• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Pusat Karantina Hewan - Badan Karantina Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dokumen Pusat Karantina Hewan - Badan Karantina Pertanian"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 316.a/Kpts/PD.670.320/L/11/06

TANGGAL : 20 NOPEMBER 2006

TENTANG : PETUNJUK TEKNIS TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP MEDIA PEMBAWA HPAI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan arus globalisasi dan perdagangan bebas selain berdampak positif juga berdampak negatif, karena dengan meningkatnya arus lalulintas dan barang maka meningkat pula resiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan eksotik ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Demikian halnya dengan tingginya arus lalulintas ternak dan produknya antar wilayah Indonesia yang juga beresiko terhadap penyebaran penyakit ternak antar pulau / wilayah di Indonesia.

Flu burung atau Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) saat ini telah menyebar hampir ke seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia yang berdampak sangat merugikan bagi peternakan unggas dan juga telah menyebabkan kematian pada manusia di beberapa daerah. Penanganan yang serius perlu segera dilaksanakan agar wabah flu burung tidak bermutasi menjadi flu yang menular dari manusia ke manusia dan menjadi wabah pandemi influenza. Kerugian yang terjadi seandainya virus flu burung menjadi flu yang menular dari manusia ke manusia akan sangat besar berupa kerugian ekonomi akibat banyaknya unggas yang harus dimusnahkan, kerugian berupa biaya sosial karena banyaknya orang yang sakit dan bahkan meninggal dunia.

Kasus-kasus penyakit HPAI menjadi sulit diagnosanya dengan adanya kasus tenang (silent) terutama pada ayam petelur, ayam adu, telur tetas, serta jenis unggas lainnya. Adanya kasus penyakit HPAI yang tidak terdeteksi dengan tepat, menyebabkan meluasnya kasus di lapangan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Petunjuk Teknis ini sebagai pedoman bagi petugas karantina hewan di lapangan dalam melakukan tindakan karantina terhadap lalulintas media pembawa HPAI.

(2)

C. RUANG LINGKUP

Petunjuk Teknis ini menjelaskan sistem pengawasan karantina hewan terhadap media pembawa HPAI, persyaratan dan tindakan karantina hewan serta prosedur teknis pemeriksaan terhadap media pembawa HPAI yang berlaku untuk pemasukan (impor dan antar area) dan pengeluaran (ekspor dan antar area), baik yang dilakukan untuk keperluan penelitian, komersial (perdagangan) atau keperluan lainnya oleh semua pihak.

Media pembawa yang dibahas pada Petunjuk Teknis ini dibatasi pada hewan unggas dan produknya, pakan ternak unggas, bahan biologik asal hewan unggas serta limbah peternakan unggas (sekam dan kotoran,feses, limbah cair/padat, pupuk dan limbah lainnya).

C. DEFINISI

Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :

(1) Area adalah daerah dalam suatu pulau, pulau atau kelompok pulau di dalam negara Republik Indonesia yang dikaitkan dengan pencegahan penyebaran HPAI;

(2) Farm atau peternakan adalah peternakan unggas yang tidak sedang melakukan kegiatan pemasukan dan atau pengeluaran, namun secara rutin melakukan kegiatan tersebut;

(3) Instalasi Karantina Hewan Sementara adalah tempat untuk melaksanakan tindakan karantina hewan;

(4) In line Inspection adalah kegiatan pemeriksaan pakan ternak unggas di pabrik pakan tersebut secara berkala;

(5) Pemasukan adalah kegiatan memasukkan media pembawa HPAI dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;

(6) Pengeluaran adalah kegiatan mengeluarkan media HPAI keluar dari wilayah negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;

(7) Surveilans adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui status kesehatan hewan unggas pada suatu populasi melalui kontrol dan deteksi dini penyakit HPAI;

(8) Spesimen adalah contoh bahan pemeriksaan penyakit HPAI yang berasal dari hewan unggas, bahan asal hewan unggas dan hasil bahan asal hewan unggas yang dicurigai;

(9) Transit adalah singgah sementara alat angkut di suatu pelabuhan/bandara dalam perjalanan yang membawa media pembawa HPAI sebelum tiba di pelabuhan/bandara tujuan.

(3)

BAB II

SISTEM PENGAWASAN KARANTINA HEWAN TERHADAP MEDIA PEMBAWA HPAI

Unit Pelaksana Teknis Karantina Hewan melakukan pengawasan media pembawa HPAI yang akan dilalulintaskan. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap media pembawa dari Instalasi Karantina Hewan dilakukan oleh UPT KH, sedangkan di luar Instalasi Karantina Hewan pengawasan dan pemeriksaan media pembawa secara berkala dilaksanakan bekerjasama/berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat atau dinas yang membidangi fungsi peternakan/kesehatan hewan atau kesehatan masyarakat veteriner dan BPPV/BBVet.

Untuk pengawasan media pembawa HPAI yang dilalulintaskan berasal dari sektor 3 dan 4, maka UPT Karantina Hewan mendapatkan informasi tentang status penyakit HPAI dari Dinas atau BPPV/BBVet.

BPPV UPT KARANTINA DINAS PETERNAKAN

FARM / IKHS

PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN SAMPEL

HASIL

RECORDING STATUS

PETERNAKAN SEKTOR 3 & 4 DAN LALULINTAS ANTAR KABUPATEN

Koordinasi Koordinasi

Informasi Informasi

Surveilans Surveilans

(4)

BAB III

TINDAKAN KARANTINA

A. PEMERIKSAAN DOKUMEN:

Diperlukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi, dan keabsahan dokumen.

1). Di Pelabuhan/Bandara Pengeluaran, Dokumen Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:

a. Surat Keterangan Kesehatan Media Pembawa (Hewan), Surat Keterangan Sanitasi Media Pembawa (Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan), Surat Keterangan Asal ( Benda Lain) dari daerah asal, dan atau;

b. Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dari pejabat yang berwenang;

2). Dalam mengecek kebenaran isi dapat dilakukan pemeriksaan muatan media pembawa dengan mencocokan dokumen yang menyertainya baik jenis maupun jumlah;

3). Pemeriksaan satu persatu kelengkapan dan keabsahan dokumen yang dipersyaratkan;

4). Di daerah asal telah memiliki sistem kontrol kesehatan hewan yang memenuhi persyaratan yang diterangkan di dalam Surat Kesehatan Hewan atau Surat Keterangan Asal oleh Dokter Hewan Berwenang di daerah asal;

5). Di Pelabuhan/Bandara Tujuan/Pemasukan, dokumen yang harus disertai adalah Surat Keterangan Kesehatan Hewan / Surat Keterangan Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina dari Pelabuhan/Bandara Pengeluaran, dan Surat Persetujuan Pemasukan dari Pejabat yang berwenang, bilamana tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan tersebut diatas, maka dilakukan tindakan karantina di bawah pengawasan Dokter Hewan Karantina.

B. MASA KARANTINA

Masa karantina untuk DOC:

(1) Impor : 21 hari

(2) Bila terjadi wabah, akan diatur tersendiri mengenai ketentuan wabah.

Masa karantina untuk Unggas:

(1) Impor : 14 hari

(2) Bila terjadi wabah, akan diatur tersendiri mengenai ketentuan wabah.

(5)

C. PEMERIKSAAN DI TEMPAT PEMASUKAN (Impor dan antar area)

1. DARI NEGARA/DAERAH BEBAS KE DAERAH TERTULAR Untuk hewan hidup DOC/DOD DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dari pejabat yang berwenang dan Surat Persetujuan Pemasukan dari Pejabat berwenang di daerah pemasukan, atau Surat Persetujuan Pemasukan dari Dirjen Peternakan (impor);

(2) DOC/DOD tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan dan tidak boleh transit.

(3) Surat Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina dari negara /Daerah Pengeluaran/Asal..

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis)

· Ptechiea pada larynk dan trakhea

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan

e. Perlakuan

Dilakukan penyemprotan desenfektan terhadap tempat dan alat angkutnya.

f. Pembebasan

Bila persyaratan, pemeriksaan dan perlakuan telah memenuhi, maka dilakukan tindakan pembebasan

(6)

g. Pemusnahan

Bila persyaratan tidak memenuhi terhadap DOC/DOD, maka dilakukan tindakan pemusnahan .

Untuk hewan hidup unggas dewasa DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dari pejabat yang berwenang dan Surat Persetujuan Pemasukan dari Pejabat berwenang di daerah pemasukan, atau Surat Persetujuan Pemasukan dari Dirjen Peternakan (impor);

(2) Unggas tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

(3) Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina dari negara/daerah pengeluaran/ asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut:

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trakhea

· Pada ayam petelur, kerabang telur melunak diikuti dengan terhentinya produksi telur

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan;

(7)

e. Perlakuan

Dilakukan penyemprotan desenfektan terhadap tempat dan alat angkutnya;

f. Pembebasan

Bila Persyaratan , pemeriksaan dan perlakuan telah memenuhi , maka dilakukan tindakan pembebasan;

g. Pemusnahan

Bila Persyaratan tidak memenuhi, maka dilakukan tindakan pemusnahan.

Untuk Bahan Asal Hewan (daging ayam, telur, bulu)

1. Karkas, daging, dan hasil olahan bahan asal unggas lainnya diperbolehkan

a. Persyaratan administrasi

(1) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner khususnya dalam tata cara pemotongan unggas dan penanganan daging unggas;

(2) Dalam pengangkutan harus diangkut langsung ke tempat tujuan dan tidak boleh transit;

(3) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran/Pemasukan dari pejabat yang berwenang, atau Surat Persetujuan Pemasukan dari Dirjen Peternakan (impor);

(4) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina negara/daerah pengeluaran/asal;

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Dilakukan pemeriksaan sesuai persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

(1) Dilakukan penyemprotan desenfektan terhadap alat angkutnya.

f. Pembebasan

(1) Bila Persyaratan, pemeriksaan dan perlakuan telah memenuhi,

(8)

g. Pemusnahan

Bila Persyaratan tidak memenuhi , maka dilakukan tindakan pemusnahan .

2. Telur (tetas, konsumsi dan SPF) diperbolehkan a. Persyaratan administrasi

(1) Kotak/box telur hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit), harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan segera dimusnahkan di tempat tujuan.

(2) Untuk membuktikan bahwa kotak/box di atas sudah didesinfeksi harus ada Surat Keterangan dari Dokter Hewan pemerintah/farm.

(3) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran/Pemasukan dari pejabat yang berwenang di daerah atau Surat Persetujuan Pemasukan dari Dirjen Peternakan (impor).

(4) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina dari negara/daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

Bila di daerah pengeluaran sudah dilakukan desinfeksi seperti foging, maka di daerah pemasukan tidak perlu dilakukan kembali.

f. Pembebasan

Bila persyaratan, pemeriksaan dan perlakuan sudah memenuhi , maka dilakukan tindakan pembebasan;

g. Pemusnahan

Bila persyaratan tidak memenuhi , maka dilakukan pemusnahan.

(9)

Untuk pakan ternak DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Berasal dari industri pakan ternak yang memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practise (GMP) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Sanitari dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota di tempat asal.

(2) Diangkut secara langsung dari tempat produksi pakan ke tempat tujuan (tidak boleh transit).

(3) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina dari Negara/Daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen, serta keutuhan kemasan.

(2) Pemeriksaan terhadap dokumen asal pakan ternak

c. Perlakuan

Pada pakan yang dilalulintaskan dilakukan fumigasi bila di tempat pengeluaran belum dilakukan .

d. Pembebasan

Bila tidak terdapat kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka dilakukan tindakan pembebasan.

e. Pemusnahan

Bila ditemui kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka terhadap pakan ternak yang rusak dilakukan tindakan pemusnahan.

Untuk Bahan biologik : vaksin, serum, darah, spesimen DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi

(1) Pengambilan vaksin, darah, serum dan spesimen harus sesuai dengan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(2) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Kabupaten/Kota tempat asal yang menerangkan bahwa pengambilan bahan biologis tersebut telah memenuhi persyaratan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(3) Pemeriksaan oleh Petugas Karantina tentang keabsahan, kebenaran dan kelengkapan dokumen serta pemeriksaan fisik

(10)

(4) Surat Keterangan dari Dokter Hewan Karantina dari negara/daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

· Dilakukan pemeriksaan kemasan

· Pemeriksaan kesesuaian fisik dan dokumen c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi fisik bahan biologik tersebut .

e. Pemeriksaan laboratorium

Bila terjadi perubahan fisik dan ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan, maka dilakukan pemeriksaan sampel ke BBPMSOH atau BBUSKP (Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian) dan dilaporkan kepada kepala Badan.

f. Pembebasan

Bila selama masa pengamatan tidak terdapat kerusakan/perubahan fisik pada bahan biologik, maka dilakukan tindakan pembebasan.

g. Pemusnahan

Bila selama masa pengamatan ditemui kerusakan/perubahan fisik pada bahan biologik, maka terhadap bahan biologik yang rusak dilakukan tindakan pemusnahan.

2. DARI NEGARA/DAERAH TERTULAR KE DAERAH TERTULAR Untuk hewan hidup DOC/DOD DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi :

(1) Dari negara tertular AI tidak dibolehkan.

(2) Harus berasal dari peternakan pembibitan (Breeding Farm) yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(3) Pengiriman DOC/DOD tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

(4) Pengiriman DOC/DOD harus disertai Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal.

(5) Surat Keterangan dimaksud antara lain menerangkan tentang jenis unggas dan berasal dari peternakan pembibitan yang tidak

(11)

terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(6) Surat persetujuan pemasukan dan pengeluaran dari pejabat daerah yang berkompeten atau Surat Persetujuan dari Direktorat Jenderal Peternakan (impor)

(7) Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trakhea

· Pada ayam petelur, kerabang telur melunak diikuti dengan terhentinya produksi telur

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab kloaka atau swab nasopharing untuk pemeriksaan laboratorium. Teknis pemeriksaan dapat dilihat di BAB IV.

(2) Box/kotak yang digunakan pada waktu pengiriman harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar di instalasi dengan pengawasan petugas karantina hewan.

(3) Sebelum dimusnahkan, kedalam kotak tersebut dimasukkan ayam lokal sebagai sentinel sebanyak 2-3 ekor selama 1-2 jam.

Kemudian ayam sentinel tersebut dipelihara selama 5 hari untuk pengamatan gejala penyakit.

(4) Bila ayam sentinel tertular HPAI, diambil sampel swab dan organ untuk konfirmasi laboratorium lalu ayam sentinel tersebut dimusnahkan.

(12)

f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Dilakukan pengujian dengan RT-PCR

(2) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap DOC/DOD menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan

h. Pemusnahan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap DOC/DOD dan atau ayam sentinel menunjukkan hasil positif, maka dilakukan tindakan pemusnahan (LIHAT BAB IV)

Untuk hewan hidup unggas dewasa DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Dari negara tertular tidak dibolehkan.

(2) Telah mendapat vaksinasi sekurang-kurangnya 21 hari sebelum tanggal pengeluaran.

(3) Harus berasal dari peternakan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(4) Unggas tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit). Keranjang/boks harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan setelah pengiriman di tempat tujuan.

(5) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal.

(6) Surat persetujuan pengeluaran/pemasukan dari pejabat daerah yang berkompeten atau Surat Persetujuan Pemasukan dari Direktorat Jenderal Peternakan (impor)

(7) Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1). Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2). Pemeriksaan terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis)

· Ptechiea pada larynk dan trakhea

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka

(13)

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab kloaka, swab nasopharing, serum dan feses untuk pemeriksaan laboratorium.

Teknis pemeriksaan dapat dilihat di BAB IV.

(2) Box/kotak yang digunakan pada waktu pengiriman harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar di instalasi dengan pengawasan petugas karantina hewan.

(3) Sebelum dimusnahkan, kedalam kotak tersebut dimasukkan ayam lokal sebagai sentinel sebanyak 2-3 ekor selama 1-2 jam.

Kemudian ayam sentinel tersebut dipelihara selama 5 hari untuk pengamatan gejala penyakit.

(4) Bila ayam sentinel tertular HPAI, diambil sampel swab dan organ untuk konfirmasi laboratorium lalu ayam sentinel tersebut dimusnahkan.

f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Dilakukan pengujian dengan RT-PCR

(2) Untuk unggas dewasa yang tidak ada riwayat vaksinasi (misalnya ayam kampung dan itik), dilakukan uji HI dan bila menunjukkan titer positf dilanjutkan dengan RT-PCR

(3) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap unggas dewasa menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan h. Pemusnahan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap unggas dewasa dan atau ayam sentinel menunjukkan hasil positif, maka dilakukan tindakan pemusnahan (LIHAT BAB IV)

(14)

Untuk Bahan Asal Hewan (daging ayam, telur, bulu)

1. Karkas, daging, dan hasil olahan bahan asal unggas lainnya diperbolehkan

a. Persyaratan administrasi :

(1) Dari negara tertular tidak dibolehkan.

(2) Harus berasal dari peternakan yang tidak tertular maupun sedang tidak terjangkit kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 14 hari terakhir.

(3) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner khususnya dalam tata cara pemotongan unggas dan penanganan daging unggas.

(4) Dalam pengangkutan harus diangkut langsung ke tempat tujuan.

(5) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah di Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang- kurangnya menerangkan sebagaimana hal tersebut diatas.

(6) Surat persetujuan pemasukan/pengeluaran dari pejabat daerah yang berkompeten Surat Persetujuan dari Direktorat Jenderal Peternakan (impor).

(7) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Dilakukan pemeriksaan sesuai persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa air thawing yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(2) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV f. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pengujian dengan RT-PCR g. Pembebasan

(1) Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan

(15)

(2) Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka dilakukan pembebasan dengan syarat daging ayam tersebut harus dimasak pada suhu minimal 60°C

h. Pemusnahan

Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka dilakukan tindakan pemusnahan (LIHAT BAB IV)

3. Telur (tetas dan konsumsi) diperbolehkan a. Persyaratan administrasi :

(1) Dari negara tertular tidak dibolehkan.

(2) Harus berasal dari flok peternakan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(3) Telur telah didesinfeksi sebelum pengeluaran

(4) Kotak/box telur hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit), harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan segera dimusnahkan di tempat tujuan.

(5) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang-kurangnya menerangkan sebagaimana hal tersebut di atas.

(6) Untuk membuktikan bahwa kotak/box di atas sudah didesinfeksi harus ada Surat Keterangan dari Dokter Hewan pemerintah/farm.

(7) Surat persetujuan pemasukan/pengeluaran dari pejabat daerah yang berkompeten.

(8) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina dari daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

(16)

e. Perlakuan

(1) Bila di daerah pengeluaran sudah dilakukan desinfeksi seperti foging, maka di daerah pemasukan tidak perlu dilakukan kembali.

(2) Bila ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan maka telur yang dilalulintaskan harus didesinfeksi.

(3) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab permukaan kerabang telur atau feses yang menempel di telur yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(4) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV.

f. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pengujian dengan RT-PCR g. Pembebasan

Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan.

h. Pemusnahan

Bila persyaratan tidak memenuhi dan pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka telur dimusnahkan.

Untuk pakan ternak DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Dari negara tertular tidak dibolehkan.

(2) Berasal dari industri pakan ternak yang memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practise (GMP) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Sanitari dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota di tempat asal.

(3) Diangkut secara langsung dari tempat produksi pakan ke tempat tujuan (tidak boleh transit).

(4) Apabila di sekitar lokasi industri pakan ternak tersebut terdapat peternakan unggas maka dalam jarak radius 1 km sedang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir.

(5) Sebelum pengeluaran telah melalui prosedur desinfeksi dan sanitasi secara cermat di tempat asal.

(6) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(17)

(2) Pemeriksaan terhadap dokumen asal pakan ternak

c. Perlakuan

Pada pakan yang dilalulintaskan dilakukan fumigasi bila di tempat pengeluaran belum dilakukan

d. Pembebasan

Bila tidak terdapat kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka dilakukan tindakan pembebasan.

e. Pemusnahan

Bila ditemui kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka terhadap pakan ternak yang rusak dilakukan tindakan pemusnahan (lihat BAB IV).

Untuk limbah peternakan : (alas kandang, kotoran, limbah cair/padat, pupuk dan limbah lainnya) TIDAK DIPERBOLEHKAN

Untuk Bahan biologik vaksin DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Pengambilan vaksin, darah, serum dan spesimen harus sesuai dengan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(2) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Kabupaten/Kota tempat asal yang menerangkan bahwa pengambilan bahan biologis tersebut telah memenuhi persyaratan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(3) Surat Keterangan Dokter Hewan Karantina dari daerah pengeluaran/asal.

(4) Pemeriksaan oleh Petugas Karantina tentang keabsahan, kebenaran dan kelengkapan dokumen serta pemeriksaan fisik dilakukan terhadap keutuhan kemasan, etiket/label dan segel.

b. Pemeriksaan Fisik

· Dilakukan pemeriksaan kemasan

· Pemeriksaan kesesuaian fisik dan dokumen c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

(18)

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi fisik bahan biologik tersebut .

e. Pemeriksaan laboratorium

Bila terjadi perubahan fisik dan ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan, maka dilakukan pemeriksaan sampel ke BBPMSOH atau BBUSKP (Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian) dan dilaporkan kepada kepala Badan.

f. Pembebasan

Bila selama masa pengamatan tidak terdapat kerusakan/perubahan Fisik pada bahan biologik, maka dilakukan tindakan pembebasan.

g. Pemusnahan

Bila selama masa pengamatan ditemui kerusakan/perubahan fisik Pada bahan biologik, maka terhadap bahan biologik yang rusak dilakukan tindakan pemusnahan (lihat BAB IV).

3. DARI DAERAH TERTULAR KE DAERAH BEBAS Untuk hewan hidup DOC/DOD DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) DOC/DOD dimaksud harus berasal dari peternakan pembibitan (Breeding Farm) yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(2) Pengiriman DOC/DOD tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

(3) Pengiriman DOC/DOD harus disertai Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal.

(4) Surat Keterangan dimaksud antara lain menerangkan tentang jenis unggas dan berasal dari peternakan pembibitan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(5) Surat persetujuan pengeluaran/pemasukan dari pejabat daerah yang berkompeten.

(6) Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

(19)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trakhea

· Pada ayam petelur, kerabang telur melunak diikuti dengan terhentinya produksi telur

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab kloaka atau swab nasopharing untuk pemeriksaan laboratorium. Teknis pemeriksaan dapat dilihat di BAB IV.

(2) Box/kotak yang digunakan pada waktu pengiriman harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar di instalasi dengan pengawasan petugas karantina hewan.

(3) Sebelum dimusnahkan, kedalam kotak tersebut dimasukkan ayam lokal sebagai sentinel sebanyak 2-3 ekor selama 1-2 jam.

Kemudian ayam sentinel tersebut dipelihara selama 5 hari untuk pengamatan gejala penyakit.

(4) Bila ayam sentinel tertular HPAI, diambil sampel swab dan organ untuk konfirmasi laboratorium lalu ayam sentinel tersebut dimusnahkan.

(5) Terhadap DOC/DOD dari shipment dilakukan pengamatan selama 21 hari dan bila terjadi kematian karena HPAI dilakukan tindakan pemusnahan dengan biosecurity

(6) Biosecurity dilakukan dengan desinfeksi seluruh farm termasuk petugas farm dan melakukan pembatasan lalu lintas.

f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Dilakukan pengujian dengan RT-PCR

(2) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap DOC/DOD menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan

(20)

h. Pemusnahan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap DOC/DOD dan atau ayam sentinel menunjukkan hasil positif, maka dilakukan tindakan pemusnahan dengan biosecurity (LIHAT BAB IV)

Untuk hewan hidup unggas dewasa TIDAK DIPERBOLEHKAN

Untuk Bahan Asal Hewan (daging ayam, telur, bulu)

1. Karkas, daging, dan hasil olahan bahan asal unggas lainnya DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi:

(1) Harus berasal dari peternakan yang tidak tertular maupun sedang tidak terjangkit kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 14 hari terakhir.

(2) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner khususnya dalam tata cara pemotongan unggas dan penanganan daging unggas.

(3) Dalam pengangkutan harus diangkut langsung ke tempat tujuan.

(4) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah di Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang- kurangnya menerangkan hal tersebut diatas.

(5) Surat persetujuan pengeluaran/pemasukan dari pejabat daerah yang berkompeten.

(6) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Dilakukan pemeriksaan sesuai persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

(21)

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa air thawing yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(2) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV f. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pengujian dengan RT-PCR g. Pembebasan

(1) Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan

(2) Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka dilakukan pembebasan dengan syarat daging ayam, tersebut harus dimasak pada suhu minimal 60°C

h. Pemusnahan

Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka dilakukan tindakan pemusnahan (LIHAT BAB IV)

2. Telur DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi:

(1) Harus berasal dari flok peternakan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(2) Telur telah didesinfeksi sebelum pengeluaran

(3) Kotak/box telur hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit), harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan segera dimusnahkan di tempat tujuan.

(4) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang-kurangnya menerangkan sebagaimana hal tersebut di atas.

(5) Untuk membuktikan bahwa kotak/box di atas sudah didesinfeksi harus ada Surat Keterangan dari Dokter Hewan pemerintah/

farm.

(6) Surat persetujuan pengeluaran/pemasukan dari pejabat daerah yang berkompeten.

(7) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(22)

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

(1) Telur yang dilalulintaskan dilakukan desinfeksi

(2) Bila ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan maka telur yang dilalulintaskan harus didesinfeksi.

(3) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab permukaan kerabang telur atau feses yang menempel di telur yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(4) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV.

f. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pengujian dengan RT-PCR.

g. Pembebasan

Bila pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan.

h. Pemusnahan

Bila persyaratan tidak memenuhi dan pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka telur dimusnahkan.

Untuk pakan ternak DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Berasal dari industri pakan ternak yang memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practise (GMP) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Sanitari dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota di tempat asal.

(2) Diangkut secara langsung dari tempat produksi pakan ke tempat tujuan (tidak boleh transit).

(3) Apabila di sekitar lokasi industri pakan ternak tersebut terdapat peternakan unggas maka dalam jarak radius 1 km sedang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir.

(4) Sebelum pengeluaran telah melalui prosedur desinfeksi dan sanitasi secara cermat di tempat asal.

(5) Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina daerah pengeluaran/asal.

(23)

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Pemeriksaan terhadap dokumen asal pakan ternak c. Perlakuan

Pada pakan yang dilalulintaskan dilakukan fumigasi bila di tempat pengeluaran belum dilakukan

d. Pembebasan

Bila tidak terdapat kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka dilakukan tindakan pembebasan.

e. Pemusnahan

Bila ditemui kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka terhadap pakan ternak yang rusak dilakukan tindakan pemusnahan (lihat BAB IV).

Limbah Peternakan (Alas Kandang, bulu, kotoran, limbah cair/padat, pupuk dan limbah lainnya) TIDAK DIPERBOLEHKAN Untuk Bahan biologik : vaksin, serum, darah, spesimen TIDAK DIPERBOLEHKAN

B. PEMERIKSAAN DI TEMPAT PENGELUARAN (Ekspor dan antar area)

1. DARI DAERAH BEBAS KE DAERAH TERTULAR Untuk hewan hidup DOC DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi:

(1) Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dari pejabat yang berwenang, dan Surat Persetujuan Pemasukan dari pejabat berwenang daerah tujuan;

(2) DOC/DOD tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

(24)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis)

· Ptechiea pada larynk dan trakhea

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan dan dengan memperhatikan hasil surveilans secara berkala yang telah dilakukan oleh petugas karantina (sesuai penjelasan pada BAB II) e. Perlakuan

Kotak atau box DOC/DOD dilakukan desinfeksi f. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi , maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Kesehatan Hewan/HC).

Untuk hewan hidup unggas dewasa DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

(2) Unggas tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trachea

· Pada ayam petelur, kerabang telur melunak diikuti dengan terhentinya produksi telur

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

(25)

· Terdapat darah pada kloaka

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan dan dengan memperhatikan hasil surveilans secara berkala yang telah dilakukan oleh petugas karantina (sesuai penjelasan pada BAB II) e. Perlakuan

Kotak atau box dilakukan desinfeksi.

f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Untuk unggas dewasa yang tidak ada riwayat vaksinasi (misalnya ayam kampung dan itik), dilakukan uji HI dan bila menunjukkan titer positf dilanjutkan dengan RT-PCR

(2) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila pengujian yang dilakukan terhadap unggas dewasa menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Kesehatan Hewan /HC).

Untuk Bahan Asal Hewan (daging ayam, telur, bulu)

1. Karkas, daging, dan hasil olahan bahan asal unggas lainnya DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi

(1) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner khususnya dalam tata cara pemotongan unggas dan penanganan daging unggas;

(2) Dalam pengangkutan harus diangkut langsung ke tempat tujuan;

(3) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Dilakukan pemeriksaan sesuai persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(26)

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

Dilakukan desinfeksi pada alat angkut.

f. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi , maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Sanitasi oleh Dokter Hewan Karantina).

2. Telur (tetas dan konsumsi) DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Kotak/box telur hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit), harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan segera dimusnahkan di tempat tujuan.

(2) Untuk membuktikan bahwa kotak/box di atas sudah didesinfeksi harus ada Surat Keterangan dari Dokter Hewan pemerintah/farm.

(3) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

Alat angkut dilakukan desinfeksi.

f. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi , maka dilakukan tindakan Pembebasan (Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina).

(27)

Untuk pakan ternak DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Berasal dari industri pakan ternak yang memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practise (GMP) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Sanitari dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota di tempat asal.

(2) Diangkut secara langsung dari tempat produksi pakan ke tempat tujuan (tidak boleh transit).

b. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

c. Pengasingan

Pengasingan dilakukan di pabrik pakan ternak c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan di pabrik pakan ternak secara berkala (in Line inspection) melalui mekanisme sistem pengawasan.

d. Perlakuan

Pada pakan yang akan dilalulintaskan dilakukan fumigasi e. Pembebasan

Bila tidak terdapat kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, Maka dilakukan tindakan pembebasan Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina).

Untuk limbah peternakan : (alas kandang, kotoran, limbah cair/padat, pupuk dan limbah lainnya) TIDAK DIPERBOLEHKAN

Untuk Bahan biologik vaksin DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi

(1) Pengambilan vaksin, darah, serum dan spesimen harus sesuai dengan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(2) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Kabupaten/Kota tempat asal yang menerangkan bahwa pengambilan bahan biologis tersebut telah memenuhi persyaratan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(3) Pemeriksaan oleh Petugas Karantina tentang keabsahan, kebenaran dan kelengkapan dokumen serta pemeriksaan fisik dilakukan terhadap keutuhan kemasan, etiket/label dan segel.

(28)

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan kemasan

(2) Pemeriksaan kesesuaian fisik dan dokumen c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi fisik bahan biologik tersebut .

e. Pemeriksaan laboratorium

Bila terjadi perubahan fisik dan ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan, maka dilakukan pemeriksaan sampel ke BBPMSOH atau BBUSKP (Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian) dan dilaporkan kepada kepala Badan.

f. Pembebasan

Bila selama masa pengamatan tidak terdapat

kerusakan/perubahan fisik pada bahan biologik, maka dilakukan tindakan pembebasan (Surat Keterangan dari Dokter Hewan Karantina).

4. DARI DAERAH TERTULAR KE DAERAH TERTULAR Untuk hewan hidup DOC/DOD DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Harus berasal dari peternakan pembibitan (Breeding Farm) yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(2) Pengiriman DOC/DOD tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

(3) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

(4) Pengiriman DOC/DOD harus disertai Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal.

(5) Surat Keterangan dimaksud antara lain menerangkan tentang jenis unggas dan berasal dari peternakan pembibitan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(29)

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trachea

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan dan dengan memperhatikan hasil surveilans secara berkala yang telah dilakukan oleh petugas karantina (sesuai penjelasan pada BAB II)

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab kloaka atau swab nasopharing untuk pemeriksaan laboratorium.

Teknis pemeriksaan dapat dilihat di BAB IV.

(2) Box/kotak disenfeksi.

f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Dilakukan pengujian dengan RT-PCR

(2) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila persyaratan memenuhi dan pengujian yang dilakukan terhadap DOC/DOD menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina).

Untuk hewan hidup unggas dewasa DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Telah mendapat vaksinasi sekurang-kurangnya 21 hari sebelum tanggal pengeluaran.

(2) Harus berasal dari peternakan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(30)

(3) Pengiriman unggas tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit). Keranjang/boks harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan setelah pengiriman di tempat tujuan.

(4) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal.

(5) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trachea

· Pada ayam petelur, kerabang telur melunak diikuti dengan terhentinya produksi telur

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan dan dengan memperhatikan hasil surveilans secara berkala yang telah dilakukan oleh petugas karantina (sesuai penjelasan pada BAB II) e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab kloaka, swab nasopharing, serum dan feses untuk pemeriksaan laboratorium. Teknis pemeriksaan dapat dilihat di BAB IV.

(2) Box/kotak yang akan digunakan harus didesinfeksi f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Dilakukan pengujian dengan RT-PCR

(2) Untuk unggas dewasa yang tidak ada riwayat vaksinasi (misalnya ayam kampung dan itik), dilakukan uji HI dan bila menunjukkan titer positf dilanjutkan dengan RT-PCR

(31)

(3) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi dan pengujian yang dilakukan terhadap unggas dewasa menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina).

Untuk Bahan Asal Hewan (daging ayam, telur, bulu)

1. Karkas, daging, dan hasil olahan bahan asal unggas lainnya DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi :

(1) Harus berasal dari peternakan yang tidak tertular maupun sedang tidak terjangkit kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 14 hari terakhir.

(2) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner khususnya dalam tata cara pemotongan unggas dan penanganan daging unggas.

(3) Dalam pengangkutan harus diangkut langsung ke tempat tujuan.

(4) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah di Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang-kurangnya menerangkan sebagaimana hal tersebut diatas.

(5) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Dilakukan pemeriksaan sesuai persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

Dilakukan disenfeksi terhadap alat angkutnya.

f. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi , maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertfikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina ).

(32)

2. Telur (tetas dan konsumsi) DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Harus berasal dari flok peternakan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(2) Telur telah didesinfeksi sebelum pengeluaran

(3) Kotak/box telur hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit), harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan segera dimusnahkan di tempat tujuan.

(4) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang-kurangnya menerangkan sebagaimana hal tersebut di atas.

(5) Untuk membuktikan bahwa kotak/box di atas sudah didesinfeksi harus ada Surat Keterangan dari Dokter Hewan pemerintah/farm.

(6) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

(1) Alat angkut/wadah Telur yang dilalulintaskan harus dilakukan desinfeksi .

(2) Bila ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan maka telur yang dilalulintaskan harus didesinfeksi.

(3) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab permukaan kerabang telur atau feses yang menempel di telur yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(4) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV.

f. Pemeriksaan laboratorium

Bila diperlukan dilakukan pengujian dengan RT-PCR.

(33)

g. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi dan pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina).

Untuk pakan ternak DIPERBOLEHKAN a. Persyaratan administrasi :

(1) Berasal dari industri pakan ternak, yang diperkuat oleh Surat Keterangan Sanitary dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota ditempat asal.

(2) Diangkut secara langsung dari pihak pakan ke tempat tujuan.

(3) Apabila di sekitar lokasi industri pakan ternak tersebut terdapat peternakan unggas maka dalam jarak radius 1 km sedang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir.

(4) Sebelum pengeluaran telah melalui prosedur desinfeksi dan sanitasi secara cermat di tempat asal.

b. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

c. Pengasingan

Pengasingan dilakukan di pabrik pakan ternak d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan di pabrik pakan ternak secara berkala (in Line inspection) melalui mekanisme sistem pengawasan .

e. Perlakuan

Pada pakan yang akan dilalulintaskan dilakukan fumigasi f. Pembebasan

Bila tidak terdapat kerusakan/perubahan fisik pada pakan ternak, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina ).

Untuk limbah peternakan : (alas kandang, kotoran, limbah cair/padat, pupuk dan limbah lainnya) TIDAK DIPERBOLEHKAN

Untuk Bahan biologik : vaksin, serum, darah, spesimen DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi :

(1) Pengambilan vaksin, darah, serum dan spesimen harus sesuai dengan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(34)

(2) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Kabupaten/Kota tempat asal yang menerangkan bahwa pengambilan bahan biologis tersebut telah memenuhi persyaratan pedoman pengambilan dan pengiriman bahan biologis yang berlaku.

(3) Pemeriksaan oleh Petugas Karantina tentang keabsahan, kebenaran dan kelengkapan dokumen serta pemeriksaan fisik dilakukan terhadap keutuhan kemasan, etiket/label dan segel.

f. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan kemasan

(2) Pemeriksaan kesesuaian fisik dan dokumen c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi fisik bahan biologik tersebut .

e. Pemeriksaan laboratorium

Bila terjadi perubahan fisik dan ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan, maka dilakukan pemeriksaan sampel ke BBPMSOH (dilaporkan kepada kepala Badan)

g. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi , maka dilakukan tindakan pembebasan (Surat Keterangan dari Dokter Hewan Kiarantina ).

5. DARI DAERAH TERTULAR KE DAERAH BEBAS Untuk hewan hidup DOC/DOD DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi

(1) DOC/DOD dimaksud harus berasal dari peternakan pembibitan (Breeding Farm) yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(2) Pengiriman DOC/DOD tersebut hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit).

(3) Pengiriman DOC/DOD harus disertai Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal.

(4) Surat Keterangan dimaksud antara lain menerangkan tentang jenis unggas dan berasal dari peternakan pembibitan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(35)

(5) Dilengkapi dengan laporan surveilens yang dilakukan secara periodik / berkala di farm pada daerah tertular oleh UPT Karantina Hewan bersama instansi terkait (in line inspection).

(6) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

(2) Pemeriksaan fisik terhadap gejala klinis adalah sebagai berikut :

· Morbiditas dan mortalitas tinggi (dapat mencapai 100%)

· Pembengkakan (oedema subcutaneous) di kepala, mata dan leher

· Kebiruan (cyanosis) pada pial kepala

· Ptechiea pada larynk dan trachea

· Pada ayam petelur, kerabang telur melunak diikuti dengan terhentinya produksi telur

· Tungkai kaki tampak merah kehitaman

· Terdapat darah pada kloaka c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati gejala klinis yang timbul selama masa pengasingan dan dengan memperhatikan hasil surveilans secara berkala yang telah dilakukan oleh petugas karantina.

e. Perlakuan

(1) Box/kotak yang akan digunakan harus didesinfeksi.

(2) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab kloaka atau swab nasopharing untuk pemeriksaan laboratorium.

Teknis pemeriksaan dapat dilihat di BAB IV.

(3) Bila hasil pengujian menunjukkan positif maka dilanjutkan dengan pemusnahan (lihat BAB IV) dengan biosecurity (4) Dilakukan pengamatan selama 21 hari dan bila terjadi

kematian karena HPAI dilakukan tindakan pemusnahan dengan biosecurity

(36)

(5) Biosecurity dilakukan dengan desinfeksi seluruh farm termasuk petugas farm dan melakukan pembatasan lalu lintas.

f. Pemeriksaan laboratorium

(1) Dilakukan pengujian dengan RT-PCR

(2) Hanya jika menunjukkan tanda-tanda klinis dan patologis maka dapat dilakukan uji cepat

g. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi dan pengujian yang dilakukan terhadap DOC/DOD menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina).

Untuk hewan hidup unggas dewasa TIDAK DIPERBOLEHKAN

Untuk Bahan Asal Hewan (daging ayam, telur, bulu)

1) Karkas, daging, dan hasil olahan bahan asal unggas lainnya DIPERBOLEHKAN

a. Persyaratan administrasi:

(1) Harus berasal dari peternakan yang tidak tertular maupun sedang tidak terjangkit kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 14 hari terakhir.

(2) Memenuhi Persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner khususnya dalam tata cara pemotongan unggas dan penanganan daging unggas.

(3) Dalam pengangkutan harus diangkut langsung ke tempat tujuan.

(4) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah di Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang-kurangnya menerangkan hal tersebut diatas.

(5) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

(1) Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

(2) Dilakukan pemeriksaan sesuai persyaratan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

(37)

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

e. Perlakuan

(1) Dilakukan pengambilan sampel berupa air thawing yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(2) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV f. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pengujian dengan RT-PCR g. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi dan pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan pembebasan (Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina ).

2) Telur diperbolehkan a. Persyaratan administrasi:

(1) Harus berasal dari flok peternakan yang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang-kurangnya 30 hari terakhir baik secara klinis maupun patologi anatomi.

(2) Kotak/box telur hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan (tidak boleh transit), harus didesinfeksi sebelum pengiriman dan segera dimusnahkan di tempat tujuan.

(3) Harus disertai dengan Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota tempat asal yang sekurang-kurangnya menerangkan sebagaimana hal tersebut di atas.

(4) Untuk membuktikan bahwa kotak/box di atas sudah didesinfeksi harus ada Surat Keterangan dari Dokter Hewan pemerintah/farm.

(5) Harus disertai Surat Keterangan Asal / Surat Persetujuan Pengeluaran dan Pemasukan dari pejabat yang berwenang;

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen.

c. Pengasingan

Dilakukan pengasingan di Instalasi Karantina Hewan yang telah ditetapkan.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengambil sampel dan menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel.

(38)

e. Perlakuan

(1) Alat angkut/wadak Telur yang dilalulintaskan dilakukan desinfeksi.

(2) Bila ditemukan kecurigaan adanya penyimpangan maka telur yang dilalulintaskan harus didesinfeksi.

(3) Dilakukan pengambilan sampel berupa swab permukaan kerabang telur atau feses yang menempel di telur yang diambil secara acak sesuai peraturan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(4) Teknik pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV.

f. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pengujian dengan RT-PCR g. Pembebasan

Bila persyaratan telah memenuhi dan pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil negatif, maka dilakukan tindakan

pembebasan (Sertifikat Sanitasi dari Dokter Hewan Karantina).

Untuk pakan ternak diperbolehkan a. Persyaratan administrasi

(1) Berasal dari industri pakan ternak, yang diperkuat oleh Surat Keterangan Sanitary dari Dokter Hewan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota ditempat asal.

(2) Diangkut secara langsung dari pihak pakan ke tempat tujuan.

(3) Apabila di sekitar lokasi industri pakan ternak tersebut terdapat peternakan unggas maka dalam jarak radius 1 km sedang tidak terjadi kasus Avian Influenza (AI) sekurang- kurangnya 30 hari terakhir.

b. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara fisik dan dokumen

c. Pengasingan

Pengasingan dilakukan di pabrik pakan ternak d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan di pabrik pakan ternak secara berkala (in line inspection) melalui mekanisme sistem pengawasan (lihat BAB II)

e. Perlakuan

Pada pakan yang akan dilalulintaskan dilakukan fumigasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 12 diperlihatkan tampilan input data dan pada Gambar 13 adalah hasil perhitungan program komputasi sistem pembangkit tenaga uap dengan siklus

Kegiatan praktik mengajar dilaksanakan mulai dari tanggal 19 Agustus 2015. Praktik mengajar dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan mahasiswa dan pihak sekolah

Sedangkan untuk hasil pengamatan yang dilakukan dengan metode OWAS (Ovako Work Posture Analysis System) didapatkan bahwa mayoritas dokter gigi yang melakukan

Menu Potongan Karyawan Pada Menu Potongan Karyawan anda dapat menampilkan nama karyawan atau Guru yang memiliki potongan, anda dapat menambahkan data potongan

Perubahan densitas ini karena media kontras yang disuntikkan masuk kedalam jaringan yang tidak normal, sehingga ada interaksi antara elektron ion paramagnetik yang

NO NAMA LENGKAP NIP TEMPAT TANGGAL LAHIR PANGKAT/ GOLONGAN JABATAN/MAPEL KELAS NAMA MADRASAH NSM ALAMAT TELP.. MAJELIS TAKLIM NO.02 GLEDUG

a.2urnlah skor ang diperoleh sis)a adalah %umlah skor angdiperoleh sis)adari kriteria 1dan kriteria '.. Sa$a -#ni$aian. :T" :elum Terlihat, %ika indikator ang tampak

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tentang kepuasan kerja adalah (1) dapat mengungkapkan bagaimana perasaan karyawan tentang pekerjaan mereka dan semua