BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Koreksi Fiskal dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak
Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu Wajib Pajak akan dapat melakukan kewajiban perpajakannya dengan benar pula. Bahkan Wajib Pajak dapat memanfaatkan ketentuan perpajakan itu sebagai suatu hal yang menguntungkan bagi dirinya. Paling tidak Wajib Pajak akan dapat memanfaatkan ketentuan yang membuat pemenuhan kewajiban perpajakannya menjadi sehemat mungkin dengan tidak melanggar ketentuan perpajakan itu sendiri.
Perbedaan konsep, cara pengukuran dan pengakuan penghasilan dan biaya antara ketentuan perpajakan dan Standar Akuntansi keuangan menyebabkan perlunya koreksi fiskal. Koreksi fiskal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan laba komresial dengan ketentuan perpajakan sehingga dapat dihitung besarnya Pajak Penghasilan terutang. Koreksi fiskal terdiri atas koreksi fiskal positif dan negatif.
Untuk dapat mendapatkan laba fiskal dalam menghitung Pajak Penghasilan Badan, maka diperlukan suatu analisis atas biaya komersial untuk menentukan apakah biaya-biaya komersial tersebut termasuk dalam
biaya fiskal atau biaya non fiskal, dimana biaya non fiskal tersebut harus dilakukan koreksi positif.
Tabel 4.1
Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2011
Sumber : Laporan Keuangan PT. Komatsu Marketing and Support Indonesia (data diolah oleh penulis tahun 2012)
Berikut analisis yang dilakukan terhadap perkiraan-perikaraan dalam laporan keuangan PT. Komatsu M.S.I atas rekonsiliasi terhadap laporan laba rugi komersial tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1. Revenue (Hasil Penjualan Neto)
Revenue (Hasil Penjualan Neto) adalah penghasilan yang diperoleh oleh PT. Komatsu M.S.I atas penjualan barang dagang selama satu periode.
Positive Negative
REVENUE 1,592,092,691,500 1,592,092,691,500
COST OF SALES 1,464,561,454,322 1,464,561,454,322
GROSS PROFIT 127,531,237,178 127,531,237,178
PERSONAL EXPENSES 53,448,022,676 1,182,611,124 52,265,411,552 EQUIPMENT EXPENSES 8,928,300,752 174,671,800 9,102,972,552 GENERAL EXPENSES 11,146,260,900 1,244,180,000 9,902,080,900 TOTAL EXPENSES 73,522,584,328 2,426,791,124 174,671,800 71,270,465,004
OPERATING PROFIT 54,008,652,850 56,260,772,174
REVENUE/(OTHER EXPENSE) (391,403,496) (391,403,496)
EARNING BEFORE TAX 53,617,249,354 55,869,368,678
ROUNDING 55,617,249,000 55,869,369,000
EARNING AFTER TAX 25% 13,946,287,181
PT KOMATSU MARKETING AND SUPPORT INDONESIA FISCAL RECONCILIATION
FISCAL YEAR 2011
Description Finansial Statement Komersil
Fiscal Correction Finansial Statement Fiskal
Selama tahun 2011, PT. Komatsu M.S.I menjual persediaan barang dagang kepada PT. United Tractors Tbk sebagai distributor tunggal prodak merek komatsu sebesar Rp 1.592.092.691.500.
Menurut akuntansi, nilai pendapatan yang dapat diakui sebesar Rp 1.592.092.691.500, sama dengan menurut perpajakan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal atas perkiraan ini karena pendapatan termasuk Objek Pajak Penghasilan sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU nomor 36 tahun 2008.
2. Cost of Sales (Harga Pokok Penjualan)
Harga Pokok Penjualan PT. Komatsu M.S.I terdiri dari :
Pesediaan Barang Dagang
Pembelian Barang Dagang
Biaya Masuk Pembelian Barang Dagang
Menurut akuntnasi, Harga Pokok Penjualan yang diakui oleh PT.
Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 1.464.561.454.322, sama dengan yang diakui menurut perpajakan yaitu sebesar Rp 1.464.561.454.322. PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal atas perkiraan ini karena Harga Pokok Penjualan tersebut berkaitan dengan adanya biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No. 36 Tahun 2008.
3. Personal Expenses (Biaya-Biaya Personal)
Personal Expenses (Biaya-biaya personal) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk kesejahteraan karyawan.
Berikut biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya personal karyawan : a. Salaries Expenses (Biaya Gaji Karyawan)
Salaries Expenses (Biaya Gaji Karyawan) merupakan biaya yang di keluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membayar upah kerja bagi seluruh karyawan setiap bulan.
Menurut akuntansi, biaya gaji karyawan yang dapat dibebankan adalah sebesar Rp 24.357.406.719, sama dengan yang diakui dari segi perpajakan yaitu sebesar Rp 24.357.406.719. Sehingga PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU No.36 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa biaya gaji karyawan merupakan biaya yang berkaitan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
b. Overtime Expenses (Biaya Lembur Karyawan)
Overtime Expenses (Biaya Lembur Karyawan) merupakan biaya yang di keluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membayar kelebihan jam kerja karyawan.
Menurut akuntansi, biaya lembur karyawan yang di jadikan beban oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 226.588.121, sama dengan yang diakui oleh perpajakan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk
tidak koreksi fiskal karena biaya lembur karyawan termasuk deductable expense.
c. Welfare Bonus (Bonus Karyawan)
Welfare Bonus (Bonus Karyawan) merupakan biaya yang di keluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membayar bonus atau upah lain bagi karyawan satu kali dalam satu periode.
Menurut akuntansi, biaya bonus karyawan yang dapat dibebankan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 19.687.790.757, sama dengan yang diakui oleh perpajakan. Sehingga PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal karena sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No. 36 Tahun 2008, biaya bonus merupakan biaya yang berkaitan dengan adanya biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
d. Welfare Gratuity (Pesangon Karyawan)
Welfare Gratuity (Pesangon Karyawan) merupakan biaya yang di keluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membayar pesangon karyawan melalui pihak lain.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat diakui untuk menjadikan beban adalah sebesar Rp 6.024.000.000, sama dengan yang diakui oleh perpajakan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini sesuai dengan KEP-350/PJ./2001.
e. Welfare Medical (Biaya Pengobatan Karyawan)
Welfare Medical (Biaya Pengobatan Karyawan) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk mengganti biaya pengobatan yang telah dilakukan oleh seluruh karyawan dan biaya langsung ke rumah sakit yang di lakukan oleh jajaran direksi.
Karyawan mendapatkan tunjangan dan penggantian pengobatan sebesar Rp 8.000.000 dalam satu tahun untuk semua golongan. Maka total tunjangan dan penggantian pengobatan tersebut untuk 120 karyawan sebesar Rp 960.000.000. Perusahaan juga memberikan pengobatan cuma-cuma ke rumah sakit hanya untuk jajaran direksi sebesar Rp 792.000.000.
Menurut akuntansi, biaya pengobatan karyawan yang dapat dijadikan beban oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 1.752.000.000.
Sedangkan menurut perpajakan hanya sebesar Rp 960.000.000. PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi fiskal sebesar Rp 792.000.000 karena berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh No.36 tahun 2008 menyatakan bahwa biaya pengobatan cuma-cuma jajaran direksi ke rumah sakit merupakan suatu bentuk natura/kenikmatan kepada karyawan. Sedangkan penggantian pengobatan sebesar Rp 960.000.000 tersebut dapat dijadikan biaya karena merupakan suatu bentuk natura/kenikmatan kepada karyawan sesuai dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf e.
f. Welfare Staff Benefits (Biaya Kenikmatan Karyawan)
Welfare Staff Benefits (Biaya Kenikmatan Karyawan) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memberikan sumbangan kepada karyawan yang baru menikah, karyawan atau istri karyawan yang baru melahirkan, makanan dan minuman ringan selama diadakan meeting dan sebagainya.
Selama tahun 2011, biaya kenikmatan karyawan yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 789.675.966.
Dimana Rp 12.000.000 yang sudah dikeluarkan adalah untuk memberikan sumbangan untuk 6 orang karyawan yang baru menikah dan Rp 6.000.000 adalah untuk sumbangan melahirkan bagi 6 orang karyawan atau istri karyawan.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat dijadikan sebagai beban adalah sebesar Rp 789.675.966, sedangkan menurut perpajakan hanya sebesar Rp 771.675.955. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untk melakukan koreksi fiskal beda tetap sebesar Rp 18.000.000 karena biaya tersebut merupakan suatu bentuk natura/kenikmatan kepada karyawan sesuai dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf e.
g. Welfare Recreation (Biaya Rekreasi Karyawan)
Welfare Recreation (Biaya Rekreasi Karyawan) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk mengadakan rekreasi
seluruh karyawan beserta keluarga karyawan (family gathering) dan outbond untuk pelatihan karyawan dalam rangka meningkatkan kekompakan dan kesinambungan antar karwayan agar tercipta keselarasan, keharmonisan dan kerja sama yang semakin baik.
PT. Komatsu M.S.I mengeluarkan biaya sebesar Rp 372.611.124 untuk family gathering dan biaya sebesar Rp 237.950.000 untuk outbond karyawan.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat diakui adalah sebesar Rp 610.561.124, sedangkan menurut perpajkan hanya sebesar Rp 237.950.000 dan terdapat koreksi fiskal sebesar Rp 372.611.124. PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi untuk biaya family gathering karena merupakan suatu bentuk kenikmatan yang diterima oleh karyawan sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) huruf g, sedangkan biaya untuk outbond karyawan merupakan deductable expenses yang dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak sesuai dengan UU No. 36 tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf g.
4. Equipment Expenses (Biaya-biaya Perlengkapan)
Equipment Expenses (Biaya-biaya perlengkapan) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai perbaikan aset- aset perusahaan seperti mobil, gedung, dsb.
Berikut biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya perlengkapan :
a. Depreciation Fixed Assets (Depresiasi Aset Tetap)
Depreciation Fixed Assets (Depresiasi Aset Tetap) merupakan biaya penyusutan atas aset tetap PT. Komatsu M.S.I.
Biaya penyusutan yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 2.762.828.200. Menurut akuntansi, keseluruhan biaya tersebut dapat diakui sebagai beban. Sedangkan menurut perpajakan sebesar Rp 2.937.500.000. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi fiskal sebesar Rp 174.671.800 karena terdapat perbedaan metode penyusutan menurut akuntansi dengan ketentuan pajak yang berlaku, sehingga menimbulkan koreksi negatif. Berikut perhitungan penyusutan berdasarkan peraturan perpajakan :
Tabel 4.2
Beban Penyusutan tahun 2011
Sumber : PT. Komatsu Marketing and Support Indonesia (data diolah oleh penulis tahun 2012)
b. Repair Maintenance Asset (Biaya Reparasi Aset Perusahaan) Repair Maintenance Asset (Biaya Reparasi Aset Perusahaan) merupakan biaya yang dikeluarkan PT. Komatsu M.S.I untuk
Depr Exp Acc Exp Nsbf
I 01-Jan-09 3,000,000,000 4y 25% 750,000,000 2,250,000,000 750,000,000 I 01-Jan-10 5,000,000,000 4y 25% 1,250,000,000 2,500,000,000 500,000,000 II 03-Aug-10 7,500,000,000 8y 12.5% 937,500,000 1,875,000,000 5,625,000,000
15,500,000,000
2,937,500,000 6,625,000,000 6,875,000,000 2011
Total Asset Group
Acquisition
Date Acquisition Cost Use Life Rate
perbaikan dan pemeliharaan aset-aset perusahaan seperti, gedung kantor, mobil, dsb.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat di bebankan adalah sebesar Rp 357.472.676, sama dengan menurut perpajakan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi atas biaya ini.
karena biaya ini merupakan deductable expenses.
c. Rental Expat Residence (Biaya Sewa Tinggal Karyawan Ekspatriat)
Rental Japanese Residence (Biaya Sewa Tinggal Karyawan Ekspatriat) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I sebagai salah satu bentuk akomodasi untuk karyawan yang berasal dari luar negeri selama bekerja di Indonesia.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 5.807.999.876. Menurut akuntansi, keseluruhan biaya tersebut dapat diakui, sama dengan menurut perpajakan. PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal karena merupakan deductable expenses.
5. General Expenses (Biaya-Biaya Umum)
General Expenses (Biaya-Biaya Umum) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kebutuhan umum perusahaan.
Berikut merupakan biaya-biaya yang termasuk biaya umum perusahaan :
a. Travel Domestic & Overseas (Biaya Dinas Dalam dan Luar Negeri)
Travel Domestic & Overseas (Biaya Dinas Dalam dan Luar Negeri) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membiayai perjalanan dinas karyawan ke dalam dan luar negeri.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 4.974.120.315. Menurut akuntansi, keseluruhan biaya tersebut dapat diakui sebagai beban, sama dengan menurut perpajakan, sehingga PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal karena biaya tersebut berkaitan dengan mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU No.36 Tahun 2008.
b. Travel Claim (Biaya Klaim Dinas)
Travel Claim (Biaya Klaim Dinas) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk klaim atas biaya yang diajukan oleh karyawan selama melakukan perjlanan dinas ke dalam atau luar negeri.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 1.568.020.345 dimana terdapat Rp 287.460.000
untuk penggantian jajaran direksi atas pembelian oleh-oleh, perjlanan ke tempat wisata setempat dan sebagainya. Menurut akuntansi, biaya yang dapat diakui adalah sebesar Rp 1.568.020.345 sedangkan menurut perpajakan hanya sebesar Rp 1.280.560.345. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi fiskal atas penggantian jajaran direksi tersebut karena sebagaimana dijelaskan dalam UU PPh Pasal 9 ayat (1) huruf i bahwa biaya yang tidak boleh dibebankan atau dikeluarkan adalah biaya untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.
c. Communication Telehpone (Biaya-Biaya Komunikasi Telepon) Communication Telehpone (Biaya-Biaya Komunikasi Telepon) merupakan biaya yang dikeluarkan PT. Komatsu M.S.I untuk membayar pemakaian telepon kegiatan operasional perusahaan.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 583.393.478 dimana terdapat Rp 270.000.000 untuk biaya komunikasi jajaran direksi. Menurut akuntansi, PT.
Komatsu M.S.I dapat mengakui seluruh biaya tersebut sebesar Rp 583.393.478. Sedangkan menurut perpajakan, PT. Komatsu M.S.I hanya dapat mengakui sebesar Rp 448.393.478. PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi fiskal 50% dari biaya komunikasi jajaran direksi tersebut sebesar Rp
270.000.000 X 50% = Rp 135.0000.000 karena berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak nomor 138/KMK.03/2002 menyatakan atas biaya pengisian pulsa atau perbaikan telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian pulsa dalam tahun pajak yang bersangkutan.
d. Communication Internet (Biaya Internet)
Communication Internet (Biaya Internet) meruapakan biaya internet yang dibayar oleh PT. Komatsu M.S.I untuk menunjang kerja seluruh karyawan.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 445.001.355. Menurut akuntansi, biaya ini dapat diakui keseluruhan, sama dengan perpajakan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal karena biaya tersebut berkaitan dengan mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU No.36 Tahun 2008.
e. Communication Postage Courier (Biaya Kurir)
Communication Postage Courier (Biaya Kurir) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk melakukan pengiriman dokumen, pindahan barang-barang karyawan expat dari negara asal mereka ke Indonesia, dsb.
Selama tahun 2011, PT. Komatsu M.S.I telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 943.653.800 dimana didalamnya terdapat biaya pengiriman pribadi 7 karyawan untuk pindahan dan pengiriman 35 dokumen pribadi karyawan sebesar Rp 235.750.000.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat diakui adalah sebesar Rp 943.653.800, sedangkan menurut perpajakan hanya sebesar 235.750.000. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi fiskal sebesar Rp 235.750.000 karena sebagaimana dijelaskan dalam UU PPh Pasal 9 ayat 1 huruf i bahwa biaya yang tidak boleh dibebankan atau dikeluarkan adalah biaya untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya. Sehingga perusahaan melakukan koreksi fiskal atas beban tersebut.
f. Office Supplies Stationery (Biaya-Biaya Peralatan Kantor) Office Supplies Stationery (Biaya-Biaya Peralatan Kantor) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membeli alat tulis kantor dan peralatan kantor lainnya.
PT. Komatsu M.S.I sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 221.092.500. Menurut akuntansi, keseluruhan biaya ini dapat diakui sebagai beban, sama dengan menurut perpajakan.
Sehingga PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya ini karena biaya ini dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.
g. Entertainment (Biaya Entertainmen)
Entertainment (Biaya Entertainmen) merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk menunjang aktivitas karyawan bersama customer, seperti : makan bersama customer, jamuan tamu, dsb.
PT. Komatsu M.S.I sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.617.551.066 dimana didalamnya terdapat biya yang tidak dapat dibuatkan daftar nominatifnya karena bukti pendukung yang sah atas transaksi tersebut telah hilang sebesar Rp 335.970.000, sehingga biaya tersebut dianggap fiktif.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat diakui adalah seebsar Rp 1.617.551.066, sedangkan menurut perpajakan hanya sebesar Rp
1.281.581.066. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk melakukan koreksi fiskal sebesar Rp 335.970.000 karena berdasarkan KEP-220/Pj./2002 yang menyatakan biaya entertainment, representasi, jamuan tamu, dan sejenisnya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek PPh dan tidak terkena PPh Final dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, dengan syarat dibuatkan daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh.
h. Advertisement Staff (Biaya Iklan Lowongan Pekerjaan)
Advertisement Staff (Biaya Iklan Lowongan Pekerjaan) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk membayar pihak lain dalam menginformasikan lowongan pekerjaan di media cetak.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 43.769.141. Menurut akuntansi, keseluruhan biaya ini dapat diakui sebagai beban, sama dengan menurut perpajakan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU No.36 Tahun 2008.
i. Miscellaneous Expense – Donation (Biaya Donasi)
Miscellaneous Expense – Donation (Biaya Donasi Karyawan) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I untuk memberikan sumbangan atau donasi kepada pihak yang membutuhkan, seperti : sumbangan nasional, sumbangan GNO- TA, dsb.
PT. Komatsu M.S.I sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 695.870.600, dari biaya tersebut terdapat sumbangan nasional dan GN-OTA sebesar Rp 445.870.600.
Menurut akuntansi, biaya yang dapat dijadikan beban adalah sebesar Rp 695.870.600, sedangkan menurut perpajakan hanya sebesar Rp 445.870.600 dan terdapat koreksi fiskal sebesar Rp 250.000.000. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk mengakui biaya atas sumbangan nasional dan GNO-TA karena sumbangan nasional adalah sumbangan yang dapat dijadikan biaya fiskal karena memenuhi pengecualian dari pasal 9 ayat 1 huruf g UU PPh dan termasuk kedalam UU PPh Pasal 6 ayat 1 huruf i.
GN-OTA juga dapat dijadikan biaya fiskal karena sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf I karena GN-OTA merupakan gerakan yang dilaksanakan secara nasional oleh masyarakat bersama Pemerintah sebagai upaya menumbuhkan, meningkatkan serta mengembangkan kepedulian dan peran serta masyarakat sebagai orang tua asuh dalam rangka menunjang program "Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun" secara koordinatif, terpadu dan berkesinambungan. Sehingga GNOTA merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf g.
6. Revenue/(Other Expenses)
Revenue/(Other Expenses) merupakan pendapatan atau biaya lainnya yang diterima atau dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I seperti sebagai berikut :
a. Interest Paid Short Term Loan (Biaya Bunga Hutang Jangka Pendek)
Interest Paid Short Term Loan (Biaya Bunga Hutang Jangka Pendek) merupakan biaya bunga yang harus dibayar oleh PT.
Komatsu M.S.I dalam rangka pijaman yang telah dilakukan kepada pihak Bank.
Selama tahun 2011, biaya bunga bank yang telah dibayar oleh PT. Komatsu M.S.I kepada 5 bank sebesar Rp 257.990.300.
Menurut akuntansi, keseluruhan biaya tesebut dapat diakui sebagai beban, sama dengan menurut perpajakan karena biaya ini merupakan deductable expenses yang dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak. Sehingga PT. Komatsu
M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal atas biaya tersebut.
b. Forex Exchange (Nilai Tukar Mata Uang Asing)
Forex Exchange (Nilai Tukar Mata Uang Asing) merupakan biaya atau pendapatan yang timbul dari selisih kurs mata uang asing. Selama tahun 2011, PT. Komatsu M.S.I mengalamai kerugian selisih kurs mata uang asing sebesar Rp 133.413.196.
Menurut akuntansi, keseluruhan biaya tersebut dapat diakui sebagai beban, sama dengan menurut perpajkan. PT. Komatsu M.S.I sudah benar untuk tidak melakukan koreksi fiskal sesuai dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf g.
Setelah dilakukan analisis dari perkiraan-perkiraan laporan keuangan PT. Komatsu M.S.I, maka sumber perbedaan atas beda tetap adalah sebagai berikut :
1. Pada perkiraan Personal Expenses terdapat koreksi fiskal sebesar Rp 1.182.611.124 yang terdiri atas :
a. Welfare Medical Rp 792.000.000 b. Welfare Staff Benefits Rp 18.000.000 c. Welfare Recreation Rp 372.611.124
2. Pada perkiraan Equipment Expense terdapat koreksi fiskal sebesar Rp.
1.244.180.000 yang terdiri atas :
a. Travel Claims Rp 287.460.000
b. Communication Telephone Rp 135.000.000 c. Communication Postage Courier Rp 235.750.000
d. Entertainment Rp 335.970.000
e. Misc. Epx Donation Rp 250.000.000
PT. Komatsu M.S.I juga melakukan koreksi fiskal atas beda waktu pada perkiraan Equipment Expenses sebesar Rp 174.671.800 atas Depreciation Fixed Asset.
Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal, maka penghasilan kena pajak yang di peroleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 55.869.368.678.
Sesuai dengan Pasal 17 ayat (4) bahwa untuk keperluan penerapan tarif pajak maka jumlah kena pajak dibulatkan kebawah dalam ribuan penuh, sehingga penghasilan kena pajak PT. Komatsu M.S.I menjadi Rp 55.869.369.000.
Jumlah bersih sebelum pajak (Penghasilan Kena Pajak) digunakan sebagai dasar perhitungan besarnya Pajak Penghasilan Terutang. Dimana besarnya PPh Terutang akan dihitung dengan mengalikan PKP dengan tarif PPh Pasal 17 ayat 2a.
Berikut adalah perhitungan Pajak Penghasilan Terutang PT. Komatsu Marketing and Support Indonesia tahun 2011 :
Penghasilan Kena Pajak
Fasilitas = Rp 4.8 Milyar / 1.592.092.691.500 X 55.869.369.000
= Rp 168.440.552
Non Fasilitas = Rp 55.869.369.000 – Rp 168.440.552
= Rp 55.700.928.448
PPh Terutang
Fasilitas = (50% X 25%) X Rp 168.440.552
= Rp 21.055.069
Non Fasilitas = 25% X Rp 55.700.928.448
= Rp 13.925.232.112
PPh Terutang = PPh Terutang Fasilitas + PPh Terutang Non Fasilitas
= Rp 21.055.069 + 13.925.232.112
= Rp 13.946.287.181
Peredaran usaha PT. Komatsu Marketing and Support Indonesia tahun 2011 adalah lebih dari Rp 4,8M, Maka PKP mendapatkan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50%.
Berdasarkan koreksi fiskal tersebut, dapat kita ketahui jumlah dari beban atau pajak tangguhan, sebagai berikut
Laba Sebelum Pajak Rp 55.617.249.354 Total Koreksi Fiskal Permanen Rp 2.426.791.124 Rp 56.044.040.478 Total Koreksi Fiskal Sementara (Rp 174.671.800)
Laba Kena Pajak Rp 55.869.368.768
Pajak atas Laba Finansial :
Rp 56.044.040.478 X 30% Rp 16.813.212.143 Pajak atas Laba Fiskal :
Rp 55.869.368.768 X 30% Rp 16.760.810.603
Selisih Rp 52.401.540
Terdapat selisih antara pajak atas laba finansial dengan pajak atas laba fiskal, dimana pajak atas laba finansial lebih besar dari laba pajak fiskal sehinggal selisih tersebut merupakan kewajiban pajak tangguhan. Berikut jurnal atas kewajiban pajak tangguhan tersebut :
Dr. Beban Pajak Penghasilan Rp 16.813.212.143
Cr Utang Pajak Penghasilan Rp 16.760.810.603
Pajak Tangguhan Rp 52.401.540
B. Analisis Kredit Pajak dalam Penentuan Pajak yang Terutang
Dalam menentukan pajak yang terutang, PT. Komatsu M.S.I harus mengurangkan penghasilan kena pajak dengan kredit pajak. Berikut table pajak yang terutang PT. Komatsu M.S.I untuk tahun fiskal 2011 :
Tabel 4.3
Pajak Terutang Tahun 2011
Sumber : PT. Komatsu Marketing and Support Indonesia (data diolah oleh penulis tahun 2012)
Berikut analisis yang dilakukan terhadap kredit pajak pada laporan keuangan PT. Komatsu M.S.I tahun 2011, adalah sebagai berikut :
1. Pajak Penghasilan 22
Pajak Penghasilan 22 merupakan pajak yang dipungut atas pembayaran atau penyerahan barang impor. Selama tahun 2011, PT. Komatsu M.S.I membeli barang dagang dari luar negeri sebesar Rp 355.698.301.469. PT.
Positive Negative
REVENUE 1.592.092.691.500 1.592.092.691.500
COST OF SALES 1.464.561.454.322 1.464.561.454.322
GROSS PROFIT 127.531.237.178 127.531.237.178
PERSONAL EXPENSES 53.448.022.676 1.182.611.124 52.265.411.552 EQUIPMENT EXPENSES 8.928.300.752 174.671.800 9.102.972.552 GENERAL EXPENSES 11.146.260.900 1.244.180.000 9.902.080.900 TOTAL EXPENSES 73.522.584.328 2.426.791.124 174.671.800 71.270.465.004
OPERATING PROFIT 54.008.652.850 56.260.772.174
REVENUE/(OTHER EXPENSE) (391.403.496) (391.403.496)
EARNING BEFORE TAX 53.617.249.354 55.869.368.678
ROUNDING 55.617.249.000 55.869.369.000
EARNING AFTER TAX 25% 13.946.287.181
KREDIT PAJAK : 13.072.363.328
PPh 22 8.892.457.537
PPh 23 2.125.496.672
PPh 25 2.054.409.120
TAX PAYABLE 29 873.923.853
PT KOMATSU MARKETING AND SUPPORT INDONESIA INCOME STATEMENT
FISCAL YEAR 2011
Description Finansial Statement
Komersil
Fiscal Correction Finansial Statement Fiskal
Komatsu M.S.I dikenakan tarif 2,5% atas pembelian barang dagang tersebut dikarenakan telah memiliki Angka Pengenal Impor (API).
Sehingga PPh 22 yang harus di bayar oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 8.892.457.53.
2. Pajak Penghasilan 23
Pajak Penghasilan 23 merupakan pajak penghasilan yang dipotong oleh PT. Komatsu M.S.I atas penyertaan jasa atau atau penyelenggaraan lain sebesar Rp 266.190.433. Berikut pajak penghasilan 23 yang dilakukan oleh PT. Komatsu M.S.I :
a. Sewa Mobil
PT. Komatsu M.S.I sudah membayar atas sewa mobil untuk karyawan yang melakukan perjalanan dinas. Selama tahun 2011, PT. Komatsu M.S.I membayar sebesar Rp 431.294.500. Sewa mobil tersebut wajib dikenakan PPh Pasal 23 dengan tarif 2%. Sehingga PT. Komatsu M.S.I dapat mengkreditkan PPh 23 tersebut sebesar Rp 8.625.890.
b. Deviden
Berdasarkan UU PPh 23 bahwa penghasilan atas deviden dengan kepemilikan saham minimal 25% maka deviden tersebut dipotong dengan tarif 15% dari penghasilan bruto. Penghasilan bruto yang dimiliki oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 55.869.369.000 atas kepimilikan saham sebesar 25%, sehingga dasar perhitungan
pajak atas deviden tersebut adalah sebesar Rp 13.967.342.250. PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk mengkreditkan PPh 23 tersebut sebesar Rp 13.967.342.250 X 15% = Rp 2.095.101.338
c. Jasa Konsultasi Pajak
PT. Komatsu M.S.I menggunakan pihak lain sebagai konsultan pajak.
Biaya yang sudah dikeluarkan oleh PT. Komatsu M.S.I adalah sebesar Rp 1.088.472.200. PPh 23 yang dikenakan sebesar 2% dari penghasilan bruto adalah sebesar Rp 21.769.444. Sehingga PT.
Komatsu M.S.I sudah benar untuk mengkreditkan PPh 23 tersebut.
3. Pajak Penghasilan 25
PT. Komatsu M.S.I membayar pajak sendiri selama tahun berjalan sebesar Rp. 873.923.853 / 12 = Rp 72.826.988.