HALAMAN JUDUL & PERSETUJUAN PEMBIMBING PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ………. i
UCAPAN TERIMAKASIH ………. iii
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR GAMBAR ……….... ix
DAFTAR TABEL ……… xii
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1
B. Identifikasi Masalah ……… 5
C. BatasanMasalah ……….………..…. 6
D. Rumusan Masalah ……….………..…. 7
E. Tujuan Penelitian ………….………..…. 8
F. Manfaat Penelitian ………..…. 9
G. Asumsi Dasar ……….………..……. 10
H. Hipotesis Penelitian ……… 12
I. Definisi Operasional ……… 13
J. Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian ……… 15
K. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………. 15
E. Upaya-upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja ………. 34
F. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 36 G. Pengaruh Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Produktivitas Kerja ……… 48 H. Konsep Kepemimpinan ……… 50
I. Kerangka Perspektif Kepemimpinan ……… 56
J. Teori Kepemimpinan ……… 58
K. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja ……….
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ………... 92
1. Analisis Data ……….. 92
2. Seleksi Data ……… 92
3. Tabulasi Data ………. 94
4. Analisis Deskripsi Data Variabel Penelitian ……….. 94
5. Pengujian Persyaratan Analisis ………... 114
D. Keterbatasan Penelitian ……… 146
Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi A. Kesimpulan ……….. 147
B. Implikasi ……….. 149
C. Rekomendasi ……… 150
DAFTAR PUSTAKA ……….. 153
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan
suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu
organisasi sangat penting karena mereka memprakarsai terbentuknya
organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua
fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan kelangsungan
hidup sebuah organisasi. Namun sumber daya manusia tesebut tidak
sendirinya dapat berprestasi sesuai dengan harapan organisasi.
Agar sumber daya manusia mampu berperan optimal, manajemen
dituntut untuk dapat memanfaatkan kemampuan, kapasitas dan kemauan
baik pegawai untuk bekerjasama, agar mampu meningkatkan
produktivitas organisasi, sekaligus dapat menjamin kesejahteraan
manusia. Oleh karena itu kunci keberhasilan sebuah organisasi dalam
mencapai tujuan adalah kemampuan manajemen untuk mempengaruhi
sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sehingga
diperlukan manajemen sumber daya manusia yang efektif.
Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Tenaga Kerja dan
di Indonesia masih sangat rendah. Saat ini Indonesia menduduki
peringkat ke 59 dari 60 negara. Besar mengatakan rendahnya
produktivitas kerja di Indonesia karena kualitas SDM yang tidak mampu
bersaing, mutu pendidikan rendah, kurikulum pendidikan tidak sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja, fasilitas kerja tidak optimal, dan
perhatian pemerintah daerah rendah.
Dalam era global, upaya peningkatan mutu sumber daya manusia
melalui pendidikan dan pelatihan perlu terus dilakukan sesuai dengan
tuntutan pasar kerja, baik dalam skala lokal, nasional, regional maupun
internasional. Era globalisasi menuntut keunggulan bersaing dari setiap
sektor, persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam
berbagai dimensi. Tantangan yang harus dihadapi oleh setiap organisasi
akibat tuntutan standar yang semakin meningkat berusaha melakukan
hal-hal penting untuk dapat bertahan, dan bersaing dalam rangka meningkatkan
kemampuan strategisnya.
Di bidang pendidikan telah dilakukan banyak pembaharuan dalam
rangka mengantisipasi tuntutan global, perubahan kebijakan dan
peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu secara bertahap
dan berkesinambungan, Departemen Pendidikan Nasional telah
melakukan berbagai upaya konkrit diantaranya adalah diterbitkannya
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Undang-undang No.14 Tahun 2004 Tentang Guru dan Dosen, Peraturan
Sertifikasi Guru, Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan dan
berbagai kebijakan lainnya yang telah dikeluarkan pemerintah dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan.
Menjabarkan dan mengimplementasikan seluruh kebijakan yang telah
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat (LPMP) telah bergerak maju
melakukan pembaharuan baik secara internal maupun eksternal. Sesuai dengan
tugas dan fungsi LPMP berdasarkan Permendiknas No.7 Tahun 2006 yang
kemudian disempurnakan kembali dengan Permendiknas No.49 Tahun 2008
tentang SOTK LPMP, yaitu melakukan penjaminan mutu pendidikan dasar
dan menengah melalui, pemetaan mutu pendidikan, pengembangan
dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dan supervisi
satuan pendidikan serta fasilitasi sumber daya pendidikan.
LPMP sebagai lembaga yang menyandang label lembaga penjaminan
mutu pendidikan memiliki beban dan tugas yang cukup berat untuk
menjalankan tugas dan fungsinya dan tentu saja sebelum melakukan
penjaminan mutu pendidikan di luar, LPMP harus mampu melakukan
penjaminan mutu di dalam lembaganya hingga mampu menjalankan tugasnya
dengan baik.
Berkaitan dengan upaya pembenahan internal, agar dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan mampu bersaing dengan dunia
9001:2000 dalam hal penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah.
Delapan pri nsip dasar manaj em en m utu t ers ebut merupakan
das ar penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, dengan menerapkan
sistem manajemen mutu diharapkan dapat membantu organisasi dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan atas jasa layanan yang diberikan sehingga
mampu meningkatkan produktivitas kerja pegawai LPMP.
Brooks (1995) dalam Carr dkk. (1997) mengidentifikasi
keuntungan eksternal dan internal sertifikasi ISO. Manfaat eksternal
berkaitan dengan persepsi pelanggan mengenai mutu, meningkatnya
kepuasan pelanggan, keuntungan kompetitif perusahaan, dan mengurangi
audit mutu pelanggan. Manfaat internal termasuk dokumentasi yang lebih
baik, perhatian pada mutu yang lebih besar, dan peningkatan
produktivitas dan efisiensi.
Penerapan sist em manaj em en m utu ISO 9001: 2000 di
Lembaga Penjaminan Mutu diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas kerja sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaganya
sehingga LPMP mampu menjalankan tugas dan fungsinya sesuai tuntutan
Departemen Pendidikan Nasional dan secara umum LPMP mampu
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pendidikan dasar dan menengah
dalam upaya melakukan penjaminan mutu pendidikan dasar dan
Dalam menerapkan sistem manajemen mutu ini, tentu saja dalam
sebuah organisasi termasuk LPMP tidak pernah lepas dari peranan penting
seorang pemimpin organisasi. Demikian juga dalam hal ini peran kepala LPMP
sangat berpengaruh terhadap efektivitas implementasi sistem manajemen mutu
ini, karena kebijakan tertinggi ditentukan oleh pucuk pimpinan.
Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan dalam keseluruhan
upaya meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual, tingkat
kelompok dan pada tingkat organisasi. Pemimpin sebuah organisasi memiliki
peranan yang sangat penting tidak hanya secara internal bagi organisasi akan
tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang
kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi
mencapai tujuannya.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana di kemukakan di atas bahwa untuk menjadi sebuah
organisasi yang bertahan dengan segala tantangan zaman, produktivitas sebuah
organisasi menjadi hal yang sangat penting. Namun banyak penelitian yang
menemukan bahwa produktivitas di Indonsia masih sangat rendah termasuk di
dalamnya produktivitas tenaga kerja terutama di lembaga atau instansi
pemerintah.
Permasalahan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah masih
upaya sebuah organisasi ataupun upaya pemerintah secara nasional dalam
rangka meningkatkan produktivitas kerja dilakukan melalui peningkatan
kualitas SDM yaitu salah satunya dengan memperbaiki kurikulum pendidikan,
pelatihan di balai kerja dan sebagainya.
Meski demikian sangat banyak factor yang mempengaruhi
produktivitas kerja pegawai atau anggota dalam sebuah organisasi.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sondang P.Siagian mengenai aspek-aspek yang
dapat mempengaruhi atau dapat mendukung terjadinya peningkatan
produktivitas kerja adalah aspek kelembagaan atau sistem, aspek
kepemimpinan, aspek motivasi, aspek manajemen, dan budaya organisasi.
Berdasarkan permasalahan di atas peningkatan produktivitas menjadi
salah satu masalah yang ingin diteliti oleh penulis, melalui penelitian ini
diharapkan dapat mengetahui inti permsalahan yang berkaitan dengan
produktivitas kerja dalam sebuah lembaga pemerintah.
C. Batasan Masalah
Dari sekian banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan
produktivitas kerja, maka dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada
dua factor yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu sistem manajemen
mutu dan aspek kepemimpinan. Penelitian inipun hanya dibatasi pada instansi
pemerintah tertentu, yaitu Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan salah satu
Tenaga Kependidikan (PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional.
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dengan fokus
masalah "Pengaruh Penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 dan Kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai"
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran di atas penulis melakukan penelitian
dengan fokus kajian tentang "Pengaruh implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9000:2000 dan Kepemimpinan terhadap produktivitas kerja
pegawai"
Selanjutnya kajian masalah tersebut dirinci dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran Penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 di LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
2. Bagaimanakah gambaran kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala
LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
3. Bagaimanakah gambaran produktivitas kerja pegawai LPMP DKI Jakarta,
Jawa Barat dan Banten
9001:2000 terhadap produktivitas pegawai LPMP
5. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap produktivitas kerja
pegawai LPMP
6. Seberapa besar pengaruh Penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai
LPMP
Pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut akan dikaji dan dianalisis
secara empirik berdasarkan data-data yang diperoleh dari lapangan (LPMP
DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten)
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus masalah yang telah diungkapkan
sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis untuk mendapat kesimpulan secara empirik tentang
Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan k e p e m i m pi n a n
s e r t a p en ga r u h n ya t e r h a d a p p ro du kt i v i t a s k e rj a p e ga w ai LPMP .
Secara khusus tujuan penelitian dapat dijelaskan secara lebih
terperinci sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran Penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 di LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan
2. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran kepemimpinan yang
diterapkan oleh Kepala LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran produktivitas kerja pegawai
LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh Penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap produktivitas kerja pegawai
LPMP.
5. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh kepemimpinan Kepala
LPMP terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP.
6. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh Penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja
pegawai LPMP.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengungkap
aspek-aspek penting yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas
kerja pegawai LPMP setelah memberlakukan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat baik secara praktis maupun teoritis. Secara teoritis hasil
khususnya dalam bidang administrasi pendidikan sebagai landasan
konseptual dalam upaya peningkatan produktivitas pegawai LPMP.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan sebagai
bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan s u m b a n g a n p e m i k i r a n d a l a m u p a ya m e n i n g k a t k a n
p r o d u k t i v i t a s k e r j a p e g a w a i LPMP di masa mendatang.
Sumbangan pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan
bagi pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
G. Asumsi Dasar
Menurut Arikunto (1996:60-61) bahwa asumsi penelitian atau
anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak
pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya
diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa peneliti dipandang
perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud:
1. Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang
diteliti
2. Untuk mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian
3. Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.
Dalam upaya menjelaskan bagaimana pengaruh Penerapan sistem
produktivitas kerja pegawai LPMP yang merupakan pokok permasalahan
dalam penelitian ini berikut dikemukakan beberapa asumsi yaitu:
1. Produktivitas kerja pegawai tercermin dari sikap mental produktif
antara lain menyangkut sikap motivatif, disiplin, kreatif, inovatif,
dinamis dan professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya
masing-masing. Produktivitas individu dapat dinilai dari dari apa
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dengan kata
lain produktivitas individu adalah bagaimana seseorang
melaksanakan pekerjaannya. (Sedarmayanti: 2001)
2. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam sebuah
organisasi merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas
pegawai dalam suatu organisasi sehingga organisasi mampu
menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal. Salah satu
manfaat dari implementasi sistem ini adalah dokumentasi yang lebih
baik, perhatian pada mutu yang lebih besar, dan peningkatan
produktivitas. (Rudi Suardi: 2003)
3. Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan dalam keseluruhan
upaya meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual,
tingkat kelompok dan pada tingkat organisasi. Pemimpin sebuah
organisasi memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya secara
internal bagi organisasi juga dalam menghadapi berbagai pihak di luar
kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dalam
suatu organisasi. Demikian pentingnya kontribusi pimpinan dalam usaha
mencapai tujuan suatu organisasi sehingga dapat dikatakan bahwa sukses
atau kegagalan yang dialami oleh organisasi sebagian besar ditentukan
oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi
tugas memimpin dalam suatu organisasi. (Siagian: 2002)
H. Hipotesis Penelitian
Dalam upaya memberikan arah yang lebih jelas pada penelitian ini,
maka dirumuskan hipotesis kerja penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif antara Penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000 terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP.
2. Terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan yang diterapkan
kepala LPMP terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP
3. Terdapat pengaruh yang positif antara Penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja
pegawai LPMP.
Hubungan dari ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian
I. Definisi Operasional
Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, kepemimpinan dan
produktivitas kerja pegawai LPMP. Secara rinci definisi operasional dari
variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (X1) sangat
berhubungan dengan langkah-langkah lembaga dalam membangun dan
mengembangkan sistem manajemen mutu, dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Karena itu, sudut kajian variabel penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (variabel X1) diukur melalui
indikator-indikator sesuai dengan persyaratan atau klausul dalam ISO
X
1X
2Y
r.X1Yr.X2Y
9001:2000 yang meliputi tanggungjawab manajemen, pengelolaan sumber
daya dan analisa data, perbaikan dan peningkatan
2. Variabel kepemimpinan (X2), definisi dari kepemimpinan dalam penelitian
ini adalah Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang
memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
ingin dicapai bersama. Hal ini sangat berhubungan dengan aspek gaya
kepemimpinan. Karena itu, sudut kajian variabel kepemimpinan (variabel
X2) diukur melalui gaya kepemimpinan menurut model kepemimpinan
situasional Hersey & Blanchart yang terdiri dari 4 gaya kepemimpinan yaitu
Instruksi, Konsultasi, Partisipasi dan delegasi. Adapun Kepemimpinan
dalam penelitian ini adalah pimpinan yang ada di lingkungan LPMP, yaitu
Kepala, Kasi dan Kasubbag.
3. Variabel produktivitas kerja (Y) dalam penelitian ini focus pada
produktivitas nilai yang diukur dari beberapa indikator yang merupakan
indikator pegawai yang produktif terdiri dari 9 indikator yaitu; cerdas dan
dapat belajar dengan cepat, kompeten secara professional/teknis selalu
memperdalam pengetahuan dalam bidangnya, kreatif dan inovatif,
memahami pekerjaan, mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien, selalu
mencari perbaikan, dianggap bernilai, memiliki prestasi dan selalu
J. Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif
dan asosiatif/hubungan kausalitas. Metode penelitian asosiatif ini dilakukan
melalui teknik penelitian survey.
K. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di LPMP DKI
Jakarta, LPMP Jawa Barat, dan LPMP Banten yang menjadi populasi adalah para
pegawai LPMP tersebut yang berjumlah 386 orang. Alasan pemilihan sampel
adalah karena ketiga LPMP tersebut sudah menerapkan system manajemen mutu
ISO 9001:2000 dalam waktu yang relatif cukup lama dibandingkan dengan LPMP
lain, selain itu lokasi LPMP mudah dijangkau oleh peneliti, sehingga proses
penelitian dapat berjalan lebih efektif dan effisien. Teknik pengambilan sampel
menggunakan stratified random sampling, lebih jelasnya akan dibahas pada bab
B A B III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yang bersifat rasional, empiris dan sistematis. Sugiyono (2005;1)
dengan lebih jelas menguraikan ciri keilmuan sebagai berikut: Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh pemikiran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan
dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif diterapkan untuk
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai implementasi
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan kepala LPMP serta
pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan.
Proses penelitian menggunakan pendekatan penelitian survey. Kerlinger
(1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan
sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis
maupun psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil
suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode
survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode
eksperimen, namun hasil bisa akurat bila digunakan sampel yang representatif
(David Kline : 1980).
Proses pengungkapan fakta dilakukan dengan cara mengakumulasi data
yang diperoleh melalui survey terhadap pejabat struktural, tenaga fungsional,
teknisi yang bekerja di LPMP. Data lainnya yang juga dijadikan sebagai bahan
untuk dianalisis adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan program
implementasi ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja
pegawai LPMP itu dokumen dalam bentuk arsip maupun dalam bentuk pedoman.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Objek penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di LPMP DKI
Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, karena ke-tiga LPMP tersebut merupakan LPMP
yang telah menerapkan SMM ISO 9001:2000. Sedangkan alasan praktisnya
adalah bahwa penulis merupakan bagian dari organisasi LPMP, dengan demikian
diharapkan penelitian yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Sehingga
diharapkan dapat mempermudah dalam pengumpulan data, penyusunan dan
2. Populasi dan sampel
a. Populasi
Dalam melakukan penelitian harus jelas populasi yang merupakan
keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sugiyono (1994:57) mengemukakan
bahwa "populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan"
Berdasarkan pengertian di atas, nampak bahwa inti dari populasi itu
sebenarnya adalah karakteristik yang hendak diteliti. Adapun lokasi penelitian
yang penulis lakukan adalah di LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sedangkan yang akan diteliti adalah pengaruh penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas pegawai LPMP.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pegawai pada LPMP,
DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Maka jumlah populasinya secara terperinci
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No. Lokasi Penelitian
Jumlah
Populasi
Srata Pendidikan
≤ S2 S1 D3 ≥SMA
1. LPMP DKI Jakarta 154 15 84 9 46
2 LPMP Jawa Barat 161 38 74 6 43
3. LPMP Banten 71 12 53 2 4
JUMLAH 386 65 211 17 93
Sumber: DUK Pegawai LPMP DKI Jakarta, Jabar dan Banten
Berdasarkan tabel populasi tersebut di atas, maka setiap satuan
elementer memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel sehingga
obyektivitas tetap ada.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (1994:58) mendefinisikan bahwa “sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”.
Berapa besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapat data
yang representatif, berapa peneliti menyatakan bahwa besarnya sampel
tidak boleh kurang dari 10%, kemudian peneliti lain yang menyatakan
bahwa besarnya sampel minimal 5% dari jumlah satuan elementer dari
populasi.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (1991;107) menyatakan bahwa: “
apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila jumlah
subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 25% lebih.
Dari daftar populasi tersebut, maka untuk menentukan atau
mengambil s am pel nya, penul is m enggunakan m enggunakan t eknik
Di s proporti onat e S trat i fi ed R andom S am pli ng yai t u t ekni k yan g
di gunakan bi l a popul asi m em punyai anggot a/ uns ur yang t i dak
hom ogen dan bers t rat a t et api kurang propors i onal.
(S ugi yono; 2006:58).
Dari daftar populasi tersebut, maka untuk menentukan ukuran sampel
atau mengambil s am pel nya, penul is m enggunakan rum us yang
di kemukakan ol eh Taro Yamane (Jalaludin Rahmat, 1985;112) sebagai
berikut:
Keterangan:
N = Jumlah Populasi
d = Presisi dalam hal ini ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90%
Dari rumus tersebut di atas maka didapat jumlah sampelnya adalah sebagai
berikut:
sebanyak 79 responden untuk membantu menentukan perwakilan dari setiap
LPMP, maka penulis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Masri
Singarimbun (1987:25) sebagai berikut:
Keterangan:
Pk = Jumlah anggota yang terdapat dalam stratum ke- k
P = Jumlah populasi seluruhnya
Nk = Banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sampel
n (dibulatkan menjadi 31)
79
Selanjutnya jumlah responden dari masing-masing LPMP didistribusikan
Tabel 3.2.
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi implementasi SMM ISO
9001:2000 (X1), yang meliputi tanggungjawab manajemen, pengelolaan sumber
daya dan analisa data, perbaikan dan peningkatan. Kepemimpinan (X2) yang
meliputi melalui indikator diukur melalui gaya kepemimpinan instruksi,
konsultasi, partisipasi dan delegasi. Serta produktivitas kerja (Y) yang meliputi 9
indikator pegawai yang produktif. Secara lebih detail terlihat pada kisi-kisi
Tabel 3.3.
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Komponen Indikator
Penerapan
Klausul dalam Persyaratan Standar ISO 9001:2000
Kepemimpinan (X2)
Gaya
Kepemimpinan Instruksi
1. Memberikan instruksi secara rinci
dan jelas
5. Pemimpin membuat keputusan,
bawahan klarifikasi
6. Komunikasi dua arah
7. Memberi dorongan untuk
melakukan peningkatan
8. Menjelaskan peran masing-masing
Gaya
Kepemimpinan Partisipasi
9. Pemimpin banyak menerima
masukan
10. Bawahan membuat keputusan
Variabel Komponen Indikator
16. Memberi gambaran umum tentang
tugas
17. Memantau kegiatan
Model Kepemimpinan Situasional (Hersey& Blanchart)
Produktivitas Kerja (Y)
Individu Produktif 1. cerdas dan dapat belajar dengan cepat
2. kompeten secara
professional/teknis selalu memperdalam pengetahuan dalam bidangnya
3. kreatif dan inovatif 4. memahami pekerjaan
5. mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien,
6. selalu mencari perbaikan
7. dianggap bernilai oleh lingkungannya
8. memiliki prestasi
9. selalu meningkatkan diri
Individu Produktif (A. Dale Timpe)
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat pengukur yang
diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian (Natsir;1985). Data yang
dan berbagai ragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang
akan diteliti. Berkaitan dengan pengertian teknik pengumpulan data
dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik angket.
Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket berdasarkan pada
beberapa alasan bahwa:
1. Responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
2. Setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas
pertanyaan yang diajukan
3. Responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban
4. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak
responden dan dalam waktu yang tepat.
Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa
jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan
dalam angket tersebut. Indikator-indikator pertanyaan merupakan
penjabaran dari variabel-variabel kepemimpinan, implementasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 dan produktivitas kerja pegawai LPMP.
Untuk memudahkan dalam pengisian, penulis menggunakan angket
tertutup yaitu pertanyaan tipe pilihan yang sudah disediakan, dalam arti
responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah
E. Instrumen penelitian
1. Pengukuran Instrumen penelitian
Penyusunan instrumen yang digunakan untuk penelitian mengacu pada
indikator instrumen. Karena penelitian ini lebih banyak mengamati
fenomena/gajala sosial, maka penulis menggunakan skala pengukuran untuk
mengukur berbagai aspek pendidikan dan lingkungan sosial maka jenis skala yang
digunakan adalah skala likert dalam bentuk checklist.
Dengan skala likert bentuk checklist, variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi sub variabel, kemudian sub variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
komponen-komponen yang dapat diukur.
Item instrumen yang disusun mempunyai gradasi dari yang sangat positif
sampai pada yang sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Selalu,
Sering, Kadang-kadang, Hampir tidak pernah dan Tidak Pernah. Untuk keperluan
analisis kuantitatif, maka jawaban ini diberi skor dengan ketentuan untuk
pernyataan positif yaitu:
• Skor 1: Untuk kategori jawaban tidak pernah
• Skor 2 untuk kategori jawaban hampir tidak pernah
• Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang
• Skor 4 untuk kategori jawaban sering
• Skor 5 untuk kategori jawaban selalu
• Skor 5: Untuk kategori jawaban tidak pernah
• Skor 4 untuk kategori jawaban hampir tidak pernah
• Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang
• Skor 2 untuk kategori jawaban sering
• Skor 1 untuk kategori jawaban selalu
2. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik dan layak dijadikan
sebagai alat pengumpul data maka perlu diadakan pengujian instrumen, yaitu
terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
a. Uji validitas instrumen
Untuk menguji validitas setiap butir soal digunakan analisis terukur yaitu
mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
setiap butir, sehingga diperoleh koefisien korelasinya. Karena skor menunjukkan
banyak angka yang sama atau kembar maka koefisien korelasi ini menggunakan
rumus sebagai berikut (Sugiyono 2004;148) :
Rxy: koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total
∑ xy : jumlah x dan y
∑ y : jumlah skor seluruh item yang diperloeh subjek uji coba
∑ x2 : jumlah kuadrat skor x
∑ y2 : jumlah kuadrat skor Y
N : Jumlah sampel
Setelah memperoleh nilai r hitung (rs) maka selanjutnya dilakukan pengujian
signifikansi dengan menggunakan rumus uji-t dengan rumus:
(Sugiyono, 2004;215)
Dari hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan harga t tabel. Jika t hitung
lebih besar dari ttabel maka butir item dianggap atau dinyatakan valid. Sebaliknya
jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka butir item dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 26 responden berdasarkan perhitungan
dengan program SPSS 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Angket Variabel X1
Hasil uji validitas angket untuk variabel Penerapan Sistem Manajemen
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1
Item THitung TTabel Kesimpulan
Berdasarkan data di atas, maka dapat diambil kesimpulan 18 item angket
pada variabel X1 adalah valid pada taraf kepercayaan 95% sehingga hanya 18 item
pada angket tersebut yang dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
Mengenai perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
2) Angket Variabel X2
Hasil Uji validitas angket untuk variabel Kepemimpinan Kepala LPMP
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2
Item THitung TTabel Kesimpulan
pada variabel X2 adalah tidak valid sedangkan 15 item dinyatakan valid pada taraf
kepercayaan 95% sehingga hanya 15 item pada angket tersebut yang dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Mengenai perhitungannya dapat
dilihat pada lampiran
3) Angket Variabel Y
Hasil Uji validitas angket untuk variabel Produktivitas Kerja (Y) dapat
Tabel 3.6.
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y
Item THitung TTabel Kesimpulan
angket pada variabel Y dinyatakan valid pada taraf kepercayaan 95% sehingga
seluruh item pada angket tersebut dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul
data. Mengenai perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji reliabilitas instrumen
Terhadap butir-butir instrumen yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas
menggunakan teknik belah dua. Masing-masing pernyataan atau pertanyaan
instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok belah awal dan belah
koefisien korelasinya pada masing-masing belahan dengan menggunakan rumus
pearson product moment Spearman Brown (Sugiyono;2004;278):
.
r2 = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
r1 = reliabilitas internal seluruh instrumen
Setelah diperoleh harga r1 kemudian selanjutnya dilakukan pengujian
signifikansi korelasi spearman brown dengan menggunakan uji-t.
Dari hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan harga t tabel. Jika t
hitung lebih besar dari ttabel maka butir item dianggap atau dinyatakan valid.
Sebaliknya jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka butir item dinyatakan tidak
valid.
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 26 responden diperoleh hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 3.6.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Kesimpulan
X1 0,9386 0,396 Reliabel
X2 0,9391 0,388 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh harga r pada korelasi yang tinggi dan
thitung > ttabel. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa angket variabel X,
Variabel X2, variabel Y adalah reliable. Mengenai perhitungannya dapat dilihat
pada lampiran.
F. Teknik Analisis data
Dalam upaya mencapai tujuan penelitian sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis kuantitatif.
Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan
implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di LPMP, kepemimpinan
dan produktivitas kerja pegawai LPMP. Untuk mencapai tujuan tersebut
digunakan teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial. Statistik
deskriptif diterapkan untuk memberikan gambaran secara spesifik tentang
karakteristik dari masing-masing variabel penelitian. Teknik statistik inferensial
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi seluruh angket
2. Memberikan bobot nilai
3. Melakukan analisis deskriptif,
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menjelaskan ukuran-ukuran
data, meliputi skor minimum, skor maksimum, rentang skor, rata-rata, standar
deviasi dan varians serta menampilkan data dalam bentuk tabel dan grafik. Teknik
a. Skor minimum (Xmin) adalah skor variabel dengan nilai terendah yang
diperoleh responden
b. Skor maksimum (Xmax) adalah skor variabel dengan nilai tertinggi yang
diperoleh responden
c. Rentang skor = Xmax- Xmin
d. Rata-rata skor :
e. Standar deviasi :
4. Melakukan uji pesyaratan analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas menggunakan kolmogorov Smirnov Test, dengan bantuan
SPSS 12 for windows terhadap data variabel produktivitas kerja pegawai (Y),
penerapan SMM ISO 9001:2000 (X1), dan Kepemimpinan (X2)
b. Uji linearitas
Uji linieritas menggunakan harga koefisien F. Kriteria pengujiannya
adalah terima H0 jika koefisien Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika F hitung memiliki
harga lain. Uji linieritas menggunakan bantuan SPSS 12 for windows, meliputi
pengujian linieritas data variabel X1 atas variabel Y dan variabel X2 atas variabel
Y.
5. Pengujian hipotesis
a. Merumuskan Hipotesis Statistik
b. Membuat Persamaan Regresi
d. Menghitung Koefisien Korelasi
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada Bab I dan berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Produktivitas kerja pegawai LPMP yang diukur melalui 9 indikator termasuk
kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata responden terhadap
angket variabel sebesar 76,31%.
2. Penerapan Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang diukur melalui 3
indikator termasuk kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata
jawaban rsponden terhadap angket variabel penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 sebesar 80,53%.
3. Kepemimpinan yang diukur melalu 4 indikator termasuk kategori tinggi. Hal
ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket
variabel penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sebesar 77,64%.
4. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap
produktivitas kerja pegawai. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai thitung lebih
besar dari nilai ttabel . Nilai thitung untuk variabel penerapan sistem manajemen
sebesar 2,000. Hasil ini berarti bahwa produktivitas kerja pegawai LPMP
memiliki ketergantungan terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2000. Hal ini dapat dilihat dari setiap adanya peningkatan penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, maka akan diikuti peningkatan
produktivitas kerja pegawai. Pengaruh variabel penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 terhadap produktivitas kerja pegawai dapat dilihat dari
hasil koefisien determinasi sebesar 0,355. Gambaran ini menunjukkan bahwa
produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh variabel penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 sebesar 35,5%, sedangkan sisanya sebesar
65,5 % dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang positif
antara implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap
produktivitas kerja pegawai LPMP” dapat diterima.
5. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan mempunyai
pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP. Hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel.. . Nilai thitung untuk
variabel kepemimpinan sebesar 5,347 sedangkan nilai ttabel adalah sebesar
2,000. Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai
dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,266. Gambaran ini
menunjukkan bahwa produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh variabel
kepemimpinan sebesar 26,6 %, sedangkan sisanya sebesar 74,4 %
hipotesis penelitian yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang positif antara
kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP” dapat diterima.
6. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua variabel bebas
yaitu penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan
memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja pegawai. Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya hasil perhitungan statistik dalam uji F.
Dimana nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel. Nilai Fhitung diperoleh
sebesar 21,582 sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 3,44. Pengaruh
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan secara
bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP dapat dilihat dari
hasil koefisien determinasi sebesar 0,356. Hal ini menunjukkan bahwa secara
bersama-sama kedua variabel bebas tersebut memberi pengaruh sebesar 35,6
%. Sedangkan sisanya sebesar 65,4 % dipengaruhi oleh variabel lain.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan yang diperoleh, implikasi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 memberikan pengaruh yang cukup
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 35,5 %.
2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas kerja
jawaban responden terhadap variabel kepemimpinan berada pada kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala LPMP perlu
melakukan peningkatan dalam upaya mendorong para pegawainya untuk
lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.
3. Produktivitas kerja pegawai merupakan salah satu indikator terhadap
efektivitas dan efisiensi lembaga dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai tidak terlepas dari upaya-upaya
yang terarah, terpadu yang dilaksanakan secara konsisten melalui prosedur,
dan mekanisme kerja yang efektif, kreatif dan inovatif serta bekelanjutan.
Untuk memenuhi harapan tersebut diharapkan para pegawai LPMP dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur berstandar ISO 9001:2000.
C. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi dari penelitian, dapat
dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Prosentase skor rata-rata untuk produktivitas kerja pegawai pada indikator
kreatif dan inovatif memperoleh skor 68%. Angka ini merupakan capaian
terendah di antara indikator lainnya. Berdasarkan teori menyatakan bahwa
kreatifitas dan inovasi seseorang merupakan salah satu indikator pegawai
yang produktif (Dale Timpe), demikian juga menurut Balai Pengembangan
Produktivitas Daerah menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan
yang benar dalam bekerja. Berdasarkan hasil temuan di atas dapat
direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai
LPMP, maka harus diperhatikan dan diupayakan peningkatan kreatifitas dan
inovasi pegawainya, hal ini bisa dilakukan melalui program pelatihan
pengembangan diri yang diselenggarakan oleh lembaga.
2. Data yang diperoleh dalam temuan penelitian menyatakan bahwa penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di tiga LPMP yang menjadi lokasi
penelitian memperoleh rata-rata skor sebesar 84,08%, melalui pengukuran 3
indikator yang tercakup pada variabel ini. Diperoleh hasilperhitungan bahwa
indikatorpengukuran, analisis dan perbaikan memperoleh skor terendah
yaitu 78,12 % dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Menurut Philip
B. Crosby menyatakan bahwa 4 hal penting dalam manajemen mutu
diantaranya adalah pengukuran, demikian juga salah satu dari 8 prinsip
standar mutu ISO 9001:2000 adalah peningkatan/perbaikan berkelanjutan.
Upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai dapat dilakukan melalui
peningkatan efektivitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000
dengan melakukan pengukuran, analisis dan perbaikan secara konsisten,
sehingga penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dapat
dilakukan secara berkelanjutan dan berdampak pada peningkatan
produktivitas kerja pegawai.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini penulis mengakui terdapat
kompleksnya permasalahan penelitian dalam upaya peningkatan
produktivitas kerja pegawai LPMP. Untuk itu penulis merekomendasikan
agar ke depan dapat diteliti variabel bebas lainnya yang mempengaruhi
produktivitas kerja, selain itu diharapkan penelitian ini dapat dilakukan di
setiap LPMP dalam upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai LPMP
sebagai salah satu lembaga yang bertanggungjawab akan mutu pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung : Rineka Cipta.
Ariani, Wahyu Dorothea (1999), Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi Offset
Arikunto. (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bryman, Allan, (2004). Qualitative research on leadership: A critical but appreciative review The Leadership Quarterly 15 (2004) 729–769
Chan, Sam M. ( 2007). Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hallinger, Philip, et.al. (1993). Cognitive Perspective on Educational Leadership. New York: Teacher College Press.
International Organization for Standardization (2000a) ISO 9001: 2000 (E): Quality Management Systems - Requirements 3rd ed., Author , Geneva, Switzerland
Dharma, Surya (2004), Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori dan Penerapannya: Program Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Program Pasca sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Fullan. G, Michael (1991), The New Meaning of Educational Change : New York: Teacher College Press.
Gaspersz, Vincent, (2003), ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gaspersz, Vincent, (2003), Total Quality Management, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Genesca, G.E.; Grifell, T. E. (1992). "Profits and Total Factor Productivity: A Comparative Analysis". Omega. The International Journal of Management Science Vol. 20 (No. 5/6): 553–568. doi:10.1016/0305-0483(92)90002-O
George Preetham (2008), Significance of Leadership in Productivity Management. Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2008 Vol II IMECS 2008, Hong Kong
Hadari Nawawi, (1992). Kepemimpinan yang Efektif : Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Hemmerling Jerry, (2007). Productivity Leadership: at
http://www.obweb.org/publications
James & Sally. Research In Education. (Terjemahan): New York & London: Longman.
Kartini Kartono, (1993), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: CV Rajawali.
3 (2): 157–168. doi:10.1016/0305-0483(75)90115-2.
Loggerenberg van, B.; Cucchiaro, S. (1982). "Productivity Measurement and the Bottom Line". National Productivity Review Vol. 1 (No. 1): 87–99.
doi:10.1002/npr.4040010111
Mahmudi (2007), Manajemen Kinerja Sektor Publik: Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Moelyono, Mauled (1993), Penerapan Produktivitas dalam Organisasi: Jakarta: Bumi Aksara
Moekijat (1987), Produktivitas: Bandung: Bumi Aksara
Pidarta, Made (………….). Landasan Kependidikan : Jakarta: Rineka Cipta.
Poksinska Bozena & J.Dahlgaard, Jens (………), ISO 9001:2000 - The emperor’s new clothes?: An International Journal of Quality Management, European Quality. Volume 10 Number 3. P.43
Prawirosentono, Suyadi (2007) Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abod 21: Jakarta: Bumi Aksara.
Razik, Swanson, (1995), Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management: New Jersey: Prentice Hall.
Riduwan (2007), Belajar Mudah Penelitian untuk guru, karyawan dan Peneliti Pemula: Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful (2006), Administrasi Pendidikan Kontemporer: Bandung: Alfabeta
Sallis, Edward (1993), Total Quality Management in Education: London: Guildford and King`s Lynn.
Siagian, S.P.(2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Siagian, S.P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Sinungan, Muchdarsyah (2003), Produktivitas Apa dan Bagaimana: Jakarta: Bumi Aksara
Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju
Silalahi, Ulber (2006), Metode penelitian Sosial: Bandung: Unpar Press.
Sopiah (2008), Perilaku Organisasional: Yogyakarta: Andi Offset.
Stone. G & Dechant. D (2006),An Explanation of ISO Registration: What Does it Give Your Pipeline Project?: ASCE Research Library.
Suardi, Rudi (2003) Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000: Jakarta: Teruna Grafica
Sugiyono (2006), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D: Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D: Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2007). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Remaja Rosda Karya
Sururi (2005). Belajar SPSS for Windows untuk Mengolah Data
Penelitian: Bandung : Laboratorium Jurusan Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Susilawati, Connie (2005). Harapan dan Realita Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dalam Penerapannya di Perusahaan Kontraktor: dalam Jurnal Civil Engineering Dimension Vol.7 No.1, 30-35.
Supriyatna, Cucu (2005), Kontribusi Kepemimpinan Kepala Bagian Tata Usaha dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Suttermeister, Robert A.(1976), People and Productivity. New York, McGraw Hill.
Syaodih, Nana (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Bandung: Remaja Rosda Karya.
Thonhauser, Theresa (2008). Factors that relate to the time to ISO 9000 registration in education institutions: School Effectiveness and School Improvement, An Internasional Journal of Research Policy and Practice. Lesley University, Cambridge, MA, USA
Tim LPMP (2004) Rencana Strategik LPMP Jawa Barat 2004-2008
Tucker. L. Richard (1986). Management of Construction Productivity, J. Mgmt. in Engrg. Volume 2, Issue 3, pp. 148-156
Usman, Husaini (2008), Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan: Bandung: Bumi Aksara
Utang, Jaya (2005), Pengaruh Penerapan SMM ISO 9001:2000 dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Penyelenggaraan Diklat di
PPPG Pertanian Cianjur: Bandung: Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.