PELATIHAN PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM (ECOSYTEM APPROACH TO FISHERIES
MANAGEMENT/EAFM) JENJANG PERENCANA LEVEL TEKNISI
MODUL 2
IDENTIFIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN DAN KETERKAITANNYA DALAM EAFM
( UK 03132.003.01)
Tahun 2020
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, tim penulis telah berhasil menyelesaikan Penyusunan Modul Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM yang merupakan salah satu materi dalam Pelatihan Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem (Ecosytem Approach To Fisheries Management/EAFM) Bagi Perencana level Teknisi.
Materi pembelajaran dalam modul ini disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 9 Tahun 2015. Dengan selesainya modul ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan dari penyelenggaraan pelatihan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Penyusun, Master Trainer EAFM, Akademisi dan seluruh pihak atas kerjasamanya dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul tersebut di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2020 Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,
Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi., M.Si.
i
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ………...……….. ii
BAB I PENDAHULUAN ... ...1
A Deskripsi ... ………..1
B Peta Kedudukan Modul ... ……….1
C Prasyarat ... ………..2
D Tujuan ... ………2
E Petunjuk Penggunaan Modul ... ………..2
F Materi Elemen Kompetensi ... ………3
G Waktu ... ………..4
H Pengertian dan Istilah ... ………4
BAB II Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan EAFM ... ….. 6
A Lembar Informasi ... ………..6
B Praktek Unjuk Kerja ... ………..14
C Evaluasi ... ………..17
D Kemajuan Berlatih ... ………..18
BAB III Memetakan Peran Pemangku Kepentingan EAFM ... …21
A Lembar Informasi ... ………..21
B Praktek Unjuk Kerja ... ………..25
C Evaluasi ... ……….27
D Kemajuan Berlatih ... ………28
BAB VIII PENUTUP ... ……… 30
DAFTAR PUSTAKA ... ……….31
TIM PENYUSUN MODUL ……… …………..32
ii
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Ruang lingkup modul Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM ini membahas tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan EAFM dan memetakan peran pemangku kepentingan EAFM.
B.Peta Kedudukan Modul
Pelatihan Pengelolaan Perikanan dengan
Pendekatan Ekosistem bagi
Perencana
Identifikasi Sumber Daya Ikan dan Lingkungan di Wilayah EAFM
Identifikasi Isu dan Permasalahan Prioritas Ekologi, yang dibangun dari Domain Sumberdaya Ikan,
b d k k k k
Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM
Identifikasi Isu dan Permasalahan Prioritas Sosial Ekonomi, yang dibangun dari Domain Sosial dan
k
Identifikasi Isu dan Permasalahan Prioritas kelembagaan yang dibangun dari domain Penentuan Batas Wilayah/Kawasan Unit EAFM
Penyusunan Rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
1
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
C. Prasyarat
Modul ini diperuntukan bagi peserta pelatihan yang telah yang telah memahami dasar-dasar pengelolaan perairan dengan pendekatan ekosistem (EAFM). Peserta telah mengikuti dan kompeten pada materi sebelumnya yaitu: materi pada modul 1 dan modul 2.
D.Tujuan
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan memiliki kompetensi dalam mengidentifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM. Untuk mendukung kompetensi tersebut, peserta juga diharapkan menguasai pengetahuan dan keterampilan seagai berikut:
1. Pengetahuan yang berhubungan dengan sosiologi masyarakat;
antropologi dan budaya lokal (local culture) dari masyarakat di wilayah WPP; konsep proses analisis hierarki; dan analisis stakeholder untuk menentukan peran dan status semua stakeholder yang ada.
2. Keterampilan dalam berkomunikasi dengan baik dan efektif;
mampu menganalisis karakter stakeholder; dan mampu menjalankan software dan atau teknik proses.
E. Petunjuk Penggunaan Modul 1 Petunjuk bagi peserta
a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan kerjakan tugas yang telah disediakan.
b. Menyiapkan peralatan yang diperlukan pada masing-masing kegiatan berlatih.
c. Menanyakan kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang tidak dimengerti dari modul ini.
d. Memperhatikan dan memahami langkah kerja pada modul ini
2
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
sebagai panduan dalam berlatih.
2 Petunjuk bagi pelatih
a. Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan b. Memfasilitasi Peserta selama proses belajar berlangsung.
c. Tidak mendominasi proses berlatih
d. Memberikan tugas baik secara kelompok maupun individu.
e. Memberikan arahan, bimbingan dan contoh kepada peserta menyelesaikan tugas-tugas pada setiap tahap berlatih.
f. Mengevaluasi pencapaian kemajuan belajar peserta
F. Materi Elemen Kompetensi JUDUL
MODUL : Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
KOMPETENSI : Mengidentifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM.
DESKRIPSI : Mata diklat ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam mengidentifikasi pemangku kepentingan EAFM dan memetakan peran pemangku kepentingan EAFM.
No. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Mengidentifikasi
pemangku kepentingan EAFM.
1.1 Pemangku kepentingan diidentifikasi.
1.2 Karakteristik pemangku kepentingan diidentifikasi 2. Memetakan peran
pemangku kepentingan EAFM.
2.1 Peran pemangku kepentingan diidentifikasi.
2.2 Peran pemangku kepentingan dipetakan .
3
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
G. Waktu
Alokasi waktu untuk mata pelatihan Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM sebanyak 8 JP (@45 menit) (2 JP Teori dan 6 JP Praktek)
H. Pengertian dan Istilah
1. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
2. Pengelolaan Perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang- undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.
3. Pendekatan Ekosistem adalah upaya untuk melibatkan komponen ekosistem dengan suatu proses pengambilan keputusan terhadap sumberdaya, ekosistem dan lingkunganya.
4. Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management) selanjutnya disebut EAFM adalah sebuah pendekatan pengelolaan yang menitikberatkan pada pentingnya keterkaitan (konektivitas) antara sumberdaya ikan dan komponen ekosistem perairan termasuk aspek sosial, ekonomi, dan kelembagaan.
5. Konektivitas adalah keterkaitan fungsional antar
4
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
komponen EAFM yang turut mempertimbangkan prinsip kehati-hatian (precautionary) dan ketidakpastian (uncertainty).
6. Keterkaitan Fungsional adalah hubungan timbal balik antara komponen EAFM yang bersifat saling mempengaruhi dan tidak tergantikan (irreversible).
7. Prinsip kehati-hatian (precautionary) adalah sebuah pendekatan yang mempertimbangkan resiko dari sebuah aksi pengelolaan.
8. Prinsip ketidakpastian (uncertainty) adalah prinsip yang mempertimbangkan sifat ekosistem yang dinamis dan tidak dapat diprediksi.
9. Unit Pengelolaan perikanan (Fisheries Management Unit) yang selanjutnya disebut FMU adalah satuan pengelolaan perikanan yang didefinisikan menurut ruang dan spesies sumberdaya ikan, dimana setiap unit pengelolaan perikanan memiliki unit pengelola perikanan.
10. Wilayah Pengelolaan Perikanan atau WPP (Fisheries Management Area/FMA) adalah merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
11.Unit pengelola perikanan adalah satuan kelembagaan yang merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengelolaan perikanan pada unit pengelolaan perikanan tertentu.
5
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
BAB II
MENGIDENTIFIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN EAFM A. Lembar Informasi
Judul Modul : Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM
Elemen
Kompetensi 1 : Mengidentifikasi pemangku kepentingan EAFM.
A. Informasi Pokok
Amanat Undang-Undang No 31/2004 yang ditegaskan kembali pada perbaikan undang-undang tersebut yaitu pada Undang-Undang No 45/2009 menegaskan bahwa pengelolaan perikanan menjadi tanggung jawab setiap orang yang melakukan kegiatan perikaan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management-EAFM) menjadi alternatif yang dapat digunakan karena dapat mengakomodir tiga dimensi yang tidak terpisahkan satu sama lain secara alamiah dalam pengeloaan perikanan yaitu: (1) dimensi sumber daya perikanan dan ekosistemnya; (2) dimensi pemanfaatan sumber daya perikanan untuk kepentingan sosial ekonomi masyarakat;dan (3) dimensi kebijakan perikanan itu sendiri (Charles, 2001).
Keterlibatan pemangku kepentingan untuk ikut berperan dan bekerja aktif mengarah tujuan yang akan dicapai, sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pengelolaan sumber daya perikanan (Muliawan, et. all 2014). Karenanya mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam suatu wilayah pengelolaan perikanan (WPP) menjadi sangat penting.
6
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
1. Pengertian Pemangku Kepentingan
Menurut WWF (2005) pemangku kepentingan adalah setiap individu, kelompok, atau lembaga yang memiliki kepentingan dalam sumber daya alam di wilayah proyek dan / atau yang berpotensi akan terkena dampak kegiatan proyek dan memiliki keuntungan atau kerugian jika kondisi berubah atau tetap sama.
Pemangku kepentingan adalah organisasi atau kelompok sosial dalam berbagai ukuran yang bertindak di berbagai tingkatan (domestik, lokal, regional, nasional, internasional, swasta dan publik), memiliki kepentingan yang signifikan dan spesifik dalam kumpulan sumber daya tertentu, dan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pengelolaan sumber daya (Conservation International, 2014)
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemangku kepentingan adalah seseorang atau kelompok atau lembaga yang memiliki kepentingan terhadap suatu program/sumberdaya yang terdapat didalam WPP.
Pemangku kepentingan belum tentu dilibatkan/
diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan. Pemangku kepentingan harus diidentifikasi dalam hal peran mereka, bukan nama individu. Pemangku kepentingan bisa mencakup berbagai lembaga pemerintah, lembaga non-pemerintah, kelompok- kelompok masyarakat lokal, masyarakat lokal dan lembaga- lembaga pengelola sumberdaya perikanan (alam) lainnya.
2. Peraturan yang diperlukan/Dasar hukum
Peraturan yang diperlukan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM, meliputi:
7
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
− Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
− Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 08 Tahun 2009 Tentang Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
− Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan
− Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Kebijakan dan Strategi Penyuluhan Perikanan.
− Keputusan Dirjen Perikanan Tangkap Nomor: 18/KEP- DJPT/2014 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator untuk Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem.
3. Idetifikasi pemangku kepentingan dalam EAFM
Mengidentifikasi pemanggu kepentingan diperlukan karena:
− Untuk memastikan bahwa seluruh komponen sumberdaya manusia di dalam WPP diketahui
− Untuk melihat apakah pemangku kepentingan kunci telah teridentifikasi
− Untuk melihat apakah ada pemangku kepentingan baru yang muncul dengan adanya program baru
− Untuk mengetahui siapa saja yang mendukung maupun tidak mendukung suatu program dilakukan di WPP
− Untuk mengetahui dan memastikan tingkat kompleksitas pemangku kepentingan
8
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
Pemangku kepentingan dapat diidentifikasi berdasarkan : 1) Kategori umum : Internal dan Ekternal
Gb 2.1 Pemangku kepentingan berdasarkan kategori umum 2) Kepentingan dalam EAFM
a. Stakeholder Pokok (Kunci) adalah objek yang terdampak langsung atas penerapan suatu kebijakan: Nelayan dan Pengusaha Perikanan.
b. Stakeholder Sekunder adalah pelaksana keputusan, yang memiliki sumber daya dan dana: Pemerintah, masyarakat adat, masyarakat pesisir (terdampak baik positif atau negative).
c. Stakeholder Tersier adalah pihak eksternal tetapi punya kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan atau jika keputusan dibuat: NGO
9
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
3) Tipologi : makro Level - mikro level
Gb. 2.2. Tipologi makro level – mikro level
4) Tipe pemangku kepentingan: Individu – Kelompok (tergantung pada jenis dan luasan program/kegiatan)
gb 2.3 Tipe pemangku kepentingan individu dan kelompok
10
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
4. Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan
Identifikasi pemangku kepentingan dilakukan secara terencana namun fleksibel dengan mempertimbangkan sumber daya dan waktu yang dimiliki. Proses tersebut meliputi:
1) Indeep proses
a. Tentukan tokoh Kunci b. Informasi Kunci
c. Identifikasi kelompok d. Petakan Stakeholder e. Analisis kebutuhan 2) Review proses
a. Identifikasi wilayah
b. Evaluasi data sekunder demografis c. Lakukan verifikasi
d. Lakukan proses pemetaan
Dalam melakukan proses identifikasi pemangku kepentingan perlu memperhatikan dan memiliki informasi mengenai sosiologi masyarakat; antropologi dan budaya lokal dari masyarakat di masing-msing wilayah WPP. Informasi tersebut dapat diperoleh dari peninjauan online atau dokumen cetak dari laporan-laporan dan tulisan ilmiah yang diverifikasi di lapangan.
11
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
5. Karakteristik Pemangku Kepentingan
Setiap pemangku kepentingan pasti memiliki karakteristik tertentu yang bisa menjadi ciri khas atau entitasnya. Penentuan karakteristik bisa ditentukan dengan memperhatikan hal-hal unik yang ada dalam titap-tiap pemangku kepentingan, diantaranya:
− Sikap pemangku kepentingan terhadap implementasi sebuah kebijakan: kelompok yang diam, kelompok ini
memiliki inisiatif dalam dirinya untuk aktif terlibat pada saat ada intervensi; kelompok responsif, kelompok yang
langsung aktiv terlibat dengan memberikan dukungan baik finansial /non finansial.
− Perhatian pemangku kepentingan terhadap kebijakan:
peduli atau tidak peduli (acuh)
Penentuan karakteristik pemangku kepentingan dapat juga dilakukan dengan menyusun sebuah kriteria umum, hal ini mempertimbangkan adanya keberagaman adat budaya di setiap WPP RI, kemudian memasukan dalam tabel tingkat kepentingan dalam EAFM dengan kategori pemangku kepentingan primer, sekunder dan tersier. Kriteria tersebut adalah:
1) Pemangku kepentingan merupakan individu/kelompok paling terdampak (ya= 1 /tidak= 0)
2) Pemangku kepentingan merupakan individu/kelompok yang sering terlibat dalam proses FGD/ aktif (ya= 1 /tidak= 0)
12
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
3) Pemangku kepentingan merupakan individu/kelompok yang berada dilokasi perencanaan/implementasi (ya= 1 /tidak= 0) 4) Pemangku kepentingan merupakan individu/kelompok
mengetahui tentang kebijakan (ya= 1 /tidak= 0)
5) Pemangku kepentingan merupakan individu/kelompok yang memberikan dukungan terhadap perencanaan/implementasi kebijakan baik secara finansial atau nonfinansial (ya= 1 /tidak=
0)
Untuk mempermudah bisa menggunakan tabel berikut ini:
Pemangku kepentingan merupakan
individu/kelompok: Nelayan Ketua
Adat Sektor
swasta …dst Paling terdampak
Sering terlibat dalam proses FGD/
aktif
Berada dilokasi perencanaan/
implementasi
Mengetahui tentang kebijakan
Memberikan dukungan terhadap perencanaan/implementasi
kebijakan baik secara finansial atau nonfinansial
Jumlah
Keterangan nilai kategori:
Pemangku kepentingan primer : > 3 Pemangku kepentingan sekunder : = 3 Pemangku kepentingan tersier : < 3
13
Judul Modul: Modul Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi 2020 Halaman
B. Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM Elemen
Kompetensi 1 : Mengidentifikasi pemangku kepentingan EAFM.
Alat dan Bahan :
1. Alat : komputer, kertas flipchart, papan tulis, alat tulis, alat penyimpan data ,kertas plano.
2. Bahan : Modul, data sekunder tentang demografi kependudukan, peta WPP-NRI, kuisioner atau panduan wawancara, hasil-hasil penelitian terkait pemangku kepentingan.
Waktu : 10 JP (@45 menit) (3 JP Teori dan 7 JP Praktek)
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu 1. Pemangku
kepentingan diidentifikasi
1.1. Bentuk kelompok diskusi dengan beranggotakan 3-5 orang
1.2 Pelajari materi yang telah disampaikan oleh fasilitator
1.3 diskusikan mengapa diperlukan identifikasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan SDI 1.4 Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan
beberapa hal berikut :
Peta WPP RI Flip card
Alat tulis (buku, pulpen, spidol berwarna),
Metaplan (karton, lem, lakban dll).
Post-it aneka warna
14
Judul Modul: Modul Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi 2020 Halaman
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
• Pilihlah satu daerah/wilayah pengelolaan perikanan yang Anda ketahui.
(bisa pilih suatu daerah yang
mewakili/representatif terhadap gambaran WWP dimaksud atau unit pengelolaan perikanan)
• Identifikasikan pemangku kepentingan di wilayah tersebut
• Petakan pemanggu kepentingkan yang telah Anda identifikasi lengkap dengan
penjelasan dan alasan mengapa
seseorang/kelompok/lembaga tersebut menjadi pemangku kepentingan dalam wilayah pengelolaan yang Anda pilih.
• Paparkan hasil kerja kelompok Anda
1. Demonstrasikan bagaimana Anda melakukan indeep proses dengan kasus yang Anda pilih.
* Alternatif bahan diskusi bisa menggunakan studi kasus pada beberapa daerah terpilih
15
Judul Modul: Modul Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi 2020 Halaman
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu 2. Karakteristik
pemangku kepentingan diidentifikasi
1. Jelaskan mengapa perlu memahami karakteristik pemangku kepentingan?
2. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut ini:
• Diskripsikan/tentukan karakteristik
pemanggu kepentingan yang telah Anda identifikasi sebelumnya. Anda bisa
menggunakan tabel berikut:
Pemangku
Kepentingan Kunci Sekunder Tersier A Nelayan
B ketua adat C anggota DPR D dst….
• Paparkan hasil kerja kelompok Anda
16
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
C. Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM
Elemen
Kompetensi 1 : Mengidentifikasi pemangku kepentingan EAFM.
Tugas:
1. Identifikasikan pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perikanan di salah satu WPP RI!
2. Identifikasikan karakteristik pemangku kepentingan sesuai jawaban (1) dalam pengelolaan sumber daya perikanan!
Nilai K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Paraf Pelatih : ………
17
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
D. Kemajuan Berlatih Nama Peserta :
Judul Modul : Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM Elemen
Kompetensi 1 : Mengidentifikasi pemangku kepentingan EAFM.
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Pekerjaan
Tingkat Kemajuan
Yang Dicapai
Catatan
K BK 1. Pemangku
kepentingan diidentifikasi
1.1. Bentuk kelompok diskusi beranggotakan 3 -5 orang
1.2. Pelajari materi yang telah disampaikan oleh fasilitator
1.3. Diskusikan secara berkelompok mengapa identifikasi pemangku kepentingan diperlukan dalam pengelolaan sumber daya perikanan?
1.4. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut :
• Pilihlah satu daerah/wilayah pengelolaan
18
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
perikanan yang Anda ketahui.
• Identifikasikan pemangku kepentingan di wilayah tersebut
• petakan pemanggu kepentingkan yang telah Anda identifikasi lengkap dengan penjelasan dan alasan mengapa
seseorang/kelompok/lembaga tersebut
menjadi pemangku kepentingan dalam wilayah pengelolaan yang Anda pilih.
• Paparkan hasil kerja kelompok Anda
1. Demonstrasikan bagaimana Anda melakukan indeep proses
2. Karakteristik pemangku kepentingan diidentifikasi
1. Jelaskan mengapa perlu memahami karakteristik pemangku kepentingan?
2. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut ini:
• Diskripsikan/tentukan karakteristik pemanggu kepentingan yang telah Anda identifikasi sebelumnya
• Paparkan hasil kerja kelompok Anda Keterangan:
19
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : …. Paraf Pelatih : …
Catatan :
d b j l ih h l d b k k j k j
20
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam
EAFM Halaman:
BAB III
MEMETAKAN PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN EAFM
A. Lembar Informasi
Judul Modul : Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Elemen
Kompetensi 2 : Memetakan peran pemangku kepentingan EAFM
A. Informasi Pokok
Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM dilakukan melalui analisis pemangku kepentingan. Analisis pemangku kepentingan tersebut merupakan sebuah proses sistimatik dalam mengumpulkan dan menganalisa informasi secara kualitatif untuk mendeterminasi siapa saja yang seharusnya ambil bagian (berperan) dalam mengembangkan atau mengimplementasikan program pengelolaan perikanan berbasis EAFM (Kammi Schmmer, 2010 modifikasi Yonvitner, 2020).
3.1. Identifikasi Peran pemangku kepentingan
Idetifikasi peran pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM diperlukan karena:
1. Terkait dalam program, baik berkaitan langsung atau tidak.
2. Mengidentifikasi potensi konflik kepentingan: pihak yang vital dalam perencanaan mempunyai pengaruh yang kuat dan memiliki prioritas dibandingkan lainnya.
3. Mengidentifikasi ketersediaan budgeting.
4. Membantu menyediakan semua peta Sumberdaya Manusia.
5. Membantu mengidentifikasi relationship antara stakeholder yang berbeda.
21
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam
EAFM Halaman:
Wattage et al. (2005) dalam Muliawan et.al. (2014) mengelompokkan pemangku kepentingan yang memegang peranan dalam pengelolaan perikanan kerapu di Kepulauan Sparemonde kota makasar adalah: 1) kelompok pengelola/administratur; 2) kelompok kenelayanan; 3) lembaga/organisasi yang peduli pada sumber daya pesisir; 4) kelompok saintis/pemasaran. Tiap kelompok tersebut dapat diuraikan menjadi:Polisi Perairan, Dinas Pariwisata Provinsi, Dinas Pariwisata Kota, Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi, Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota, Pemerintah Kota, Kelompok Nelayan Kerapu, Kelompok Nelayan Lainnya, Usaha Perdagangan dan Bahan Sembako, Campuran Kelompok Pemodal, Kelompok Pemerhati Lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Operator Wisata Bahari, Restoran Seafood, Warung Tenda Seafood, Pengumpul Kerapu Lokal/Pulau, Pedagang Ekspor Kerapu, dan Perguruan Tinggi.
Dalam mengidentifikasi peran pemangku kepentingan, Yonvitner (2020) melakukan perangkingan dengan menggunakan skoring terhadap dua parameter yaitu (1) parameter kepentingan (interest) dalam EAFM dan (2) parameter pengaruh (influence) dalam EAFM.
Cara perhitungan skoring tersebut dapat dilihat dalam lampiran 1.
3.2. Memetakan Peran pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM
Identifikasi peran pemangku kepentingan dapat dikembangkan dengan pengelompokan tertentu salah satunya adalah dipetakan pada kuadran pemangku kepentingan. Yonvitner (2020) memetakan pengelompokan kedalam 4 kuadran yaitu:
a. Kuadran A: Low influence (pengaruh), low interest (kepentingan).
b. Kuadran B: High influence (pengaruh), low interest (kepentingan).
22
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam
EAFM Halaman:
c. Kuadran C: Low influence (pengaruh), high interest (kepentingan).
d. Kuadran D: Low influence (pengaruh), high interest (kepentingan).
Kuadran B
• Tingkat pengaruh tinggi
• Kepentingan rendah
• Banyak berperan mengawasai program.
Kuadran C
• Tingkat pengaruh tinggi
• Kepentingan juga tinggi
• Berpartisipasi secara sukarela dan didengar oleh semua pihak.
Kuadran A
• Tingkat pengaruh rendah
• Kepentingan juga rendah
• Keterlibatan hanya ketika diperlukan, namun sering hanya simbolik.
Kuadran D
• Kepentingan tinggi
• Pengaruh rendah
• Memerlukan insentif untuk terlibat dalam EAFM seperti Dinas Perikanan
Gb 3.1 Identifikasi pemangku kepentingan dengan kuadran (Sumber : Yonvitner 2020)
Kuadran A = Stakeholder pelengkap Kuadran B,C,D = Stakeholder utama
Dalam identifikasi peran pemangku kepentingan, hasil identifikasi dalam bentuk rekomendasi untuk perbaikan hendaknya ditujukan untuk meningkatkan kapasitas bukan menimbulkan konflik.
Integrasi pemangku kepentingan dalam EAFM untuk multistakeholder.
Multi-Stakeholder Platform for Sustainable Fisheries (MSP-SF) sebuah kerangka kelembagaan multi pihak yang saling bekerja bersama, berkolaborasi, dan berkoordinasi serta bersinergi dalam mengelola suatu rencana kerja pengelolaan perikanan berbasis
23
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam
EAFM Halaman:
ekosistem yang disepakati bersama. (Adrianto, 2019 dalam Yonvitner, 2020).
Gb 3.2. Integrasi pemangku kepentingan (Sumber: Yonvitner ,2020)
Penulisan citasi untuk diperhatikan
24
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
B. Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM Elemen
Kompetensi 2 : Memetakan peran pemangku kepentingan EAFM Alat dan Bahan :
1. Alat : alat tulis (buku, pulpen), alat peraga (leaflet, poster dan film), alat perekam dan dokumentasi, metaplan (karton, lem, lakban dll), komputer, infokus, kertas flipchart, papan tulis, alat tulis, alat penyimpan data,kertas plano.
2. Bahan : Modul, data sekunder statistik perikanan, buku-buku atau jurnal ilmiah terkait dengan analisa stakeholder.
Waktu : 10 JP (@45 menit) (3 JP Teori dan 7 JP Praktek)
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Peran pemangku kepentingan
diidentifikasi 1. Pelajari materi yang telah disampaikan oleh fasilitator
2. Jelaskan apa saja peran pemangku kepentingan ?
3. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut :
• Masukkan hasil identifikasi pemangku kepentingan ke dalam diagram chart sesuai lampiran 1
• Paparkan hasil Analisa kelompok Anda.
komputer, infokus, kertas flipchart, papan tulis, alat tulis, alat penyimpan
data,kertas plano
25
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
2. Peran pemangku kepentingan dipetakan
1. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut :
• Petakan pemangku kepentingan
berdasarkan hasil identifikasi peran yang sudah Anda lakukan sebelumnya (gunakan lampiran 2).
• Paparkan hasil presentasi diskusi kelompok Anda
2. Diiskusikan bagaimana peran pemangku kepentingan WWP Anda pada Kedudukan/
Wilayah Kerja MSP-SF berdasarkan hasil analisa pemangku kepentingan yang kelompok Anda lakukan.
3. Jelaskan siapa pemangku kepentingan yang menjadi prioritas (key stakeholder) dalam WWP yang Anda pilih?
4. Susunlah strategi peningkatan peran serta pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perikanan, khususnya key
stakeholder pada WWP yang anda pilih. Anda bisa menggunakan lampiran 3 sebagai
referensi.
komputer, infokus, kertas flipchart, papan tulis, alat tulis, alat penyimpan
data,kertas plano
26
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
C. Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Elemen Kompetensi
2 : Memetakan peran pemangku kepentingan EAFM
Tugas:
1. Identifikasikan peran pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM di salah satu WPP-NRI !
2. Petakan peran pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM di salah satu WPP-NRI !
Nilai K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Paraf Pelatih : ………
27
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
D. Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM Elemen Kompetensi : Memetakan peran pemangku kepentingan EAFM
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan pekerjaan
Tingkat Kemajuan
yang dicapai Catatan K BK
1. Peran pemangku kepentingan
diidentifikasi 1.1. Pelajari materi yang telah disampaikan oleh fasilitator
1.2. Jelaskan apa saja peran pemangku kepentingan ?
1.3. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut :
• Masukkan hasil identifikasi pemangku kepentingan ke dalam diagram chart sesuai lampiran 1
• Paparkan hasil Analisa kelompok Anda.
2. Peran pemangku kepentingan dipetakan
2.1. Bersama dengan kelompok Anda, diskusikan beberapa hal berikut :
• Petakan pemangku kepentingan
berdasarkan hasil identifikasi peran yang
28
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman
sudah Anda lakukan sebelumnya (gunakan lampiran 2).
• Paparkan hasil presentasi diskusi kelompok Anda
2.2. Diiskusikan bagaimana peran pemangku kepentingan WWP Anda pada
Kedudukan/ Wilayah Kerja MSP-SF berdasarkan hasil analisa pemangku kepentingan yang kelompok Anda lakukan.
2.3. Jelaskan siapa pemangku kepentingan yang menjadi prioritas (key stakeholder) dalam WWP yang Anda pilih?
2.4. Susunlah strategi peningkatan peran serta pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perikanan, khususnya key stakeholder pada WWP yang anda pilih. Anda bisa
menggunakan lampiran 3 sebagai referensi.
Keterangan:
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : …. Paraf Pelatih : …
29
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
BAB IV PENUTUP
Modul ini disusun sebagai acuan dalam ToT (training of trainer) pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem /EAFM bagi Perencana.
Segala petunjuk penggunaan modul ini hendaknya dapat dilakukan untuk tercapainya tujuan dan sasaran pelatihan. Hal-hal yang tidak termuat dalam modul ini namun relevan dengan materi dapat diberikan sebagai pengkayaan. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi penggunanya.
30
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
DAFTAR PUSTAKA
Bronwen Golder, WWF-US and Meg Gawler, ARTEMIS Services.
2005. Cross-Cutting Tool Stakeholder Analysis.
Conservation International. 2014. Stakeholder Mapping Guide For Conservation International Country Programs &
Partners.
Muliawan, I., Fahrudin, A., Fauzi, A., & Boer, M. 2014. Analisis stakeholders pada perikanan tangkap kerapu, preliminary study menuju implementasi ecosystem approach for fisheries management di kepulauan spermonde kota makassar. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 9(2), 233-246.
Schmeer, Kammi. 1999. Guidelines for Conducting a Stakeholder Analysis. November 1999. Bethesda, MD: Partnerships for Health Reform, Abt Associates Inc.
Vitner, Yon. 2020. Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM. Diklat Pelatihan EAFM bagi perencana.
31
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
TIM PENYUSUN MODUL
No. Nama Institusi
1. Dr. Yonvitner, S.Pi, M.Si FPIK, Institut Pertanian Bogor 2. Anastasia Dian Rosalina,
S.Kel., M.Si Balai Diklat Aparatur KP - BRSDMKP
3. Dr.Yayan Hernuryadin,
S.Pi,M.S.E Direktorat Pengelolaan SDI - DJPT
4. Setiono, A.Pi, MM Dit. Konservasi dan
Keanekaragaman Hayati Laut - DJPRL
32
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
Lampiran.
Nama Kelompok :
Anggota :
Lembar Kerja : Peran pemangku kepentingan diidentifikasi Perangkingan Pemangku Kepentingan …..XX (contoh)...
No. PERANGKINGAN
Pemangku Kepentingan dalam EAFM
Kepentingan
dalam EAFM Kriteria
T/M/R Nilai Skor Kepentingan
(Sk)
Pengaruh
EAFM Kriteria
S/I/A Nilai Skor Pengaruh
(Sp)
XX Keahlian T/M/R 3 Dalam
Perencanaan S/I/A 1 Pengetahuan
EAFM T/M/R 3 Dalam
Pelaksanaan S/I/A 3
Kepemimpinan T/M/R 2 Dalam
Pengawasan S/I/A 3
Modal T/M/R 2 Dalam
Penindakan S/I/A 1
Regulasi T/M/R 3
Kepakaran T/M/R 3
∑ = 16 8
Rataan = = 2,6666 Rataan = 2
Keterangan :
a. Masing masing pemangku kepentingan yang telah di identifikasi, dibuatkan perangkingan sebagaimana contoh Tabel di atas.
b. Nilai Skor Kepentingan (Sk) diisi dengan melakukan penilaian berdasarkan
kedudukan Pemangku kepentingan dengan masing masing item yang terdapat pada kolom kepentingan dalam Pengaruh EAFM, dengan kriteria T/M/R (Tinggi, Medium, Rendah) dimana T = 3, M=2 dan R = 1)
c. Nilai Skor Pengaruh (Sp) diisi dengan melakukan penilaian berdasarkan Pengaruh pada EAFM dengan kriteria S/I/A (Sukarela, Insentif, Apatis) dimana S=3; I=2; A=1)
Lampiran 1 LEMBAR KERJA 1
ANALISA PEMANGKU KEPENTINGAN
33
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
d. Jumlahkan Sk kemudian dibagi dengan jumlah indikator kepentingannya (n) sehingga dihasilkan nilai rataan Skor kepentingannya (ski = rata rata nilai skor kepentingan) e. Jumlahkan Sp kemudian dibagi dengan jumlah indikator pengaruhnya (n) dan akan
dihasilkan nilai rataan Skor pegaruhnya (spi = rata rata nilai skor pengaruh) f. Apabila perangkingan di nilai kepada banyak orang dalam kelompok, maka jumlah
rataang masing masing pengaruh dan kepentingan dijumlahkan semua dan kemudian di bagi jumlah orang yang terdapat di kelompok tersebut
merupakan rataan skor kepentingan dari jumlah orang dalam kelompok pemangku dan merupakan rataan skor pengaruh dari jumlah orang dalam kelompok pemangku
34
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
Nama Kelompok :
Anggota :
Lembar Kerja : Peran pemangku kepentingan dipetakan
Keterangan :
a. Hasil pemetaan pemangku kepentingan dengan menggunakan rumus :
Lampiran 2 LEMBAR KERJA 2
MEMETAKAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Power/Kekuasaan
Interest/Kepentingan
Ks 2
Ks 1 Ks 2
Ks 3
Ks = 2.66 x 2 Ks = 5.33
Berada pada Kuandran 2 posisi Kepentingan kuat
Stakeholder XX
35
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
Dimana :
- Nilai selang pada kuadran 1 (Ks1) adalah 1 – 2,25
- Nilai selang pada kuadran 2 (Ks2) adalah 2,25 – 6,25 dengan menaruh posisi lebih tinggi yang mana antara kepentingan dan pengaruhnya
- Nilai selang pada kuadran 3 (Ks3) adalah 6,25 – 9
36
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
Contoh Pilihan strategi untuk mengubah perilaku menurut status pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku kelompok sasaran
Status pengetahuan, keterampilan, sikap serta perilaku yang ditunjukkan kelompok sasaran
Strategi untuk menangani perilaku
Mereka tidak mempunyai cukup pengetahuan, atau tidak maka →
Berikan mereka informasi dan pengetahuan melalui
pendidikan mengetahui isu permasalahannya, dan kegiatan mereka dan komunikasi.
memberikan dampak buruk terhadap kepada lingkungan
Mereka
mempunyai tetapi mereka maka →
Upayakan untuk
mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku mereka
pengetahuan
yang cenderung tidak
melalui diskusi tentang isu tersebut, menunjukkan bukti- bukti
cukup dan peduli
tentang dampak buruk dan keuntungan bagi kehidupan mereka,
mengetahui isu atau
memberi insentif, membuat aktivitas yang menggugah emosi,
permasalahan
mengingatkan norma sosial dan/atau advokasi, serta pelatihan
untuk meningkatkan
perlindungan lingkungan dan tindakan
penegakan hukum.
Mereka
mempunyai dan mereka peduli tetapi mereka tidak maka →
Identifikasi jenis kegiatan alternatif yang cocok, perkenalkan
pengetahuan
yang terhadap dampak memiliki pilihan kegiatan alternatif, dan berikan akses terhadap fasilitas untuk cukup dan buruk yang kegiatan lain yang
kegiatan-kegiatan alternatif.
dapat mengurangi mengetahui isu
atau ditimbulkan
dampak buruk permasalahan
terhadap lingkungan
Status pengetahuan, keterampilan, sikap serta perilaku yang ditunjukkan kelompok Strategi untuk menangani
Lampiran 3 STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS PEMANGKU KEPENTINGAN
37
Judul Modul: Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Keterkaitannya dalam EAFM
Versi: 2020 Halaman:
Mereka memiliki dan mereka peduli dan mereka sudah tetapi mereka belum mempunyai
Beri pelatihan kepada mereka untuk membangun
keterampilan informasi yang
cukup mempunyai pilihan keterampilan
untuk melakukan yang dibutuhkan.
atau alternatif
kegiatan alternatif tersebut
sehingga belum dapat mengubah kegiatan lain, kegiatannya,
maka→
Mereka memiliki dan mereka peduli dan mereka sudah tetapi hukum, kebijakan,
Hubungkan kelompok sasaran anda kepada mitra-mitra, atau bangun
informasi yang
cukup mempunyai pilihan desakan ekonomi,
ataupun
kapasitas mereka dalam mempengaruhi pembuat kebijakan.
atau alternatif kendala lainnya
menghalangi Berikan informasi yang relevan tentang isu/permasalahan kepada kedua
kegiatan lain mereka untuk melakukan
kelompok (kelompok masyarakat dan pembuat kebijakan) untuk
konservasi, maka
→
memfasilitasi perubahan, dan lakukan advokasi untuk menghilangkan kendala.
Sediakan pula insentif.
38