• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PAIKEM GEMBROT DALAM PEMBELAJARAN SENI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PAIKEM GEMBROT DALAM PEMBELAJARAN SENI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 CIREBON."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PAIKEM GEMBROT DALAM

PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XI

DI SMA NEGERI 2 CIREBON

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Membuat Skripsi Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

Yunita Dwi Jayanti 0901243

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PAIKEM GEMBROT DALAM

PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 CIREBON

Oleh Yunita Dwi Jayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Yunita Dwi Jayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

YUNITA DWI JAYANTI

0901243

IMPLEMENTASI MODEL PAIKEM GEMBROT PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 CIREBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Heny Rohayani, S.Sen.,M.Si.

NIP. 195901121985032001

Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd.

NIP. 197112062001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih,S.Sen.,M.Si

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

De ga i i saya e yataka bahwa skripsi de ga judul I ple e tasi Model Paike Gembrot Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebo ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya i i, atau ada kali dari pihak lai terhadap keaslia karya saya i i .

Bandung, November 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Implementasi Model PAIKEM GEMBROT Dalam Pembelajaran Seni Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa

Kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon”, memiliki permasalahan lemahnya hasil belajar siswa salah satunya karena siswa merasa bosan dalam pembelajaran seni tari, selain itu kurangnya minat siswa dalam berkreativitas, seharusnya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara guru kreatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni tari melalui penerapan model Paikem Gembrot? 2. Bagaimana hasil pembelajaran seni tari setelah menggunakan model Paikem Gembrot? Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan meningkatnya hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah, guru dalam menyampaikan materi seharusnya dapat menggunakan model PAIKEM GEMBROT yang merupakan tawaran bagi guru seni tari untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot dalam proses pembelajaran seni tari.

Penerapan model Paikem Gembrot pada pembelajaran seni tari, menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain yang digunakan one group pre test and post test. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas XI, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini siswa kelas XI.IPA.5 berjumlah 34 orang. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan tes.

(6)

ABSTRACT

The research entitled “The Implementation of PAIKEM GEMBROT

Model in Art Learning to Improve Students’ Study Result in Grade XI of SMA Negeri 2 Cirebon”, which investigates the weakness of students’ study result caused by students’ boredom in learning dance art, beside that, the lack of student’s interest to be creative is also one of the factors. The students’ study result should be improved by teacher’s creative ways in choosing learning model which appropriate with students’ characteristics. The research question are specifically formulated as following: 1) How is the learning implementation through applying Paikem Gembrot model?; 2) How is the result of dance art learning after use Paikem Gembrot model? The research aims to describe the improvement of students’ study result in dance art learning. According to the curriculum applied in school, teacher should be able to use Paikem Gembrot model in delivering the materials, which is dance art teacher’s option to improve students’ study result becomes more active, innovative, creative, effective, pleasant, happy, and meaningful in dance art learning process.

The applying of Paikem Gembrot model in dance art learning uses Quasi Experiment method with quantitative approach. One group pre test and post test are used as the design of research. The scope of research is XI grade in SMA Negeri 2 Cirebon, where as the sample of the research is 34 students of XI IPA 5. The data collecting is formulated by observation, interview, and test.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

Penelitian Terdahulu ……… 12

A. Konsep Pembelajaran ... 12

B. Kurikulum Pembelajaran ... 15

C. Model-Model Pembelajaran ... 17

D. Model PAIKEM GEMBROT ... 19

E. Pembelajaran Seni Tari ... 34

F. Pembelajaran Seni Tari Terikat dalam Model PAIKEM GEMBROT ... 35

G. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari ... 38

H. Asumsi ... 42

I. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 44

B. Metode dan Desain Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 48

D. Instrumen Penelitian ... 49

(8)

1. Observasi ... 66

2. Wawancara ... 66

3. Studi Dokumentasi ... 67

4. Studi Pustaka ... 67

5. Tes ... 68

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 68

G. Langkah-Langkah Penelitian ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

1. Deskripsi Lokasi Penelitian di SMA Negeri 2 Cirebon ……. 74

2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari Melalui Penerapan Model PAIKEM GEMBROT Untuk siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon ………..………… 77

3. Hasil Pembelajaran Seni Tari Setelah Menggunakan Model Paikem Gembrot Untuk Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon ……….. 93

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Simpulan ... 121

B. Implikasi ... 122

C. Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 125

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilaian Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Seni Tari ... 39 Tabel 2.2 Penilaian Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 40 Tabel 2.3 Penilaian Pembelajaran Kreatif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 40 Tabel 2.4 Penilaian Pembelajaran Efektif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 41 Tabel 2.5 Penilaian Pembelajaran Menyenangkan, Gembira, dan

Berbobot dalam Pembelajaran Seni Tari ... 41 Tabel 3.1 Profil Siswa Kelas XI.IPA5 SMA Negeri 2 Cirebon ... 45 Tabel 3.2 Penilaian Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 51 Tabel 3.3 Penilaian Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 55 Tabel 3.4 Penilaian Pembelajaran Kreatif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 57 Tabel 3.5 Penilaian Pembelajaran Efektif dalam Pembelajaran Seni Tari

... 60 Tabel 3.6 Penilaian pembelajaran Menyenangkan, Gembira, dan

Berbobot dalam Pembelajaran Seni Tari ... 63 Tabel 4.1 Profil Guru Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) Kelas XI

... 78 Tabel 4.2 Data Nilai Hasil Pre Test atau sebelum penerapan Pembelajaran

PAIKEM GEMBROT dalam Kategori Pembelajaran Aktif Seni Tari ... 79 Tabel 4.3 Data Nilai Hasil Pre Test atau sebelum penerapan Pembelajaran

PAIKEM GEMBROT dalam Kategori Pembelajaran Inovatif Seni Tari ... 81 Tabel 4.4 Data Nilai Hasil Pre Test atau sebelum penerapan Pembelajaran

PAIKEM GEMBROT dalam Kategori Pembelajaran Kreatif Seni Tari ... 83 Tabel 4.5 Data Nilai Hasil Pre Test atau sebelum penerapan Pembelajaran

PAIKEM GEMBROT dalam Kategori Pembelajaran Efektif Seni Tari ... 84 Tabel 4.6 Data Nilai Hasil Pre Test atau sebelum penerapan Pembelajaran

PAIKEM GEMBROT dalam Kategori Pembelajaran

Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot Seni Tari ... 86 Tabel 4.7 Penilaian Penerapan Model PAIKEM GEMBROT dalam

Kategori Pembelajaran Aktif Seni Tari ... 93 Tabel 4.8 Penilaian Penerapan Model PAIKEM GEMBROT dalam

Kategori Pembelajaran Inovatif Seni Tari ... 95 Tabel 4.9 Penilaian Penerapan Model PAIKEM GEMBROT dalam

(10)

Tabel 4.10 Penilaian Penerapan Model PAIKEM GEMBROT dalam

Kategori Pembelajaran Efektif Seni Tari ... 98 Tabel 4.11 Penilaian Penerapan Model PAIKEM GEMBROT dalam

Kategori Pembelajaran Menyenangkan, Gembira, dan

Berbobot Seni Tari ... 100 Tabel 4.12 Data Penilaian Hasil Pre Test Pertemuan 1 sampai

Pertemuan 3 ... 102 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test ... 105 Tabel 4.14 Perhitungan Data Mean Kelompok Pre Test ... 106 Tabel 4.15 Data Penilaian Hasil Post Test Pertemuan 4 sampai

Pertemuan 6... 107 Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Nilai Post Test ... 109 Tabel 4.17 Perhitungan Data mean Kelompok Post Test ... 110 Tabel 4.18 Hasil Presentase Pre Test dan Post Test Penilaian Penerapan

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Model Eksperimen One group pre test - post test ... 47 Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pre Test Penerapan Model

PAIKEM GEMBROT... 89 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Pre Test Dilihat dari Penerapan

Model PAIKEM GEMBROT ... 115 Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Post Test Dilihat dari Penerapan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran A a. Profil Sekolah b. Silabus

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Lampiran B

a. Pedoman Wawancara dengan Guru b. Hasil Wawancara dengan Guru c. Pedoman Wawancara dengan Siswa d. Hasil Wawancara dengan Siswa

3. Lampiran C

a. Foto Hasil Penelitian

4. Lampiran D

a. Surat SK Skripsi

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara (Sisdiknas 2003). Pendidikan sangatlah penting bagi masa depan

para generasi bangsa untuk menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan

negara. Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi bisa juga kita

temukan diluar sekolah, seperti di masyarakat dan di rumah.

Pelaksanaan pendidikan ditunjang oleh para guru yang kreatif,

profesional dan menyenangkan untuk memajukan hasil belajar peserta didik

di sekolah. Menurut Mulyasa (2009: 35) minat, bakat, kemampuan, dan

potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang

secara optimal tanpa bantuan guru. Di sekolah guru sebagai fasilitator dan

motivator untuk proses pembelajaran dan siswa salah satu objek atau subjek

untuk mendapatkan pelayanan dalam proses pendidikan. Guru yang

profesional harus memahami karakteristik peserta didiknya secara individu,

sehingga dapat mengerti keadaan peserta didiknya. Selain itu, guru yang

profesional dalam pembelajaran di sekolah dapat memilih model-model

pembelajaran yang ada disesuaikan dengan materi yang disampaikan dan

keadaan kelas yang ada Pembelajaran menurut Filsafat Pendidikan Nasional

(Pancasila) (dalam Hernawan.,dkk, 2009: 175) adalah interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Belajar merupakan aktivitas yang disengaja yang dilakukan oleh

individu untuk mampu melakukan sesuatu dan siswa yang tidak bisa menjadi

bisa, tidak terampil menjadi terampil dan tidak tahu menjadi tahu. Dalam

(14)

pembelajaran yang telah ada untuk diterapkan kepada siswa sesuai dengan

kebutuhan materi yang akan disampaikan.

Menurut Bruce Joyce (dalam Hernawan.,dkk, 2009: 180) menyatakan:

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka didalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk material-material pembelajaran – termasuk buku-buku, film-film, pita kaset, dan program media komputer, dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang). Setiap model membimbing kita ketika kita merancang pembelajaran untuk membantu para siswa mecapai berbagai tujuan.

Dewasa ini model-model pembelajaran sangat bervariasi yang bisa

diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, guru bisa menyesuaikan model

yang pantas untuk merancang pembelajaran yang akan disampaikan kepada

siswanya agar mencapai keberhasilan belajar siswa disekolah. Pembelajaran

seni tari seharusnya pembelajaran yang aktif, dimaksudkan siswa aktif dalam

proses belajar mengajar mengembangkan kreativitas dengan eksplorasi gerak

tari. Selain aktif, dalam pembelajaran juga harus terdapat pembelajaran yang

inovatif, guru memberikan inovasi baru dalam proses pembelajaran sehingga

siswa mampu berkembang nilai kognitifnya. Selain itu dalam pembelajaran

seni tari, siswa diharuskan kreatif dalam proses belajar mengajar karena

pembelajaran seni tari menggambarkan gerak tari yang indah dan bermakna.

Ahmadi mengemukaan (2011: 3) Pembelajaran kreatif adalah

kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan

melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Pembelajaran efektif juga diperlukan

dalam pembelajaran seni tari guru harus mampu mengefektifkan waktu dalam

penyampaian materi. Dalam belajar mengajar guru harus bisa membawa

siswa dalam pembelajaran yang menyenangkan, karena jika siswa

menyenangi pelajaran tersebut maka guru akan mudah menyampaikan materi.

Selain menyenangkan dalam pembelajaran seni tari siswa gembira mengikutri

pembelajaran seni tari, karena guru juga harus menyampaikan materi yang

berbobot sesuai dengan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran sehingga

(15)

Dalam pembelajaran seni tari di sekolah khususnya pada siswa tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) model pembelajaran yang digunakan

menggambarkan siswa yang aktif, imajinatif, dan kreatif. Karakteristik siswa

tingkat SMA tergolong kedalam masa remaja (usia 15-20 tahun) masa remaja

siswa yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak

baik membentuk identitasnya dan perkembangan kognitifnya luas sesuai

dengan pemikirannya. Menurut Desmita (2009: 107) secara umum

karakteristik pemikiran remaja pada tahap operasional formal ini adalah

diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis,

dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Kenyataan di lapangan dalam pembelajaran seni tari di sekolah siswa

cenderung pasif dalam menerima pembelajaran karena faktor-faktor yang

kurang mendukung proses pembelajaran, salah satunya karena latar belakang

pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya sehingga guru kurang

kreatif memilih model pembelajaran untuk merancang pembelajaran seni tari.

Akibatnya hasil belajar siswa menurun pada pemnbelajaran seni tari karena

kurangnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses

belajar guru mengajarkan kepada siswa hanya dengan guru memerintahkan

kepada siswa untuk mengikuti setiap gerak tari yang diajarkan atau

berceramah dalam menyampaikan materi seni tari kepada siswa sehingga

siswa cepat bosan dalam pembelajaran dikelas. Selain itu pembelajaran seni

tari kurang disenangi oleh siswa karena kurangnya interaksi antara guru

dengan siswa sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

Siswa yang pasif tidak menghasilkan hasil belajar yang baik. Dalam

menentukan hasil belajar menurut Hermawan.,dkk (2009: 118)

diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu: Kognitif, Afektif, dan

Psikomotik. Ketiga domain tersebut saling berkaitan untuk menentukan hasil

belajar siswa.

Peranan guru sangat penting dalam proses pembelajaran agar siswa

mencapai keberhasilan dalam pembelajaran disekolah. Menurut Mulyasa

(16)

semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Guru yang profesional guru

yang dapat menyesuaikan keadaan kelas bagaimana dan menempatkan model

pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan materi dengan baik kepada

peserta didik. Jika guru tepat memilih model pembelajaran dalam bidang seni

tari dan mampu menerapkan kepada siswanya maka dapat tercapai hasil

belajar siswa yang baik.

Menurut hemat peneliti salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran seni tari adalah model PAIKEM GEMBROT

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan

Berbobot) yang berasal dari Program Managing Basic Education atau (MBE),

yang bertujuan meningkatkan mutu dan efesiensi pengelolaan pendidikan

dasar dalam rangka desentralisasi pemerintahan. Dalam proses belajar

menggunakan model pembelajaran ini guru dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa dengan mengembangkan kreatifitas siswa dalam belajar,

khususnya dalam mata pelajaran seni tari. Model Paikem Gembrot adalah

program pemerintah untuk memajukan mutu pembelajaran di sekolah.

Dalam model Paikem Gembrot menurut Ahmadi (2011: 22)

menyatakan :

Pertama, PAIKEM GEMBROT lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Kedua, PAIKEM GEMBROT lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu.

Sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah saat ini adalah

kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang didalamnya

dirancang dengan kebijakan sekolah bagaimana pengajaran disekolah

masing-masing disesuaikan dengan tim kurikulum sekolah dengan baik. Dalam

Model Paikem Gembrot menekankan siswa diharuskan aktif dalam proses

pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan

terlatih untuk belajar mandiri menememukan berbagai pengetahuan yang

(17)

sebagai fasilator dan motivator. Disini guru dan siswa saling berhubungan

siswa yang aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran didukung guru

yang menyenangkan, efektif dan berbobot dalam proses belajar mengajar di

kelas. Siswa dalam pembelajaran seni tari aktif untuk berkreativitas dimana

guru memberikan dan menyampaikan materi pelajaran yang menarik dengan

konsep belajarnya dan disukai oleh siswa sehingga mencapai hasil belajar

yang diinginkan. Guru dapat mengefektifkan waktu dalam pembelajaran

secara maksimal dalam menyampaikan materi. Guru di kelas bisa membawa

siswa senang dalam mata pelajaran seni tari materi yang sesuai dan berbobot

yang diajarkan sehingga siswa tidak bosan di kelas dalam menerima

pelajaran.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul skripsi, yaitu “Implementasi Model PAIKEM GEMBROT Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui

perkembangan siswa belajar seni tari melalui penerapan model Paikem

gembrot yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Adapun

masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni tari melalui penerapan model

Paikem Gembrot untuk siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cirebon ?

2. Bagaimana hasil pembelajaran seni tari dengan menggunakan model

(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Mendeskripsikan proses penerapan model Paikem Gembrot dalam

pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Cirebon.

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran seni tari setelah menggunakan

model Paikem Gembrot untuk siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cirebon.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Guru

a. Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk memilih model pembelajaran

PAIKEM GEMBROT dalam pembelajaran seni tari yang akan

dilaksanakan selanjutnya.

b. Sebagai bahan evaluasi mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran

seni tari yang telah dilakukan.

c. Memotivasi guru agar dapat aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam

melaksanakan pembelajaran tari di sekolah.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru

pengajar seni budaya, khususnya bidang seni tari agar pengajaran di kelas

lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan menerima materi dalam

pembelajaran, melainkan meyenangkan mengikuti pelajaran seni tari.

2. Bagi Siswa

a. Siswa dapat meningkatkan daya kreativitas dan imajinasinya melalui

gerak tari dalam pembelajaran seni tari.

b. Siswa dapat bereksplorasi dengan aktif dan mengembangkan

gerakan-gerakan sehingga tercipta sebagai suatu tarian.

c. Siswa dapat menyukai pembelajaran seni tari sehingga meningkatkan

(19)

3. Bagi Peneliti

a. Dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman, mengenai

pembelajaran seni tari yang dilakukan melalui model PAIKEM

GEMBROT untuk meningkatkan hasil belajar.

b. Dapat pembelajaran mengenai pembelajaran seni tari di sekolah yang

kreatif, aktif, dan menyenangkan bagi peneliti.

c. Untuk pengetahuan dan memperdalam bidang yang sedang penulis

geluti.

4. Bagi Lembaga

a. Menjadi bahan observasi dan reverensi bagi mahasiswa yang

membutuhkan pengetahuan tentang cara mengajar seni tari untuk siswa

dengan pembelajaran yang tidak membosankan.

b. Sebagai stimulus bagi mahasiswa untuk mengembangkan atau

menemukan cara yang lebih baik untuk digunakan dalam pembelajaran

seni tari.

c. Menambah keragaman dan pengetahuan mendalam bidang seni tari

khususnya melalui model PAIKEM GEMBROT dalam meningkatkan

hasil belajar siswa disekolah.

E. Struktur Organisasi Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagian ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah

tersebut diteliti, pentingnya masalah itu diteliti dan pendekatan untuk

mengatasi masalah tersebut baik dari sisi teoretis maupun praktis. Latar

belakang masalah dalam penelitian ini menurunnya hasil belajar siswa

pada pembelajaran seni tari salah satunya guru kurang kreatif memilioh

model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi, model

(20)

guru seni budaya,khususnya seni tari untuk meningkatkan hasil belajar

siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya setelah

didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang

diteliti, dan kaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Rumusan

masalah dalam penelitian ini bagaimana penerapan model Paikem

Gembrot dan hasil dari penerapan model Paikem Gembrot dalam

pembelajaran seni tari.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian

selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten

dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitian.

Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan penerapan model Paikem

Gembrot dan hasil dari penerapan model Paikem Gembrot pada

pembelajaran seni tari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bermanfaat untuk siswa, guru, peneliti, dan

lembaga.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab

dalam skripsi, mulai Bab I hingga Bab terakhir.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Kajian pustaka

ditunjukkan dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian

dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan

teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis (bagi

penelitian yang memerlukan hipotesis).

A. Konsep Pembelajaran

(21)

C. Model-Model Pembelajaran

D. Model PAIKEM GEMBROT

E. Pembelajaran Seni Tari

F. Pembelajaran Seni Tari Terikat dalam Model PAIKEM GEMBROT

G. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari

H. Asumsi

I. Hipotesis

BAB III

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk

beberapa komponen berikut :

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

C. Definisi Operasional

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

2. Wawancara

3. Studi Dokumentasi

4. Studi Pustaka

5. Tes

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

G. Langkah-Langkah Penelitian

1. Pra Pelaksanaan Penelitian

a. Survey

b. Mengajukan Judul dan Topik Penelitian

c. Penyusunan Proposal

d. Pelaksanaan Sidang Proposal

e. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: a.

Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan b.

Pembahasan atau analisis temuan.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian di SMA Negeri 2 Cirebon

2. Pelaksanaan pembelajaran seni tari melalui penerapan model Paikem

Gembrot untuk siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cirebon

3. Hasil pembelajaran seni tari setelah menggunakan model Paikem

Gembrot untuk siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V

Bab kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti

terhadap hasil analisis temuan penelitian.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini menyimpulkan mulai dari proses penerapan

model Paikem Gembrot sampai dengan hasil dari penerapan model

Paikem Gembrot pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI.IPA5 di SMA Negeri 2 Cirebon.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini untuk lembaga, sekolah, guru, dan siswa.

C. Saran

Saran dari penelitian ini untuk lebih meningkatkan pembelajaran seni tari

di SMA Negeri 2 Cirebon, diharapkan pihak-pihak yang terkait yaitu

sekolah mau ikut berpartisipasi, apalagi dengan didorong fasilitas sekolah

yang sudah baik dalam meningkatkan kualitas guru, dengan mengadakan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen

resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya CD,

video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan

karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam

uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka dari penelitian

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 2

Cirebon, yang beralamat di Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 1, Kota

Cirebon. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena sekolah ini merupakan

salah satu sekolah favorit di kota Cirebon, yang memiliki Akreditasi bagus

yaitu A, sehingga peneliti akan mudah mengimplementasikan model

PAIKEM GEMBROT dalam pembelajaran seni tari karena para siswa

yang berprestasi dan ditunjang juga oleh guru-guru yang profesional.

2. Populasi Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 14) populasi adalah keseluruhan atau

himpunan objek dengan ciri yang sama, populasi dapat terdiri dari orang,

benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri yang sama.

Dalam penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Cirebon dengan jumlah 374 siswa terdiri dari 9 kelas

IPA dan 2 kelas IPS. Alasan peneliti memilih populasi kelas XI karena

pembelajaran seni tari terdapat dalam salah satu mata pelajaran seni

budaya dan cocok dalam menggunakan model PAIKEM GEMBROT

untuk proses pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian dan

kelas XI sudah mengetahui pembelajaran seni tari di kelas sebelumnya

sehingga peneliti mudah dalam memperoleh data sehingga data yang

diperoleh lebih akurat.

3. Sampel Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 14) sampel adalah sebagian dari populasi

yang dijadikan objek penelitian. Sampel dalam penelitian ini dilakukan

secara sample random adalah proses pemilihan sample sedemikian rupa

sehingga semua orang dalam populasi mempunyai kesempatan dan

kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sample (Darmadi, 2011: 47).

(25)

SMA Negeri 2 Cirebon yang berjumlah 34 terdiri dari 14 siswa laki-laki

dan 20 siswa perempuan. Peneliti mengambil sampel kelas XI.IPA5

karena siswa-siswa yang aktif dan komunikatif dalam pembelajaran seni

tari ini dengan pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar

siswa kelas XI.IPA5 dalam pembelajaran seni tari.

Tabel 3.1

Profil Siswa Kelas XI.IPA5 SMA Negeri 2 Cirebon

Sampel Penelitian

No. No. Induk Nama L/P

1. 1213.10.066 Ahmad Yanto L

2. 1213.10.168 Anik Niayah P

3. 1213.10.236 Attabi Muhammad M L

4. 1213.10.237 Aufa Satria Nugroho W L

5. 1213.10.103 Cahya Paras Wati P

6. 1213.10.203 Corinna Alvera P

7. 1213.10.038 Dewi Ganda Krisma Wati P

8. 1213.10.104 Dhea Amanda Putri P

9. 1213.10.302 Dwista Astia Andriani P

10. 1213.10.205 Dwita Nurfatin P

11. 1213.10.207 Edward Bastian Halomoan M L

12. 1213.10.172 Fadhillah Faza P

13 1213.10.274 Farah Diba Zilansyaidah P

14. 1213.10.013 Farhan Assyifa L

15. 1213.10.277 Felitta Candini P

16. 1213.10.015 Fiki Adwantika L

17. 1213.10.076 Gasha Idhar Yamanda L

18. 1213.10.176 Gita Jofisiana Hadi P

(26)

20. 1213.10.248 Irfanda Mahardhika Hidayat K L

21. 1213.10.339 Irvan Fatarwin Lubis L

22. 1213.10.341 Iswa Rossariza P

23. 1213.10.086 Mitha Masrati Widodo P

24. 1213.10.349 Moch Rizki Firdaus L

25. 1213.10.348 Muhammad Firdaus L

26. 1213.10.185 Muhammad Ryan Fauzi L

27. 1213.10.117 Mutiara Khaerun Nisa P

28. 1213.10.090 Natasya Annisa Putri R P

29. 1213.10.318 Nila Melati Karimah P

30. 1213.10.320 Oetika Rilkiyanti P

31. 1213.10.155 Raynaldi Bayuninda L

32. 1213.10.191 Rosa Wahyu Ismawati P

33. 1213.10.193 Sephan Nasyah L

34. 1213.10.095 Wida Fitriyah P

L : Laki-laki 14

P : Perempuan 20

Jumlah 34

B. Metode dan Desain Penelitian

Dalam sebuah penelitian memerlukan metode untuk memecahkan

permasalahan yang muncul dalam penelitian yang dilakukan. Metode dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen karena dapat mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari melalui model

PAIKEM GEMBROT. Menurut Darmadi (2011: 175) penelitian eksperimen

adalah satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji

hipotesis hubungan sebab-akibat. Pada penelitian eksperimen, kegiatan atau

sifat yang dipercaya membuat suatu perbedaan adalah penyebab atau

pelayananatau tindakan (treatment), dan lebih umumnya sebagai variabel

(27)

yang ada termasuk variabel bebas atau independent variabel dan variabel

terikat dependent variabel, sudah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak

awal penelitian (Darmadi, 2011: 175).

Menurut Darmadi (2011: 181) mengenai model desain penelitian

yang jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra

eksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment). Metode

eksperimen menggunakan kelas pembanding untuk mengetahui perbedaan

hasil penelitian yang diperoleh dari kelompok sampel yang diteliti secara

signifikan. Sedangkan pada penelitian eksperimen semu, tidak digunakan

kelas pembanding atau kelas kontol.

Pada penelitian ini akan digunakan metode eksperimen semu (quasi

experiment), dimana peneliti tidak menggunakan kelas pembanding dengan

desain one group pre test and post test. Metode ini digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Cirebon dengan

menggunakan model PAIKEM GEMBROT. Melalui model ini peneliti

memberikan treatment (perlakuan) dalam pembelajaran seni tari yang

dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah one-Group

pretest-posttest Design, yakni penelitian yang dilakukan pada satu kelompok saja

tanpa kelompok pembanding. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1

Model Eksperimen

One group pre test-post test

Keterangan :

O1 : Nilai pretest (test awal)

(28)

X : Eksperimen(treatment) pembelajaran seni tari melalui penerapan

model PAIKEM GEMBROT

O2 : Nilai posttest (test akhir)

Pada materi test awal peneliti meminta respon siswa agar bergerak

sesuai dengan kemampuan siswa dan imajinasi siswa dengan tidak dibatasi

ruang gerak hanya berupa pengalaman siswa terhadap pembelajaran seni tari.

Tujuan melakukan test awal untuk mengukur sejauh mana siswa mampu

bergerak aktif, kreatif, dan mau merespon kegiatan pembelajaran seni tari

dengan baik. Selanjutnya, perlakuan eksperimen dengan diterapkannya pada

pembelajaran seni tari dengan pembelajaran tari kreasi dengan rangsang audio

visual tari kreasi melayu melalui model PAIKEM GEMBROT untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hasil

penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih

sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2011: 7)

metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk

penelitian. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

C. Definisi Operasional

Dalam penulisan penelitian ini, terdapat beberapa istilah pada judul

penelitian. Dalam hal ini peneliti memberi batasan pengertian sebagai berikut:

Model PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif

Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot) merupakan program

Managing Basic Education atau (MBE), yang bertujuan meningkatkan mutu

dan efisiensi pengelolaan pendidikan dasar dalam rangka desentralisasi

pemerintahan. Paikem Gembrot, merupakan program yang diharapkan

(29)

Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru

atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Kegiatan

pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang

mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan

melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan

tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan

pola-pola pembelajaran yg bervariasi. (Hernawan,dkk 2009: 120)

Pembelajaran seni tari disini dimaksud pembelajaran yang

berorientasi pada ekspresi gerak ritmis dan kreasi sesuai dengan imajinasi dan

kemampuan siswa dalam mengekplorasi gerak tari. Dalam pembelajaran seni

tari siswa diarahkan dapat mengembangkan kreativitasnya dengan membuat

suatu tarian berkelompok dengan tari kreasi menggunakan musik pengiring

lagu nusantara untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap pembelajaran

seni tari.

Definisi operasional dari judul penelitian ini adalah suatu konsep

pembelajaran seni tari yang menggunakan model PAIKEM GEMBROT

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan

Berbobot) dimana guru harus bisa menggunakan model pembelajaran ini

dengan baik sehingga guru dapat mengetahui hasil belajar yang dimiliki oleh

siswa setelah mengikuti prosaes belajar dalam pembelajaran seni tari.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat, mengamati kejadian atau

peristiwa yang terjadi selama penelitian berlangasung. Pedoman observasi

dilakukan pada saat pra penelitian dan penelitian berlangsung. Dalam pra

penelitian pedoman observasi digunakan untuk mengetahui sejauh masa

proses pembelajaran di kelas berlangsung dan segala tingkah laku siswa,

serta segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran seperti:

(30)

pembelajaran, model pembelajaran, dan pembuatan RPP. Pedoman

observasi yang digunakan berupa catatan-catatan informasi berdasarkan

hasil pengamatan dan wawancara dengan guru bidang studi.

Pedoman observasi ini meliputi perkembangan siswa selama

mengikuti pembelajaran seni tari dilihat dari segi kognitif, afektif dan

psikomotor. Pedoman observasi yang digunakan berupa format penilaian

dan catatan-catatan informal berdasarkan hasil pengamatan (terlampir).

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan alat bantu pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapatkan informasi yang erat kaitannya dengan

objek penelitian. Pedoman wawancara berisi tentang daftar pertanyan

dalam proses pembelajaran seni tari, seperti metode pembelajaran,

kurikulum yang berlaku, materi pembelajaran, serta hasil belajar siswa

dalam pembelajaran seni tari di kelas.

Dalam penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru Seni

budaya dan keterampilan (SBK) mengenai proses pembelajaran seni tari

ketika berlangsungnya penelitian, peneliti menerima saran dan

masukannya dari guru SBK mengenai proses penelitiannya. Selain itu

peneliti juga mewawancarai siswa kelas XI.IPA5 dalam proses penelitian

berlangsung.(Pedoman wawancara terlampir)

3. Pedoman Tes

Dalam penelitian ini tes berupa tes pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dilakukan sebagai alat ukur yang diberikan kepada sampel

untuk mendapatkan jawaban baik secara lisan, tulisan dan

perbuatan/tindakan. Tes ini berfungsi untuk mengetahui dan mengukur

keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran seni tari. Untuk

kegiatannya dilakukan pretest (test awal) dan post test (tes akhir). Test

awal siswa diminta untuk menciptakan gerak tari sesuai dengan imajinasi

(31)

dengan kreativitas siswa. Kegiatan tes akhir siswa diminta berkelompok

menciptakan tarian dengan musik pengiring dari lagu nusantara, kostum

dan property disesuaikan dengan tema tariannya.

Dibawah ini akan dijelaskan tentang kriteria penilaiannya yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Penilaian Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Seni Tari

No. Indikator

Nama Siswa Keterangan

1 2 3.dst

O1 O2 O1 O2 O1 O2

1. Aktif dalam

berkreativitas membuat

tari kreasi

2. Aktif dalam proses

pembelajaran

(berdiskusi secara

berkelompok)

3. Aktif dalam

menciptakan tarian

kreasi secara

berkelompok

Rata-Rata

Keterangan: Nilai 61-100

Untuk memudahkan dalam menganalisis datanya, maka penilaian

terhadap aspek-aspek di atas dengan menggunakan nilai kuantitatif,

dengan kategori penilaian berdasarkan pada kriteria penilaian skala likert

60-100. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

(32)

http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert [10 September 2013]). Kategori

nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1. Skala 61-70 = Kurang

2. Skala 71-80 = Cukup

3. Skala 81-90 = Baik

4. Skala 91-100 = Sangat Baik

Penilaian/kategori siswa yang kurang dalam pembelajaran

aktif seni tari mendapatkan nilai 61-70 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa kurang siap dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Siswa cenderung pasif di kelas.

c. Siswa sama sekali tidak membawa perlengkapan sekolah seperti:

alat-alat tulis, buku catatan, dan buku panduan pembelajaran seni tari.

d. Kehadiran siswa dalam proses pembelajaran 50% banyaknya Absen,

2. a. Kemauan menerima materi, siswa kurang aktif dalam menangkap

materi seni tari sehingga banyaknya siswa yang malas dalam

menerima materi.

b. Siswa tidak pernah mencatat dan mengerjakan tugas individu

maupun berkelompok.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa kurang memperhatikan materi seni tari.

b. Pasif dalam menciptakan gerak tari sesuai dengan kelompoknya

lebih banyak berisik di saat kegiatan pembelajaran dan suka

mengobrol dengan teman-temannya disaat proses pembelajaran

berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang cukup dalam pembelajaran aktif

seni tari mendapatkan nilai 71-80 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa cukup siap dalam menerima dan

(33)

b. Dalam membawa perlengkapan sekolah ada beberapa alat sekolah

yang ketinggalan yaitu alat tulis dan buku panduan dalam

pembelajaran seni tari tetapi membawa buku catatan dan perlengkapan

pratek seni tari.

c. Kehadiran siswa maksimal 70%, Sakit dan izin kurang 5 kali

sedangkan Absen 2 kali.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa cukup aktif dalam menangkap

materi seni tari sehingga siswa cukup aktif dalam menerima materi.

b. Terkadang siswa malas menerima materi dan malas mengerjakan

tugas individu maupun berkelompok karena terkadang pasif dalam

pembelajaran seni tari.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa cukup memperhatikan materi seni tari.

b. Terkadang siswa itu pasif dalam menciptakan gerak tari sesuai

dengan kelompoknya suka mengobrol dengan teman-temannya disaat

proses pembelajaran berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran aktif

seni tari mendapatkan nilai 81-90 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa baik aktif dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Dalam membawa perlengkapan sekolah siswa selalu membawa

perlengkapan alat tulis, buku panduan pembelajaran seni tari, buku

catatan dan perlengkapan pratek seni tari.

c. Kehadiran siswa maksimal 80% , sakit dan izin kurang 3 kali

sedangkan Absen 1 kali.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa aktif dalam menangkap materi

seni tari sehingga siswa aktif dalam menerima materi dengan

(34)

b. Siswa mampu menerima materi dan mampu mengerjakan tugas

individu maupun berkelompok karena siswa mampu mengikuti

pembelajaran seni tari.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa baik dalam memperhatikan materi seni tari

b. Aktif mengembangkan kreativitasnya dalam menciptakan gerak

tari sesuai dengan kelompoknya, tetapi terkadang suka mengobrol

dengan teman-temannya disaat proses pembelajaran berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran aktif

seni tari mendapatkan nilai 91-100 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa sangat baik aktif dalam menerima

dan menangkap materi seni tari.

b. Dalam membawa perlengkapan sekolah siswa selalu membawa

perlengkapan alat tulis, buku panduan pembelajaran seni tari, buku

catatan dan perlengkapan pratek seni tari.

c. Kehadiran siswa sangat baik dan sangat lengkap yaitu maksimal

100% tidak ada Sakit, Izin dan Absen.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa sangat aktif dalam menangkap

materi seni tari sehingga siswa sangat aktif dalam menerima materi

dengan mengembangkan kreativitasnya.

b. Siswa mampu menerima materi dan mengerjakan tugas individu

maupun berkelompok karena siswa selalu mengikuti pembelajaran

seni tari.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa sangat baik dalam memperhatikan materi seni tari.

b. Sangat aktif mengembangkan kreativitasnya dalam menciptakan

gerak tari sesuai dengan kelompoknya, serius mengerjakan

(35)

Tabel 3.3

Penilaian Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Seni Tari

No. Indikator Nama Siswa Keterangan

1 2 3.dst

O1 O2 O1 O2 O1 O2

1. Mengembangkan suatu

tarian yang sudah ada

menjadi bentuk tarian

yang sesuai dengan

kreativitasnya.

2. Menciptakan inovasi

baru dalam membentuk

tarian kreasi sesuai

dengan tema yang ada

Rata-Rata

Keterangan : Nilai 61-100

Untuk memudahkan dalam menganalisis datanya, maka penilaian

terhadap aspek-aspek di atas dengan menggunakan nilai kuantitatif,

dengan kategori penilaian berdasarkan pada kriteria penilaian skala likert

60-100. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei (Wikipedia, 2013. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert [10 September 2013]). Kategori

nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1. Skala 61-70 = Kurang

2. Skala 71-80 = Cukup

3. Skala 81-90 = Baik

(36)

Penilaian/kategori siswa yang kurang dalam pembelajaran

inovatif seni tari mendapatkan nilai 61-70 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa kurang siap dalam menerima dan menangkap materi seni tari.

b. Siswa tidak mampu mengembangkan kreativitasnya pada saat

pembelajaran seni tari.

2. a. Siswa kurang inovatif dalam menciptakan gerak tari dalam

berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Kebanyakan siswa tersebut pasif pada saat pembelajaran

berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang cukup dalam pembelajaran

inovatif seni tari mendapatkan nilai 71-80 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa cukup siap dalam menerima dan menangkap materi seni tari.

b. Siswa cukup mampu mengembangkan kreativitasnya pada saat

pembelajaran di kelas.

2. a. Siswa cukup inovatif dalam menciptakan gerak tari dalam

berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Terkadang siswa tersebut pasif pada saat pembelajaran

berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran

inovatif seni tari mendapatkan nilai 81-90 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa baik, siap dalam menerima dan menangkap materi seni tari.

b. Siswa mampu mengembangkan kreativitasnya pada saat

pembelajaran di kelas.

2. a. Siswa mampu berinovatif dalam menciptakan gerak tari dalam

berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. terkadang siswa tidak serius dalam berdiskusi saat pembelajaran

(37)

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran

inovatif seni tari mendapatkan nilai 91-100 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa sangat baik, sangat siap dalam menerima dan menangkap

materi seni tari.

b. Siswa sangat mampu mengembangkan kreativitasnya pada saat

pembelajaran di kelas.

2. a. Siswa sangat mampu berinovatif dalam menciptakan gerak tari

dalam berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Siswa selalu serius berdiskusi pada saat pembelajaran

berlangsung.

Tabel 3.4

Penilaian Pembelajaran Kreatif dalam Pembelajaran Seni Tari

No. Indikator Nama Siswa Keterangan

1 2 3.dst

O1 O2 O1 O2 O1 O2

1. Siswa mampu kreatif

dalam membuat gerak

tari secara berkelompok

2. Siswa mampu

berkreativitas

membentuk tarian

berkelompok sesuai

dengan tema tarian

3. Siswa kreatif dalam

menciptakan tarian

kreasinya secara

berkelompok

Rata-Rata

(38)

Untuk memudahkan dalam menganalisis datanya, maka penilaian

terhadap aspek-aspek di atas dengan menggunakan nilai kuantitatif,

dengan kategori penilaian berdasarkan pada kriteria penilaian skala likert

60-100. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei (Wikipedia, 2013. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert [10 September 2013]). Kategori

nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1. Skala 61-70 = Kurang

2. Skala 71-80 = Cukup

3. Skala 81-90 = Baik

4. Skala 91-100 = Sangat Baik

Penilaian/kategori siswa yang kurang dalam pembelajaran

kreatif seni tari mendapatkan nilai 61-70 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa kurang siap dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Siswa cenderung diam tidak mampu berkreativitas dalam

pembelajaran seni tari di kelas sama sekali tidak ada kesiapan dalam

mengikuti proses pembelajaran.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa kurang kreatif dalam menangkap

materi seni tari sehingga banyaknya siswa yang malas dalam

menerima materi.

b. Tidak kreatif dalam membentuk tarian baik secara individu

maupun berkelompok.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa kurang memperhatikan materi seni tari.

b. Siswa kurang kreatif dalam menciptakan gerak tari sesuai dengan

kelompoknya lebih banyak diam atau mengobrol dengan

(39)

Penilaian/kategori siswa yang cukup dalam pembelajaran

kreatif seni tari mendapatkan nilai 71-80 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa cukup siap dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Siswa terkadang diam malas berkreativitas dalam pembelajaran

seni tari di kelas kadang tidak ada kesiapan dalam mengikuti proses

pembelajaran.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa cukup kreatif dalam menangkap

materi seni tari sehingga siswa terkadang malas dalam menerima

materi.

b. Siswa cukup kreatif dalam membentuk tarian baik secara individu

maupun berkelompok.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa cukup memperhatikan materi seni tari.

b. Siswa cukup kreatif dalam menciptakan gerak tari sesuai dengan

kelompoknya, tetapi terkadang malas atau mengobrol dengan

teman-temannya tidak konsentarsi disaat proses pembelajaran berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran kreatif

seni tari mendapatkan nilai 81-90 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa baik, siap dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Siswa kreatif mengembangkan berkreativitas dalam pembelajaran

seni tari.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa kreatif dalam menangkap materi

seni tari sehingga siswa antusias dan memahami dalam menerima

materi.

b. Siswa kreatif dalam membentuk tarian baik secara individu

maupun berkelompok.

3. a. Mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

(40)

b. Siswa Kreatif dalam menciptakan gerak tari sesuai dengan

kelompoknya, dalam diskusi serius disaat proses pembelajaran

berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran kreatif

seni tari mendapatkan nilai 91-100 apabila siswa tersebut :

1. a. Kesiapan menerima materi, siswa sangat baik, sangat siap dalam

menerima dan menangkap materi seni tari.

b. Siswa sangat kreatif mengembangkan berkreativitas dalam

pembelajaran seni tari.

2. a. Kemauan menerima materi, siswa sangat kreatif dalam menangkap

materi seni tari sehingga siswa sanagat antusias dan memahami dalam

menerima materi.

b. Siswa sangat kreatif dalam membentuk tarian baik secara individu

maupun berkelompok.

3. a. mengkhususkan perhatian terhadap materi pembelajaran seni tari,

siswa sangat baik memperhatikan materi seni tari.

b. Siswa sangat kreatif dalam menciptakan gerak tari sesuai dengan

kelompoknya, dalam diskusi sangat serius disaat proses pembelajaran

berlangsung.

Tabel 3.5

Penilaian Pembelajaran Efektif dalam Pembelajaran Seni Tari

No. Indikator Nama Siswa Keterangan

1 2 3.dst

O1 O2 O1 O2 O1 O2

1. Siswa mampu

mengefektifkan waktu

dalam proses

(41)

berlangsung

2. Siswa mampu efektif

dalam menciptakan

tarian kreasi secara

berkelompok

Rata-Rata

Keterangan : Nilai 61-100

Untuk memudahkan dalam menganalisis datanya, maka penilaian

terhadap aspek-aspek di atas dengan menggunakan nilai kuantitatif,

dengan kategori penilaian berdasarkan pada kriteria penilaian skala likert

60-100. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei (Wikipedia, 2013. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert [10 September 2013]). Kategori

nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1. Skala 61-70 = Kurang

2. Skala 71-80 = Cukup

3. Skala 81-90 = Baik

4. Skala 91-100 = Sangat Baik

Penilaian/kategori siswa yang kurang dalam pembelajaran

efektif seni tari mendapatkan nilai 61-70 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa kurang mengefektifkan waktu dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Siswa tidak mampu mengembangkan kreativitasnya pada saat

(42)

2. a. Siswa kurang mengefektifkan waktu dalam menciptakan gerak tari

dalam berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Kebanyakan siswa tersebut tidak serius atau mengobrol dengan

temannya pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang cukup dalam pembelajaran

efektif seni tari mendapatkan nilai 71-80 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa cukup bisa mengefektifkan waktu dalam menerima dan

menangkap materi seni tari.

b. Siswa terkadang malas mengembangkan kreativitasnya pada saat

pembelajaran berlangsung

2. a. Siswa cukup bisa mengefektifkan waktu dalam menciptakan gerak

tari dalam berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Terkadang siswa tersebut tidak serius atau mengobrol dengan

temannya pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran efektif

seni tari mendapatkan nilai 81-90 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa bisa mengefektifkan waktu dalam menerima dan menangkap

materi seni tari.

b. Siswa bisa mengembangkan kreativitasnya pada saat pembelajaran

berlangsung

2. a. Siswa bisa mengefektifkan waktu dalam menciptakan gerak tari

dalam berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Siswa tersebut serius, tetapi terkadang mengobrol dengan

temannya pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran efektif

seni tari mendapatkan nilai 91-100 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa sangat bisa mengefektifkan waktu dalam menerima dan

(43)

b. siswa sangat bisa, antusias mengembangkan kreativitasnya pada

saat pembelajaran berlangsung

2. a. Siswa sangat bisa mengefektifkan waktu dalam menciptakan gerak

tari dalam berkreativitas baik secara individu maupun berkelompok.

b. Siswa tersebut sangat serius pada saat pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.6

Penilaian Pembelajaran Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot dalam Pembelajaran Seni Tari

No. Indikator Nama Siswa Keterangan

1 2 3.dst

O1 O2 O1 O2 O1 O2

1. Siswa menyenangi proses

pembelajaran seni tari

2. Siswa senang dalam

berkreativitas menyusun

gerak tari kreasi secara

berkelompok

3. Siswa gembira dalam

menciptakan tarian kreasi

baik secara individu

maupun berkelompok

4. Siswa dapat

menyesuaikan dan

menselaraskan hasil

tariannya sesuai dengan

tema tarian tersebut

5. Siswa mampu

mempertunjukan hasil

(44)

berkelompok

Rata-Rata

Keterangan : Nilai 61-100

Untuk memudahkan dalam menganalisis datanya, maka penilaian

terhadap aspek-aspek di atas dengan menggunakan nilai kuantitatif,

dengan kategori penilaian berdasarkan pada kriteria penilaian skala likert

60-100. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei (Wikipedia, 2013. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert [10 September 2013]). Kategori

nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1. Skala 61-70 = Kurang

2. Skala 71-80 = Cukup

3. Skala 81-90 = Baik

4. Skala 91-100 = Sangat Baik

Penilaian/kategori siswa yang kurang dalam pembelajaran

menyenangkan, gembira, dan berbobot seni tari mendapatkan nilai

61-70 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa kurang menyenangi pembelajaran seni tari.

b. Siswa cenderung pasif malas dalam proses pembelajaran

berlangsung, terkadang siswa membolos pada saat pembelajaran seni

tari.

c. Siswa kurang senang dalam mengembangkan kreativitas membuat

gerak tarian secara individu maupun berkelompok.

d. Siswa kurang gembira menerima respon dari guru, tidak gembira

cenderung pasif dalam menciptakan tari kreatif secara individu

(45)

e. Siswa tidak dapat menyesuaikan dan menselaraskan hasil tariannya

tidak sesuai dengan tema tariannya, siswa terkadang diam dan tidak

memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

f. Siswa tidak siap mempertunjukan hasil tariannya secara

berkelompok.

Penilaian/kategori siswa yang cukup dalam pembelajaran

menyenangkan, gembira, dan berbobot seni tari mendapatkan nilai

71-80 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa cukup menyenangi pembelajaran seni tari, siswa cenderung

terkadang malas, pasif dalam proses pembelajaran berlangsung,

terkadang siswa membolos pada saat pembelajaran seni tari.

b. Siswa cukup senang dalam mengembangkan kreativitas membuat

gerak tarian secara individu maupun berkelompok.

c. Siswa cukup gembira menerima respon dari guru, terkadang tidak

gembira cenderung pasif dalam menciptakan tari kreatif secara

individu maupun berkelompok.

d. Siswa cukup bisa menyesuaikan dan menselaraskan hasil tariannya

sesuai dengan tema tariannya, tetapi siswa terkadang tidak

memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

e. Siswa cukup siap mempertunjukan hasil tariannya secara

berkelompok.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran

menyenangkan, gembira, dan berbobot seni tari mendapatkan nilai

81-90 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa menyenangi proses pembelajaran seni tari berlangsung.

b. Siswa senang dalam mengembangkan kreativitas membuat gerak

tarian secara individu maupun berkelompok.

c. Siswa gembira menerima respon dari guru, gembira dalam

(46)

d. Siswa bisa menyesuaikan dan menselaraskan hasil tariannya sesuai

dengan tema tariannya, tetapi siswa terkadang tidak memperhatikan

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

e. Siswa siap mempertunjukan hasil tariannya secara berkelompok.

Penilaian/kategori siswa yang baik dalam pembelajaran

menyenangkan, gembira, dan berbobot seni tari mendapatkan nilai

91-100 apabila siswa tersebut :

1. a. Siswa sangat menyenangi proses pembelajaran seni tari

berlangsung.

b. Siswa sangat senang dalam mengembangkan kreativitas membuat

gerak tarian secara individu maupun berkelompok.

c. Siswa sangat gembira menerima respon dari guru, gembira dalam

menciptakan tari kreatif secara individu maupun berkelompok.

d. Siswa sangat bisa menyesuaikan dan menselaraskan hasil tariannya

sesuai dengan tema tariannya,siswa selalu memperhatikan pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

e. Siswa sangat siap mempertunjukan hasil tariannya secara

berkelompok.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapaun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah

dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan ( Sutrisno

Hadi dalam buku Sugiyono, 2011: 145).

Dalam penelitian ini melakukan observasi langsung untuk

(47)

seni tari dengan didokumentasikan berupa foto dan video agar dapat

mengetahui apakah sesuai dalam pencapaian hasil belajar siswa.

2. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan informasi. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui

komunikasi secara lisan (tanya jawab) terhadap narasumber yaitu kepala

sekolah dan pengajar seni budaya dan keterampilan serta siswa yang

mengikuti pembelajaran seni tari yang ada di sekolah.

a. Wawancara kepada kepala sekolah

Wawancara ini bertujuan untuk menanyakan mengenai

kurikulum disekolah, pembelajaran disekolah, serta karakteristik siswa

sebagai langkah awal pembelajaran seni tari pada penerapan model

PAIKEM GEMBROT untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Wawancara kepada guru seni budaya dan keterampilan

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan

pengaruh yang didapatkan dari pembelajaran sebelum dan sesudah

pemberian model PAIKEM GEMBROT untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

c. Wawancara kepada siswa

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM

GEMBROT untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari wawancara

ini dapat dilihat tingkat perkembangan hasil belajar siswa setelah

diberikan perlakuan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

(Sugiyono, 2011: 240). Dokumentasi dalam penelitian ini berbentuk

tulisan dan gambar. Dokumentasi mengkaji data-data yang sudah ada

berupa arsip mengenai keadaan sekolah dan siswa, kegiatan apa saja yang

telah dilakukan siswa dalam pembelajaran seni tari, hasil-hasil yang telah

Gambar

Tabel 4.10
Gambar 3.1 Gambar 4.1
Tabel 3.1 Profil Siswa Kelas XI.IPA5 SMA Negeri 2 Cirebon
Tabel 3.2 Penilaian Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Seni Tari
+5

Referensi

Dokumen terkait

penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kritik Tari Untuk Meningkatkan Pemahaman Multikultur Siswa Kelas XI SMA 7 Tangerang “.. Lisna

Penelitian ini dilatarbelakangi dari permasalahan di dalam kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Jatibarang Indramayu, dimana siswa memiliki sikap toleransi yang

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran seni rupa terapan dari bahan bekas pada siswa kelas XI SMA Negeri 4 Wajo, melalui beberapa tahapan, yaitu tahapan

Penelitian bertujuan untuk: (1) meningkatkan metakognitif siswa kelas XI SMA N 2 Boyolali melalui model pembelajaran learning cycle; (2) meningkatkan hasil

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Samarinda.

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TENTANG MATERI LINGKUNGAN HIDUP. DI KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI

Strategi pembelajaran Guided Note Taking dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 11 Palembang, dimana siswa

Dari hasil tes yang dilakukan di akhir siklus menunjukkan bahawa ketuntasan belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar dalam memahami materi fisika melalui