62
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT.MAJUBERSAMA SURYA INDAH MOTOR
HARI MOEKTIWIBOWO DAN JENNES SITUMORANG Program Studi Teknik IndustriUniversitas Suryadarma-Jakarta
ABSTRAK
Globalisasi memacu arus informasi dan alih teknologi serta mengubah konsumen menjadi lebih peka terhadap kualitas dan harga suatu produk. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas produk. Perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang dan terus menerus memperbaiki dan memperbaharui strategi. PT. Majubersama Surya Indah Motor adalah perusahaan manufaktur otomotif yang memproduksi sepeda motor dengan berbagai jenis. Dalam pengendalian kualitas perusahaan tersebut, masih terdapat produk cacat diatas batas toleransi pada minggu I pada bulan Juni dan minggu I pada bulan Maret yaitu sebesar 19,08% dan 18.58%.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dan data yang diolah adalah data produksi dan produk cacat tahun 2010, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah metode Six Sigma yang melalui lima tahapan analisis yaitu define, measure, analyze, improve, dan control.
Sedangkan pada tahap pengukuran (measure) dihitung nilai Upper Control Limit (UCL), Lower Control Limit (LCL) serta perhitungan DPMO dan Sigma pada tiga cacat tertinggi yaitu diameter bearing, ulir fly whell dan diameter batang piston.
Berdasarkan perhitungan nilai Sigma, rata-rata nilai sigma perusahaan adalah 3.40 dengan 28649.66Defect per million Opportunitas (DPMO). Pada tahap analyze dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas Crankshaft Comp dan kemampuan proses perusahaan cukup baik serta faktor-faktor utama penyebab produk cacat adalah unsur mesin kemudian diikuti faktor karyawan, faktor metode dan faktor bahan baku sebagai sebab lain yang membentuk produk akhir Dalam penelitian ini disarankan agar sebaiknya perusahaan meningkatkan kapabilitas sigma, meningkatkan kemampuan proses dengan cara melakukan perbaikan terhadap mesin, karyawan, metode dan bahan baku.
Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Six Sigma, CTQ, DPMO
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi sekarang ini kebutuhan sarana transportasi
memegang peran yang sangat penting.
Dimana kegiatan yang sifatnya bisnis tidak bisa dilepaskan pada tersediannya sarana transportasi.
Keberadaan sarana transportasi dalam hal ini sepeda motor merupakan kebutuhan yang telah dapat
dikelompokkan ke dalam kebutuhan primer. Manfaat langsung yang dirasakan ialah mempermudah dan
mempercepat setiap kegiatan, sehingga lebih efisien baik dari segi waktu, tenaga dan biaya. Kepemilikan sepeda motor bukan barang lagi barang yang mewah sehingga setiap orang dirasa perlu memiliki.
Peningkatan kebutuhan sepeda motor mendorong ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar dan terus selalu
menjaga kualitas dari produk sepeda
motor sesuai dengan yang di harapakan
pengguna / konsumen.
63 Perusahaan yang menjadikan
kualitas sebagai alat strategi akan mempunyai keunggulan bersaing dengan kompetitornya dalam menguasi pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas kualitas.
Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga rendah dan pengiriman tepat waktu.
PT Majubersama Surya Indah Motor merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri otomotif sepeda motor dengan memegang bebrapa merk seperti Zealsun, Morin, Prisma, Monstrac, Montrada dan Inspira. Produk yang dihasilkan adalah sepeda motor dengan berbagai macam jenis dan yang dipasarkan di seluruh Indonesia. Jenis motor yang dihsilkan itu di antaranya Motor Sport, Mini Trail, SBK, Trail dan ATV. Pengendalian kualitas di PT Majubersama Surya Indah Motor belum begitu baik terbukti dengan di temukannya produk cacat di atas batas toleransi.
Dalam penelitan ini diteliti pengendalian kualitas pada part engine Crankshaft Comp . Karena berdasarakan survey awal penelitaian, diketahui bahwa produk cacat part engine Crankshaft Comp yang ada di PT Majubersama Surya Indah Motor berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan dan menganalisis pengimplementasian pengendalian kualitas produk sepeda motor pada PT Majubersama Surya Indah Motor dengan menggunakan pendekatan Six Sigma.
b. Menganalisis pengaruh jumlah produksi terhadap produk cacat sepeda motor pada PT Majubersama Surya Indah Motor.
c. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada PT Majubersama Surya
Indah Motor sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kualitas produk.
METODE
Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan tercapai.
Dimensi Kualitas
Ada 8 dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis terutama untuk produk manufaktur.
Dimensi tersebut adalah: (Tjiptono, 2001:
27)
a. Kinerja : karakteristik dari produk inti.
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan:
karakteristik sekunder atau pelengkap.
c. Kehandalan : kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi:
sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Daya tahan: berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan.
f. Service Ability: meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
g. Estetika: daya tarik produk terhadap panca indra.
h. Kualitas yang dipersepsikan: citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Pengertian Dan Konsep Six Sigma
Six Sigma adalah bertujuan yang
hampir sempurna dalam memenuhi
persyaratan pelanggan (Pande dan
64 Cavanagh, 2003: 9). Menurut Gaspersz
(2005:310) six sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi produk barang dan jasa.
Jadi Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatic yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas.
Menurut Gaspersz (2005:310) terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi penerapan konsep Six Sigma, yaitu :
a. Identifikasi pelanggan.
b. Identifikasi produk.
c. Identifikasi kebutuhan dalam memproduksi produk untuk pelanggan.
d. Definisi proses.
e. Menghindari kesalahan dalam proses dan menghilangkan semua pemborosan yang ada.
f. Tingkatkan proses secara terus menerus menuju target Six Sigma
Prinsip dasar program Six Sigma menurut Hidayat dalam Strategi Six Sigma (2007:102) adalah:
Dalam Six Sigma ada siklus 5 fase DMAIC(Define, Measure, Analyze, Improve, Control) yaitu proses peningkatan terus menerus menuju target six sigma. DMAIC dilakukan secara sistematik berdasarkan pengetahuan dan fakta. DMAIC merupakan suatu proses closed–loop yang menghilangkan langkah–langkah proses yang tidak produktif, sering berfokus pada pengukuran–pengukuran baru dan menerapkan teknologi untuk peningkatan kualitas menuju target six sigma.
DMAIC terdiri atas lima tahap utama [7]:
1. Define
Define merupakan langkah pertama dalam pendekatan Six Sigma. Langkah ini mengidentifikasi masalah penting dalam proses yang sedang berlangsung.
2. Measure
Measure merupakan tindak lanjut dari langkah Define dan merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu Analyze. Langkah measure memiliki dua sasaran utama, yaitu :
a. Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkuantifikasi masalah atau peluang.
b. Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan petunjuk tentang akar masalah.
Milestone (batu loncatan) pada langkah measure adalah mengembangkan ukuran sigma awal untuk proses yang sedang diperbaiki.
3. Analyze
Langkah ini mulai masuk kedalam hal- hal detail, meningkatkan pemahaman terhadap proses dan masalah, serta mengidentifikasi akar masalah. Pada langkah ini, pendekatan Six Sigma menerapkan statistical tool untuk memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa baik proses yang berlangsung dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi dalam proses. Untuk mengetahui seberapa baik proses berlangsung, maka perlu adanya suatu nilai atau indeks yaitu Indeks Kemampuan Proses (ProcessCapability Index).
4. Improve
Selama tahap ini, diuraikan ide-ide perbaikan atau solusi-solusi yang mungkin untuk dilaksanakan.
5. Control
Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil-hasil yang diinginkan sedang dalam proses pencapaian.
Tahapan yang dilakukan dalam
penelitia ini dimulai dengan
pengumpulan informasi dan data yang
dibutuhkan sehingga dapat diketahui
gambaran yang jelas tentang keadaan,
proses dan sistem produksi yang ada
65 pada PT.Majubersama Surya Indah
Motor.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
1) Tahap DEFINE 2) Tahap MEASUR 3) Tahap ANALYZE 4) Tahap IMPROVE 5) Tahap CONTROL
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Define
Standar yang ditetapkan perusahaan untuk minyak goreng kemasan jerigen 5 liter (classic) seperti ditabel dibawah ini
Tahap Measure
Jumlah Crankshaft Comp yang diproduksi yang selama bulan Januari sampai dengan Desember 2010 adalah sebesar 4564 unit, dan diketemukan produk cacat sebesar 416 unit . Dari data tersebut dihitung mean (CL) atau rata- rata produk akhir yaitu :
= ∑
∑
= ∑ 416
∑ 4564
= 0.091148
Juga dihitung proporsi produk akhir mingguan (P), yaitu produk akhir (np) dibagi populasi (n)
=
Tabel 1 Perhitungan nilai UCL, P, CL, LCL
No Periode P UCL CL LCL
1 I/Jan 0.153846 0.166878 0.091148 -0.015417
2 II/Jan 0.084112 0.174621 0.091148 -0.007674
3 III/Jan 0.170940 0.170974 0.091148 -0.011321
4 IV/Jan 0.026086 0.171665 0.091148 -0.010630
5 I/Feb 0.041666 0.179274 0.091148 -0.003021
6 II/Feb 0.030927 0.178818 0.091148 -0.003477
7 III/Feb 0.102040 0.178370 0.091148 -0.003925
8 IV/Feb 0.034090 0.183192 0.091148 0.000897
9 I/Mar 0.185840 0.172375 0.091148 -0.009920
10 II/Mar 0.05 0.169970 0.091148 -0.012325
11 III/Mar 0.162962 0.165462 0.091148 -0.016833 12 IV/Mar 0.135135 0.173103 0.091148 -0.009192
13 I/Apr 0.022471 0.182674 0.091148 0.000376
14 II/Apr 0.0125 0.187685 0.091148 0.005389
15 III/Apr 0.028846 0.175817 0.091148 -0.006478
16 IV/Apr 0.025 0.187685 0.091148 0.005389
17 I/Mei 0.048543 0.176227 0.091148 -0.006068
18 II/Mei 0.037974 0.188294 0.091148 0.005998
19 III/Mei 0.070588 0.184803 0.091148 0.002507
20 IV/Mei 0.043956 0.181663 0.091148 -0.00063
21 I/Jun 0.190839 0.166588 0.091148 -0.015707
22 II/Jun 0.079136 0.164385 0.091148 -0.017910 23 III/Jun 0.080291 0.164918 0.091148 -0.017377 24 IV/Jun 0.151515 0.166302 0.091148 -0.015993
25 I/Jul 0.104838 0.168688 0.091148 -0.013607
26 II/Jul 0.150442 0.172375 0.091148 -0.009920 27 III/Jul 0.171428 0.175412 0.091148 -0.006883 28 IV/Jul 0.135922 0.176227 0.091148 -0.006068
29 I/Agst 0.026315 0.190193 0.091148 0.007897
30 II/Agst 0.118421 0.190193 0.091148 0.007897 31 III/Agst 0.027027 0.191522 0.091148 0.009226 32 IV/Agst 0.038961 0.189548 0.091148 0.007252
33 I/Sept 0.137931 0.183720 0.091148 0.001424
34 II/Sept 0.164705 0.184803 0.091148 0.002507 35 III/Sept 0.119047 0.185359 0.091148 0.003063
36 IV/Sept 0.075 0.187685 0.091148 0.005389
66
37 I/Okt 0.114754 0.201702 0.091148 0.019406
38 II/Okt 0.140625 0.199080 0.091148 0.016784
39 III/Okt 0.085714 0.194351 0.091148 0.012055
40 IV/Okt 0.018867 0.209753 0.091148 0.027457
41 I/Nov 0.048780 0.186501 0.091148 0.004205
42 II/Nov 0.071428 0.185359 0.091148 0.003063
43 III/Nov 0.084337 0.185924 0.091148 0.003628
44 IV/Nov 0.051282 0.188915 0.091148 0.006619
45 I/Des 0.086419 0.187087 0.091148 0.004791
46 II/Des 0.063291 0.188294 0.091148 0.005998
47 III/Des 0.058823 0.184803 0.091148 0.002507
48 IV/Des 0.072289 0.185924 0.091148 0.003628
Tahap Analyze Pada tahap ini dilakukan
pengolahan data menggunakan peta kontrol P-Chart
Gambar 1 Peta Kontrol P-Chart
Menghitung Kapabilitas Proses Analisis kemampuan proses merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan sistem peningkatan kualitas. Pada data atribut, kapabilitas prosesnya adalah center line dari control chart yang digunakan. Sehingga dapat diketahui kapabilitas proses dari bulan Januari-Desember 2010 adalah 0.091148 > target yaitu 0.
Tahap pengukuran tingkat sigma dan Defect Per Milliin Opportunities (DPMO)
Defect Per Milion Opportunities (DPMO) atau kemungkinan untuk terjadinya cacat didalam satu juta kesempatan dan untuk menghitung DPMO menggunakan :
= . 1
Data yang diolah untuk mengetahui persentase jenis produk yang cacat dihitung dengan rumus :
%
= ℎ
ℎ ℎ 100%
Jenis produk cacat yang sering terjadi adalah :
a. Diameter Bearing sebanyak 168 unit
% = 168
416 100%
= 40%
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
Grafik Perhitungan CL, UCL, P, LCL Bulan Januari-Desember 2010
CL UCL LCL
Proporsi Produk Akhir P
Periode
67 b. Ulir Fly Whell sebanyak 138 unit
% = 138
416 100%
= 33%
c. Diameter Batang Piston sebanyak 110 unit
% = 110
416 100%
= 27%
Hasil perhitungan dapat digambarkan dalam diagram pareto yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2 Diagram Pareto Tahap Improve
Merupakan rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan kualitas Six sigma
Tahap Control
Merupakan tahap analisis terakhir dari proyek six sigma yang menekankan pada pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan yang telah dilakukan meliputi :
a. Melakukan perawatan mesin dan perbaikan mesin secara berkala.
b. Melakuakan pengawasan terhadap bahan baku dan karyawan bagian produksi agar mutu barang yang dihasilkan lebih baik.
c. Melakukan pencatatan produk cacat setiap hari dari masing-masing jenis dan mesin, yang dilakukan oleh karyawan masing-masing bagian.
d. Melaporkan hasil pencatatan cacat berdasarkan type produk cacat kepada supervisor.
e. Total produk cacat dalam periode satu bulan dicantumkan dalam montly
manager. Scorecard atas pertanggung jawaban manajer produksi untuk dilaporkan ke direktur.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dianalisis beserta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan metode six sigma dapat diketahui bahwa kualitas Crankshaft Comp yang dihasilkan oleh perusahaan cukup baik (berada pada tingkat sigma perusahaan Indonesia) yaitu 3.40 Sigma. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
Implementasi peningkatan kualitas six sigma pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada tiga penyebab produk cacat tertinggi yaitu : Diameter Bearingsebanyak 40%,
168138
110
40%
74%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
% Akumulasi
Frekuensi