• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI ISLAMI TERHADAP MOTIVASI KERJA ISLAMI KARYAWAN BPRS AMANAH RABBANIAH. SUWARNI STIES Mitra Karya Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI ISLAMI TERHADAP MOTIVASI KERJA ISLAMI KARYAWAN BPRS AMANAH RABBANIAH. SUWARNI STIES Mitra Karya Bekasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI ISLAMI TERHADAP MOTIVASI KERJA ISLAMI KARYAWAN BPRS AMANAH RABBANIAH

SUWARNI STIES Mitra Karya Bekasi

ABSTRACT

Kinerja perusahaan ditentukan oleh motivasi kerja dari karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Motivasi kerja karyawan ditentukan salah satunya oleh bagaimana anggota perusahaan memahami dan melaksanakan aktivitas pekerjaan berbeda dengan perusahaan lain. Karakteristik pembeda suatu organisasi dengan organisasi lain yang dipahami, dilakukan, dan menjadi dasar pemikiran dan tindakan anggota organisasi dikategorikan sebagai budaya organisasi. Dalam organisasi yang berlandaskan syariah Islam dengan didasarkan pada Al-Quran dan as-Sunnah, budaya organisasi harus berkarakteristik syariat Islami atau yang dikenal sebagai budaya organisasi Islami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi Islami terhadap motivasi kerja karyawan BPRS Amanah Rabanniah Bandung. Penelitian menggunakan desain konklusif korelasi kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dari sample acak karyawan yang berjumlah 12 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji-t menyatakan bahwa variabel bebas budaya organisasi Islami (X) memiliki pengaruh nyata pada variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) karyawan (α=5%) pada BPRS Amanah Rabbaniah. Nilai koefisiensi korelasi (r) sebesar 0,701 menunjukkan hubungan yang kuat searah antara budaya organisasi Islami dengan motivasi kerja Islami. Koefisiensi determinasi (r2) sebesar 0,492 menunjukkan bahwa perubahan atas budaya organisasi mampu menentukan 49,2% perubahan pada motivasi kerja Islami. Persamaan regresi atas variabel budaya organisasi Islami (X) terhadap motivasi kerja Islami (Y) adalah Y= 28,72 + 0,44X.

Kata kunci : budaya organisasi Islami, motivasi kerja Islami, BPRS Amanah Rabbaniah PENDAHULUAN

Seluruh organisasi atau perusahaan memiliki misi dan visi yang ingin diwujudkan dengan menetapkan tujuan yang diikuti dengan rumusan strategi, kebijakan, dan rencana aksi untuk mencapainya. Serangkaian tahapan tersebut perlu dijadikan perhatian serius melalui fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling) (Robbins and Coulter, 2012). Manajemen yang efektif dan efisien akan menghasilkan pencapaian tujuan dan peningkatan nilai organsiasi atau perusahaan.

Komponen penting dalam manajemen tidak lain diperankan oleh sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini, sumber daya manusia merepresentasikan kemampuan teknis, kemampuan konseptual, kemampuan interpersonal (Robbins and Coulter, 2012) dan motivasi (Mangkunegara, 2007).

Kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) menjadi faktor penting dalam pencapaian kinerja sumber daya manusia yang selanjutnya akan menentukan pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.

Perhatian manajemen mengarah pada bagaimana meningkatkan kemampuan dan atau motivasi sumber

(2)

daya manusia dalam organisasi atau perusahaan. Lebih lanjut, komponen kemampuan terdiri atas pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill). Kedua komponen tersebut umumnya menjadi syarat dalam menjalankan suatu pekerjaan, serta dapat diperoleh dan ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Sedangkan komponen motivasi terdiri atas sikap (attitude) dan situasi (situation). Situasi kerja seperti hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan, dan kondisi kerja berkaitan dengan sikap yang positif atau negatif akan mempengaruhi kondisi motivasi kerja sumber daya manusia (Mangkunegara, 2007).

Pandangan terhadap organisasi secara keseluruhan atau dimensi kontekstual meliputi besaran atau ukuran (size), teknologi (technology), lingkungan (environment), budaya (culture), dan tujuan dan strategi (goals and strategy). Kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan sangat ditentukan bagaimana dimensi kontekstual dikelola dan diterjemahkan ke dalam dimensi struktural organisasi yang merupakan cara pandang organisasi berdasarkan label-label yang menggambarkan karakteristik internal organisasi sebagai dasar pengukuran dan perbandingan organisasi seperti formalisasi (formalization), spesialisasi (specialization), hirarki otoritas (hierarchy of authority), sentralisasi (centralization), profesionalisme (professionalism), dan rasio karyawan (personnel ratios).

Daft (2008) menyatakan bahwa karakteristik utama suatu organisasi atau perusahaan yang membedakannya dengan organisasi atau perusahaan lain termasuk menjadi salah satu sumber keunggulan adalah budaya organisasi.

Budaya organisasi adalah nilai yang tersebar, prinsip, tradisi, dan cara

bertindak yang dipersepsikan dan dideskripsikan sehingga mempengaruhi bagaimana pekerja bertindak dan berinteraksi dengan yang lain serta mencirikan organisasi (Robbins and Coulter, 2012). Budaya perusahaan menggambarkan nilai (hal penting atau dihargai) dari pendiri atau misi perusahaan yang membentuk sejumlah aturan kerja formal dan informal sebagai company way yang menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Rabbaniah merupakan lembaga keuangan syariah berbentuk bank pembiayaan rakyat syariah yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). BPRS Amanah Rabbaniah berkantor pusat di Jalan Raya Timur No.

52 Banjaran Kabupaten Bandung. Dasar hukum pendirian BPRS Amanah Rabbaniah adalah akta pendirian no. 27 tanggal 9 Juli 1990 oleh Notaris Masri Husen, SH. dan telah diumumkan dalam berita Negara RI No. 68 tanggal 23 Agustus 1991, Lembaran Berita Negara No. 2658 tahun 1991, serta telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan hingga yang terakhir adalah akta no. 03 tanggal 13 Januari 2014 oleh Notaris Nila Nurlistiyah, SH dan telah mendapatkan pengesahan dari Menkeh dan HAM RI nomor AHU- 00024.40.26.2014 (www.bprsar.co.id, diakses 20 Desember 2020).

BPRS Amanah Rabbaniah didirikan sebagai penjabaran dari hasil Keputusan Muktamar Persatuan Islam tahun 1990 di Garut. Sebagai langkah awal pada tahun 1989 dilakukan suatu upaya pengelolaan usaha keuangan bukan bank yang bergerak di intern jam’iyyah dalam rangka membantu beberapa pengusaha dalam bidang permodalan dengan sistem bagi hasil.

Pada tahun 1990, Pimpinan Pusat Persatuan Islam yang diwakili oleh bidang Garapan Sosial Ekonomi

(3)

melakukan beberapa pertemuan dengan para pemrakarsa dari PT. BPR Syariah Dana Mardhatillah dan PT. BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera untuk mendirikan bank Syariah yang selanjutnya menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Rabbaniah.

BPRS Amanah Rabbaniah semakin berkembang dan fokus menjadi lembaga jasa keuangan yang beroperasi dengan sistem syariah, membantu dan bekerjasama dengan masyarakat luas dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui jasa keuanganyang diberikan. Saat ini wilayah kerja BPRS Amanah Rabbaniah meliputi beberapa wilayah yang berada di Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi (www.bprsar.co.id, diakses 20 Desember 2020).

Secara umum, organisasi atau perusahaan, sangat ditentukan kinerjanya oleh motivasi kerja yang dipengaruhi oleh budaya organisasi (Aziz dan Shofawati, 2014).

Karakteristik budaya organisasi mampu meningkatkan motivasi kerja yang selanjutnya meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan. Dalam kaitannya dengan BPRS Amanah Rabbaniah yang berada dalam ekonomi dan keuangan syariah serta didasarkan pada syariat Islam yang bersumber pada Al-Quran dan as-Sunnah, maka budaya organisasi dan motivasi kerja juga didasarkan pada syariat Islam dan disebut sebagai budaya organisasi Islami dan motivasi kerja Islami pada BPRS Amanah Rabbaniah. Pendalaman tentang budaya organisasi Islami dan motivasi kerja Islami akan sangat penting untuk mengelola dan meningkakan kinerja BPRS Amanah Rabbaniah.

Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh budaya

organisasi Islami terhadap motivasi kerja Islami karyawan BPRS Amanah Rabbaniah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi Islami terhadap motivasi kerja Islami karyawab BPRS Amanah Rabbaniah. Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai informasi dan rekomendasi dalam meningkatkan kinerja BPRS Amanah Rabbaniah melalui perhatian pada budaya kerja Islami dan motivasi kerja Islami, serta referensi bagi dunia akademis dan masyarakat secara luas.

LANDASAN TEORI Budaya Organisasi Islam

Organisasi merupakan suatu perantara untuk mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi terdiri dari berbagai macam karakter berbeda dari individu-individu yang ada didalamnya, yang keanekaragaman tersebut harus diolah dengan baik agar dapat menjadi suatu kesatuan dan keselarasan (Aziz dan Shofawati, 2014). Organisasi memiliki komponen utama yaitu manusia, tujuan yang ditetapkan dan dipahami, serta aturan (Robbins and Coulter, 2012).

Budaya organisasi adalah nilai yang tersebar, prinsip, tradisi, dan cara bertindak yang dipersepsikan dan dideskripsikan sehingga mempengaruhi bagaimana pekerja bertindak dan berinteraksi dengan yang lain serta mencirikan organisasi (Robbins and Coulter, 2012). Budaya perusahaan menggambarkan nilai (hal penting atau dihargai) dari pendiri atau misi perusahaan yang membentuk sejumlah aturan kerja formal dan informal sebagai company way yang menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan.

Budaya organisasi juga menjadi ciri pembeda suatu organisasi, perusahaan, atau industri dengan yang lain. Desain organisasi dan strategi organisasi juga

(4)

dipengaruhi oleh budaya organisasi (Daft, 2008).

Berbagai industri dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah berbeda dengan industri yang lain. Faktor utama pembeda adalah dijadikannya Al-Quran dan as-Sunnah yang merupakan sumber syariah Islam sebagai landasan dalam beroperasi. Berbagai aspek dalam operasional perusahaan tidak boleh menyelisihi atau melanggar syariah Islam, sehingga budaya organisasi dalam perusahaan yang berada di ekonomi dan keuangan syariah adalah budaya organisasi Islami yang berdasar Al- Quran dan as-Sunnah.

Budaya organisasi Islam perlu diyakini sebagi bentuk keyakinan bahwa syariat Islam adalah sempurna. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang- orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku- ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Maidah:3). Kesempurnaan ajaran Islam telah seluruhnya tersampaikan dan terajarkan kepada umat Muslim melalui para Sahabat, dari Abu Dzar berkata:

Rasulullah Muhammad Shalallahu

‘Alaihi Wasallam bersabda “Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke surga dan menjauhkan (kamu) dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu” (HR.

Thabrani).

Budaya Organisasi Islam yang memiliki kedalaman/intensitas (intensity) dan integrasi (integration) dalam organisasi akan menimbulkan perspektif Islam yang memberikan dasar atau pijakan yang dapat menjadikan bentuk serta cara yang perlu diselenggarakan secara kolektif melalui suatu organisasi, menjadikan seruan atau ajakan kepada seseorang (pemimpin) untuk mengikuti ajaran dan aturan yang ada di dalamnya (Aziz dan Shofawati, 2014). Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat QS Ali ‘Imran ayat 110 yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Organisasi atau perusahaan dalam ekosistem industri ekonomi dan keuangan syariah sangat perlu untuk mensosialisasikan, menjaga dan menguatkan budaya organisasi Islami.

Kondisi budaya organsiasi Islami tersebut tidak hanya sebagai landasan kuat dalam memenuhi implementsi dan kesesuaian peraturan yang terkait dengan organisasi atau pendorong untuk pencapaian tujuan organisasi, namun lebih penting lagi sebagai tanggung jawab karyawan sebagai umat Muslim kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam menjalankan syariat Islam.

(5)

Motivasi Kerja Islami

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan (Mangkunegara, 2007).

Motivasi memungkinkan pengerahan segenap kemampuan dan semangat komponen organisasi untuk mencapai tujuan atau meningkatkan kinerja.

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi (situation) kerja di perusahaan.

Keberagaman insan dalam organisasi akan menghasilkan motivasi yang dapat berbeda. Kondisi ini menjadi tantangan bagi organisasi untuk memastikan ada keselarasan antara motivasi insan dalam organisasi atau perusahaan dengan tujuan perusahaan.

Penyelarasan motivasi akan mampu mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan kinerja karyawan, dan meningkatkan moral dan loyalitas karyawan kepada organisasi atau perusahaan (Aziz dan Shofawati, 2014).

Upaya organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan motivasi kerja harus memperhatikan hal berikut yaitu prinsip motivasi dan teori motivasi.

Prinsip dalam memotivasi karyawan antara lain prinsip partisipasi, yaitu dengan memberikan kesempatan karyawan untuk berkontribusi dalam menentukan tujuan dan melaksanakan program kerja; prinsip komunikasi, yaitu dengan menyampaikan dan menyerap informasi kepada karyawan; prinsip apresiasi, yaitu mengakui dan menghargai peran karyawan dalam usaha pencapaian tujuan, prinsip pendelegasian wewenang, yaitu pemberian otoritas atau wewenang secara rasional dan terukut kepada karyawan, serta prinsip perhatian, yaitu memperlakukan karyawan sebagai

individu yang unik dan spesifik. Selain itu, manajemen dalam meningkatkan motivasi juga perlu memahami faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi yang dijelaskan dalam teroi motivasi, seperti teori dengan pendekatan isi, pendekatan proses, dan pendekatan penguatan (Mangkunegara, 2007).

Motivasi kerja Islami pada dasarnya adalah konsep motivasi kerja yang dilandaskan pada syariat islam yaitu Al-Quran dan as-Sunnah. Bekerja atau mencari nafkah dalam Islam merupakan suatu kewajiban serta ibadah yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari (Aziz dan Shofawati, 2014). Motivasi kerja Islami memberikan dorongan untuk menghasilkan sebuah karya dan memberikan pelayanan yang prima pada organisasi tidak hanya berasal dari gagasan pemenuhan kebutuhan diri, peningkatan mobilitas, meningkatkan standar kehidupan atau pelayanan suatu bangsa sebagai manifestasi manusia sebagai pemegang amanah di bumi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Allah berfirman : Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Al-Baqarah : 30). Oleh karena itu, karyawan harus saling bersinergi melalui organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya “ ... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong-

(6)

menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya”

(QS. Al-Maidah:2).

Motivasi kerja Islami mengarahkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya tidak hanya dalam lingkup duniawi, namun juga dalam lingkup akhirat. Konsekuensi yang muncul adalah (1) seseorang giat dalam bekerja karena untuk mencari karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebab Allah Ta’ala telah menurunkan atau memberikan banyak sekali rezeki baik yang berupa sumber daya alam yang dapat dieksplorasi maupun yang membutuhkan proses baru untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia tersebut; (2) bekerja adalah salah satu perbuatan yang baik (amal salih) yang merupakan kunci untuk pencapaian (falah) kesuksesan sejati baik di dunia maupun di akhirat; (3) bekerja juga berarti beribadah sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala yang oleh karena itu bekerja haruslah sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai Islam; serta (4) kompensasi bekerja sesuai syariah tidak hanya penghasilan atau hukuman namun lebih penting adalah pahala atau dosa, sehingga karyawan memiliki perhatian, cara berpikir dan cara bertindak yang bertanggung jawab (Aziz dan Shofawati, 2014).

Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian dilakukan dengan kerangka pemikiran penelitian yang menyatakan bahwa budaya kerja Islami (X) yang menjadi dasar dalam berpikir, bertindak, dan berperilaku dalam organisasi atau perusahaan yang didasarkan pada syariat Islam akan berhubungan dengan motivasi kerja Islami (Y) yang dapat mendorong pencapaian tujua organisasi atau perusahaan. Bagan kerangka pemikiran penelitian ditampilkan pada gambar 1 berikut.

Gambar 1 Kerangka penelitian Hipotesis

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai pernyataan peneliti untuk menduga atau menjawab sementara atas masalah penelitian yang diteliti berdasarkan landasarn teori (Sumarwan et al., 2014). Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut

Hipotesis deskriptif

H0 : tidak terdapat pengaruh antara budaya organisasi Islami dengan

motivasi kerja Islami

Ha : terdapat pengaruh antara budaya organisasi Islami dengan motivasi kerja Islami

Budaya Organisasi Islami (X)

§ Kesadaran

§ Intensitas

§ Integrasi

Daft (2008), (Robbins and Coulter (2012)

Motivasi Kerja Islami (Y)

§ Perilaku

§ Situasi

§ Penghargaan

Mangkunegara (2007), Robbins and Coulter

(2012)

(7)

Hipotesis statistik H0 : ρ = 0 Ha : ρ ≠ 0 METODE

Penelitian dilakukan pada kurun waktu Oktober – Desember 2020 di Bekasi. Penelitian menggunakan menggunakan desain penelitian konklusif korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dari sample acak karyawan yang dihitung dengan teknik slovin, berjumlah 12 orang. Penelitian korelasional menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang dapat juga digunakan untuk melakukan prediksi suatu kondisi (Gulo, 2002).

Jenis data yag digunakan dalam penelitian adalah data primer, yaitu persepsi sample responden dan data sekunder yang merupakan data catatan internal perusahaan dan informasi lain yang relevan. Teknik pengumpulan menggunakan angket dengan skala likert 5 tingkat.

Analisis dan pengolahan data dilakukan secara statistik dengan uji-t untuk menguji hipotesis, uji korelasi untuk mengetahui ada tidaknya dan tingkat hubungan antar variabel, uji determinasi untuk mengetahui tingkat pengaruh, dan regresi linear sederhana untuk mengetahui persamaan yang melibatkan kedua variabel serta memprediksi perubahan variabel terikat akibat perubahan variabel bebas. Budaya organisasi Islami dinyatakan sebagai variabel bebas (X), sedangkan motivasi kerja Islami dinyatakan sebagai varibael terikat (Y).

Perhitungan nilai thitung dilakukan menggunakan rumus berikut.

t hitung = !√#$%

&'$(!)*

Penentuan nilai ttabel adalah nilai pada tabel t dengan α/2 = 0,025 (dua arah) dan derajat bebas (db) = n-2

Ketentuan uji-t untuk pengujian korelasi (Siregar, 2015) :

• Jika, - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel à terima H0

• Jika, t hitung < - t tabel atau t hitung

> t tabel à tolak H0

Koefisien Korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi (r) = (-1≤ r

≤ 1). Kekuatan dan keberadaan korelasi ditunjukkan dengan kedekatannya dengan 1 atau -1. Arah korelasi dinyatakan dengan tanda positif (searah/berbading lurus) dan negatif (berbanding terbalik). Nilai r = -1 ; artinya korelasi negatif sempurna yang menyatakan hubungan sangat kuat bertolak belakang antara variabel pertama dan variabel kedua. Nilai r = +1

; artinya korelasi positif sempurna yang menyatakan hubungan sangat kuat searah/berbanding lurus antara variabel pertama dan variabel kedua.

Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan Pearson Product Moment

r =

# ∑ -.$∑ - ∑ .

&[# ∑ -*$(∑ -)*] [# ∑ .*$(∑ .)*]

Kriteria kekuatan hubungan antara variabel berdasarkan koefisien korelasi (r) ditunjukkan pada tabel 1 berikut.

(8)

Tabel 1 Koefisien korelasi dan Tingkat Korelasi

Koefisien determinasi ditentukan dengan perhitungan KD = r2 x 100%.

Analisis regresi linear sederhana dihitung dengan menghitung koefisien variabel bebas (b) dan konstanta persamaan (a) melalui perhitungan berikut.

Y = a + bX

b = 𝒏 ∑𝑿𝒀 $ ∑𝑿.∑𝒀 𝒏 ∑𝑿𝟐 $(∑𝑿)𝟐

a = ∑𝒀 $𝒃.∑𝑿

𝒏

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank

konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim, dan obyek yang haram (www.ojk.go.id, diakses 18 Desember 2020). Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan perbedaan pokok BPRS dilarang menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas sistem pembayaran.

Secara kelembagaan bank umum syariah ada yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian tersebut serupa dengan bank konvensional, dan sebagaimana halnya diatur dalam UU perbankan, UU Perbankan Syariah juga mewajibkan setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus terlebih dahulu mendapat izin OJK (www.ojk.go.id, diakses 18 Desember 2020).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Rabbaniah merupakan

Koefisien

Korelasi (r) Tingkat Korelasi 0,00 – 0,19 Korelasi Sangat Rendah 0,20 – 0,39 Korelasi Rendah 0,40 – 0,59 Korelasi Sedang/Cukup 0,60 – 0,79 Korelasi Kuat 0,80 – 1,00 Korelasi Sangat Kuat

(9)

lembaga keuangan syariah berbentuk bank pembiayaan rakyat syariah yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). BPRS Amanah Rabbaniah berkantor pusat di Jalan Raya Timur No.

52 Banjaran Kabupaten Bandung. Dasar hukum pendirian BPRS Amanah Rabbaniah adalah akta pendirian no. 27 tanggal 9 Juli 1990 oleh Notaris Masri Husen, SH. dan telah diumumkan dalam berita Negara RI No. 68 tanggal 23 Agustus 1991, Lembaran Berita Negara No. 2658 tahun 1991, serta telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan hingga yang terakhir adalah akta no. 03 tanggal 13 Januari 2014 oleh Notaris Nila Nurlistiyah, SH dan telah mendapatkan pengesahan dari Menkeh dan HAM RI nomor AHU- 00024.40.26.2014 (www.bprsar.co.id, diakses 21 Desember 2020).

BPRS Amanah Rabbaniah didirikan untuk fokus menjadi lembaga jasa keuangan yang beroperasi dengan sistem syariah, membantu dan bekerjasama dengan masyarakat luas dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui jasa keuanganyang diberikan. BPRS Amanah Rabbaniah memiliki visi “Menjadi Bank yang sesuai syari’ah, besar, menguntungkan, sehat dan bermanfaat banyak”. Misi BPRS Amanah Rabbaniah adalah

“Menyelamatkan muamalah umat dan menyelamatkan umat dalam bermuamalah”. Wilayah kerja BPRS Amanah Rabbaniah meliputi beberapa wilayah yang berada di Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.

Pengembangan BPRS Amanah Rabbaniah sangat didukung oleh pengembangan teknologi informasi (IT), sistem dan operasi (SOP) serta pengembangan sumber daya insani, termasuk budaya organisasi (www.bprsar.co.id, diakses 21 Desember 2020).

Pada tahun 2015, Infobank memberikan penghargaan kepada BPRS Amanah Rabbaniah sebagai salah satu BPR Syariah berpredikat sangat bagus pada kategori BPRS beraset di bawah Rp50 miliar. Pada saat itu, BPRS

Amanah Rabbaniah mampu

mencatatkan indikator keuangan yang bagus seperti pertumbuhan aset sebesar 21,36 %, ROA 4,11%, ROE 35,01 %, dengan tingkat pertumbuhan laba tahun berjalan sebesar 10,84%, dan memiliki pertumbuhan pembiayaan sebesar 16,39%. BPRS Amanah Rabbaniah juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 21,71%, dengan tingkat FDR sebesar 79,93%, dan sejumlah catatan finansial lainnya. Kinerja BPRS Amanah Rabbaniah perlu ditingkatkan kembali dengan memperhatikan komponen penting organisasi yaitu budaya kerja Islami dan motivsi kerja Islami.

Analisis dan pengolahan data dalam penelitian menggunakan statistik inferensia, yaitu bagian teknik statistik yang mengkaji, menaksir, dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sample untuk menggambarkan karakteristik dari suatu populasi (Siregar, 2015). Hasil perhitungan statistik dalam peneliti dinyatakan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2 Perhitungan statistik inferensia penelitian

SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0,701936578

R Square 0,49271496

Adjusted R Square 0,441986456 Standard Error 0,862564814

Observations 12

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 7,22648608 7,22648608 9,712783172 0,010938323

Residual 10 7,440180587 0,744018059

Total 11 14,66666667

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Intercept 28,72911964 7,043487849 4,078820076 0,002218565 13,03525071 44,42298857 X Variable 1 0,442437923 0,141964742 3,116533839 0,010938323 0,126120765 0,758755081

(10)

Pengujian hipotesis dengan uji-t menghasilkan nilai thitung sebesar 3,116.

Sedangkan nilai ttabel pada derajat bebas 10 dan α=5% (two tails) adalah 2,228.

Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis uji-t maka t hitung > t tabel yang berarti tolak H0 dan terima Ha (p<0,01) yaitu terdapat pengaruh nyata budaya organisasi Islami terhadap motivasi kerja Islami. Aziz dan Shofawati (2014) menyatakan bahwa budaya organisasi Islami berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja Islami pada UMKM kulit di Magetan. Penelitian ini memiliki hasil yang menguatkan adanya pengaruh nyata budaya organisasi Islami terhadap motivasi kerja Islami.

Analisis hubungan antara variabel bebas budaya organisasi Islami (X) dengan variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang dihitung dengan Pearson Product Moment sebesar 0,701.

Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada kisaran 0,60 – 0,79 atau korelasi kuat. Nilai positif koefisien korelasi menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas budaya organisasi Islami (X) dengan variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) bersifat searah atau berbanding lurus. Implikasi dari nilai tersebut adalah peningkatan budaya organisasi Islam dalam BPRS Amanah Rabbaniah dalam hal kesadaran, intensitas, maupun integrasi akan meningkatkan motivasi kerja Islami karyawan. Hakim (2012) menyatakan bahwa konsistensi budaya organisasi Islami akan berpengaruh pada aktifitas individu para pegawai agar selalu menerapkan nilai-nilai budaya pada kehidupannya yang dimulai dari budaya kerja yang sudah tertanam dalam benak dan perilaku karyawan sehingga membentuk sikap yang Islami, baik

dalam bekerja ataupun dalam kegiatan sehari-hari seorang karyawan.

Analisis kekuatan pengaruh variabel bebas budaya organisasi Islami (X) terhadap variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) ditentukan dengan pengujian koefisien determinasi (r2).

Nilai koefisien determinasi adalah 0,492 atau 49,2%. Nilai tersebut menyatakan bahwa variabel bebas budaya organisasi Islami (X) mampu menentukan 49,2%

perubahan yang terjadi variabel terikat motivasi kerja Islami (Y). Sebesar 50,8%

porsi perubahan variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) ditentukan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian.

Analisis regresi linear sederhana menggambarkan persamaan yang melibatkan kedua variabel serta memprediksi perubahan variabel terikat akibat perubahan variabel bebas.

Koefisien variabel bebas atau nilai b adalah 0,44; sedangkan intercept atau konstanta persamaan regresi linear adalah 28,72. Sehingga, persamaan regresi linear sederhana atas variabel bebas budaya organisasi Islami (X) terhadap variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) adalah Y= 28,72 + 0,44X.

Berdasarkan persamaan regresi linear yang dihasilkan, maka setiap perubahan 1 satuan variabel budaya organisasi Islami dalam BPRS Amanah Rabbaniah akan meningkatkan 0,44 satuan variabel motivasi kerja Islami dalam BPRS Amanah Rabbaniah yang akan mendorong peningkatan kinerja perusahaan.

PENUTUP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji-t menyatakan bahwa variabel bebas budaya organisasi Islami (X) memiliki pengaruh nyata pada variabel terikat motivasi kerja Islami (Y) karyawan (α=5%) pada BPRS Amanah Rabbaniah. Nilai koefisiensi korelasi (r) sebesar 0,701 menunjukkan hubungan

(11)

yang kuat searah antara budaya organisasi Islami dengan motivasi kerja Islami. Koefisiensi determinasi (r2) sebesar 0,492 menunjukkan bahwa perubahan atas budaya organisasi mampu menentukan 49,2% perubahan pada motivasi kerja Islami. Persamaan regresi atas variabel budaya organisasi Islami (X) terhadap motivasi kerja Islami (Y) adalah Y= 28,72 + 0,44X.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, R dan A Shofawati. 2014.

Pengaruh Kepemimpinan Islami dan Budaya Organisasi Islami terhadap Motivasi Kerja Islami pada UMKM Kulit di Magetan.

JESTT Vol. 1 (6):393-409 Daft, RL. 2008. Organization Theory

and Design. Mason: South Western Cengage Learning

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian.

Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hakim, A. 2007. Kepemimpinan Islami.

Semarang: Unissula Press.

Mangkunegara, AP. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:PT Refika Aditama

Robbins, SP dan M Coulter. 2012.

Management 11th edition. New Jersey : Prentice Hall.

Siregar, S. 2015. Statistika Terapan.

Jakarta:Prenadamedia Group Sumarwan, U. A, Daryanto.dan N,A,

Achsani. 2014. Metode Riset Bisnis dan Konsumen. Bogor:PT Penerbit IPB Press

www.bprsar.co.id, diakses 21 Desember 2020

www.ojk.go.id, diakses 18 Desember 2020

Gambar

Tabel 1  Koefisien korelasi dan Tingkat  Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang menguatkan ketahanan keluarga pernikahan dini di Desa Dangiang yaitu karena terimplementasinya peran dan fungsi keluarga melalui kemitraan gender,

Dengan demikian disimpulkan bahwa pelatihan ladder drill speed run dan ladder drill crossover merupakan pelatihan yang efektif untuk meningkatkan kelincahan, sehingga dapat

Proceeding 4rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.2656-0933 Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya... METODOLOGI

Dalam penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Padang Lawas Utara dan berdasarkan usulan Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Provinsi Sumatera Utara,

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa melalui metode bermain kartu kata bergambar pada anak didik kelompok B TK LKMD I Nepen tahun pelajaran

Pelaksanan pembelian tahap ini dilakukan setelah adanya perencanaan pembelian seorang purcashing harus mampu memperhitungakan ketersediaan waktu yang cukup untuk

Tahap kedua adalah tahap simulasi untuk menganalisa hubungan anatara penempatan Turbin Hydrocoil pada Pipa Siphon dengan performasi Turbin Hydrocoil yang dilakukan

4 kegiatan dalam kegiatan dalam Survei Survei Tanah Tanah menurut USDA (1993.. menurut