Studi Deskriptif Mengenai Derajat Psychological Well-Baing pada Majelis Jemaat Gereja "X" Lampung.
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu untuk meneliti bagaimana sebenarnya gambaran dari Psychological Well-Being yang
Sedangkan mantan pecandu yang menilai diri dari pengalaman yang dialaminya secara lebih negatif maka memiliki psychological well-being yang rendah, sehingga memiliki
Berdasarkan data yang diambil pada awal tahun 2013 dan tahun 2014, sebanyak lima belas orang jemaat yang mengikuti kebaktian di gereja “X” Bandung, delapan orang
Apabila lansia memiliki PWB yang tinggi, maka ia akan dapat menerima secara positif keadaan dirinya dan segala perubahan yang terjadi pada dirinya ketika menjadi seorang lansia,
Sedangkan pensiunan Bank “X” yang memiliki personal growth rendah merasa tidak mengalami perkembangan di dalam dirinya, mereka juga kurang menyadari potensi yang ada di
1) Majelis Jemaat yang berada pada tahap perkembangan dewasa madya memiliki derajat religiusitas yang tinggi pada dimensi pengalaman agama dan pengamalan agama. Hampir
Karyawan yang memiliki penghayatan cukup terhadap penghasilan perbulan sebanyak 59% memiliki psychological well-being yang tinggi. Karyawan level asisten yang memiliki
Keenam dimensi dan berbagai faktor yang dimiliki oleh perempuan lajang usia dewasa madya di Gereja “X” Kota Bandung akan membentuk Psychological Well-being mereka,