatik, mampu menyerupai
berbagai macam penyakit, dapat ditularkan kepada janin dalam kandungan, dan dapat disembuhkan
13. Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan kencing terasa panas. Pasien kontak seksual dengan Wanita Pekerja Seks (WPS) 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan OUE hiperemis, sedikit edema dan discharge mukopurulen. Kemungkinan diagnosis pasien tersebut adalah: A. Urethritis Gonorea B. Kandidiasis Mukokutan C. Bakterial Vaginosis D. Trikomoniasis E. Donovanosis
14. Cara kerja obat cefixim pada pengobatan kasus Gonore adalah
A. Merubah sintesis protein
B. Menghambat sintesis protein C. Mempengaruhi sintesis asam
nukleat
D. Menghambat sintesis atau merusak dinding bakteri
E. Menghambat enzim esensial dalam metabolisme asam folat
15.Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan duh tubuh kekuningan disertai rasa nyeri ketika buang air kecil. Pemeriksaan Gram didapatkan PMN 30 per lapang pandang. Apakah etiologi terbanyak dari kasus di atas?
A. Gardnerella vaginalis
B. Bacteroides ureolyticus C. Chlamydia trachomatis D. Mycoplasma genitalium E. Ureaplasma urealyticum
Infeksi Genital Nonspesifik
• Infeksi saluran genital yang disebabkan oleh penyebab nonspesifik
• Istilah ini meliputi berbagai keadaan, yaitu uretritis nonspesifik (UNS), uretritis nongonokokus (UNG), proktitis nonspesifik, dan infeksi
Anamnesis Laki-laki:
• Nyeri saat buang air kecil • Keluar duh tubuh uretra • Bisa asimtomatik Perempuan: • Keputihan • 70-95% asimtomatik Pemeriksaan Klinis Laki-laki:
• Duh tubuh uretra spontan, atau diperoleh dengan
pengurutan/massage uretra • Disuria
• Dapat asimtomatik Perempuan:
• Duh tubuh vagina
• Duh tubuh endoserviks mukopurulen
• Ektopia serviks disertai edema, serviks rapuh, mudah berdarah • Disuria, bila mengenai uretra • 70-95% asimtomatik
Pemeriksaan Penunjang
• Spesimen dari duh tubuh genital: 1. Sediaan apus Gram:
• Jumlah leukosit PMN >5/LPB (laki-laki) atau >30/LPB (perempuan) • Tidak ditemukan etiologi spesifik
2. Sediaan basah:
• Tidak ditemukan Trichomonas vaginalis
• Untuk menentukan infeksi Chlamydia trachomatis, bila memungkinkan, dilakukan pemeriksaan cara:
1. Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)(kerjasama dengan bagian mikrobiologi dan bagian parasitologi)
Penatalaksanaan
• Obat pilihan:
1. Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal atau
2. Doksisiklin‖ 2x100 mg/hari, peroral selama 7 hari • Obat alternatif
1. Eritromisin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari
• Catatan: ―Doksisiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil, menyusui, atau anak dibawah 12 tahun
16.Seorang perempuan berusia 28 tahun, hamil 20 minggu, datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan membawa hasil laboratorium berupa tes non-treponema 1:8 dan tes treponema reaktif. Pasien memiliki riwayat abortus 1x. Pasien belum pernah mendapat
pengobatan. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan. Tindakan pada Pasien tersebut?
A. Pemberian Penisilin Prokain
B. Pemberian Benzatin Penisilin G
C. Pasien dilakukan tes serologis ulang 1 bulan lagi D. Pasien dilakukan tes serologis ulang saat itu juga
Stadium Klinis
Stadium I (Sifilis primer)
• Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak nyeri; terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.
• Lokasi: di tempat kontak dengan lesi infeksius pasangan seksual. Pada laki-laki sering
didapatkan di penis (terutama di glans penis atau sekitar sulkus koronarius) dan skrotum; pada perempuan didapatkan di vulva, serviks, fourchette, atau perineum. Namun dapat pula ulkus tidak tampak dan tidak disadari oleh pasien.
Stadium II (Sifilis sekunder)
• Terdapat lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal dan lesi di mukosa, sering disertai pembesaran kelenjar getah bening generalisata yang tidak nyeri (limfadenopati)
Stadium Laten
• Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologi sifilis (TSS) reaktif, baik serologi
Stadium III (Sifilis tersier)
• Didapatkan gumma, yaitu
infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung mengalami
perlunakan dan bersifat
destruktif. Dapat mengenai kulit, mukosa dan tulang
17. Reaksi demam akut setelah
pengobatan sifilis berupa menggigil, demam, nyeri sendi, dan nyeri kepala akibat pelepasan treponema secara besar besaran dengan awitan 4-6 jam sesudah terapi dan menghilang dalam waktu 24 jam disebut dengan:
A. Reaksi Jarisch-Herxheimer
B. Reaksi hipersensitifitas tipe delayed C. Reaksi granulomatous
D. Reaksi akut E. Reaksi alergi
18.Seorang perempuan berusia 28 tahun, Wanita Pekerja Seks (WPS), datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan luka di kelamin sejak 1 minggu yang lalu dan sangat nyeri. Tdak ada gejala prodromal sebelum timbulnya luka. Pemeriksaan fisik didapatkan ulkus superfisialis kecil multipel di pubis dan vulva. Ulkus tepi tidak rata dan bergaung. Apakah terapi oral pada kasus diatas? A. Asiklovir B. Tetrasiklin C. Azitromisin D. Doksisiklin E. Metronidazol
Ulkus Mole
• Penyakit ulkus genital yang disebabkan oleh Haemophyllus ducreyi 1. Anamnesis:
• Luka pada kelamin yang nyeri
• Terdapat riwayat kontak seksual sebelumnya 2. Pemeriksaan klinis:
• Ulkus multipel, perabaan lunak dan sangat nyeri, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor
• Lesi pada laki-laki biasanya terbatas pada frenulum, sulkus koronarius, preputium
• Sedangkan lesi pada perempuan sebagian besar pada vagina atau introitus vagina
19. Variasi klinis ulkus mole yang disebabkan karena superinfeksi dengan bakteri fusospirokhetosis sehingga menimbulkan ulkus
fagedenik dan dapat menyebabkan destruksi jaringan yang cepat dan dalam disebut dengan:
A. Giant chancroid
B. Ulkus mole serpiginosum C. Ulkus mole gangrenosum D. Transient chancroid
20.Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan luka di kelamin sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan erosi dan ulkus multipel dengan dasar eritematus di labia mayor dan minor. Apakah terapi antivirus yang bermakna mengurangi rasa nyeri, mempercepat penyembuhan lesi, memperpendek masa viral shedding?
A. Asiklovir B. Pensiklovir C. Valasiklovir D. Famsiklovir E. Gansiklovir
Herpes Simpleks Genital
• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus Herpes simplex (VHS) tipe 2 atau tipe 1, dan bersifat rekuren
• Infeksi akibat kedua tipe VHS bersifat seumur hidup; virus berdiam di jaringan saraf, yaitu di ganglia dorsalis
• Perjalanan infeksi:
1. HG episode pertama lesi primer
2. HG episode pertama lesi non-primer 3. HG rekuren
4. HG asimtomatik 5. HG atipikal
1. HG episode pertama lesi primer
• Vesikel/erosi/ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa, disertai rasa nyeri
• Pasien lebih sering datang dengan lesi berupa ulkus dangkal multipel atau berkrusta
• Dapat disertai disuria
• Dapat disertai duh tubuh vagina atau uretra
• Dapat disertai keluhan sistemik, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri dan pembengkakan kelenjar getah bening inguinal
• Keluhan neuropati (retensi urin, konstipasi, parestesi)
• Pembentukan lesi baru masih berlangsung selama 10 hari • Lesi dapat berlangsung selama 12-21 hari
3. HG rekuren
• Lesi lebih sedikit dan lebih ringan • Bersifat lokal, unilateral
• Kelainan berlangsung lebih singkat dan dapat menghilang dalam waktu 5 hari
• Dapat didahului oleh keluhan parestesi 1-2 hari sebelum timbul lesi
• Umumnya mengenai daerah yang sama dapat di penis, vulva, anus, atau bokong
Penatalaksanaan Medikamentosa
HG lesi episode pertama lesi primer
1. Asiklovir: 5x200 mg/hari selama 7-10 hari atau asiklovir: 3x400 mg/hari selama 7-10 hari
2. Valasiklovir: 2x500-1000 mg/hari selama 7-10 hari 3. Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7-10 hari
4. Kasus berat perlu rawat inap: asiklovir intravena 5 mg/kgBB tiap 8 jam selama 7-10 hari
HG rekuren
1. Lesi ringan: terapi simtomatik 2. Lesi berat:
• Asiklovir 5x200 mg/hari, per oral selama 5 hari atau asiklovir: 3x400 mg/hari selama 5 hari atau asiklovir 3x800 mg/hari selama 2 hari • Valasiklovir 2x500 mg selama 5 hari
• Famsiklovir 2x125 mg/hari selama 5 hari
3. Rekurensi 6 kali/tahun atau lebih: diberi terapi supresif • Asiklovir 2x400 mg/hari
• Valasiklovir 1x500 mg/hari • Famsiklovir 2x250 mg/hari
21.Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik kulit dan
kelamin dengan keluhan plentingan di dada kiri sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki status HIV reaktif dan belum memulai terapi ARV. Apakah terapi yang dapat diberikan sebagai terapi profilaksis untuk mencegah infeksi oportunistik pada kasus diatas?
A. Asiklovir B. Flukonazol C. Azitromisin D. Klaritromisin E. Kotrimoksasol
22.Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan bercak merah disertai rasa gatal di kelamin sejak 7 hari yang lalu. Pasien kurang baik dalam kebersihan dan belum disirkumsisi. Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan gatal seperti Pasien. Tidak ada penggunaan
terapi oles sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan eritema yang difus, papul eritematus multipel, erosi dengan skuama putih di tepi (kolaret) di gland penis dan preputium. Apakah diagnosis pada kasus diatas?
A.Skabies
B.Balanopostitis
C.Dermatitis seboroik D.Fixed drug eruption
23. Obat apa yang sebaiknya diberikan pada kasus ulkus mole yang disebabkan oleh galur H. ducreyi yang telah mempunyai plasmid dan
resisten terhadap antibiotik? A. Tetrasiklin
B. Azitromisin C. Sulfonamid D. Streptomisin E. Kloramfenikol
24. Seorang laki-laki 25 tahun belum
menikah datang dengan keluhan luka lecet di kepala penis yang nyeri dan mudah berdarah. 1 minggu yang lalu pasien berhubungan seks dengan PSK tanpa kondom. Pemeriksaan didapatkan lesi erosi di glans penis, 1 buah diameter 2 mm, dengan dasar jaringan nekrotik, nyeri saat palpasi. Diagnosis pada pasien tsb adalah: A. Chancroid B. Sifilis primer C. Herpes genital D. Granuloma inguinale E. Limfogranuloma inguinal
25. Risiko apa yang dapat terjadi jika seseorang perempuan yang menderita vaginosis bacterial menjalani histerektomi?
A. Servisitis B. Salpingitis C. Endometritis
D. Vaginal cuff cellulitis