• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION (ISO) 9001:2000 DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI : Studi Deskriptif di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION (ISO) 9001:2000 DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI : Studi Deskriptif di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL & PERSETUJUAN PEMBIMBING PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ………. i

UCAPAN TERIMAKASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR GAMBAR ……….... ix

DAFTAR TABEL ……… xii

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1

B. Identifikasi Masalah ……… 5

C. BatasanMasalah ……….………..…. 6

D. Rumusan Masalah ……….………..…. 7

E. Tujuan Penelitian ………….………..…. 8

F. Manfaat Penelitian ………..…. 9

G. Asumsi Dasar ……….………..……. 10

H. Hipotesis Penelitian ……… 12

I. Definisi Operasional ……… 13

J. Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian ……… 15

K. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………. 15

(2)

E. Upaya-upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja ………. 34

F. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 36 G. Pengaruh Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Produktivitas Kerja ……… 48 H. Konsep Kepemimpinan ……… 50

I. Kerangka Perspektif Kepemimpinan ……… 56

J. Teori Kepemimpinan ……… 58

K. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja ……….

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ………... 92

1. Analisis Data ……….. 92

2. Seleksi Data ……… 92

3. Tabulasi Data ………. 94

4. Analisis Deskripsi Data Variabel Penelitian ……….. 94

5. Pengujian Persyaratan Analisis ………... 114

(3)

D. Keterbatasan Penelitian ……… 146

Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi A. Kesimpulan ……….. 147

B. Implikasi ……….. 149

C. Rekomendasi ……… 150

DAFTAR PUSTAKA ……….. 153

(4)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan

suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

organisasi sangat penting karena mereka memprakarsai terbentuknya

organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua

fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan kelangsungan

hidup sebuah organisasi. Namun sumber daya manusia tesebut tidak

sendirinya dapat berprestasi sesuai dengan harapan organisasi.

Agar sumber daya manusia mampu berperan optimal, manajemen

dituntut untuk dapat memanfaatkan kemampuan, kapasitas dan kemauan

baik pegawai untuk bekerjasama, agar mampu meningkatkan

produktivitas organisasi, sekaligus dapat menjamin kesejahteraan

manusia. Oleh karena itu kunci keberhasilan sebuah organisasi dalam

mencapai tujuan adalah kemampuan manajemen untuk mempengaruhi

sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sehingga

diperlukan manajemen sumber daya manusia yang efektif.

Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Tenaga Kerja dan

(5)

di Indonesia masih sangat rendah. Saat ini Indonesia menduduki

peringkat ke 59 dari 60 negara. Besar mengatakan rendahnya

produktivitas kerja di Indonesia karena kualitas SDM yang tidak mampu

bersaing, mutu pendidikan rendah, kurikulum pendidikan tidak sesuai

dengan kebutuhan pasar kerja, fasilitas kerja tidak optimal, dan

perhatian pemerintah daerah rendah.

Dalam era global, upaya peningkatan mutu sumber daya manusia

melalui pendidikan dan pelatihan perlu terus dilakukan sesuai dengan

tuntutan pasar kerja, baik dalam skala lokal, nasional, regional maupun

internasional. Era globalisasi menuntut keunggulan bersaing dari setiap

sektor, persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam

berbagai dimensi. Tantangan yang harus dihadapi oleh setiap organisasi

akibat tuntutan standar yang semakin meningkat berusaha melakukan

hal-hal penting untuk dapat bertahan, dan bersaing dalam rangka meningkatkan

kemampuan strategisnya.

Di bidang pendidikan telah dilakukan banyak pembaharuan dalam

rangka mengantisipasi tuntutan global, perubahan kebijakan dan

peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu secara bertahap

dan berkesinambungan, Departemen Pendidikan Nasional telah

melakukan berbagai upaya konkrit diantaranya adalah diterbitkannya

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-undang No.14 Tahun 2004 Tentang Guru dan Dosen, Peraturan

(6)

Sertifikasi Guru, Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan dan

berbagai kebijakan lainnya yang telah dikeluarkan pemerintah dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan.

Menjabarkan dan mengimplementasikan seluruh kebijakan yang telah

dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat (LPMP) telah bergerak maju

melakukan pembaharuan baik secara internal maupun eksternal. Sesuai dengan

tugas dan fungsi LPMP berdasarkan Permendiknas No.7 Tahun 2006 yang

kemudian disempurnakan kembali dengan Permendiknas No.49 Tahun 2008

tentang SOTK LPMP, yaitu melakukan penjaminan mutu pendidikan dasar

dan menengah melalui, pemetaan mutu pendidikan, pengembangan

dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dan supervisi

satuan pendidikan serta fasilitasi sumber daya pendidikan.

LPMP sebagai lembaga yang menyandang label lembaga penjaminan

mutu pendidikan memiliki beban dan tugas yang cukup berat untuk

menjalankan tugas dan fungsinya dan tentu saja sebelum melakukan

penjaminan mutu pendidikan di luar, LPMP harus mampu melakukan

penjaminan mutu di dalam lembaganya hingga mampu menjalankan tugasnya

dengan baik.

Berkaitan dengan upaya pembenahan internal, agar dapat

memberikan pelayanan yang bermutu dan mampu bersaing dengan dunia

(7)

9001:2000 dalam hal penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah.

Delapan pri nsip dasar manaj em en m utu t ers ebut merupakan

das ar penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, dengan menerapkan

sistem manajemen mutu diharapkan dapat membantu organisasi dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan atas jasa layanan yang diberikan sehingga

mampu meningkatkan produktivitas kerja pegawai LPMP.

Brooks (1995) dalam Carr dkk. (1997) mengidentifikasi

keuntungan eksternal dan internal sertifikasi ISO. Manfaat eksternal

berkaitan dengan persepsi pelanggan mengenai mutu, meningkatnya

kepuasan pelanggan, keuntungan kompetitif perusahaan, dan mengurangi

audit mutu pelanggan. Manfaat internal termasuk dokumentasi yang lebih

baik, perhatian pada mutu yang lebih besar, dan peningkatan

produktivitas dan efisiensi.

Penerapan sist em manaj em en m utu ISO 9001: 2000 di

Lembaga Penjaminan Mutu diharapkan mampu meningkatkan

produktivitas kerja sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaganya

sehingga LPMP mampu menjalankan tugas dan fungsinya sesuai tuntutan

Departemen Pendidikan Nasional dan secara umum LPMP mampu

memberikan pelayanan yang terbaik bagi pendidikan dasar dan menengah

dalam upaya melakukan penjaminan mutu pendidikan dasar dan

(8)

Dalam menerapkan sistem manajemen mutu ini, tentu saja dalam

sebuah organisasi termasuk LPMP tidak pernah lepas dari peranan penting

seorang pemimpin organisasi. Demikian juga dalam hal ini peran kepala LPMP

sangat berpengaruh terhadap efektivitas implementasi sistem manajemen mutu

ini, karena kebijakan tertinggi ditentukan oleh pucuk pimpinan.

Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan dalam keseluruhan

upaya meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual, tingkat

kelompok dan pada tingkat organisasi. Pemimpin sebuah organisasi memiliki

peranan yang sangat penting tidak hanya secara internal bagi organisasi akan

tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang

kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi

mencapai tujuannya.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana di kemukakan di atas bahwa untuk menjadi sebuah

organisasi yang bertahan dengan segala tantangan zaman, produktivitas sebuah

organisasi menjadi hal yang sangat penting. Namun banyak penelitian yang

menemukan bahwa produktivitas di Indonsia masih sangat rendah termasuk di

dalamnya produktivitas tenaga kerja terutama di lembaga atau instansi

pemerintah.

Permasalahan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah masih

(9)

upaya sebuah organisasi ataupun upaya pemerintah secara nasional dalam

rangka meningkatkan produktivitas kerja dilakukan melalui peningkatan

kualitas SDM yaitu salah satunya dengan memperbaiki kurikulum pendidikan,

pelatihan di balai kerja dan sebagainya.

Meski demikian sangat banyak factor yang mempengaruhi

produktivitas kerja pegawai atau anggota dalam sebuah organisasi.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sondang P.Siagian mengenai aspek-aspek yang

dapat mempengaruhi atau dapat mendukung terjadinya peningkatan

produktivitas kerja adalah aspek kelembagaan atau sistem, aspek

kepemimpinan, aspek motivasi, aspek manajemen, dan budaya organisasi.

Berdasarkan permasalahan di atas peningkatan produktivitas menjadi

salah satu masalah yang ingin diteliti oleh penulis, melalui penelitian ini

diharapkan dapat mengetahui inti permsalahan yang berkaitan dengan

produktivitas kerja dalam sebuah lembaga pemerintah.

C. Batasan Masalah

Dari sekian banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan

produktivitas kerja, maka dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada

dua factor yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu sistem manajemen

mutu dan aspek kepemimpinan. Penelitian inipun hanya dibatasi pada instansi

pemerintah tertentu, yaitu Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan salah satu

(10)

Tenaga Kependidikan (PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian

pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dengan fokus

masalah "Pengaruh Penerapan sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 dan Kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai"

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran di atas penulis melakukan penelitian

dengan fokus kajian tentang "Pengaruh implementasi Sistem Manajemen

Mutu ISO 9000:2000 dan Kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai"

Selanjutnya kajian masalah tersebut dirinci dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran Penerapan sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 di LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

2. Bagaimanakah gambaran kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala

LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

3. Bagaimanakah gambaran produktivitas kerja pegawai LPMP DKI Jakarta,

Jawa Barat dan Banten

(11)

9001:2000 terhadap produktivitas pegawai LPMP

5. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai LPMP

6. Seberapa besar pengaruh Penerapan sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai

LPMP

Pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut akan dikaji dan dianalisis

secara empirik berdasarkan data-data yang diperoleh dari lapangan (LPMP

DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus masalah yang telah diungkapkan

sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

dan menganalisis untuk mendapat kesimpulan secara empirik tentang

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan k e p e m i m pi n a n

s e r t a p en ga r u h n ya t e r h a d a p p ro du kt i v i t a s k e rj a p e ga w ai LPMP .

Secara khusus tujuan penelitian dapat dijelaskan secara lebih

terperinci sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran Penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 di LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan

(12)

2. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran kepemimpinan yang

diterapkan oleh Kepala LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran produktivitas kerja pegawai

LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh Penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap produktivitas kerja pegawai

LPMP.

5. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh kepemimpinan Kepala

LPMP terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP.

6. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh Penerapan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai LPMP.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengungkap

aspek-aspek penting yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas

kerja pegawai LPMP setelah memberlakukan sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat baik secara praktis maupun teoritis. Secara teoritis hasil

(13)

khususnya dalam bidang administrasi pendidikan sebagai landasan

konseptual dalam upaya peningkatan produktivitas pegawai LPMP.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan sebagai

bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan s u m b a n g a n p e m i k i r a n d a l a m u p a ya m e n i n g k a t k a n

p r o d u k t i v i t a s k e r j a p e g a w a i LPMP di masa mendatang.

Sumbangan pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan

bagi pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.

G. Asumsi Dasar

Menurut Arikunto (1996:60-61) bahwa asumsi penelitian atau

anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak

pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya

diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa peneliti dipandang

perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud:

1. Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang

diteliti

2. Untuk mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian

3. Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.

Dalam upaya menjelaskan bagaimana pengaruh Penerapan sistem

(14)

produktivitas kerja pegawai LPMP yang merupakan pokok permasalahan

dalam penelitian ini berikut dikemukakan beberapa asumsi yaitu:

1. Produktivitas kerja pegawai tercermin dari sikap mental produktif

antara lain menyangkut sikap motivatif, disiplin, kreatif, inovatif,

dinamis dan professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya

masing-masing. Produktivitas individu dapat dinilai dari dari apa

yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dengan kata

lain produktivitas individu adalah bagaimana seseorang

melaksanakan pekerjaannya. (Sedarmayanti: 2001)

2. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam sebuah

organisasi merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas

pegawai dalam suatu organisasi sehingga organisasi mampu

menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal. Salah satu

manfaat dari implementasi sistem ini adalah dokumentasi yang lebih

baik, perhatian pada mutu yang lebih besar, dan peningkatan

produktivitas. (Rudi Suardi: 2003)

3. Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan dalam keseluruhan

upaya meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual,

tingkat kelompok dan pada tingkat organisasi. Pemimpin sebuah

organisasi memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya secara

internal bagi organisasi juga dalam menghadapi berbagai pihak di luar

(15)

kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dalam

suatu organisasi. Demikian pentingnya kontribusi pimpinan dalam usaha

mencapai tujuan suatu organisasi sehingga dapat dikatakan bahwa sukses

atau kegagalan yang dialami oleh organisasi sebagian besar ditentukan

oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi

tugas memimpin dalam suatu organisasi. (Siagian: 2002)

H. Hipotesis Penelitian

Dalam upaya memberikan arah yang lebih jelas pada penelitian ini,

maka dirumuskan hipotesis kerja penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif antara Penerapan sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000 terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP.

2. Terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan yang diterapkan

kepala LPMP terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP

3. Terdapat pengaruh yang positif antara Penerapan sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai LPMP.

Hubungan dari ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai

(16)

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

I. Definisi Operasional

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu

penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, kepemimpinan dan

produktivitas kerja pegawai LPMP. Secara rinci definisi operasional dari

variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (X1) sangat

berhubungan dengan langkah-langkah lembaga dalam membangun dan

mengembangkan sistem manajemen mutu, dimulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Karena itu, sudut kajian variabel penerapan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (variabel X1) diukur melalui

indikator-indikator sesuai dengan persyaratan atau klausul dalam ISO

X

1

X

2

Y

r.X1Y

r.X2Y

(17)

9001:2000 yang meliputi tanggungjawab manajemen, pengelolaan sumber

daya dan analisa data, perbaikan dan peningkatan

2. Variabel kepemimpinan (X2), definisi dari kepemimpinan dalam penelitian

ini adalah Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang

memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang

ingin dicapai bersama. Hal ini sangat berhubungan dengan aspek gaya

kepemimpinan. Karena itu, sudut kajian variabel kepemimpinan (variabel

X2) diukur melalui gaya kepemimpinan menurut model kepemimpinan

situasional Hersey & Blanchart yang terdiri dari 4 gaya kepemimpinan yaitu

Instruksi, Konsultasi, Partisipasi dan delegasi. Adapun Kepemimpinan

dalam penelitian ini adalah pimpinan yang ada di lingkungan LPMP, yaitu

Kepala, Kasi dan Kasubbag.

3. Variabel produktivitas kerja (Y) dalam penelitian ini focus pada

produktivitas nilai yang diukur dari beberapa indikator yang merupakan

indikator pegawai yang produktif terdiri dari 9 indikator yaitu; cerdas dan

dapat belajar dengan cepat, kompeten secara professional/teknis selalu

memperdalam pengetahuan dalam bidangnya, kreatif dan inovatif,

memahami pekerjaan, mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien, selalu

mencari perbaikan, dianggap bernilai, memiliki prestasi dan selalu

(18)

J. Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,

sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif

dan asosiatif/hubungan kausalitas. Metode penelitian asosiatif ini dilakukan

melalui teknik penelitian survey.

K. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di LPMP DKI

Jakarta, LPMP Jawa Barat, dan LPMP Banten yang menjadi populasi adalah para

pegawai LPMP tersebut yang berjumlah 386 orang. Alasan pemilihan sampel

adalah karena ketiga LPMP tersebut sudah menerapkan system manajemen mutu

ISO 9001:2000 dalam waktu yang relatif cukup lama dibandingkan dengan LPMP

lain, selain itu lokasi LPMP mudah dijangkau oleh peneliti, sehingga proses

penelitian dapat berjalan lebih efektif dan effisien. Teknik pengambilan sampel

menggunakan stratified random sampling, lebih jelasnya akan dibahas pada bab

(19)

B A B III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan yang bersifat rasional, empiris dan sistematis. Sugiyono (2005;1)

dengan lebih jelas menguraikan ciri keilmuan sebagai berikut: Rasional berarti

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh pemikiran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan

dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif diterapkan untuk

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai implementasi

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan kepala LPMP serta

pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP berdasarkan fakta-fakta

yang ditemukan.

Proses penelitian menggunakan pendekatan penelitian survey. Kerlinger

(1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan

(20)

sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis

maupun psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil

suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode

survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode

eksperimen, namun hasil bisa akurat bila digunakan sampel yang representatif

(David Kline : 1980).

Proses pengungkapan fakta dilakukan dengan cara mengakumulasi data

yang diperoleh melalui survey terhadap pejabat struktural, tenaga fungsional,

teknisi yang bekerja di LPMP. Data lainnya yang juga dijadikan sebagai bahan

untuk dianalisis adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan program

implementasi ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja

pegawai LPMP itu dokumen dalam bentuk arsip maupun dalam bentuk pedoman.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Objek penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di LPMP DKI

Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, karena ke-tiga LPMP tersebut merupakan LPMP

yang telah menerapkan SMM ISO 9001:2000. Sedangkan alasan praktisnya

adalah bahwa penulis merupakan bagian dari organisasi LPMP, dengan demikian

diharapkan penelitian yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Sehingga

diharapkan dapat mempermudah dalam pengumpulan data, penyusunan dan

(21)

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Dalam melakukan penelitian harus jelas populasi yang merupakan

keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sugiyono (1994:57) mengemukakan

bahwa "populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan"

Berdasarkan pengertian di atas, nampak bahwa inti dari populasi itu

sebenarnya adalah karakteristik yang hendak diteliti. Adapun lokasi penelitian

yang penulis lakukan adalah di LPMP DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Sedangkan yang akan diteliti adalah pengaruh penerapan sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000 dan kepemimpinan terhadap produktivitas pegawai LPMP.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pegawai pada LPMP,

DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Maka jumlah populasinya secara terperinci

(22)

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No. Lokasi Penelitian

Jumlah

Populasi

Srata Pendidikan

≤ S2 S1 D3 ≥SMA

1. LPMP DKI Jakarta 154 15 84 9 46

2 LPMP Jawa Barat 161 38 74 6 43

3. LPMP Banten 71 12 53 2 4

JUMLAH 386 65 211 17 93

Sumber: DUK Pegawai LPMP DKI Jakarta, Jabar dan Banten

Berdasarkan tabel populasi tersebut di atas, maka setiap satuan

elementer memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel sehingga

obyektivitas tetap ada.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (1994:58) mendefinisikan bahwa “sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”.

(23)

Berapa besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapat data

yang representatif, berapa peneliti menyatakan bahwa besarnya sampel

tidak boleh kurang dari 10%, kemudian peneliti lain yang menyatakan

bahwa besarnya sampel minimal 5% dari jumlah satuan elementer dari

populasi.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (1991;107) menyatakan bahwa: “

apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 25% lebih.

Dari daftar populasi tersebut, maka untuk menentukan atau

mengambil s am pel nya, penul is m enggunakan m enggunakan t eknik

Di s proporti onat e S trat i fi ed R andom S am pli ng yai t u t ekni k yan g

di gunakan bi l a popul asi m em punyai anggot a/ uns ur yang t i dak

hom ogen dan bers t rat a t et api kurang propors i onal.

(S ugi yono; 2006:58).

Dari daftar populasi tersebut, maka untuk menentukan ukuran sampel

atau mengambil s am pel nya, penul is m enggunakan rum us yang

di kemukakan ol eh Taro Yamane (Jalaludin Rahmat, 1985;112) sebagai

berikut:

Keterangan:

(24)

N = Jumlah Populasi

d = Presisi dalam hal ini ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90%

Dari rumus tersebut di atas maka didapat jumlah sampelnya adalah sebagai

berikut:

sebanyak 79 responden untuk membantu menentukan perwakilan dari setiap

LPMP, maka penulis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Masri

Singarimbun (1987:25) sebagai berikut:

Keterangan:

Pk = Jumlah anggota yang terdapat dalam stratum ke- k

P = Jumlah populasi seluruhnya

(25)

Nk = Banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sampel

n (dibulatkan menjadi 31)

79

Selanjutnya jumlah responden dari masing-masing LPMP didistribusikan

(26)

Tabel 3.2.

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi implementasi SMM ISO

9001:2000 (X1), yang meliputi tanggungjawab manajemen, pengelolaan sumber

daya dan analisa data, perbaikan dan peningkatan. Kepemimpinan (X2) yang

meliputi melalui indikator diukur melalui gaya kepemimpinan instruksi,

konsultasi, partisipasi dan delegasi. Serta produktivitas kerja (Y) yang meliputi 9

indikator pegawai yang produktif. Secara lebih detail terlihat pada kisi-kisi

(27)

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Komponen Indikator

Penerapan

Klausul dalam Persyaratan Standar ISO 9001:2000

Kepemimpinan (X2)

Gaya

Kepemimpinan Instruksi

1. Memberikan instruksi secara rinci

dan jelas

5. Pemimpin membuat keputusan,

bawahan klarifikasi

6. Komunikasi dua arah

7. Memberi dorongan untuk

melakukan peningkatan

8. Menjelaskan peran masing-masing

Gaya

Kepemimpinan Partisipasi

9. Pemimpin banyak menerima

masukan

10. Bawahan membuat keputusan

(28)

Variabel Komponen Indikator

16. Memberi gambaran umum tentang

tugas

17. Memantau kegiatan

Model Kepemimpinan Situasional (Hersey& Blanchart)

Produktivitas Kerja (Y)

Individu Produktif 1. cerdas dan dapat belajar dengan cepat

2. kompeten secara

professional/teknis selalu memperdalam pengetahuan dalam bidangnya

3. kreatif dan inovatif 4. memahami pekerjaan

5. mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien,

6. selalu mencari perbaikan

7. dianggap bernilai oleh lingkungannya

8. memiliki prestasi

9. selalu meningkatkan diri

Individu Produktif (A. Dale Timpe)

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat pengukur yang

diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian (Natsir;1985). Data yang

(29)

dan berbagai ragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang

akan diteliti. Berkaitan dengan pengertian teknik pengumpulan data

dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik angket.

Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket berdasarkan pada

beberapa alasan bahwa:

1. Responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

2. Setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas

pertanyaan yang diajukan

3. Responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban

4. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak

responden dan dalam waktu yang tepat.

Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa

jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan

dalam angket tersebut. Indikator-indikator pertanyaan merupakan

penjabaran dari variabel-variabel kepemimpinan, implementasi sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 dan produktivitas kerja pegawai LPMP.

Untuk memudahkan dalam pengisian, penulis menggunakan angket

tertutup yaitu pertanyaan tipe pilihan yang sudah disediakan, dalam arti

responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah

(30)

E. Instrumen penelitian

1. Pengukuran Instrumen penelitian

Penyusunan instrumen yang digunakan untuk penelitian mengacu pada

indikator instrumen. Karena penelitian ini lebih banyak mengamati

fenomena/gajala sosial, maka penulis menggunakan skala pengukuran untuk

mengukur berbagai aspek pendidikan dan lingkungan sosial maka jenis skala yang

digunakan adalah skala likert dalam bentuk checklist.

Dengan skala likert bentuk checklist, variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi sub variabel, kemudian sub variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

komponen-komponen yang dapat diukur.

Item instrumen yang disusun mempunyai gradasi dari yang sangat positif

sampai pada yang sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Selalu,

Sering, Kadang-kadang, Hampir tidak pernah dan Tidak Pernah. Untuk keperluan

analisis kuantitatif, maka jawaban ini diberi skor dengan ketentuan untuk

pernyataan positif yaitu:

• Skor 1: Untuk kategori jawaban tidak pernah

• Skor 2 untuk kategori jawaban hampir tidak pernah

• Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang

• Skor 4 untuk kategori jawaban sering

• Skor 5 untuk kategori jawaban selalu

(31)

• Skor 5: Untuk kategori jawaban tidak pernah

• Skor 4 untuk kategori jawaban hampir tidak pernah

• Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang

• Skor 2 untuk kategori jawaban sering

• Skor 1 untuk kategori jawaban selalu

2. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik dan layak dijadikan

sebagai alat pengumpul data maka perlu diadakan pengujian instrumen, yaitu

terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

a. Uji validitas instrumen

Untuk menguji validitas setiap butir soal digunakan analisis terukur yaitu

mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

setiap butir, sehingga diperoleh koefisien korelasinya. Karena skor menunjukkan

banyak angka yang sama atau kembar maka koefisien korelasi ini menggunakan

rumus sebagai berikut (Sugiyono 2004;148) :

Rxy: koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

∑ xy : jumlah x dan y

(32)

∑ y : jumlah skor seluruh item yang diperloeh subjek uji coba

∑ x2 : jumlah kuadrat skor x

∑ y2 : jumlah kuadrat skor Y

N : Jumlah sampel

Setelah memperoleh nilai r hitung (rs) maka selanjutnya dilakukan pengujian

signifikansi dengan menggunakan rumus uji-t dengan rumus:

(Sugiyono, 2004;215)

Dari hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan harga t tabel. Jika t hitung

lebih besar dari ttabel maka butir item dianggap atau dinyatakan valid. Sebaliknya

jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka butir item dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 26 responden berdasarkan perhitungan

dengan program SPSS 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Angket Variabel X1

Hasil uji validitas angket untuk variabel Penerapan Sistem Manajemen

(33)

Tabel 3.4.

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1

Item THitung TTabel Kesimpulan

Berdasarkan data di atas, maka dapat diambil kesimpulan 18 item angket

pada variabel X1 adalah valid pada taraf kepercayaan 95% sehingga hanya 18 item

pada angket tersebut yang dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

Mengenai perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

2) Angket Variabel X2

Hasil Uji validitas angket untuk variabel Kepemimpinan Kepala LPMP

(34)

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2

Item THitung TTabel Kesimpulan

pada variabel X2 adalah tidak valid sedangkan 15 item dinyatakan valid pada taraf

kepercayaan 95% sehingga hanya 15 item pada angket tersebut yang dapat

dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Mengenai perhitungannya dapat

dilihat pada lampiran

3) Angket Variabel Y

Hasil Uji validitas angket untuk variabel Produktivitas Kerja (Y) dapat

(35)

Tabel 3.6.

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y

Item THitung TTabel Kesimpulan

angket pada variabel Y dinyatakan valid pada taraf kepercayaan 95% sehingga

seluruh item pada angket tersebut dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul

data. Mengenai perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji reliabilitas instrumen

Terhadap butir-butir instrumen yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas

menggunakan teknik belah dua. Masing-masing pernyataan atau pertanyaan

instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok belah awal dan belah

(36)

koefisien korelasinya pada masing-masing belahan dengan menggunakan rumus

pearson product moment Spearman Brown (Sugiyono;2004;278):

.

r2 = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

r1 = reliabilitas internal seluruh instrumen

Setelah diperoleh harga r1 kemudian selanjutnya dilakukan pengujian

signifikansi korelasi spearman brown dengan menggunakan uji-t.

Dari hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan harga t tabel. Jika t

hitung lebih besar dari ttabel maka butir item dianggap atau dinyatakan valid.

Sebaliknya jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka butir item dinyatakan tidak

valid.

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 26 responden diperoleh hasilnya

sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Kesimpulan

X1 0,9386 0,396 Reliabel

X2 0,9391 0,388 Reliabel

(37)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh harga r pada korelasi yang tinggi dan

thitung > ttabel. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa angket variabel X,

Variabel X2, variabel Y adalah reliable. Mengenai perhitungannya dapat dilihat

pada lampiran.

F. Teknik Analisis data

Dalam upaya mencapai tujuan penelitian sebagaimana dikemukakan

sebelumnya, dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis kuantitatif.

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan

implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di LPMP, kepemimpinan

dan produktivitas kerja pegawai LPMP. Untuk mencapai tujuan tersebut

digunakan teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial. Statistik

deskriptif diterapkan untuk memberikan gambaran secara spesifik tentang

karakteristik dari masing-masing variabel penelitian. Teknik statistik inferensial

digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

Langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi seluruh angket

2. Memberikan bobot nilai

3. Melakukan analisis deskriptif,

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menjelaskan ukuran-ukuran

data, meliputi skor minimum, skor maksimum, rentang skor, rata-rata, standar

deviasi dan varians serta menampilkan data dalam bentuk tabel dan grafik. Teknik

(38)

a. Skor minimum (Xmin) adalah skor variabel dengan nilai terendah yang

diperoleh responden

b. Skor maksimum (Xmax) adalah skor variabel dengan nilai tertinggi yang

diperoleh responden

c. Rentang skor = Xmax- Xmin

d. Rata-rata skor :

e. Standar deviasi :

4. Melakukan uji pesyaratan analisis

a. Uji normalitas

Uji normalitas menggunakan kolmogorov Smirnov Test, dengan bantuan

SPSS 12 for windows terhadap data variabel produktivitas kerja pegawai (Y),

penerapan SMM ISO 9001:2000 (X1), dan Kepemimpinan (X2)

b. Uji linearitas

Uji linieritas menggunakan harga koefisien F. Kriteria pengujiannya

adalah terima H0 jika koefisien Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika F hitung memiliki

harga lain. Uji linieritas menggunakan bantuan SPSS 12 for windows, meliputi

pengujian linieritas data variabel X1 atas variabel Y dan variabel X2 atas variabel

Y.

5. Pengujian hipotesis

a. Merumuskan Hipotesis Statistik

b. Membuat Persamaan Regresi

(39)

d. Menghitung Koefisien Korelasi

(40)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada Bab I dan berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat dikemukakan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Produktivitas kerja pegawai LPMP yang diukur melalui 9 indikator termasuk

kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata responden terhadap

angket variabel sebesar 76,31%.

2. Penerapan Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang diukur melalui 3

indikator termasuk kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata

jawaban rsponden terhadap angket variabel penerapan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000 sebesar 80,53%.

3. Kepemimpinan yang diukur melalu 4 indikator termasuk kategori tinggi. Hal

ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket

variabel penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sebesar 77,64%.

4. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap

produktivitas kerja pegawai. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai thitung lebih

besar dari nilai ttabel . Nilai thitung untuk variabel penerapan sistem manajemen

(41)

sebesar 2,000. Hasil ini berarti bahwa produktivitas kerja pegawai LPMP

memiliki ketergantungan terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO

9001:2000. Hal ini dapat dilihat dari setiap adanya peningkatan penerapan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, maka akan diikuti peningkatan

produktivitas kerja pegawai. Pengaruh variabel penerapan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000 terhadap produktivitas kerja pegawai dapat dilihat dari

hasil koefisien determinasi sebesar 0,355. Gambaran ini menunjukkan bahwa

produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh variabel penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 sebesar 35,5%, sedangkan sisanya sebesar

65,5 % dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang positif

antara implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap

produktivitas kerja pegawai LPMP” dapat diterima.

5. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan mempunyai

pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP. Hal ini dapat

dibuktikan dengan nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel.. . Nilai thitung untuk

variabel kepemimpinan sebesar 5,347 sedangkan nilai ttabel adalah sebesar

2,000. Pengaruh variabel kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai

dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,266. Gambaran ini

menunjukkan bahwa produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh variabel

kepemimpinan sebesar 26,6 %, sedangkan sisanya sebesar 74,4 %

(42)

hipotesis penelitian yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang positif antara

kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP” dapat diterima.

6. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua variabel bebas

yaitu penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan

memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja pegawai. Hal

ini dapat dibuktikan dengan adanya hasil perhitungan statistik dalam uji F.

Dimana nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel. Nilai Fhitung diperoleh

sebesar 21,582 sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 3,44. Pengaruh

penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kepemimpinan secara

bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai LPMP dapat dilihat dari

hasil koefisien determinasi sebesar 0,356. Hal ini menunjukkan bahwa secara

bersama-sama kedua variabel bebas tersebut memberi pengaruh sebesar 35,6

%. Sedangkan sisanya sebesar 65,4 % dipengaruhi oleh variabel lain.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh, implikasi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 memberikan pengaruh yang cukup

signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 35,5 %.

2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan

memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas kerja

(43)

jawaban responden terhadap variabel kepemimpinan berada pada kategori

cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala LPMP perlu

melakukan peningkatan dalam upaya mendorong para pegawainya untuk

lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.

3. Produktivitas kerja pegawai merupakan salah satu indikator terhadap

efektivitas dan efisiensi lembaga dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk

meningkatkan produktivitas kerja pegawai tidak terlepas dari upaya-upaya

yang terarah, terpadu yang dilaksanakan secara konsisten melalui prosedur,

dan mekanisme kerja yang efektif, kreatif dan inovatif serta bekelanjutan.

Untuk memenuhi harapan tersebut diharapkan para pegawai LPMP dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur berstandar ISO 9001:2000.

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi dari penelitian, dapat

dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Prosentase skor rata-rata untuk produktivitas kerja pegawai pada indikator

kreatif dan inovatif memperoleh skor 68%. Angka ini merupakan capaian

terendah di antara indikator lainnya. Berdasarkan teori menyatakan bahwa

kreatifitas dan inovasi seseorang merupakan salah satu indikator pegawai

yang produktif (Dale Timpe), demikian juga menurut Balai Pengembangan

Produktivitas Daerah menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan

(44)

yang benar dalam bekerja. Berdasarkan hasil temuan di atas dapat

direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai

LPMP, maka harus diperhatikan dan diupayakan peningkatan kreatifitas dan

inovasi pegawainya, hal ini bisa dilakukan melalui program pelatihan

pengembangan diri yang diselenggarakan oleh lembaga.

2. Data yang diperoleh dalam temuan penelitian menyatakan bahwa penerapan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di tiga LPMP yang menjadi lokasi

penelitian memperoleh rata-rata skor sebesar 84,08%, melalui pengukuran 3

indikator yang tercakup pada variabel ini. Diperoleh hasilperhitungan bahwa

indikatorpengukuran, analisis dan perbaikan memperoleh skor terendah

yaitu 78,12 % dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Menurut Philip

B. Crosby menyatakan bahwa 4 hal penting dalam manajemen mutu

diantaranya adalah pengukuran, demikian juga salah satu dari 8 prinsip

standar mutu ISO 9001:2000 adalah peningkatan/perbaikan berkelanjutan.

Upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai dapat dilakukan melalui

peningkatan efektivitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

dengan melakukan pengukuran, analisis dan perbaikan secara konsisten,

sehingga penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dapat

dilakukan secara berkelanjutan dan berdampak pada peningkatan

produktivitas kerja pegawai.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini penulis mengakui terdapat

(45)

kompleksnya permasalahan penelitian dalam upaya peningkatan

produktivitas kerja pegawai LPMP. Untuk itu penulis merekomendasikan

agar ke depan dapat diteliti variabel bebas lainnya yang mempengaruhi

produktivitas kerja, selain itu diharapkan penelitian ini dapat dilakukan di

setiap LPMP dalam upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai LPMP

sebagai salah satu lembaga yang bertanggungjawab akan mutu pendidikan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung : Rineka Cipta.

Ariani, Wahyu Dorothea (1999), Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi Offset

Arikunto. (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bryman, Allan, (2004). Qualitative research on leadership: A critical but appreciative review The Leadership Quarterly 15 (2004) 729–769

Chan, Sam M. ( 2007). Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hallinger, Philip, et.al. (1993). Cognitive Perspective on Educational Leadership. New York: Teacher College Press.

International Organization for Standardization (2000a) ISO 9001: 2000 (E): Quality Management Systems - Requirements 3rd ed., Author , Geneva, Switzerland

Dharma, Surya (2004), Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori dan Penerapannya: Program Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Program Pasca sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(47)

Fullan. G, Michael (1991), The New Meaning of Educational Change : New York: Teacher College Press.

Gaspersz, Vincent, (2003), ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gaspersz, Vincent, (2003), Total Quality Management, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Genesca, G.E.; Grifell, T. E. (1992). "Profits and Total Factor Productivity: A Comparative Analysis". Omega. The International Journal of Management Science Vol. 20 (No. 5/6): 553–568. doi:10.1016/0305-0483(92)90002-O

George Preetham (2008), Significance of Leadership in Productivity Management. Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2008 Vol II IMECS 2008, Hong Kong

Hadari Nawawi, (1992). Kepemimpinan yang Efektif : Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Hemmerling Jerry, (2007). Productivity Leadership: at

http://www.obweb.org/publications

James & Sally. Research In Education. (Terjemahan): New York & London: Longman.

Kartini Kartono, (1993), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: CV Rajawali.

(48)

3 (2): 157–168. doi:10.1016/0305-0483(75)90115-2.

Loggerenberg van, B.; Cucchiaro, S. (1982). "Productivity Measurement and the Bottom Line". National Productivity Review Vol. 1 (No. 1): 87–99.

doi:10.1002/npr.4040010111

Mahmudi (2007), Manajemen Kinerja Sektor Publik: Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Moelyono, Mauled (1993), Penerapan Produktivitas dalam Organisasi: Jakarta: Bumi Aksara

Moekijat (1987), Produktivitas: Bandung: Bumi Aksara

Pidarta, Made (………….). Landasan Kependidikan : Jakarta: Rineka Cipta.

Poksinska Bozena & J.Dahlgaard, Jens (………), ISO 9001:2000 - The emperor’s new clothes?: An International Journal of Quality Management, European Quality. Volume 10 Number 3. P.43

Prawirosentono, Suyadi (2007) Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abod 21: Jakarta: Bumi Aksara.

Razik, Swanson, (1995), Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management: New Jersey: Prentice Hall.

Riduwan (2007), Belajar Mudah Penelitian untuk guru, karyawan dan Peneliti Pemula: Bandung: Alfabeta

(49)

Sagala, Syaiful (2006), Administrasi Pendidikan Kontemporer: Bandung: Alfabeta

Sallis, Edward (1993), Total Quality Management in Education: London: Guildford and King`s Lynn.

Siagian, S.P.(2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Siagian, S.P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Sinungan, Muchdarsyah (2003), Produktivitas Apa dan Bagaimana: Jakarta: Bumi Aksara

Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju

Silalahi, Ulber (2006), Metode penelitian Sosial: Bandung: Unpar Press.

Sopiah (2008), Perilaku Organisasional: Yogyakarta: Andi Offset.

Stone. G & Dechant. D (2006),An Explanation of ISO Registration: What Does it Give Your Pipeline Project?: ASCE Research Library.

Suardi, Rudi (2003) Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000: Jakarta: Teruna Grafica

Sugiyono (2006), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D: Bandung: Alfabeta.

(50)

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D: Bandung: Alfabeta

Sugiyono (2007). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Remaja Rosda Karya

Sururi (2005). Belajar SPSS for Windows untuk Mengolah Data

Penelitian: Bandung : Laboratorium Jurusan Administrasi

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Susilawati, Connie (2005). Harapan dan Realita Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dalam Penerapannya di Perusahaan Kontraktor: dalam Jurnal Civil Engineering Dimension Vol.7 No.1, 30-35.

Supriyatna, Cucu (2005), Kontribusi Kepemimpinan Kepala Bagian Tata Usaha dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Suttermeister, Robert A.(1976), People and Productivity. New York, McGraw Hill.

Syaodih, Nana (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Bandung: Remaja Rosda Karya.

Thonhauser, Theresa (2008). Factors that relate to the time to ISO 9000 registration in education institutions: School Effectiveness and School Improvement, An Internasional Journal of Research Policy and Practice. Lesley University, Cambridge, MA, USA

Tim LPMP (2004) Rencana Strategik LPMP Jawa Barat 2004-2008

(51)

Tucker. L. Richard (1986). Management of Construction Productivity, J. Mgmt. in Engrg. Volume 2, Issue 3, pp. 148-156

Usman, Husaini (2008), Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan: Bandung: Bumi Aksara

Utang, Jaya (2005), Pengaruh Penerapan SMM ISO 9001:2000 dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Penyelenggaraan Diklat di

PPPG Pertanian Cianjur: Bandung: Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis SWOT kualitatif terhadap faktor internal dan eksternal untuk menganalisis kesiapan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam implementasiMasyarakat Eekonomi Asean (MEA)

Sistem komputerisasi diperlukan untuk membantu sistem pencetakan invoice agar pelayanan kepada klien dapat dilakukan dengan baik dan cepat. Dengan sistem yang

[r]

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien jampersal terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari lima dimensi servqual (reliability,

• Suatu garis tidak mungkin memiliki lebih dari dua kutub, karena, seperti yang terlihat, semua yang tegak lurus dengan garis tersebut untuk melewati garis tersebut

Efek terapeutik dari TENS yaitu dari perbaikan sirkulasi dan meta-bolisme, relaksasi otot, peningkatan kelen-turan capsulligament, spasme otot berkurang, efek sedatif,

Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya digunaka n

Indonesia yang Islami atau dengan kata lain Indonesia telah memilih untuk dirinya Agama Islam, tidak saja tercantum dalam Al-Quranul karim dan Sunnah Nabi yang tidak bisa ditipu