• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Berita UNAIR di Media Hari Ini (16/6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rangkuman Berita UNAIR di Media Hari Ini (16/6)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Rangkuman Berita UNAIR di

Media Hari Ini (16/6)

Cegah Joki, UNAIR Gelar Sayembara

Pendaftaran jalur Mandiri UNAIR akan dibuka mulai tanggal 13 Juni-14 Juli 2016 mendatang. Seleksi ini tentu akan dimanfaatkan oleh lulusan SMA yang berkeinginan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Jalur mandiri merupakan jalur terakhir untuk bisa diterima di UNAIR, setelah jalur SBMPTN dan SNMPTN. Tidak mengherankan jika banyak pihak yang melakukan berbagai cara untuk bisa masuk ke UNAIR. Salah satunya dengan cara curang sekalipun. Merebaknya isu calo penerimaan mahasiswa baru, direspon Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh Nasih. Dalam hal ini rektor membuka sayembara berhadiah untuk mencegah praktik perjokian. UNAIR akan memberikan imbalan bagi siapa saja yang menginformasikan atau menemukan calo dalam penerimaan mahasiswa baru UNAIR. Nominalnya akan menyesuaikan hasil tangkapan, sesuai dengan imbalan yang diberikan pada praktik percaloan. Jika ada calo yang dilaporkan ke pihak UNAIR, maka akan langsung diproses secara hukum.

Sindo, 16 Juni 2016 halaman 13, Surya, 16 Juni 2016 halaman 18, Jawa Pos, 16 Juni 2016 halaman 28, Radar, 16 Juni 2016 halaman 1

Inovasi Benang Jahit Bedah dari Kulit Jeruk karya Mahasiswa Unair

Empat mahasiswa UNAIR, Karina Dwi Saraswati, Inas Fatimah, Rahma Ajeng, dan Evelyn Anggraini berhasil melahirkan inovasi baru, yaitu mengolah kulit jeruk menjadi benang jahit bedah. Dalam pembuatan benang jahit, ada penambahan zat pereaksi kulit jeruk (Citrus paradisi) dengan tujuan mencegah pertumbuhan bakteri Staphilococcus aureus yang muncul pada

(2)

luka. Pada percobaan tersebut, empat mahasiswa UNAIR memanfaatkan kulit jeruk pacitan atau baby orange. Fadila dan tiga rekannya memberi judul inovasinya Paduan PLGA-Kolagen

dengan Aksi Anti Bakteri Citrus Paradisi sebagai Benang Jahit Bedah Absorbable.

Jawa Pos, 16 Juni 2016 halaman 28 Menorraghia tak Lagi Wajar

Menorraghia adalah keluarnya darah menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlalu banyak. Sewajarnya, darah haid adalah 25-80 ml per hari. Jangka waktunya adalah dua hingga delapan hari dari siklus menstruasi 21-35 hari. Menurut dokter spesialis kandungan RSUD dr Soeomo dr Hari Nugroho SpOG yang juga alumn FK UNAIR, menstruasi harus pas. Jika kurang atau lebih, maka harus dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut bisa dimulai dengan mengamati kondisi vagina dan leher rahim. Selanjutnya bisa dibantu USG untuk mengobservasi organ bagian dalam. Ada beberapa kondisi yang bisa memunculkan menorraghia antara lain kelainan hormon endokrin, anouvuasi, sindrom polikistik ovarium, maupun efek samping pemakaian IUD.

Jawa Pos, 16 Juni 2016 halaman 36

Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : Nuri Hermawan

Cegah Karies, Dokter Gigi

Anak Pecahkan Rekor MURI

(3)

menorehkan rekor baru. Pada Sabtu (29/10), dokter gigi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Daerah Jawa Timur bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA), Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga memecahkan rekor baru melalui penyelenggaraan acara pencegahan karies pada anak.

Acara bertema “Pemeriksaan Karies dan Aplikasi Fluoride kepada 2000 Siswa SD” itu dilaksanakan di Balai Kota Pemerintah Kota Batu. Selaku tuan rumah lokasi, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko memberikan apresiasinya kepada penyelenggara acara tim IDGAI dan IKGA FKG UNAIR.

“Wali Kota Batu dalam pembukaannya sangat berbahagia karena memilih Batu sebagai tempat pelaksanaan acara ini,” tutur ketua panitia acara Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA (K).

Kehadiran pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) diwakili oleh Deputi Manajer Ariyani Siregar. Dalam sambutannya, Ariyani menyampaikan tanggapan positifnya terhadap pelaksanaan acara.

Berjalan meriah

Pelaksanaan acara berlangsung dengan lancar dan meriah. Sejak sekitar pukul tujuh pagi, peserta yang terdiri dari pelajar sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah itu sudah memenuhi kawasan balai kota. Antusiasme tak hanya datang dari peserta tetapi juga para dokter gigi yang akan memberikan pelayanan. “Pelaksanaannya sangat luar biasa. Dari jam 7 pagi sudah terlihat antusiasme, baik dari dokter-dokter giginya maupun murid-muridnya,” tutur Sindy ketika dihubungi UNAIR NEWS.

Guna memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta sekolah dasar, tim IDGAI dan IKGA FKG UNAIR mendatangkan 250 operator medis yang terdiri dari dokter gigi anak dan dokter gigi umum dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Makassar, Ternate, Balikpapan, Banjarmasin, Bandung, Jakarta, Medan, Lombok, dan

(4)

berbagai wilayah lainnya.

Acara ini terdiri atas empat kegiatan. Pertama, penyuluhan kesehatan gigi anak. Kedua, sikat gigi bersama. Ketiga, pemeriksaan kesehatan gigi anak. Keempat, pemberian topikal aplikasi fluor.

Topikal aplikasi fluor adalah pengulasan zat yang mengandung fluor pada seluruh permukaan gigi. Prosesnya, gigi pada anak-anak diolesi dengan bahan cair seperti kuteks. Dengan pengolesan fluor, diharapkan bisa mencegah karies gigi secara dini pada anak-anak.

Kegiatan pencegahan karies pada gigi itu didasari laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013. Dalam laporan itu dikatakan sebanyak 53 persen penduduk Indonesia di atas usia 12 tahun mengalami karies pada gigi (gigi berlubang). Angka meningkat dibandingkan tahun 2007 yang berada pada angka 43 persen. Padahal, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI menargetkan penduduk Indonesia bebas karies pada tahun 2030.

Sedangkan, lokasi Kota Batu dipilih dengan alasan bersamaan dengan hari jadi kota apel yang ke-15. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Kehadiran Lakon Airlangga di

Jagat Pewayangan Indonesia

UNAIR NEWS – Wayang memang memiliki tempat tersindiri di mata

(5)

penuh nilai dan filosofi yang dimunculkan melalui lakon-lakon yang dimainkan. Jika selama ini jagat pewayangan di Indonesia terkenal dengan kisah Ramayana, kali ini, kisah Airlangga akan dimunculkan untuk mengisi jagat pewayangan tanah air. Selain Airlangga merupakan raja pembaharu yang mashur di abad 12, lakonnya diharapkan bisa memberikan pelajaran bagi generasi sekarang. Dalam hal itulah, seminar dengan tema “Wayang Airlangga: Varian Baru Dalam Jagat Pewayangan Indonesia” digelar di Aula Siti Parwati FIB UNAIR, Sabtu (19/11).

Seminar yang dibuka oleh Dekan FIB UNAIR Diah Ariani Arimbi, Ph.D., tersebut merupakan serangkaian penutup Dies Natalis UNAIR ke-62. Melalui seminar tersebut, Diah berharap, generasi muda akan lebih memahami dunia pewayangan dan menghargai kesenian tradisi.

Pembuat Wayang Airlangga Dr. Sri Teddy Rusdy, menjadi pemandu jalannya seminar tersebut. Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) DKI Jakarta tersebut mengungkapkan, selama ini, pewayangan Indonesia masih berkiblat pada kisah Ramayana. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan baginya untuk memilih lakon Airlangga.

“Saya mulai berpikir, bahwa Indonesia ini luas dan memiliki banyak jagat lakon peradaban. Karena kecintaan pada almamater pertama saya, maka saya gunakan lakon Airlangga. Meski demikian lakon Airlangga ini untuk semua bangsa Indonesia,” jelasnya.

Hadir sebagai pembicara pertama, Dalang kondang Sujiwo Tejo menjelaskan terkait fenomena generasi muda yang meninggalkan wayang. Baginya, bukan salah pemuda yang meninggalkan wayang, tapi peran dalanglah yang menjadi penentu wayang bisa diterima generasi muda.

Selanjutnya, Prof. Kasidi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta selaku pemateri kedua, lebih menyoroti beragam varian wayang yang telah meramaikan jagat nusantara. “Wayang

(6)

itu diikuti oleh siklusnya. Varian baru itu muncul mengacu bahwa sebelumnya telah beredar wayang-wayang lainnya,” jelasnya.

Pemerhati keris dan batik Prof. Bambang Tjahjadi selaku pemateri ketiga, memaparkan materi terkait keberlangsungan wayang Airlangga di masa mendatang. Baginya, keberlangsungan wayang Airlangga juga harus didukung banyak pihak, termasuk sivitas akademika UNAIR.

“Inti dari pelestarian adalah membangun komunitas. Kita harus bangun paguyuban. Kita lihat saja, kalau paguyuban jalan, wayang ini bakal lestari,” tegasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

Rektor: Dorong Sinergi Antara

Pemerintah, Industri, dan

Perguruan Tinggi

UNAIR NEWS – Sinergi antara pihak triple helix (akademisi,

industri, dan pemerintah) perlu didorong agar kemiskinan bisa dientaskan dan angka pengangguran bisa ditekan. Muaranya, adalah kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Rektor Universitas Airlangga mengatakan, integrasi antarlembaga riset diperlukan agar keterpakaian riset yang dihasilkan peneliti di perguruan tinggi dapat dihilirisasi oleh industri-industri. Ia mencontohkan, di luar negeri, triple helix itu bersinergi sehingga hasil-hasil riset digunakan oleh industri. Sebaliknya, di Indonesia, ia mengakui

(7)

hasil riset masih banyak yang bermuara pada publikasi.

“Padahal tujuannya kita melakukan riset adalah untuk menggantikan produk-produk yang kita ekspor, dan digunakan oleh masyarakat Indonesia,” tutur Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak.

Agar hilirisasi terjadi, maka industrialisasi juga harus berkembang. Industri berbasis pemanfaatan sumber daya alam (SDA) perlu didorong karena masih banyak potensi SDA yang bisa dimanfaatkan. Kalangan perguruan tinggi telah memanfaatkan potensi SDA dalam kegiatan risetnya.

Contohnya di UNAIR. Peneliti di kedokteran dan farmasi sudah memanfaatkan SDA di Indonesia untuk membuat obat-obatan. Obat-obatan yang telah dikembangkan oleh peneliti UNAIR di antaranya pil KB untuk pria, obat untuk kanker payudara berbahan daun sambiloto, hingga vaksin untuk virus fli burung. “Di UNAIR sudah melakukan riset-riset. Kita (Institute of Tropical Disease) mendapat penghargaan Pusat Unggulan IPTEK bidang kesehatan dan obat-obatan. Kita mendorong produk asli Indonesia dengan bahan baku asli Indonesia,” terangnya.

“Kalau tahun sebelumnya banyak orang sakit dan membutuhkan terapi stem cell di luar negeri, UNAIR sudah mengembangkan terapi pengobatan itu. Jadi, orang-orang cukup berobat di Indonesia,” papar Nasih dalam acara roadshow “Industri Pilihan dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045” yang diadakan Komite Ekonomi dan Industri Nasional bekerjasama dengan UNAIR, Sabtu (4/2).

Di bidang kedokteran hewan, pada November tahun lalu, peneliti UNAIR diminta oleh Menteri Pertanian untuk memproduksi semen beku sebanyak 20 ribu dosis agar kebutuhan protein hewani dalan negeri bisa tercukupi.

Dengan adanya, banyak riset unggulan yang telah dikembangkan para peneliti, Nasih menegaskan bahwa UNAIR siap bekerja sama

(8)

untuk bersinergi dengan pihak industri dan pemerintah. Penulis: Defrina Sukma S

UNAIR ‘Mengejar’ Hak Paten,

Dimungkinkan Sebagai Dana

Operasional Pendidikan

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga berharap tahun akademik

2017 ini bisa mengantarkan puluhan produk penelitian dosen yang potensial untuk memperoleh hak paten dan hak kekayaan intelektual lainnya. Dari 300 penelitian, 270 berorientasi produk (paten), dan 75 kandidat diantaranya potensial untuk dilakukan hilirisasi. Dari yang potensi itulah diharapkan setidaknya 32 penelitian memperoleh hak paten tahun ini.

”Dengan demikian akan segera menambah jumlah daftar register paten yang masih teregristasi dan hingga saat ini terdapat 90 paten,” kata Ketua Lembaga Pengembangan Produk Akademik dan Hak Kekayaan Intelektual (LPPA-HKI) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Sukardiman, MS., Apt.

Guna mewujudkan target itulah LPPA-HKI menyelenggarakan “Workshop Pengelolaan Kekayaan Intelektual dan Drafting Paten”, di Aula Kahuripan, Gedung Administrasi, Kampus C UNAIR Jl. Mulyorejo Surabaya, Senin (13/2). Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., M.Sc. Dalam workshop yang diikuti 200-an dosen dan peneliti UNAIR ini, LPPA-HKI menghadirkan dua nara sumber yaitu Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual (KI) Kemenristek Dikti Dr. Sadjuga, M.Sc., dan Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit

(9)

Terpadu, Rahasia Dagang, Dirjen KI, Dr. Mercy Marvel, SH., M.Si.

Ditambahkan oleh Prof. Sukardiman, dari workshop terkait HKI dan Paten di UNAIR ini, dalam waktu yang tidak lama lagi juga akan dilanjutkan dengan acara pendampingan dan mediasi, khususnya terhadap beberapa peneliti yang sudah mengajukan sertifikasi paten dan hingga kini belum turun.

Sementara Wakil Rektor IV UNAIR, Junaidi Khotib, dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan diperolehnya Paten, baik secara lembaga dan perseorangan maka akan menunjang program

university holding, karena hasil-hasil penelitian itu bisa

segera dilakukan hilirisasi dan bisa dimanfaatkan secara industri dan akhirnya juga bermanfaat untuk masyarakat. Terutama penelitian-penelitian yang mempunyai dampak terhadap kemanusiaan.

”Ketika hasil penelitian didaftarakan untuk memperoleh hak cipta atau hak paten, memang belum memberikan dampak. Tetapi dalam jangka panjang setelah memperoleh hak paten, maka bisa memberikan dampak ekonomis baik secara individu dan lembaga,” kata dosen Fakultas Farmasi UNAIR ini.

Sebagaimana pada banyak universitas terkemuka di dunia, di mana sekitar 75% dana pendidikannya berasal dari produk akademik dan paten. Sehingga dampak hilirisasi sebagai bagian akhir penelitian itu, secara kelembagaan bisa sebagai bagian dari sumber dana pendidikan, yang selanjutnya akan membantu pembiayaan dari yang ditanggung oleh mahasiswa.

Sedangkan bagi universitas, ketersediaan dana yang relatif mandiri maka sangat memungkinkan untuk bisa memilih calon-calon mahasiswa yang berkualitas. Dengan mahasiswa yang berkualitas tersebut, maka selanjutnya juga memungkinkan mencapai efek positif yang lebih baik.

Dalam sosialisasinya, Dr. Sadjuga, M.Sc., antara lain menjelaskan bahwa di Indonesia ini rata-rata per tahun

(10)

terdapat antara 700 hingga 800 pemohon paten. Dengan demikian dari manfaat paten ini juga bisa menjadi sumber pemasukan negara selain pajak. Dengan semakin banyak peneliti dan pencipta produk mengajukan hak intelektualitasnya, maka ratusan anak bangsa ini akan bisa ikut menikmati produk-produk dari HKI/paten.

”Undang-undang No. 13 Tahun 2016 tentang Paten memberi peluang besar bagi masyarakat untuk mendapatkan hak paten,” kata Sadjuga, seraya memerinci produk-produk penelitian yang bisa diajukan untuk dimintakan paten, merek dagang, hak cipta, dan hak intelektual lainnya. Baik itu berupa karya ilmiah, buku, temuan-temuan baru software, dan karya produk/barang, dsb.

Demikian juga Dr. Mercy Marvel, SH., M.Si., sebagai pakar hukum ia juga merinci secara teknis cara-cara dan persyaratan-persyaratan bagi peneliti yang akan mengajukan hak paten dan hak kekayaan intelektual lainnya.

“Negara kita ini kaya-raya dan memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, baik itu ragam budayanya, ragam wisatanya, ragam hasil buminya, dsb. Itu pula sehingga maka pemerintah akan membina dan tidak akan melepaskan potensi tersebut begitu saja,” kata Dr. Marvel. (*)

Penulis : Bambang Bes

Tim Atlet Denali Disambut

Ramah oleh KJRI San Francisco

UNAIR NEWS – Kedatangan tim atlet Airlangga Indonesia Denali

Expedition (AIDeX) di San Francisco, Amerika Serikat, disambut ramah oleh pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Kamis

(11)

(18/5).

Tim AIDeX yang merupakan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Airlangga disambut oleh Konsul Jenderal Ardy Hermawan, Kepala Penerangan Sosial dan Budaya Frederick Bernard Loesi, dan jajarannya.

M. Faishal Tamimi, atlet AIDeX, mengatakan pertemuan dengan pihak KJRI San Francisco berlangsung selama dua jam. Mengutip pesan Ardy, Faishal mengatakan bahwa para atlet diminta untuk menjaga kekompakan tim baik selama pendakian maupun pasca pendakian.

“Kami juga diminta untuk menjunjung tinggi wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme oleh pihak konsulat,” tutur Faishal.

Selain itu, Faishal menuturkan bahwa para tim diminta untuk menginap di Wisma Indonesia selama berada di San Francisco. Selama berada di San Francisco, tim atlet beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Sebelumnya, tim atlet harus menempuh perjalanan selama 23 jam dari Indonesia ke Amerika Serikat. Selain itu perbedaan waktu yang cukup jauh sempat membuat mereka merasa jet lag.

Meski demikian, para atlet juga tetap mejaga kondisi fisik agar tetap prima sebelum pendakian. Setiap pagi, Faishal bersama dua atlet lainnya M. Roby Yahya (Fakultas Perikanan dan Kelautan) dan Yasak (alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) berlari-lari kecil di sekitar kawasan Golden Gate. “Kami juga jogging di wilayah Palace of Fine Art serta melakukan check list peralatan. Kami juga salat Jumat di Islamic Society of San Fransisco. Selain itu, kondisi suhu di wilayah San Fransisco berkisar antara 13 sampai 17 derajat Celcius,” imbuh Faishal yang juga mahasiswa Fakultas Vokasi. Tim AIDeX akan mendaki Denali selama 18 sampai 22 hari. Mereka bertolak dari Surabaya ke Jakarta pada 10 Mei, kemudian

(12)

berangkat ke Amerika Serikat pada 17 Mei. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Anchorage pada tanggal 21 Mei. Sedangkan, pendakian di Denali akan dimulai pada 26 Mei sampai 9 Juni.

Denali bukanlah puncak pertama yang didaki oleh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Wanala). Empat dari tujuh puncak tertinggi yang telah tim digapai adalah Puncak Cartenz (Indonesia/1994), Kilimanjaro (Tanzania/2009), Elbrus (Rusia/2011), dan Aconcagua (Argentina/2013).

Selain ke Denali, ekspedisi ke Vinson Massif di Antartika serta Everest di Himalaya akan menggenapi ekspedisi seven

summits anggota UKM Wanala.

Penulis: Wahyu Nur Wahid (Manajer AIDeX) Editor: Defrina Sukma S

Belajar Bernegosiasi bersama

Utusan Khusus PBB

UNAIR NEWS – Model United Nations, atau yang biasa dikenal

dengan MUN (simulasi sidang Perserikatan Bangsa-bangsa), merupakan salah satu sarana efektif untuk melatih kemampuan berdebat, berdiplomasi, dan bernegosiasi sebelum menjadi diplomat atau duta besar.

Airlangga MUN Club kembali akan mengadakan acara ‘Airlangga School of Diplomacy’ pada hari Sabtu dan Minggu 9-10 Januari 2015. Sekolah diplomasi bagi mahasiswa peminat MUN ini akan diselenggarakan di Fakultas Kedokteran UNAIR.

(13)

Menariknya, sekolah diplomasi ini rencananya akan dihadiri oleh Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA-IS, MA. Prof. Makarim yang juga Guru Besar HI UNAIR dan mantan Duta Besar RI untuk PBB rencananya akan memberikan materi berjudul ‘Negotiating Skills in Multilateral Diplomacy’. Selain, Prof. Makarim, peserta Airlangga School of Diplomacy ini juga akan diberi materi oleh AIESEC Surabaya mengenai ‘Being A Global Leader and Global Citizen’.

Dalam acara ini, ada juga satu hari simulasi sidang di mana peserta dibagi menjadi dua komite. Komite A berperan sebagai komite Sosial, Budaya, dan Kemanusian membahas persoalan krisis pengungsi Suriah. Komite B berperan sebagai UNICEF yang akan membahas persoalan tentang pernikahan dini. (*)

Penulis: Defrina Sukma S

Rangkuman

Berita

Media

Tentang UNAIR Hari Ini

(12/1/16)

Kacung Marijan Menulis Novel

Kacung Marijan merupakan salah satu Guru Besar Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang sebelumnya menjabat Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah lepas jabatan, dia sedang menulis sebuah novel. Judul novel masih dirahasiakan, namun dia menuturkan jika novel yang dikerjakannya bercerita tentang spionase, kisah asmara dan lain-lain.

(14)

Chiropractic, Memutar Kepala 45 Derajat bisa Sebabkan Stroke Hingga Meninggal

Saat ini, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh praktik pengobatan chiropractic yang diklaim mampu memperbaiki bentuk tulang belakang pasien. Namun, akhir-akhir ini beredar isu bahwa terjadi malpraktik terhadap pasien yang sedang menjalani terapi tersebut. Faktanya, praktik pengobatan chiropractic tidak dianjurkan di dunia medis, namun bagi pasien yang membutuhkan latihan gerakan tulang dapat mencoba terapi fisioterapi. Menurut dr. Amiril Mu’minin SpBS alumnus FK UNAIR, gerakan pada chiropractic yang berlebihan yang membahayakan tidak hanya berputar namun juga ada menekuk dan menengadah. Oleh karena itu dokter Amiril menyarankan agar bila tulang belakang sakit, sebaiknya masyarakat datang kerumah sakit dan bukan ke pengobatan alternative.

Jawa Pos, Selasa, 12 Januari 2016

Opini: Perbedaan Budaya antara Tayangan Sinetron dengan Realitas di Masyarakat

Elysa Yuni Rahmawati, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, berpendapat jika terdapat perbedaan budaya di media massa terutama pada tayangan sinetron di televisi. Padahal media massa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat mekanis seperti radio, surat kabar, televisi dan film (Cagra, 2002). Kebanyakan produksi sinetron Indonesia berpusat di Jakarta, kota megapolitan dan kadang melibatkan pula suku betawi. Penggambaran seperti itu belum mengatasnamakan multicultural dalam panggung hiburan. Pengaruhnya tentu saja terhadap kearifan lokal yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan pada tahun 2016 diharapkan Indonesia dapat

(15)

memperbaiki tayangan sinetron agar menyeimbangkan kebutuhan hiburan dengan memperhatikan materi yang diangkat.

Seputar Indonesia, Selasa 12 Januari 2016

Masa-Masa Awal Menikah Jangan Boros

Bagi pasangan muda, tentu mendambakan mempunyai hunian sendiri. Tentunya ada beragam pilihan hunian yang nyaman seperti rumah atau apartemen. Namun Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Nisfu Laila SE. M.Com. menyarankan agar membeli rumah karena jika terjadi musibah masih terbantu dengan harga tanah. Selain itu, beliau menyarankan agar di sela-sela perencanaan keuangan disertakan asuransi. Pasangan muda sebaiknya memiliki perencanaan keuangan yang matang dengan cara mengutamakan kebutuhan primer, lalu kebutuhan sekunder dan kemudian yang lain-lainnya. Dan sebaiknya pasangan muda harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membayar kewajiban-kewajiban yang ditanggungnya dan tidak terjebak dalam lifestyle.

Surya, Selasa 12 Januari 2016

Prof.

Ramlan:

Ideologi

Penentu Arah Kebijakan

UNAIR NEWS – Kebijakan publik merupakan cermin ideologi.

Setiap kebijakan yang diterapkan hendaknya berlandaskan ideologi yang seirama dengan cita-cita bangsa yang telah dibentuk oleh pendiri negara.

(16)

Ph.D, dalam acara ‘Diskusi Reboan: Ideologi dan Kebijakan’ yang dilaksanakan di ruangan Adi Sukadana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Rabu (6/4). Diskusi reboan kali ini dihadiri oleh mahasiswa jenjang sarjana hingga doktoral, serta para dosen FISIP UNAIR.

Menurut Prof. Ramlan, pada negara yang paling makmur sekalipun, tuntutan publik memang lebih besar daripada penerimaan negara. Oleh karena itu, pemerintah harus membuat prioritas kebijakan yang akan dijalankan demi kesejahteraan rakyat. Prioritas kebijakan yang dijalankan oleh presiden dan bawahannya mencerminkan ideologi yang dianut.

Pada awal Februari 2016, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan para menterinya untuk mengendalikan penggunaan anggaran dengan berpedoman pada tugas, pokok, dan fungsi masing-masing kementerian.

Menanggapi kebijakan itu, Prof. Ramlan mengatakan bahwa Jokowi sebagai kepala pemerintahan seharusnya mengingatkan bawahannya untuk mengendalikan penggunaan anggaran agar sesuai dengan Nawacita sebagaimana janji semasa kampanye.

Agar kebijakan bisa diimplementasikan dengan baik kepada masyarakat, maka kepala pemerintahan seharusnya menempatkan menteri berdasarkan pertimbangan ideologis, dan keahlian yang sesuai dengan pos kementerian yang diampu.

Landasan ideologi wajib pula tercermin dalam perumusan kebijakan. Prof. Ramlan mengambil contoh kebijakan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi. Pada masa pemerintahan SBY, masyarakat yang tergolong miskin mendapatkan bantuan langsung tunai setiap bulannya. Sedangkan, pada masa Jokowi, ia berkampanye tentang Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

“Kebijakan-kebijakan itu tidak dituntun oleh ideologi yang jelas. Apa dasar mereka ketika membuat kebijakan seperti itu?

(17)

Poin-poin seperti itulah yang harus diperjelas oleh partai politik (selaku partai pengusung). Memang ini kelemahan parpol kita. Parpol cenderung power-oriented daripada

policy-oriented,” tutur Guru Besar bidang Perbandingan Politik, FISIP

UNAIR.

Selain itu, implementasi kebijakan juga harus disertai dengan perencanaan operasional (operational planning) yang jelas. Prof. Ramlan menilai, seringkali pelaksana kebijakan melakukan implementasi dengan gaya srimulat. Artinya, pelaksanaan kebijakan terlalu banyak dibumbui improvisasi.

“Ambil saja contoh kebijakan e-KTP (Kartu Tanda Penduduk elektronik). Begitu pemerintah mulai memberlakukan e-KTP, banyak daerah dan peralatan yang belum siap. Implementasi kebijakan publik ini diterapkan dengan menggunakan gaya srimulat karena operational planning belum jelas. Kenapa srimulat? Karena terlalu banyak improvisasi,” tegas Prof. Ramlan yang juga anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Penulis: Defrina Sukma S.

Pascasarjana Pacu Semangat

Kebersamaan Semua Prodi

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana adalah salah satu kekuatan

di kampus UNAIR. Di sana terdapat dua belas program studi (Prodi) multi disiplin. Setidaknya, terdapat kombinasi dari sepuluh fakultas yang tersinergi menjadi sentra kajian unik. Misalnya, Prodi S2 Ilmu Forensik. Dalam perkuliahan, tidak melulu membahas tentang seluk beluk kecelakaan atau kriminalitas. Lebih luas dari itu, Ilmu Forensik UNAIR juga

(18)

menelaah ranah sosial dan antropologi sejarah leluhur di suatu kawasan. Bahkan, tentang finance yang rumit dan melibatkan banyak pihak.

“Prodi di Pascasarjana ini menarik. Banyak asesor bilang, perkuliahan yang kami siapkan lain dari yang lain,” kata Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, SE., M.Si., Ak.

Tak hanya Ilmu Forensik, sebelas Prodi lain juga memiliki potensi unik dan aplikatif di masyarakat. Yakni, (di level magister) Sains Ekonomi Islam, Kajian Ilmu Kepolisian, Bioteknologi Perikanan & Kelautan, Kajian Hak Atas Kekayaan Intelektual, Teknobiomedik, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sains Hukum & Pembangunan, Imunologi, dan Manajemen Bencana. Juga, (di level doktor) Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Ekonomi Islam.

Manajemen Pascasarjana terus melakukan sosialisasi dan promosi ke masyarakat. Harapannya, khalayak paham pentingnya ilmu yang sudah disiapkan di sekolah tersebut. Berbagai strategi sosialisasi bakal dipakai. Semua mengacu pada semangat kebersamaan.

“Ada pola pikir baru yang kami pakai. Khususnya, dalam usaha promosi. Bila dulu, tiap Prodi hanya menyosialisasikan dirinya sendiri, mulai sekarang, Prodi yang turun ke lapangan, akan menyosialisasikan Pascasarjana secara keseluruhan,” ungkap perempuan yang akrab disapa Is tersebu.

Pihak manajemen sudah melakukan rapat internal untuk merapatkan barisan. Semua Prodi sudah sepakat dengan cara tersebut. Pascasarjana harus tersinergi. Dengan demikian, kemajuan yang didapat akan merata dan lebih membahagiakan semua elemen.

Hal-hal teknis untuk merealisasikan rencana itu telah dipersiapkan. Misalnya, materi presentasi yang sudah dibuat menyeluruh dan seragam. Prodi tertentu yang melakukan

(19)

sosialisasi di sebuah daerah, bakal ikut mempromosikan Prodi lain yang saat itu kebetulan tidak hadir. Program tersebut dikoordinasikan secara rapi. Sehingga, semua merasa diuntungkan. “Kami juga sudah menyiapkan liflet khusus. Modelnya seperti buku keterangan ringkas dan padat terkait informasi Pascasarjana. Sarana promosi kami bukan lagi brosur-brosur per-Prodi. Kami yakin, ini akan memudahkan calon mahasiswa,” urai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut.

Selama ini, promosi dan sosialisasi dilakukan di banyak tempat. Tak terkecuali, di institusi plat merah yang selalu butuh pengembangan dan penguatan SDM. Misalnya, kepolisian dan Pemerintah Daerah. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan publik Ditjen SDPPI mencakup 4 (empat) bidang penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu penyelenggaraan pelayanan publik Perizinan Spektrum Frekuensi Radio dan

Dalam penelitian ini membuktikan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, komitmen

menjelaskan hasil uji paired t nilai tekanan darah sistolik setelah diberikan perlakuan brisk walking exercise yaitu ρ value 0,000, ada pengaruh yang signifikan dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) model pembelajaran yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik di antara model pembelajaran kooperatif

Zerreden kürreye kadar herşeyin sahibi olan Allah, sevdiği kullarına mal, mülk değil ahlak ve şeref vermiştir.. İşte insanoğlunun en hayırlı

Sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan untuk 2agina... Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut : 1. $impan obat ditempat yang se!uk dan

Pikolih tetilik puniki, inggih ipun (1) kaiwangan Ejaan Bahasa Bali Yang Disempurnakan sane wenten ring sajeroning sasutaran awig-awig subak Kacangbubuan, desa adat

Selain dua hal tersebut, banyak hal lain yang cukup mengganggu masyarakat di Selain dua hal tersebut, banyak hal lain yang cukup mengganggu masyarakat di sekitar perusahaan, yang