• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL

PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

“PERKEMBANGAN BIBIT & POPULASI TERNAK DI INDONESIA & PROSPEK PETERNAKAN TAHUN 2019”

Disampaikan Pada Acara

SEMINAR NASIONAL BISNIS PETERNAKAN ASOHI Jakarta, 22 November 2018

(2)

BATAS

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0

% Anjuran Kecukupan

2013 2014 2015

1. Sumber :

Susenas 2009, 2010, (2011-2015 triwulan 1); BPS diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran, oleh BKP

2. Pejelasan :

a. Konsumsi padi-padian serta minyak dan lemak melebihi batas b. Konsumsi umbi-umbian, protein hewani, kacang-kacangan serta

sayuran masih rendah 2

69,17 30,02

RATA-RATA TAHUN 2009-2015

Protein Nabati Protein Hewani

61,5 38,5

TARGET BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

Angka Kecukupan Protein Menurut WNPG Tahun 2012 : a. Tingkat Konsumsi : 57 gram

b. Kesepakatan pada WNPG V tahun 1994 Kontribusi protein hewani paling tidak : 40 Persen dari ternak dan 60 Persen dari ikan

(3)
(4)

4

POPULASI TERNAK NASIONAL TAHUN 2014-2018

(5)

EKSPOR DAN IMPOR SUB SEKTOR PETERNAKAN TAHUN 2017

(6)

POTENSI POPULASI, PRODUKSI, SUMBER DAYA GENETIK

DAN BIBIT TERNAK

(7)

NO KOMODITAS SITUASI PELUANG 1 Sapi Potong 1. Sebagian masih impor yaitu sapi

bakalan dan daging;

2. Terkendala masalah perbibitan;

3. Masih adanya PHMS

4. Pembibitan masih perlu dikembangkan

Indonesia memiliki rumpun ternak sapi asli : Bali, Madura, PO, Pesisir, Aceh

2 Kerbau 1. Terjadi penurunan populasi yang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir;

2. Penurunan habitat kerbau

Indonesia memiliki plasma nutfah kerbau asli (Kerbau Murrah, Kerbau Lumpur, Kerbau Belang dll)

3 Sapi Perah 1. Produksi susu segar dalam negeri masih rendah;

2. Impor produk susu tinggi (70-80%).

1. Konsumsi susu masih rendah 2. Produksi susu dapat di dapat

dikembangkan di luar pulau Jawa (sumatera dan Sulawesi)

4 Kambing/

Domba

1. Produktivitas masih rendah

2. Pembibitan masih perlu dikembangkan

Peluang ekspor sangat terbuka.

6 Ayam Ras 1. Peternakan sudah menjadi industri 2. Cenderung menjadi over supply

produksi

3. Belum bebas flu burung

Peluang ekspor sangat terbuka dalam rangka MEA

7 Ayam Buras 1. Ancaman persilangan antara ayam lokal dan ayam ras

2. Penyakit ND dan flu burung

3. Pembibitan masih perlu dikembangkan

Peluang pasar sangat terbuka

7

KONDISI PETERNAKAN INDONESIA

(8)

18,030,930

14,240,121

16,564,538

2012

17,285,284

17,893,154

18,539,229

2015 Rata-rata

pertumbuhan 1,03%

per tahun

Rata-rata

pertumbuhan 3,83%

per tahun

LONCATAN POPULASI SAPI-KERBAU

Tahun 2012 - 2017

2013 2014 2016 2017

GBIB 2015-2016 UPSUS SIWAB

(9)

PRODUKSI DAGING

Tahun 2015 - 2018

0 750 1.500 2.250 3.000

2015 2016 2017 2018

Ayam Ras Pedaging Sapi/Kerbau Ayam Buras Ayam Ras Petelur Kambing Domba

2015 : 1,628 2016 : 1.905 2017 : 2,047 2018 : 2,144 Ket : 2018 angka sementara

542 550 516 528

300 285 300 314

103 110 115 116

65 68 70 55

45 46 55 49

Ribu Ton

(10)

POTENSI SUMBER DAYA GENETIK DAN BIBIT TERNAK

(11)

RUMPUN/GALUR TERNAK

Penetapan Rumpun

• Sapi 13 rumpun

• Kerbau 9 rumpun

• Kambing 10 rumpun

• Domba 7 rumpun

• Kuda 3 rumpun

• Ayam 10 rumpun

• Itik 15 rumpun

Pelepasan Rumpu/Galur

• Kuda Pacu Indonesia

• Ayam KUB-1

• Domba Compass Agrinak

• Kelinci Rexsi-1 Agrinak

(12)

Penetapan/Pelepasan Rumpun/Galur Ternak

Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam, Itik, Kuda, Rusa, Kelinci dan Anjing

NO PROV/Kab RUMPUN TAHUN

A. Sapi

1 Bali Bali 2010

2 Jawa Timur Madura 2010

3 Aceh Aceh 2011

4 Sumatera Barat Pesisir 2011

5 Nusa Tenggara Barat Sumbawa 2011

6 Jateng, Brebes Jabres 2012

7 Puslitbangnak Peranakan Ongole (PO) 2012

8 Nusa Tenggara Timur Sumba Ongole (SO) 2014

9 Sulawesi Tengah Donggala 2014

10 Jawa Barat Pasundan 2014

11 Riau Kuantan 2014

12 Jateng Kebumen PO Kebumen 2015

13 Nusa Tenggara Timur Rote 2017

(13)

NO PROV RUMPUN TAHUN

B Kerbau

1 Nusa Tenggara Barat Sumbawa 2011

2 Maluku Moa 2011

3 Kalimantan Selatan Kalsel 2012 4 Kalimantan Timur Kaltim 2012 5 Sulawesi Selatan Toraya 2012 6 Sumsel, OKI Pampangan 2013

7 Aceh Simeulue 2014

8 Riau Kuntu 2014

9 Aceh Gayo 2017

Lanjutan...

(14)

NO PROV RUMPUN TAHUN C Kambing

1 Jawa Tengah Kaligesing 2010

2 Maluku Lakor 2011

3 Puslitbangnak Kacang 2012

4 Puslitbangnak Peranakan Etawah 2013

5 Bali, Karangasem Gembrong 2013

6 Sulawesi Selatan Marica 2014

7 Jawa Timur Senduro 2014

8 Lampung ,Tanggamus Saburai 2015

9 Sumut, Samosir Panorusan Samosir 2017 10 Purbalingga, Jateng Kejobong 2017

Lanjutan...

(15)

NO PROV RUMPUN TAHUN D. Domba

1 Jawa Barat Garut 2011

2 Jawa Tengah Wonosobo 2011

3 Maluku Kisar 2011

4 Jawa Tengah Batur 2011

5 Jawa Timur Sapudi 2012

6 Sulawesi Tengah Palu 2013

7 Puslitbangnak Compass Agrinak 2014

8 Jawa Barat Priangan 2017

Lanjutan...

(16)

NO PROV RUMPUN TAHUN E Ayam

1 Sumatera Barat Kokok Balenggek 2011

2 Sulawesi Selatan Gaga 2011

3 Puslitbangnak Pelung 2011

4 Jateng,Temanggung Kedu 2012

5 Kalimantan Timur Nunukan 2012

6 Kep. Bangka Belitung Merawang 2012

7 Jawa Barat Sentul 2013

8 Puslitbangnak KUB 2014

9 Jawa Timur Gaok 2014

10 Puslitbangnak Sensi-Agrinak 2017

Lanjutan...

(17)

NO PROV RUMPUN TAHUN F Itik

1 Sumatera Barat Pitalah 2011

2 Jawa Tengah Tegal 2011

3 Kalimantan Selatan Alabio 2011

4 Bengkulu Talang Benih 2012

5 Jambi Kerinci 2012

6 Jawa Timur Mojosari 2012

7 Sumatera Barat Bayang 2012

8 Jawa Barat Rambon 2013

9 Sumsel Kab Ogan Ilir Pegagan 2013

10 Jateng, Magelang Magelang 2013

11 Jabar. Tasikmalaya Cihateup 2014

12 DIY Kab. Bantul Turi 2014

13 Puslitbangnak Alabimaster-I Agrinak 2015 14 Puslitbangnak Mojomaster -I Agrinak 2015

15 J awa Barat Pajajaran 2017

Lanjutan...

(18)

KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN

POPULASI SAPI DAN KERBAU

(19)

PENYEDIAAN PROTEIN HEWANI KEDAULATAN PANGAN ASAL TERNAK

PRODUKSI DAGING PRODUKSI SUSU

KOMODITAS UTAMA ; Sapi Potong, Sapi Perah, Kerbau Kambing, Domba, Unggas dan Babi

Road Map

PROGRAM KERJA 1. Optimalisasi Produksi & Populasi 2. Penguatan Kelembagaan

3. Penguatan Infrastruktur 4. Pengembangan Investasi

5. Penguatan Sistem Logistik Ternak & Produk 6. Regulasi dan Deregulasi

PETERNAK BESAR PRODUKSI TELUR

KEMITRAAN AGRIBISNIS

PETERNAK MENENGAH PETERNAK

MIKRO-KECIL

PENGEMBANGAN KAWASAN

SWASTA BUMN

Road Map : 1. Swasembada Protein Hewani 2. Sapi dan Kerbau

3. Kambing dan Domba 4. Unggas Lokal

5. Persusuan Nasional

(20)

20

PP 48 TAHUN

2011

1. Produksi benih dan bibit,

2 Penetapan wilayah sumber bibit,

3 Penetapan dan pelepasan rumpun/galur 4 Pemasukan benih &bibit dari luar negeri

KELEMBAGAAN PENYEDIAAN BENIH DAN BIBIT

PEREDARAN BENIH DAN BIBIT

PENGAWASAN BENIH DAN BIBIT

Sertifikat layak benih/bibit

1.Meliputi jenis, rumpun, jumlah, mutu dan/atau cara memproduksi, dokumen, alat angkut, pengemasan dan kondisi fisik

2.Terhadap dipenuhinya persyaratan mutu, dan kesesuaian terhadap SNI

1. Pembibitan pemerintah

2. Pembibitan Swasta/Koperasi 3. Pembibitan ternak Rakyat

(21)

1. UPSUS SIWAB NASIONAL

KUMULATIF 2017 – 2018 (1 Januari s.d. 4 November 2018)

Realisasi 7.586.932. (108,38%) dari target 7.000.000

Realisasi 3.660.885 (71,78%) dari target 5.100.000

2.385.357 Ekor

Keterangan :

Nilai Tambah di Peternak

(Jumlah kelahiran dikali harga pedet Rp. 8 Juta)

sebesar 19,08 Triliun dibandingkan dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,41 Triliun, sehingga terjadi nilai tambah di Peternak

Nilai Tambah di peternak Rp. 17,67 Triliun

(22)

2. PENAMBAHAN INDUKAN IMPOR

BPTU-HPT SEMBAWA

(1.430)

Aceh 545

Sumut 45

Riau 45

Kepri 150

Babel 125

Jambi 50

Sumbar 110

Sumsel 170

Bengkulu 95

Lampung 95

BBPTU HPT BATURRADEN

(1.270)

Jawa Barat 395

Jawa Tengah 410

DIY 45

Jawa Timur 345

Kalbar 75

BBVET MAROS (3.300)

Sulteng 600

Sulsel 653

Kalsel 350

Kalteng 90

Kaltim 332

Gorontalo 75

Sulbar 345

Sultra 400

NTB 455

Untuk Swasembada Diperlukan Penambahan indukan impor sebanyak 3,2 juta ekor, saat ini baru teralisasi 10.397 ekor

DISTRIBUSI INDUKAN IMPOR TAHUN 2018

(23)

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

Aceh Sumut Riau Total

1 2 3 4

Ternak Awal Ternak Akhir

No Provinsi Jumlah

Kelompok Ternak Awal Ternak Akhir %

1 Aceh 30 729

903 23,87

2 Sumut 94 2.306

2.741 18,86

3 Riau 58 1.362

1.897 39,28

Total 182 4.397

5.541 26,02

(24)

Dilaksanakan di 11 UPTLingkup KEMENTAN Target 1.000 ekor kelahiran Belgian Blue

murni hasil Transfer Embrio (TE) dan persilangan dari dari hasil Inseminasi Buatan

(IB) pada tahun 2019

Saat ini sudah ada 99 ekor kelahiran

(25)

SUPPLY DEMAND TERNAK BIBIT

(26)

PELAKU USAHA PEMBIBITAN AYAM RAS

. Pembibit :

14 : pembibitan GPS Broiler

❑ 5 : pembibitan GPS Layer

48 : Parent Stock Broiler

17 : Parent Stock Layer

(27)

IMPOR GPS DAN HASIL AUDIT GPS

Hasil Audit GPS Broiler 2018 adalah sebanyak:

779.000

(28)

AYAM RAS PEDAGING

(BROILER)

(29)

KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN DAGING AYAM BROILER BERDASARKAN REALISASI PRODUKSI DOC DESEMBER 2017 – November 2018

No Bulan (**) Produksi DOC (ekor)**

Setara Daging (ton)

Proyeksi Kebutuhan

(ton)*

Neraca (ton) Ket.

1 Desember 2017 242.597.616 - - - -

2 Januari 246.483.630 263.616 253.049 10.567 Surplus

3 Februari 221.638.459

267.839 251.027 16.812 Surplus

4 Maret 263.137.715 240.841 251.027 -10.186 Minus

5 April 253.723.658 285.936 251.027 34.909 Surplus

6 Mei 266.075.434 275.706 259.277 16.429 Surplus

7 Juni 265.835.966 289.128 277.604 11.524 Surplus

8 Juli 270.798.888 288.868 251.027 37.841 Surplus

9 Agustus 270.570.448 294.261 252.806 41.455 Surplus

10 September 260.195.351 294.013 251.027 42.986 Surplus

11 Oktober 263.711.830 282.739 251.027 31.712 Surplus

12 November 286.560 251.027 35.533

Total 2.582.171.379 3.069.507 2.799.925 269.582 Surplus

Rata-Rata 256.105.717 277.801 255.319 22.482 Surplus

Keterangan: (*) Proyeksi kebutuhan tahun 2018 berdasarkan angka kebutuhan dari BKP (**) Realisasi Produksi DOC dari Bulan Desember 2017 – Oktober 2018

(30)

PENJELASAN TABEL REALISASI PRODUKSI BROILER

Produksi dan kebutuhan daging ayam broiler Januari – Oktober 2018

• Realisasi produksi DOC FS Broiler Januari – Oktober 2018 sebanyak: 2.582.171.379 ekor, dengan rataan perbulan sebanyak:

256.105.717 ekor (59,56 juta ekor/minggu).

• Realisasi Produksi karkas Januari - November 2018 berdasarkan realisasi produksi DOC (Januari – Oktober 2018) sebanyak:

3.069.507 ton, dengan rataan perbulan sebanyak: 277.801 ton.

• Proyeksi Kebutuhan karkas Januari - November 2018 sebanyak:

2.799.925 ton, dengan rataan sebanyak: 255.319 ton.

• Kesimpulan: Berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan karkas, maka terdapat potensi kelebihan produksi karkas (November 2018) sebanyak : 269.582 ton dengan rataan per bulan sebanyak:

22.482 ton.

Ket.: Produksi karkas di hitung berdasarkan parameter teknis budidaya sbb:

Deplesi 6 %, Berat Hidup 1,7 kg dan presentase karkas 68%.

(31)

AYAM RAS PETELUR

(LAYER)

(32)

PRODUKSI DOC LAYER TAHUN 2016 - 2018

No BULAN Realisasi produksi DOC

FS Layer 2016

Realisasi produksi DOC FS Layer 2017

Realisasi produksi DOC FS Layer 2018

(ekor) (ekor) (ekor)

1 Januari 13.253.579 13.605.979 16.113.850

2 Februari 13.807.752 11.909.343 13.533.076

3 Maret 16.365.018 12.192.909 15.252.070

4 April 13.952.785 11.219.301 13.410.480

5 Mei 12.159.674 11.230.511 15.889.708

6 Juni 11.330.367 11.535.296 13.313.656

7 Juli 15.077.818 13.930.767 14.574.007

8 Agustus 12.713.457 14.601.276 16.555.065

9 September 13.990.581 13.824.256 15.256.263

10 Oktober 12.416.672 13.994.715 15.679.466

11 November 15.556.092 14.497.759

12 Desember 11.109.353 13.409.826

Total 161.733.148 155.951.938 149.577.641

Rata-Rata 13.477.762 12.995.995 14.957.764

Keterangan : Produksi DOC layer Januari – Oktober 2018 berdasarkan laporan realisasi.

(33)

POPULASI DAN POTENSI PRODUKSI TELUR AYAM RAS TAHUN 2018

No BULAN

Populasi (ribu ekor) Produksi Perbulan

(ton)

Proyeksi Kebutuhan

(Ton)

Neraca (Ton) 0-18 Mgg 19-88 Mgg Total

1 Januari 63.541.834 144.023.895

207.565.729 210.105 142.456 67.649

2 Februari 68.262.256 145.195.761

213.458.017 191.317 142.916 48.400

3 Maret 69.657.405 147.071.462

216.728.866 214.551 144.087 70.464

4 April 63.381.195 146.663.100

210.044.295 207.054 144.087 62.967

5 Mei 65.613.076 147.153.344

212.766.420 214.671 157.486 57.185

6 Juni 63.097.384 148.648.125

211.745.509 209.856 162.219 47.638

7 Juli 64.038.611 149.434.074

213.472.684 217.998 144.740 73.258

8 Agustus 65.224.867 149.220.042

214.444.909 217.686 145.565 72.120

9 September 66.823.180 150.840.035

217.663.216 212.951 145.064 67.887

10 Oktober 66.274.342 152.447.781

218.722.123 222.394 145.064 77.330

11 November 69.124.198 153.436.417

222.560.615 216.616 145.064 71.552

12 Desember 55.551.147 155.112.710

210.663.857 226.282 147.662 78.620

Total 2.561.481 1.766.410 795.071

Rata-Rata 65.049.125 149.103.895 214.153.020 213.457 147.201 66.256

(34)

PENJELASAN TABEL POPULASI DAN PRODUKSI LAYER

Produksi dan Kebutuhan Aktual Telur tahun 2018

Produksi telur tahun 2018 dipengaruhi oleh realisasi produksi DOC layer tahun 2016, 2017, dan tahun 2018 (Januari-Juni data realisasi dan Juli – Desember berdasarkan realisasi impor GPS 2016 - 2018).

Populasi layer komersial tahun 2018 per bulan berkisar antara 207.565.729 ekor – 222.560.615 ekor, dengan populasi layer komersial umur produktif (18- 88 minggu) berkisar antara 144.023.895 ekor - 155.112.710 ekor.

Produksi telur tahun 2018 dihitung berdasarkan populasi layer komersial umur produktif.

Potensi produksi telur tahun 2018 sebanyak 2.561.481 ton, atau dengan rataan bulanan 213.457 ton.

Proyeksi kebutuhan telur tahun 2018 sebanyak 1.766.410 ton atau dengan rataan bulanan 147.201 ton.

Kesimpulan : berdasarkan data potensi ketersediaan dan proyeksi kebutuhan telur ayam ras, maka terdapat potensi surplus sebanyak 795.071 ton atau 66.256 ton.

Keterangan: Perhitungan ketersediaan telur ayam ras menggunakan data parameter teknis : deplesi (0-19 minggu) 12%, 1 kg telur = 17 butir, masa hidup ayam layer 85 minggu dan masa produktif 67 minggu.

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Hitung (groundwater trajectory curves), jarak pencemaran (end value), lama pencemaran (travel time), konduktifitas hidrolika dan pembersihan larutan dari akuifer (flushing solute

Dengan kita mengetahui bahwa efisiensi motor itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, alangkah lebih baiknya ketika kita ingin menggunakan motor listrik sebagai

Public Relations memiliki peran penting dalam membentuk citra organisasi sehingga Public Relations harus mengetahui apa yang akan dilakukan untuk organisasinya serta apa yang

Bagaimana perbandingan hasil analisis dari regresi logistik ordinal dan regresi probit ordinal pada studi kasus faktor-faktor yang mempengaruhi masa studi lulusan mahasiswa

Dari hasil uji t di atas, dapat disimpulakan bahwa biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya deteksi atau penilaian, biaya kegagalan internal, dan

Melalui langkah sosialisasi yang terpadu, kini masyarakat luas sudah mengenal Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta sebagai rumah rakit yang melayani pasien umum dan merupakan salah

Allah  mengawalinya dengan wanita, karena ia adalah fitnah paling besar bagi laki-laki, lalu anak-anak yang dijadikan sebagai kebanggaan, kemudian harta yang dikumpulkan serta

 perencanaan struktur abutment uktur abutment jembatan dari jembatan dari beton bertulang beton bertulang yang meliputi yang meliputi perhitungan dan perhitungan dan gambar