• Tidak ada hasil yang ditemukan

Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

BAB I

Pendahuluan

I.1. LATAR BELAKANG

Keberadaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Kabupaten Donggala merupakan salah satu dari modal pembangunan yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan untuk keperluan pembangunan seringkali tanpa perhitungan yang matang, sehingga sumber daya alam dan lingkungan tersebut mengalami degradasi secara kuantitas dan kualitas. Yang lebih mencemaskan lagi adalah adanya dampak negatif yang ditimbulkan terhadap kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan perlunya sebuah upaya terpadu untuk melestarikan Lingkungan Hidup yang meliputi Kebijaksanaan, Penataan, Pemanfaatan, Pengembangan, Pemeliharaan, Pemulihan, Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup. Undang-undang ini ditujukan untuk menjadi acuan di dalam upaya pelestarian lingkungan hidup guna menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut diharapkan akan mampu

(2)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

memenuhi aspirasi dan kebutuhan manusia saat ini dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian lingkungan.

Dari pemikiran diatas, maka diperlukan sebuah kerangka perencanaan secara menyeluruh untuk upaya pelestarian lingkungan hidup. Lebih spesifik lagi, diperlukan adanya sebuah Rencana Dasar yang harus dijadikan acuan dalam merumuskan program dan kegiatan Lingkungan Hidup di Kabupaten Donggala secara terpadu. Sebagai realisasi dari pemikiran tersebut diatas, maka dilaksanakan kegiatan untuk menyusun ”Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala”. Dari kegiatan ini akan dihasilkan sebuah Rencana Induk sebagai acuan di dalam pelaksanaan upaya pengendalian terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada di wilayah Kabupaten Donggala, sehingga pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan akan bisa dicapai.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakan dan akan kegiatan ini adalah untuk membantu Pemerintah Kabupaten Donggala dalam merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan pembangunan yang bersinggungan dengan keberadaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membuat kerangka perencanaan

(3)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

strategik dalam upaya pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup di Kabupaten Donggala.

Sedangkan tujuan dari pelaksanan kegiatan ini adalah :

1. Untuk menyediakan Rencana Induk Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Donggala;

2. Memberikan gambaran tentang kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Donggala khususnya wilayah laut dan pesisir, bidang pertambangan dan bidang kehutanan;

3. Memberikan gambaran yang obyektif terhadap dampak kegiatan manusia (sosio-ekonomi) maupun peristiwa alam terhadap komponen Lingkungan Hidup di Kabupaten Donggala;

I.3. MANFAAT

Manfaat yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : 1. Memberikan masukan bagi pemegang kebijaksanaan dalam hal

ini adalah Pimpinan Daerah serta Pimpinan Dinas/Instansi yang terkait dengan kegiatan lingkungan untuk selanjutnya dapat menjadi pedoman dalam penyusunan operasional kegiatan bidang lingkungan hidup;

2. Sebagai bahan evaluasi terhadap program dan kegiatan bidang lingkungan hidup yang telah dilaksanakan.

(4)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

I.4. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ini didasarkan pada :

1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang Pembentukan daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3669);

4. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);

5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan

(5)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

Lembaran Negara Nomor 4493), yang telah di tetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Daerah kabupaten Donggala Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kewenangan Kabupaten Donggala sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2001 Nomor Seri C Nomor 1);

8. Peraturan Kabupaten Donggala Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah;

9. Peraturan Daerah tahun 2008 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Kabupaten Donggala

I.5. PELAKSANA KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala dilakukan secara swakelola oleh Bappeda Kabupaten Donggala.

Untuk melaksanakan kegiatan ini, Bappeda Kabupaten Donggala menyusun sebuah Tim Kerja yang personil-personilnya diambil dari perwakilan Instansi yang terkait.

(6)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

I.6. RUANG LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN

Adapun ruang lingkup kegiatan penyusunan masterplan pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan hidup Kabupaten Donggala ini di fokuskan pada :

1. Pengendalian kerusakan wilayah pesisir dan laut;

2. Pengendalian kerusakan bidang pertambangan;

3. Pengendalian kerusakan bidang kehutanan.

Sedangkan untuk lokasi kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Kawasan Pantai Barat (10 Kecamatan);

2. Kawasan Banawa (5 Kecamatan).

I.7. LETAK GEOGRAFIS

Kabupaten Donggala merupakan bagian administratif Propinsi Sulawesi Tengah sekaligus sebagai salah satu daerah penyangga yang berbatasan langsung dengan Kota palu sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Tengah, wilayah ini membentang dari utara ke selatan pada bagian barat Propinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten Donggala memiliki luas 5275,69 Kilometer persegi, dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli;

Sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Sigi;

Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat;

(7)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong, Kota palu dan Kabupaten Sigi.

Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Donggala

Panjang pantai di wilayah Kabupaten Donggala ± 445 Km memanjang dari arah selatan berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat sampai arah utara berbatasan dengan Kabupaten Toli-toli Propinsi Sulawesi Tengah, dan pesisir pantai Kabupaten Donggala memiliki sumber daya hutan Mangrove ± 1.526 Ha, Padang Lamun dan Terumbu Karang ± 148 Ha, selain itu juga terdapat 15 pulau yang memiliki berbagai macam kekayaan alam

(8)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

I.8. PENDUDUK

Dari hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2007 diketahui jumlah penduduk Kabupaten Donggala mencapai 283.085 jiwa. yang terdiri dari 142.440 jiwa penduduk laki-laki dan 140.645 jiwa penduduk perempuan.

I.9. KEADAAN IKLIM

Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Donggala memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober – bulan Maret.

Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2007 bahwa suhu udara rata rata tertinggi terjadi pada bulan Mei (28,1 C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Juni (26,6

C). Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang

sama berkisar antara 74 – 81 persen. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Pebruari yang mencapai 81 persen, sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 74 persen.

Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu tahun 2005 terjadi pada bulan Juli 142,8 mm2, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Oktober yaitu 142,8 mm2. Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3 – 7 knots. Sama dengan

(9)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

tahun sebelumnya, pada tahun 2007 arah angin terbanyak datang dari arah Utara sepanjang tahun.

I.10. PEMERINTAHAN

Secara administratif Kabupaten Donggala memiliki 15 Kecamatan setelah di sahkannya pemekaran Kabupaten Sigi berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2008 pada bulan Juli 2008, berikut nama Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Donggala:

1. Kecamatan Sojol Utara;

2. Kecamatan Sojol;

3. Kecamatan Damsol;

4. Kecamatan Balaesang;

5. Kecamatan Sirenja;

6. Kecamatan Sindue Tobata;

7. Kecamatan Sindue Tombusabora;

8. Kecamatan Sindue;

9. Kecamatan Labuan;

10. Kecamatan Tanantovea;

11. Kecamatan Banawa;

12. Kecamatan Banawa tengah;

13. Kecamatan Banawa Selatan;

14. Kecamatan Rio Pakava;

15. Kecamatan Pinembani.

(10)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

Berikut ini adalah luas wilayah Kabupaten Donggala untuk setiap Kecamatan :

Tabel 1.1. Luas Kecamatan

No Nama Kecamatan

Luas (dalam Km²)

1 Rio Pakava 859.40

2 Banawa 93.00

3 Banawa Tengah 120.39

4 Banawa Selatan 519.64

5 Pinembani 184.00

6 Tanantovea 309.83

7 Labuan 140.49

8 Sindue 244.11

9 Sindue Tobata 259.45

10 Sindue Tombusabora 272.39

11 Balaisang 577.15

12 Damsol 600.70

13 Sojol 523.54

14 Sojol Utara 348.03

15 Sirenja 223.57

Total luas 5275.69

(11)

Master Plan

Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala

Dari sisi aksesibilitas hampir semua ibukota Kecamatan tersebut telah dapat di akses dengan kendaraan roda 4 kecuali Kecamatan Pinembani yang sampai saat ini masih menggunakan roda 2, dan untuk prasarana transportasi terdapat ruas jalan utama Palu - Donggala - Surumana dan Palu - Tavaili – Toaya – Tompe – Tambu – Sioyong – balukang – Ogoamas, selain ruas utama terdapat pula ruas-ruas yang menghubungkan antar kecamatan dan antar desa yang sudah baik untuk dilalui oleh kendaraan roda 4 maupun roda 2 serta ruas ke kantong-kantong produksi masyarakat yang setiap tahun menjadi prioritas pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Donggala.

Gambar

Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Donggala
Tabel 1.1.  Luas Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses tuturan ritual adat Mosooli, formula mantranya, serta fungsi ritual tersebut

Contoh gerakan tersebut antara lain: Apabila orang Dayak sedang mudik menumpang perahu, dalam perjalanan tiba-tiba berjumpa burung elang yang terbang dari arah kanan menuju ke

SIMULASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA INDUSTRI FURNITURE SEBAGAI SOLUSI ESTIMASI TOTAL WAKTU SELESAINYA ORDER..

Sejarah yang ditulis pada masa Orde Baru dapat dikatakan adalah sejarah orang-orang yang berkuasa pada masa itu.. Maka tak salah bila hampir tidak ada satupun buku sejarah resmi

Sama seperti kita belajar dari Tiongkok pada cerita diatas, dengan demikian bukan saatnya kita tidak percaya diri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean di awal tahun 2016 dan

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa partisipasi masyarakat merupakan sikap sadar, kemandirian serta kerja sama antar masyarakat maupun aparat desa dalam memanfaatkan

usaha pengolahan singkong dari hulu hingga hilir yang dimiliki Bapak Daud dapat dikatakan memiliki kemajuan dan keberhasilan walaupun terdapat beberapa kendala dalam melakukan

Munculnya volunteerisme dalam kontestasi politik elektoral tidak hanya menjadi sebuah kritik terhadap kinerja partai politik, melainkan juga sebagai tanda betapa