• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN AKHIR RENSTRA (RENCANA STRATEGIS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN AKHIR RENSTRA (RENCANA STRATEGIS)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN AKHIR RENSTRA (RENCANA STRATEGIS)

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA,

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

TAHUN 2018-2023

PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Alamat Kantor : Jln. Tjilik Riwut Km. 5,5 Palangka Raya

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya merupakan dokumen perencanaan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Proses penyusunan renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya meliputi: (1) Persiapan Penyusunan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya; (2) Penyusunan rancangan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya; (3) Penyusunan Rancangan Akhir Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya; dan (4) penetapan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya.

Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan baik ditingkat nasional, provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Keterkaitan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya dengan RPJMD,

Renstra K/L dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi, dan dengan Renja Dinas

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kota Palangka Raya diuraikan sebagai berikut. Penyusunan Renstra

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kota Palangka Raya mengacu pada tugas dan fungsi Dinas

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kota Palangka Raya sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Satuan

Organisasi Perangkat Daerah Kota Palangka Raya, Peraturan Walikota Palangka Raya

Kota tentang Tugas dan Fungsi Satuan Organisasi Perangkat Daerah, RPJMD Kota

Palangka Raya, dan memperhatikan Renstra Kementerian/Lembaga, Renstra Perangkat

Daerah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya, dan Hasil Kajian

(3)

Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan

Isu-isu strategis berdasarkan

tusi

Perumusan Strategi dan kebijakan

Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran

dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program

prioritas RPJMD

Pengolahan data dan informasi

Perumusan visi dan misi SKPD

Perumusan Tujuan

Perumusan sasaran

Rancangan Renstra-SKPD

· Pendahuluan

· Gambaran pelayanan SKPD

· isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi

· visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan

· rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Perumusan indikator kinerja

SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD

SPM

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota

Penelaahan RTRW

Rancangan Renstra-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian

Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda

Penelaahan KLHS

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota Renstra-KL dan Renstra SKPD Provinsi

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Palangka Raya.

Tahapan penyusunan rancangan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:

Gambar 1.2

Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra Perangkat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya

Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya memiliki kedudukan dan fungsi

yang sangat strategis. Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya menjadi pedoman

dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya yang

disusun setiap tahun selama kurun waktu lima tahun. Selain itu Renstra Dinas

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kota Palangka Raya menjadi acuan dalam pengendalian dan evaluasi

pembangunan pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya, baik evaluasi

Renstra maupun evaluasi Renja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya.

(4)

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya tahun 2019 – 2023 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 Tentang Pengesahan Ilo Convention No. 138 Concerning Minimum Age For Admission To Employment (Konvensi Ilo Mengenai Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 56; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3835)

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 3;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3941);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78; Tambahan Lembaran Negara Ri Nomor 4301);

10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

(5)

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419;

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

13. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

14. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

15. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

16. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

17. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

18. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928);

19. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisir (UNLA TOL) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4960 );

20. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);

21. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);

22. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

23. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5080);

(6)

24. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

25. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);

26. Undang-Undang Nomor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

27. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

28. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2008 tentang Tatacara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818);

34. Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 162);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat

(7)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);

40. Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539).

41. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);

42. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

43. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

44. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).

45. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 06 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028.

46. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan dan

Perangkat Daerah Kota Palangka Raya.

(8)

47. Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas fungsi dan Tata Kerja Dinas Kota Palangka Raya

48. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2018- 2023.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya adalah menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk kurun waktu lima tahun yang mencakup gambaran kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah sebagai penjabaran dari RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya.

Tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya yaitu, sebagai berikut:

1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan selama kurun waktu lima tahun dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah dalam mendukung Visi dan Misi kepala daerah

2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan perangkat daerah untuk kurun waktu tahun lima tahun dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja perangkat daerah.

3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur perangkat daerah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya yang merupakan dokumen perencanaan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya tahunan dalam kurun waktu lima tahun.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya tahun 2019 - 2023 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan,

sistematika penulisan Rencana Strategis perangkat daerah.

(9)

Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah

Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi perangkat daerah, sumber daya perangkat daerah, kinerja pelayanan perangkat daerah, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan perangkat daerah.

Bab III Permasalahan dan Isu Strategis Perangkat Daerah

Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah, telaahan Renstra Kementerian/lembaga, telaahan Renstra perangkat daerah Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan Penentuan Isu-isu Strategis.

Bab IV Tujuan dan Sasaran

Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah Bab V Strategi dan Kebijakan

Bab ini berisi tentang strategi dan Arah kebijakan perangkat daerah Bab VI Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan

Bab ini berisi tentang Rencana Program serta Pendanaan perangkat daerah.

Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan; dan

Bab ini berisi tentang indikator kinerja perangkat daerah Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

Bab VIII Penutup

Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra

perangkat daerah

(10)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK KOTA PALANGKA RAYA

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

2.1.1 Struktur Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan dan Perangkat Daerah Kota Palangka Raya dan Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas fungsi dan Tata Kerja Dinas Kota Palangka Raya Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, perangkat daerah menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan lingkup Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

b. Pelaksanaan Kebijakan sesuai dengan lingkup Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

dan

d. Pelaksanaan Administrasi lingkup Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan da Perlindungan Anak.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya Berdasarkan Peraturan

Walikota Palangka Raya Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kota Palangka Raya mempunyai

tugas membantu Walikota pelaksanaan urusan Pemerintahan di Bidang

Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak dan Keluarga Berencana yang

menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada

daerah, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan

lingkup Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya dengan Uraian tugas

dan fungsi masing-masing jabatan sesuai Peraturan Walikota Palangka Raya

Nomor 47 tahun 2016 Tentang tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas,

(11)

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kota Palangka Raya, terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretaris, 4 (empat) Bidang, 15 (dua belas) Sub Bidang, dan 3 (tiga) Sub Bagian, sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan lingkup pengendalian penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya, menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan lingkup Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

2. Pelaksanaan Kebijakan sesuai dengan lingkup Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan

4. Pelaksanaan Administrasi lingkup Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan da Perlindungan Anak.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Lingkungan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi :

1. Koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di bidang Perlindungan dan Tumbuh Kembang dan dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

2. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan,

kerjasama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;

(12)

3. Pembinaan dan Penataan organisasi dan tatalaksana;

4. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;dan 5. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara.

2. Bidang Pengendalian Penduduk

Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas melaksanakan pelaksanaan sebagian tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak lingkup penyuluhan dan penggerakan lingkup pengendalian penduduk.

Bidang Pengendalian Penduduk Mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program lingkup pengendalian penduduk;

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian penduduk 3. Pelaksanaan lingkup pengendalian penduduk

4. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan pengendalian penduduk; dan

5. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pengendalian penduduk.

3. Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lingkup Pengendalian Penduduk dan mempunyai fungsi :

1. Perumusan Kebijakan teknis Bidang keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

2. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

3. Pelaksanaan penyelenggaraan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang keluarga berencana, ketahanan, dan kesejahteraan keluarga;

4. Pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan pendistribusian alat kontrasepsi kota;

5. Pelaksanaan KB di Kota;

6. Pelaksanaan pembinaan kesertaan ber-KB di Kota;

7. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga

berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga; dan

(13)

8. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

4. Bidang Kesetaraan Gender dan Perlindungan Hak Perempuan Bidang Kesetaraan Gender dan Perlindungan Hak Perempuan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak lingkup kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan. Mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program lingkup kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan;

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kesetaraan dan perlindungan hak perempuan;

3. Pelaksanaan lingkup kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan;

4. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggaraan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan ; dan

5. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan.

5. Bidang Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak

Bidang Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak lingkup bidang perlindungan dan tumbuh kembang anak. Dan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan dan perencanaan program lingkup perlindungan dan tumbuh kembang anak;

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perlindungan dan tumbuh kembang anak;

3. Pengkajian rekomendasi dan pemantauan penyelenggara lingkup perlindungan dan tumbuh kembang anak; dan

4. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup

perlindungan dan tumbuh kembang anak.

(14)

2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah 2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)

Uraian pengantar mengenai jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya.

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Tingkat

Pendidikan L PNS P L Non PNS P Jumlah

1 SMP Sederajat - - - - -

2 SMA Sederajat 3 3 4 3 13

3 D3 - 3 - - 3

4 S1 8 20 3 5 36

5 S2 2 4 - - 6

6 S3 - - - - -

Uraian analisis kondisi pegawai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya berdasarkan tingkat pendidikan berjumlah 58 (Lima Puluh Delapan) Orang

Uraian pengantar mengenai jumlah pegawai berdasarkan golongan di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya berjumlah 65 (Enam Puluh Lima) orang

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Golongan L P Jumlah

1 Golongan II 2 3 7

2 Golongan III 9 27 52

3 Golongan IV 1 5 6

2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)

Uraian pengantar mengenai kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya.

Jenis sarana dan prasarana yang dimiliki atau digunakan pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya pada umumnya memadai. Sarana dan prasarana kerja yang dimiliki, antara lain meliputi :

1. Bangunan Kantor saat ini menggunakan fasilitas Pemerintah Kota Palangka

Raya, dimana merupakan kantor yang pernah digunakan oleh Dinas Pasar dan

Kebersihan Kota Palangka Raya.

(15)

Tabel 2.3

Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi

di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya Tahun 2018

No Jenis Sarana dan

Prasarana Kondisi Jumlah

Baik Rusak I. Roda 4

1. Kendaraan Dinas Roda 4 2 Unit - 2 Unit 2. Bus (MUPEN, MUYAN dan

MOLIN) 3 Unit - 3 Unit

II. Peralatan dan Mesin

1. Generator/Genset 1 Unit - 1 Unit

2. Roda 2 5 Unit - 5 Unit

3. Klotok + Mesin 2 Unit - 2 Unit

III. Peralatan Kantor

1. Mesin Ketik Portable 3 Unit - 3 Unit

2. Mesin Fotocopy 1 Unit - 1 Unit

5. Lemari Besi 14 Unit - 14 Unit

6. Filling Cabinet 12 Unit - 12 Unit

7. Lemari Kecil 4 Unit - 4 Unit

8. Brankas 2 Unit - 2 Unit

9. Palet Besi/Troli

Berkas/Alkon 1 Unit - 1 Unit

IV. Alat Rumah Tangga

1. Lemari Kayu 9 Buah - 9 Buah

2. Rak Buku/Perpustakaan 2 Buah - 2 Buah 3. Meja Bunga/Meja Biro Kecil

Jati 1 Buah - 1 Buah

4. Obygen Bed 69 Buah - 69 Buah

5. Tempat Tidur 1 Buah - 1 Buah

6. Meja Rapat Lipat 1 Buah - 1 Buah

7. Meja Rapat Biasa 2 Buah - 2 Buah

8. Kursi Rapat 30 Buah - 30 Buah

9. Kursi Tamu 3 Set - 3 Set

10. Kursi Putar 4 Buah - 4 Buah

11. Meja ½ Biro 8 Buah - 8 Buah

12. Gorden 6 Set - 6 Set

13. Lemari Es 1 Unit - 1 Unit

14. Mesin Potong Rumput 1 Unit - 1 Unit

15. AC 16 Unit - 16 Unit

16. Televisi 5 Unit - 5 Unit

17. UPS/Stabilizer 3 Buah - 3 Buah

18. CCTV 3 Set - 3 Set

19. Tangga Lipat 1 Buah - 1 Buah

20. Karpet Lantai 1 Buah - 1 Buah

21. Handycam 1 Unit - 1 Unit

22. Komputer PC 21 Unit - 21 Unit

23. Note Book 44 Unit - 45 Unit

24. Hardisk Eksternal 1 Unit - 1 Unit

25. Printer 20 Unit - 20 Unit

26. Meja Kerja 46 Unit - 46 Unit

27. Kursi Kerja 56 Unit - 56 Unit

28. LCD/OHP 1 Unit - 1 Unit

29. Kamera 4 Unit - 4 Unit

Uraian analisis kondisi sarana dan prasarana Baik.

(16)

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Gambaran mengenai pencapaian kinerja Perangkat Daerah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kesetaraan dan Keadilan Gender

Pencapaian kesetaraan dan keadilan gender dapat dilihat dari indikator utama yaitu Indeks Pembangunan Gender (IPG). Secara khusus IPG telah berubah cara menghitung, yaitu selain tidak lagi digunakan angka melek huruf sebagai indikator pembentuk IPG, juga cara merumuskan IPG berubah yaitu memperbandingkan IPM perempuan dibagi IPM laki-laki kali 100. Cara membacanya juga berubah yaitu dengan cara membandingkan antara hasil IPG dengan angka 100. Semakin jauh atau semakin rendah dari angka 100 maka semakin tinggi kesenjangan.

IPG Kota Palangka Raya menunjukan lebih tinggi, dibandingkan capaian nasional. Dari angka penyesuaian IPG dibawah ini dapat dilihat angka IPG terus meningkat dari waktu ke waktu :

Gambar 1. Grafik Persandingan capaian IPG Kota Palangka Raya dengan IPG Nasional

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2015.

Dilihat capaian IPG Kota Palangka Raya menunjukan angka dibawah

Kabupaten Kapuas. Kabupaten Kapuas merupakan Kabupaten dengan IPG tertinggi

sedangkan Kabupaten Murung Raya capaian IPGnya rendah. Selengkapnya dapat

dilihat pada gambar berikut :

(17)

Gambar 2. Grafik Persandingan capaian IPG Kabupaten/Kota se Provinsi Kalimantan Tengah dengan IPG Provinsi dan IPG Nasional.

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2015.

(18)

Tabel. 2.4

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya Tahun 2014-2017

No Indikator Kinerja Program (outcame)

Capaian Kinerja Tahun 2013 (Sejak melaksanakan

tugas sebagai kepala daerah Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kondisi Kerja pada Akhir Periode RJJMD (sampai pada masa akhir jabatan tahun

2018) Target Realisasi % Target Reali

sasi % Target Realisa

si % Target Reali

sasi % Target Realisa

si % Target Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)

1.1

1.1.1 Rasio KDRT 4,5 4,5 - 4,3 6 - 4,1 tad - 3,8 tad - 3,6 - - 3,4 0,02 170

1.1.2 Persentase Jumlah Tenaga Kerja dibawah Umur

33,37 33,37 33,35 Tad 33,2 0 33,0 tad 33,0 Tad - Tad Tad -

1.1.3 Partisipatif Angkatan Kerja Perempuan

48 48 51 Tad 55 59 tad 63 Tad - 68 42,03 61,81

1.1.4 Penyelesaian

Pengaduan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan

85 85 100 6 100 100 100 0 - 100 100 100 100 100 100

1.1.5 Persentase Partisipatif Perempuan di Lembaga Pemerintah

62,45 62,45 100 62,47 23 36,81 62,49 62,49 100 62,50 337 539,2 62,52 19,45 31,11 62,54 3,21 5,14

1.1.6 Jumlah Forum Anak 1 1 31 35 36 36 36 12 33 36 0 0 36 12 33,33

1.1.7 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Anak

53 53 43 4 31 31 21 0 10 5 200 0 8 0

(19)

1.2. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1.2.1 Rata-Rata Jumlah Anak

per Keluarga

2,6 2,6 2,5 2,4 104 2,4 2,3 104 2,3 1,87 81,3

0

2,2 2,0 110 2,1 0,30 14,29

1.2.2 Persentase Akseptor KB 78,6 78,6 - 79 40,55 - 80 92,96 - 83 85,5 - 86 86,89 86,89 88 87,0

3

87,03

1.2.3 Cakupan Peserta KB

Aktif (%) 100 100 100 100 40.565 40,5

7 100 43.71

5 43,7

3 100 37.09

8 37,1

0 100 40.05

4 86,89 100 87,8

6 87,86 1.2.4 Keluarga Pra Sejahtera

dan Keluarga Sejahtera 1

11.236 11.236 100 11.186 11.186 11.13 6

11.13 6

11.086 10.25 11.03 6

9.960 90,25 10,986 5,92 185

1.2.5 Jumlah Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera

NA NA - 1 2,4 2 - - 3 1 33,3

4

4 1 25 4 1 25

(20)

Tabel 2.5

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya

Tahun 2014-2018

No Program Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1 Program keluarga berencana 1.123.15 0.700

1.418.

168.15 0

1.067.

898.75 0

1.609.

284.50 0

1.708.

390.00 0

733.12

5.100 864.85 0.268

1.250.

502.30 0

1.175.

597.04

0 51 81 78 69

2 Program Kesehatan Reproduksi

Remaja - 57.660

.300 25.818

.000 15.000

.000 - 57.455

.300 25.797

.000 15.000

.000 - 99 100 100

3 Program Pelayanan Kontrasepsi

- - - - - - - - - - - -

4 Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan

Kb/Kr Yang Mandiri 254.675.

400 165.07

5.000 322.00

6.889 130.50

1.360 35.000

.000 194.92

3.150 291.71

3.725 121.10

7.100 31.010

.900 118 90 100 92

5 Program Promosi Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak Melalui

Kelompok Kegiatan di Masyakat - - - - - - - - - - - -

6 Program Pusat Pelayanan

Informasi dan Konseling KRR - - - - - - - - - - - -

7 Program Pengembangan bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak

137.000.

000 136.22

2.500 157.25

0.200 86.945

.050 118.43

8.225 169.26

2.913 154.39

7.936 86.825

.800 108.18

8.125 124 98 100 91

8 Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina

Keluarga - - - - - - - - - - - -

9 Program Pengembangan Model

Operasional BKB-Posyandu-Padu - - - - - - - - - - - -

(21)

No Program Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

10 Program Peningkatan Peran Serta danKesetaraan Gender dalam

Pembangunan 308.600.

000 121.99

4.900 125.94

9.900 55.798

.500 24.000

.000 121.74

2.600 118.44

9.900 52.588

.000 0 99 94 94 -

11. Program peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan

Perempuan dan Anak 221.322.

100 179.40

2.100 130.33

0.900 35.094

.600 126.63

5.625 - 130.08

0.900 35.061

.800 115.08

8.000 0 99 100 100

12. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan 545.498.

700 412.00

0.000 370.70

0.500 104.30

0.100 142.63

1.250 359.56

2.000 360.93

9.900 102.88

8.800 168.64

4.175 87 97 99 98

12. program pelayanan administrasi

perkantoran 600.699.

100 728.35

2.450

1.444.

308.20 0

1.253.

074.85 2

1.260.

002.72 3

781.68 8.281

1.176.

049.76 4

1.222.

491.64 3

1.197.

465.72

8 107 81 98 98

13. program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur 165.400.

000 442.21

8.900 369.50

0.000 29.000

.000 4.500.

000 178.77

5.800 279.37

6.075 29.000

.000 18.600

.000 40 75 100 95

14. program peningkatan disiplin

aparatur 50.250.0

00 27.500

.000 105.43

5.000 122.58

0.000 - 27.500

.000 105.15

5.000 122.58

0.000 - 100 99 100 -

15. program peningkatan kapasitas

sumberdaya aparatur 40.000.0

00 40.000

.000 118.00

0.000 100.39

5.000 - 500.00

0 193.68

8.383 100.39

5.000 - 1 164 100 -

16. program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan

capaian kinerja dan keuangan 34..990.

000 34.990

.000 166.91

1.911 96.247

.959 130.63

6.573 41.437

.594 212.27

1.550 96.145

.900 113.65

0.800 118 127 100 99

Berdasarkan tabel 2.6 dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja program secara umum sudah baik, sudah berada pada rata-rata 100%

(22)

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah 2.4.1 Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya pada lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman dan komitmen para pengambil kebijakan mengenai pentingnya pengintegrasian perspektif gender di semua bidang dan tahapan pembangunan masih kurang.

b. Kelembagaan pengarusutamaan gender belum berjalan secara efektif dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan.

c. Pengungkapan kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhambat faktor psikologis keluarga sehingga sulit untuk mengungkap kejahatan yang terjadi dalam keluarga.

d. Penggunaan media sosial dan aplikasi online oleh anak semakin meningkat seiring dengan kemudahan akses untuk memiliki smartphone menjadi tantangan dalam upaya perlindungan anak dari pornografi, pelecehan seksual dan penipuan.

e. Hambatan regulasi dan kelembagaan perlindungan anak menyebabkan pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi kasus-kasus anak belum berjalan secara efektif.

f. Adanya norma budaya dan agama di masyarakat yang menghambat partisipasi organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

2.4.2 Peluang

Peluang yang dimiliki dalam pengembangan pelayanan Perangkat Daerah pada lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan kesetaraan gender dan keadilan gender telah tertuang dalam RPJMD, memberikan peluang untuk meningkatkan kesetaraan gender di daerah.

b. Banyaknya potensi kelembagaan yang memiliki kepedulian terhadap kasus- kasus perempuan dan anak yang dapat dioptimalkan perannya dalam penanganan kasus terkait perempuan dan anak.

c. Adanya dukungan kebijakan dalam pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak memberikan peluang dalam peningkatan kualitas pemenuhan hak anak.

d. Banyaknya potensi organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) dan dunia usaha yang dapat dioptimalkan untuk mendukung

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

(23)

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan terkait Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1) Masih banyaknya OPD yang belum melakukan PUG

2) Belum optimalnya sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak

3) Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, terlihat dari jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan jumlah kasus KDRT.

4) Belum maksimalnya perlindungan khusus terhadap anak

5) Belum terlaksananya kegiatan perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM)

6) Ketersediaan Regulasi ditingkat instansi/lembaga terkait belum optimal 7) Pelaksanaan Forum Anak Belum Efektif

8) Masih terbatasnya Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA)

9) Belum adanya Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) sesuai standar 10) Belum adanya Pusat Kreativitas Anak (PKA) sesuai standar

11) Jumlah layanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) Ramah Anak masih terbatas

12) Jumlah Sekolah Ramah Anak (SRA) (SD, MI, SMP, MTs) masih terbatas

b. Permasalahan terkait Kependudukan, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1). Unmeetneed tinggi

2). Angka Kelahiran Meningkat tapi perkawinan meningkat.

3). Regulasi Lintas Sektor

4). Pendataan hanya belum dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan, pendataan masih belum sinergi antara pusat dengan daerah

5). Pernikahan perempuan dibawah umur 20 tahun dikarenakan tekanan ekonomi 6). Masih ditemukan keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I

7). Masih rendahnya upaya pelayanan dan pembinaan ketahanan keluarga

(24)

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih dalam RPJMD adalah

“TERWUJUDNYA KOTA PALANGKA RAYA MENJADI KOTA YANG MAJU, RUKUN DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA”. Unsur visi yang terkait dengan tugas dan fungsi perangkat daerah adalah yang berarti mempunyai tugas membantu Walikota pelaksanaan urusan Pemerintahan di Bidang Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak dan Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah, menyelenggarakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan lingkup Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya.

Adapun yang dimaksud dengan TERWUJUDNYA KOTA PALANGKA RAYA MENJADI KOTA YANG MAJU adalah:

1. Tercapai angka pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan meningkatnya daya beli masyarakat.

2. Peningkatan dukungan infrastruktur dan teknologi informasi untuk menjadi kota yang cerdas.

3. Meningkatnya kemandirian ekonomi kota menuju kota jasa yang berkelanjutan.

4. Terciptanya lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran terbuka.

5. Meningkatnya kualitas hidup manusia dengan terpenuhinya hak-hak sosial rakyat dan membaiknya mutu lingkungan hidup.

Adapun yang dimaksud dengan TERWUJUDNYA KOTA PALANGKA RAYA MENJADI KOTA YANG RUKUN, DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA adalah:

1. Terciptanya kondisi daerah yang stabil dalam kehidupan sosial dan politik.

2. Kehidupan masyarakat yang saling menghargai dan menghormati kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

3. Terjaminnya masyarakat dengan perikehidupan secara benar, tertib dan teratur serta dengan disiplin yang tinggi, dan menjaga hubungan yang harmonis antara sesama manusia, dan manusia dengan lingkungannya.

4. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, memiliki daya tahan dan daya saing terhadap gejolak sosial dan perekonomian dalam bentuk ketahanan ekonomi, ketahanan sosial, dan keberdayaan masyarakat.

5. Terwujudnya kesejahteraan lahir dan bahtin melalui upaya pemanfaatan potensi sumberdaya oleh masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah dengan membangun kebersamaan dalam semua dimensi kehidupan.

Dalam rangka pencapaian Visi diatas, Misi pembangunan jangka menengah dalam RPJMD dalam 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut:

1. Misi 1 meliputi : “Mewujudkan Kemajuan Kota Palangka Raya Smart Environment

(Lingkungan Cerdas) meliputi : Pembangunan Infrastruktur, Teknologi Informasi,

Pengelolaan Air, Lahan, Pengelolaan Limbah, Manajemen bangunan dan tata ruang,

transportasi.

(25)

2. Misi 2 meliputi : “Mewujudkan Kerukunan seluruh Elemen Masyarakat Smart Society (Masyarakat Cerdas) meliputi : Pengembangan kesehatan, pendidikan, kepemudaan, layanan publik, kerukunan dan keamanan.

3. Misi 3 meliputi : “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kota dan Masyarakat Daerah Pinggiran Smart Economy (Ekonomi Cerdas) meliputi : Pengembangan Industri, Usaha Kecil dan menengah, pariwisata dan perbankan).

Sesuai dengan tugas dan fungsinya Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya, mendukung Misi Pembangunan Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023 terlihat pada tabel dibawah ini :

MISI KEDUA :

“Mewujudkan Kerukunan Seluruh Elemen Masyarakat. Smart Society (Masyarakat Cerdas)”

Adapun Tujuan dan Sasaran yang terkait dengan pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka Raya, adalah :

Tujuan 1 :

“Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang cerdas, Sehat dan Berdaya Saing”

Sasaran 1 :

Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tercantum pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Faktor Pendorong Dan Faktor Penghambat Dalam Pencapaian Visi Dan Misi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah

No Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD

Permasalahan Pelayanan Perangkat

Daerah

Faktor

Penghambat Pendorong 1 Misi 2 : “Mewujudkan

Kerukunan seluruh Elemen Masyarakat Smart Society (Masyarakat Cerdas) meliputi :

· Masih Banyaknya SOPD yang belum melakukan PUG.

· Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan, terlihat dari jumlah kasus

· Pelaksanaan Perencanaan dan

penganggaran responsif gender belum optimal.

· Adanya komitmen kepala daerah untuk

meningkatkan

Pemberdayaan

Perempuan

(26)

No Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD

Permasalahan Pelayanan Perangkat

Daerah

Faktor

Penghambat Pendorong Pengembangan

kesehatan, pendidikan, kepemudaan, layanan publik, kerukunan dan keamanan.

kekerasan terhadap perempuan dan jumlah kasus KDRT.

· Perempuan banyak menjadi obyek

pornografi, menjadikan perempuan sangat rentan terhadap kekerasan.

· Belum optimalnya peran kelembagaan perlindungan hak perempuan.

· Terjadinya berbagai praktik buruk yang mengancam hak-hak anak, seperti pekerja anak perkawinan anak, dan anak berhadapan dengan hukum (ABH).

· Munculnya berbagai tindak kekerasan terhadap anak

· Belum terpenuhinya hak-hak anak seperti akte kelahiran, PAUD, hidup sehat, sekolah ramah anak,

Puskesmas ramah anak, dan pengasuhan yang aman.

· Unmeetneed tinggi

· Pernikahan perempuan dibawah 20 tahun dikarenakan tekanan ekonomi

· Masih ditemukan Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera I

· Masih rendahnya upaya pelayanan dan pembinaan ketahanan keluarga

· Terbatasnya anggaran program untuk mendukung PUG dan Perencanaan dan

penganggaran responsif gender

· Terbatasnya personil yang melayani penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

· Adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan instansi terkait melalui lembaga P2TP2A

· Adanya komitmen kepala daerah untuk

mengembangk an Kota Layak Anak

2 Tujuan :

1. Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang cerdas, Sehat dan Berdaya Saing

3. Sasaran :

1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi 3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian PPPA

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, perangkat daerah mendukung pencapaian Adapun tujuan dan sasaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang terkait dengan pelayanan perangkat daerah adalah sebagai berikut

1. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ke-1 adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya capaian indeks pembangunan gender

(27)

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama (IKU): Indeks Pembangunan Gender (IPG)

b. Meningkatnya capaian indeks pemberdayaan gender

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

2. Meningkatkan kualitas perlindungan hak perempuan.

Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Berkurangnya kasus kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO.

1) Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Pravelensi kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO; dan rasio kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO.

2) Perbandingan antara jumlah kekerasan terhadap perempuan dibagi jumlah perempuan di atas 18 tahun.

b. Meningkatnya kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Persentase kabupaten/kota yang memberikan layanan komprehensif sesuai standar kepada seluruh (100%) perempuan korban kekerasan.

3. Meningkatkan perlindungan terhadap Anak dan pemenuhan hak anak bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus

Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kabupaten/kota yang mampu memenuhi hak anak.

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Persentase kabupaten/kota Layak Anak

b. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan terkait perlindungan khusus kepada anak

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama:

1) Persentase anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang memperoleh layanan sesuai dengan standar

2) Persentase kabupaten/kota yang menindaklanjuti seluruh (100%) pengaduan kasus anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang sesuai dengan standar.

c. Meningkatnya kualitas sistem layanan perlindungan khusus kepada anak

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Persentase lembaga

(28)

penyedia layanan perlindungan khusus kepada anak yang mampu memberikan layanan komprehensif sesuai dengan standar.

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan sinergitas antar lembaga masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya partisipasi dan sinergitas lembaga profesi dan dunia usaha, media, dan organisasi agama dan kemasyarakatan serta akademisi dan lembaga riset dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Capaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja utama: Persentase Partisipasi Lembaga Masyarakat.

Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian sasaran Renstra Kementerian/Lembaga tercantum pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Permasalahan Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka

Raya berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran Jangka Menengah Renstra

K/L

Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong 1 a. Meningkatnya

Implementasi pengaurusutamaan Gender

· IPG meningkat namun relatif rendah dibandingkan kondisi ideal sebesar 100.

· Pelaksanaan Perencanaan dan penganggaran responsif gender belum optimal.

· Terbatasnya anggaran program untuk mendukung PUG dan Perenca naan dan pengang garan responsif gender

· Adanya komitmen kepala daerah untuk

meningkatkan Pemberdayaan Perempuan

2 a. Berkurangnya kasus kekerasan terhadap

perempuan termasuk TPPO

· Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan, terlihat dari jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan jumlah kasus KDRT.

· Perempuan banyak menjadi obyek pornografi, menjadikan perempuan sangat rentan terhadap

· Terbatasnya personil yang melayani

penanganan kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak

· Adanya

kerjasama

yang baik

antara

pemerintah

daerah dan

instansi terkait

melalui

lembaga

(29)

No

Sasaran Jangka Menengah Renstra

K/L

Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong

kekerasan. P2TP2A

b. Meningkatnya kualitas

penanganan kasus kekerasan

terhadap perempuan termasuk TPPO

· Rendahnya perlindungan terhadap tenaga kerja dan buruh migran perempuan, ditunjukkan dengan terjadinya kasus-kasus perlakuan buruk terhadap buruh migran.

· Belum optimalnya peran kelembagaan perlindungan hak perempuan.

3 a. Meningkatnya implementasi kabupaten/kota layak anak di Indonesia.

· Terjadinya berbagai praktik buruk yang mengancam hak-hak anak, seperti pekerja anak perkawinan anak, dan anak

berhadapan dengan hukum (ABH).

· Munculnya berbagai tindak kekerasan terhadap anak

· Terbatasnya personil yang melayani

penanganan kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak

· Adanya komitmen kepala daerah untuk

mengembangk an Kota Layak Anak

b. Meningkatnya kualitas implemen tasi kebijakan terkait perlin dungan khusus kepada anak c. Meningkatnya

kualitas sistem layanan

perlindungan khusus kepada anak

· Belum terpenuhinya hak-hak anak seperti akte kelahiran, PAUD, hidup sehat, sekolah ramah anak, Puskesmas ramah anak, dan

pengasuhan yang aman.

4 Meningkatnya

partisipasi dan sinergitas lembaga profesi dan dunia usaha, media, dan organisasi agama dan kemasyarakatan serta akademisi dan lembaga riset dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

· Kurangnya partisipasi masyarakat dalam

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

· Pengetahuan dan kepedulian organisasi masyarakat dan LSM dalam Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak masih kurang

· Adanya beberapa organisasi masyarakat dan LSM yang bergerak di bidang

Pemberdayaan perempuan dan perlin dungan anak

3.3.2 Telaah Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi)

Renstra BKKBN 2015-2019 telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor

212/PER/BI/2015 tanggal 11 Juni 2015. Renstra ini pada tahun 2016 telah dilakukan revisi dan

ditetapkan dengan peraturan Kepala BKKBN Nomor 199 Tahun 2016 Tanggal 15

September 2016.

(30)

Revisi Renstra tersebut tidak merubah sasaran dan indikator-indikator utama yang telah ditetapkan, revisi lebih diarahkan untuk mempertajam strategi pelaksanaan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Adapun garis besar Renstra tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Tujuan BKKBN

Dengan berpedoman pada arah pembangunan Pemerintahan sebagaimana tertera dalam Buku I – RPJMN 2015-2019, BKKBN berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Pembangunan sebagaimana dijabarkan di atas dengan perumusan tujuan untuk “mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang melalui upaya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan perwujudan Keluarga Berkualitas”.

b. Sasaran Strategis BKKBN

Untuk memastikan tujuan BKKBN dapat tercapai, maka ditetapkan sasaran strategis BKKBN 2015-2019 yang sesuai dengan Sasaran Pembangunan Kependudukan dan KB yang tertera pada RPJMN 2015-2019.

Sasaran strategis BKKBN adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh BKKBN mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya outcome dari beberapa program.

Bentuk penjabaran tujuan strategis tersebut, BKKBN menetapkan Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 yaitu:

1. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR)

2. Meningkatnya prevalensi kontrasepsi (CPR) modern

3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi ( unmet need )

4. Meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

5. Menurunnya Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis BKKBN Tahun 2015-

2019, maka BKKBN menetapkan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut:

(31)

Tabel 3.1

Indikator Kinerja Sasaran Strategis BKKBN Tahun 2015-2019

INDIKATOR BASELINE

TARGET 2014

TARGET KINERJA

2015-2019 2015 2016 2017 2018 2019

1 Angka kelahiran total ( total fertility rate / TFR) per WUS (15-49 tahun)

2,60 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,28

2 Persentase pemakaian kontrasepsi ( modern contraseptive prevalence rate / CPR)

57,9 60,5 60,7 60,9 61,1 61,3 61,3

3 Presentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi ( unmet need ) (%)

11,4 (8,6)

10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 9,91

4 Persentase Peserta KB Aktif (PA) MKJP 18,3 20,50 21,19 21,70 22,30 23,50 23,50 5 Tingkat putus pakai kontrasepsi (%) 27,1 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 24,6

Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian sasaran Renstra BKKBN tercantum pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Permasalahan Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

berdasarkan Sasaran Renstra BKKBN beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran Jangka Menengah Renstra BKKBN

Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong 1 Menurunnya Angka

kelahiran total (TFR)

- Angka Kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun masih tinggi dan remaja perempuan usia 15-19 tahun menja di ibu/sedang hamil anak pertama meningkat - Masih banyaknya

perkawinan usia muda, ditandai dengan median usia perkawinan pertama perempuan yang rendah

- Belum meratanya pemahaman dan kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga - Belum

optimalnya kegiatan Pengendalian penduduk dan informasi keluarga

- Belum optimalnya pendayagunaan PKB/PLKB dan Kader KB

-Adanya

- Dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah

2 Meningkatnya prevalensi

kontrasepsi (CPR) modern

- Masih terdapat kesenjangan dalam kesertaan ber-KB

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)

- Kebutuhan ber KB yang belum terpenuhi

4 Meningkatnya peserta KB aktif

- Kecendrungan

Penggunaan Metode

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Renstra BP3AKB) yang kemudian berubah nomenklatur pada tahun 2017 menjadi

Pemanfaatan tersebut digunakan dalam pengajaran bahasa Arab di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab – Fakultas Agama Islam - Universitas Muhammadiyah Malang yang

Sesuai dengan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Purwakarta Tahun 2018-2019, serta penjabarannya dalam perencanaan

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Perangkat Daerah

Maksud dari penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pangandaran

Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2021 adalah penjabaran

Rencana strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bengkulu tahun 2019-2023 disusun

dijual selama ini merupakan produk fashion dari luar negeri, yang terdiri dari brand- brand internasional seperti: Adidas, Nike, Bathing Ape, Supreme, dan lain-lain, namun